Anda di halaman 1dari 23

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MADRASAH

MAKALAH SEJARAH PERKEMBAGANGAN ISLAM


DAULAH BANI UMMAYAH

Diajukan untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Madrasah

Dosen pengampu : Dr. Jaja Nurjanah, M.A.

Penyusun : Achmad Maulana Rifai 1907015049

Dwi Wahyu Jaya Mahendra 1907015071

Rafi Syahman Fauzi 1907015103

Yasir Adam 1907015125

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JAKARTA

2021 
KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puja dan puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesakan makalah ini, tak lupa pula
sholawat dan salam tercurahkan kepada junjungan besar nabi Agung Muhammad
saw yang mana telah memberikan petunjuk bagi umat manusia untuk menempuh
jalan yang sesuai dengan syariat islam yang kaffah ini.

Penyusunan makalah yang berjudul tentang Sejarah Perkembagangan


Islam Daulah Bani Ummayah kali ini di susun sebagai bentuk penyeselaian tugas
yang di tujukan pada dosen pengampu Bapak Jaja Nurjanah, dalam penyusunan
makalah kali ini penulis tidak semerta-merta dapat merampungkannya tanpa
adanya dorongan dari pihak lain, penulis haturkan terima kasih terhadap beberapa
pihak yang membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini, penulis
sampaikan terima kasih kepada :

1) Kedua orang tua yang telah memfasilitasi segala apa yang penulis
butuhkan.

2) Dosen pembimbing mata kuliah SKI Madrasah Bapak Jaja Nurjanah.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan akan karya ilmiah ini, maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyusunan makalah ini
agar dapat lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca sekalian.

Wassalamuallaikum warohmatullahi wabarokatuh

Depok, 13 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar belakang...............................................................................................4
B. Rumusan masalah.........................................................................................5
C. Tujuan penelitian...........................................................................................5
D. Metode penelitian..........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
A. Sejarah Berdirinya Bani Umayyah...............................................................6
1. Berdirinya Bani Umayyah.........................................................................6
2. Dinasti Umayah Dibedakan Menjadi Dua.................................................7
3. Sistem Politik Kenegaraan Bani Umayyah...............................................8
B. Peradaban Islam Pada Mana Bani Ummayyah.............................................9
1. Sejarah Kejayaan Bani Umayyah..............................................................9
2. Perkembangan Bidang Politik, Budaya dan Ilmu Pengetahuan masa Bani
Umayyah.........................................................................................................10
3. Sistem Pendidikan masa Bani Umayyah.................................................11
C. Sebab Kemunduran Dan Keruntuhan Masa Bani Umayyah.......................17
BAB III PENUTUP...............................................................................................22
A. KESIMPULAN...........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sejarah merupakan salah satu ilmu yang penting dalam proses belajar
mengajar yang patut di berikan kepada anak didik, mengapa sejarh penting di
ajarkan kepada anak didik? Hal ini menjadi penting karena dengan
mempelajari sejarah maka kesalahan di masa lampu dapat di indahkan dalam
masa saat ini, bukan hanya itu dengan mempelajari sejarah maka seorang akan
mengerti kemajuan dan kemunduran suatu bangsa atau kaum di masa lampau,
yang mana hal ini berguna untuk mengevaluasi pada zaman sekarang agar
tidak mengalami kemunduran dan bisa digunakan juga untuk memahami
masalah yang terjadi di saat ini, dengan mempelajari sejarah maka dapat juga
membangun kewargaranegaraan yang lebih baik.

Terkhususnya umat islam dengan mempelajari sejarah kebudayaan


islam maka hal ini akan menambah prespektif pemahaman yang luas tentang
dunia keislaman, melatih diri lebih kritis dalam menanggapi masalah lampu
atau saat ini dalam pemahaman islam, serta dengan mempelajari sejarah
kebudayaan islam maka anak didik akan terinspirasi dengan kemajuan ataupun
pencapaian pada sejarah yang di kaji tersebut, dengan mempelajari sejarah
kebudayaan islam maka umat islam akan lebih mampu menghargai masa lalu.

Pada inti pembahasan makalah kali ini penulis akan membahas


beberapa sejarah kebudayaah islam yang berfokus membahas perkembangan
sejarah kebudayaan islam pada masa bani ummayah, yang mana pada makalah
ini penulis akan membahas tiga bahsan pokok di antaranya; a. sejarah
berdirinya Bani Ummayah, b. peradaban islam pada mana Bani Ummayah, c.
sebab kemunduran dan keruntuhan masa Bani Ummayah. Dengan beberapa
topik bahasan tersebut semoga penulis serta pembaca sekalian dapat
meningkatkan keilmuan tentang dunia islam dan dengan pembahasan itu

4
semua juga dapat meningkatkan keimanan seorang hamba kepada tuhannya
dengan mempelajari umat yang terdahulu.

B. Rumusan masalah

1) Sejarah Berdirinya Bani Ummayah,

2) Peradaban Islam Pada Mana Bani Ummayah,

3) Sebab Kemunduran Dan Keruntuhan Masa Bani Ummayah.

C. Tujuan penelitian

1) Penulis serta pembaca lebih memahami masa berdirinya bani


Ummayah.

3) Penulis dan pembaca lebih memahami tentang perkembanan peradaban


pada masa bani Ummayah.

4) Dan dapat mengerti dan memahami sebab akibat kemunduran serta


keruntuhan pada masa bani Ummayah.

D. Metode penelitian

Metode yang penulis gunakan dalam penyusunan makalah kali ini


menggunakan rujukan jurnal online dalam mengutip atau mencari referensi
untuk penyusunan makalah ini.

5
BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Bani Umayyah

1. Berdirinya Bani Umayyah

Setelah masa pemerintahan Khulafaur rasyidin berakhir, pemerintahan


Islam dilanjutkan oleh Bani Umayyah. Bani Umayyah didirikan oleh seorang
sahabat dari suku Quraisy bernama Mu’awwiyah bin Abu Sufyan pada tahun
41 H/661 M hingga tahun 132 H/750 M melalui peristiwa tahkim. Nama
dinasti ini dinisbahkan kepada Umayyah bin Abd Asy-Syams, yaitu kakek
buyut dari khalifah pertama bani Umayyah, Mu’awwiyah bin Abu Sufyan
Muawiyah adalah seorang penguasa yang ahli dan menguasai masalah politik,
ahli siasat, cerdik, kuat dan memiliki planning yang bagus dalam urusan
pemerintahan. Maka bukan sesuatu yang mengherankan jika dia dapat menjadi
gubernur selama 22 tahun, yaitu pada masa khalifah Umar dan Utsman tahun
13-35 H.

Dalam peristiwa tahkim itu, khalifah Ali telah tertipu oleh siasat
Muawiyah yang pada akhirnya ia mengalami kekalahan dalam segi politis.
Sehingga Mu’awwiyah berhasil mendapat kesempatan untuk menobatkan
dirinya sebagai sebagai khalifah sekaligus raja. Muawiyah sebagai pendiri
dinasti Bani Umayyah pada awalnya dipandang negatif oleh sebagian besar
sejarawan. Keberhasilannya memperoleh legalitas atas kekuasaannya dalam
perang saudara di Siffin dicapai melalui cara yang curang. Lebih dari itu,
Muawiyah juga dituduh sebagai pengkhianat prinsip-prinsip demokrasi yang
diajarkan dalam Islam, karena dialah yang memulai mengubah sistem
kepemimpinan negara menjadi monarki atau kekuasaan raja yang diwariskan
turun-temurun.

Kesuksesan kepemimpinan Bani Umayyah dengan sistem turun


temurun dimulai ketika Muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk

6
menyatakan setia terhadap anaknya, yaitu Yazid bin Muawiyah. Muawiyah
bermaksud mencontoh sistem kepemimpinan monarki di Persia dan
Bizantium. Dia memang tetap menggunakan istilah khalifah, namun dia
memberikan penafsiran baru dari kata tersebut untuk mengagungkan jabatan
tersebut. Dia menyebutnya "khalifah Allah" dalam pengertian "penguasa"
yang diangkat oleh Allah.

2. Dinasti Umayah Dibedakan Menjadi Dua

Yang pertama dinasti Bani Umayah yang didirikan oleh Mu’awiyah


bin Abu Sufyan yang berpusat di kota Damaskus, Syiria. Fase ini berlangsung
sekitar hampir 1 abad, yaitu sekitar 90 tahun, dan mengubah sistem
pemerintahan dari khilafah menjadi monarki atau kerajaan. Yang ke-dua Bani
Umayah di Andalusia (Spanyol) yang pada awalnya merupakan wilayah
taklukan Umayyah yang dipimpin oleh Gubernur pada zaman Walid bin
Abdul Malik, kemudian diubah menjadi kerajaan yang terpisah dari kekuasaan
Dinasti Bani Abbas setelah berhasil menaklukan BaniUmayah di Damaskus.

Para Khalifah Bani Umayyah Masa kekuasaan Bani Umayyah yang


hampir mencapai satu abad, tepatnya 90 tahun ini telah dipimpin sebanyak 14
orang khalifah. Khalifah yang pertama menjabat adalah Mua‟wwiyah bin Abu
Sufyan, sedangkan khalifah yang terakhir adalah Marwan bin Muhammad.
Adapun urutan khalifah-khalifah yang menjabat pada masa pemerintahan Bani
Umayyah adalah sebagai berikut:

1) Mu‟awiyah I bin Abi Sufyan (41-60H/661-679M)

5) Yazid I bin Mu‟awiyah (60-64H/679-683M)

6) Mu‟awiyah II bin Yazid (64H/683M)

7) Marwan I bin Hakam (64-65H/683-684M)

8) Abdul Malik bin Marwan (65-86H/684-705M)

9) Al-Walid I bin Abdul Malik (86-96H/705-714M)

7
10) Sulaiman bin Abdul Malik (96-99H/714-717M)

11) Umar bin Abdul Aziz (99-101H/717-719M)

12) Yazid II bin Abdul Malik (101-105H/719-723M)

13) Hisyam bin Abdul Malik (105-125H/723-742)

14) Al-Walid II bin Yazid II (125-126H/742-743M)

15) Yazid bin Walid bin Malik (126H/743M)

16) Ibrahim bin Al-Walid II (126-127H/743-744M)

17) Marwan II bin Muhammad (127-132H/744-750M)

3. Sistem Politik Kenegaraan Bani Umayyah

Sistem politik kenegaraan yang diterapkan pada masa pemerintahan


Bani Umayyah merupakan perpaduan antara sistem Islam dengan sistem
Bizantium-Persia. Perpaduan ini ternyata membawa kemajuan bagi Islam yang
mana hal tersebut merupakan sebuah prestasi yang mampu dicapai oleh Bani
Umayyah, dan dapat juga dikatakan Bani Umayyah ini mampu menanamkan
dan memadukan Chauvimisme dan militerisme dalam aspek pemerintahan.
Kecakapannya dalam bidang politik dan militer sangat luar biasa, militer dan
tentara bani Umayyah dikenal sebagai tentara yang paling disiplin dalam
sejarah peperangan Islam. Dengan demikian politik dan strategi yang
diterapkan oleh pendiri Bani Umayyah memberikan masukan yang besar
dalam penguasaan wilayah-wilayah baru.Yang menjadi catatan sejarah adalah
sistem pemerintahan yang berubah dari sistem “Bai’at–Formatur” menjadi
bentuk kerajaan.

Kemudian dari sisi kekuasaan khalifah pemerintahan Bani Umayyah


ini sedikit berbeda dengan masa Khulaurrasyidin dimana terjadi pemisahan
antara urusan keagamaan dengan pemerintahan. Hal ini dapat dipahami karena
Mu‟awiyah sebagai penguasa pertama negara bukanlah seorang yang ahli
dalam soal-soal keagamaan, sehingga masalah yang berhubungan dengan

8
keagamaan diserahkan kepada para ulama. Oleh karena itu diangkatlah qodhi
atau hakim. Pada umumnya para qodhi tersebut menghukum sesuai dengan
ijtihadnya yang bersandarkan kepada Al-Qur‟an dan hadis sebagai sumber
utama. Dengan sistem tersebut seorang pemimpin dapat lebih konsentrasi
terhadap pemerintahan dan politik, karena yang khusus menjalankan masalah
keagamaan secara praktis yakni para qodhi.

E. Peradaban Islam Pada Mana Bani Ummayyah

1. Sejarah Kejayaan Bani Umayyah

Dalam sejarahnya pada masa bani Umayyah mengalami


perkembanga/kemajuan pesat dalam masanya, mulai dari bidang politik,
pendidikan maupun bidang sosial, perkembangan dan kemajuan ini tidak lepas
dari berbagai pemimpin pada masa lampu yang memliki potensi yang amat
gemilang dalam kepemimpinan di masa dinasti Umayyah, mulai dari
kepimpinan: (Taufik Rachman, 2018)

(1) Muawiyah (41-60 H / 661-679 M)

(2) Yazid I / (60-64 H / 680-683 M)

(3) Muawiyah II (64H / 683 M)

(4) Marwan (64-65 H / 683-684 M)22

(5) Abdul Malik (65-86 H / 684-705 M)

(6) Al Walid (86-98 H / 705-714 M)23

(7) Sulaiman (96-99 H / 615-717 M)

(8) Umar bin Abdul Aziz (99-101 H / 717-719 M)

(9) Yazid II (101-105 H / 719-723 M)

(10) Hisyam (105-125 H /723-742 M)

(11) Al Walid II (125-126 H / 742-743 M)

9
(12) Yazid III (126 H / 743 M)

(13) Ibrahim (126-127 H / 743-744 M)

(14) Marwan II (127-132 H / 744-749 M).24

Dalam sejarah perkembangan kemajuan bani Umayyah terdapat


beberapa kebijakan dan kemajuan dalam beberapa bidang yang terjadi selama
berdirinya Bani Umayyah yang berdiri kurang lebih 1 abad, atau lebih
tepatnya sekitar 90 tahun masa kejayaannya. Dalam capaiannya bidang yang
mengalami kemajuan pada mana bani Umayyah adalah dapat di lihat di
antaranya dalam 1. bidang wilayah kekuasan dan politi, serta 2. Perkembangan
ilmu pengetahuan (Taufik Rachman, 2018)

4. Perkembangan Bidang Politik, Budaya dan Ilmu Pengetahuan masa


Bani Umayyah.

Pada masa kejayaan Bani Umayyah terdapat beberapa lini bidang


kemajuan yang terjadi secara signifikan dalam sejarah kebudayaannya di
antaranya adalah sebagai berikut: (Taufik Rachman, 2018).

a) Ekspansi/perluasan wilayah kekuasaan secara besar-besaran


meliputi wilayah Sepanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina, Irak,
Jazirah Arab, Sebagian Kecil Asia, Afganistan, Persia, serta
Daerah Yang Sekarang Di Sebut Uzbekistan, Purkmenia, Pakistan
dan Asia Tengah, Kirgis.

b) Pada bidang politik, Bani Umayyah menyusun tata pemerintahan


yang lebih teratur dalam administrasi negara. Juga mengangkat
penasihat seagai pendamping, khalifah Bani Umayyah juga di
bantu beberapa sekretaris dalam pelaksanaan kepemerintahannya
yaitu: 1. Katib ar-Rasail, sekretaris yang bertugas
menyelenggarakan administrasi dan surat menyurat dengan para
pembesar setempat, 2. Katib al-Kharaj, sekretaris yang bertugas
menyelenggarakan penerimaan dan pengeluaran negara, 3. Katib

10
al-Jundi, sekretaris yang bertugas menyelenggarakan segala hal
yang berkaitan dengan ketentaraan, 4. Katib asy-Syurtah,
sekretaris yang bertugas sebagai pemeliharaan keamanan dan
ketertiban umum, 5. Katib al-Qudat, sekretaris yang
menyelenggarakan tertib hukum melalui badan-badan peradilan
dan hukum setempat.

c) Pada bidang Ilmu Pengetahuan masa Bani Umayyah juga


mengalami pencapaian besar, dalam sejarahnya perkembangan
ilmu pengetahuan pada masa Bani Umayyah di kota Mekkah dan
Madinah merupakan pusat berkembangnya ilmu pengetahuan dan
kebudayaan musik, lagu dan puisi, di Irak (Bashrah dan Kufah)
menjadi pusat berkembangnya pusat aktifis intelektual dunia
islam, Sedangkan di Marbad, kota satelit di Damaskus, berkumpul
para pujangga, filsuf, ulama, dan cendikiawan.

5. Sistem Pendidikan masa Bani Umayyah

Dalam bidang pendidikan yang terjadi di masa Bani Umayyah kurang


begitu di perhatikan, sehingga sistem yang terjadi di masanya hanya berjalan
secara alamiah, walau sistem pendidikan yang terjadi kurang lebihnya tidak
berubah seperti pada masa Nabi Muhammad dan Khulafaur Rasyidin, namun
pada masa ini juga mengalami pola pendidikan yang berkembang, pada masa
ini peradaban islam sudah bersifat internasional yang meliputi tiga benua,
yaitu sebagian Eropa, sebagian Afrika, dan sebagian besar Asia, yang mana
dalam pempersatukan tiga benua tersebut menggunakan bahasa Arab sebagai
bahasa resmi negara. Periode Bani Umayyah merupakan masa inkubasi,
dimana dasar-dasar dari kemajuan pendidikan dimunculkan, sehingga
berkembang intelektual islam (Ahmad Masrul Anwar, 2015)

11
a. Kuttab sebagai lembaga pendidikan anak

Dalam perkembangan pendidikan masa Bani Umayyah awal


lembaga pendidikan berkembang dengan baik. Namun dari segi keilmuan
masih sangat sederhana, pengajaran yang di lakukan yaitu berupa
membaca dan menulis al-Quran, akhlak dan olahraga, lembaga pendidikan
ini dinamakan Kuttab (M. Mukhlis Fahruddin, 2010).

Dalam proses pembelajarannya kuttab (lembaga pendidikan)


dilakukan di masjid dan proses pengajaran yang di berikan berupa
pelajaran al-Quran, pengajaran ini bersifat umum atau dengan kata lain
dapat di ikuti oleh semua kalangan usia. Pembelajaran yang di berikan
pada seiring berjalannya waktu juga berkembang dengan pengajarn yang
mempelajari ilmu pengetahuan dasar selain dari al-Quran dan hadist,
sehingga hal ini berkembang menjadi lembaga pendidikan yang bersifat
formal (M. Mukhlis Fahruddin, 2010).

Selain pengajarn di masjid, kuttab juga di lakukan di rumah-rumah


para guru, alasan pengajaran juga dilakukan di rumah para guru karena
sangat banyak permintaan dari orang tua murid untuuk mengirimkan
anaknya untuk belajar di kuttab. Pengajarn yang di berikan tidak jauh
berbeda dengan pengajarn di masjid, yaitu pembelajaran tentang materi
pendidikan islam, mengjarkan membaca, menulis al-Quran sekaligus
pengetahuan agama Islam.

Kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan awal Bani


Umayyah (kuttab) awal mulanya hanya membaca dan menulis al-Quran,
sering berjalannya waktu kurikulum yang di gunakan mengalami
transformasi yang lebih terstruktur yaitu dengan memberikan beberapa
mata pelajaran, mata pelajaran yang di berikan berupa:

1) Membaca Al-Quran dan menghafalkannya.

12
2) Pokok-pokok agama Islam, seperti cara berwudhu, salat, puasa dan
sebagainya.

3) Menulis.

4) Kisah atau riwayat orang-orang besar Islam.

5) Membaca dan menghafal syair-syair atau masar (prosa).

6) Berhitung.

7) Pokok-pokok nahwu dan saraf ala kadarnya.

Proses belajar mengajar yang dilakukan di kuttab tidak sama, hal


ini tergantung kepada kecerdasan dan kemampuan masing-masing peserta
didik, karena sistem pengajarn pada masa itu belum dilaksanakan secara
klasikal sebagimana umumnya sistem pengajaran pada zaman sekarang.

Sejak abad ke delapan kurikulum yang di gunakan oleh lembaga


pendidikan (kuttab) ini lebih disempurnakan. Kurikulum yang diguankan
mencakup membaca, menulis, aritmatika, dan al-Quran sebagai teks inti.
Dalam sistem ini, bahasa Arab sebagaimana al-Quran menjadi bahasa
standar umat Islam dan menjadi bentuk bahasa percakapan paling luas
digunakan. Dengan semakin tersedianya al-Quran dan puisi dalam bentuk
tulisan, pelajaran tata bahasa menjadi lebih dipentingkan dalam pendidikan
dasar.

b. Corak pendidikan islam yang terjadi di masa Bani Umayyah

Dalam perkembangan kemajuan masa Bani Umayyah terdapat


beberapa corak pendidikan islam yang memiliki beberapa pengjaran yang di
lakukan oleh ulama dan pemerintahan dalam menanggapi persoalan
pendidikan tersebut, di antaranya sebagai berikut: (M. Mukhlis Fahruddin,
2010)

1) Bersifat Arab dan Islam Tulen

13
Pada periode ini pendidikan didominasi oleh orang-orang Arab, karena
pada masa Bani Umayyah unsur-unsur Arab yang memberi arah
pemerintahan baik secara politik, agama maupun budaya.

2) Meneguhkan dasar-dasar agama islam

Bani Umayyah memiliki pandangan bahwa Islam adalah agama, negara,


seklaigus budaya. Maka pada periode ini banyak menaklukkan wilayah-
wilayah dalam rangka menyiarkan dan memperkokoh agama Islam.

3) Memprioritaskan ilmu naqliyah dan bahasa

Pada masa Bani Umayyah pada bidang pendidikan islam lebih


memprioritaskan ilmu naqliyah seperti baca tulis al-Quran, pemahaman
fiqh dan tasyri, dengan ilmu-ilmu yang berhubungan dengan ilmu tersebut
yaitu ilmu bahasa seperti nahwu dan sastra. Pada masa ini ilmu aqliyah
juga berkembang pada akhirnya dengan munculnya aliran-aliran teologis
dan filsafat.

4) Menggunakan bahan tertulis sebagai media komunikasi

Pada masa Bani Umayyah tugas menulis berkembang dengan pesat, seperti
menulis bidang kepemerintahan (penulisan surat, harta, dan bidang
pemerintahan lainnya), pada masa ini juga terjadi kegiatan penerjemah oleh
kalangan intelektual dibuktikan dengan membuka bidang pengajaran
bahasa asing.

Dalam proses pendidikan yang terjadi pada masa Bani Umayyah


terdapat sifat desentralisasi dan belum memiliki tingkatan dan standar umum.
Kajian pendidikan yang terjadi pada mana Bani Ummayah berpusat di
Damaskus, Kufah, Mekah, Madinah, Mesir, Cordoba dan beberapa kota
lainnya, seperti Basyarah, Kuffah (Irak) Damsyik dan Palestina (Syam), Fistat
(Mesir). Ilmu yang dikembangkan pada masa Bani Umayyah yaitu,
Kedokteran, Filsafat, Astronomi, Ilmu Pasti, Sastra, Seni Bagunanan, Seni
rupa, maupun Seni musik. Maka dapat di pahami bahwa pendidikan pada
masa ini sudah mengalami kemajuan yang mana pendidikan tidak hanya

14
berpusat di Madinah namun juga berpusat di daerah ekspansi terirosial
wilayah taklukkan Bani Umayyah. Dalam masa Bani Umayyah terdapat dua
jenis pendidikan, di antranya:

1) Pendidikan khusus, pendidikan ini di selenggarakan dan di


peruntukkan unruk anak-anak khalifah dan anak-anak para pembesar,
tempat yang di gunakan dalam pendidikan kusus ini berada di
lingkungan istana, materi yang di ajarkan berupa kecakapan
memegang kendali pemerintahan atau hal yang memiliki sangkut paut
dengan keperluan pemerintahan, sehingga krikulum yang di gunakan
bukan hanya berasal dari guru melainkan juga berasal dari orang tua
anak tersebut. Materi yang diberikan yaitu materi membaca dan
menulis al-Quran, Hadits, bahasa arab dan syair-syair yang baik,
sejarah bangsa Arab dan peperangannya, adab kesopanan, pelajaran-
pelajaran keterampilan, seperti menunggang kuda, belajar
kepemimpinan berperang.

18) Pendidikan rakyat biasa, pendidikan yang di peruntukkan kepada


rakyat biasa ini merupakan kelanjutan dari pendidikan yang telah
dilaksankan sejak zaman Nabi Muhammad saw masih hidup.
Kelancaran proses pendidikan ini di tanggung oleh para ulama, para
ulamalah yang memberikan tugas mengajar dan memberikan
bimbingan sserta pimpinan kepada rakyat, para ulama memberikan
pendidikan atas dasar kesadaran moral serta tanggungjawab agama
bukan dasar pengangkatan dan penunjukkan pemerintah, sehingga para
ulama tidak memperoleh jaminan gaji dari pemerintah. Jaminan hidup
yang di terima oleh ulama di tanggung oleh dirinya sendir dengan
pekerjaan lain selain mengajar, atau juga ada yang menerima
sumbangan dari murid-muridnya.

15
c. Ilmu pengetahuan yang berkembang masa Bani Umayyah

Terdapat juga beberapa ilmu lain yang berkembang pesat di masa Bani
Umayyah ini beberapa di antaranya adalah: (Taufik Rachman,2018)

1) Penggunaan bahasa arab sebagai bahasa resmi dalam tata usaha negara
dan pemerintahan sehingga adminsitrasi, surat menyurat menggunakan
bahasa arab.

2) Ilmu Qiraat, dalam ilmu seni mambaca al-Quran di masa Bani


Umayyah juga banya para ahli qiraat ternama seperti: Abdullah bin
Qusair.

3) Pada masa Bani Umayyah juga mengalami kemajuan pembukuan ilmu


tafsir oleh para mujtahid.

4) Pada Bani Ummayah pembukuan hadis juga di lakukan secara massif,


kemudian setelah di lakukan pengumpulan dan pembukuan lali di teliti
asal usulnya, hingga akhirnya menjadi ilmu yang berdiri sendiri dan di
namakan ilmu hadist. Al-Auzi Abdurrahman bin Amru, Hasan Basri,
Ibnu Abu Malikah, Asya’bi Abu Amru Amir bin Syurahbil nama-nama
tersebut merupakan beberapa tokoh ahli hadist pada masa Bani
Umayyah.

5) Ilmu fikih di masa Bani Umayyah dijadikan sebagai pedoman dasar


untuk pembuatan dan penerapan aturan-aturan dalam penyelesaian
maslah, al-Quran dan hadist dijadikan sebagai dasar fikih islam. Ahli
fikih pada masa Bani Umayyah di antaranya: Sa’ud bin Musib, Abu
Bakar bin Abdurahman, Qasim Ubaidillah, Urwah, dan Kharijah.

6) Dalam proses arabisasi (adopsi atau pemasukan kedalam budaya arab


dan identitas arab) maka berkembang pula ilmu nahwu. Ilmu nahwu ini
sangat di butuhkan karena digunakan sebagai ilmu yang mempelajari
bahasa arab itu sendiri. Terdapat salah satu tokoh ilmu nahwu di masa
Bani Umayyah yaitu: Abu al- Aswad al-Du’ali yang berasal dari

16
Baghdad. Salah satu jasa dari Al- Du’ail adalah menyusun gramatika
Arab dengan memberikan titik pada huruf-huruf hijaiyah yang semula
tidak ada.

7) Ilmu geografi dan tarikh juga berkembang di masa Bani Umayyah.


Ilmu Tarikh pada masa Bani Umayyah digunakan untuk mengumpulak
kisah tentang Nabi Muhammad dan para Sahabat yang kemudian
dijadikan sebagai landasan penulisan buku-buku penaklukan (maghazi)
dan biograf (sirah). Dalam perkembangan ilmu geografi hal ini di pacu
oleh luasnya dakwah islam ke wilayah-wilayah baru yang luas..

8) Di masa Bani Umayyah juga mengalami kemajuan dalam bidang


Penterjemahan. Usaha penterjemah ini dimulai dengan menerjemahkan
buku-buku bahasa asing kemdian di terjemahkan dalam bahasa Arab
agar mudah di pahami pada masa Bani Umayyah tersebut, buku-buku
yang di terjemahkan pada masa ini meliputi buku tentang ilmu kimia,
ilmu anstronomi, ilmu falak, ilmu fisika, ilmu kedokteran dan lainnya.

F. Sebab Kemunduran Dan Keruntuhan Masa Bani Umayyah

Saat Umar II berkuasa dengan kebijakan yang lunak dan


bersahabat, baik Khawarij maupun Syi’ah. Tidak ada yang
memusuhinya karena kesalehan dan keadilan yang diterapkan Umar II.
Kelonggaran kebijakan politik Umar II ini dimanfaatkan oleh Bani
Abbas, mereka keluar dari bawah tanah dan mudah berkomunikasi
sesama anggota gerakan Abbasiyah maupun dengan Syi’ah dan Khawarij
yang sejak kelahiran Umayah tidak pernah mengakui sebagai khalifah atau
kekuatan politik yang sah dan Islami. Setelah Umar II wafat, mereka
segera melancarkan permusuhan dengan dinasti Umayah. Telah
disebutkan. Bahwa saat gubernur Khurasan, Nasar ibn Sayyar semasa
Marwan II yang memperbaharui ekonomi dengan tujuan untuk
membendung gerakan anti umayah melaluinya yang menerapkan Kharaj
bagi semua rakyat dengan ukuran yang sama yakni baik muslim Arab,

17
Mawali atau pun Non Muslim, mereka harus bayar pajak bumi yang sama
(50%). Walaupun kebijakan Nasar itu baik, namun waktunya sudah tidak
memungkinkan lagi, bak nasi sudah menjadi bubur. Akhirnya, gerakan
Abbasiyah bersama-sama kelompok aliran-aliran yang lain bahu-membahu
melawan tentara Umayah di tepi sungai Dzab pada 749 M. Khalifah
Marwan II kalah perang dan lari Syam terus ke palestina akhirnya ia
ditangkap di mesir dan di bunuh (750 M). (M.Abdul Karim,2009 : 139-
141)

Abbasiyyah terus melancarkan serangannya hingga membunuh


banyak sekali penduduk Bani Umawiyah. Tidak ada keluarga Bani
Umawiyah kecuali dibunuh oleh Abbasiyyin kecuali satu orang saja yang
mampu melarikan diri ke Andalusia, yang kemudian mendirikan
Negara Umawi di sana (Dr. Yusuf al’Isy,1998 : 406)

Setelah sekian lama mengalami masa-masa kemunduran, akhirnya


dinasti Bani Umayyah benar-benar mengalami kehancuran atau keruntuhan.
Keruntuhan ini terjadi pada masa pemerintahan Marwan bin Muhammad
setelah memerintah kurang lebih 6 tahun (744- 750 M). Keruntuhan dinasti
Bani Umayyah ditandai dengan kekalahan Marwan bin Muhammad dalam
pertempuran zab hulu melawa pasukan Abu Muslim al-Khurasani pada tahun
748 9 M. pada peristiwa itu terjadi pembersihan etnis terhadap anggota
keluarga Bani Umayyah. Selain itu, pasukan Marwan bin Muhammad yang
ditawan dibunuh. Sementara yang tersisa dan masih hidup, terus dikejar dan
kemudian dibunuh. Bahkan Marwan bin Muhammad yang sempat melarikan
diri dapat ditangkap dan kemudian dibunuh oleh pasukan Abu Muslim al-
Khurasani. Pertikaian dan pembunuhan ini menimbulkan kekacauan sosial dan
politik, sehingga negara menjadi tidak aman dan masyarakat yang pernah
merasa tersisih bersatu dengan kelompok Abu Muslim dan Abul Abbas.
Bergabungnya masyarakat untul mengalahkan kekuatan Bani Umayyah,
menandai berakhirnya masa-masa kejayaan Bani Umayyah, sehingga sekitar
tahun 750 M Bani Umayyah tumbang. Selain itu, Dinasti Bani Umayyah

18
mengalami masa kemunduran, ditandai dengan melemahnya sistem politik dan
kekuasaan karena banyak persoalan yang dihadapi para penguasa dinasti ini.
Diantaranya adalah masalah politik, ekonomi, dan sebagainya.

Sebab-sebab kemunduran dinasti Bani Umayyah adalah sebagai


berikut:

1) Khalifah memiliki kekuasaan yang absolute. Khalifah tidak mengenal


kompromi. Menentang khalifah berarti mati. Contohnya adalah
peristiwa pembunuhan Husein dan para pengikutnya di Karbala.
Peritiwa ini menyimpan dendam dikalangan para penentang Bani
Umayyah. Sehingga selama masa-masa kekhalifahan Bani Umayyah
terjadi pergolakan politik yang menyebabkan situasi dan kondisi dalam
negeri dan pemerintahan terganggu.

2) Gaya hidup mewah para khalifah. Kebiasaan pesta dan berfoya-foya


dikalangan istana, menjadi faktor penyebab rendahnya moralitas
mereka, disamping mengganggu keuangan Negara. Contohnya,
Khalifah Abdul Malik bin Marwan dikenal sebagai seorang khalifah
yang suka berfoya-foya dan memboroskan uang Negara. Sifat-sifat
inilah yang tidak disukai masyarakat, sehingga lambat laun mereka
melakukan gerakan pemberontakan untuk menggulingkan kekuasaan
dinasti Bani Umayyah.

3) Tidak adanya ketentuan yang tegas mengenai sistem pengangkatan


khalifah. Hal ini berujung pada perebutan kekuasaan diantara para
calon khalifah.

4) Banyaknya gerakan pemberontakan selama masa-masa pertengahan


hingga akhir pemerintahan Bani Umayyah. Usaha penumpasan para
pemberontak menghabiskan daya dan dana yang tidak sedikit,
sehingga kekuatan Bani Umayyah mengendur.

5) Pertentangan antara Arab Utara (Arab Mudhariyah) dan Arab Selatan


(Arab Himariyah) semakin meruncing, sehingga para penguasa Bani

19
Umayyah mengalami kesulitan untuk mempertahankan kesatuan dan
persatuan serta keutuhan Negara.

6) Banyaknya tokoh agama yang kecewa dengan kebijaksanaan para


penguasa Bani Umayyah, karena tidak didasari dengan syari’at Islam.

Sedangkan dari sumber lain, secara garis besar dapat disimpulkan


kemunduran Dinasti Umayyah terbagi menjadi dua faktor, yaitu:

1) Faktor Internal Beberapa alasan mendasar yang sangat berpengaruh


terhadap keruntuhan Dinasti Umayyah adalah karena kekuasaan
wilayah yang sangat luas tidak dibaringi dengan komunikasi yang baik,
sehingga menyebabkan suatu kejadian yang mengancam keamanan
tidak segera diketahui oleh pusat. Selanjutnya mengenai lemahnya para
khalifah yang memimpin. Diantara khalifah-khalifah yang ada, hanya
beberapa saja khalifah yang cakap, kuat, dan pandai dalam
mengendalikan stabilitas negara. Selain itu, di antara mereka pun
hanya bisa mengurung diri di istana dengan hidup bersama gundik-
gundik, minumminuman keras, dan sebagainya. Situasi semacam ini
pun mengakibatkan munculnya konflik antar golongan, para wazir dan
panglima yang sudah berani korup dan mengendalikan negara.

2) Faktor Eksternal Intervensi luar yang berpotensi meruntuhkan


kekuasaaan Dinasti Umayyah berawal pada saat Umar II berkuasa
dengan kebijakan yang lunak, sehingga baik Khawarij maupun Syiah
tak ada yang memusuhinya. Namun, segala kelonggaran kebijakan-
kebijakan tersebut mendatangkan konsekuensi yang fatal terhadap
keamanan pemerintahannya. Semasa pemerintahan Umar II ini,
gerakan bawah tanah yang dilakukan oleh Bani Abbas mampu berjalan
lancar dengan melakukan berbagai konsolidasi dengan Khawarij dan
Syiah yang tidak pernah mengakui keberadaan Dinasti Umayyah dari
awal. Setelah Umar II wafat, barulah gerakan ini melancarkan
permusuhan dengan Dinasti Umayyah. Gerakan yang dilancarkan

20
untuk mendirikan pemerintahan Bani Abbasyiah semakin kuat. Pada
tahun 446 M mereka memproklamasikan berdirinya pemerintah
Abbasyiah, namun Marwan menangkap pemimpinnya yang bernama
Ibrahim lalu dibunuh. Setelah dibunuh, pemimpin gerakan diambil alih
oleh seorang saudaranya bernama Abul Abbas as-Saffah yang
berangkat bersama-sama dengan keluarganya menuju Kuffah.

3) Kedudukan kerajaan Abbasyiah tidak akan tegak berdiri sebelum


khalifah-khalifah Umayyah tersebut dijatuhkan terlebih dahulu. As-
Saffah mengirim suatu angkatan tentara yang terdiri dari laskar pilihan
untuk menentang Marwan, dan mengangkat pamannya Abdullah bin
Ali untuk memimpin tentara tersebut. Antara pasukan Abdullah bin Ali
dan Marwan pun bertempur dengan begitu sengitnya di lembah Sungai
Dzab, yang sampai akhirnya pasukan Marwan pun kalah pada
pertempuran itu. Sepeninggal Marwan, maka benteng terakhir Dinasti
Umayyah yang diburu Abbasyiah pun tertuju kepada Yazid bin Umar
yang berkududukan di Wasit. Namun, pada saat itu Yazid mengambil
sikap damai setelah mendengar berita kematian Marwan. Di tengah
pengambilan sikap damai itu lantas Yazid ditawari jaminan
keselamatan oleh Abu Ja’far al-Mansur yang akhirnya Yazid pun
menerima baik tawaran tersebut dan disahkan oleh As-Saffah sebagai
jaminannya. Namun, ketika Yazid dan pengikut-pengikutnya telah
meletakkan senjata, Abu Muslim al-Khurasani menuliskan sesuatu
kepada As-Saffah yang menyebabkan Khalifah Bani Abbasyiah itu
membunuh Yazid beserta para pengikutnya.

21
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dinasti Bani Umayyah didirikan oleh seorang sahabat dari suku


Quraisy bernama Mu’awwiyah bin Abu Sufyan pada tahun 41 H/661 M
hingga tahun 132 H/750 M melalui peristiwa tahkim. Nama dinasti ini
dinisbahkan kepada Umayyah bin Abd Asy-Syams, yaitu kakek buyut dari
khalifah pertama bani Umayyah, Mu’awwiyah bin Abu Sufyan Muawiyah
adalah seorang penguasa yang ahli dan menguasai masalah politik, ahli siasat,
cerdik, kuat dan memiliki planning yang bagus dalam urusan pemerintahan.

Bani Umayah yang didirikan oleh Mu’awiyah bin Abu Sufyan yang
berpusat di kota Damaskus, Syiria. Fase ini berlangsung sekitar hampir 1
abad, yaitu sekitar 90 tahun, dan mengubah sistem pemerintahan dari khilafah
menjadi monarki atau kerajaan. b. Bani Umayah di Andalusia (Spanyol) yang
pada awalnya merupakan wilayah taklukan Umayyah yang dipimpin oleh
Gubernur pada zaman Walid bin Abdul Malik, kemudian diubah menjadi
kerajaan yang terpisah dari kekuasaan Dinasti Bani Abbas setelah berhasil
menaklukan BaniUmayah di Damaskus.

Dalam masa berdirinya dinasti Bani Ummayah terdapat banyak


kemajuan dalam berbagai bidang, baik dalam bidang politik, Budaya dan Ilmu
Pengetahuan. Selama kurang lebih satu abad dinasti Bani Ummayah berdiri
krmunduran yang di sebabkan dengan paham syiah dan khawarij yang
menyebabkan banyaknya perang saudara terjadi, maka dinasti bani Ummayah
runtuh.

22
DAFTAR PUSTAKA

Al ‘isy, Yusuf . 2007. dinasti Umawiyah Pustaka Al-Kautsar. Jakarta


Timur.

Anwar ,Ahmad Masrul. 2015. Pertumbuhan dan Perkembangan


Pendidikan Islam pada Masa Bani Ummayah. JURNAL TARBIYA. Volume:
1 No: 1 (47-76).

Fahruddin, M. Mukhlis. 2010. KUTTAB: MADRASAH PADA


MASA AWAL (UMAYYAH) PENDIDIKAN ISLAM. Jurnal Madrasah
Vol.II No.2 .

https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_AlAhqaf/publication
/347914761_PEMIKIRAN_DAN_PERADABAN_ISLAM_PADA_MASA_B
ANI_UMAYYAH_M_Infithar_Al_Ahqaf/links/5fe74c0892851c13fec1271f/P
EMIKIRAN-DAN-PERADABAN-ISLAM-PADA-MASA-BANI
UMAYYAH-M-Infithar-Al-Ahqaf.

Karim, M. Abdul. 2009. sejarah pemikiran peradaban Islam,


Pustaka Book Publisher. Yogyakarta.

Logos Murodi. 1987. Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang: PT.


Karya Toha Putra

Mufradi, Ali. 1997. Islam di Kawasan Kebudayaan. Jakarta:

Rachman, Taufik. 2018. Bani Umayyah Dilihat dari Tiga Fase (Fase
Terbentuk, Kejayaan dan Kemundur. Jurnal Sejarah Peradaban Islam. Vol, 2
No, 1.. ISSN 2580-8311.

Supriyadi, Dedy. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka


Setia

23

Anda mungkin juga menyukai