Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERADABAN ISLAM PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam

Dosen pengampu : Dr. Slamet Untung, M.ag

Disusun oleh :

1. Ni’matus Sholikhah (2119078)


2. Indah Rakhmawati (2119083)
3. Lasta Mursalah (2119086)
4. Nurul Khikmah (2119090)

KELAS F

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN

2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak
nikmat sehingga kami dapat menyusun makalah dengan judul “PERADABAN
ISLAM PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN”. Sholawat serta salam tak
lupa tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah melepaskan kita
semua dari jeratan kebodohan.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah


Pendidikan islam. beris tentang bagaimana sifat watak serta prestasi yang telah
diraih oleh masing – masing khalifah, mengenai perkembangan peradaban islam
yang begitu luar biasa cepatnya. Sehingga diharapkan para pembaca dapat
menerima manfaat dari makalah yang kami buat ini.

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Slamet


Untung M, Ag yang telah banyak membimbing kami dari pertemuan ke
pertemuan, serta teman teman satu kelompok yang telah ikut andil dalam
pembuatan makalah ini, sehinngga makalah ini dapat selesai dan siap untuk
diserahkan.

Wassalamualaikum wr. wb.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
Latar Belakang...............................................................................................................1
Rumusan Masalah..........................................................................................................1
Tujuan Masalah..............................................................................................................1
BAB 2................................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
Watak dan Prestasi Khulafaur Rasyidin.........................................................................2
Ekspansi Negara Islam...................................................................................................7
Peradaban Islam Masa Khulafaur Rasyidin..................................................................10
BAB III............................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
A. Kesimpulan..........................................................................................................15
B. Saran........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Khulafaur Rasyidin sebagai sahabat yang meneruskan perjuangan


nabi Muhammad saw kiranya pantas untuk dijadikan rujukan saat kita
akan melaksanakan sesuatu dimasa depan. Karena peristiwa yang terjadi
sungguh beragam. Dari mulai cara pengangkatan sebagai khalifah, system
pemerintahan, pengelola administrasi, hubungan social kemasyarakatan
dan lainnya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana watak dan Prestasi Khulafaur Rasyidin ?


2. Apa yang disebut Ekspansi Negara Islam ?
3. Bagaimana Peradaban Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin ?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui watak dan prestasi Khulafaur Rasyidin


2. Mengetahui Ekspansi Negara Islam.
3. Mengetahui peradaban islam pada masa Khulafaur Rasyidin.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Watak dan Prestasi Khulafaur Rasyidin

1. Pengertian Khulafaur Rasyidin


Secara harfiah kata khalifah berasal dari kata khalf yang berarti wakil,
pemgganti, dan penguasa. Kemudian muncul istilah khalifah yang dilihat dari
institusi politik islam berarti pemerintahan.
Menurut pandangan Ibnu Khaldun, khilafah merupakan tanggung
jawab umum yang sesuai dengan tujuan syara’ (hukum islam) yang bertujuan
untuk mewujudkan kemaslahatan dunia dan akhirat bagi umat. Pada
hakikatnya, khalifah merupakanpengganti fungsi pembuat syara’, yakni nabi
Muhammad SAW, dalam urusan agama dan urusan politik keduniaan.
Adapun kata Ar- Rasyidin secara harfiah berasal dari kata rasyada
yang artonya cerdas, jujur, amanah. Dari kata rasyada kemudian berubah
menjadi kata benda atau kata nama rasyid dan jamaknya rasyidun yang berarti
orang orang yang cerdas, jujur dan amanah. Dengan demikian secara sederhana
khulafaur rasyidin adalah para pemimpin yang menggantikan kedudukan
pimpinan sebelumnya dan menunjukkan sikap yang cerdas, jujur, dan amanah.
Selain itu khalifah dapat juga diartikan sebagai pemimpin yang diangkat
sesudah nabi Muhammd SAW wafat untuk melanjutkan tugas-tugas sebagai
pemimpin agama dan kepala pemerintahan.
Dalam sejarah khulafaur rasyidin untuk para pemimpin setelah
wafatnya Rasulullah SAW. Mereka itu adalah Abu Bakar yang memerintah
selama 2 tahun, umar ibn khattab yang memerintah selama 10 tahun (13
sampai 23 H/634-644), Usman Ibn Affan memerintah 12 tahun (644-655), dan
Ali Ibn Abi Thalib yang memerintah selama 6 tahun.

2
2. Watak dan Prestasi Khulafaur Rasyidin
a. Abu Bakar Ash-Shiddiq
1). Biografi singkat
Abu bakar lahir pada tahun 571 M dari sebuah keluarga terhormat
di mekah. Abu Bakar adalah gelar yang diberikan masyarakat muslim
padanya. Nama aslinya adalah Abdullah ibn Abi Quhafah. Nama sebelum
muslim adalah Abdul Ka’bah. Sejak kanak-kanak Abu bakar dikenal
sebagai pribadi yang jujur, tulus, kuat kemauan, pemberani, rendah hati,
pemaaf, penyayang, dan suka beramal, sehingga banyak masyarakat kota
mekah yang menghormatinya. Dalam hidup ia selalu berusaha berbuat
yang terbaik untuk menolong fakir miskin.
2). Perkembangan Islam pada masa khalifah abu bakar
a). Memberantas nabi palsu, gerakan kaum murtad, dan gerakan kaum
munafik yang menentang pembayaran zakat.
b). perkembangan social politik dan keagamaan
1. perbaikan sosial kemasyarakatan
2. pengumpulan ayat-ayat Al-Qur’an
3. perluasan dan penyebaran agama islam
2. Umar bin Khattab
a. Biograsi singkat
umar bin khattab lahir pada tahun 581 M dari salah satu keluarga
suku Quraisy. Ayahnya bernama Nufail bin Abdul Uzza Al-Quraisy
dan berasal dari suku Bani ‘Adi. Sedangkan ibunya bernama Hantamah
binti Hasyim bin Mughirah bin Abdillah.
Selagi muda, Umarbin Khattab dikenal sebagai seseorang pemuda
yang gagah perkasa, tegap dan pemberani. Hal itu diperoleh dari
pendidikan suku dan keluarganya. Ayahnya bukan termasuk orang yang
kaya, tetapi memiliki kepemimpinan yang kuat. Sehingga dikenal
sebagai pemimpin yang bijaksana, meskipun watak keluarganya sangat
keras dan tegas.

3
Umar bin Khattab terkenal dengan keberanian, ketegasan, dan
ketelitiannya. Sikap dan kepribadian ini terbawa tidak hanya pada
periode mekah tetapi juga pada periode madinah bahkan hingga ia
menjadi seorang khalifah. Pada periode Madinah, Umar bin Khattab
memainkan peran yang penting dalam proses penyebaran islam melalui
diplomasi maupun peperangan. Beliau dikenal di kalangan umat islam
bahkan dihadapan Nabi SAW sebagai seorang sahabat yang kritis.
b. perkembangan islam pada masa Khalifah Umar bin Khattab
1. Perkembangan dalam politik militer
a). Perluasan wilayah islam ke Syiria dan Palestin
b). peluasan wilayah islam ke Irak dan Persia
c). Perluasan Islam ke Mesir
2. Perkembangan dalam bidang Administrasi Pemerintah
a). Pembagian daerah kekuasaan
b). Membentuk Dewan (Baitul Mal dan dewan Angkatan perang)
c). Menetapkan tahun Hijriah sebagai tahun umat Islam
d). Membangun dan Merenovasi masjid
3. Utsman bin Affan
a. Biografi Singkat
Umar bin Affan dilahirkan pada tahun 573 M pada sebuah keluarga dari
suku Quraisy Bani Umayah. Nenek moyangnya bersatu dengan nasab Nabi
Muhammad SAW. Sebelum masuk islam ia dipanggil dengan sebutan Abu
Amr. Ia bergelar Dzunnurain, karena menikahi dua putri Nabi SAW.1
Sesungguhnya kepribadian Utsman bin Affan merupakan kepribadian
seorang pemimpin. Dia memiliki sifat-sifat penting antaralain, iman yang kuat
kepada Allah dan hari akhir, menguasai ilmu syara’, yakin kepada Allah,
cakap, jujur, berani, perwira, zuhud, suka pengorbanan, tawadhu, santun,
toleran, lemah lembut, sofat pemaaf, kerendahan hatinya, sifat mau dan iffah.2

1
Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang:PT Karya Toha Putra)hlm.81-96
2
Ali Muhammad As-Shalabi, Biografi Ustman bin Affan.,(Jakarta Timur. Pustaka Al-
Kautsar)hlm. 121-122

4
b. Prestasi Utsman bin Affan
1. Mengadili dan sekaligus menjadi wali ubaidillah bin Umar
2. Perluasan Wilayah
a). wilayah asia meliputi Thabaristan, sebrang sungai jihun, harah,
Kabul, Turkistan, dan Armenia
b). wilayah afrika meliputi barqah, Tripoli barat, dan nubah
c). wilayah eropa meliputi pulai Cyprus dan konstantinopel
3. Pembukuan Mushaf Al-Qur’an dengan Rasm Utsmani3
d. Ali bin Abi Thalib
a. biografi singkat
Ali Bin Abi Thalib adalah khalifah ke-Empat yang menjabat
sebagai khalifah setelah Usman Bin Affan.Ali memiliki ke istimewaan sendiri.
Yang pertama seorang kaya-raya tapi dermawan, dan lainnya, Áli, sederhana
tapi tegas dan kaya ilmu. Sebutan Nabi Muhammad Saw. Ali gerbang Ilmu,
bukti pengakuan Rasulullah atas penguasaan ilmu Ali.Tak heran bila Ali juga
di kenal ahli hukum dan mujtahid yang darinya selalu keluar pencerahan-
pencerahan ilmiah dan spiritualitas.Sebagai “mata air “hikmah banyak
mewariskan kepada umat islam akan kehidupan, baik dalam memenuhi hajat
profannya (material) maupun sakralnya (akhirat).
b. Prestasi Ali bin Abi Thalib
a. Membenahi dan menyusun arsip negara dengan tujuan untuk
mengamankan dan menyelamatkan dokumen-dokumen khalifah.
b. Membentuk kantor hajib (perbendaharaan)
c. Mendirikan kantor shahib al-Shurta (pasukan pengawal)
d. Mendirikan lembaga qadhi al-Mudhalim suatu unsur pengadilan yang
kedudukannya lebih tinggi dari qadhi (memutuskan hukum) atau muhtasib
(mengawasi hukum). Lembaga ini bertugas untuk menyelesaikan
perkaraperkara yang tidak dapat diputuskan oleh qadhi atau penyelesaian
perkara banding
B. Ekspansi Negara Islam

3
Imam subehi, Sejarah Kebudayaan Islam, ( semarang: PT Karya Toha Putra)hlm.104-107

5
Setelah menyelesaikan urusan perang dalam negeri, kemudian Abu Bakar
mengirim kekuatan ke luar Arabia. Khalid ibn Walid dikirim ke Iraq dan dapat
menguasai wilayah al-Hirah di tahun 634 M yang waktu itu di bawah kekuasaan
Imperium Persia. Sedangkan ke Palestina, Abu Bakar mengirimkan balatentara di
bawah pimpinan Amr bin al-Ash. Sementara ke Syam, sang khalifah mengirimkan
balatentara di bawah pimpinan tiga orang, yaitu Yazid bin Abi Sufyan, Abu
Ubaidah bin al-Jarrah, dan Syurahbil bin Hasanah. Karena mendapat perlawanan
sengit pasukan Romawi yang menguasai wilayah itu, pasukan Islam pun
kewalahan. Akhirnya untuk menambah kekuatan militer yang dipimpin ketiga
jenderal itu, Khalid bin Walid yang telah berhasil menaklukkan Irak diperintahkan
Abu Bakar untuk meninggalkan negara itu dan berangkat ke Syam. Setelah Khalid
bin Walid berhasil menaklukkan Syam, ia kemudian bersama Yazid bin Abi
Sufyan dan Syurahbil bin Hasanah berangkat menuju Palestina untuk membantu
Amr bin al-Ash dalam menghadapi pasukan Romawi. Kedua pasukan pun
akhirnya terlibat peperangan yang sengit di daerah Ajnadin.4

Setelah Abu Bakar wafat pada tahun 13 H karena sakit, ekspansi tetap dilanjutkan
oleh khalifah berikutnya, Umar bin Khattab. Pada era Umarlah gelombang
ekspansi pertama pun dimulai. Wilayah demi wilayah di luar jazirah dapat
ditaklukkan. Pada tahun 14 H, Abu Ubaidah bin al-Jarrah bersama Khalid bin
Walid dengan pasukan mereka berhasil menaklukkan kota Damaskus dari tangan
kekuasaan Bizantium. Selanjutnya, dengan menggunakan Suriah sebagai basis
pangkalan militer, ekspansi diteruskan ke Mesir di bawah pimpinan Amr bin al-
Ash. Sedangkan ke wilayah Irak, Umar bin Khattab mengutus Sa’ad bin Abi
Waqqash untuk menjadi gubernur di sana.

Pada tahun 640 M, Babilonia juga dikepung oleh balatentara Islam.


Sedangkan pasukan Bizantium yang menduduki Heliopolis mampu dikalahkan
sehingga Alexandria dikuasai oleh pasukan Islam pada tahun 641 M. Tak pelak,
Mesir pun jatuh ke tangan imperium Islam. Amr bin al-Ash yang menjadi

4
Salamah Muhammad al-harafi, sejarahdan peradaban islam, (Jakarta : pustaka al
kautsar,2016). Hlm 383

6
komandan perang Islam lantas menjadikan tempat perkemahannya yang terletak
di luar tembok Babilon sebagai ibukota dengan nama Al-Fustat.Di masa
gelombang ekspansi pertama ini, Al-Qadisiyah, sebuah kota yang terletak dekat
Al-Hirah di Irak, dapat dikuasai oleh imperium Islam pada tahun 15 H. Dari kota
itulah, ekspansi Islam berlanjut ke Al-Madain (Ctesiphon), ibukota Persia hingga
dapat dikuasai. Karena Al-Madain telah jatuh direbut pasukan Islam, Raja Sasan
Yazdagrid III akhirnya menyelamatkan diri ke sebelah Utara. Selanjutnya pada
tahun 20 H, kota Mosul yang notabene masih dalam wilayah Irak juga dapat
diduduki.

Gelombang ekspansi pertama di era Umar bin Khattab menjadikan Islam


sebagai sebuah imperium yang tidak hanya menguasai jazirah Arab, tapi juga
Palestina, Suriah, Irak, Persia, dan Mesir. Saat pemerintahan Umar bin Khattab
berakhir karena ia wafat terbunuh pada tahun 23 H, Usman bin Affan sebagai
khalifah ketiga tetap meneruskan kebijakan penaklukan ke berbagai wilayah di
luar jazirah Arab. Meski pada zaman Umar bin Khattab telah dikirim balatentara
ke Azerbaijan dan Armenia, pada era Usman bin Affanlah, yaitu pada tahun 23 H,
kedua wilayah baru berhasil dikuasai saat ekspansi dipimpin oleh al-Walid bin
Uqbah.

Di masa pemerintahan Utsman, Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian


yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan Tabaristan berhasil direbut. Ekspansi
Islam pertama berhenti sampai di sini. Karena pada masa pemerintahan Ali tidak
terjadi ekspansi wilayah disebabkan Selama masa pemerintahannya, ia
menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikit pun dalam
pemerintahannya yang dapat dikatakan stabil.

Kemudian ekspansi dilanjutkan pada masa Bani Umayyah. Pada masa Muawiyah
bin Abu Sufyan perluasan wilayah dimulai dengan menaklukan Tunisia,
kemudian ekspansi ke sebelah timur, dengan menguasai daerah Khurasan sampai
ke sungai Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul. Sedangkan angkatan lautnya
telah mulai melakukan serangan-serangan ke ibu kota Bizantium, Konstantinopel.

7
Sedangkan ekspansi ke timur ini kemudian terus dilanjutkan kembali pada masa
khalifah Abdul Malik bin Marwan. Abdul Malik bin Marwan mengirim tentara
menyeberangi sungai Oxus dan berhasil menundukkan Balkanabad, Bukhara,
Khawarizm, Ferghana dan Samarkand. Tentaranya bahkan sampai ke India dan
menguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Maltan.

Ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjutkan di zaman Al-Walid bin Abdul-


Malik. Masa pemerintahan al-Walid adalah masa ketenteraman, kemakmuran dan
ketertiban. Umat Islam merasa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannya yang
berjalan kurang lebih sepuluh tahun itu tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika
Utara menuju wilayah barat daya, benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M. Setelah
Aljazair dan Maroko dapat ditundukan, Tariq bin Ziyad, pemimpin pasukan
Islam, dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan antara Maroko
(magrib) dengan benua Eropa, dan mendarat di suatu tempat yang sekarang
dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan.
Dengan demikian, Spanyol menjadi sasaran ekspansi selanjutnya. Ibu kota
Spanyol, Cordoba, dengan cepatnya dapat dikuasai. Menyusul setelah itu kota-
kota lain seperti Seville, Elvira dan Toledo yang dijadikan ibu kota Spanyol yang
baru setelah jatuhnya Cordoba. Pasukan Islam memperoleh kemenangan dengan
mudah karena mendapat dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama
menderita akibat kekejaman penguasa.

Di zaman Umar bin Abdul-Aziz, serangan dilakukan ke Perancis melalui


pegunungan Pirenia. Serangan ini dipimpin oleh Aburrahman bin Abdullah al-
Ghafiqi. Ia mulai dengan menyerang Bordeaux, Poitiers. Dari sana ia mencoba
menyerang Tours. Namun, dalam peperangan yang terjadi di luar kota Tours, al-
Ghafiqi terbunuh, dan tentaranya mundur kembali ke Spanyol. Disamping daerah-
daerah tersebut di atas, pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah (mediterania)
juga jatuh ke tangan Islam pada zaman Bani Umayyah ini.

Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik di timur maupun barat,


wilayah kekuasaan Islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-

8
daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arab, Irak,
sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan,
Turkmenistan, Uzbekistan, dan Kirgistan di Asia Tengah.5

C. Peradaban Islam Masa Khulafaur Rasyidin

Nabi Muhammad telah meletakkan dasar agama Islam, sehingga ide-


idenya dilanjutkan oleh Khulafaurrasyidin. Di antara keempat khalifah
tersebut, ternyata Umar memiliki kedudukan yang istimewa, dengan tanpa
menafikan peran khalifah yang lain. Keistimewaan Umar terletak pada
kemampuannya berpikir kreatif dan kebrilianannya dalam memahami syariat
Islam. Kreativitas Umar mulai tampak ketika ia menghawatirkan keutuhan
Alquran karena banyak huffaz yang mati syahid. Untuk itu, ia mengusulkan
kepada khalifah Abu Bakar untuk membukukan Alquran yang pada waktu itu
masih merupakan catatancatatan lepas dan hafalan-hafalan pribadi para
sahabat. Walaupun sekarang bernama “Mushaf Usmani”, tetapi gagasan
awalnya berasal dari Umar, merupakan warisan intelektual Islam yang paling
berharga.31 Umar memberikan sumbangan yang besar dalam membangun
Peradaban Islam. Ketika sudah menjadi kepala negara, ia mengubah nama
kepala negara yang semula bergelar Khalifah al-Rasul menjadi Amîr al-
Mu’minîn. Ia juga melanjutkan perluasan wilayah (futûhat), sehingga pada
masanya wilayah kekuasaan Islam meliputi Syiria, Mesir, Palestina, Irak, dan
sebagian wilayah Persia. Meskipun berbeda bahasa dan agama, namun
wilayah-wilayah itu disatukan di bawah kekuasaan Islam dengan ibukotanya
Madinah. Hingga terjadilah asimilasi dalam bidang darah, bahasa, adat istiadat,
alam pikiran, politik, paham keagamaaan, dan bidangbidang lain. Untuk
menghadapi masalah baru yang belum ada pada masa rasulullah dan Abu
Bakar, maka Umar berijtihad untuk menetapkan hukum terhadap masalah-
masalah yang baru dan memperbarui organisasi negara, meliputi:
1. Organisasi Politik terdiri:

5
Hugh kenned, Penaklukan muslim yang mengubah dunia,( Jakarta: PT Pustaka Alvabert)hlm.81-
213

9
a. Al-Khilâfât, Kepala negara. Dalam memilih kepala negara berlaku
sistem bai`ah. Pada masa kini mungkin sama dengan demokrasi.
b. Al-Wizârât, sama dengan Menteri pada zaman sekarang.
c. Al-Kitâbât, selevel Sekretaris Negara.
2. Administrasi Negara Sesuai dengan kebutuhan, Umar menyusun
administrasi negara menjadi:
a. Diwan-diwan (Departemen-departemen)
1) Diwan al-Jundî (Diwan al-Harbî) yaitu badan pertahanan
Negara. Suatu badan yang mengurusi tentara. Disusunlah angkatan
Bersenjata Khusus, Asrama, latihan militer, kepangkatan, gaji,
persenjataan, dan lain-lain. Mulai juga dibangun Angkatan laut oleh
Muawiyah gubernur Syam dan `Ala bin Hadhrami gubernur Bahrain.
2) Diwan al-Kharaj (Diwan al-Mâly) yaitu bait al-mâl yang
mengurusi keuangan negara, pemasukan dan pengeluaran anggaran
belanja negara.
3) Diwan al-Qudrat selevel Departemen Kehakiman. Umar
mengangkat hakimhakim khusus untuk wilayah dan menetapkan
persyaratannya.
b. Al-Imarah `Ala al-Buldan yaitu administrasi pemerintahan dalam
negeri.
1) Negara dibagi menjadi beberapa Propinsi yang dipimpin oleh
Gubernur (Amil).
2) Al-Barid yaitu Perhubungan dengan memakai Kuda Pos.
3) Al-Syurthah yaitu Polisi penjaga keamanan negara
4) Menyelenggarakan Hisbah, yang bertugas sebagai pengawas
Pasar, mengontrol timbangan dan takaran, menjaga tata tertib, kesusilaan,
dan sebagainya.
c. Mengembangkan Ilmu Pengetahuan. Kelanjutan dari meluasnya
kekuasaan Islam ada dua gerakan perpindahan manusia, dari Arab ke luar
daerah Arab dan orang ‘Ajam datang ke daerah Arab. Proses Asimilisai ini
membawa dampak positif dan negatif. Orang Ajam yang pernah mewarisi

10
kebudayaan lebih tinggi yang kemudian masuk Islam dan berbahasa
dengan bahasa Arab serta berkeyakinan dengan keimanan Islam,
mendorong Umar untuk memerintahkan membuat tata bahasa Arab dan
penafsiran Alquran agar mereka terhindar dari kesalahan dalam membaca
dan menafsirkan Alquran dan hadis. Untuk kepentingan mengajar di luar
Jazirah Arab, dikirim guru-guru yang terdiri dari para sahabat yang ahli
ilmu. Usaha tersebut tidak terlalu lama, karena Umar terbunuh oleh orang
yang sakit hati kepadanya. Namun Umar diakui oleh para sarjana Muslim
dan bukan Muslim bahwa ia adalah orang kedua sesudah Nabi yang paling
menentukan jalannya kebudayaan Islam. Selain yang telah disebutkan di
atas, secara umum kemajuan yang berhasil dicapai pada masa
Khulafaurrasyidin adalah:
1. Pembukuan Alquran Khalifah Usman berhasil menyusun Mushaf
standar untuk dijadikan pegangan bagi seluruh umat Islam, yang kemudian
dibagikan ke beberapa wilayah Islam untuk menghindari terjadinya
perbedaan dialek dalam membaca Alquran.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan klasik Islam dibagi
menjadi dua macam, yaitu ‘Ulum an-naqliyah, yang bersumber pada
Alquran atau dalil Naql (disebut juga `Ulum al-Syari`ah, dan `Ulûm al-
`Aqliyah( `ulum al-`ajam). Dalam periode Khulafaurrasyidin masih
didominasi oleh ilmu-ilmu naqliyah. Lahirnya ilmu Qira’at erat kaitannya
dengan membaca dan mempelajari Alquran. Pada masa ini, muncul ilmu
tafsir yang berguna untuk memahami ayat-ayat Alquran. Ilmu Hadis
belum dikenal pada masa ini, namun pengetahuan tentang hadis sudah
berkembang luas di kalangan umat Islam. Ilmu Nahwu berkembang di
Basrah dan Kufah, Ali ibn Abi Thalib adalah pembina dan penyusun
pertama dasar-dasar ilmu nahwu. Khat al-Qur’ân berkaitan erat dengan
penulisan dan penyebaran Alquran. Pada masa ini Alquran ditulis dengan
tulisan Kufi, sedangkan untuk surat menyurat ditulis dengan tulisan
naskhi. 36 Perkembangan ilmu Fiqh tidak dapat dilepaskan dari Alquran

11
dan hadis sebagai sumbernya. Karena itu, tidak heran jika ahli fiqh pada
umumnya ahli dalam Alquran dan hadis.
3. Perkembangan Sastra Pada masa ini, pengamat sastra pada umumnya
terbagi menjadi dua pendapat besar:
a. Sastra mengalami stagnasi karena perhatian lebih pada Alquran,
sehingga syair kurang berkembang.
b. Alquran sebagai sumber inspirasi untuk kegiatan sastra, karena
dalam berdakwah diperlukan bahasa yang indah. Prosa yang tertuang
dalam 2 bentuk, yaitu khithabah (bahasa pidato) dan kitabah (bahasa
korespondensi). Khithâbah menjadi alat paling efektif, namun sastra
kurang berkembang pada masa ini.
4. Perkembangan Arsitektur Arsitektur dalam Islam dimulai tumbuhnya
dari Mesjid. Beberapa masjid yang dibangun pada masa ini:
a. Masjid al-Haram. Masjid ini dibangun oleh Nabi Ibrahim, dan pada
masa Umar masjid ini diperluas dengan membeli rumah-rumah di
sekitarnya. Masjid dikelilingi dengan tembok batu bata setinggi 1,5
meter. Lalu pada masa Usman, masjid ini diperluas lagi.
b. Masjid Madinah (Nabawi). Masjid ini didirikan oleh rasulullah pada
saat pertama kali ke Madinah. Pada masa Umar masjid ini diperluas,
dan pada masa Usman diperluas lagi dan diperindah. Dindingnya
diganti dengan batu, dan dihiasi dengan ukiran-ukiran. Tiang-tiangnya
dibuat dari breton bertulang dan ditatah dengan ukiran, plafonnya dari
kayu pilihan. Unsur estetis mulai diperhatikan.
c. Masjid al-`Atiq. Masjid inilah yang pertama kali didirikan di Mesir
pada masa Umar. Terletak di utara Babylon, tidak bermihrab,
mempunyai tiga pintu, dilengkapi dengan tempat berteduh para musafir.
Setelah Mesir dan Iraq ditaklukkan, Khalifah Umar memerintahkan
membangun korta-kota baru. Di Irak dibangun kota Basrah dan Kufah,
di Mesir dibangun Kota Fustat. Kampung konsentrasi militer dibangun
di kota baru ini. Bangunanbangunan utama dari sebuah kota baru adalah
perumahan, masjid jami` serta mesjid-mesjid kecil lainnya; perkantoran

12
dibangun dekat masjid; dan bangunan sarana umum, seperti kamar
mandi umum, saluran, dan bak penampung air serta pasar. Bagian-
bagian kota dipisahkan oleh jalananjalanan dan lorong-lorong yang
ditata rapi. Materi bangunan masih sederhana, terdiri dari jerami, tanah
liat dan batu bata. Pada masa Usman, dibangun sebuah bendungan yang
besar untuk melindungi Madinah dari bahaya banjir dan mengatur
persediaan air untuk kota itu. Ia juga membangun jalan, jembatan,
rumah tamu di berbagai wilayah dan memperluas masjid Nabawi.6

6
Salamah Muhammad al-Harafi, Sejarah dan Peradaban Islam, (Jakarta: Pustaa Al—Kautsar,
2016), Hlm. 383.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Khulafaur rasyidin atau khaifah ar- rasyidin adalah empat orang


khalifah (pemimpin) pertama agama islam, yang dipercaya oleh umat islam
sebagai penerus kepemimpinan setelah nabi Muhammad wafat. Keempat
khalifah tersebut dipilih bukan berdasarkan keturunan melainkan consensus
bersama umat islam. problem besar yang dialami abu bakar adalah
munculnya nabi palsu, dan kelompok ingkar zakat serta munculnya kaum
murtad. Pada masa umar gelombang ekspansi pertama terjadi . umar
membagi daerah kekuasaan islam menjadi 8 provinsi . pada pemerintahan
utsman wilayah islam meluas sampai ke tripolo barat, Armenia dan azar
baijan hingga banyak penghafal quran yang tersebar. Kemudian pada
pemerintahan ali muncul kaum khawarij dan dipenghujung pemerintahannya
umat islam terbagi menjadi 3 golongan.

B. Saran

Demikian makalah ini dibuat, tentunya masih banyak kekurangan


dalam makalah ini, sehingga kritik dan saran sangat saya harapkan guna
memperbaiki penulisan saya dalam pembuatan makalah untuk kedepannya.
Kurang lebihnya terima kasih

14
DAFTAR PUSTAKA

Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang:PT Karya Toha Putra)hlm.81-96


Ali Muhammad As-Shalabi, Biografi Ustman bin Affan.,(Jakarta Timur. Pustaka Al-
Kautsar)hlm. 121-122

Imam subehi, Sejarah Kebudayaan Islam, ( semarang: PT Karya Toha Putra)hlm.104-107

Salamah Muhammad al-harafi, sejarahdan peradaban islam, (Jakarta : pustaka al


kautsar,2016). Hlm 383

Hugh kenned, Penaklukan muslim yang mengubah dunia,( Jakarta: PT Pustaka Alvabert)hlm.81-
213
Salamah Muhammad al-Harafi, Sejarah dan Peradaban Islam, (Jakarta: Pustaa Al—
Kautsar, 2016), Hlm. 383dcx

15

Anda mungkin juga menyukai