Anda di halaman 1dari 19

Makalah

PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN PERADABAN


PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN

MATA KULIAH:
SEJARAH PERADABAN ISLAM

Dosen Pengampu:
MAULANA AHADI, M.Pd
Dosen Pengajar:
NURUL JANNAH, M.Pd

Disusun Oleh:
NOR HIKMAH
(2021170078)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


DARUL ULUM KANDANGAN
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah Puji syukur dengan setulus-tulusnya dipersembahkan
kehadirat Allah Swt. yang telah mengutus Rasul pilihan-Nya, Nabi Muhammad
Saw.Membawa agama Islam yang dapat mengantarkan manusia kepada
kehidupan bahagia di dunia dan akhirat.
Sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Peradaban islam
Pada Masa Khulafaur Rasyidin”. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah
Peradaban Islam
Saya juga menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna.
Semoga karya sederhana ini dapat dijangkau oleh siapapun. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun kepada
para pembaca, Mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan.

Kandangan,……………..…2022

NOR HIKMAH

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................... i


Kata Pengantar ................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................. iii

Bab I Pendahuluan ............................................................................................. 1


A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2

Bab II Pembahasan ............................................................................................. 3


A. Pengertian Supervisi Pendidikan................................................................. 3
B. Kedudukan Dan Tugas Khulafaur Rasyidin................................................ 3
C. Masa Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin................................................... 4
D. Sistem pengangkatan Sebagai Khalifah…………………………………. 11
E. Kebijakan Dalam Perkembangan Islam…………………………………. 12

Bab III Penutup .................................................................................................. 14


A. Kesimpulan ................................................................................................. 14
B. Saran ............................................................................................................ 14

Daftar Pustaka .................................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah merupakan suatu rujukan yang sangat penting saat kita akan
membangun masa depan. Sekaitan dengan itu kita bisa tahu apa dan bagaimana
perkembangan islam pada masa lampau. Namun, kadang kita sebagai umat islam
malas untuk melihat sejarah.Sehingga kita cenderung berjalan tanpa tujuan dan
mungkin mengulangi kesalahan yang pernah ada dimasa lalu. Disinilah sejarah
berfungsi sebagai cerminan bahwa dimasa silam telah terjadi sebuah kisah yang
patut kita pelajari untuk merancang serta merencanakan matang-matang untuk
masa depan yang lebih cemerlang tanpa tergoyahkan dengan kekuatan apapun.
Perkembangan Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat
adalah merupakan Agama Islam pada zaman keemasan, hal itu bisa terlihat
bagaimana kemurnian Islam itu sendiri dengan adanya pelaku dan faktor
utamanya yaitu Rasulullah SAW.

Kemudian pada zaman selanjutnya yaitu zaman para sahabat, terkhusus


pada zaman Khalifah empat atau yang lebih terkenal dengan sebutan Khulafaur
Rasyidin, Islam berkembang dengan pesat dimana hampir 2/3 bumi yang kita huni
ini hampir dipegang dan dikendalikan oleh Islam. Hal itu tentunya tidak terlepas
dari para pejuang yang sangat gigih dalam mempertahankan dan juga dalam
menyebarkan islam sebagai agama Tauhid yang diridhoi.
Perkembangan islam pada zaman inilah merupakan titik tolak perubahan
peradaban kearah yang lebih maju. Maka tidak heran para sejarawan mencatat
bahwa islam pada zaman Nabi Muhammad dan Khulafaur Rasyidin merupakan
islam yang luar biasa pengaruhnya. Namun yang terkadang menjadi pertanyaan
adalah kenapa pada zaman sekarang ini seolah kita melupakannya.Sekaitan
dengan itu perlu kiranya kita melihat kembali dan mengkaji kembali bagaimana
sejarah islam yang sebenarnya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Khulafaur Rasyidin.
2. Bagaimana kepemimpinan pada masa khalifah Abu Bakar, Umar, Ustman dan
Ali.
3. Bagaimana perkembangan peradaban islam.

C. Tujuan Penulisan
1. Kita bisa mengetahui pengertian Khulafaur Rasyidin.
2. Kita bisa mengetahui kepemimpinan pada masa khulafaur rasyidin.
3. Kita bisa mengetahui perkembangan peradaban islam.
4. Kita bisa mempelajari sejarah lebih dalam lagi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KHULAFAUR RASYIDIN

Kata khulafaur rasyidin terdiri dari dua kata, yaitu khulafa’kata khulafa’
dan arrasyidin. Kata khulafa’ adalah jama’dari kata kholifah, yang artinya
pengganti atau orang yang ditunjuk sebagai pengganti, pemimpin atau penguasa.
Kata arrasyidin adalah bentuk jama’ dari kata arrasyid, artinya orang yang
mendapat petunjuk.

Jadi, Menurut istilah khulafaur rasyidin adalah orang-orang yang ditunjuk


sebagai pengganti, pemimpin atau penguasa, yang selalu mendapatkan petunjuk
dari Allah SWT.

Menurut istilah, khulafaurrasyidin adalah orang-orang yang ditunjuk


menggantikan kedududkan rasulullah sebagai pemimpin umat dan kepala negara,
setelah Rasulullah wafat.

B . KEDUDUKAN DAN TUGAS KHULAFAUR RASYIDIN

Semasa rasulullah masih hidup, beliau tidak pernah berwasiat kepada


siapapun tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin,
setelah beliau wafat. Hal ini menunjukkan bahwa beliau sudah menyerahkan
masalah kepemimpinan dan kepala negara kepada semua umat islam.

Karena itulah, setelah beliau wafat bahkan belum sampai jenazah beliau
dimakamkan, kaum anshar dan muhajirin sudah memperebutkan kekuasaan dan
berkumpul di balai kota bani sa’idah, madinah untuk memusyawarahkan siapa
yang akan menjadi pemimpin sebagai pengganti nabi. Kaum anshar dan
muhajirin merasa sama-sama berhak menjadi pemimpin dan akhirnya dengan
semangat dan ukhuwah islamiah yang tinngi, Abu Bakar terpilih menjadi
pemimpin umat islam.

Sebagai pengganti rasulullah, para khalifah mempunyai kedudukan yang


sangat penting dalam sejarah umat islam, yaitu :

1. Sebagai pemimpin umat islam


3
4

2. Sebagai penerus perjuangan rasulullah

3. Sebagai kepala negara, dan kepala pemerintah

Setelah nabi wafat, banyak umat islam terutama orang-orang yang masih
lemah imannya keluar dari agama islam dan juga banyak orang yang tidak mau
membayar zakat, bahkan juga ada orang yang mengaku menjadi nabi.

Dengan beberapa faktor tersebut, dapat disimpulkan bahwa tugas


khulafaur rasyidin yang terpenting adalah sebagai berikut :

1. Melanjutkan dakwah dan risalah nabi dalam membina umat islam sesuai
dengan alqur’an dan sunnah rasulullah.

2. Memerangi orang yang sengaja mau merusak islam.

3. Memerintah sebagai kepala negara dan kepala pemerintah.

4. Mengembangkan dan memperluas wilayah islam.

Adapun nama-nama khulafaur rasyidin adalah sebagai berikut :

1. Abu Bakar as-Siddiq (632-634 M / 11-13 H)

2. Umar bin Khattab (634-644 M / 13-23 H)

3. Usman bin Affan (644-656 M / 23-35 H)

4. Ali bin Abi Thalib (656-661 M / 35-40 H)

C. Masa Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin

1. Abu Bakar Ash-Shiddiq

Abu Bakar adalah orang pertama yang masuk islam dari kalangan tua.
Meskipun pada waktu masuk islam beliau tidak muda lagi tapi semangat beliau
tidak setua dengan usianya, beliau mempunyai semangat besar dalam
mendakwahkan dan mengembangkan agama yang dibawa oleh Rosulullah. Dan
banyak para sahabat yang masuk islam atas jasa beliau, diantaranya Utsman bin
Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf. Dan karena kebaikannya
beliau juga membeli budak-budak yang disiksa oleh tuannya karena memeluk
agama islam, diantara budak-budak yang dimerdekakannya adalah: “Bilal bin
5

Rabah, Amir bin Fuhairah, Zanirah, dan lain-lain”.

Setelah Rosulullah saw. Wafat banyak sekali pertentangan dalam


menentukan siapa yang pantas dan berhak menjadi khalifah, salah satu
diantaranya adalah kaum anshar yang menginginkan bahwa yang berhak menjadi
khalifah adalah kaum yang berasal dari anshar. Akan tetapi permintaan itu
ditolak, dan sebagian besar kaum muslimin pada waktu itu menginginkan Abu
Bakar. Maka dipilihlah beliau sebagai khalifah.

Setelah Abu Bakar Ash-Siddiq dibaiat sebagai khalifah yang pertama,


banyak sekali kesulitan-kesulita yang beliau hadapi, dengan masa pemerintahan
yang singkat yakni kurang lebih 2 tahun 3 bulan, beliau berhasil menghadi
persoalan yang terjadi pada waktu itu, diantaranya adalah “melakukan
pemberantasan kepada orang-orang murtad, orang-orang yang tidak mau
membanyar zakat, dan yang mengaku sebagai nabi.” Selain itu kerja keras yang
beliau lakukan pada masa pemerintahannya adalah menerima gagasan untuk
menghimpun Al-Qur’an dalam satu mushaf. Yang mana Umar bin Khattab
adalah orang pertama yang mengusulkannya. Hal ini dilakukan untuk menjaga
kemurnian Al-Qur’an karena pada waktu itu para sahabat yang hafal Al-Qur’an
banyak yang gugur dimedan perang. Inilah untuk pertama kalinya Al-Qur’an
dihimpun.

Perluasan wilayah pada masa Abu Bakar ash-Siddiq ditujukan ke Persia


dan Syiria (yang dikuasai oleh Romawi timur dibawah pimpinan Kaisar
Heraklius).

Di wilayah Persia, Abu Bakar mengangkat Khalid bin Walid dan


Mutsanna bin Haritsah sebagai panglima. dan mereka menuai kesuksesan dalam
menakhlukkan wilayah ini, setelah itu khalifah Abu bakar memerintahkan
kepada kedua panglima tadi untuk membantu dan bergabung dengan pasukan
islam yang ada di Syiria. Usaha perluasan wilayah di Syiria, Abu Bakar
menugaskan 4 panglima perang, diantaranya:
6

a. Yazid bin Abu Sofyan, ditempatkan di Damaskus

b. Abu Ubaidah bin Jarrah, ditempatkan di Homs dan sebagai panglima besar

c. Amr bin Ash, ditugaskan di Palestina

d. Surahbil bin Hasanah, ditugaskan di Yordania”.

Sebenarnya pengembangan islam di Syiria sudah dimulai ketika Nabi


akan wafat dibawah pimpinan Usamah bin Zaid, namun berhenti ketika
mendengar berita bahwa Nabi Muhammad saw. Wafat. Dan perluasan wilayah
ini dilanjutkan kembali pada masa pemerintahan Abu Bakar, usaha ini di pimpin
oleh 4 panglima yang telah penulis sebutkan sebelumnya dan diperkuat lagi
dengan pasukan Khalid bin Walid dan Mutsanna nin Haritsah. Ditengah
berkecamuknya perang melawan Romawi ini terdengar kabar bahwa Abu Bakar
Ash-Siddiq wafat pada tahun 13H/ 634M. dan kekhalifahan dipegang oleh Umar
bin Khattab.

2. Umar bin Khattab (643-644 M / 13-23 H)

Dalam peradaban islam umar sangatlah berarti penting, jasa-jasanya


untuk perkembangan islam dan kepentingan umat sangat kuat. Dapat diibaratkan,
Umar bin Khattab bagaikan mutiara yang cemerlang dalam sejarah
perkembangan islam. Para ahli sejarah sepakat bahwa umar bin khattab adalah
seorang negarawan, seorang jendral yang ahli dalam strategi perang, pemimpin
umat dan negara yang jujur, adil, disiplin, dan sangat sederhana.

Banyak sekali perjuangan dan jasa-jasa Umar bin Khattab, di antara jasa
dan hasil perjuangan Umar bin Khattab adalah sebagai berikut :

a) Perluasan wilayah

Pada masa pemerintahan Umar usaha pengembangan wilayah terus


dilanjutkan. Khalifah Umar bin khattab melanjutkan perluasan dan
pengembangan islam ke persia yang telah dimulai sejak khalifah Abu Bakar.

Beliau juga mengembangkan kekuasaan islam ke mesir, yang pada saat


itu penduduk mesir sedang mendapatkan penganiayaan dari bangsa romawi dan
7

sangat membutuhkan bantuan dari orang-orang islam.

Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat,Umar segera mengatur


administrasi negara dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang
terutama di Persia.

b) Bidang Pemerintahan

Khalifah Umar bi Khattab sangat memperhatikan hal-hal yang berkaitan


dengan kelancaran pemerintahan. Pembangunan fasilitas kepemerintahan di masa
khalifah Umar sangat maju pesat. Di antara sarana-sarana pemerintahan yang
dibangun adalah :

1) Mendirikan baitul mal

2) Mencetak mata uang negara

3) Membentuk pasukan penjaga tapal batas

4) Membentuk peraturan gaji pegawai pemerintah

5) Membuat sarana komunikasi dan informasi

3. Ustman bin Affan

Ibnu Abdil Barr mengatakan, “Utsman dibaiat sebagai khalifah pada


sabtu, 1 Muharram 24 H setelah tiga hari dari pemakaman Umar bin Al-Khathab.

Khalifah sebelumnya, Umar bin Al-Khathab telah menyiapkan sebuah


komite yang terdiri dari enam dari sepuluh orang sahabat Rasulullah untuk
memilih khalifah diantara mereka. Mereka adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi
Thalib, Zubair bin Awwam, thalhah bin Ubaidillah, Abdurahman bin Auf, dan
Sa’ad bin Abi waqqash. Di antara mereka yang di pilih sebagai khalifah islam
yang ketiga adalah Utsman bin Affan.

Enam tahun pertama masa pemerintahan Utsman bin Affan berjalan


dengan damai, namun enam tahun masa pemerintahan sesudahnya, terjadi
pemberontakan. Sayangnya utsman tidak bisa menindak tegas para pemberontak
ini. Beliau selalu berusaha untuk membangun komunikasi yang berlandaskan
kasih sayang dan berlandaskan hati. Tatkala para pemberontak memaksa untuk
8

melepaskan kursi kekhalifahan, beliau menolak dengan mengutip perkataan


Rasulullah. “suatu saat nanti mungkin Allah akan memakaikan baju padamu,
wahai utsman. Dan jika orang – orang menghendakimu untuk melepaskannya,
jangan lepaskan hanya karena oang – orang itu.”

Setelah terjadi pengepungan yang lama, akhirnya pemberontak berhasil


memasuki rumah utsman dan membunuhnya. Utsman bi Affan syahid pada hari
jumat, 17 Dzulhijjah 35 H, setelah memerintah selama 12 tahun, sejak tahun
23H.

Selama masa kekhalifahan utsman bin affan, kejayaan islam terbentang


dari Armenia, kaukasia, khurasan, kirman, sijistan, Cyprus, sampai mencapai
afrika utara. Kontribusi utsman yang paling besar dalam sejarah islam adalah
kompilasi dari teks asli Al-Qur’an yang lengkap. Banyak salinan Al qur’an
berdasarkan teks asli juga dibuat dan di distribusikan keseluruh dunia islam.
Dalam mengerjakan proyek besar ini, beliau dibantu dan banyak mendapatkan
masukan dari Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said bin Al-Ash dan
Abdurahman bin Al-Harits. Utsman berhasil membangun administrasi
kekhalifahan yang terpusat dan memantapkan penerbitan Al-Qur’an yang resmi.

Pengadilan agama yang semula dilakukan di masjid, oleh utsman


dibangun gedung baru, khusus gedung pengadilan. Beliau juga yang mengadakan
perluasan Masjid Nabawi dan Masjidil haram serta membentuk armada laut
islam yang pertama ketika terjadi perang Dzatuswari (perang tiang kapal) yang di
pimpin Muawiyah bin Abi Sufyan pada 31 H.

Utsman bin Affan bin Abul Ash lahir dari keluarga yang kaya dan
berpengaruh dari suku bangsa quraish silsilah bai umayyah. Usia beliau lebih
muda lima tahun dari Rasulullah. Ia mendapatkan pendidikan yang baik, belajar
membaca dan menulis pada usia dini. Di masa mudanya, ia telah menjadi
seorang pedagang yang kaya dan dermawan. Dua kisah diatas merupakan bukti
kedermawaannya.
9

Utsman berasal dari status social dan ekonomi tinggi yang pertama –
tama memeluk islam. Ia memiliki kepribadian yang baik, bahkan sebelum
memeluk islam, utsman terkenal dengan kejujuran dan integritasnya. Rasulullah
berkata, “orang yang paling penuh kasih sayang dari umatku kepada umatku
adalah abu bakar, yang paling gagah berani membela agama Allah adalah umar,
dan yang paling jujur kerendahatiannya adalah utsman.

Mengenai sifat rendah hatinya ini, Rasulullah berkata, “ bukankah pantas


saya merasa rendah hati terhadap seseorang bahkan malaikat pun berendah hati
terhadapnya?”

Kepribadian utsman benar – benar merupakan gambaran dari akhlak yang


baik yang baik menurut islam (akhlakul karimah). Ia jujur, dermawan, dan sangat
baik hati. Rasulullah mencintai utsman karena akhlaknya, mungkin itulah alas an
mengapa beliau mengizinkan dua anaknya untuk menjadi istri utsman. Yang
pertama adalah Ruqayyah. Ia meninggal setelah perang badar. Rasulullah sangat
tersentuh akan kesedihan yang dialami oleh utsman sepeninggal Ruqayyah dan
menasehati utsman untuk menikahi seorang lagi anak perempuan beliau Ummu
Kultsum. Karena kehormatan yang besar dapat menikahi dua anak perempuan
Rasulullah, utsman terkenal dengan sebutan Dzun Nurain atau sang pemilik dua
cahaya.

Kedermawanan utsman tampak pada kehidupannya sehari – hari. Ketika


bencana kekeringan melanda madinah, kaum muslimin terpaksa menggunakan
sumur rum sebagai sumber mata air satu satunya. Sayangnya, sumur tersebut
milik yusur, seorang yahudi tua yang serakah. Untuk mengambil air sumur itu,
kaum muslimin harus membayar mahal dengan harga yang ditetapkan si yahudi.

4. Ali bin Abi Thalib (35 – 40 H/656 – 661 M)

Dia adalah Khalifah keempat dari khulafaur Rasyidin. Ayahnya Abu


Thalib bin Abdil Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf. Ibunya Fatimah binti
Asad bin Hasyim bin Abdi Manaf. Jadi, baik dari ayah maupun ibunya, ali adalah
keturunan Bani Hasyim.
10

Setelah terbunuhya Utsman, kaum muslimin memilih Ali untuk menjadi


pemimpin mereka. Pada masa Ali timbul beberapa gerakan yang menentang
pemerintahan. Karena itu, selama memerintah beliau banyak mencurahkan
perhatiannya pada pembangunan dan penerbitan keadaan dalam negeri, kholifah
Ali mempunyai watak pemberani, pandai memanah dan memainkan pedang, ahli
hukum agama. Beliau selalu ikut dalam suatu perang besar Rasulullah kecuali
perang Tabuk. Dalam pemerintahannya, beliau melakukan penggantian para
gubernur yang di angkat oleh Usman. Tindakan ini menimbulkan beberapa
akibat, diantaranya munculnya tiga golongan( golongan Ali, golongan
Muawiyahh, dan golongan Aisyah, Zubair dan Thalhah). Meletusnya perang
Jamal, perselisihan Ali dan Muawiyah dan terjadi perang Shiffin. Akibat dari
perang Shiffin muncullah Khowarij dan Syi’ah. Khowarij adalah kelompok yang
keluar dari golongan Ali karena tidak setuju dengan kebijakan Ali
memberhentikan perang Shiffin disaat pihaknya merasa hampir menang, di
samping tidak setuju diadakannya pertempuran perdamaian dengan pihak
Muawiyah di Daumatul Jandal. Peristiwa ini dikenal dengan peristiwa Majelis
Taklim Daumatul Jandal. Sedangkan Syi’ah adalah golongan yang tetap loyal
terhadap Ali.

Beberapa orang Khowarij yang beranggapan bahwa pangkal kekacauan di


kalangan umat Islam ada tiga orang Imam yaitu: Ali, Muawiyah dan Amru bin
Ash. Karena itu mereka harus di bunuh. Ada tiga orang Khowarij yang bertugas
membunuh mereka yaitu Abd.Rahman bin Muljani bertugas membunuh Ali dan
ia berhasil, Barak bin Abdullah bertugas membunuh Muawiyah dan tikamannya
hanya mengenai pinggul dan ia tidak meninggal, bahkan Barak sendiri di bunuh
sedangkan Amir bin Bakri bertugas membunuh Amr bin Ash dan tidak berhasil
karena tidak hadir mengimami sholat, sehingga yang terbunuh adalah wakilnya.
Selama masa Khulafaurrasyidin, dalam bidang kebudayaan mengalami
kemajuan, misalnya munculnya seni sastra dan bangunan yang meliputi:
11

a. Seni bangunan sipil (seperti pembuatan gedung).

b. Seni bangunan agama (seperti pembangunan masjid).

c. Seni bangunan militer (seperti pembangunan benteng pertahanan).

Departemen yang di bentuk antara lain:

a. Al- Nidham Al- Siyasi( menangani masalah politik).

b. An- Nidham Al- Idari( menangani administrasi negara).

c. Al- Nidham Al- Mali( menangani keuangan dan ekonomi negara).

d. An- Nidam Al- Harbi( menangani angkatan perang dan perlengkapannya).

e. An- Nidham Al- Qadha’( menangani masalah kehakiman).

D. Sistem Pengangkatan Sebagai Khalifah


a. Abu Bakar
Setelah Nabi Wafat terjadilah perdebatan sengit antar
kaum muslimin yaitu kaum Muhajirin dan Anshar, keduanya
saling mengklaim bahwa kelompoknya yang paling berhak
menjadi pemimpin umat Islam. Semua itu disebabkan karena
sebelum nabi wafat, beliau tidak meninggalkan wasiat siapakah
yang akan menggantikan beliau, nampaknya beliau
menyerahkan urusan ini kepada umat. Namun dengan semangat
ukhuwah Islamiyah yang tinggi abu bakar terpilih sebagai
khalifah.
b. Umar bin Khatab
Umar diangkat menjadi khalifah atas pilihan pemuka-
pemuka sahabat, pengangkatan ketika berlangsung umar sedang
sakit sedangkan barisan depan pasukan Islam mengancam
Palestina, Iraq Dan Kerajan Hirah. Hal ini ditujukan untuk
mengantisipasi terpecahnya orang-orang musim. Ternyata
kebijakan abu bakar diterima masyarakat yang segera membaiat
Umar.
12

c. Ustman bin Affan


Saat akan meninggal umar mengajukan enam calon
khalifah yang salah satunya diantaranya akan dipilih
menggantikan dirinya, empat calon mengundurkan diri,
sehingga tinggalah Ustman dan Ali sebagai kontestan jedua
orang itu menerima keputusan abdur rahman ibn auf, yang pada
hari ketiga merekam suaranya untuk Ustman menjadi khalifah
Islam ke tiga. Terpilihnya Ustman diikuti dukungan dan sumpah
penduduk Madinah kepadanya.
d. Ali bin abi Thalib
Kepemimpinan ali adalah pemilihan masyarakat muslim,
karena setelah Ustman wafat masyarakat beramai-ramai
membaiat ali sebagai khalifah.

E Kebijakan Dalam Perkembangan Islam


 Abu bakar ash Shiddiq (632-634 M)
 Perbaikan sosial, yakni menciptakan stabilitas wilayah
Islam
 Pengumpulan ayat-ayat suci al-Qur’an
 Perluasan dan penyebaran Islam ke Iraq, Persi Dan Syiria
Setelah memerintah Islam selama dua tahun tiga bulan
satu hari, abu bakar wafat dalam usia 63 tahun pada hari senin
tanggal 23 jumadilakhir tahun ke-13 H/634 M dan dimakamkan
di dekat makam Rasulullah Saw.
 Umar bin Khatab (634-644 M)
 Dalam masa sepuluh tahun pemerintahannya, beliau dapat
mengembangkan perluasan Islam sampai ke Syiria, Palestinma,
Iraq, Persia, Dan Mesir.
13

 Membagi daerah kekuasaan Islam menjadi beberapa


wilayah dan dibawah kekuasaan seorang gubernur, seperti
kuffah dengan gubernur Attab bin Kazwan
 Membentuk dewan-dewan, seperti baitul mal
(bendaharawan negara) yang mengatur masuk keluarnya uang
dan dewan angkatan perang yang bertugas menulis nama-nama
tentara dan mengatur gaji mereka.
 Menetapkan tahun hijriyah sebagai tahun Islam.
 Membangun masjid-masjid, seperti masjidil haram dan
masjid nabawi.
 Penghapusan perbudakan, pembangunan kota, sekolah dan
fasilitas umum.
 Menjadikan shalat tarawih di bulan ramadhan dikerjakan
secara berjamaah.
Umar bin khatib meninggal dalam usia 63 tahun, yakni
tahun 644 M setelah memerintah 10 tahun 6 bulan.

 Ustman bin Affan (644-656 M)


 Membangun dan memperindah masjid Nabawi di madinah.
 Membentuk angkatan laut.
 Menyebarkan Islam sampai Khurasan, Armenia, Afrika,
Rai, Azarbejan, Amuriyah dan Cyprus.
 Pengumpulan dan penulisan al-Qur’an.
 Ustman wafat dalam usia 82 tahun, setelah memerintah
selama 12 tahun.
 Ali bin Abi Thalib (656-661 M)
 Pemecatan gubernur yang diangkat Ustman yang dianggap
nepotisme.
14

 Menarik kembali tanah yang diberikan Ustman kepada


penduduk.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan ini dapat ditarik suatu kesimpulan:
Al khurafa’ur rasyidin adalah pemimpin yang mendapat petunjuk sesudah
nabi wafat untuk menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin
agama dan kepala pemerintahan. Nama khulafaur rasyidin ini hanya untuk empat
sahabat yang menjadi khalifah secara berturut-turut setelah nabi. Mereka adalah
orang-orang yang sangat setia kepada nabi. Pada masa ini, mereka betul-betul
menurut teladan nabi, mereka dipilih melalui proses musyawarah, yang dalam
istilah sekarang disebut demokratis. Pemerintahan itu sangat berjasa dengan
perkembangan Islam,. Karena pada masa ini banyak mengadakan ekspansi-
ekspansi ke daerah yang non muslim

B. Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini penulis berharap makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan pembaca. Selanjutnya saya juga
mengharapkan kritik dan saran guna peningkatan kualitas dalam penulisan
makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatrim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003
Depag RI, Ensiklopedi Islam, Jilid 3, (Jakarta: Anda Utama,1993)
Gufron A. Mas’udi, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1999)
Hussein Bahreisj, 450 Masalah Agama Islam, (Surabaya: al-Ihlas, 1980)
Mohammad Husein, Pemerintahan Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1990)
Tamil Ahmad, Sejarah Muslim Terkemuka, (Jakarta: Tamrint, 1987).
Zainuiddin, Mohammad Jamhari, al Islam 2, (Bandung: Pustaka Setia,
1999)

16

Anda mungkin juga menyukai