Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Masa Khilafah Ar-Rasyidin

Mata Kuliah, Sejarah Kebudayaan Islam


Dosen pengampu, Risma Linda Sinaga M.A

Penyusun Kel 4
Suci Rahmadani
Maya Oktavia dalimunte
Muhammad syahrizal
Addinul Khair

Sekolah Tinggi Agama Islam Raudhatul Akmal


Kec. Batang Kuis, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkankehadirat Allah SWT yang mana telah memberi kita taufiq dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Masa
KhilafahArasyidin”. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah kebudayaan Islam
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan
yang terang benderang.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami
khususnya, dan segenap pembaca umumnya. Kami menyadari bahwa paper ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan
untuk menuju kesempurnaan makalah ini.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya penulisan makalah ini. Semoga
semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh di hadapan Allah SWT.
Amin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................................1
B. Rumusan masalah........................................................................................................................1
C. Tujuan masalah...........................................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A.Pengertian Khulafaur Rasyidin...................................................................................................2
B. Perkembangan Islam pada masa Khalifah Abu Bakar As-shiddiq.........................................2
C. Perkembangan Islam pada masa Khalifah Umar bin Khattab................................................7
D. Perkembangan Islam pada masa Khalifah Utsman bin Affan...............................................11
E. Perkembangan Islam pada masa Khaifah Ali bin Abi............................................................13
Prestasi prestasi Khalifah Ali bin Abi Thalib...............................................................................13
BAB III
PENUTUPAN.....................................................................................................................................15
A.Simpulan.....................................................................................................................................15
B.Saran............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Nabi Muhammad SAW wafat pada tanggal 12 Rabiulawal tahun 11 H atau tanggal 8
Juni632 M. Sesaat setelah beliau wafat, situasi di kalangan umat Islam sempat kacau. Hal
inidisebabkan Nabi Muhammad SAW tidak menunjuk calon penggantinya secara pasti.
Duakelompok yang merasa paling berhak untuk dicalonkan sebagai pengganti Nabi
MuhammadSAW adalah Kaum Muhajirin dan kaum Anshar.Terdapat perbedaan pendapat
antara Kaum Muhajirin dan Anshar karena kaum Muhajirin mengusulkan Abu Bakar as
Shiddiq, sedangkan kaum Anshar mengusulkan Sa’ad bin Ubadah
Sebagai pengganti nabi Muhammad SAW.Perbedaan pendapat antara dua kelompok
tersebut akhirnya dapat diselesaikan secara damaisetelah Umar bin Khatab mengemukakan
pendapatnya. Selanjutnya, Umar menegaskan bahwayang paling berhak memegang pimpinan
sepeninggal Rasulullah adalah orang-orang Quraisy.Alasan tersebut Dapat diterima oleh
kedua belah pihak.Melihat dari masalah itu kami dari penulis mencoba untuk membahas
tentang KhulafaurRasyidin. Tidak terlepas dari hal ini semoga makalah ini bisa membantu
kesulitan teman-temandalam memahami tentang Khulafaur Rasyidin.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian Khulafaurrasyidin?
2. Bagaimana perkembangan islam pada masa Khalifah Abu Bakar As-Shidiq?
3. Bagaimana perkembangan Islam pada masa Khalifah Umar bin Khattab ?
4. Bagaimana perkembangan Islam pada masa Khalifah Utsman bin Affan ?
5. Bagaimana perkembangan Islam pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib ?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Khulafaur Rasyidin
2. Untuk mengetahui perkembangan Islam pada masa abu bakar Ash-Shiddiq
3. Untuk mengetahui perkembangan Islam pada masa Umar bin Khattab
4. Untuk mengetahui perkembangan Islam pada masa Ustman bin Affan
5. Untuk mengetahui perkembangan Islam pada masa Ali bin Abi Thalib
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Khulafaur Rasyidin

Khulafaur Rasyidin berasal dari dua kata yaitu Khulafaur dan Ar-Rasyidin. Kata
Khulafaadalah bentuk jamak dari kata Khalifah yang artinya pengganti. Sedangkan kata Ar-
Rasyidinartinya mendapat petunjuk. Adapun kata Ar-Rasyidin itu berartiarif dan bijaksana.
JadiKhulafaur Rasyidin mempunyai arti pemimpin yang bijaksana sesudah Nabi Muhammad
SAWwafat. Mereka itu terdiri dari para sahabat Nabi Muhammad SAW yang berkualitas
tinggi dan baik, adapun sifat-sifat yang dimiliki Khulafaur Rasyidin sebagai berikut:
1. Arif dan bijaksana
2. Berilmu yang luas dan mendalam
3. Berani bertindak
4. Berkemauan yang keras
5. Berwibawa
6. Belas kasihan dan kasih sayang
7. Berilmu agama yang sangat luas serta melaksanakan hukum-hukum Islam.
Para sahabat yang disebut Khulafaur Rasyidin terdiri dari empat orang Khalifah, yiatu:
1. Abu Bakar As-Shidiq (11-13 H/632-634 M)
2. Umar bin Khattab (13-23 H/634-644 M)
3. Usman bin Affan (23-35 h/644-656 M)
4. Ali bin Abi Thalib (35-40 H/656-661 M)

B. Perkembangan Islam pada masa Khalifah Abu Bakar As-shiddiq


Setelah Rasulullah SAW wafat, kaum muslimin dihadapkan sesuatu problema yang
berat,karena Nabi sebelum meninggal tidak meninggalkan pesan apa dan siapa yang akan
menggantisebagai pimpinan umat. Suasana wafatnya rasul tersebut menjadikan umat Islam
dalamkebingungan. Hal ini karena mereka sama sekali tidak siap kehianagn beliau baik
sebagai pemimpin, sahabat, maupun sebagai pembimbing yang mereka cintai.Di tengah
kekosongan pemimpin tersebut, ada golongan sahabat dari Anshar yang berkumpul di tempat
Saqifah Bani Sa’idah, sebuah tempat yang biasa digunakan sebagai pertemuan
danmusyawarah penduduk kota Madinah. Pertemuan golongan Anshar di Saqifah Bani
Sa’idah
Tersebut dipimpin seorang sahabat yang sangat dekat dengan Rasulullah SAW, ia adalah
Saad binUbadah tokoh terkemuka suku Khazraj.Pada waktu Saad bin Ubadah mengajukan
wacana dan gagasan tentang siapa yang pantasuntuk menjadi pemimpin sebagai pengganti
Rasulullah ia menyatakan bahwa kaum Ansharlahyang pantas memimpin kaum muslimin. Ia
mengemukakan demikian sambil berargumen bahwagolongan Ansharlah yang telah banyak
menolong Nabi dan kaum Muhajirin dari kejaran dan penindasan orang-orang kafir Quraisy.
Tentu saja gagasan dan wacana ini disetujui oleh parasahabat dari golongan Anshar. Pada saat
beberapa tokoh Muhajirin seperti Abu Bakar, Umar binKhattab, dan Abu Ubaidah bin Jarrah
dan sahabat Muhajirin yang lain mnegetahuipertemuanorang-orang Anshar tersebut, mereka
segera menuju ke Saqifah Bani Sa’idah. Dan pada saatorangorang Muhajirin datang ke
Saqifah Bani Sa’idah, kaum Anshar nyaris bersepakat untuk
mengangkat dan membaiat Saad bin Ubadah menjadi khalifah. Karena pada saat tersebut
paratokoh Muhajirin juga datang maka mereka juga diajak untuk mengangkat dan membaiat
Saad binUbadah. Namun, kaum Muhajirin yang diwakili Abu Bakar menolaknya dengan
tegas membaiatSaad bin Ubadah. Abu Bakar mengatakan pada golongan Anshar bahwa
jabatan khalifahsebaiknya diserahkan kepada kaum Muhajirin. Alasan Abu Bakar adalah
merekalah yang lebihdulu memeluk Agama Islam. Kaum Muhajirin dengan perjuangan yang
berat selama 13 tahunmenyertai Nabi dan membantunya mempertahankan Islam dari
gangguan dan penindasan kaumkafir Quraisy di Mekah. Dengan usulan Abu Bakar, golongan
Anshar tidak dapat membantahusulannya. Pada saat yang bersamaan Abu BAkar menunjuk
dua orang Muhajirin di sampingnyayang dikenal sangat dekat dengan Nabi, yaitu Umar bin
Khattab dan Abu Ubaidah bin Jarrah.
Abu Bakar mengusulkan agar memilih satu diantara keduanya untuk menjadi khalifah.
Demikiankata Abu Bakar kepada kaum Anshar sembari menunjuk Umar dan Abu Ubaidah.
Namun sebelum kaum Anshar merespon usulan Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah justru
menolaknyadan keduanya justru balik menunjuk dan memilih Abu Bakar. Secara cepat dan
tegas Umar mengayungkan tangannya ketangan Abu Bakar dan mengangkat tangan Abu
Bakar dan membaiatnya. Lalu apa yang dilakukan Umar segera diikuti oleh Abu Ubaidah, dan
akhirnya diikuti kaum Anshar untuk membaiat Abu Bakar kecuali Saad bin Ubadah.Sifat dan
sikap Abu Bakar As-Shidiq tidak berubah meski beliau sudah menjadi khalaifah.Ketika beliau
memerintah, beliau menunjukkan sebagai khalifah besar. Beberapa prestasi yangditorehkan
sebagai hasil usaha keras beliau dapat diperhatikan pada uraian di bawah ini.

1. Memerangi Orang-Orang Murtad


Pemerintahan Abu Bakar As-Shidiq pernah digoncang persoalan disintegrasi
(memisahkandiri), yaitu beberapa suku bangsa Arab dari Hijaz dan Nejed menyatakan
melepaskan diri darisistem dan kekuasaan kekhalifahan resmi bagi umat Islam itu. Bentuk
pembangkangan tersebutmisalnya menolak membayar zakat dan tidak mengakui sistem
pemerintahan Islam. Adapulayang bahkan kembali kepada agama lama yaitu menyembah
berhala. Suku-suku tersebut beralasan bahwa mereka hanya loyal terhadap perjanjian dengan
Nabi Muhammad SAWsehingga dengan wafatnya Nabi SAW tidak ada lagi alasan untuk
tetap loyal kepada Islam.Abu Bakar As-Shidiq sangat memahami sifat kesukuan yang sangat
kuat cenderung kepada pemimpinnya keranamemenag bangsa Arab terkenal memilii sifat
kesukuan yang sangat tinggi.Mereka sangat egois dan selalu merasa bahwa suku mereka
adalah yang tertinggi. Dampak darikuatnya sifat paternalistik itu maka ketika pemimpin
mereka memeluk Islam, rakyatnya jugaIslam semua. Padahal kalau memeluk Islam para
pemimpin itu akan kehilangan pengaruh dalammasyarakat mereka karena pemimpin suku
harus tunduk dengan aturan Islam. Hal ini juga dapatmenyebabkan adanya gerakan murtad
(riddah), apalagi tingkat keimmana mereka masih lemah.Hal itu tentu menimbulkan gangguan
dan ancaman bagi persatuan dan stabilitas pemerintahan, karena gerakan itu terjadi hampir di
seluruh negeri di Jazirah Arab. Menghadapikeadaan yang berbahaya tersebut, khalifah Abu
Bakar As-Shidiq menunjukkan sikap tegasnya.Misalnya dalam ucapannya bahwa andai saja
zakat itu hanya sautas tali unta, tetapi mereka tidakmau menunaikannya, mak akan tetap
diperangi. Meski demikian khalifah Abu Bakar As-Shidiq berpesan kepada para panglima
agar tetap mengedepankan pendekatan dakwah untukmemperoleh kemenangan dan
kedamaian.Dengan ketegasan khalifah Abu Bakar As-Shidiq, banyak di antara mereka yang
berpikiruntuk melawan sehingga mereka tunduk lagi kepada pemerintahan Islam, selebihnya
mereka adayang memilih perang daripada harus berdamai dengan pasukan Islam. Para
pembangkang itudipimpin oleh para Nabi palsu.Dikatakn sebagai Nabi palsu karena mereka
mengangkat dirinya sebagai Nabi untukmenghancurkan Islam. Para nabi palsu itu antara lain:
a. Aswad Al-Ansi
b. Tulaihah bin Khawailid Al-Asadi
c. Malik bin Nuwairahd.
Musailamah Al-KadzabAswad Al-Ansi adalah pemimpin suku Badui di Yaman, mereka
berhasil merebut Najramdan Sana dari kekuasaan Islam. Pemberontakan Aswad Al-Ansi
segera ditangani oleh Abu BakarAs-Shidiq dengan mengirimkan Zubair bin Awwam untuk
menghancurkan mereka. KetikaZubair bin Awwam tiba di Yaman, Aswad Al-Ansi telah mati
terbunuh ditangan gubernurYaman, pasukan Islam kembali berhasil menguasai
Yaman.Tulaihah bin Khawailid Al-Asadi juga mengaku dirinya sebagai nabi, para
pengikutnya berasal dari Bani Asad, Bani Ghatafan, dan bani Amir. Khalifah Abu Bakar As-
Shidiq segeratanggap kemudian memerintahkan Khalid bin Walid untuk memimpin pasukan
dan memerangimereka. Pertempuran yang terjadi di dekat sumur Buzakkah itu akhirnya
berhasil dimenangkanoleh pasukan muslim.Malik bin Nuwairah yang menguasai Bani Yarbu
dan Bani Tamim, tidak lagi mengakuikebenaran Islam, sepeninggalan Rasulullah SAW.
Setelah upaya damai tidak ditanggapi, kecualimenantang perang maka pasukan Khalid bin
Walid bergerak menuju perkampungan mereka.Malik bin Nuwairah mati terbunuh dalam
pertempuran tersebut. Hal itu membuat pasukanmusuh bercerai berai dan banyak juga yang
melarikan diri ke luar daerah.Musailamah Al-Kazab adalah nabi palsu yang mendapat
pengikut dari Bani Hanifah diYamamah. Ia mengawini Sajah yang juga mengaku sebagai
nabi, tetapi berasal dari agamaKristen. Suami istri itu kemudian berhasil membentuk pasukan
besar yang berkekuatan 40.000orang. Menghadapi pasukan besar itu, khlifah Abu Bakar As-
Shidiq segera memerintahkanIkrimah bin Abu Jahal dan Syurahbil bin Hasanah untuk
menghancurkan mereka.Pada pertempuran itu pasukan di bawah pimpinan Ikrimah terdesak,
tetapi tak berselang lama pasukan Muslim pimpinan Khalid bin Walid datang tepat waktu
sehingga serangan berbalik.Pasukan Muslim bertempur tanpa mengenal takut didasari jihad
fisabilillha. Akhirnya pasukankaum pemberontak itu dipukul mundur, lebih dari 10.000 orang
dari pasukan murtad terbunuh,termasuk sang nabi palsu Musailamah Al-Kazab.Perang
melawan pasukan Musailamah Al-Kazab ini termasuk perang yang terbesar selamamemerangi
kaum pemberontak yang disebut perang Yamamah. Dalam perang itu kaum muslim banyak
yang sahid, termasuk para penghafal Al-Qur’an.
Pasukan Muslim yang telah menyelesaikan tugas perang Yamamah dan memporak-
porandakan pasukan Musailamah Al-Kazab, kemudian melanjutkan perjalanan ke
Bahrain,Oman, dan Yaman. Di tempat-tempat tersebut, pasukan Muslim juga memerangi
kaum yangmurtad dan berhasil mengalahkan mereka.Seluruh perang melawan pemberontak
yang murtad tersebut disebut perang Riddahkarenamemerangi kaum yang murtad. Pasukan
Muslim berhasil memerangi seluruh pertempuran.Dengan kemenangan itu maka kewibawaan
Islam kembali naik. Akhirnya seluruh kaum JazirahArab menyatakan tunduk dengan aturan
Islam.

2. Kodifikasi Al-Qur’an
Kodifikasi Al-Qur’an merupakan upaya keras Khalifah Abu Bakar As-Shidiq sehingga
dapatmemberi manfaat sampai sekarang. Dengan usaha itu kita akhirnya dapat mengenal
adanyamushaf Al-Qur’an. Sebelum dilakukan pengumpulan, mushaf AlQur’an berserakan di
berbagaitempat dan tertulis di berbagai benda. Khalifah Abu Bakar As-Shidiq melakukan
upaya pengumpulan wahyu Allah itu setelah mendapatkan saran dari Umar bin Khattab, yang
ketika itu beliau menjadi penasihat utama khalifah Abu Bakar As-Shidiq.Memang mulanya
saran Umar bin Kahttab ini ditolak oleh khalifah Abu Bakar As-Shidiq,namun dengan alasan
yang kuat dari Umar bin Khattab, khalifah Abu Bakar As-Shidiq bersediamewujudkan
pengumpulan ayat-ayat Al-Qur’an. Umar bin Khattab ketika itu menyatakan bahwa para
penghafal AlQur’an banyak yang gugur dalam pertempuran perang Yamamah,
jugamengkhawatirkan akan hilangnya mushaf-mushaf yang berserakan itu.Kemudian khalifah
Abu Bakar As-Shidiq menunjuk Zaid bin Tsabit untuk memimpin pengumpulan ayat-ayat
AlQur’an. Alasan khalifah Abu Bakar As Shidiq menunjuk Zaid binTsabit karena beliau
ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup adalah sekretaris pribadi yangdengan bimbingan
Nabi SAW selalu menulis wahyu yang turun kepada Rasulullah SAW.Setelahdituls oleh Zaid
bin Tsabit kemudian dihafalkan oleh para sahabat. Adapulabeberapasahabat yang menulis lagi
ke pelepah kurma, bebatuan, atau tulang belulang utukdiajarakanataudisampaikan kepada
kaum muslimin yang jauh dari jangkauan informasi.Setelah proyek besar itu selesai, mushaf
ayat-ayat Al-Qur’an tersebut disimpan khalifah AbuBakar As-Shidiq. Mushaf itu menjadi
pedoman utama pembelajaran AlQur’an bagi seluruhkaum muslimin. Sepeninggal khalifah
Abu Bakar As-Shidiq, mushaf tersebut disimpan olehHafsah bin Umar, putri Umar bin
Khattab, yang juga salah satu istri Nabi SAW.
3. Perluasan Wilayah Islam
Setelah kondisi dalam negeri menunjukan tanda-tanda aman dan terkendali, maka
khalifahAbu Bakar As-Shidiq mulai dengan misi dakwahnya yaitu menyebarkan ajaran Islam
ke daerahlain. penyebaran Islam sebagai rahmat bagi segenap alam itu dilakukan dengan
upaya pendekatan damai sehingga bukan bentuk dari penjajahan.Khalifah Abu Bakar As-
Shidiq menekankan kepada para panglima untuk menghindari peperangan sebelum upaya
damai dilakukan. Hal-hal yang ditekankan oleh khalifah Abu BakarAs-Shidiq kepada para
da’i atau tentara Islam ketika berdakwah di daerah baru, yaitu sebagai berikut:
a. Diajak untuk memeluk Isam, sehingga mendapatkan perlindungan jiwa serta hartanya.
b. Tidak memaksa untuk memeluk Islam, kalau tidak mau maka harus membayar jizyah
(pajak perlindungan yang snagat ringan). Dengan begitu mereka mendapat perlindungan
jiwa danhartanya pula.
c. Apabila dengan jalan damai tidak mau, maka akan mereka perangi.
Dengan ketiga pedoma itu, para pendakwah atau kaum Muslimin mendapat sambutan
yangmenggembirakan dari penduduk daerah baru tersebut. Tak dipungkiri, sebenarnya
banyak rakyat dari daerah lain yang sangat mengharapakan kedatangan kaum Muslimin
karena kepenatanterhadap keadaan mereka. Hal itu membuktikan bahwa Islam sebagai rahmat
bagi seluruh alam benar-benar menjadi kenyataan.Daerah baru yang menjadi sasaran dakwah
kaum muslimin adalah daerah yang berada di bawah kekuasaan Persia dan
Bizantium.Kekaisaran Persia meliputi daerah yang luas dari Irak bagian barat, Suriah (Syam),
hingga bagian utara Jazirah Arab. Banyak kabilah Arab yang tunduk di bawah kekuasaan
mereka.Melihat cahaya Islam belum menyentuh daerah itu maka Khalifah Abu Bakar As-
Shidiqmengirimkan dua panglima yaitu Khalid bin Walid dan Musanna bin Harisah untuk
mengajak daerah tersebut masuk dalam kekuasaan Islam.Seluruh daerah Hirah, Anbar,
Daumatul Jandal, dan Fars dapat mereka kuasai. Peperangan diwilayah kekuasaan Persia itu
berhenti setelah Abu Bakar meminta Khalid bin Walid berangkatke Suriah, untuk menambah
kekuatan pasukan muslim yang menghadapi pasukan sangat besardariBizantium. Pemegang
pimpinan pasukan kemudian dialihkan kepada Musanna bin Harisah.KekaisaranBizantium
memusatkan pemerintahannya di kota Damaskus, Suriah untukmengendalikan daerah jajahan
di Arab dan sekitarnya.Dengan kekuatan tentara Bizantium yang sangat besar itu maka untuk
menghadapi mereka,Khalifah Abu Bakar mengirimkan pasukan kaum Muslimin yang dikirim
tersebut adalah:
1) Pasukan Yazid bin Abu Sofyan ke Damaskus
2) Pasukan Amru bin Ash ke Palestina
3) Pasukan Syurahbil bin Hasanah ke Yordania
4) Pasukan Abu Ubaidah bin Jarrah ke HimsSeluruh pasukan kaum Muslimin ketika itu
berjumlah 18.000 personil. Sedangkan pasukanRomawi berjumlah 240.000 orang. Kekuatan
yang tidak seimbang itu menjadikan pasukan kaumMuslimin sulit untuk menembus musuh.
Khalifah Abu BAkar As-Shidiq kemudianmemerintahkan Khalid bin Walid berangkat menuju
Syam. Perjalanan melelahkan ditempuh olehKhalid bin Walid selama 18 hari, sebagai
perjalanan yang bersejarah karena menempuh dua padang sahara yang belum pernah
dilewatinya. Setelah sampai ia langsung bergabung dengan pasukan Muslim yang ada di
sana.Peretmpuran sengit terjadi di pinggir sungai Yarmuk, maka perang besar tersebut disebut
perang Yarmuk. Ketika perang hebat masih berlangsung, pasukan kaum Muslimin
mendengarkabar bahwa Khalifah Abu Bakar meninggal dunia.Posisi Khalifah Abu Bakar As-
Shidiq diganti oleh Umar bin Khattab. Bersamaan dengan ituKhalid bin walid digantikan oleh
Abu Ubaidah bin Jarrah. Perang Yarmuk yang memakankorban jiwa dan harta itu akhirnya
membuahkan hasil gemilang. Kaum Muslimin dapatmemenangkan pertempuran itu sehingga
menjadi kunci utama hancurnya kekaisaranBizantiumdi tanah Arab.

C. Perkembangan Islam pada masa Khalifah Umar bin Khattab


Umar bin Khattab dilahirkan di kota Makkah pada tahun 40 sebelum hijriah atau tahun
13di tahun gajah. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza Al-Quraisy. Ia
berasal darisuku Bani Ady. Silsilahnya berkaitan dengan garis keturunan Nabi Muhammad
SAW padagenerasi kedelapan. Nama lengkap Umar bin Khattab adalah Umar bin Khattab bin
Nufail Al-Quraisy.
Umar bin Khattab masuk islam pada tahun kelima setelah kenabian dan menjadi salahsatu
sahabat Nabi Muhammad SAW. Sebelum Islam, di Kota Makkah ia sangat berpengaruh
dikalangan bangsanya, karena pada waktu itu ia adalah seorang yang gagah berani, cerdas,
tangkasdan kuat. Ia termasuk pemuka kaum Quraisy yang sangat memusuhi Nabi Muhammad
SAWsebagaimana Abu Jahal. Umar masuk islam karena mendengan untaian ayat Setelah
masukIslam ia berkorban untuk melindungi Nabi Muhammad SAW dan agama Islam dan ikut
berperang dalam peperangan.
Umar bin Khattab adalah orang yang sangat cerdas. Umar bin Khattab adalah satu-
satunyasahabat Nabi Muhammad SAW yang tidak serta merta menerima keputusan Nabi
MuhammadSAW terhadap suatu masalah. Akan tetapi, jika keputusan itu berdasarkan wahyu
dari AllahSWT dan bukan pemikiran Nabi Muhammad SAW, Umar bin Khattab langsung
menaatinya.Umar bin Khattab juga sangat tegas dalam membedakan kebenaran dan kebatilan.
Karenaketegasan tersebut, Rasulullah SAW memberikan gelar Al-Faruq yang artinya pemisah
atau pembeda. Menjelang kematian Abu Bakar As-Siddiq menunjuk Umar bin Khattab
sebagai penggantinya.Banyakprestasi yang diraih oleh Khalifah Umar bin Khattab saat
menjabat sebagai khalifahadalah sebagai berikut:

1. Perluasan wilayah Islam


Perkembangan Islam pada masa khalifah Umar bin Khattab sangat luas hingga sampai
Negara Persia, Palestina, Syam dan Mesir . Wilayah Islam pada waktu itu meliputi bekas
duaimperium besar taitu Persia dan romawi Timur atau Bizantium. Bangsa Arab
khususnya,umumnya umat islam mendapatkan kemudahan dalam menaklukkan wilayah
Romawi Timurkarena didukung oleh persamaan etnis, kemiripan bangsa dan hubungan
dagang yang terjalinsebelumnya. Selanjutnya karena didukung oleh hubunga yang buruk
antara penguasa Romawidengan bangsa-bangsa yang ada di bawah pemerintahannya. Kondisi
itu dipicu oleh perbedaanfaham agama antara para penguasa dengan rakyat pribumi dan
tingginya beban pajak yang diluarkemampuan masyarakat jajahan.Oleh karena faktor-faktor
di atas, maka kehadiran bangsa Arab mendapat sambutandengan harapan agar mereka dapat
terbebas dari pemerintahan Romawi dan sikap dictator atau perlakuan otoriter gereja
Bizantium. Perluasan wilayah pada masa khalifah Umar bin Khattab pertama-tama
melanjutkan usaha perluasan yang telah dilakukan oleh khalifah Abu Bakar As-siddiq. Secara
berturut-turut, pasukan Islam berhasil menguasai Suriah, Persia dan Mesir.
Pada waktu itu, Suriah merupakan perdagangan yang penting. Oleh karena itu, Umar
binKhattab berusaha merebut mati-matian. Wilayah Suriah memiliki beberapa kota yang
menjadi pusat kekuasaan Romawi Timur (Bizantium) yang beragama Kristen. Beberapa kota
tersebutadalah Damaskus, Yordania, Yerussalem, Hims dan Antionika. Perluasan wilayah ke
Mesirdilakukan kaum muslimin dibawah pimpinan Amru bin Ash. Sebelum masuk Islam,
Amru binAsh telah berulang kali mengikui kafilah dagang ke Mesir. Oleh karena itu, ia
mengetahui seluk beluk dan kondisi Mesir. Atas perintah khalifah Umar bin Khattab
berangkatlah 4.000 pasukanIslam ke Mesir. Sebelum berangkat, khalifah Umar bin Khattab
menyampaikan pesan
“berangkatlah dan mudah-mudahan keberhasilan menyertaimu. Apabila menerima surat
darikusebelum sampai ke mesir, kembalilah.” Amru bin Ash mencapai perbatasan Mesir pada
bulanDesember 639 M. mula-mula ia merebut kota Al-Farama di Mesir Timur. Ia kemudian
sampai diBentengBabilon yang termasyhur. Tempat ini merupakan pusat kekuatan kekaisaran
Bizantiumyang besar. Setelah bertempur beberapa lamanya, kaum muslimin berhasil
menguasai bentengini serta wilayah-wilayah Mesir lainnya.Kemenangan-kemenangan umat
Islam menjadikan Wilayah Islam pada masa khalifahUmar bin Khattab meluas hingga Afrika
Utara, Armenia dan sebagian wilayah Eropa Timur.Untuk memudahkan jalannya
pemerintahan, khalifah Umar bin Khattab membagi wilayah Islammenjadi beberapa provinsi
serta menunjuk seorang gubernur untuk memerintah wilayah tersebut.MisalnyaSa’ad bin Abi
Waqas memerintah di Kufah, Amru bin Ash di Mesir dan Mu’awiyah bin Sufyan di
Damaskus.

2. Penerapan kalender hijriah


Tahukah kalian bahwa yang menetapkan sistem kalender hijriah adalah khalifah Umar bin
Khattab? Sebelum kalender hijriah ditetapkan, orang-orang menggunakan
systemkalendermasehi. System ini banyak digunakan orang-orang nasrani. Agar berbeda
dengan nasranikaummuslimin juga berkeinginan untuk mempunyai system kalender sendiri.
Sedangkan kaummuslim mengusulkan bahwa tahun Islam dimulai sejak Nabi Muhammad
lahir. Sebagian lainnyamengusulkan agar tahun Islam dimulai sejak Nabi Muhammad SAW
diangkat menjadi rasulAkhirnya khalifah Umar bin Khattab menetapkan kalender Islam
berdasarkan hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Hal itu disebabkan
hijrah merupakan titik balik dari kemenangan Islam. Periode dakwah sebelum Nabi
Muhammad SAW hijrah disebut periode Makkah, sedangkan periode dakwah setelah beliau
hijrah dikenal sebagai periodeMadinah. Demikian juga pembagian surat-surat Al-Qur’an.
Surat yang turun sebelum hijrahdisebut surat makkiyah, sedangkan surat Al-Qur’an yang
turun setelah hijrah disebut suratMadaniyah.

3. Membangun kota Basrah


Pada tahun 16 H/ 636 M. Kota Basrah dibangun setelah tentara Islam pimpinan Sa’ad bin
Abi Waqash menguasai Irak. Pemilihan tempat tersebut dilakukan sendiri oleh Umar bin
Khattabyaitusebuat tempat dekat dengan kota pelabuhan Ubullah di Teluk Persia.Selama
pemerintah Umar bin Khattab kota Basrah dijadikan markas tentara Islam.
UntukmengajarkanIslaam pada penduduk Basrah, khalifah Umar mengirimkan ulama. Ulama
dariMadinah ke kota Basrah diantaranya Hasan Al Basri. Sejak saat itu Basrah menjadi salah
satu pusat pendidikan di dunia Islam.

4. Membangun masjid Amr bin Ash


Masjid ini adalah masjid yang pertama dibangun di Mesir dan di Afrika tahun 21 H/642M.
ketika itu letaknya di kota Fusthat ditengah-tengah perumahan kaum muslimin. Masjid
inidigunakan untuk beribadah dan berkumpul membahas urusan dunia dan agama.
5. Menetapkan hukum tentang masalah-masalah yang baru
Dalam ketetapan itu sering seakan-akan bertentangan dengan sunnah atau ketetapan
AbuBakar pendahulunya. Namun apabila diteliti lebih mendalam, ternyata Umar memiliki
jangkauanyang menyeluruh mencakup keseluruhan ajaran Islam. Misalnya, mengenai
ghanimah (hargarampasan perang), surat al-anfal mengajarkan bahwa harta rampasan perang,
termasuk tanahharus dibagikan dengan cara tertentu, sebagian untuk para tentara yang
berperang. Demikian juga Nabi pernah membagi-bagikan tanah pertanian di Khaibarstelah
dibebaskan dari bangsaYahudi yang memusuhi Nabi. Namun, demi kepentingan umum dan
Negara, Umar tidakmelaksanakan sebagaimana yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan
sunnah Nabi, bahkan Umarmembagi-bagikannya kepada para petani kecil setempat, sekalipun
belum muslim. Tindakan inimenimbulkan protes keras sebagian sahabat dipimpin bilal dan
menimbulkan ketegangan diMadinah.Akhirnya Umar mantap dengan kebijakannya itu setelah
musyawarah dan mendapatdukungan sementara para pembesar sahabat, setelah
mengemukakan interpretasinya sendiri yangmeyakinkan tentang keseluruhan semangat ajaran
Al-Qur’an dan kebijaksanaanNabi.Masalah baru yang dihadapi Umar yang kemudian
dipecahkan seperti ini adalah masalah potong tangan pencuri, mengawini ahli al-kitab, cerai
tiga kali yang diucapkan sekaligusdan lain-lain.

6. Memperbaharui organisasi
Negara Pada masa Rasul, sesuai dengan keadaanya, organisasi Negara masih sederhana.
Tetapiketika masa khalifah Umar dimana umat Islam sudah terdiri dari bermacam-macam
bangsa danurusannya makin meluas, maka disusunlah organisasi Negara sebagai berikut :
a. Organisasi politik
1. Al-Khilafaat
, kepala negara ; dalam memilih kepala Negara berlaku system “bai’ah.” Padamasa sekarang
mungkin sama dengan system demokrasi. Hanya waktu itu sesuai denganal-
amrusyurobainahum sebagaimana yang digariskan Allah dalam Al-Qur’an.
2) Al-Wizaraat
sama dengan meteri pada zaman sekarang. Khaifah Umar menetapkan Usmasebagai
pembantunya untuk mengurusi pemerintahan umum dan kesejahteraan, sedangkan Aliuntuk
mengurus kehakiman, surat menyurat dan tawanan perang.
3) Al-Kitabaat
sekertaris Negara. Umar bin Khattab mengangkat Zaid bin Tsabit dan Abdullah bin Arqom
menjadi sekertaris penting. Usman bin Affan juga mengangkat Marwan bin Hakam.
b. Administrasi Negara
Sesuai dengan kebutuhan, khalifah Umar bin Khattab menyusun administrasi Negara
menjadi :
1) Dewan-dewan (departemen-departemen)
Dewan al-Jundiy (dewan Harby): badan peratahnan keamanan. Orang muslim pada Rasul
danAbu Bakar semuanya adalah prajurit. Ketika Rasul atau Abu Bakar menyeru untuk
berperangsiaplah semua mengikuti perintah Nabi. Kemudian ketika perang telah selesai
kembalilah merekamenjadi pendidik sipil setelah menerima ghanimah. Masa Umar keadaan
telah berubah,disusunlah satu badan yang mengurusi tentara. Disusunlah angakatanbesenjata
khusus, asrama,latihan militer, kepangkatan, gaji, persen-jataan dan lain-lain. mulai juga
angkatan laut olehMuawiyah gubernur Syam dan oleh Ala bin Hadharamy gubernur Bahrain.·
Dewan al-Kharaj (dewan al-Maaly)/Bait al-Maal yang mengurusi keuangan Negara,
pemasukan dan pengeluaran anggaran belanja Negara.· Dewan al-Qadla : departemen
kehakiman. Umar mengangkat hakim-hakim khusus untuk tiapwilayah dan menetapkan
persyaratannya.

2) Al-Imarah ‘ala al
buldan : administrasi pemerintahan dalam negeri.· Negara dibagi menjadi beberapa
propinsi yang dipimpin oleh seorang gubernur (amil).· Al-Barid : perhubungan kuda pos
memakai kuda pos.· Al-Syurthah : polisi menjaga keamanan Negara.
3) Mengadakan undang-undnag “Husbah”
(tim pengawasan dan pengontrolan) yaitu peraturanmengawasi urusan passer, menjaga tata
tertib dan kesopanan, mengawasi timbangan dan ukuran, begitu juga memperhatikan
keberhasilan jalan umum.

D. Perkembangan Islam pada masa Khalifah Utsman bin Affan


Nama lengkapnya adalah Usman bin Affan bin Abdil-as bin umayyah dari bani
Quraisy.Usman bin Affan dilahirkan di makkah pada tahun 576 M. Ia memeluk agam Islam
lantaranajakan dari Abu bakar, dan menjadi salah satu seorang sahabat dekat Nabi
Muhammad SAW. Iasangat kaya tetapi berperilaku sederhana dan sebabagian kekayaannya
digunakan untuk kejayaanIslam. Ia mendapat julukan dzunnurain karena Nabi Muhammad
mengawinkannya dengan dua orang putrinya, yang pertama Ruqayah dan yang kedua adalah
Umi Kulsum. Ia menyumbang 950 ekor unta dan 1000 dirham dalam ekspedisi untuk
Byzantium di perbatasan palestina. Ia juga membeli mta air orang-orang romawi yang
terkenal dengan harga 20.000 dirham untukselanjutnya diwakafkan bagi kepentingan umat
Islam dan pernah meriwayatkan haditskuranglebih 150 hadits. Seperti halnya Umar, Ustman
naik menjadi khalifah melalui pemilihan.Bedanya, jika Umar dipilih atas penunjukkan
langsung sedangkan Ustman diangkat atasmenunjukkan tidak langsung yaitu melewati badan
syura yang dibentuk oleh Umar menjelangwafatnya.Ustman bin Affan menjadi khalifah pada
umr 70 tahun. Beliau menjadi khalifah selama12 tahun. Selama masa pemerintahannya
prestasi, usaha-usaha dan kebijakan khalifah Utsman bin Affan antara lain :
1. Pembukuan (kodifikasi) Al-Qur’an
Di antara usaha khalifat Utsman bin Affan adalah menyalin dan membukukan Al-Qur’an
menjadi beberapa mushaf, yang kemudia dikirimkan ke berbagai daerah seperti Makkah,
Syiria,Basrah dan Kuffah. Sedangkan satu buah lagi ditinggalkan di Madinah untuk pegangan
khalifatUtsman bin Affan sendiri.Dari mushaf inilah adanya Al- Qur’an yang kita lihat
sekarang ini. Khalifah Utsman menetapkan pembacaannya dengan satu logat saja, yaitu logak
Quraisy. Sedangkan sebelumnya dengan bermacam-macam logat, seperti logat Tamim, Majed
dan sebagainya.Mushaf yang disusun pada masa khaifah Utsman bin Affan ini disebut mushaf
Usmani. Mushaf dikerjakan oleh Zaid bin Tsabit dan dibantu oleh Abdullah bin zubair, Said
bin Ash danAbdurrahman bin Harits bin Hisyam.
2. Membangun gedung pengadilan
Pelaksanaan pengadilan pada masa Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar, Umar bin
khattab selalu diadakan di masjid dan terbuka untuk umum seluruh masyarakat bisa
menyaksikan jalannya pengadilan. Tetapi masa khalifah Ustman bin Affan dilakukan di
gedung khusus untuk pengadilan, sehingga pengadilan itu tidak dilakukan di masjid lagi.
3. Membentuk armada Islam
Atas usulan Mu’awiyah bin Abu Sufyan sebagai gubernur Syiria, khalifah Ustman bin
Affan telah membentuk armada Islam (angkatan laut). Hal ini disebabkan adanya peperangan
dengan bangsa Romawi (Bizantium).Dengan adanya angkatan laut tersebut maka Mu’awiyah
gubernur Syiria dapat mengalahkan danmenguasai pulau Cyprus dan Rhoddus. Begitu juga
Abdullah bin Sa’ad telah membentukArmada Islam di Mesir.
4. Ronovasi masjid nabawi
Masjid nabawimuulai dibangun pada masa khalifah Umar bin Khattab diperluas oleh
khalifahUtsman bin Affan. Selain diperluas, bentuk dan coraknya juga diperindah.
5. Perluasan wilayah
Pada masa khalifah Utsman bin Affan, wilayah Islam makin luas. Wilayah Azerbaijan
berhasilditaklukkan pasukan muslim di bawah pimpinan Said bin Ash dan Rabi’ahBahity.
Sebagian besar rakyat Armenia saat itu menyambut kedatangan tentara Islam dengan suka
cita. Pada umumnya, mereka lebih suka berada di bawah pemerintahan Islam daripada
dikuasai kekaisaranRomawi.
E. Perkembangan Islam pada masa Khaifah Ali bin Abi
ThalibAli bin Abi Thalib adalah orang yang paling awal memeluk agama Islam
(AssabiqunalAwwalun), sepupu Rasullullah SAW, dan juga khalifah terakhir dalam
kekhalifahan KulafaurRasyidin menurut pandangan Sunni. Namun bagi Islam Syiah, Ali
adalah khalifah pertama dan juga imam pertama dari 12 imam Syiah. Ali dilahirkan di
Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab. Menurut sejarawan, Ali
dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainyakenabian Muhammad, sekitar tahun 600 Masehi.
Beliau bernama asli Haydar bin Abu Thalib. Namun Rasullullah SAW tidak menyukainya dan
memanggilnya Ali yang berarti memilikiderajat yang tinggi di sisi Allah.Setelah wafatnya
Utsman bin Affan, kaum muslimin mendapat kesulitan untukmengangkat khalifah pengganti
Utsman bin Affan. Tokoh-tokoh yang dianggap layak menjadikhalifah seperti Ali bin Abi
Thalib,
Abdullah bin Umar, Sa’ad bin Abi Waqash, dan Zubair bin Awwam menolak menjadi
khalifah. Maka di Madinah terjadilah diskusi yang diadakan oleh paratokoh kaum muslimin
untuk menunjuk khalifah baru. Dari hasil diskusi yang dilaksanakanmereka tidak menemukan
orang yang lebih layak daripada Ali bin Abi Thalib. Dia putra paman Nabi dan sekaligus
menantu beliau, dia pula lah anak muda yang pertama kali masuk islam dan banyak
membantu perjuangan Nabi. Maka, mayoritas yang hadir memilihnya dan
membaiatnyasebagai khalifah keempat. Peristiwa tersebut terjadi enam hari setelah Utsman
bin Affan wafat.

1. Prestasi prestasi Khalifah Ali bin Abi Thalib


Berbeda dengan khalifah-khalifah sebelumnya yang banyak menyebarkan agama
danajaranislam ke berbagai pelosok dunia, pemerintah khalifah Ali bin Abi Thalib
disibukkandengan mengurusi masalah intern yang muncul dan cenderung membawa
perpecahan dikalanganumat islam. Selain karena ‘hubbudunya’ (cinta dunia) telah
menggerogoti akidah sebagai umatislam, juga pengaruh orang-orang munafik yang tidak suka
dengan kemajuan islam di daerahyang telah berada dalam kekuasaan kaum muslimin. Mereka
menggerogoti pemerintahan islammulai akhir penghujung zaman khalifah Umar bin
Khattab.Diantara usaha-usaha yang dilakukan oleh khalifah Ali bin Abi Thalib adalah :a.
Membersihkan Para Pejabat yang KorupAli bin Abi Thalib sejak awal terkenal dengan
ketegasannya dalam menjunjung kebenaran.Beliau dan juga para khalifah sebelumnya sangat
menjunjung tinggi dan mengamalkan apa-apayang telah dilakukan dan diajarkan Rasulullah
SAW. Khalifah Ali bin Abi Thalib mendengar berita bahwa diantara gubernur-gubernur yang
dulu diangkat oleh khalifah Utsaman bin Affan tidak memperlakukan rakyat dengan adil dan
kasih sayang.Bahkan, jumlah pungutan pajakdengan hasil menghimpun oleh negara banyak
kejanggalan. Dengan tegas, khalifah memberhentikan beberapa gubernur yang dicurigai
melakukan beberapa penyimpangan. Diantara para gubernur yang diberhentikan adalah
Mu’awiyah bin Abi Sufyan gubernur Syam. Karena peristiwa tersebut, akhirnya terjadi
perselisihan antara kelompok Ali bin Abi Thalib dengan kelompok Mu’awiyah bin Abi
Sufyan.
Memadamkan Pemberontakan-pemberontakan di Kalangan Umat IslamTerbunuhnya
khalifah Utsman bin Affan tahun 35 H meninggalkan masalah yang berkepanjangan
dikalangan umat islam saat itu. Kelompok-kelompok yang tidak puas dengankelambanan
khalifah dalam menghukum orang-orang yang terlibat dalam pembunuhan Utsman bin Affan
membuat kelompok sendiri yang dipimpin oleh Zubair bin Awwam, ThalhahbinUbaidillah,
dan Siti Aisyah Ummul Mukminin. Dengan dukungan dari Bani Umayyah di Syam,mereka
menyusun kekuatan.Khalifah Ali bin Abi Thalib yang memandang gerakan tersebut sebagai
pembangkanganterhadap kekhalifahan segera menyerbu kelompok tersebut sehingga terjadi
dua kali peperangan.Pertama, perang Az-Zabuqah tahun 36H terjadi di Basrah. Kedua, perang
Jamal tahun 36H yangdimenangkan oleh khalifah Ali bin Abi Thalib yang menewaskan
sekitar 10.000 kaum muslimin,termasuk Zubair bin Awwam dan Thalhah. Sedangkan Siti
Aisyah, berhasil ditawan setelahuntanya dibunuh, beliau dipulangkan ke Madinah dalam
keaadan dihormati. Kedua perang diatassungguh menguras dan melelahkan kekuatan khalifah
Ali bin Abi Thalib walaupun beliaumemenangkan perang tersebut.c. Menyempurnakan
Tulisan Al- Qur’an Salah satu jasa Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah penyempurnaan tulisan
Al- Qur’an dengan member tanda titik dan harakat (syakal/baris) oleh hali tata bahasa yang
bernama Abul AswadAd-Dualy yang ditugaskan oleh beliau. Pekerjaan tersebut
disempurnakan di zaman khalifahAbdul Malik bin Marwan (Masa Daulah Bani Umayyah).
BAB III
PENUTUPAN
A. Simpulan
Khulafaur Rasyidin mempunyai arti pemimpin yang bijaksana sesudah Nabi Muhammad
SAW wafat. Mereka itu terdiri dari para sahabat Nabi Muhammad SAW yang berkualitas
tinggidan baik yang memunyai sifat, Arif dan bijaksana. Berilmu yang luas dan
mendalam,Berani bertindak dll.Pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, khalifah di pilih
berdasarkan musyawarah.Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar diangkat menjadi
khalifah melalui pertemuansaqifah atas usulan umar. Problem besar yang dihadapi Abu Bakar
ialah munculnya nabi palsudan kelompok ingkar zakat serta munculnya kamum murtad
Musailimah bin kazzab beserta pengikutnya menolak. membayar zakat dan murtad dari islam
yang mengakibatkan terjadinya perang Yamamah. Perang tersebut terjadi pada tahun 12
H.Umar bin Khattab yang tahu akan hal itu merasa khawatir akan kelestarian Al-Qur’an
hingga dia mengusulkan kepada Abu Bakar as-shiddiq agar membukukan/mengumpulkan
mushaf yang ditulis pada masa nabi menjadi satu mushaf Al-Qur’an. Mushaf yang
sudahterkumpul disimpan oleh Abu Bakar, ketika Abu Bakar sakit dia bermusyawarah
dengan parasahabat untuk menggantikan beliau menjadi khalifah pada masa Umar gelombang
exspansi pertama terjadi.
Umar membentuk panitia yang beranggotakan 6 orang sahabat dan memintasalah satu
diantaranya menjadi khalifah setelah Umar wafat. Panitia berhasil mengangkatUtsman
menjadi khalifah. Pada masa pemerintahan utsman wilayah islam meluas sampai keTripoli
barat, Armenia dan AzarBaijan hingga banyak penghafal Al-Qur’an yang tersebar dantarjadi
perbedaan dialek, yang menyebabkan masalah serius. Utsman membentuk tim untukmenyalin
Al-Qur’an yang telah dikumpulkan pada masa Abu Bakar, tim ini menghasilkan 4mushaf Al-
Qur’an dan Utsman memerintahkan untuk membakar seluruh mushaf selain 4 mushafinduk
tersebut.Utsman dibunuh oleh kaum yang tidak puas akan kebijakannya yang mengangkat
pejabatdari kaumnya sendiri (Bani Umayah).
Setelah Utsman wafat umat islammembaiak Ali menjadikhalifah pengganti utsman, kaum
Bani Umayah menuntut Ali untuk menghukum pembunuh Utsman, karena merasa
tuntutannya tidak dilaksanakan Bani Umayah dibawah pimpinanMu’awiyah memberontak
terhadap pemerintahan Ali. Perang Sifin mengakibatkan perpecahan pada kelompok Ali.
Dipenghujung pemerintahan Ali umat islam terpecah menjadi tiga golongan,yaitu,
Mu’awiyah, Syi’ah (pengikut Ali), dan Khawarij (orang yang keluar dari barisan Ali).Setelah
Ali meninggal, ia diganti oleh anaknya, Hasan. Hasan mengadakan perundingan damaidengan
Mu’awiyah dan umat islam dikuasai oleh Mu’awiyah. Dengan begitu berakhirlah
pemerintahan yang berdasarkan pemilihan (Khulafaur Rasyidin) berganti dengan sistem
kerajaan.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan. Dalam penulisan makalah ini kami
menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dan kekurangan, maka dari itu kami mohon kritik
dan saran serta masukan-masukan yang bersifat membangun dari semua pihak demi perbaikan
makalah ini dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatrim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003
Depag RI, Ensiklopedi Islam, Jilid 3, (Jakarta: Anda Utama,1993)
Gufron A. Mas’udi, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999)
Hussein Bahreisj, 450 Masalah Agama Islam, (Surabaya: al-Ihlas, 1980)
Mohammad Husein, Pemerintahan Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1990)
Tamil Ahmad, Sejarah Muslim Terkemuka, (Jakarta: Tamrint, 1987).
Zainuiddin, Mohammad Jamhari, al Islam 2, (Bandung: Pustaka Setia, 1999)

Anda mungkin juga menyukai