Disusun oleh:
Nama Kelompok
1. HERSI DWI YANTI
2. ILASPI LAURA
3. M. SULTAN SEPTIAN
4. M. FAISAL A.S
5. SADA KURNIA RAMADIKA
Kelas : VIII
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah Iman Kepada Rasul Allah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah Tentang kemajuan Peradaban islam pada masa Daulah Ayyubiyah Dan
kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Iman Kepada Rasul Allah ini dapat bermanfaat
bagi kita semuanya.
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................... ………. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH BERDIRI DINASTI AYYUBIYAH....................................... 2
A. Proses Berdiri ................................................................................ 2
B. Sistem Pemerintahan...................................................................... 2
2.2 KEMAJUAN PERADABAN ISLAM PADA MASA BAULAH AYYUBIYAH
A. Bidang Politik................................................................................ 3
B. Bidang Keagamaan............................................................................ 4
C. Ilmu Pengetahuan ………................................................................ 5
D. Kebudayaan ……………………………………………………….. 5
E. Arsitektur ..………………………………………………………… 6
F. Bidang Pendidikan ………………………………………………… 6
G. Bidang Ekonomi dan Perdaganan………………………………….. 7
H. Bidang Pertanian…………………………………………………… 7
I. Bidang Militer dan Sistem Petahanan……………………………… 8
2.3 FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KEMAJUAN PERADABAN ISLAM
A. Dukungan Masyarakat Mesir .................................................…. 8
B. Kekuatan Militer yang Tangguh.............................................…. 9
C. Kerjasama dengan Dinasti-dinasti Lain.................................….. 9
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 11
A. Kesimpulan............................................................................................... 11
B. Saran ........................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Ada tiga faktor yang menyebabkan berkembangnya ilmu pengetahuan di dunia Islam pada
masa kejayaannya, yakni pertama, faktor agama (religius), kedua, apresiasi masyarakat
terhadap ilmu. Dan ketiga, patronase (perlindungan dan dukungan) yang sangat dermawan
dari para penguasa dan orang-orang kaya terhadap berbagai kegiatan ilmiah
1
BAB II
PEMBAHASAN
B. Sistem Pemerintahan
Dinasti Ayyubiyah adalah sejenis konfederasi negara-negara yang terpusat di kota-
kota yang berbeda-beda, masing-masing diperintah oleh seorang anggota keluarga
Ayyubiyah, yang menyatakan kesetiaan secara resmi kepada kepala
sifat wilayah dan tradisi panjang pemerintah yang terpusat memungkinkan Dinasti
Ayyubiyah memelihara kendali langsung. Para gubernur provinsi di Suriah, meskipun
ditarik dari elit militer, tidak sepenuhnya di bawah kendali Kairo. Namun, di dataran
tinggi Mesir, Dinasti Ayyubiyah merasa kesulitan memperoleh kendali sepenuhnya,
karena kemunculan sebuah keluarga yang kuat dari para syaikh kabilah. Dinasti
Ayyubiyah juga menemukan kesulitan2 dalam mengendalikan bagian-bagian negara
yang lebih jauh. Beberapa syaikh kabilah dan kota-kota yang jauh relatif lebih otonom.
Seiring dengan berlalunya waktu, kekuasaan pemerintah pusat pun kian meningkat.
Kendali yang kuat oleh sebuah imperium yang luas memerlukan birokrasi yang
terperinci. Di sebagian besar negara, pembagian utama di antara para pejabat masih
tetap sama dengan yang berlangsung di bawah Dinasti Abbasiyah
A. Bidang Politik
Puncak kegemilangan politik Dinasti Ayyubiyah adalah ketika Salahuddinal Ayyubi
mengambil alih Yerusalem dari pasukan Salib pada tanggal 2Oktober 1187 M. Wilayah ini
dapat dipertahankan terus hingga akhir abad ke-13. Keberhasilan ini melanjutkan tradis
kemenangan atas pasukan Salib yangtelah diperoleh sebelumnya oleh pendahulu sekaligus
tempat mengabdiSalahuddin sebelum menjadi Sultan. Imadudin Zangi (Zanki)Amir Mosul
danAleppo pada tahun 1144 juga berhasil memukul pasukan Salib dari Armenia.
Selain itu, beberapa kota penting seperti Aleppo, Suriah, Mesir danPalestina berhasil
ia satukan dalam penguasaan Dinasti Ayyubiyah. Kota-kotaini berkembang menjadi basis
perlawananan melawan tentara Salib. Selain itu,kota-kota tersebut juga dibangun menjadi
pusat-pusat terpentingpengembangan ilmu dan peradaban Islam.
Sistem politik ketatanegaraan Dinasti Ayyubiyah tidak berupa kerajaanyang
terpusat.Sultan sebagai sebutan penguasa dinasti ini hanyamengendalikan wilayah-wilayah
semiotonom. Meskipun para amir di DinastiAyyubiyah setia kepada sultan, mereka memiliki
kebebasan tersendiri diwilayahnya.Penguasa Dinasti Ayyubiyah memiliki hubungan yang erat
dengan penguasa Bani Fathimiyah (Syi’ah-Mesir), Dinasti Zanki (Sunni-Seljuk) dan Bani
Abbasiyah (Sunni-Baghdad). Kedekatan hubungan ini membuat DinastiAyyubiyah dapat
disebut pemersatu dunia Islam pada masa disintegrasi.Bahkan, dari segi politik Dinasti
Ayyubiyah dapat mengisi tugas sebagaisimbol pemersatu dunia Islam yang semestinya pada
3
waktu itu harusdiembanoleh Daulah Bani Abbasiyah
B. Bidang Keagamaan
Salah satu kebijakan yang diambil oleh Salahuddin di awalpemerintahnanya adalah
menetapkan mazhab Sunni sebagai mazhab resminegara menggantikan mazhab Syi’ah
Ismailiyah yang sebelumnya dianut oleh Bani Fathimiyah. beberapa alasan mengganti mazhab
Syi’ah Islamailiyahmenjadi mazhab Sunni adalah secara faktual syi’ah bukanlah mazhab
yangdianut oleh mayoritas rakyat Mesir. Selama pemerintahan Bani Fathimiyahyang muncul
justru sikap dualisme rakyat mesir terhadap mazhab syia’h yang dianut oleh penguasa.
Sementara, di tubuh dinasti Fathimiyah sendiri Syi’ahIsmailiyah mengalami konflik internal
yang tak kunjung usai sejak perempatpertama abad ke-12. Dua kelompok Syi’ah Ismailiyah di
bawah putra alMustanshir yaitu Nizar (ekstrim) dan al Musta’li (moderat) saling
bertikai.Praktis, ketika khalifah dijabat oleh al Musta’li yang moderat, gelora Syi’ah sudah
mulai luntur. Sebab lainnya adalah perlawanan dari pendukung DinastiFathimiyah. Tercatat
beberapa perlawanan yang membuat Syi’ah Ismailiyahtidak mendapat tempat dalam
kebijakan keagamaan dinasti Ayyubiyah, diantaranya pemberontakan pendukung Fathimiyah
di Sudan yang berkekuatan50.000 tentara. Pemberontakan ini baru berhasil dipadamkan oleh
al Malikal‘Adil saudara Salahuddin pada tahun 1174 M. Berikutnya pemberontakan yang
dipimpin oleh Imarah al Yamani, yang berhasil dipadamkan pada 1173 M.Sekilas, kebijakan
ini terlihat pro Sunni dan mewakili pribadi Shalahudinyang notabene pengikut Sunni. Namun,
kebijakan ini justru penting karenafaktanya muslim Mesir justru hidup dalam dualisme
mazhab yang pada taraf tertentu membawa kepada sikap talfiqyang justru ditolak oleh
mayoritaspenganut Sunni. Implementasi kebijakan ini semakin jelas terlihat ketika ia Qadhi
yang bermazhab Syi’ah menjadi Sunni dan mendirikan madrasah yang mengajarkan fikih
Syafi’i seperti Madrasah Nasriyah, Qamhiyah, Suyufiyah dan Salahiyah di Yerusalem dan
Damaskus.
Sementara dalam bidang hubungan antar agama, Salahuddin dan parapenerusnya
menempatkan diri menjadi pelindung bagi umat Nasrani danYahudi, terutama di Yerusalem
atau Baitul Maqdis, lokasi yang menjadisumber persaingan selama Perang Salib. Pada tahun
1192, Salahuddin danRichard I, Raja Inggris yang bergelar si Hati Singa (Lion Heart )
membuatperjanjian, bahwa kaum muslimin tetap akan memiliki Yerusalem, namunorang
Islam akan melindungi tempat ibadah orang Kristen, membiarkan orangKristen hidup di kota
itu menjalankan iman mereka tanpa gangguan danmembiarkan para peziarah Kristen datang
dan pergi sesuka mereka. 4
Perjanjian ini menjadi dasar kebijakannya dalam bidang hubungan antaragama. Kebijakan
inilah yang membuat Yerusalem dalam waktu yang lamaberada dalamkekuasaan umat Islam,
hingga perang dunia I (1914)
C. Ilmu Pengetahuan
Para penguasa Ayyubiyah merupakan orang-orang yang terdidik danmereka mendukung
kegiatan belajar mengajar. Madrasah-madrasah dibangundi wilayah Ayyubiyah tidak hanya
untuk mendidiksiswa, tetapi juga untuk menyebarkan agama Islam Sunni. KotaDamaskus
pada masa pemerintahanSalahuddin memiliki 20 madrasah, 100 tempat pemandian, serta
biara-biaradarwis Sufi dalam jumlah yang besar. Ia juga membangun madrasah-madrasahdi
Aleppo, Yerusalem, Kairo, Iskandariyah, dan berbagai kota di Hijaz. Banyak pula madrasah
yang dibangun oleh para penerusnya. Bahkan istri parapenguasa Ayyubiyah, para panglima,
dan para bangsawan juga ikut mendirikandan mendanai sejumlah lembaga pendidikan.
D. Kebudayaan
Meskipun Dinasti Ayyubiyah berbangsaKurdi, namunpara penguasaAyyubiyah yang
memerintah pada abad ke-12 sudah jauh dari budaya Kurdi,tidak seperti para pendahulu
mereka di Seljuk dan para penerus mereka diMamluk, para penguasa Ayyubiyah telah
"terarabisasi".Bahasa dan budayaArabmenjadiunsur utama dalam jati diri mereka alih-alih
bahasa dan budayaKurdi.
Mereka sendiri sudah cukup terasimilasi ke dalam budaya Arabsebelum mereka mulai
berkuasa, dan marga-marga Arab pun jauh lebih lazimdaripada marga-marga non Arab di
kalangan penguasaBani Ayyubiyah.Salahsatu sumbangan terpenting Dinasti Ayyubiyah
adalah menjadikan bahasa Arabsebagai bahasa tutur bangsa Mesir.Kebanyakan orang Mesir
menuturkanbahasa Arab pada masa Dinasti Ayyubiya.
5
E. Arsitektur
Bangunan dan arsitektur merupakan salah satu sumber sejarah yangpenting. Di antara
bangunan arsitektur yang dapat dijadikan sumber sejarahkejayaan dinansty Ayyubiyah antara
lain:-Tembok Kota Aleppo yang dibangunSultan Az-Zahir Ghazipada tahun1183. Tembo kota
tergolong arsitektur militer. Pembangunan ini telahmengubah wajah kota Aleppo secara total.
-Menara Masjid Agung Aleppo yang dibangun oleh Sultan Az-Zahir Ghazipada 1214 M.
Bangunan menara menjulang ke langit, terdiri atas limatingkat dengan puncak mahkota yang
dikelilingi oleh beranda. Menarabanyak dihiasi berbagai ornamen. Dalam ilmu arsitektur
menara inidigolongkan kepada arsitektur keagamaan.-TembokAyyubiyah di Kairo yang
ditemukan selama pembangunan TamanAl-Azhar, Januari 2006.-Madrasah Al-Firdaus
didirikan pada tahun 1236 di kota Aleppo dengandukungan dari Dhaifa Khatun. Madrasah ini
merupakan bukti peranwanitayangmenjadi pendukung proyek-proyek arsitektur keagamaandi
masa Ayyubiyah.
F. Bidang Pendidikan
Bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan salah satu sektor yang mendapat perhatian besar dari
Khalifah Ayyubiyah. Diantara usaha yang dilakukan untuk memajukan pendidikan:
Khalifah Al-Hakim (Daulah Fatimiyah) 1021 M pernah membentuk lembaga Darul Hikam
pada masanya. Daulah Ayyubiyah, mengubah lembaga tersebut menjadi Departemen
Pendidikan dan Penerjemahan. Departemen tersebut mampu dan berhasil menerjemahkan dari
bahasa asing ke bahasa Arab.
6
3. Membangun lembaga pendidikan di setiap kota.
Pusat-pusat ilmu pengetahuan terdapat di berbagai kota seperti Kairo, Damaskus, Hadramaut,
dan Yaman. Contoh lembaga-lembaga tersebut, ialah:
b. Darul Hadist Al-Kamilah (1222M), sebagai pusat pengajaran hadist dan ilmu hadist.
Pemerintahan Daulah Ayyubiyah terutama pada masa kekuasaan Nuruddin dan Shalahuddin
telah berhasil menjadikan Damaskus sebagai kota pendidikan.
Madrasah yang didirikan Nuruddin di Aleppo (Halb), Emessa, Hamah dan Ba’labak mengikuti
madzhab Syafi’i.
1. Bekerja sama dengan penguasa muslim di wilayah lain, membangun perdagangan
dengan kota-kota di laut Tengah, lautan Hindia dan
3. Dunia ekonomi dan perdagangan sudah menggunakan sistem kredit, bank termasuk
Letter of Credit, bahkan ketika itu sudah ada mata uang yang terbuat dari emas.
4. Dimulai percetakan mata uang dirham campuran/fulus (tembaga) pada masa
Muhammad Al- Kamil ibn Al Adil Al- Ayyubi
5. Bidang industri, industri enamel glass merupakan jenis kaca yang paling berharga
dalam sejarah Islam, dibuatnya kincir oleh seorang Syiria yang lebih canggih dibanding buatan
orang Barat. Juga sudah ada pabrik karpet, pabrik kain dan pabrik gelas.
H. Bidang pertanian
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Mesir dan daerah lainnya pada sektor pertanian,
Daulah Ayyubiyah telah menggunakan sistem irigasi, pembangunan waduk dan bendungan
serta terusan untuk mengairi kebun dan pertanian. Para petani merasakan manfaat dari fungsi
irigasi, waduk, dan terusan yang dibangun ini. Salah satu hasilnya produk panen berlimpah
seperti, kurma, gula, dan gandum.
7
I. Politik, Militer dan Sistem Pertahanan
a. Mengganti Qadhi-qadhi (Hakim) Syiah dengan Qadhi-qadhi dari kalangan ulama sunni.
b. Mengganti pegawai pemerintahan yang melakukan korupsi.
c. Memecat pegawai yang bersengkokol dengan penjahat dan perampok.
2. Di bidang Mviliter, kekuatan militernya terkenal sangat tangguh. Pasukannya diperkuat
oleh pasukan Barbar, Turki dan Afrika. Selain juga memiliki alat-alat perang, pasukan
berkuda, pedang dan panah. Daulah ini juga memiliki burung elang sebagai kepala burung-
burung dalam peperangan.
3. Sistem pertahanan, Membuat benteng berupa tembok kota di Kairo dan Muqattam yaitu
benteng Qal’al Jabal Sultan Salahuddin al-Ayubi atau lebih dikenal dengan sebutan benteng
Salahuddin Al-Ayubi.
Di bagian utara benteng terletak Masjid Mohammad Ali Pasha yang terbuat dari marmer dan
granit.Terdapat juga di dalam kawasan benteng ini Muzium Polis, Qasrul Jawhara (Muzium
Permata) yang menyimpan perhiasan raja-raja Mesir. Terdapat juga Mathaf al-Fan al-Islami
(Muzium Kesenian Islam) yang terletak di bab (pintu) Khalk yang menyimpan ribuan barang
yang melambangkan kesenian Islam semenjak zaman Nabi Muhammad Saw, termasuk
diantaranya surat Rasulullah Saw untuk penguasa Mesir saat itu bernama Maqauqis, agar
beriman kepada Allah Swt
Pasukan Shalahuddin berpijak pada prinsip pembagian pasukan menjadi beberapa kelompok, yang
kedudukannya sama dengan batalion. Di Pucuk pimpinan setiap 200, 100, atau 10 prajurit berkuda
terdapat seorang komandan berpangkat setingkat mayor atau letnan kolonel. Tiap-tiap unit dari
pasukan yang berperang dan pasukan dan pasukan cadangan memiliki pasukan khusus yang menjadi
pembedanya dari unit-unit lain.14 Pasukan Shalahuddin dibagi menjadi beberapa satuan dengan
berbagai ukuran, dan nama satuan-satuannya seringkali tumpang-tindih. Satuan terkecil disebut jarida
(10 orang) dan tulb (10-200 orang), yang punya bendera sendiri dan peniup terompet. Jama’ah
mungkin adalah formasi taktis yang terdiri atas tiga jarida. Sariya adalah kelompok tidak tetap,
beranggotakan sekitar 20 serdadu kavaleri, yang seringkali digunakan untuk menyergap, sedangkan
saqa adalah kelompok kecil prajurit perintis atau pasukan pengintai. Berbeda dengan pihak Latin,
pasukan Muslim memiliki beberapa jenjang kepangkatan amir (perwira), mulai dari isfahsalar
(panglima angkatan bersenjata), kemudian komandan senior ustadz al-dar dan hajib (pengurus
rumahtangga raja), lalu amir hajib, amir jandar, khazindar (gubernur benteng kota penting), amir kabir
(perwira tinggi), dan amir biasa
2. Kerjasama dengan Kekaisaran Bizantium Kaisar Andrew Nicos Kommenos naik tahta kekaisaran
pada tahun 517 H (1172 M). Ia membina hubungan 9 baik dengan Shalahuddin. Dia merasa perlu
bekerjasama dengan Shalahuddin untuk menghadapi kesultanan Saljuk Romawi, yang telah
mengalahkannya dalam perang Myriokephalon pada akhir 511 H (1116 M). Sejak awal Bizantium
sudah tidak suka dengan kaum Salib Latin (merujuk ke Vatikan) dan orang-orang Italia, lantaran
mereka telah menguasai berbagai kekayaan dan sumber ekonomi Bizantium.
3. Kerjasama dengan Kelompok Hasyasyin Pada tahun 512 H/1116 M, Shalahuddin memimpin
serangan ke Mashyad, markas besar Rasyid al-Din Sinan, pemimpin kelompok Hasyasyin27 yang
bergelar “Orang Tua dari Gunung”, yang kemudian menyerah dengan syarat Shalahuddin tidak akan
menyerangnya lagi di kemudian hari.
10 III
BAB
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dinasti Ayyubiyah adalah dinasti yang berdiri setelah keruntuhan Dinasti Fatimiyah yang tidak
mampu menghalau kekuatan serangan tentara Salib pada masa itu. Dinasti Ayyubiyah berdiri pada
tahun 6611 M oleh Shalahuddin alAyyubi, yang dulunya adalah seorang panglima perang raja
Nuruddin. Dinasti Ayyubiyah berkembang menjadi dinasti yang besar dan tangguh di bawah
kepemimpinan Shalahudin al-Ayyubi. Ia menjulang reputasinya ketika berhasil melawan tentara Salib
dan berhasil membebaskan Yerussalem. Shalahuddin al-Ayyubi dengan sekuat tenaga bersama
pasukannya menghalau tentara Salib hingga kaum muslim menguasai kota Yerussalem. Selain
mempertahankan dan memperluas kekuasaan, Shalahuddin al-Ayyubi juga mendirikan sarana
pendidikan untuk generasi penerus yang mana lebih menekankan pada nilai-nilai ajaran Sunni. Pada
masa pemerintahan Dinasti Ayyubiyah, al-Azhar selain dijadikan sebagai tempat pendidikan juga
sebagai wadah politik dan pertahanan ajaran Sunni. Hal ini dilakukan setelah runtuhnya Dinasti
Fatimiyah. Selain itu, khalifah setelahnya pun banyak mendirikan perguruan-perguruan tinggi yang
semakin pesat
3.2 Saran
1. Perlunya penelitian lebih lanjut tentang perkembangan peradaban Islam pada masa Dinasti
Ayyubiyah.
2. Perlunya penulisan kembali tentang Situasi politik, ekonomi dan peradaban Islam pada masa
pemerintahan Dinasti Ayyubiyah yang lebih rinci dan ilmiah.
https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/al_hikmah/article/view/4136
https://id.wikipedia.org/wiki/Dinasti_Ayyubiyah
https://www.gurusiana.id/read/nuruljubaedah/article/peradaban-islam-pada-masa-daulah-al-
ayyubiyah-841662