Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TENTANG

PAHAM DAN ALIRAN DALAM AKIDAH ISLAM

Dosen Pengampu :
ZAINUDDIN, M.Pd.

Oleh :
AHMAD MAULANA ASADULLAH
AGUNG

PRODI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
UNIVERSITAS IBRAHIMY
1
2019

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
‘Beberapa Paham dan Aliran dalam Akidah Islam’.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang ‘Paham dan Aliran dalam Akidah
Islam’ ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Situbondo, 08 Desember 2019

penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................. 2
Daftar isi ........................................................................................................................... 3

BAB I
PENDAHULUAN

A..................................................................................................................................Latar
Belakang...................................................................................................................... 4
B..................................................................................................................................Rumu
san Masalah ................................................................................................................ 5
C..................................................................................................................................Tujua
n Penulisan................................................................................................................... 5

BAB II
PEMBAHASAN

A............................................................................................................................Paham
Dan Aliran Dalam Akidah Islam........................................................................... 6
1.............................................................................................................................Aliran
Wahabi................................................................................................................... 6
2.............................................................................................................................Aliran
Ikhwanul Muslimin............................................................................................... 7
3.............................................................................................................................Aliran
Syi’ah..................................................................................................................... 8
4.............................................................................................................................Aliran
Hizbut Tahrir......................................................................................................... 9
5.............................................................................................................................Aliran
Jamaah Tablig........................................................................................................ 10
6.............................................................................................................................Aliran
Khawarij................................................................................................................ 10

3
7.............................................................................................................................Aliran
Muktazilah............................................................................................................. 11

BAB III
PENUTUP

A............................................................................................................................Kesim
pulan...................................................................................................................... 13
B............................................................................................................................Saran
............................................................................................................................... 13

Daftar Pustaka................................................................................................................... 14

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak wafatnya Nabi Muhammad saw, kaum muslimin sudah mulai menghadapi
perpecahan. Tetapi perpecahan itu menjadi reda, karena terpilihnya Abu Bakar menjadi
Khalifah. Setelah beberapa lamanya Abu Bakar menduduki jabatan kekhalifahan, mulai
tampak kembali perpecahan yang disebarkan oleh orang-orang yang murtad dari Islam dan
orang-orang yang mengumumkan dirinya menjadi nabi, seperti Musailamah al-Kadzdzab,
Thalhah, Sajah dan Al-Aswad Al-Ansy. Di samping itu ada pula kelompok-kelompok lain
yang tidak mau membayar zakat kepada Abu Bakar. Padahal dahulunya mereka semua taat
dan disiplin membayar zakat pada Nabi. Akan tetapi semua perselisihan itu segera dapat
diatas dan dipersatukan kembali, karena kebijaksanaan Khalifah Abu Bakar. Maka selamatlah
kekuasaan Islam yang muda Itu dari ancaman fitnah dari musuh-musuh Islam yang hendak
menghancur-leburkannya.
Kemudian perjalanan khalifah Abu Bakar As-shiddiq, Umar bin Khattab, dan Utsman
bin Affan tidak begitu menghadapi persoalan, bahkan terjalin persaudaraan yang mesra dan
akrab. Pada masa ketiga khalifah itulah, dipergunakan kesempatan yang sebaik-baiknya
mengerahkan semua tenaga kaum muslimin untuk menyiarkan dan mengembangkan Islam ke
seluruh pelosok penjuru dunia. Tetapi setelah Islam meluas ke Afrika, Asia Timur bahkan
Asia Tenggara tiba-tiba diakhir Khalifah Utsman, terjadi suatu persoalan yang ditimbulkan
4
oleh tindakan Utsman yang oleh sebagian orang Islam dianggap kurang mendapat simpati
dari sebagian kaum muslimin.
Kebijakan khalifah Utsman bin Affan yang dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan
umat pada saat itu, diantaranya ialah kurang pengawasan dan pengangkatan terhadap
beberapa pejabat penting dalam pemerintahan, sehingga para pelaksana pemerintahan (para
eksekutif) di lapangan tidak bekerja secara maksimal, diperparah lagi dengan adanya sikap
nepotisme dari keluarganya. Utsman banyak menempatkan para pejabat tersebut dari
kalangan keluarganya, sehingga banyak mengundang protes dari kalangan umat Islam. Dan
sebenarnya hal Ini adalah bisa dimaklumi karena memang keluarga Usman bin Affan adalah
keluarga orang-orang yang pandai. Namun Inilah bermulanya fitnah yang membuka
kesempatan orang-orang yang berambisi untuk menggulingkan pemerintahan Utsman.
Karena derasnya arus fitnah ini sehingga mengakibatkan terbunuhnya Utsman bin
Affan . Setelah itu maka Ali bin Abi Thalib terpilih dan diangkat menjadi khalifah, tetapi
dalam pengangkatan tidak memperoleh suara yang bulat, karena ada golongan yang tidak
menyetujui pengangkatan itu. Bahkan ada yang dengan terang-terangan menentang
pengangkatan tersebut sekaligus menuduh bahwa Ali campur tangan atau sekurang-
kurangnya membiarkan komplotan pembunuhan terhadap Utsman.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini rumusan makalah yang dapat kami paparkan adalah sbb:

1. Apa perbedaan antara paham dan aliran yang ada dalam lapangan akidah
Islam.?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas maka tujuan dari
penulisan makalah ini antara lain:

1. Memahami dan mempelajari penyebab munculnya paham dan aliran dalam


akidah Islam.
2. Mengetahui cara menyikapi perbedaan paham dan aliran yang ada dalam
lapangan akidah Islam.
3. Memahami kaedah-kaedah penting dalam mempelajari paham dan aliran
dalam akidah Islam.
4. Mengetahui letak perbedaan pendapat diantara paham – paham dan aliran –
aliran yang ada.
5
6
BAB II PEMBAHASAN

A. BEBERAPA PAHAM DAN ALIRAN DALAM AKIDAH ISLAM

1. Aliran Wahabi

Wahabi ialah aliran di dalam Islam yang ditujukan kepada pengikut Muhammad bin Abdul
Wahab. Muhammad bin Abdul Wahab lahir pada tahun 1703/1115 di ‘Uyaynah. Ibnu Abdul
Wahab berasal dari daerah Najd, belahan timur kerajaan Arab Saudi sekarang.
Terkait tempat kelahiran tokoh wahabi ini, Rasulullah SAW pernah mengatakan, “Di sana
akan muncul kegoncangan dan fitnah, dan di sana pula nanti muncul tanduk setan” (HR: al-
Bukhari). Peryataan Rasul ini mungkin tidak berkaitan langsung dengan Muhammad bin
Abdul Wahab, tetapi fakta sejarah menunjukan bahwa sebagian kelompok yang merasahkan
umat Islam lahir dari daerah ini: misalnya nabi palsu Musailamah al-Kadzab.
Meskipun Muhammad bin Abdul Wahab sangat dipuji pengikutnya, tetapi perlu diketahui
bahwa Ayah kandung Muhammad bin Abdul Wahab sendiri sudah lama merasa aneh dan
janggal melihat pemikiran anaknya. Bahkan, kakak kandung Ibnu Abdul Wahab, Sulaiman
bin Abdul Wahab, mengkritik keras dan menolak pandangan keagamaan pendiri wahabi ini.
Kritikan Sulaiman tersebut ditulis dalam buku al-Shawa’iq al-Ilahiyyah fi al-Radd ‘ala al-
Wahabiyyah.
Sejak ayahnya meninggal, Muhammad bin Abdul Wahab merasa bebas berpendapat serta
menyerang prilaku umat Islam yang bertentangan dengan pendapatnya. Pendiri wahabi ini
memahami al-Qur’an dan hadis secara sempit dan sangat tekstual, sehingga mereka begitu
mudahnya membid’ahkan dan mengafirkan orang yang tidak mengikuti pemahaman mereka.
Pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab sejak dulu kontroversial dan mengundang kritikan
dan hujatan banyak orang. Dia ingin melakukan permunian terhadap ajaran Islam, sehingga
menganggap ziarah kubur dan tawassul sebagai bentuk kemusyrikan. Sebab itu, tidak
mengherankan bila pandangan Ibnu Abdul Wahab ini dikritik banyak orang dan bertentangan
dengan paham Ahlussunnah wal Jama’ah.
Karena paham Muhammad bin Abdul Wahab dianggap bertentangan dengan mayoritas ulama
dan pengikutnya selalu membuat resah masyarakat di mana-mana, akhirnya kelompok ini
tidak mau lagi menggunakan nama wahabi. Mereka mengarang cerita baru bahwa aliran
wahabi sebenarnya dinisbatkan kepada pengikut Abdul Wahab bin Rustum (211 H), bukan
kepada Muhammad bin Abdul Wahab.
Abdul Wahab bin Rustum adalah pengikut paham khawarij yang mengafirkan muslim yang
melakukan dosa, serta memberontak kepada pemerintahan Islam. Akan tetapi, fakta sejarah
menunjukan, pengikut Abdul Wahab bin Rustum tidak dinamakan wahabi (‫)الوهابية‬, tetapi
wahbiyyah (‫)الوهبييية‬. Kelompok ini disebut wahbiyyah karena Abdul Wahab bin Rustum
sebenarnya bukan pendiri aliran ini, pendirinya adalah Abdullah bin Wahbi al-Rasibi (38 H).
Dengan demikian, penisbatan wahabi kepada Abdul Wahab bin Rustum tidaklah tepat.
Beberapa tokoh wahabi pun sebenarnya mereka mengakui dan bangga dengan nama wahabi
sebagai pengikut Muhammad bin Abdul Wahab. Hanya belakangan ini saja kelompok ini
menepis anggapan banyak orang kalau mereka adalah wahabi.
7
2. Aliran Ikhwanul Muslimin

Ikhwanul Muslimin (IM) adalah sebuah organisasi yang lahir dari sebuah gerakan yang
bertujuan menyatukan seluruh umat Islam pada Maret 1928. Didirikan Hassan Ahmed Abdel
Rahman Muhammed al-Banna di kota Ismailiyah, Mesir, bersama keenam tokoh lain yaitu,
Hafiz Abdul Hamid, Ahmad al-Khusairi, Fuad Ibrahim, Abdurrahman Hasbullah, Ismail Izz,
dan Zaki al-Maghribi.
Sejak menyusun administrasi pada 1932, organisasi Ikhwanul Muslimin mulai melebarkan
sayap organisasi di Suez, Abu Soweir, dan Al-Mahmoudiya. Dua tahun kemudian membentuk
divisi Persaudaraan Muslimah untuk mewadahi wanita yang ingin bergabung dengan
organisasi.
Ikhwanul Muslim berkembang pesat, menunjukan eksistensi dan menjadi pendukung utama
kelompok Hamas di Gaza, Palestina. Organisasi ini terlibat dalam perang Arab-Israel pada
1948.
Perdana Menteri Mahmoud al-Nukrashi Pasha kemudian membubarkan IM pada bulan
Desember. Karena dianggap berbahaya setelah muncul rumor anggota militan di tubuh
organisasi, diduga merencanakan kudeta terhadap pemerintahan Raja Farouk. Setelah itu
menyita aset-aset organisasi dan memenjarakan anggotanya.
Berselang tiga minggu, anggota IM Abdel Meguid Ahmed Hassan, mahasiswa kedokteran
hewan di Universitas King Fouad I melancarkan upaya pembunuhan terhadap Pasha. Dengan
berseragam letnan berhasil menembak dua kali, hingga akhirnya meninggal di Gedung
Kementerian Dalam Negeri.
Tindakan anggota Ikhwanul Muslimin pun dikecam oleh pemimpinnya, Al Banna sebagai
tindakan teror yang dilarang dalam Islam. Namun, kecaman terhadap anggotanya tak
mencegahnya terhindar dari target pembunuhan.
Pada 12 Februari 1949, Al Banna bersama saudara iparnya Abdul Karim Mansur ditembak
ketika menunggu taksi di markas Jama'iyyat al-Shubban al-Muslimeen di Kairo, Mesir.
Menurut kabar yang beredar pelakunya adalah anggota kepolisian rahasia suruhan Raja
Farouk atas aksi balas dendam.
Ketua Parlemen Mesir Mustafa Nuhas Pasha pada 1950 mengembalikan peran organisasi ini
karena menganggap pembekuan organisasi tidak sah dan inkonstitusional.
Ketika Mesir dibawah kepemimpinan Muhammad Najib, Ikhwanul Muslimin diminta ikut
serta dalam rencana menggulingkan kekuasaan monarki Raja Faruk pada Revolusi Juli. Tapi,
organisasi ini menolak karena rencana Revolusi Juli adalah membentuk Republik Mesir yang
dikuasai oleh militer sepenuhnya yang tidak berpihak pada rakyat.
Husni Mubarak kemudian naik menjadi Presiden Mesir keempat terhitung sejak 14 Oktober
1981. Organisasi ini pun menjadi oposisi tulen selama 30 tahun Husni memimpin Mesir.
Kala rakyat Mesir lelah dengan kepemimpinan Husni, organisasi ini pun ikut bergerak
bersama rakyat menggulingkan kekuasaan Husni. Puncaknya, terselenggaranya Pemilu Mesir
2012 yang berlangsung dua putaran.
Pemimpin Ikhwatul Muslimin saat itu, Mohammed Morsi dari Partai Kebebasan dan
Keadilan menang melawan Ahmed Shafiq yang sebelumnya menjabat sebagai Perdana
Menteri Mesir.

8
Pemimpin organisasi itu kemudian menjadi presiden pertama di Mesir yang terpilih dengan
sistem demokrasi sejak 30 Juni 2012. Sayangnya, setahun kemudian tepatnya pada 30 Juni
2013 gelombang protes kembali muncul dan menjalar ke seluruh wilayah terhadap orang
nomor satu di Mesir kala itu.
Masyarakat Mesir ramai-ramai menuntut Morsi untuk mundur dari kursinya. Sebagai
Presiden, Morsi dinilai hanya mementingkan organisasi Ikhwanul Muslimin yang berafiliasi
dengan partainya.
Akhirnya setelah militer mesir memberikan ultimatum untuk Morsi memenuhi tuntutan
rakyat dalam kurun 48 jam, Morsi digulingkan dari kekuasaan.

3. Aliran Syi’ah

Syi’ah dilihat dari segi bahasa berarti pengikut, pendukung, partai, atau kelompok,
sedangkan secara istilah adalah sebagian kaum muslimin yang dalam bidang spiritual dan
keagamaan selalu merujuk kepada keturunan Nabi Muhammad saw.
Syi’ah adalah golongan yang menyanjung dan memuji Sayyidina Ali secara berlebih-
lebihan. Karena mereka beranggapan bahwa Ali yang lebih berhak menjadi khalifah
pengganti Nabi Muhammad SAW, berdasarkan wasiatnya. Sedangkan khalifah-khalifah
seperti Abu Bakar As Shiddiq, Umar Bin Khattab dan Utsman Bin Affan dianggap sebagai
penggasab atau perampas khilafah.
Sebagaimana dimaklumi bahwa mulai timbulnya fitnah di kalangan ummat Islam
biang keladinya adalah Abdullah Bin Saba’, seorang Yahudi yang pura-pura masuk Islam.
Pitnah tereebut cukup berhasil, dengan terpecah-belahnya persatuan ummat, dan timbullah
Syi’ah sebagai firqoh pertama :
Sebenarnya Syi’ah bermula dari perjuangan politik yaitu khilafah, kemudian
berkembang menjadi agama. Adapun dasar pokok Syi’ah ialah tentang Khalifah, atau
sebagaimana mereka menamakannya Imam. Maka Sayyidina Ali adalah iman sesudah Nabi
Muhammad SAW. Kemudian sambung-bersambung Imam itu menurut urutan dari Allah.
Beriman kepada imam, dan taat kepadanya merupakan sebagian dari iman. Iman menurut
pandangan Syi’ah bukan seperi. pandangan Golongan Ahlus Sunnah. Menurut golongan
Ahlus Sunnah, khalifah atau imam adalah wakil pembawa syari’at (Nabi) dalam menjaga
agama. Dia mendorong manusia untuk beramal apa yang diperintahkan Allah. Dia adalah
pemimpin kekuasaan peradilan, pemerintahan dan peperangan. Akan tetapi baginya tidak ada
kekuasaan di bidang syari’at, kecuali menafsirkan sesuatu atau berijtihad tentang sesuatu
yang tidak ada nashnya.
Adapun menurut golongan Syi’ah, imam itu mempunyai pengertian yang
lain, dia adalah guru yang paling besar. Imam pertama telah mewarisi macam-
macam ilmu Nabi SAW. Imam bukan manusia biasa, tetapi manusia luar biasa,
karena dia ma’shum dari berbuat salah. Di sini ada dua macam ilmu yang dimiliki
imam yaitu; ilmu lahir dan ilmu batin. Sungguh Nabi SAW telah mengajarkan Al-
Qur’an dengan makna batin dan makna lahir, mengajarkannya rahasia-rahasia
alam dan masalah-masalah ghaib. Tiap imam mewariskan perbendaharaan ilmu-
ilmu kepada imam sesudahnya. Tiap imam mengajar manusia pada waktunya
sesuatu rahasia-rahasia (asrar) yang mereka mampu memahaminya. Oleh karena

9
itulah imam merupakan guru yang paling besar. Orang-orang Syi’ah tidak percaya
kepada ilmu dan hadits, kecuali yang diriwayatkan dari imam-imam golongan
Syi’ah sendiri.
Inti ajaran Syi’ah adalah berkisar masalah
khilafah. Jadi masalah politik, yang akhirnya berkembang dan bercampur dengan
masalah-masalah agama. Ajaran-ajarannya. yang terpenting yang berkaitan
1
dengan khilafah ialah Al’ Ishmah, Al Mahdi, At Taqiyyah dan Ar Raj’ah.

4. Aliran Hizbut Tahrir

Hizbut Tahir, yang berarti Partai Pembebasan dalam Bahasa Arab, didirikan pada 1953 oleh
Taqiuddin al-Nabhani, seorang hakim pengadilan di Palestina dan kini telah tersebar di 45
negara. Hizbut Tahir mengklaim gerakannya menitikberatkan perjuangan membangkitkan
umat Islam di seluruh dunia dan bertujuan untuk menegakkan Kekalifahan Islam atau negara
Islam.Organisasi ini sangat aktif di beberapa negara barat, terutama Inggris, dan beberapa
negara di Timur Tengah dan Asia Tengah.
Pendiri sekaligus Direktur Institute For Policy Analysis of Conflict (IPAC) dalam studinya
'Sisi Gelap Reformasi di Indonesia: Munculnya Kelompok Masyarakat Madani Intoleran'
menyebut, pada masa-masa awal organisasi pada medio 1960an, kelompok ini menghasilkan
serangkaian kudeta yang gagal di Yordania, Suriah dan Mesir.
Pada akhir 1970, penyebarannya diperluas ke Amerika, Inggris dan Australia. Cabang
Indonesia sendiri didirikan melalui koneksi anggota cabang Australia.
Kendati begitu, negara-negara Timur Tengah seperti Mesir, Yordania, Arab Saudi, Suriah,
Libya, Turki telah malarang HT. Sementara Uni Emirat Arab (UEA), Lebanon dan Yaman
masih melanggengkan keberadaaan kelompok tersebut.
Mesir membubarkan Hizbut Tahir pada tahun 1974 lantaran diduga terlibat upaya kudeta dan
penculikan mantan atase Mesir. Di Suriah, organisasi ini dilarang lewat jalur ekstra-yudisial
pada 1998.
Sementara Turki secara resmi melarang Hizbut Tahrir, namun masih tetap beroperasi hingga
kini. Pada tahun 2009 polisi di Turki menahan sekitar 200 orang karena diduga menjadi
anggota tersebut.
Di belahan dunia yang lain, Rusia dan Jerman juga melarang eksistensi organisasi. Di Rusia,
Mahkamah Agung memasukkan Hizbut Tahrir dalam 15 organisasi teroris pada 200.
Konsekuensinya, Hizbut Tahrir dilarang melakukan kegiatan apapun di Rusia.
Di tahun yang sama, Menteri Dalam Negeri Jerman, Otto Schilly, melarang seluruh aktivitas
Hizbut Tahrir di Jerman lantaran dituduh menyebarkan propaganda kekerasan dan anti semit
terhadap Yahudi. Pemerintah Jerman kemudian membekukan seluruh izin atas aset mereka,
serta memidanakan mereka yang melanggar aturan tersebut.
Sementara di Inggris, upaya untuk membubarkan organisasi dilakukan oleh dua perdana
menterinya, Tony Blair dan David Cameron, namun terus mengalami kegagalan.
Padahal, sebelum menjabat perdana menteri periode 2010 - 2016 dalam kampanyenya
Cameron dengan tegas berjanji untuk membubarkan kelompok tersebut. Upaya ini urung
dilakukan ketika menjabat lantaran saran dari pengamat hukum yang mengatakan apabila
pemerintah membubarkan Hizbut Tahir, organisasi tersebut akan mengajukan banding dan
1 Lihat Ahmad Amin, Fajr al-Islam, Kairo, Maktabah Nahdah, 1965, halaman 279.
10
pemerintah akan kalah.
Di Spanyol dan Prancis, Hizbut Tahir diawasi ketat karena dianggap ilegal.
Sebelum Indonesia, negara terakhir yang melarang eksistensi Hizbut Tahrir adalah Malaysia,
dua tahun lalu. Pada 17 September 2015, Pemerintah negeri jiran menyatakan organisasi ini
sebagai 'kelompok menyimpang' dan menegaskan siapa pun yang mengikuti gerakan pro-
khilafah ini akan menghadapi hukum.

5. Aliran Jamaah Tabligh

Jamaah Tabligh didirikan oleh syeikh Muhammad Ilyas bin Syeikh Muhammad Ismail,
bermazhab Hanafi, Dyupandi, al-Jisyti, Kandahlawi (1303-1364 H). Syeikh Ilyas dilahirkan
di Kandahlah sebuah desa di Saharnapur, India. Ilyas sebelumnya seorang pimpinan militer
Pakistan yang belajar ilmu agama, menuntut ilmu di desanya, kemudian pindah ke Delhi
sampai berhasil menyelesaikan pelajarannya di sekolah Dioband, kemudian diterima di
Jam’iyah Islamiyah fakultas syari’ah selesai tahun 1398 H. Sekolah Dioband ini merupakan
sekolah terbesar untuk pengikut Imam Hanafi di anak benua India yang didirikan pada tahun
1283H/1867M.
Di Indonesia, hanya membutuhkan waktu dua dekade, Jamaah Tabligh (JT) sudah
menggurita. Hampir tidak ada kota di Indonesia yang belum tersentuh oleh model dakwah
mereka. Tanda kebesaran dan keluasan pengaruhnya sudah ditunjukkan pada saat
mengadakan “pertemuan nasional” di Pesantren Al-Fatah Desa Temboro, Magetan, Jawa
Timur pada tahun 2004. Kenyataan ini sungguh di luar dugaan untuk sebuah organisasi yang
relatif baru dan tidak mempunyai akar di Indonesia. Merebaknya JT sebenarnya hanyalah
salah satu sekuen dari perkembangan serupa di banyak negara. Kelompok ini sekarang
sedang mewabah di seluruh dunia, dan menjadi ujung tombak gerakan islamisasi di negara-
negara atau daerah-daerah non-muslim. Mereka bisa karena menawarkan format Islam yang
lebih ramah, sederhana, sentuhan personal serta tekanan pengayaan spritualitas personal.
Format semacam ini bagaimanapun mengisi ruang kosong yang ditinggakan oleh kapitalisme
dan modernisme. Meskipun demikian, JT tetap menimbulkan kontroversi. Sebagian
kalangan menuduh kelompok ini adalah bagian dari jaringan Islam garis keras. Namun,
sebagian lainnya, justru berpendapat berbeda. JT dianggap semata-mata komunitas dakwah
yang bersifat apolitis. Adanya perbedaaan pandangan yang sangat tersebut menunjukkan
komunitasnya ini sesungguhnya belum banyak dieksplorasi sehingga tidak mudah dipahami.
Hal ini sebenarnya wajar, mengingat komunitas ini relatif kurang terbuka kepada publik.

6. Khawarij

Khawarij adalah salah satu sekte yang memberi banyak pengaruh terhadap gerakan
ekstremisme dalam tubuh Islam. Keberadaan mereka sempat mengubah potret ajaran Islam
yang rahmatan lil alamin menjadi wajah yang intoleran dan penuh kebencian terhadap sesama
Muslim. Tulisan ini secara berseri akan mengupas secara mendalam sejarah kaum Khawarij
mulai dari embrionya di masa Rasulullah, gerakan politik beserta tokohnya, aksi-aksi
terorismenya dan paham keagamaannya. Pengetahuan tentang sejarah kaum Khawarij adalah
hal penting untuk membaca beberapa kasus di masa modern yang mempunyai kemiripan
11
dengan pola-pola gerakan Khawarij di masa lalu. Dengan demikian, pembaca akan
mendapatkan gambaran utuh tentang apa dan bagaimana nalar ekstremisme berkembang di
tubuh minoritas umat Islam.
Para sejarawan berbeda pendapat tentang siapa sebenarnya yang layak disebut sebagai
Khawarij. Terjadi perpecahan di internal kaum Muslimin pasca-pembunuhan Khalifah
Utsman di mana secara umum umat terbagi menjadi dua, yaitu kubu Ali Bin Abi Thalib, sang
khalifah keempat pengganti Utsman dan kubu oposisi yang terdiri dari kelompok Ummul
Mukminin Aisyah dan kelompok Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Kelompok Ummul Mukminin
Aisyah sempat bentrok dengan pemerintahan Khalifah Ali dalam perang Jamal yang berakhir
dengan kemenangan pihak Ali. Selanjutnya kubu Mu’awiyah menjadi penantang berikutnya
di perang saudara yang dikenal dengan nama perang Shiffin. Pada akhir perang ini kemudian
terjadilah arbitrase (tahkim) antara kedua kubu yang bertikai. Hasil akhir arbitrase ini
memenangkan pihak Mu’awiyah sehingga diangkatlah Mu’awiyah sebagai khalifah
selanjutnya (As-Suyuthi, Târîkh al-Khulafâ’, halaman 15). Ali bin Abi Thalib sendiri tampak
enggan mempertahankan statusnya lagi sebagai khalifah pasca-arbitrase ini. Hal inilah yang
membuat banyak orang dari kubu Ali bin Abi Thalib kecewa sehingga memisahkan diri dari
kelompok Ali dan mulai memeranginya. Sebagian besar pengaji sejarah Islam mendefinisikan
Khawarij sebagai kelompok yang keluar dari barisan pendukung khalifah Ali Bin Abi Thalib
setelah terjadinya arbitrase (tahkim) tersebut (Ali as-Shallabi, Fikr al-Khawâraij was-Syî’ah
Fî Mîzân Ahl as-Sunnah wa al-Jamâ’ah, halaman 16; Abdul Hamid Ali Nasir, Khilâfah Ali
bin Abî Thâlib, halaman 297). Kelompok Khawarij tak segan menganggap Mu’awiyah
sebagai orang kafir dengan alasan telah menentang Khalifah yang sah, tetapi juga
mengafirkan Ali dengan alasan mau menerima hasil arbitrase. Dengan demikian, semua
golongan yang ada dianggap kafir kecuali diri mereka sendiri.

7. Aliran Muktazilah

Aliran ini muncul sebagai reaksi atas pertentangan antar aliran Khawarij dan aliran Murji’ah
mengenai persoalan orang mukmin yang berdosa besar. Menghadapi dua pendapat ini, Wasil
bin Ata yang ketika itu menjadi murid Hasan al-Basri, seorang ulama terkenal di Basra,
mendahuli gurunya dalam mengeluarkan pendapat. Wasil mengatakan bahwa orang mukmin
yang berdosa besar menempati posisi antara mukmin dan kafir. Tegasnya, orang itu bukan
mukmin dan bukan kafir.
Aliran Mu’tazilah merupakan golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi yang
lebih mandalam dan bersifat filosofis. Dalam pembahasannya mereka banyak memakai akal
sehingga mendapat nama “kaum rasionalis Islam”2.
Setelah menyatakan pendapat itu, Wasil bi Ata meninggalkan perguruan Hasan al-Basri, lalu
membentuk kelompok sendiri. Kelompok ini dikenal dengan Muktazillah. Pada awal
perkembangannya aliran ini tidak mendapat simpati umat Islam karena ajaran Muktazillah
sulit dipahami oleh beberapa kelompok masyarakat. Hal itu disebabkan ajarannya bersifat
rasional dan filosofis. Alas an lain adalah aliran Muktaszillah dinilai tidak berpegang teguh
pada sunnah Rasulullah SAW dan para sahabat. Aliran baru ini memperoleh dukungan pada
masa pemerintahan Khalifah al-Makmun, penguasa Bani Abbasiyah.

2 Ahmad Mahmud Subhi, Fi ‘ilm al-Kalam, Kairo, 1969 hal 75.


12
Aliran Muktazillah mempunyai lima dokterin yang dikenal dengan al-usul al- khamsah.
Berikut ini kelima doktrin aliran Muktazillah.
a. At-Taauhid (Tauhid)
Ajaran pertama aliran ini berarti meyakini sepenuhnya bahwa hanya Allah SWT. Konsep
tauhid menurut mereka adalah paling murni sehingga mereka senang disebut pembela tauhid
(ahl al-Tauhid).
b. Ad-Adl
Menurut aliaran Muktazillah pemahaman keadilan Tuhan mempunyai pengertian bahwa
Tuhan wajib berlaku adil dan mustahil Dia berbuat zalim kepada hamba-Nya. Mereka
berpendapat bahwa tuhan wajib berbuat yang terbaik bagi manusia. Misalnya, tidak memberi
beban terlalu berat, mengirimkan nabi dan rasul, serta memberi daya manusia agar dapat
mewujudkan keinginannya.
c. Al-Wa’d wa al-Wa’id (Janji dan Ancaman).
Menurut Muktazillah, Tuhan wajib menepati janji-Nya memasukkan orang mukmin ke dalam
sorga. Begitu juga menempati ancaman-Nya mencampakkan orang kafir serta orang yang
berdosa besar ke dalam neraka.
d. Al-Manzilah bain al-Manzilatain (posisi di Antara Dua Posisi).
Pemahaman ini merupakan ajaran dasar pertama yang lahir di kalangan Muktazillah.
Pemahaman ini yang menyatakan posisi orang Islam yang berbuat dosa besar. Orang jika
melakukan dosa besar, ia tidak lagi sebagai orang mukmin, tetapi ia juga tidak kafir.
Kedudukannya sebagai orang fasik. Jika meninggal sebelum bertobat, ia dimasukkan ke
neraka selama-lamanya. Akan tetapi, sikasanya lebih ringan daripada orang kafir.
e. Amar Ma’ruf Nahi Munkar (Perintah Mengerjakan Kebajikan dan Melarang
Kemungkaran)

13
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Sejak wafatnya Nabi Muhammad saw, kaum muslimin sudah mulai menghadapi
perpecahan. Tetapi perpecahan itu menjadi reda, karena terpilihnya Abu Bakar menjadi
Khalifah. Setelah beberapa lamanya Abu Bakar menduduki jabatan kekhalifahan, mulai
tampak kembali perpecahan yang disebarkan oleh orang-orang yang murtad dari Islam dan
orang-orang yang mengumumkan dirinya menjadi nabi, seperti Musailamah al-Kadzdzab,
Thalhah, Sajah dan Al-Aswad Al-Ansy3. Kemudian perjalanan khalifah Abu Bakar As-
shiddiq, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan tidak begitu menghadapi persoalan,
bahkan terjalin persaudaraan yang mesra dan akrab. Tetapi setelah Islam meluas ke Afrika,
Asia Timur bahkan Asia Tenggara tiba-tiba diakhir Khalifah Utsman, terjadi suatu persoalan
yang ditimbulkan oleh tindakan Utsman yang oleh sebagian orang Islam dianggap kurang
mendapat simpati dari sebagian kaum muslimin.
Kebijakan khalifah Utsman bin Affan yang dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan
umat pada saat itu, diantaranya ialah kurang pengawasan dan pengangkatan terhadap
beberapa pejabat penting dalam pemerintahan, sehingga para pelaksana pemerintahan (para
eksekutif) di lapangan tidak bekerja secara maksimal, diperparah lagi dengan adanya sikap
nepotisme dari keluarganya. Karena derasnya arus fitnah sehingga mengakibatkan
terbunuhnya Utsman bin Affan . Setelah itu maka Ali bin Abi Thalib terpilih dan diangkat
menjadi khalifah, tetapi dalam pengangkatan tidak memperoleh suara yang bulat, karena ada
golongan yang tidak menyetujui pengangkatan itu. Bahkan ada yang dengan terang-terangan
menentang pengangkatan tersebut sekaligus menuduh bahwa Ali campur pembunuhan
Utsman.

B. Saran

Jika setelah membaca dan mempelajari makalah ini4, terdapat kesalahan mohon
dimaafkan karena kami juga manusia biasa yang tidak luput dari salah dan dosa. Dan jika ada
saran maupun kritikan dari pembaca silakan sampaikan kepada kami, karena kritik dan saran
anda sangat menunjang kesempurnaan makalah ini. Semoga setelah mempelajari dan
memahami pembahasan ini kita dapat mengambil hikmah dari ajaran Akidah Akhlak tentang
beberapa paham dan aliran dalam lapangan akidah Islam.

3 Buku : Philip K. Hitti, History of the Arabs, London, Mac Millan & Co. Ltd., 1964,

4 Akan dipresentasikan oleh pemateri pada hari Selasa.


14
DAFTAR PUSTAKA

 Asih Sapinah Kurni(2006). Akidah Akhlak Untuk MA kelas XI. Cetakan


Pertama. Depok: CV ARYA DUTA.
 Sutisno Hendra(2002). Aliran dalam Akidah Islam . Cetakan Pertama.
Mataram : Mataram Press.
 Nasution Harun (1972). Teologi Islam : Aliran – Aliran, Sejarah Analisa Dan
Perbandingan. Cetakan Pertama. Jakarta: UI Press.
 Nasution Harun (1986). Teologi Islam : Aliran – Aliran, Sejarah Analisa Dan
Perbandingan. Cetakan Kelima. Jakarta: UI Press.

15

Anda mungkin juga menyukai