Anda di halaman 1dari 18

SEJARAH DINASTI UMAYYAH

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Dakwah

Dosen Pengampu : Dr. Mutrofin, M.Fil.I

Disusun oleh :

1. Salma Hidhayatus Zuhriyah (1860304232098)


2. Ulfa Nurlaili (1860304232126)
3. Afindra Wicaksono (1860304232112)
4. M. Irham Munawwar (1860304232109)

KPI 2C

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH


TULUNGAGUNG

FEBRUARI 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada adanya suatu halangan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Moderasi Islam, kami ucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I. selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
2. Dr. Akhmad Rizqon Khamami, Lc., M.A. selaku Dekan Fakultas
Ushuluddin Adab dan Dakwah Universitas Islam Negeri Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung
3. Dr. Mutrofin, M.Fil.I selaku Dosen pengampu mata kuliah
Kewarganegaraan Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung
4. Teman-teman KPI 2C angkatan 2023 yang telah memberikan dukungan
atas terselesaikannya penyusunan makalah ini

Dalam pembahasan ini kami akan memaparkan mengenai apa itu konstitusi
dan ideologi negara. Konstitusi sebagai landasan hukum tertinggi suatu negara,
menggambarkan nilai-nilai, prinsip, dan struktur dasar pemerintahan. Sementara itu,
ideologi negara menjadi pemandu dalam membentuk kebijakan dan arah
pembangunan nasional. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan kami. Maka dari itu
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran agar dapat memperbaiki makalah ini
untuk kedepannya.

Tulungagung, 12 Februari 2024

Kelompok 5

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................3
A. Latar Belakang....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...............................................................................................3
C. Tujuan..................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
A. SEJARAH BERDIRINYA DINASTI UMAYYAH...........................................3
B. RUNTUHNYA DINASTI UMMAYYAH...........................................................4
C. PERKEMBANGAN DINASTI UMAYYAH DARI TIAP KHALIFAH.........5
1. Muawiyah bin Abu Sufyan.......................................................................5

2. Yazid bin Muawiyah..................................................................................5

3. Muawiyah bin Yazid (atau Muawiyah II)...............................................6

4. Marwan bin al-Hakam..............................................................................6

5. Abdul Malik Ibnu Marwan.......................................................................6

6. Al Walid Ibnu Abdul Walid......................................................................7

7. Sulaiman Ibnu Abdul Malik.....................................................................7

8. Umar bin abdul aziz..................................................................................7

9. Al Walid bin Yazid....................................................................................8

10. Yazid bin abdul malik.............................................................................9

11. Hisyam bin Abdul malik.......................................................................10

12. Yazid bin al walid..................................................................................11

13. Ibrahim bin walid..................................................................................11

14. Marwan bin muhammad......................................................................12

BAB III PENUTUP....................................................................................................13


A. Kesimpulan........................................................................................................13
B. Saran...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................13

2
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dinasti Umayyah (661-750 M) merupakan dinasti Islam pertama yang
berkuasa setelah masa Khulafaur Rasyidin. Didirikan oleh Muawiyah bin Abi
Sufyan, dinasti ini membawa Islam ke era baru dengan ekspansi wilayah yang
luas dan perkembangan peradaban yang signifikan. Dinasti Umayyah ini berdiri
pada tahun 661 M setelah Hasan bin Ali menyerahkan kekuasaan kepada
Muawiyah. Berakhir pada tahun 750 M dengan Revolusi Abbasiyah. Pendiri dari
Dinasti Umayyah ini adalah Muawiyah bin Abi Sufyan, seorang sahabat Nabi
Muhammad SAW.
Kemunculan Dinasti Umayyah tidak bisa dilepaskan dari masa kepemimpinan
Khulafaur Rasyidin, para khalifah setelah Nabi Muhammad SAW. Periode ini
ditandai dengan ketidak stabilan, khususnya setelah terbunuhnya Khalifah
Utsman bin Affan. Beberapa faktor yang menjadi latar belakang berdirinya
Dinasti Umayyah:

a. Krisis Politik di Masa Khulafaur Rasyidin: Pembunuhan Utsman


menimbulkan perpecahan di tubuh umat Islam. Ali bin Abi Thalib diangkat
sebagai khalifah, namun sebagian pihak menginginkan keadilan atas kematian
Utsman. Muawiyah, gubernur Syam saat itu, menuntut agar pembunuh Utsman
diadili.

b. Perselisihan Ali dan Muawiyah: Perselisihan antara Ali dan Muawiyah


memuncak menjadi perang saudara, melemahkan persatuan umat Islam.

c. Hasan Serahkan Kekuasaan: Setelah Ali wafat, kepemimpinan dilanjutkan


anaknya, Hasan. Demi meredam konflik, Hasan memilih menyerahkan
kepemimpinan kepada Muawiyah melalui peristiwa “bay’ah” (kesepakatan). Ini
menandai dimulainya Dinasti Umayyah dengan Muawiyah sebagai khalifah
pertama.

Dinasti Umayyah memberikan banyak kontribusi penting bagi


perkembangan Islam, yaitu perluasan wilayah Islam yang signifikan,
penerjemahan berbagai karya ilmiah dan filsafat ke bahasa Arab, pembangunan
infrastruktur dan arsitektur yang megah, dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan seni. Dinasti Umayyah meninggalkan warisan yang tak terhapuskan dalam
sejarah Islam. Masa kejayaan mereka menjadi bukti kekuatan dan peradaban
Islam yang gemilang.

3
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses sejarah berdirinya dinasti umayyah?


2. Bagaimana proses runtuhnya dinasti umayyah?
3. Bagaimana perkembangan dinasti umayyah dari tiap khalifah?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana proses sejarah berdirinya dinasti umayyah?


2. Untuk mengetahui bagaimana proses runtuhnya dinasti umayyah?
3. Untuk mengetahui fungsi bagaimana perkembangan dinasti umayyah dari
tiap khalifah?

4
BAB II PEMBAHASAN

A. SEJARAH BERDIRINYA DINASTI UMAYYAH

Dinasti Bani Umayyah lahir pada tahun 41 H atau 661 M. Adapun pendiri
dari dinasti ini adalah Muawiyyah bin Abi Sufyan. Muawiyyah memiliki julukan
yang terkenal yaitu Abu Abdurrahman dan Al Quraisy Al Umawi Al Makki.

Ia merupakan sosok laki-laki yang tinggi dengan kulit putih sekaligus


tampan dan berwibawa. Selain itu, Khalifah Umar bin Khattab juga pernah
menjelaskan perawakan Muawiyyah yang disebutnya seseorang yang bergaya
seperti raja dan menyukai kebersihan. Hal ini wajar, mengingat Muawiyyah
memang lahir dalam keluarga terpandang di Mekkah.

Muawiyyah sendiri merupakan anak dari Abu Sufyan dan Hindun binti
Utbah yang dulunya menentang ajaran agama Islam Rasulullah. Tempat lahirnya
di Khaif, Mina sebelum 15 tahun sebelum hijrah. Keluarga Muawiyyah ini baru
memeluk agama Islam setelah peristiwa Fathu Makkah atau pembebasan Mekkah
oleh Rasulullah pada tahun 630 M.

Setelah memeluk agama Islam, Rasulullah mengangkat Muawiyah sebagai


salah satu penulis wahyu. Hal ini sesuai dengan komunikasi Rasulullah dengan
Malaikat Jibril. Meskipun sebelumnya, Muawiyyah adalah seseorang yang sangat
menentang Rasulullah.

Namun, begitu lembutlah hati Rasulullah kepada orang-orang yang


bertaubat dan berhijrah memeluk agama Islam. Tercatat bahwa Muawiyah
menjadi juru tulis wahyu hingga Rasulullah SAW wafat pada tahun 632 M. Selain
itu, ia juga dipercaya menjadi komandan militer Islam dalam peperangan di
bawah Panglima Abu Ubaidah bin Jarrah.

Sebelum mendirikan Dinasti Umayyah, Muawiyyah sendiri merupakan


seorang gubernur Syam pada masa khalifah Umar bin Khattab dan Utsman bin
Affan, ia berhasil menyatukan seluruh wilayah negeri Syam dengan
kemampuannya memimpin suatu negara.

Selain itu, Muawiyyah juga telah memperkuat posisinya dengan kekuatan


militer yang baik. Ia bahkan banyak menghabiskan hartanya untuk
mengumpulkan orang-orang dengan kemampuan militer yang baik. Muawiyyah
juga mendorong Umar membentuk angkatan laut, namun Umar menolak.

B. RUNTUHNYA DINASTI UMMAYYAH

5
Periode Kemunduran dan Keruntuhan Dinasti Umayyah dimulai pasca
berakhirnya masa pemerintahan Hisyam ibn Abdul Malik (724-743). Oleh para
pakar sejarah Arab, Hisyam dipandang sebagai negarawan ketiga dalam Dinasti
Umayyah setelah Muawiyah dan Abdul Malik.

Dengan kematian Hisyam pada 743 M, rezim Umayyah memasuki fase


kemuduran. Empat penggantunya, kecuali Marwan II yang menjadi khalifah
terakhir, terbukti tidak cakap, atau bisa dikatakan tidak bermoral dan rusak.

Bahkan, beberapa khalifah sebelum Hisyam pun, yang dimulai oleh Yazid
I, lebih suka berburu, pesta minum, tenggelam dalam alunan musik dan puisi,
daripada membaca al-Quran atau mengurus persoalan negara. Berikut ini faktor-
faktor yang menyebabkan kemunduran Dinasti Umayyah, hingga pada akhirnya
meruntuhkan imperium tersebut.

Pasca-wafatnya Hisyam, praktik-praktik menyimpang di lingkungan istana


bertambah parah. Kejayaan yang diraih pada masa sebelumnya, menyebabkan
para khalifah gemar berfoya-foya dengan kemewahan. Lebih parah lagi perilaku
menyimpang itu sudah menjadi fenomena umum.

Bahkan keluarga khalifah sudah tidak lagi berdarah Arab murni. Yazid III
(744) adalah khalifah pertama yang lahir dari seorang budak. Dua khalifah
penerusnya juga lahir dari seorang mantan budak yang dimerdekakan.

Perilaku buruk kelas penguasa hanyalah gambaran kecil dari kebobrokan


moral yang bersifat umum. Rusaknya peradaban, terutama menyangkut minuman
keras, perempuan dan nyanyian telah menjadi virus di masyarakat dan mulai
menggerogoti pemuda Arab.

C. PERKEMBANGAN DINASTI UMAYYAH DARI TIAP KHALIFAH

1. Muawiyah bin Abu Sufyan

beliau adalah pemimpin pertama dinasti umayyah atau pendiri dinasti


umayyah. Proses pengangkatan Muawiyah bin Abu Sufyan terjadi pada saat perang
Siffin yang dilatar belakangi tuntutan Muawiyah kepada Ali bin Abu Thalib atas
kematian Utsman bin Affan sehingga di akhiri dengan peristiwa Tahkim. Dalam
kepemimpinan Muawiyah bin Abu Sufyan terdapat dua hal yang paling disorot, yaitu:
pertama, perluasan wilayah Islam yang mencakup wilayah utara, barat dan selatan
dan yang kedua, membangun tatanan militer untuk menjaga keamanan negara. Ada
beberapa hal yang terkait dengan kebijakan Muawiyah bin Abu Sufyan selama
menjadi khalifah, yakni dalam bidang politik merubah sistem demokrasi menjadi
Sistem monarki serta mengangkat anaknya menjadi putra mahkota. selanjutnya dalam
bidang sosial yaitu membangun dinas pos, membangun peradaban dalam hal
keilmuan sehingga terbentuk ilmu sejarah, ilmu bahasa dan ilmu-ilmu praktis serta

6
mengangkat hakim sebagai pembantu negara untuk mengatasi persoalan masyarakat
dan memberantas korupsi. lalu dalam bidang ekonomi yaitu membangun tatanan
moneter mengantisipası keuangan negara.

2. Yazid bin Muawiyah

beliau adalah khalifah kedua dari dinasti Bani Umayyah, yang berkuasa pada
tahun 680 sampai 683. ia merupakan putra dari Muawiyah bin Abu Sufyan dan
ibunya Maysun binti Bahdal.

Prestasi yang telah ia raih selama menjadi khalifah adalah :

1) Melawan Kekaisaran Romawi Timur atau Bizantium, dengan pasukan


Arab mencapai Siprus dan mendirikan pertahanan di sana

2) Menaklukan Smyrna dan kota-kota pesisir lainnya pada tahun 672

3) Memperkuat struktur administrasi negeri

4) Memperbaiki pertahanan militer Syria

Proses turunnya Yazid bin Muawiyah tidak terlalu jelas karena ia meninggal
dunia pada tahun 683 M. Setelah kematiannya, putranya, Muawiyah bin Yazid,
dianggap tidak layak untuk menjadi khalifah dan terjadi peralihan kekuasaan ke
Marwan bin al-Hakam. Namun, kontroversi seputar peristiwa Karbala dan peran
Yazid dalamnya telah mempengaruhi pandangan sejarawan dan masyarakat
terhadapnya, sehingga ia sering dianggap sebagai figur yang kontroversial dan tidak
populer di kalangan umat Islam.

3. Muawiyah bin Yazid (atau Muawiyah II)

Muawiyah bin Yazid adalah khalifah ketiga dari dinasti Umayyah dan
khalifah terakhir dari cabang Sufyani, ia berkuasa dari tahun 683 hingga 684 M. Ia
menggantikan ayahnya, Yazid bin Muawiyah, sebagai khalifah Umayyah. beliau lahir
sekitar tahun 664 M dan wafat sekitar tahun 684 M. Ia dikenal sebagai sosok yang
tidak tertarik pada politik dan merasa tidak pantas menduduki jabatan khalifah yang
diwarisi dari ayahnya. Muawiyah bin Yazid lebih tertarik pada urusan keagamaan dan
menghabiskan waktunya dalam kesalehan dan ketaatan. Ia didukung oleh suku Banu
Kalb dan berusia antara 17 hingga 23 tahun ketika naik tahta. Kekhalifahan
Muawiyah bin Yazid singkat dan ia meninggal dalam usia muda.

prestasi beliau selama menjadi kholifah adalah :

1) Memperluas wilayah Islam secara geografis

2) Menetapkan aturan kirim pos

3) Terlibat dalam peristiwa penyebaran kekerasan pasukan Umayyah dari


Mekah ke Syam

4. Marwan bin al-Hakam

Marwan bin al-Hakam adalah khalifah ke-4, berkuasa antara Juni 684 hingga
12 April 685. Beliau lahir sekitar 623 dan meninggal pada umur 63 tahun di
Damaskus atau Ash-Shinnabra. beliau salah satu pejuang yang memperjuangkan
iman Islam, terutama dalam Perang Jamal dan Perang Shiffin. ada banyak prestasi
yang ia capai yakni :

7
1) Mempertahankan posisi khalifah dan mengembalikan kekuatan bagi suku-
suku di wilayahnya

2) Menyerang dan mengalahkan gerakan Khowarij dan syiah

3) Mengambil Mesir dari tangan Abdullah ibnu Zubair

4) Meningkatkan sistem tarifik dan timbangan

5) Membuat konsolidasi kekuatan dinasti Bani Umayyah

beliau digulingkan dari kekuasaannya sebagai khalifah oleh kelompok


pemberontak yang dipimpin oleh Abdullah bin Zubair pada tahun 685 Masehi.
Pemberontakan ini terjadi di Mekkah dan berhasil merebut kekuasaan dari Marwan
bin al-Hakam. Setelah itu, Abdullah bin Zubair memproklamirkan dirinya sebagai
khalifah dan mendirikan kekuasaan baru di Mekkah. Namun, kekuasaan Abdullah bin
Zubair tidak diakui oleh banyak pihak, termasuk oleh dinasti Umayyah yang masih
berkuasa di wilayah lain.

5. Abdul Malik Ibnu Marwan

Abdul Malik ibn Marwan adalah seorang khalifah yang berkuasa dari tahun
685 hingga 705 M. Ia lahir di Madinah tahun 24 H dan berasal dari Dinasti Umayyah.
Abdul Malik dikenal karena berbagai kebijakan penting selama pemerintahannya,
termasuk mencetak dinar pertama dan menetapkan bahasa Arab sebagai bahasa resmi
di pemerintahannya. ia juga melakukan Islamisasi di berbagai aspek, termasuk dalam
penggunaan mata uang dan gambar-gambar keagamaan. Selain itu, Abdul Malik juga
menunjukkan kepiawaian dalam mengelola negara, mengatur perangkat-
perangkatnya, dan mengembalikan kesatuan umat Islam.

6. Al Walid Ibnu Abdul Walid

beliau adalah khalifah umayyah yang berkuasa pada tahun 705-715 Masehi. Ia
lahir tahun 668 dan merupakan anak dari Abdul Malik bin Marwan. Al-Walid bin
Abdul Malik berhasil mencapai puncak keemasannya karena didukung oleh situasi
yang baik serta dua orang gubernur yang cukup disegani pada masa itu. Dua gubernur
itu ialah Umar bin Abdul Aziz (gubernur Makkah dan Madinah), dan Hajjaj bin
Yusuf (gubernur Irak). beberapa prestasi beliau adalah :

1) Mendirikan Masjid Al-Umawi di Damaskus

2) Merenovasi Masjid Al-Haram, Masjid An-Nabawi, dan Masjid Amr bin


As di Mesir

3) Melakukan ekspansi wilayah kekuasaannya seperti Andalusia (Spanyol),


Khawarzim, Bukhara, Turkistan (China), Samarkand, Sardina, dan
Azerbaijan

4) Memperbaiki jalan-jalan, menggali sumur-sumur, dan membuat pancuran


air untuk keperluan masyarakat

5) Membuat rumah sakit khusus untuk orang-orang yang menderita penyakit


lepra/kusta

6) Membuat petunjuk jarak di jalan-jalan

7) Menyediakan makanan bagi orang-orang yang datang ke masjid

8
8) Berbagai kemajuan di bidang politik, militer, administrasi pemerintahan,
sosial, ekonomi, dan seni dan arsitektur

7. Sulaiman Ibnu Abdul Malik

ia seorang khalifah ke7 yang memerintah dari Februari 715 hingga


kematiannya pada September 717. berasal dari Bani Umayyah cabang Marwani dan
dikenal karena kebijaksanaannya dalam memerintah. Selama masa pemerintahannya,
ia melanjutkan ekspansi ke bagian pegunungan di Iran dan memerintahkan serangan
ke Konstantinopel, meskipun gagal. Ia juga dikenal karena kemampuan pidatonya
yang luar biasa, namun reputasinya tercemar oleh hukuman mati terhadap beberapa
jenderalnya. Ia hanya memerintah selama dua tahun dan digantikan oleh Umar bin
Abdul Aziz.

ada beberapa prestasi yang telah ia capai yaitu Mengepung Konstantinopel


Byzantium hingga terjadi perdamaian dengan syarat boleh membangun masjid di
sana, Menyempurnakan pembangunan Masjid Al-Umawi di Damaskus, Mengangkat
Umar bin Abdul Aziz sebagai Wakilnya, Memenangi wilayah seperti kota-kota di
Shaqliyah, Jirjan, Thaburstān, dan kota-kota di Andalusia (Spanyol), juga telah
menjalankan beberapa proyek pembangunan dan mencoba mendorong persaudaraan
dalam komunitas muslim.

8. Umar bin abdul aziz

Khalifah umar bin abdul aziz memerintah hanya dua tahun enam bulan ,akan
tetapi ia bisa melakukan revolusi pada seluruh bidang kekuasaan,bidang tersebut
antara lain bidang politik,ekonomi dan sosial.Rakyat yang berada dibawah naungan
beliau hidup aman.Suatu ketika pengutus surat membawa surat dengan keadaan
menangis,isi dari surat tersebut berita kematian khalifah umar bin abdul aziz .Hasil
kepemimpinan umar bin abdul aziz sebagai berikut :

1) Penciptaan iklim sihad untuk pertumbuhan ekonomi


Sikap khalifah-khalifah sebelum Khalifah Umar bin Abdul Aziz telah
banyak membebankan rakyat, sehingga ia telah menjadikan rakyat yang
kaya terus bertambah kaya dan rakyat yang miskin bertambah miskin.
Keadaan tersebut diperakui sendiri oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz,
sehingga beliau menyatakan ketidak puasan hatinya terhadap cara
Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik memerintah.

2) Pemantapan dana baitul


Dana Islam yang disimpan dalam Baitumal yang diperkasakan oleh
Khalifah Umar bin Abdul Aziz antaranya ialah zakat, ufti,kharaaj, ‘usyur
dan seperlima daripada ghanimah dan fa’ie Secara keseluruhannya dana
zakat semakin bertambah disebabkan hasil perniagaan, dagangan dan
pertanian rakyat. Ramainya kafir zimmi yang memeluk Islam pada zaman
Khalifah Umar bin Abdul Aziz menyebabkan berlakunya pertambahan
pembayar-pembayar zakat.

3) Merencanakan dan merangsang sektor perniagaan


Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga meminta gabenor-gabenor
membina kemudahan-kemudahan di sepanjang tempat persinggahan para
pedagang. Rumah untuk transit juga disediakan dan dibenarkan untuk
bermalam selama satu hari satu malam. Bagi para pedagang yang terpaksa
menginap melebihi tempoh tersebut juga dibenarkan. Antara yang
dibenarkan adalah mereka yang sakit. Para pedagang Muslim yang

9
tersesat jalan, barang dagangannya dirompak dan musibah lain turut diberi
pertolongan sebaiknya. Semua kerugian dan jaminan tersebut ditanggung
oleh Baitumal negara. sebarang pemberian untuk para pedagang adalah
dilarang. Larangan tersebut supaya para pedagang memberi fokus kepada
perniagaan yang telah mereka jalankan berbanding memberi tumpuan
kepada pemberian-pemberian tersebut.

4) Mencipta peraturan baru untuk sektor pertanian


Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga telah melaksanakan peraturan-
peraturan baru dalam sektor pertanian. Antara peraturan yang
dimaksudkan adalah seperti melarang jual beli tanah yang terikat dengan
pajak.Larangan tersebut dikeluarkan karena tidak terkandung dalam
syariat islam melainkan melalui rampasan perang .

9. Al Walid bin Yazid

Setelah Wafatnya Khalifah Hisyam bin Abdul Malik setelah berkuasa


sekitar 19 tahun menandai berakhirnya masa kejayaan Dinasti Umayyah. Setelah
itu, Dinasti Umayyah memasuki masa-masa awal kehancurannya. Hisyam
digantikan oleh keponakannya, al-Walid bin Yazid bin Abdul Malik (709-744),
yang dikenal dengan julukan al-Walid II, untuk membedakannya dengan
Khalifah al-Walid bin Abdul Malik (668-715). Al-Walid II, pengganti Hisyam,
inilah yang dijuluki Fir’aunnya umat Islam. Untuk mencegah pertarungan
internal antarkeluarga, Khalifah sebelumnya memberi wasiat satu paket dengan
dua nama sekaligus yang berurutan akan menjadi khalifah. Namun, kelemahan
cara ini adalah nama yang kedua belum ketahuan bagaimana perangainya apakah
cakap atau tidak; apakah akan berubah menjadi buruk atau tidak. alhasil, setelah
Hisyam wafat, sosok tercela seperti al-Walid II lah yang melanjutkan tampuk
kepemimpinan. Al-Walid II, sang Amirul Mukminin, sayangnya merupakan
sosok dengan pribadi yang tercela. Kita sudah membaca dalam kajian
sebelumnya tingkah laku mayoritas khalifah Dinasti Umayyah yang keluar dari
nilai-nilai Islam. Akan tetapi, apa yang dilakukan oleh al-Walid II melampaui itu
semua. Imam Suyuthi mengatakan al-Walid II adalah seorang fasik, peminum
khamr, dan banyak melanggar aturan syari’at. masih menurut penuturan Imam
Suyuthi, al-Walid II naik haji ke Mekkah dengan tujuan hendak minum
khamr (yang memabukkan) di depan Ka’bah. Dia juga menikahi istri-istri
ayahnya–sesuatu yang diharamkan dalam Islam. al-Walid II bukan hanya
melanggar syari’at Islam tapi juga berani menantang dan mengolok-olok agama
Allah. Dia tidak takut dosa. Al-Walid II memaksa orang-orang untuk memba’iat
kedua anaknya yang belum cukup umur (al-Hakam dan Utsman) sebagai satu
paket menggantikannya kelak. Al-Walid II menaikkan gaji tentara untuk
membeli loyalitas mereka. Namun, pemberontakan tetap terjadi juga. Kepala al-
Walid II dipenggal oleh pasukan Yazid, yang kemudian mengambil alih posisi
khalifah. Setelah dipenggal, atas perintah Yazid, kepala al-Walid II ditusuk
diujung tombak dan diedarkan ke jalan raya dan pasar di Damaskus, bahkan
sengaja dibawa ke bekas rumah ayahnya. Tindakan ini memicu kegeraman
keluarga al-Walid II. Dinasti Umayyah terpecah belah akibat pertikaian internal
mereka sendiri yang dipicu oleh kelakuan buruk al-Walid II.

10. Yazid bin abdul malik

10
Yazid bin abdul malik dikenal dengan Yazid II, adalah khalifah yang berkuasa
antara 720 sampai kematiannya pada 724. Yazid merupakan satu-satunya khalifah
yang berasal dari Bani Umayyah dari pihak ayah dan ibu. Dari garis ayah, dia
termasuk anggota cabang Marwani. Yazid adalah khalifah yang merupakan anggota
Bani Umayyah dari jalur ayah dan ibu. Ayahnya adalah Khalifah 'Abdul Malik,
sedangkan ibunya adalah 'Atikah binti Yazid. Nama Yazid diambil dari nama
kakeknya dari pihak ibu, Khalifah Yazid bin Mu'awiyah.Sebelum menjadi khalifah,
Yazid ditunjuk ayahnya sebagai gubernur Amman di Jund Dimasyq. Dalam
pengambilan kebijakan, Yazid cenderung mengambil jalan berbeda dengan yang
diambil sepupu sekaligus pendahulunya, 'Umar bin 'Abdul 'Aziz, seperti kembali
mengedepankan pendekatan militer untuk menekan perlawanan di dalam negeri dan
perluasan wilayah kekhalifahan, mengembalikan hak istimewa Bani Umayyah, dan
mengganti gubernur-gubernur lama. Dalam beberapa hal, kebijakan yang diambil
Yazid membuahkan hasil, seperti kemenangan pihak Umayyah dalam beberapa
pertempuran, baik dengan pihak luar maupun pemberontak. Namun capaian tersebut
tidak berbanding lurus dengan penerimaan masyarakat atas pemerintahahan
Umayyah, dan justru menyemai bibit-bibit perlawanan yang tumbuh di masa
selanjutnya. kebijakan Yazid terbilang sangat aktif dalam masalah militer, baik di
dalam maupun luar negeri. Salah satunya adalah peperangan untuk menekan
pemberontakan Khawarij. Pada masa 'Umar bin 'Abdul 'Aziz, pihak Khawarij dan
khalifah melakukan gencatan senjata dan direncanakan akan diadakan dialog tentang
agama dan pandangan politik pihak Khawarij. Namun gencatan senjata ini berakhir
setelah 'Umar mangkat dan terjadi peperangan di antara kedua belah pihak. pada
tahun 721, gubernur As-Samh bin Malik Al-Khaulani memimpin pengepungan
Toulouse, ibukota Kadipaten Aquitaine yang secara hukum merupakan negara
bawahan Kerajaan Franka. Setelah adipatinya, Eudes (Odo), meninggalkan kota,
pasukan Umayyah menjadi terlalu percaya diri sehingga tidak melakukan penguatan
pertahanan di sisi luar barak mereka atau tetap melakukan pengintaian. Hal ini
menjadikan saat Eudes kembali membawa bala bantuan tiga bulan kemudian,
tepatnya 9 Juni 721, pasukan Umayyah tidak dapat mempertahankan diri dan
menderita kekalahan. Setelah menjadi khalifah, Yazid mengangkat beberapa
gubernur baru dan menggantikan gubernur lama yang ditunjuk khalifah sebelumnya.
Untuk kedudukan Gubernur Ifriqiyah, Khalifah Yazid menunjuk Yazid bin Abi
Muslim pada 720, menggantikan Ismail bin 'Abdullah bin Abi al-Muhajir yang
ditunjuk 'Umar bin 'Abdul 'Aziz. Untuk Madinah, Khalifah Yazid menunjuk
'Abdurrahman bin Dahhak bin Qais Al-Fihri sebagai gubernur pada 720,
menggantikan Abu Bakar bin Muhammad bin 'Amr bin Hazm. Yazid bin Abi Muslim
kurang menghormati Muslim non-Arab dan melaksanakan kebijakan keras atas
Muslim Berber, seperti membebankan berbagai jenis pajak pada mereka. Hal ini
sangat berkebalikan dengan Ismail bin 'Abdullah yang berusaha menyatukan Muslim
non-Arab sebagai satu kesatuan dalam kekhalifahan, dan bukan dianggap sebagai
rakyat taklukan. Masa kegubernuran 'Abdurrahman bin Dahhak berakhir mendadak
pada 723 lantaran dia mengancam cicit Nabi Muhammad, Fatimah binti Husain, agar
mau menikahinya.

11. Hisyam bin Abdul malik

Hisyam bin Abdul malik adalah khalifah yang berkuasa sejak tahun 724
sampai 743. Dia berasal dari Bani Umayyah cabang Marwani. Hisyam juga
merupakan putra terakhir 'Abdul Malik yang menjadi khalifah.Hisyam lahir pada
tahun 691,Sebelum menjabat sebagai khalifah, Hisyam tinggal di istana Damaskus
tanpa memegang jabatan penting di pemerintahan.Raja' bin Haiwah mengumumkan

11
keputusan khalifah bahwa 'Umar bin 'Abdul 'Aziz akan menjadi khalifah setelahnya,
kemudian diikuti Yazid bin 'Abdul Malik. Hisyam menentang keputusan tersebut,
tetapi kemudian mematuhinya setelah Raja' mengancam akan menggunakan
kekerasan pada pihak yang menentang keputusan tersebut.Hisyam merupakan yang
terakhir naik takhta dan paling lama berkuasa. Seperti saudaranya Al-Walid I,
Hisyam merupakan pelindung seni yang besar, dan ia kembali mendorong
berkembangnya seni di negaranya.Pada tahun 723 di masa akhir kekuasaan Khalifah
Yazid, Sa'id bin 'Amr al-Harasy digantikan kedudukannya oleh Muslim bin Sa'id bin
Aslam Al-Kilabi sebagai gubernur Khurasan. Pada tahun selanjutnya, Muslim Al-
Kilabi berencana untuk menaklukkan Lembah Fergana di kawasan Asia Tengah.
Muslim Al-Kilabi memimpin pasukannya di sepanjang lembah Yaxartes ke Ferghana,
mengepungnya, dan menghancurkan pedesaan di sekelilingya. Pada titik ini, pasukan
Umayyah mengetahui bahwa Suluk, Khan Agung Türgesy, bergerak menuju mereka
dengan kekuatan pasukan yang jauh lebih besar. Pasukan Arab kembali mundur
selama delapan hari dan kerap menjadi bulan-bulanan pasukan berkuda Türgesy.
Pada hari kesembilan, pihak Umayyah tiba di Yaxartes dan jalan pulang mereka
dihadang oleh pasukan dari Syasy, Fergana, dan sisa dari pemberontakan Sogdian
yang ditekan Sa'id bin 'Amr al-Harasy pada masa Khalifah Yazid bin 'Abdul Malik.
Pihak Arab berkemah pada malam hari dan kemudian membakar barang bawaan
mereka, dikatakan berharga senilai satu juta dirham, sebagai persiapan untuk
berperang. Pada hari berikutnya, meskipun menderita kehausan dan dikurung di
antara Türgesy di belakang dan pasukan Transoxian di depan, pasukan Arab yang
putus asa berhasil menerobos garis musuh dan melintasi Yaxartes.Peristiwa ini kerap
disebut sejarawan Arab sebagai Hari Dahaga (Arab: ‫ﻳﻮﻢ ﺍلعطش‬, Yaumul 'athasy).
Hisyam bin Abdul-Malik meninggal karena difteri pada tahun 743. Ia digantikan
keponakannya Al-Walid II.

12. Yazid bin al walid

Yazid bin al-Walid bin Abdul Malik berhasil membunuh sepupunya Khalifah
al-Walid II. Bani Umayyah guncang. Mereka telah sukses berkuasa lebih dari 80
tahun. Peperangan demi peperangan telah mereka menangkan. Pemberontakan
berdarah telah mereka padamkan. Telah banyak sahabat Nabi, ulama, dan orang saleh
yang mereka bunuh dengan kejam. Bahkan tidak segan-segan mereka meracuni
Khalifah Umar bin Abdul Azis yang hendak menegakkan keadilan, tapi suksesi tetap
berjalan tanpa keributan. Inilah yang dikenal sebagai fitnah ketiga dalam sejarah
Islam. Dipenggalnya kepala Khalifah Al-Walid II, Fir’aunnya Umat Islam, telah
menimbulkan luka teramat dalam di dalam keluarga Bani Umayyah sendiri. Khalifah
Yazid III juga mengurangi gaji tentara yang semula dinaikkan al-Walid III untuk
membeli loyalitas tentara padanya. Akibat mengurangi gaji tentara inilah Yazid III
diberi gelar an-Naqish (yang mengurangi). Imam Suyuthi dan Imam Thabari
mengabarkan bahwa Khalifah Yazid III ini mendukung aliran Qadariyah (free will).
Tokoh utama Qadariyah, yaitu Ghaylan ad-Dimasqi, mendapat posisi penting di masa
Yazid III. Informasi yang kabarnya berasal dari Imam Syafi’i ini perlu ditelusuri
ulang mengingat Imam Thabari mengabarkan bahwa Ghaylan dihukum potong
tangan dan kaki sebelumnya oleh Khalifah Hisyam (dua periode sebelum Yazid III).
Ada tiga fitnah besar dalam sejarah Islam. Fitnah di sini maksudnya adalah ujian
berupa perang saudara. Fitnah pertama tercatat pada saat pemberontakan yang
mengakibatkan terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan, berlanjut dengan perang
saudara antara Sayyidina Ali dengan Siti Aisyah (Perang Jamal) dan dengan
Mu’awiyah (Perang Shiffin). Periode fitnah pertama berakhir dengan perdamaian
antara Sayyidina Hasan dan Mu’awiyah. Fitnah kedua berada pada periode

12
pembantaian Sayyidina Husain di Karbala dan berlanjut dengan perlawanan Abdullah
bin Zubair. Yazid III digantikan oleh saudaranya, Ibrahim bin al-Walid. Imam
Suyuthi menceritakan bagaimana Yazid III menolak memberi wasiat untuk
mengangkat Ibrahim sebagai penggantinya. Imam Thabari meriwayatkan bahwa
kekhilafahan Ibrahim tidak diakui secara bulat, sehingga banyak yang mencoretnya
dalam daftar khalifah dinasti Umayyah.

13. Ibrahim bin walid

Naiknya Ibrahim sebagai khalifah tidak disetujui oleh sebagian kalangan


keluarga Bani Umayyah. Bahkan sebagian ahli sejarah menyebutkan di kalangan
sebagian Bani Umayyah ada yang menganggapnya hanya sebagai gubernur, bukan
khalifah. yang menolak kekhalifahan Ibrahim bin Walid adalah Marwan bin
Muhammad. Untuk menghadapi pasukan besar itu, ia minta bantuan saudara
sepupunya, Sulaiman bin Hisyam dan mengangkatnya sebagai Panglima Besar.
Utnuk menghadang kekuatan pasukan Marwan bin Muhammad, Panglima Sulaiman
segera mengadakan kunjungan ke berbagai daerah dekat Syria dan Palestina serta
beberapa daerah lainnya. Akhirnya, dari Mesir, Irak dan Hijaz datang bala bantuan
yang mencapai 120.000 orang. Ketika pertempuran pecah, pasukannya porak-
poranda. Medan perang dibanjiri darah tentara Sulaiman. Melihat keadaan
pasukannya, Sulaiman buru-buru melarikan diri ke Damaskus. Ia segera menghadap
Khalifah Ibrahim bin Walid dan menceritakan apa yang terjadi.

Khalifah Ibrahim tak bisa berbuat banyak. Ia tak memiliki pasukan cadangan.
Oleh sebab itu, ia memutuskan untuk menyerahkan diri kepada Marwan bin
Muhammad. Dengan diiringi keluarganya, ia menemui Gubernur Marwan dan
menyerahkan jabatan khalifahnya. Marwan bin Muhammad memberikan
perlindungan kepada Ibrahim bin Walid yang sempat hidup hingga 132 Hijriyah.
Ibrahim bin Walid hanya memerintah kurang dari setahun. Menurut Imam As-
Suyuthi, ia hanya memerintah selama 70 hari. Selanjutnya, khilafah Bani Umayyah
dipimpin oleh Marwan bin Muhammad, khalifah terkahir Bani Umayyah.

14. Marwan bin muhammad

Penyerahan jabatan khalifah dari Ibrahim bin Walid kepada Marwan bin
Muhammad terjadi pada pengujung tahun 126 H (745 M). Khalifah Marwan bin
Muhammad menjabat khalifah pada usia 56 tahun. Ia adalah khalifah terakhir Bani
Umayyah. Seperti ditulis Imam As-Suyuthi dalam Tarikh Al-Khulafa', hal pertama
yang ia lakukan ketika menjabat khalifah adalah membongkar kuburan Yazid dan
menyalibnya. Hal ini ia lakukan karena Yazid telah membunuh Walid. Sebelum
menjabat khalifah, Marwan bin Muhammad adalah seorang panglima perang yang
terkenal gigih. Namun ketika menjabat khalifah, keadaan pemerintahan Bani
Umayyah tak menentu. Oleh sebab itu, masa pemerintahannya yang hampir enam
tahun, banyak diwarnai peperangan. Kendati Marwan bin Muhammad mempunyai
kemampuan tangguh, tetapi karena keadaan tak mengizinkan, keruntuhan Bani
Umayyah tak terelakkan. Di antara gejolak yang harus dipadamkan Marwan bin
Muhammad adalah gejolak dari daerah Himsh. Khalifah Marwan segera berangkat ke
daerah itu dengan pasukannya. Ia berhasil mengamankan daerah itu kembali. Para
pemberontak dihukum dan tubuh mereka disalib di tembok-tembok kota Himsh. Pada
saat mengamankan lembah Irak itu, mendadak muncul lagi gejolak di Kufah. Kali ini
digerakkan oleh Abdullah bin Muawiyah bin Abdullah bin Ja'far bin Abu Thalib dari

13
keluarga Hasyim. Khalifah Marwan terpaksa kembali ke Kufah dan memadamkan
kerusuhan tersebut. Pemuka pasukan itu melarikan diri ke Khurasan. Namun di sana
ia ditangkap oleh Abu Muslim Al-Khurasani dan dijatuhi hukuman mati. Keadaan
pemerintahan Umayyah yang tidak menentu dimanfaatkan oleh gerakan Abbasiyah.
Gerakan yang sudah dibina bertahun-tahun di bawah tanah itu segera menampakkan
diri. Khalifah Marwan bin Muhammad wafat pada tahun 132 H dalam usia 62 tahun.
Masa pemerintahannya hanya lima tahun 10 bulan. Ada kisah unik yang dipaparkan
Imam As-Suyuthi. Ketika Marwan terbunuh, kepalanya dipotong dan dibawa ke
hadapan Abdullah bin Ali. Orang-orang tak sempat memerhatikan penggalan kepala
itu. Tiba-tiba datang seekor kucing dan menggigit lidah Marwan bin Muhammad lalu
menelannya.

14
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdiri dan runtuhnya dinasti Umayyah berlangsung selama kurang
lebih 90 tahun, dari 661 hingga 750 Masehi. Dinasti Umayyah berdiri selepas
kejadian tahkim dalam Perang Siffin yang melibatkan Ali bin Abi Thalib.
Mu'awiyah bin Abu Sufyan sebagai pendiri sekaligus khalifah pertama Bani
Umayyah menjalin kesepakatan damai dengan sang khulafaur rasyidin. Sejak
itu, dinasti Umayyah menjalin kesepakatan damai dengan sang khulafaur
rasyidin dan berhasil menaklukkan seluruh Kerajaan Persia.

Masa keemasan dinasti Umayyah terjadi pada abad ke-7 hingga abad
ke-8, di mana kekuasaan Bani Umayyah mencapai puncaknya. Selama masa
keemasan ini, Bani Umayyah mampu memperluas wilayah kekuasaannya
hingga mencakup sebagian besar wilayah Timur Tengah, Asia Tengah, Afrika
Utara, dan Spanyol. Dinasti Umayyah juga terkenal dengan kebijakan-
kebijakan yang inovatif dan kemajuan dalam bidang seni, sastra, dan
arsitektur.

Pada akhirnya, dinasti Umayyah runtuh dalam Revolusi Abbasiyah


pada Januari 750 M, ketika Khalifah Marwan II dikalahkan oleh pasukan
Abbasiyah.

B. Saran
Penulis merupakan seseorang yang tidak luput dari kesalahan sehingga
menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kata sempurna, Oleh karena
itu kami meminta kritik ataupun saran dari Dosen atau teman teman agar
penulisan selanjutnya lebih baik dari yang sebelumnya.
semoga dengan adanya makalah ini dapat membawa keberkahan, kebaikan,
dan menambah wawasan bagi pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Cantika, Y. (2023, Juni 26). Mengenal Sejarah, Masa Kejayaan, dan Pendiri Dinasti

Umayyah. Gramedia Literasi. https://www.gramedia.com/literasi/pendiri-dinasti-

umayyah/

Fak. Adab & Humaniora UIN Alauddin. (2019). Kepemimpinan Muawiyah Bin Abu Sufyan

pada masa Dinasti Umayyah | Perpustakaan FAH UIN Alauddin. Perpustakaan FAH

UIN Alauddin. http://opac.fah.uin-alauddin.ac.id/index.php?

p=show_detail&id=8930&keywords=

Maharani, B. I. (2023, Mei 30). Sejarah Nama Bani Umayyah yang Berasal dari Nenek

Moyang. Detikhikmah. https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6746755/sejarah-

nama-bani-umayyah-yang-berasal-dari-nenek-moyang

Sitoresmi, A. R. (2023, Februari 10). Kisah Yazid bin Muawiyah, khalifah kedua Dinasti

Bani Umayyah. liputan6.com. https://www.liputan6.com/hot/read/5203420/kisah-

yazid-bin-muawiyah-khalifah-kedua-dinasti-bani-umayyah?page=3

Admin. (2023, Februari 2). Sejarah Singkat Daulah Umayyah - Fakultas Agama Islam

Universitas Medan Area. Fakultas Agama Islam Universitas Medan Area.

https://fai.uma.ac.id/2023/02/02/sejarah-singkat-daulah-umayyah/

Universitas Stekom. Muawiyah bin Yazid.

https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Muawiyah_bin_Yazid

Zakariya, D. M. (2018). SEJARAH PERADABAN ISLAM (Prakenabian hingga Islam di

Indonesia).

https://repository.um-surabaya.ac.id/4980/1/SEJARAH_PERADABAN_ISLAM.pdf

Pasha, F.(2013). PERAN DAN KIPRAH MARWAN BIN HAKAM DALAM KEPEMIMPINAN

BANI UMAYAH. http://multazam-einstein.blogspot.com/2013/05/peran-dan-kiprah-

marwan-bin-hakam-dalam.html?m=1

Munandar, I. (2023, Maret 13). Prestasi-Prestasi Khalifah Walid bin Abdul Malik. Warta

Nusantara. https://www.wartanusantara.id/2022/09/prestasi-prestasi-khalifah-walid-

bin.html?m=1

16
Nor, R. M. (2013). PENGURUSAN BAITUMAL ERA PEMERINTAHAN KHALIFAH

UMAR BIN ABDUL AZIZ (Management of Treasury During Era the Reign of

Caliph Umar bin Abdul Aziz). Jurnal Al-Tamaddun 8 (2), 81–88.

Munandar, I. (2022, November 15). Prestasi-Prestasi Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik.

Warta Nusantara. https://www.wartanusantara.id/2022/11/prestasi-prestasi-khalifah-

sulaiman-bin.html?m=1

Hosen, N. (2018, Februari 27). Khalifah Al-Walid bin Yazid: Fir’aunnya Umat Islam |

GEOTIMES. GEOTIMES. https://geotimes.id/kolom/politik/khalifah-al-walid-bin-

yazid-firaunnya-umat-islam/

Universitas Stekom. Yazid bin Abdul Malik.

https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Yazid_bin_Abdul_Malik

Hisyam bin Abdul Malik - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (2024, January

9). https://id.wikipedia.org/wiki/Hisyam_bin_Abdul_Malik

Hosen, N. (2018b, Februari 27). Khalifah Yazid Bin al-Walid: Fitnah Ketiga dalam Sejarah

Islam | GEOTIMES. GEOTIMES. https://geotimes.id/kolom/politik/khalifah-yazid-

bin-al-walid-fitnah-ketiga-dalam-sejarah-islam/

Cr. (2011, April 24). Daulah Umayyah: Ibrahim bin Walid bin Abdul Malik (744 M)

Khalifah 70 Hari. Republika Online.

https://khazanah.republika.co.id/berita/lk5d3j/daulah-umayyah-ibrahim-bin-walid-

bin-abdul-malik-744-m-khalifah-70-hari

Cr. (2011, April 24). Daulah Umayyah: Marwan bin Muhammad (745-750 M) Khalifah

Terakhir. Republika Online. https://khazanah.republika.co.id/berita/lk5ga0/daulah-

umayyah-marwan-bin-muhammad-745750-m-khalifah-terakhir

17

Anda mungkin juga menyukai