Disusun Oleh :
Penulis
DAFTAR ISI
1 Nouruzzaman Shiddiqie, Pengantar Sejarah Muslim, Yogyakarta: Nur Cahaya, 1983, hlm. 65
2 Prasetyo, Oky Bagas, Sejarah peradaban islam klasik, Malang: Uin Press,2019, hlm.5
berharap kepada pembaca, untuk kembali mengetahui bahwa Islam pernah menjadi adi
kuasa, yang dalam usianya yang relatif muda, telah mampu melebarkan wilayah Islam
ke negeri-negeri yang jauh dari pusat kekuasaan Islam, yang disatukan oleh “teritorial”
keimanan. Islam yang diawal debut mendapatkan banyak sekali intimidasi dari pihak
penentangnya kemudian mampu menguasai wilayah Jazirah Arab dan sebagian
wilayah Eropa.
Dengan kembali membuka lembaran sejarah peradaban islam ini, pembaca akan
diajak kembali mengenang kembali lintasan lembaran sejarah masa lalu. Bagaimana
Rasulullah membina sebuah generasi yang mampu mengubah pola kehidupan jahili
menjadi masyarakat yang beradab, masyarakat yang toleran, yang cinta kepada ilmu
pengetahuan.
PEMBAHASAN
Umar bin Khattab lahir dimekkah pada tahun 581 M, mempunyai nama lengkap
Umar bin Khattab ibn Nufail Ibn Abd al Uzza ibn Riyah Ibn Qurth Ibn Razah Ibn’Adiy
Ibn lu’aiy Al-Qurasyiy al-adawiy ia mendapat julukan Al Faruq yang memiliki arti
sebagai pemisah antara yang hak dan yang batil dilahirkan dikota Makkah masa
pemerintahannya selama 10 tahun dan ia wafat pada umur 63 tahun, tanggal 25
Dzulhijjah 23 Hijriah atau tanggal 3 November pada tahun 644M,
Pada masanya mulai diatur dan diterbitkan 5 sistem pembayaran gaji dan pajak
tanah . Pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan Lembaga yudikatif dengan
Lembaga eksekutif. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, jawatan (posisi)
kepolisian dibentuk. Demikian pula jawatan (posisi) pekerjaan umum Umar juga
mendirikan Baitul Mal, dan menempa mata uang, serta menciptakan tahun hijrah., dan
juga masa umar bin khattab diterbitkan gaji, dan diaturnya administrasi pajak tanah,
dan umar juga melakukan banyak pembaharuan internal dalam pemerintahan Umar Bin
Khattab dimaksudkan sebagai Upaya mengikuti kebutuhan pemerintahan yang
berkembang sangat pesat dan luas. Meslipun demikian pemerintahan pemerintah
Madinah pada kenyataannya jelas tidak dapat berkuasa penuh untuk mengatur
provinsi-provinsi yang baru saja ditakhlukkan karena Lembaga di atas menuntut
birokrasi yang luas dan Madinah sulit memenuhinya, tidak adanya kontrol yang efektif
terhadap wilayah yang luas dan kekuasaan yang terbatas merupakan ciri-ciri utama
dalam hubungan antara Madinah dan provinsi-provinsinya, sehingga yang dilakukan
umar ibn al khattab adalah menggunakan keberaniannya yang luar biasa dan kekuatan
wataknya untuk menopang kekuasaan yang terbatas pada pemerintahan ini, sampai
pemerintahan Umar berakhir.
Khalifah Umar dikenal bukan saja pandai menciptakan peraturan- peraturan baru,
ia juga memperbaiki dan mengkaji ulang terhadap ang kebijaksanaan yang telah
dasalnya dengan demi tercapainya kemaslahatan umat Islam. Misalnya mengenai
kepemilikan tanah tanah yang diperoleh dari suatu peperangan (ghanimah). Khanh gan
Nama lengkap Usman bin Affan ialah Usman bin Affan bin Abil Ash bin
Umayyah dan kabilah Quraisy, beliau masuk agama islam sebab anjuran Abu Bakar,
dan menjadi salah seorang sahabat karib Rasulullah yang sangat elementer meskipun
sebenarnya dia kaya raya, sedangkan harta kekayaannya banyak dipakai untuk agama
Islam, beliau memperoleh gelar zun nurain 7, yang artinya dua cahaya, sebab beliau
menikahi dua putri Nabi Muhammad SAW. Usman sudah menjadi perowi hadist kira-
kira 150 hadist nabi, Usman diangkat menjadi Khalifah melalui proses pemilihan,
Terkait dengan pengangkatan Usman bin Affan sebagai khalifah, sebelum Uman
bin khtab membentuk dewan, 6 orang calon sebagai penggantinya yaitu Utsman bin
Affan, Ali bin Abi Thalib8, Thalhah bin Ubaidah, Zubair bin Awwam, Sa-ad bin Ali
waqos, Abdurrahman bin Auf
Khalifah Ali bin Abi Thalib berbicara dan memerintahkan kaum muslimin untuk
selalu:
1) Selalu taat dan patuh pada aturan yang ada di Al-Qur'an dan Hadist
2) Tunduk dan taqwa pada Tuhan serta menghamba, berbakti, berkhidmat,
berdedikasi pada agama dan Negara
3) Saling menjaga martabat, penghormatan pada ummat islam atau dengan ummat
lain.
4) Berbuat kebaikan untuk kepentingan sosial masyarakat dan tunduk pada aturan
pemerintah.
5) Terkait dengan peran Ali bin Abi Thalib, secara singkat Ali bin Abi Thalib:
Ali Bin Abi Thalib yang banyak menghabiskan waktu hidupnya dengan
rasulullah, Menjelang rasulullah hijrah ke kota yatstrib yang disebut Madinah,
kelompok kafir quraisy ingin membunuh Nabi Muhammad SAW, maka berkumpul
empat puluh sembilan (49) pemuda dari tujuh kabilah, diwaktu malam rumah Nabi
Muhammad SAW di kepung oleh sejumlah 49 pemuda tersebut yang dipimpin oleh
Abu Jahal, Menjelang keberangkatan Ali Bin Abi Thalib bangunin Nabi Muhammad
SAW agar posisi, dan tempat tidur nabi diganti oleh Ali dan berselimut dengan selimut
Nabi, Ali bin Abi Thalib ingin mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan Nabi
dari kepungan kaum Quraisy.
b. Peran Ali bin Abi Thalib di madinah
1) Diera rasulullah, Ali Bin Abi Thalib sering ikut dalam peperangan besar, Ali Bin
Abi Thalib orang yang gagah pemberani dalam perang badar di tantang oleh
pemuda Quraisy bernama Utbah bin Robiah, mereka menantang perang tanding,
maka majulah Ali bin Abi Thalib bersama Hamzah dan Ubaidilah bin Haris.
2) Dalam perang Uhud Ali bin Abi Tahlib juga di tantang oleh pemuka Quraisy
dengan gagah berani ia hadap, yang di menangkan oleh Ali.
3) Dalam perang khondak Ali bin Abi Thalib menghadapi Amer yang nekat
menyeberangi parit maka terjadilah perang tanding yang di menangkan oleh Ali.
4) Pada waktu pemerintahannya terjadi 2 perang saudara
5) Pada waktu itu umat islam pecah menjadi 3 kelompok
6) Pada waktu abu bakar Ali dan Umar dia angkat sebagai penasihat pemerintahan
Khalifah Ali bin Abi Thalib menjalankan system kekhalifahan dan melanjutkan
kepemerintahan sebelumnya, baik dari sisi kepemerintahan ataupun pengelolaan,
dalam menunjuk seorang pemimpin, ia menyerahkan dan percaya pada yang
mempunyai wewenang atas bahawannya wilayah yang dipimpinnya, tapi Ali bin Abi
thalib sebagai pemimpin teteap mengontrol maneuver pemimpin itu, khalifah yang
selalu meminta bawahannya untuk hidup yang serba elmenter dan berhemat. Beliau
juga mengajarkan system renumirasi, dan beliau juga konsisten terhadap kepentingan
masyarakat . Seiring dengan perkembangan zaman Ali bin Abi Thalib dihadapkan
dengan perlawanan yang dilakukan Zubair, Thalhah, dan Aisyah, menurut mereka Ali
bin Abi Thalib tidak menindak para pembunuh atau likuidasi Usman, sebenarnya Ali
bin Abi Thalib ingin sekali mencegah perpecahan atau kontak senjata, kemudian ia
menulis pesan dan mengirimnya pada Thalhah dan Zubair agar keduanya ingin
berdiskusi untuk mencari solusi agar tidak terjadi perang, tetapi keduanya menolaknya,
dan pada akhirnya perang dimulai, perang tersebut diberi predikat dengan "perang
onta" (jamal), sebab Aisyah dalam pertempuran itu menaiki unta, dan Ali bin Abi
Thalib sukses memenangkan perangnya, dan akhirnya Aisyah ditawan dan dikirim ke
Madinah, Zubair dan Thalhah terbunuh, dalam hal ini sebenarnya pada kekhalifahan
Ali bin Abi Thalib ialah masa yang sangat menghawatirkan disebabkan terjadinya
kontak senjata antar golongan yang bersumber dari terbunuhnya Usman, tapi
sebenarnya Ali bin Abi Thalib sukses memberantas para Koruptor dan sukses
menyelamatkan dokumen- dokumen khalifah dengan cara membenahi dan menyusun
arsip Negara.
Secara singkat Jasa-jasa dan peninggalan Ali bin Abi Thalib sebagai pemimpin
adalah:
Ali bin Abi Thalib menggantikan gubernur yang di tunjuk Usman yang kebanyakan
dri keluarga khalifah, mengambil alih, dan menahan tanah milik Negara dan harta
Baitul Mal yang diedarkan kepada aparatur pemerintahannya dan keluarga Usman bin
Affan.
Disamping Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah dia seorang pahlawan yang
sangat pemberani dan beliau juga banyak faham tentang strategi-strategi perang dan
menguasai panggung medan perang
c) Dari sisi ilmu bahasa
Diera pemerintahannya Ali bin Abi Thalib dominasi islam sangat berkembang
hingga ke india, dalam menghadiri kesalahan dalam membaca dan memahami ayat-
ayat Al-Quran dan hadist, maka Ali bin Abi Thalib mengintruksikan dengan bentuk
pemerintah kepadaAbul Duah untuk menulis buku tentang dasarr-dasar ilmu Nahwu
untuk mempermudah Pembaca dan Pemahaman teks-teks Al-Qursn dan Hadist.
Ali bin Abi Thalib melakukan renofasi kota Kuffah dengan tujuan Ali bin Abi
Thalib lebih dekat memperbaiki silaturahmi dengan orang yang bertolak belakang
dengannya, kemudian Kuffah di jadikan pusat pengembangan ilmu pengetahuan.
Diakhir masa kekhalifaannya Ali bin Abi Thalib dan kaum muslimin terbagi
menjadi 3 kekuatan politik yakni Mu’awiyah, Syi’ah, (pengikut Abdullah bin Saba’
Al-Yahudi) yang menyusup pada barisan tentara Ali, Al-Khawarij (orang-orang yang
keluar dari barisan Ali.
Dinasti Bani Umayyah yang didirikan oleh Muawiyah berumur kurang lebih 90
tahun dan di zaman ini ekspansi yang terhenti di zaman kedua khalifah terakhir
dilanjutkan.
Di zaman Muawiyah, Uqbah bin Nafi' menguasai Tunis dan di sana ia
mendirikan kota Kairawan pada tahun 670 M yang kemudian menjadi salah satu pusat
kebudayaan Islam. Tentara yang dikirimnya menyeberangi sungai Oxus dan dapat
menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Farghana dan Samarkand. Thariq
kemudian menyeberang selat yang terdapat antara Maroko dengan benua Eropa.
Dan mendarat di suatu tempat yang kemudian dikenal dengan nama Gibraltar .
Toledo, ibu kota Spanyol dengan cepat dikuasai, demikian pula kota-kota lain seperti
Sevilla, Malaga, Elvira, dan Cordova yang kemudian menjadi ibu kota Spanyol Islam
yang dalam bahasa Arah disebut Al-Andalusi , Serangan-serangan selanjutnya
dipimpin oleh Musa bin Nushair sendiri. Ekspansi ke Prancis gagal dan tentara yang
dipimpinnya mundur kembali ke Spanyol. Pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah,
Mallorca, Corsica, Sardinia, Crete, Rhodes, Cyprus dan sebagian dari Sicilia jatuh k
tangan Islam di zaman Bani Umayyah.
Daerah-daerah yang di dikuasai Islam di zaman dinasti ini adala Spanyol, Afrika
Utara, Syiria, Palestina, Semenanjung Arabia, Irak, sebagian dari Asia Kecil, Persia,
Afghanistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Turkmenia, Uzbek, dan Kirgis .
Ekspansi yang dilakukan Dinasti Bani Umayyah inilah yang membuat Islam menjadi
negara besar di zaman itu. Dari persatuan berbagai bangsa di bawah naungan Islam,
timbullah benih-benih kebudayaan dan peradaban islam yang baru, walaupun Bani
Umayyah lebih banyak memusatkan perhatian kepada kebudayaan Arab. Inilah yang
mendorong Imam Sibawaih untuk menyusun Al Kitab, yang selanjutnya menjadi
pegangan dalam soal tata bahasa Arab.
Selain mengubah bahasa administrasi, Abd Al-Malik juga mengubah mata uang
yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Sebelumnya yang dipakai adalah
mata uang Bizantium dan Persia seperu dinar dan dirham . Monumen terbaik yang
ditinggalkan zaman ini untuk generasi-generasi sesudahnya ialah Qubbah As-Sakhr
yang juga terletak di Al-Quds, di tempat yang menurut riwayat adalah tempat Nabi
Ibrahim menyembelih Nabi Ismail dan di tempat ini pula Nabi Muhammad SAW mulai
melakukan mi'raj ke langit. Selain mendirikan masjid-masjid, Dinasti Bani Umayyah
juga mendirikan istana-istana untuk tempat beristirahat di padang pasir, seperti Qusayr
Amrah dan Al-Mushatta yang bekas-bekasnya masih ada sampai sekarang. Itulah
kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh Dinasti Bani Umayyah.
Perbedaan lainnya antara kedua dinasti tersebut, yaitu jika masa Bani Umayyah
merupakan masa ekspansi daerah kekuasaan Islam. Masa Bani Abbasiyah adalah masa
pembentukan dan perkembangan kebudayaan dan peradaban Islam.
Pada masa Bani Abbasiyah inilah perhatian kepada ilmu pengetahuan dan filsafat
Yunani memuncak, terutama di zaman Harun Ar-Rasyid dan Al-Makmun. Buku-buku
ilmu pengetahuan dan filsafat didatangkan dari Bizantium dan kemudian
diterjemahkan bahasa Arab. Kegiatan penerjemahan buku-buku ini berjalan kira- kira
satu abad. Bait Al-Hikmah yang didirikan Al-Makmun, bukan hanya merupakan pusat
penerjemahan tetapi juga akademi yang mempunyai perpustakaan. Di antara cabang-
cabang ilmu pengetahuan yang diutamakan dalam Bait Al-Hikmah ialah ilmu
kedokteran, matematika, optika, geografia, fisika, astronomi, dan sejarah di samping
filsafat.
Di antara integrasi yang terjadi di zaman ini adalah integrasi dalam bidang
bahasa. Bahasa Alquran, yaitu bahasa Arab, digunakan di mana-mana. Bahasa ini telah
menggantikan bahasa Yunani dan bahasa Persia sebagai bahasa administrasi.
Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya telah mulai terjadi pada akhir
zaman Bani Umayyah, tetapi memuncak di zaman Bani Abbasiyah terutama setelah
khalifah-khalifah menjadi lemah dalam tangan tentara pengawal Turki. Daerah-daerah
yang jauh letaknya dari pusat pemerintahan di Damaskus dan kemudian di Baghdad,
melepaskan diri dari kekuasaan khalifah di pusat dan munculkan dinasti-dinasti kecil.
Di Maroko, Idris bin Abdullah, salah satu dari keturunan Ali dapat membentuk
Kerajaan Idrisi yang bertahan dari tahun 788 М sampai tahun 974 M, dengan Fez
sebagai ibu kota. Di Tunis 12, Dinasti Aghlabi berkuasa dari tahun 800 M-969 M,
kerajaan ini dibentuk oleh ibrahim bin Aghlab, gubernur yang diangkat oleh Harun Ar-
Rasyid. Masjid Kairawan yang sampai sekarang terdapat di Tunis adalah peninggalan
dan dinasti ini.
Di Mesir, Ahmad bin Tulun melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad di tahun
868 M. Dinasti ini berkuasa di Mesir sampai tahun 905 M. Tahun 877 M Ibnu Tulun
dapat meluaskan daerah kekuasaannya sampai ke Syiria. Di bawah pemerintahan
dinasti ini, irigasi diperbaiki, ekonomi meningkat dan Mesir mulai menjadi pusat
kebudayaan Islam. Ibnu Tulun sendiri mendirikan rumah sakit besar di Fustat dan
masjid yang diberi nama masjid Ibnu Tulun, yang sampai sekarang masih terdapat di
Kairo. Setelah jatuhnya Dinasti Ibnu Tulun, untuk beberapa tahun kembali Mesir
berada di bawah kekuasaan khalifah Baghdad. Satu gerakan lain ialah gerakan
Qaramitah yang dimulai pada tahun 874 M oleh Hamdan Qarmat, seorang penganut
faham Syi'ah Ismailiah di Irak. Pada tahun 899 M, kaum Qaramitah dapat membentuk
negara merdeka di Teluk Persia, yang kemudian menjadi pusat kegiatan mereka dalam
menentang kekuasaan Bani Abbasiyah. Pada tahun 930 M, serangan-serangan mereka
meluas sampai sejauh Mekah.
12 Drs. Samsul Munir Amin, M.A. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009,
hlm 64
Gerakan Hasysyasyin merupakan lanjutan dari gerakan Qaramitah.
Pemimpinnya ialah Hasan bin Sabbah yang membuat Alamut di sebelah Selatan Laut
Caspia sebagai pusat serangannya terhadap kekuasaan Baghdad. Kaum Hasysyasyin
ini tidak segan-segan mengadakan pembunuhan-pembunuhan terhadap pembesar-
pembesar negara yang memusuhi mereka. Salah satu pembesar yang mereka bunuh
adalah Nizam Al-Mulk, Perdana Menteri Dinasti Salajikah di tahun 1092 M. Nizam
Al-Mulk dikenal dalam sejarah Islam sebagai pendiri madrasah-madrasah Nizamiah
yang di antara guru-guru besarnya terdapat Imam Al-Haramain dan- Al-Ghazali.
Sementara itu ada pula pemuka-pemuka Syi'ah yang dapat membentuk dinasti
yang menguasai daerah-daerah tertentu. Salah satu di antaranya ialah Ahmad bin
Buwaihi yang dapat menguasai Isfahan, Syiraz, dan Kirman di Persia. Khilafah
Fathimiyah pada mulanya dibentuk oleh Ubaidullah di Tunis pada tahun 1909 M.
Khilafah ini memiliki Angkatan Laut yang mengadakan serangan-serangan sampai ke
pantai Eropa, terutama Italia dan Prancis. Di tahun 969 M seorang Jenderal Fathimiyah
bernama Jawhar As-Siqilli dapat menguasai Fustat di Mesir. Jawhar As-Siqili
mendirikan kota Kairo dan Masjid Al-Azhar di tahun 972 M yang kemudian dijadikan
pusat Perguruan Tinggi Islam oleh Khalifah Fathimiyah Al-Aziz . Juga mendirikan
Dar-Al Hikmah di tahun 1005 M. Khalifah Fathimiyah berkuasa di Mesir sampai tahun
1171 M.
Di Spanyol, Abd Ar-Rahman Ad-Dakhil dari Dinasti Bani Umayyah di tahun 756
M dapat pula membentuk suatu khilafah tersendiri. Dinasti Bani Umayyah Spanyol ini
dapat mempertahankan kekuasaan mereka sampai tahun 1031 M. Abd Ar-Rahman
yang mendirikan masjid Cordova yang masyhur itu. Cordova merupakan pusat
kebudayaan Islam yang penting di Barat, sebagai tandingan Baghdad di Timur. Jika di
Baghdad terdapat Bait Al-Hikmah serta Madrasah Nizamiah dan di Kairo terdapat Al-
Azhar serta Dar Al-Hikmah, di Cordova terdapat Universitas Cordova sebagai pusat
ilmu pengetahuan yang didirikan oleh Abd Al-Rahman III , perpustakaannya menurut
riwayat memiliki ratusan ribu buku. Sesudah jatuhnya Dinasti Bani Umayyah Spanyol
ini, Andalusia terbagi ke dalam beberapa negara kecil yang selalu berperang di antara
mereka, seperti Dinasti Abbadi, Dinasti Murabitun, Dinasti Muwahhidun, Dinasti Bani
Nasr, dan sebagainya.
Sama halnya dengan periode klasik, peradaban Islam pada periode pertengahan
juga dibagi dalam dua masa, Masa kemunduran I dan Masa tiga kerajaan besar Pada
fase kemunduran (1250 M–1500 M) pada fase ini ada fase ini juga dunia Islam terbagi
dua. Bagian Arab yang berpusat di Mesir, Sementara bagian Persia yang berpusat di
Iran.
Pada fase tiga kerajaan besar (1500-1700 M) pada fase ini ilmu pengetahuan sangat
kurang berkembang, hasilnya umat islam semakin mundur ketika tiga kerajaan besar
mendapat tekanan, begitu juga kekuatan militer dan politik menjadi menurun.
14 Drs. Samsul Munir Amin, M.A. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009,
hlm 67
dan daerahnya di Eropa mulai diperkecil sedikit demi sedikit. Misalnya
Yunani, memperoleh.
Kemerdekaannya kembali di tahun 1829 M dan Rumania di tahun 1856. Demikian
pula yang lain mengikuti, sehingga akhirnya sesudah Perang Dunia 1, daerah Kerajaan
Usmani yang dahulu demikian luas kini hanya mencakup Asia Kecil dan sebagian kecil
dari daratan Eropa Timur Kerajaan Usmani lenyap dan sebagai gantinya timbul
Republik Turki di tahun 1924 M.
Kerajaan Satawi di Persia mendapat serangan dari Raja Afghan yang berlainan
faham dengan syah-syah Safawi, ia menganut faham Sunni. Mir Muhammad dapat
menguasai Afghan pada tahun 1722 M. Akan tetapi, pada waktu itu Nadir Syah seorang
Jenderal, atas nama Syah Tahmasp Il dapat merampas ibu kota itu kembali pada tahun
1730 M Kemudian ia sendiri yang menjadi Syah di Persia Namun pada tahun 1750 M,
Karim Khan dari Dinasti Zand dapat merebut kekuasaan di seluruh Persia, kecuali
daerah Khurasan Kekuasaan Dinasti Zand ditentang oleh Dinasti Qajar dan akhirnya
Agha Muhammad dapat mengalahkan Dinasti Zand pada tahun 1794 M. Semenjak itu
sampai tahun 1925 M, Persia diperintah oleh Dinasti Qajar
Di India, di bawah pemerintahan Aurangzeb yang mendapat gelar Alamghir,
terjadi pemberontakan pemberontakan dari pihak golongan Hindu yang merupakan
mayoritas penduduk India. Pemberontakan Sikh dipimpin oleh Guru Tegh Bahadur dan
kemudian oleh Guru Gobind Singh. Golongan Rajput berontak di bawah pimpinan
Raja Udaipur. Kaum Mahratas dipimpin oleh Sivaji dan anaknya Sambaji.
Sementara itu Inggris telah pula turut memainkan peranan dalam politik India
dan menguasai India di tahun 1857 M. Sampai tahun 1947 M India menjadi jajahan
Inggris.
Pada masa ini kekuatan militer dan politik umat Islam semakin menurun.
Perdagangan dan ekonomi umat Islam juga jatuh dengan hilangnya monopoli dagang
antara Timur dan Barat dari tangan mereka. Ilmu pengetahuan di dunia Islam dalam
keadaan stagnans. arekat-tarekat diliputi oleh suasana khurafat. Umat Islam
dipengaruhi oleh sikap fatalistis. Dunia Islam mengalami kemunduran dan statis.
Sementara Eropa dengan kekayaan-kekayaan yang diangkut dari Amerika dan
laba dari perdagangan langsung dengan Timur Jauh bertambah kaya dan maju.
Penetrasi Barat, yang kekuatannya bertambah besar ke dunia Islam yang didudukinya,
kian lamá bertambah mendalam. Akhirnya di tahun 1798 M Napoleon menduduki
Mesir, sebagai salah satu pusat Islam terpenting jatuhnya pusat Islam ini ke tangan
Barat, menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan menyadarkan umat Islam
bahwa di Barat telah timbul peradaban yang lebih tinggi dari peradaban Islam, dan
meru- pakan ancaman bagi hidup Islam sendiri.
Kontak Islam dengan Barat sekarang sangat berlainan sekali dengan kontak Islam
dengan Barat ketika periode klasik. Pada periode klasik, Islam sangat gemilang dan
Barat sedang berada dalam kegelapan. Sedangkan pada masa modern ini, keadaan
menjadi sebaliknya, Islam tampak dalam kegelapan dan Barat tampak gemilang. Oleh
karena itu, pada masa kini yang terjadi justru sebaliknya Islam yang ingin belajar dari
Barat, lantaran kemajuan kemajuan bangsa bangsa Barat dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi serta peradaban.
Dengan demikian, timbulah apa yang disebut pemikiran dan aliran pembaruan
atau modernisasi dalam Islam. Pemuka – pemuka Islam mengeluarkan pemikiran
pemikiran bagaimana caranya membuat umat Islam kembali maju sebagaimana
periode klasik. Usaha – usaha ke arah itu pun mulai dijalankan di kalangan umat Islam.
Akan tetapi, Barat juga semakin bertambah maju.
1. Kondisi Umat Islam di Negara – Negara Moniritas Muslim pada Periode Modern
Komunitas Muslim Eropa mengalami perubahan yang dinamis dan tidak ada
prediksi yang dapat dibuat sekarang tentang kesempatan mereka untuk bertahan
hidup. Diantara komunitas Muslim yang relative besar (Yugoslavia, Prancis, Albania,
Jerman Barat, Bulgaria, dan Inggris). Komunitas Muslim Eropa Timur (Yugoslavia,
Bulgeria, dan Albania) adalah hasil dari kehadiran muslim dalam masa yang panjang.
Penduduk Muslim adalah pribumi secara keagamaan mereka terorganisasi dengan
baik dan berurat berakar di negerinya. Di tiga negeri ini, hanya Muslim Yugoslia
tampaknya dalam keadaan agak bagus dan situasi yang membaik. Di negara – negara
lain, situasi ini jauh lebih buruk dari pada keadaannya pada hari – hari sebelum Perang
Dunia II. Adanya komunitas Muslim Bulgaria secara serius terancam. Namun di
Albania, kenyataan bahwa orang – orang Muslim membentuk penduduk yang besar
sekali dan bahwa Islam terintegrasi secara penuh dengan kebangsaan Albania
15 Prasetyo, Oky Bagas, Sejarah peradaban islam klasik, Malang: Uin Press,2019,
hlm 55
menimbulkan harapan bahwa dalam perjalanan waktu keadaan yang penuh bahaya
akan berakhir dan akan diingat sebagai mimpi buruk yang tidak mengakibatkan
kerusakan apapun.
Komunitas Muslim Eropa Barat (Perancis, Jerman Barat, Inggris adalah
pendatang baru yang kehadirannya tidak berarti sebelum perang dunia II. Penduduk
Muslim ini secara langsung (Inggris dan Perancis) atau tidak langsung (Jerman Barat)
adalah hasil dari zaman kolonial. Komunitas ini masih dalam proses
mengorganisasikan diri. Di Inggris secara organisasi mereka paling maju, dan yang
paling kurang kemajuannya adalah Perancis. Komunitas – komunitas ini juga masih
berjuang untuk akseptabilitasnya di negara di mana mereka berada.
Biaya pembangunan lembaga – lembaga Muslim secara melimpah melalui iuran
dari perorangan muslim dalam komunitas ini. Awqaf lama di Eropa Timur semuanya
telah disita oleh para penguasa. Dukungan dari negara – negara Muslim masih sangat
terbatas sifatnya dibanding dengan kebutuhan komunitas dan dibanding dengan
aktivitas missionaries Kristen Eropa di seluruh dunia. Lebih – lebih dukungan ini sering
diarahkan kepada pembangunan pusat – pusat Islam yang tidak diurus oleh komunitas.
Pusat – pusat ini dalam keadaannya sekarang pengaruhnya sangat terbatas bagi masa
depan komunitas – komunitas ini.
Terkecuali Yugoslavia dan Perancis, pengetahuan bahasa Arab tidak tersebar.
Namun bacaan Islam telah diterjemahkan ke dalam bahasa bahasa Serbo-Kroasia,
Inggris, Albania, Perancis, dan Jerman menurut urutan kepentingan. Tak ada bacaan
Islam berkembang dengan baik dalam Bahasa Bulgaria.
Mengenai negara – negara lain di Eropa, komunitas Muslim diakui atas dasar yang
sama dengan komunitas agama lain hanya di Vinlandia, Belgia, dan Swedia.
Dihadapkan bahwa pengakuan yang sama akan diberikan kepada komunitas muslim di
Denmark dan Australia16. Pada umumnya komunitas Muslim Eropa Timur lebih
menderita sejak perang dunia II, terutama di Rumania, Polandia, dan Hongaria yang
menghadapi bahaya kepunahan yang serius. Di lain pihak, komunitas Muslim Eropa
Barat sejak perang dunia II beruntung karena aliran migrasi yang membawa kesadaran
baru akan identitas Islam.
Kesimpulannya, sikap modern Eropa terhadap Islam keseluruhannya lebih baik
daripada masa lalu. Kedudukan yang lebih baik ini masih berbeda dalam demokrasi
Barat dengan prinsip yang mereka tegakkan tentang kebebasan berkeyakinan.
Memang, muslim di negara – negara ini masih dihadang oleh prasangka non muslim
yang sebenaarnya. Penolakan terus menerus penyiksaan tanpa pengakuan tersebut luas,
dengan pengecualian yang jarang seperti yang tersebut di atas, dan tidak tergantung
pada sistem politik yang berlaku. Misalnya Islam praktis bebas di Yugoslia dan
Polandia, tetapi dianiaya di Bulgaria dan Romania, diblok negaraa komunis. Di negara
Barat Islam tidak diakui seperti di Prancis, Jerman Barat, dan Inggris. Sementara di
Finlandia dan Belgia diakui. Namun dengan adanya alat – alat komunikasi modern taka
da komunitas yang sepenuhnya dapat diputus hubungannya dengan sesama Muslim
lainnya. Dengan alas an ini Islam telah menanamkan akar – akarnya dengan cukup di
Eropa guna menimbulkan harapan bahwa Islam telah dating, tinggal dan tumbuh subur,
di samping kesulitan – kesulitan dan rintangan – rintangan yang harus dihadapi. Ini
sungguh akan menjadi keuntungan bagi keduanya, Eropa dan dunia Islam.
16 Prasetyo, Oky Bagas, Sejarah peradaban islam klasik, Malang: Uin Press,2019,
hlm 56
memerlukan bantuan. Hanya dengan jatuhnya berbagai mayoritas muslim sebagai
mangsa kolonialisme Barat, minoritas muslim dibiarkan untuk menjaga diri mereka
sendiri. Begitu negara negara Muslim memperoleh kemerdekaannya, mereka
memperhatikan keadaan yang menyedihkan yang diderita oleh kelompok muslim
seluruh dunia. Namun demikian, perhatian ini tidak perlu diterjemahkan ke dalam
istilah istilah bantuan yang efektif. Tak ada filsafat yang menyeluruh telah
dikembangkan dalam menghadapi minoritas muslim. Hasilnya sangat sedikit tindakan
dan juga sering lebih berbahaya dari pada berguna. Tindakan ini sering dilakukan
melalui misi diplomatik untuk pembangunan pusat pusat islam dengan mengirim para
imam, atau dengan menawarkan bantuan keuangan.
Masing masing komunitas harus mempunyai seorang imam yang harus benar
benar mengetahui tentang prinsip prinsip Islam. Ia harus menjadi guru komunitas dan
menjadi pemimpin dalam semua ibadah. Ia harus menjadi juru bicaranya dalam semua
urusan agamanya. Sebagian imam merupakan contoh pengabdian yang menonjol dan
keihklasan dalam mengorbankan kepentingannya sendiri. Lebih dari itu dalam
menghadapi negara negara lain di dunia, negara Muslim harus mengingat bahwa sikap
negara negara itu terhadap Islam dan Muslim. Hanya negara negara yang
memperlakukan penduduk muslimnya secara benar yang harus dianggap sebagai
bangsa bersahabat.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Samsul Munir Amin, M.A. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009