Disusun oleh :
KELAS F
2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak
nikmat sehingga kami dapat menyusun makalah dengan judul “PERADABAN
ISLAM PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN”. Sholawat serta salam tak
lupa tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah melepaskan kita
semua dari jeratan kebodohan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
Latar Belakang...............................................................................................................1
Rumusan Masalah..........................................................................................................1
Tujuan Masalah..............................................................................................................1
BAB 2................................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
Watak dan Prestasi Khulafaur Rasyidin.........................................................................2
Ekspansi Negara Islam...................................................................................................7
Peradaban Islam Masa Khulafaur Rasyidin..................................................................10
BAB III............................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
A. Kesimpulan..........................................................................................................15
B. Saran........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2
2. Watak dan Prestasi Khulafaur Rasyidin
a. Abu Bakar Ash-Shiddiq
1). Biografi singkat
Abu bakar lahir pada tahun 571 M dari sebuah keluarga terhormat
di mekah. Abu Bakar adalah gelar yang diberikan masyarakat muslim
padanya. Nama aslinya adalah Abdullah ibn Abi Quhafah. Nama sebelum
muslim adalah Abdul Ka’bah. Sejak kanak-kanak Abu bakar dikenal
sebagai pribadi yang jujur, tulus, kuat kemauan, pemberani, rendah hati,
pemaaf, penyayang, dan suka beramal, sehingga banyak masyarakat kota
mekah yang menghormatinya. Dalam hidup ia selalu berusaha berbuat
yang terbaik untuk menolong fakir miskin.
2). Perkembangan Islam pada masa khalifah abu bakar
a). Memberantas nabi palsu, gerakan kaum murtad, dan gerakan kaum
munafik yang menentang pembayaran zakat.
b). perkembangan social politik dan keagamaan
1. perbaikan sosial kemasyarakatan
2. pengumpulan ayat-ayat Al-Qur’an
3. perluasan dan penyebaran agama islam
2. Umar bin Khattab
a. Biograsi singkat
umar bin khattab lahir pada tahun 581 M dari salah satu keluarga
suku Quraisy. Ayahnya bernama Nufail bin Abdul Uzza Al-Quraisy
dan berasal dari suku Bani ‘Adi. Sedangkan ibunya bernama Hantamah
binti Hasyim bin Mughirah bin Abdillah.
Selagi muda, Umarbin Khattab dikenal sebagai seseorang pemuda
yang gagah perkasa, tegap dan pemberani. Hal itu diperoleh dari
pendidikan suku dan keluarganya. Ayahnya bukan termasuk orang yang
kaya, tetapi memiliki kepemimpinan yang kuat. Sehingga dikenal
sebagai pemimpin yang bijaksana, meskipun watak keluarganya sangat
keras dan tegas.
3
Umar bin Khattab terkenal dengan keberanian, ketegasan, dan
ketelitiannya. Sikap dan kepribadian ini terbawa tidak hanya pada
periode mekah tetapi juga pada periode madinah bahkan hingga ia
menjadi seorang khalifah. Pada periode Madinah, Umar bin Khattab
memainkan peran yang penting dalam proses penyebaran islam melalui
diplomasi maupun peperangan. Beliau dikenal di kalangan umat islam
bahkan dihadapan Nabi SAW sebagai seorang sahabat yang kritis.
b. perkembangan islam pada masa Khalifah Umar bin Khattab
1. Perkembangan dalam politik militer
a). Perluasan wilayah islam ke Syiria dan Palestin
b). peluasan wilayah islam ke Irak dan Persia
c). Perluasan Islam ke Mesir
2. Perkembangan dalam bidang Administrasi Pemerintah
a). Pembagian daerah kekuasaan
b). Membentuk Dewan (Baitul Mal dan dewan Angkatan perang)
c). Menetapkan tahun Hijriah sebagai tahun umat Islam
d). Membangun dan Merenovasi masjid
3. Utsman bin Affan
a. Biografi Singkat
Umar bin Affan dilahirkan pada tahun 573 M pada sebuah keluarga dari
suku Quraisy Bani Umayah. Nenek moyangnya bersatu dengan nasab Nabi
Muhammad SAW. Sebelum masuk islam ia dipanggil dengan sebutan Abu
Amr. Ia bergelar Dzunnurain, karena menikahi dua putri Nabi SAW.1
Sesungguhnya kepribadian Utsman bin Affan merupakan kepribadian
seorang pemimpin. Dia memiliki sifat-sifat penting antaralain, iman yang kuat
kepada Allah dan hari akhir, menguasai ilmu syara’, yakin kepada Allah,
cakap, jujur, berani, perwira, zuhud, suka pengorbanan, tawadhu, santun,
toleran, lemah lembut, sofat pemaaf, kerendahan hatinya, sifat mau dan iffah.2
1
Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang:PT Karya Toha Putra)hlm.81-96
2
Ali Muhammad As-Shalabi, Biografi Ustman bin Affan.,(Jakarta Timur. Pustaka Al-
Kautsar)hlm. 121-122
4
b. Prestasi Utsman bin Affan
1. Mengadili dan sekaligus menjadi wali ubaidillah bin Umar
2. Perluasan Wilayah
a). wilayah asia meliputi Thabaristan, sebrang sungai jihun, harah,
Kabul, Turkistan, dan Armenia
b). wilayah afrika meliputi barqah, Tripoli barat, dan nubah
c). wilayah eropa meliputi pulai Cyprus dan konstantinopel
3. Pembukuan Mushaf Al-Qur’an dengan Rasm Utsmani3
d. Ali bin Abi Thalib
a. biografi singkat
Ali Bin Abi Thalib adalah khalifah ke-Empat yang menjabat
sebagai khalifah setelah Usman Bin Affan.Ali memiliki ke istimewaan sendiri.
Yang pertama seorang kaya-raya tapi dermawan, dan lainnya, Áli, sederhana
tapi tegas dan kaya ilmu. Sebutan Nabi Muhammad Saw. Ali gerbang Ilmu,
bukti pengakuan Rasulullah atas penguasaan ilmu Ali.Tak heran bila Ali juga
di kenal ahli hukum dan mujtahid yang darinya selalu keluar pencerahan-
pencerahan ilmiah dan spiritualitas.Sebagai “mata air “hikmah banyak
mewariskan kepada umat islam akan kehidupan, baik dalam memenuhi hajat
profannya (material) maupun sakralnya (akhirat).
b. Prestasi Ali bin Abi Thalib
a. Membenahi dan menyusun arsip negara dengan tujuan untuk
mengamankan dan menyelamatkan dokumen-dokumen khalifah.
b. Membentuk kantor hajib (perbendaharaan)
c. Mendirikan kantor shahib al-Shurta (pasukan pengawal)
d. Mendirikan lembaga qadhi al-Mudhalim suatu unsur pengadilan yang
kedudukannya lebih tinggi dari qadhi (memutuskan hukum) atau muhtasib
(mengawasi hukum). Lembaga ini bertugas untuk menyelesaikan
perkaraperkara yang tidak dapat diputuskan oleh qadhi atau penyelesaian
perkara banding
B. Ekspansi Negara Islam
3
Imam subehi, Sejarah Kebudayaan Islam, ( semarang: PT Karya Toha Putra)hlm.104-107
5
Setelah menyelesaikan urusan perang dalam negeri, kemudian Abu Bakar
mengirim kekuatan ke luar Arabia. Khalid ibn Walid dikirim ke Iraq dan dapat
menguasai wilayah al-Hirah di tahun 634 M yang waktu itu di bawah kekuasaan
Imperium Persia. Sedangkan ke Palestina, Abu Bakar mengirimkan balatentara di
bawah pimpinan Amr bin al-Ash. Sementara ke Syam, sang khalifah mengirimkan
balatentara di bawah pimpinan tiga orang, yaitu Yazid bin Abi Sufyan, Abu
Ubaidah bin al-Jarrah, dan Syurahbil bin Hasanah. Karena mendapat perlawanan
sengit pasukan Romawi yang menguasai wilayah itu, pasukan Islam pun
kewalahan. Akhirnya untuk menambah kekuatan militer yang dipimpin ketiga
jenderal itu, Khalid bin Walid yang telah berhasil menaklukkan Irak diperintahkan
Abu Bakar untuk meninggalkan negara itu dan berangkat ke Syam. Setelah Khalid
bin Walid berhasil menaklukkan Syam, ia kemudian bersama Yazid bin Abi
Sufyan dan Syurahbil bin Hasanah berangkat menuju Palestina untuk membantu
Amr bin al-Ash dalam menghadapi pasukan Romawi. Kedua pasukan pun
akhirnya terlibat peperangan yang sengit di daerah Ajnadin.4
Setelah Abu Bakar wafat pada tahun 13 H karena sakit, ekspansi tetap dilanjutkan
oleh khalifah berikutnya, Umar bin Khattab. Pada era Umarlah gelombang
ekspansi pertama pun dimulai. Wilayah demi wilayah di luar jazirah dapat
ditaklukkan. Pada tahun 14 H, Abu Ubaidah bin al-Jarrah bersama Khalid bin
Walid dengan pasukan mereka berhasil menaklukkan kota Damaskus dari tangan
kekuasaan Bizantium. Selanjutnya, dengan menggunakan Suriah sebagai basis
pangkalan militer, ekspansi diteruskan ke Mesir di bawah pimpinan Amr bin al-
Ash. Sedangkan ke wilayah Irak, Umar bin Khattab mengutus Sa’ad bin Abi
Waqqash untuk menjadi gubernur di sana.
4
Salamah Muhammad al-harafi, sejarahdan peradaban islam, (Jakarta : pustaka al
kautsar,2016). Hlm 383
6
komandan perang Islam lantas menjadikan tempat perkemahannya yang terletak
di luar tembok Babilon sebagai ibukota dengan nama Al-Fustat.Di masa
gelombang ekspansi pertama ini, Al-Qadisiyah, sebuah kota yang terletak dekat
Al-Hirah di Irak, dapat dikuasai oleh imperium Islam pada tahun 15 H. Dari kota
itulah, ekspansi Islam berlanjut ke Al-Madain (Ctesiphon), ibukota Persia hingga
dapat dikuasai. Karena Al-Madain telah jatuh direbut pasukan Islam, Raja Sasan
Yazdagrid III akhirnya menyelamatkan diri ke sebelah Utara. Selanjutnya pada
tahun 20 H, kota Mosul yang notabene masih dalam wilayah Irak juga dapat
diduduki.
Kemudian ekspansi dilanjutkan pada masa Bani Umayyah. Pada masa Muawiyah
bin Abu Sufyan perluasan wilayah dimulai dengan menaklukan Tunisia,
kemudian ekspansi ke sebelah timur, dengan menguasai daerah Khurasan sampai
ke sungai Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul. Sedangkan angkatan lautnya
telah mulai melakukan serangan-serangan ke ibu kota Bizantium, Konstantinopel.
7
Sedangkan ekspansi ke timur ini kemudian terus dilanjutkan kembali pada masa
khalifah Abdul Malik bin Marwan. Abdul Malik bin Marwan mengirim tentara
menyeberangi sungai Oxus dan berhasil menundukkan Balkanabad, Bukhara,
Khawarizm, Ferghana dan Samarkand. Tentaranya bahkan sampai ke India dan
menguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Maltan.
8
daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arab, Irak,
sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan,
Turkmenistan, Uzbekistan, dan Kirgistan di Asia Tengah.5
5
Hugh kenned, Penaklukan muslim yang mengubah dunia,( Jakarta: PT Pustaka Alvabert)hlm.81-
213
9
a. Al-Khilâfât, Kepala negara. Dalam memilih kepala negara berlaku
sistem bai`ah. Pada masa kini mungkin sama dengan demokrasi.
b. Al-Wizârât, sama dengan Menteri pada zaman sekarang.
c. Al-Kitâbât, selevel Sekretaris Negara.
2. Administrasi Negara Sesuai dengan kebutuhan, Umar menyusun
administrasi negara menjadi:
a. Diwan-diwan (Departemen-departemen)
1) Diwan al-Jundî (Diwan al-Harbî) yaitu badan pertahanan
Negara. Suatu badan yang mengurusi tentara. Disusunlah angkatan
Bersenjata Khusus, Asrama, latihan militer, kepangkatan, gaji,
persenjataan, dan lain-lain. Mulai juga dibangun Angkatan laut oleh
Muawiyah gubernur Syam dan `Ala bin Hadhrami gubernur Bahrain.
2) Diwan al-Kharaj (Diwan al-Mâly) yaitu bait al-mâl yang
mengurusi keuangan negara, pemasukan dan pengeluaran anggaran
belanja negara.
3) Diwan al-Qudrat selevel Departemen Kehakiman. Umar
mengangkat hakimhakim khusus untuk wilayah dan menetapkan
persyaratannya.
b. Al-Imarah `Ala al-Buldan yaitu administrasi pemerintahan dalam
negeri.
1) Negara dibagi menjadi beberapa Propinsi yang dipimpin oleh
Gubernur (Amil).
2) Al-Barid yaitu Perhubungan dengan memakai Kuda Pos.
3) Al-Syurthah yaitu Polisi penjaga keamanan negara
4) Menyelenggarakan Hisbah, yang bertugas sebagai pengawas
Pasar, mengontrol timbangan dan takaran, menjaga tata tertib, kesusilaan,
dan sebagainya.
c. Mengembangkan Ilmu Pengetahuan. Kelanjutan dari meluasnya
kekuasaan Islam ada dua gerakan perpindahan manusia, dari Arab ke luar
daerah Arab dan orang ‘Ajam datang ke daerah Arab. Proses Asimilisai ini
membawa dampak positif dan negatif. Orang Ajam yang pernah mewarisi
10
kebudayaan lebih tinggi yang kemudian masuk Islam dan berbahasa
dengan bahasa Arab serta berkeyakinan dengan keimanan Islam,
mendorong Umar untuk memerintahkan membuat tata bahasa Arab dan
penafsiran Alquran agar mereka terhindar dari kesalahan dalam membaca
dan menafsirkan Alquran dan hadis. Untuk kepentingan mengajar di luar
Jazirah Arab, dikirim guru-guru yang terdiri dari para sahabat yang ahli
ilmu. Usaha tersebut tidak terlalu lama, karena Umar terbunuh oleh orang
yang sakit hati kepadanya. Namun Umar diakui oleh para sarjana Muslim
dan bukan Muslim bahwa ia adalah orang kedua sesudah Nabi yang paling
menentukan jalannya kebudayaan Islam. Selain yang telah disebutkan di
atas, secara umum kemajuan yang berhasil dicapai pada masa
Khulafaurrasyidin adalah:
1. Pembukuan Alquran Khalifah Usman berhasil menyusun Mushaf
standar untuk dijadikan pegangan bagi seluruh umat Islam, yang kemudian
dibagikan ke beberapa wilayah Islam untuk menghindari terjadinya
perbedaan dialek dalam membaca Alquran.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan klasik Islam dibagi
menjadi dua macam, yaitu ‘Ulum an-naqliyah, yang bersumber pada
Alquran atau dalil Naql (disebut juga `Ulum al-Syari`ah, dan `Ulûm al-
`Aqliyah( `ulum al-`ajam). Dalam periode Khulafaurrasyidin masih
didominasi oleh ilmu-ilmu naqliyah. Lahirnya ilmu Qira’at erat kaitannya
dengan membaca dan mempelajari Alquran. Pada masa ini, muncul ilmu
tafsir yang berguna untuk memahami ayat-ayat Alquran. Ilmu Hadis
belum dikenal pada masa ini, namun pengetahuan tentang hadis sudah
berkembang luas di kalangan umat Islam. Ilmu Nahwu berkembang di
Basrah dan Kufah, Ali ibn Abi Thalib adalah pembina dan penyusun
pertama dasar-dasar ilmu nahwu. Khat al-Qur’ân berkaitan erat dengan
penulisan dan penyebaran Alquran. Pada masa ini Alquran ditulis dengan
tulisan Kufi, sedangkan untuk surat menyurat ditulis dengan tulisan
naskhi. 36 Perkembangan ilmu Fiqh tidak dapat dilepaskan dari Alquran
11
dan hadis sebagai sumbernya. Karena itu, tidak heran jika ahli fiqh pada
umumnya ahli dalam Alquran dan hadis.
3. Perkembangan Sastra Pada masa ini, pengamat sastra pada umumnya
terbagi menjadi dua pendapat besar:
a. Sastra mengalami stagnasi karena perhatian lebih pada Alquran,
sehingga syair kurang berkembang.
b. Alquran sebagai sumber inspirasi untuk kegiatan sastra, karena
dalam berdakwah diperlukan bahasa yang indah. Prosa yang tertuang
dalam 2 bentuk, yaitu khithabah (bahasa pidato) dan kitabah (bahasa
korespondensi). Khithâbah menjadi alat paling efektif, namun sastra
kurang berkembang pada masa ini.
4. Perkembangan Arsitektur Arsitektur dalam Islam dimulai tumbuhnya
dari Mesjid. Beberapa masjid yang dibangun pada masa ini:
a. Masjid al-Haram. Masjid ini dibangun oleh Nabi Ibrahim, dan pada
masa Umar masjid ini diperluas dengan membeli rumah-rumah di
sekitarnya. Masjid dikelilingi dengan tembok batu bata setinggi 1,5
meter. Lalu pada masa Usman, masjid ini diperluas lagi.
b. Masjid Madinah (Nabawi). Masjid ini didirikan oleh rasulullah pada
saat pertama kali ke Madinah. Pada masa Umar masjid ini diperluas,
dan pada masa Usman diperluas lagi dan diperindah. Dindingnya
diganti dengan batu, dan dihiasi dengan ukiran-ukiran. Tiang-tiangnya
dibuat dari breton bertulang dan ditatah dengan ukiran, plafonnya dari
kayu pilihan. Unsur estetis mulai diperhatikan.
c. Masjid al-`Atiq. Masjid inilah yang pertama kali didirikan di Mesir
pada masa Umar. Terletak di utara Babylon, tidak bermihrab,
mempunyai tiga pintu, dilengkapi dengan tempat berteduh para musafir.
Setelah Mesir dan Iraq ditaklukkan, Khalifah Umar memerintahkan
membangun korta-kota baru. Di Irak dibangun kota Basrah dan Kufah,
di Mesir dibangun Kota Fustat. Kampung konsentrasi militer dibangun
di kota baru ini. Bangunanbangunan utama dari sebuah kota baru adalah
perumahan, masjid jami` serta mesjid-mesjid kecil lainnya; perkantoran
12
dibangun dekat masjid; dan bangunan sarana umum, seperti kamar
mandi umum, saluran, dan bak penampung air serta pasar. Bagian-
bagian kota dipisahkan oleh jalananjalanan dan lorong-lorong yang
ditata rapi. Materi bangunan masih sederhana, terdiri dari jerami, tanah
liat dan batu bata. Pada masa Usman, dibangun sebuah bendungan yang
besar untuk melindungi Madinah dari bahaya banjir dan mengatur
persediaan air untuk kota itu. Ia juga membangun jalan, jembatan,
rumah tamu di berbagai wilayah dan memperluas masjid Nabawi.6
6
Salamah Muhammad al-Harafi, Sejarah dan Peradaban Islam, (Jakarta: Pustaa Al—Kautsar,
2016), Hlm. 383.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Hugh kenned, Penaklukan muslim yang mengubah dunia,( Jakarta: PT Pustaka Alvabert)hlm.81-
213
Salamah Muhammad al-Harafi, Sejarah dan Peradaban Islam, (Jakarta: Pustaa Al—
Kautsar, 2016), Hlm. 383dcx
15