Penyusun Kel 4
Suci Rahmadani
Maya Oktavia dalimunte
Muhammad syahrizal
Addinul Khair
Puji syukur kami haturkankehadirat Allah SWT yang mana telah memberi kita taufiq dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Masa
KhilafahArasyidin”. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah kebudayaan Islam
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan
yang terang benderang.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami
khususnya, dan segenap pembaca umumnya. Kami menyadari bahwa paper ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan
untuk menuju kesempurnaan makalah ini.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya penulisan makalah ini. Semoga
semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh di hadapan Allah SWT.
Amin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................................1
B. Rumusan masalah........................................................................................................................1
C. Tujuan masalah...........................................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A.Pengertian Khulafaur Rasyidin...................................................................................................2
B. Perkembangan Islam pada masa Khalifah Abu Bakar As-shiddiq.........................................2
C. Perkembangan Islam pada masa Khalifah Umar bin Khattab................................................7
D. Perkembangan Islam pada masa Khalifah Utsman bin Affan...............................................11
E. Perkembangan Islam pada masa Khaifah Ali bin Abi............................................................13
Prestasi prestasi Khalifah Ali bin Abi Thalib...............................................................................13
BAB III
PENUTUPAN.....................................................................................................................................15
A.Simpulan.....................................................................................................................................15
B.Saran............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Nabi Muhammad SAW wafat pada tanggal 12 Rabiulawal tahun 11 H atau tanggal 8
Juni632 M. Sesaat setelah beliau wafat, situasi di kalangan umat Islam sempat kacau. Hal
inidisebabkan Nabi Muhammad SAW tidak menunjuk calon penggantinya secara pasti.
Duakelompok yang merasa paling berhak untuk dicalonkan sebagai pengganti Nabi
MuhammadSAW adalah Kaum Muhajirin dan kaum Anshar.Terdapat perbedaan pendapat
antara Kaum Muhajirin dan Anshar karena kaum Muhajirin mengusulkan Abu Bakar as
Shiddiq, sedangkan kaum Anshar mengusulkan Sa’ad bin Ubadah
Sebagai pengganti nabi Muhammad SAW.Perbedaan pendapat antara dua kelompok
tersebut akhirnya dapat diselesaikan secara damaisetelah Umar bin Khatab mengemukakan
pendapatnya. Selanjutnya, Umar menegaskan bahwayang paling berhak memegang pimpinan
sepeninggal Rasulullah adalah orang-orang Quraisy.Alasan tersebut Dapat diterima oleh
kedua belah pihak.Melihat dari masalah itu kami dari penulis mencoba untuk membahas
tentang KhulafaurRasyidin. Tidak terlepas dari hal ini semoga makalah ini bisa membantu
kesulitan teman-temandalam memahami tentang Khulafaur Rasyidin.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian Khulafaurrasyidin?
2. Bagaimana perkembangan islam pada masa Khalifah Abu Bakar As-Shidiq?
3. Bagaimana perkembangan Islam pada masa Khalifah Umar bin Khattab ?
4. Bagaimana perkembangan Islam pada masa Khalifah Utsman bin Affan ?
5. Bagaimana perkembangan Islam pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib ?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Khulafaur Rasyidin
2. Untuk mengetahui perkembangan Islam pada masa abu bakar Ash-Shiddiq
3. Untuk mengetahui perkembangan Islam pada masa Umar bin Khattab
4. Untuk mengetahui perkembangan Islam pada masa Ustman bin Affan
5. Untuk mengetahui perkembangan Islam pada masa Ali bin Abi Thalib
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Khulafaur Rasyidin
Khulafaur Rasyidin berasal dari dua kata yaitu Khulafaur dan Ar-Rasyidin. Kata
Khulafaadalah bentuk jamak dari kata Khalifah yang artinya pengganti. Sedangkan kata Ar-
Rasyidinartinya mendapat petunjuk. Adapun kata Ar-Rasyidin itu berartiarif dan bijaksana.
JadiKhulafaur Rasyidin mempunyai arti pemimpin yang bijaksana sesudah Nabi Muhammad
SAWwafat. Mereka itu terdiri dari para sahabat Nabi Muhammad SAW yang berkualitas
tinggi dan baik, adapun sifat-sifat yang dimiliki Khulafaur Rasyidin sebagai berikut:
1. Arif dan bijaksana
2. Berilmu yang luas dan mendalam
3. Berani bertindak
4. Berkemauan yang keras
5. Berwibawa
6. Belas kasihan dan kasih sayang
7. Berilmu agama yang sangat luas serta melaksanakan hukum-hukum Islam.
Para sahabat yang disebut Khulafaur Rasyidin terdiri dari empat orang Khalifah, yiatu:
1. Abu Bakar As-Shidiq (11-13 H/632-634 M)
2. Umar bin Khattab (13-23 H/634-644 M)
3. Usman bin Affan (23-35 h/644-656 M)
4. Ali bin Abi Thalib (35-40 H/656-661 M)
2. Kodifikasi Al-Qur’an
Kodifikasi Al-Qur’an merupakan upaya keras Khalifah Abu Bakar As-Shidiq sehingga
dapatmemberi manfaat sampai sekarang. Dengan usaha itu kita akhirnya dapat mengenal
adanyamushaf Al-Qur’an. Sebelum dilakukan pengumpulan, mushaf AlQur’an berserakan di
berbagaitempat dan tertulis di berbagai benda. Khalifah Abu Bakar As-Shidiq melakukan
upaya pengumpulan wahyu Allah itu setelah mendapatkan saran dari Umar bin Khattab, yang
ketika itu beliau menjadi penasihat utama khalifah Abu Bakar As-Shidiq.Memang mulanya
saran Umar bin Kahttab ini ditolak oleh khalifah Abu Bakar As-Shidiq,namun dengan alasan
yang kuat dari Umar bin Khattab, khalifah Abu Bakar As-Shidiq bersediamewujudkan
pengumpulan ayat-ayat Al-Qur’an. Umar bin Khattab ketika itu menyatakan bahwa para
penghafal AlQur’an banyak yang gugur dalam pertempuran perang Yamamah,
jugamengkhawatirkan akan hilangnya mushaf-mushaf yang berserakan itu.Kemudian khalifah
Abu Bakar As-Shidiq menunjuk Zaid bin Tsabit untuk memimpin pengumpulan ayat-ayat
AlQur’an. Alasan khalifah Abu Bakar As Shidiq menunjuk Zaid binTsabit karena beliau
ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup adalah sekretaris pribadi yangdengan bimbingan
Nabi SAW selalu menulis wahyu yang turun kepada Rasulullah SAW.Setelahdituls oleh Zaid
bin Tsabit kemudian dihafalkan oleh para sahabat. Adapulabeberapasahabat yang menulis lagi
ke pelepah kurma, bebatuan, atau tulang belulang utukdiajarakanataudisampaikan kepada
kaum muslimin yang jauh dari jangkauan informasi.Setelah proyek besar itu selesai, mushaf
ayat-ayat Al-Qur’an tersebut disimpan khalifah AbuBakar As-Shidiq. Mushaf itu menjadi
pedoman utama pembelajaran AlQur’an bagi seluruhkaum muslimin. Sepeninggal khalifah
Abu Bakar As-Shidiq, mushaf tersebut disimpan olehHafsah bin Umar, putri Umar bin
Khattab, yang juga salah satu istri Nabi SAW.
3. Perluasan Wilayah Islam
Setelah kondisi dalam negeri menunjukan tanda-tanda aman dan terkendali, maka
khalifahAbu Bakar As-Shidiq mulai dengan misi dakwahnya yaitu menyebarkan ajaran Islam
ke daerahlain. penyebaran Islam sebagai rahmat bagi segenap alam itu dilakukan dengan
upaya pendekatan damai sehingga bukan bentuk dari penjajahan.Khalifah Abu Bakar As-
Shidiq menekankan kepada para panglima untuk menghindari peperangan sebelum upaya
damai dilakukan. Hal-hal yang ditekankan oleh khalifah Abu BakarAs-Shidiq kepada para
da’i atau tentara Islam ketika berdakwah di daerah baru, yaitu sebagai berikut:
a. Diajak untuk memeluk Isam, sehingga mendapatkan perlindungan jiwa serta hartanya.
b. Tidak memaksa untuk memeluk Islam, kalau tidak mau maka harus membayar jizyah
(pajak perlindungan yang snagat ringan). Dengan begitu mereka mendapat perlindungan
jiwa danhartanya pula.
c. Apabila dengan jalan damai tidak mau, maka akan mereka perangi.
Dengan ketiga pedoma itu, para pendakwah atau kaum Muslimin mendapat sambutan
yangmenggembirakan dari penduduk daerah baru tersebut. Tak dipungkiri, sebenarnya
banyak rakyat dari daerah lain yang sangat mengharapakan kedatangan kaum Muslimin
karena kepenatanterhadap keadaan mereka. Hal itu membuktikan bahwa Islam sebagai rahmat
bagi seluruh alam benar-benar menjadi kenyataan.Daerah baru yang menjadi sasaran dakwah
kaum muslimin adalah daerah yang berada di bawah kekuasaan Persia dan
Bizantium.Kekaisaran Persia meliputi daerah yang luas dari Irak bagian barat, Suriah (Syam),
hingga bagian utara Jazirah Arab. Banyak kabilah Arab yang tunduk di bawah kekuasaan
mereka.Melihat cahaya Islam belum menyentuh daerah itu maka Khalifah Abu Bakar As-
Shidiqmengirimkan dua panglima yaitu Khalid bin Walid dan Musanna bin Harisah untuk
mengajak daerah tersebut masuk dalam kekuasaan Islam.Seluruh daerah Hirah, Anbar,
Daumatul Jandal, dan Fars dapat mereka kuasai. Peperangan diwilayah kekuasaan Persia itu
berhenti setelah Abu Bakar meminta Khalid bin Walid berangkatke Suriah, untuk menambah
kekuatan pasukan muslim yang menghadapi pasukan sangat besardariBizantium. Pemegang
pimpinan pasukan kemudian dialihkan kepada Musanna bin Harisah.KekaisaranBizantium
memusatkan pemerintahannya di kota Damaskus, Suriah untukmengendalikan daerah jajahan
di Arab dan sekitarnya.Dengan kekuatan tentara Bizantium yang sangat besar itu maka untuk
menghadapi mereka,Khalifah Abu Bakar mengirimkan pasukan kaum Muslimin yang dikirim
tersebut adalah:
1) Pasukan Yazid bin Abu Sofyan ke Damaskus
2) Pasukan Amru bin Ash ke Palestina
3) Pasukan Syurahbil bin Hasanah ke Yordania
4) Pasukan Abu Ubaidah bin Jarrah ke HimsSeluruh pasukan kaum Muslimin ketika itu
berjumlah 18.000 personil. Sedangkan pasukanRomawi berjumlah 240.000 orang. Kekuatan
yang tidak seimbang itu menjadikan pasukan kaumMuslimin sulit untuk menembus musuh.
Khalifah Abu BAkar As-Shidiq kemudianmemerintahkan Khalid bin Walid berangkat menuju
Syam. Perjalanan melelahkan ditempuh olehKhalid bin Walid selama 18 hari, sebagai
perjalanan yang bersejarah karena menempuh dua padang sahara yang belum pernah
dilewatinya. Setelah sampai ia langsung bergabung dengan pasukan Muslim yang ada di
sana.Peretmpuran sengit terjadi di pinggir sungai Yarmuk, maka perang besar tersebut disebut
perang Yarmuk. Ketika perang hebat masih berlangsung, pasukan kaum Muslimin
mendengarkabar bahwa Khalifah Abu Bakar meninggal dunia.Posisi Khalifah Abu Bakar As-
Shidiq diganti oleh Umar bin Khattab. Bersamaan dengan ituKhalid bin walid digantikan oleh
Abu Ubaidah bin Jarrah. Perang Yarmuk yang memakankorban jiwa dan harta itu akhirnya
membuahkan hasil gemilang. Kaum Muslimin dapatmemenangkan pertempuran itu sehingga
menjadi kunci utama hancurnya kekaisaranBizantiumdi tanah Arab.
6. Memperbaharui organisasi
Negara Pada masa Rasul, sesuai dengan keadaanya, organisasi Negara masih sederhana.
Tetapiketika masa khalifah Umar dimana umat Islam sudah terdiri dari bermacam-macam
bangsa danurusannya makin meluas, maka disusunlah organisasi Negara sebagai berikut :
a. Organisasi politik
1. Al-Khilafaat
, kepala negara ; dalam memilih kepala Negara berlaku system “bai’ah.” Padamasa sekarang
mungkin sama dengan system demokrasi. Hanya waktu itu sesuai denganal-
amrusyurobainahum sebagaimana yang digariskan Allah dalam Al-Qur’an.
2) Al-Wizaraat
sama dengan meteri pada zaman sekarang. Khaifah Umar menetapkan Usmasebagai
pembantunya untuk mengurusi pemerintahan umum dan kesejahteraan, sedangkan Aliuntuk
mengurus kehakiman, surat menyurat dan tawanan perang.
3) Al-Kitabaat
sekertaris Negara. Umar bin Khattab mengangkat Zaid bin Tsabit dan Abdullah bin Arqom
menjadi sekertaris penting. Usman bin Affan juga mengangkat Marwan bin Hakam.
b. Administrasi Negara
Sesuai dengan kebutuhan, khalifah Umar bin Khattab menyusun administrasi Negara
menjadi :
1) Dewan-dewan (departemen-departemen)
Dewan al-Jundiy (dewan Harby): badan peratahnan keamanan. Orang muslim pada Rasul
danAbu Bakar semuanya adalah prajurit. Ketika Rasul atau Abu Bakar menyeru untuk
berperangsiaplah semua mengikuti perintah Nabi. Kemudian ketika perang telah selesai
kembalilah merekamenjadi pendidik sipil setelah menerima ghanimah. Masa Umar keadaan
telah berubah,disusunlah satu badan yang mengurusi tentara. Disusunlah angakatanbesenjata
khusus, asrama,latihan militer, kepangkatan, gaji, persen-jataan dan lain-lain. mulai juga
angkatan laut olehMuawiyah gubernur Syam dan oleh Ala bin Hadharamy gubernur Bahrain.·
Dewan al-Kharaj (dewan al-Maaly)/Bait al-Maal yang mengurusi keuangan Negara,
pemasukan dan pengeluaran anggaran belanja Negara.· Dewan al-Qadla : departemen
kehakiman. Umar mengangkat hakim-hakim khusus untuk tiapwilayah dan menetapkan
persyaratannya.
2) Al-Imarah ‘ala al
buldan : administrasi pemerintahan dalam negeri.· Negara dibagi menjadi beberapa
propinsi yang dipimpin oleh seorang gubernur (amil).· Al-Barid : perhubungan kuda pos
memakai kuda pos.· Al-Syurthah : polisi menjaga keamanan Negara.
3) Mengadakan undang-undnag “Husbah”
(tim pengawasan dan pengontrolan) yaitu peraturanmengawasi urusan passer, menjaga tata
tertib dan kesopanan, mengawasi timbangan dan ukuran, begitu juga memperhatikan
keberhasilan jalan umum.
Badri Yatrim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003
Depag RI, Ensiklopedi Islam, Jilid 3, (Jakarta: Anda Utama,1993)
Gufron A. Mas’udi, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999)
Hussein Bahreisj, 450 Masalah Agama Islam, (Surabaya: al-Ihlas, 1980)
Mohammad Husein, Pemerintahan Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1990)
Tamil Ahmad, Sejarah Muslim Terkemuka, (Jakarta: Tamrint, 1987).
Zainuiddin, Mohammad Jamhari, al Islam 2, (Bandung: Pustaka Setia, 1999)