Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

PERIODISASI SEJARAH ISLAM

Dosen pengampu : GUNTUR KUSUMAWARDANA, SE, MM.

Disusun Oleh :

1. Muhammad Akhul Muslimin (230503110013)


2. Bahri Sabil (230503110031)
3. Annadia Hidayah (230503110007)
4. Aprilia Nur Khasanah (230503110002)
5. Fatthia Azzahra (230503110030)
6. Ike Silvia Fitroh (230503110019)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur kehadirat allah SWT. Yang telah memberikan kesehatan dan
rezekinya sehingga kami bisa terus menimba ilmu di Universitas Islam Negri Maulana
Malik Ibrahim Malang dan dapat menyelesaikan makalah yang diberi judul
“PERIODISASI SEJARAH ISLAM”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, manusia sempurna
yang seringkali penulis harapkan syafaatnya, dan yang telah membimbing umatnya
dengan penuh kesabaran dan kebijakan ke jalan yang benar.
Penulisan makalah ini selain merupakan tugas yang diberikan oleh dosen
Perbankan Syariah bapak Guntur Kusumawardana, SE, MM sebenarnya juga banyak
dilatarbelakangi oleh kegalauan mendalam penulis akan kondisi umat Islam yang di
abad-abad belakangan justru banyak ketinggalan dalam bermacam-macam aspek
kehidupan dibandinigkan dengan umat lain. Ini tentunya merupakan suatu hal yang
memprihatinkan karena sangat berbeda dengan kemajuan-kemajuan pendahulunya
terutama diperiode dinasti Umayah dan dinasti Abasiyah.
Islam yang diawal debutnya mendapatkan intimidasi yang luar biasa dari para
penentangnya ternyata mampu menguasai jazirah arab dan kebih dari itu umat Islam
mampu menguasai wilayah-wilayah yang dulunya dikuasai oleh imperium kuat seperti
Persia dan Bizantium diwilayah timur dan bahkan mampu menaklukkan wilayah eropa
bagian selatan, Spanyol, yang orang arab menyebutnya dengan Andalusia.
Kesuksesan umat islam waktu itu diwariskan oleh generasi selanjutnya yaitu
dinasti Abasiyah. Dinasti ini muncul seolah ingin berbagi tugas dengan dinasti
Umayah yang digantikannya, dengan cara mengisi wilayah Islam yang luas hasil
capaian dinasti Umayah itu dengan memajukan dunia intelektual Islam, sehingga dari
dinasti inilah banyak melahirkan intelektualis dibanyak bidang. Bahkan jatuh
bangunnya dunia perpolitikan Islam tidak menggoyahkan tumbuh kembang dunia
intelektualnya. Sebenarnya sejarah cemerlang umat Islam bukan hanya pada periode
dinasti Umayah dan Abasiyah saja, tetapi dilanjutkan dengan periode-periode
selanjutnya. tetapi karena keterbatasan waktu, kami belum dapat menuangkan semua
dalam makalah ini. Karena makalah ini hanya dibatasi dari zaman Rasulullah SAW,
Khulafaurrasyidin, dinasti Umayah dan Abasiyah serta dinasti-dinasti kecilnya.
Dengan tersusunnya makalah ini, kami menyadari bahwa terdapat banyak
kekurangan dan kelemahan didalamnya, dan kami berharap mendapat kritik dan saran
yang sifatnya membangun.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama
untuk kembali membangkitkan semangat juang umat islam agar kembali memiliki
kejayaan diberbagai bidang pada masa mendatang dan kembali menjadi umat yang
disegani serta di banggakan, Terima Kasih.

Malang, 20 februari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................... I


Daftar Isi .......................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan makalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan makalah ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Periode Islam Klasik ...................................................................................... 3
2.2 Periode Islam Pertengahan .......................................................................... 21
2.3 Periode Islam Modern.................................................................................. 28
Kesimpulan ................................................................................................................. 33
Daftar Pustaka ............................................................................................................. 34
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terma “sejarah” berasal dari bahasa Arab, yaitu berasal dari kata “Syajaratun”,
yang artinya “pohon”. Jika kita telaah secara sistematis, memang sejarah hampir sama
dengan pohon, yaitu mempunyai cabang dan ranting, bermula dari sebuah bibit,
kemudian tumbuh dan berkembang, lalu layu dan tumbang. Semakna dengan dalam
bahasa Arabnya, kata sejarah dalam bahasa Indonesia berarti “silsilah”, “asal-usul
(keturunan)”, dan “kejadian serta peristiwa yang benar-benar terjadi dimasa lalu”.
Dalam bahasa Arab, kata “sejarah” ekuivalen dengan kata tarikh dan sirah. Secara
etimologis, at-tarikh berarti “sejumlah keadaan dan peristiwa dimasa lampau yang
benar-benar terjadi pada diri individu atau masyarakat, sebagaimana yang terjadi pada
kenyataan alam dan manusia”.
Periodisasi sejarah merupakan ciri bagi ilmu sejarah yang mengkaji peristiwa
dalam konteks waktu dan tempat dengan tolok ukur yang bermacam-macam. Menurut
Nouruzzaman Shiddiqi,1 ada beberapa tolok ukur dalam periodisasi, yaitu sistem
politik, persoalan ekonomi, tingkat peradaban dan masuk berkembangnya suatu agama.
Berbicara seputar periodisasi peradaban islam, islam dibagi menjadi tiga periode 2.
pertama, yaitu Periode Klasik (650-1250 M); kedua, Periode Pertengahan (1250-1800
M); ketiga, Periode Modern (1800-sekarang). Dengan membuat makalah ini penulis

1 Nouruzzaman Shiddiqie, Pengantar Sejarah Muslim, Yogyakarta: Nur Cahaya, 1983, hlm. 65
2 Prasetyo, Oky Bagas, Sejarah peradaban islam klasik, Malang: Uin Press,2019, hlm.5
berharap kepada pembaca, untuk kembali mengetahui bahwa Islam pernah menjadi adi
kuasa, yang dalam usianya yang relatif muda, telah mampu melebarkan wilayah Islam
ke negeri-negeri yang jauh dari pusat kekuasaan Islam, yang disatukan oleh “teritorial”
keimanan. Islam yang diawal debut mendapatkan banyak sekali intimidasi dari pihak
penentangnya kemudian mampu menguasai wilayah Jazirah Arab dan sebagian
wilayah Eropa.
Dengan kembali membuka lembaran sejarah peradaban islam ini, pembaca akan
diajak kembali mengenang kembali lintasan lembaran sejarah masa lalu. Bagaimana
Rasulullah membina sebuah generasi yang mampu mengubah pola kehidupan jahili
menjadi masyarakat yang beradab, masyarakat yang toleran, yang cinta kepada ilmu
pengetahuan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana masa periodisasi Islam klasik?
2. Bagaimana masa periodisasi Islam pertengahan?
3. Bagaimana masa periodisasi Islam modern?

1.3 Tujuan Masalah


a. Mahasiswa dapat mengetahui informasi tentang peradaban didalam periode
klasik.
b. Mahasiswa dapat mengetahui informasi tentang peradaban didalam periode
pertengahan.
c. Mahasiswa dapat mengetahui informasi tentang peradaban didalam periode
modern.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Periode Klasik (650-1000 M)


Periode klasik ini dapat di bagi menjadi dua masa yaitu: Masa integrasi dan masa
disintegrasi.
1. Integrasi (650-1000 M)
Masa ini merupakan masa ekspansi, integrasi dan keemasan islam. Dalam hal
ekspansi, sebelum Nabi Muhammad SAW wafat di tahun 632M. Seluruh
semenanjung Arabia telah tunduk ke bawah kekuasaan islam. Ekspansi ke
daerah-daerah di luar Arabia di zaman Khalifah pertama,

a. Abu Bakar As-shiddiq (11-13H / 632 M-634 M)


Abu Bakar lahir dimakkah tahun 573M, nama lengkapnya ialah Abdullah bin Abi
quhafa At-Tamimi. Di zaman pra Islam bernama Abduy Ka'bah, kemudian diganti oleh
nabi menjadi Abdullah. Ia termasuk salah seorang sahabat yang utama. Dijuluki Abu
Bakar karena dari pagi-pagi betul (orang yang paling awal) memeluk Islam. Gelar Ash-
Shiddiq yang diperolehnya karena ia dengan segera membenarkan nabi dalam berbagai
peristiwa, "terutama Isra' dan Mi'raj. Seringkali mendampingi rasulullah di saat-saat
penting atau jika berhalangan, Rasulullah mempercayainya sebagai pengganti untuk
menangani tugas-tugas keagamaan dan atau mengurusi persoalan-persoalan aktual di
Madinah. Pilihan umat' terhadap tokoh ini sangatlah tepat. Hal menarik dari Abu Bakar,
bahwa pidato inagurasi yang telah diucapkan sehari setelah pengangkatannya,
menegaskan totalitas kepribadian dan komitmen Abu Baka terhadap nilai-nilai Islam
dan strategi meraih keberhasilan tertinggi bagi umat sepeninggal Rasulullah.
Nabi Muhammad SAW. tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan
menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau
tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum muslimin sendiri untuk
menentukannya. Karena itulah tidak lama setelah beliau wafat belum lagi setelah
jenazahnya dimakamkan, Sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar ramai berkumpul
dibalai kota bani sa’idah, Madinah. Mereka memusyawarahkan Siapa saja yang akan
dipilih menjadi pemimpin. Musyawarah itu berjalan cukup alot karena masing-masing
pihak, baik muhajirin maupun anshar, sama-sama merasa berhak menjadi pemimpin
umat islam. Namun, dengan semangat ukhuwah islamiyah yang tinggi, akhirnya Abu
Bakar terpilih banyak semangat keagamaan Abu Bakar mendapat penghargaan yang
tinggi dari umat islam, sehingga masing-masing pihak dan menerima dan
membaiatnya.
Abu Bakar hanya menjadi khalifah selama 2 tahun, pada tahun 634 masehi ia
meninggal dunia. Masa sesingkat itu habis untuk menyelesaikan persoalan dalam
negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa arab yang tidak
mau tunduk lagi kepada pemerintah Madinah. Mereka menganggap bahwa perjanjian
yang dibuat dengan Nabi Muhammad dengan sendirinya batal setelah nabi wafat.
Karena itu, mereka menentang Abu Bakar karena sikap keras kepala dan menentang
mereka yang dapat membahayakan agama dan pemerintahan, Abu Bakar
menyelesaikan masalah ini dengan yang disebut perang riddah (perang melawan
kemurtadan). Khalid Ibn Walid adalah Jenderal yang banyak berjasa dalam perang
riddah ini.
Setelah menyelesaikan urusan perang dalam negeri, barulah Abu Bakar
mengirim kekeuatan ke luar Arabia. Khalid ibn Walid dikirim ke Iraq dan dapat
menguasai Al-Hirah ditahun 634 M. ke syiria dikiirm ekspedisi dibawah pimpinan
empat jendral yaitu Abu ubaidah, Amr ibn’Ash, Yazid ibn Abi Sufyan, dan Syurahbil.
Sebelumnya pasukan dipimpin oleh usamah yang masih berusia 18 tahun. Untuk
memperkuat tentara ini, Khalid Ibn Walid diperintahkan 3 meninggalkan irak dan
melalui gurun pasir yang jarang dijalani, ia sampai ke Syiria.

b. Masa Umar Bin Khattab (13-23H / 634 M-644 M)

Umar bin Khattab lahir dimekkah pada tahun 581 M, mempunyai nama lengkap
Umar bin Khattab ibn Nufail Ibn Abd al Uzza ibn Riyah Ibn Qurth Ibn Razah Ibn’Adiy
Ibn lu’aiy Al-Qurasyiy al-adawiy ia mendapat julukan Al Faruq yang memiliki arti
sebagai pemisah antara yang hak dan yang batil dilahirkan dikota Makkah masa
pemerintahannya selama 10 tahun dan ia wafat pada umur 63 tahun, tanggal 25
Dzulhijjah 23 Hijriah atau tanggal 3 November pada tahun 644M,

Dizaman Umar gelombang ekspansi (perluasan daerah kekuasaan) pertama


terjadi yaitu ibu kota Syria,Damaskus, jatuh tahun 635 M dan setahun kemudian,
setelah tentara Bizantium kalah di pertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syria jatuh
kebawah kekuasaan islam, dengan memakai Syiria sebagai basis, ekspansi diteruskan
dikota Mesir di bawah pimpinan ‘Amr ibn ash’ dan ke Irak di bawah pimpinan Sa’ad
ibn Abi Waqqash, Iskandaria, ibu kota Mesir, ditaklukkan tahun 641M. Dengan
demikian, Mesir jatuh ke bawah kekuasaan islam . Al-Qadisiyah, Sebuah kota dekat
Hirah di Irak, jatuh pada tahun 637M. Dari sana 4 serangan dilanjutkat ke ibu kota
Persia, Al-Madain yang jatuh pada tahun itu juga. Pada tahun 641M,Mosul dapat
dikuasai. Dengan demikian, pada masa kepemimpinan Umar, Wilayah kekuasaan
Islam sudah meliputi Jazirah Arab, Palestina, Syria, Sebagian besar yaitu bilayah Persia
dan Mesir.

3 Hassan Ibrahim Hassan sejarah dan kebudayaan islam, Yogyakarta:1989,hlm 34-37


4 Badri Yatim, sejarah peradaban islam, Jakarta:1993, hlm 35-37
Karena perluasan daerah terjadi sangat cepat, Umar segera mengatur administrasi
negara dengan mencontoh administrasi dengan mencontoh administrasi yang sudah
berkembang terutama di Persia. Administrasi pemerintahan diatur menjadi delapan
wilayah propinsi yaitu: akkah, Madinah, Syria, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir.
Beberapa department yang dipandang perlu didirikan.

Pada masanya mulai diatur dan diterbitkan 5 sistem pembayaran gaji dan pajak
tanah . Pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan Lembaga yudikatif dengan
Lembaga eksekutif. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, jawatan (posisi)
kepolisian dibentuk. Demikian pula jawatan (posisi) pekerjaan umum Umar juga
mendirikan Baitul Mal, dan menempa mata uang, serta menciptakan tahun hijrah., dan
juga masa umar bin khattab diterbitkan gaji, dan diaturnya administrasi pajak tanah,
dan umar juga melakukan banyak pembaharuan internal dalam pemerintahan Umar Bin
Khattab dimaksudkan sebagai Upaya mengikuti kebutuhan pemerintahan yang
berkembang sangat pesat dan luas. Meslipun demikian pemerintahan pemerintah
Madinah pada kenyataannya jelas tidak dapat berkuasa penuh untuk mengatur
provinsi-provinsi yang baru saja ditakhlukkan karena Lembaga di atas menuntut
birokrasi yang luas dan Madinah sulit memenuhinya, tidak adanya kontrol yang efektif
terhadap wilayah yang luas dan kekuasaan yang terbatas merupakan ciri-ciri utama
dalam hubungan antara Madinah dan provinsi-provinsinya, sehingga yang dilakukan
umar ibn al khattab adalah menggunakan keberaniannya yang luar biasa dan kekuatan
wataknya untuk menopang kekuasaan yang terbatas pada pemerintahan ini, sampai
pemerintahan Umar berakhir.

Khalifah Umar dikenal bukan saja pandai menciptakan peraturan- peraturan baru,
ia juga memperbaiki dan mengkaji ulang terhadap ang kebijaksanaan yang telah
dasalnya dengan demi tercapainya kemaslahatan umat Islam. Misalnya mengenai
kepemilikan tanah tanah yang diperoleh dari suatu peperangan (ghanimah). Khanh gan

5 Hassan Ibrahim Hassan, sejarah dan kebudayaan islam, Yogyakarta:1989, hlm 34


Umar membiarkan tanah digarap oleh 6 pemiliknya sendiri di negeri yang telah ia
taklukkan dan melarang kaum muslimin memiliknya karena mereka menerima
tunjangan dari baitul mal atau gaji bagi prajurit yang masih aktif. Sebagai gantinya,
atas tanah itu dikenakan pajak (Al-Kharaj), Begitu pula Umar meninjau kembali
bagian-bagian zakat yang diperuntukkan kepada 'orang yang dijinakkan hatinya' (Al-
Muallafat Qulubuhum) mengenai syarat-syarat pemberiannya.

Khalifah Umar memerintah selama 10 tahun lebih 6 bulan 4 hari. Kematiannya


sangat tragis, seorang budak bangsa Persia bernama Fairuz atau Abu Lu'lu'ah secara
tiba-tiba menyerang dengan tikaman pisau tajam ke arah khalifah yang akan
mendirikan shalat subuh yang telah ditunggu oleh jama'ahnya di masjid Nabawi di pagi
buta itu. Khalifah terluka parah, Untuk menentukan penggantinya. Umar tidak
menempuh jalan yang dilakukan Abu Bakar. Akan tetapi dia menunjuk enam orang
sahabat dan meminta kepada mereka untuk memilih salah satu diantara mereka menjadi
khilafah selanjutnya dan enam orang tersebut adalah Usman, Ali, Thalhah, Zubair,
Sa’ad ibn Abi Waqqas, dan Abdurrahman ibn’ Auf, Setelah Umar wafat, Tim ini
bermusyawarah dan berhasil menunjuk Usman ibn Affan sebagai Khalifah, Melalui
persaingan yang agak ketat dengan Ali ibn Abi Thalib.

c. Masa Usman bin Affan (23- 35 H / 644 M-656 M)

Nama lengkap Usman bin Affan ialah Usman bin Affan bin Abil Ash bin
Umayyah dan kabilah Quraisy, beliau masuk agama islam sebab anjuran Abu Bakar,
dan menjadi salah seorang sahabat karib Rasulullah yang sangat elementer meskipun
sebenarnya dia kaya raya, sedangkan harta kekayaannya banyak dipakai untuk agama
Islam, beliau memperoleh gelar zun nurain 7, yang artinya dua cahaya, sebab beliau
menikahi dua putri Nabi Muhammad SAW. Usman sudah menjadi perowi hadist kira-
kira 150 hadist nabi, Usman diangkat menjadi Khalifah melalui proses pemilihan,

6 Samsul Munir, sejarah peradaban, Jakarta 2009, hlm 98-103


7 Hassan Ibrahim Hassan, sejarah dan kebudayaan islam, Yogyakarta:1989, hlm 42
seperti sahabat-sahabat sebelumnya, tetapi, Umar dipilih langsung ditunjuk, sedangkan
Usman tidak langsung ditunjuk, yakni melalui badan Syura yang didirikan oleh Umar
sebelum wafat.

Diawal era pemerintahan Usman bin Affan, ia melanjutkan kepemimpinan


sahabat-sahabat sebelumnya terkait visi misi pemerintahannya, salah satu buktinya
ialah: adanya espansi wilayah dominasi Islam, wilayah - wilayah diplomatis yang
sudah didominasi Islam misalnya Mesir dan Irak, dan Usman bin Affan merupakan
Sahabat sebagai pembentukan dan pengumpulan Al-Qur'an, pengumpulan Al-Qur'an,
yakni Zaid bin Tsabit, sementara yang menghimpun teks - teks Al-Qur'an diantaranya
Hafsah, salah seorang Istri rasulullah. Setelah itu usman Bin Affan mengingatkan
dalam pidatonya, diantaranya ialah:

1) Kaum Muslimin melakukan yang positif untuk kehidupan Akhirat.


2) Kaum Muslimin tidak terpukau pada kemegahan hidup yang sementara.
3) Sebagai khalifah yanag akan merealisasikan perintah yang terkandung dalam Al-
Quran dan Hadist.
4) Melanjutkan sesuatu yang sudah sudah direalisasikan penyiar, proklamator juga
akan konstruksi hal baru yang akan mendatangkan kepada kebijakan yang
berdaulat..
5) Kaum muslimin dapat memprotesnya bilamana ia melanggar dari peraturan
hukum yang sah menurut Negara dan Agama.
6) Kaum muslimin ingin menambah khazanah referensi dari masa yang sudah
berlalu.

Terkait dengan pengangkatan Usman bin Affan sebagai khalifah, sebelum Uman
bin khtab membentuk dewan, 6 orang calon sebagai penggantinya yaitu Utsman bin
Affan, Ali bin Abi Thalib8, Thalhah bin Ubaidah, Zubair bin Awwam, Sa-ad bin Ali
waqos, Abdurrahman bin Auf

Peran secara singkat Usman bin Affan, diantaranya, adalah:

a. Peran Usman bin Affan di madinah


1) Taat memenuhi perintah Nabi Muhammad SAW untuk hijrah ke Habsyi
2) Membebaskan para budak dan membantu kaum muslimin yang lemah
3) Membantu Nabi Muhammad SAW menulis wahyu bersama-sama Zaid bin Ali
bin Abi thalib
4) Ikut dalam penderitaan yang di alami Nabi Muhammad SAW ketika di boikot
oleh kafir Quraisy kira-kira tiga tahun.
b. Peran Utsman bin Affan di madinah
1) Memberi sumbangan 950 ekor unta, 59 ekor kuda, dan 1000 dinar untuk
pembekalan umat islam dalam melawan pasukan romawi yang dikenal dengan
perang Tabuk
2) Membeli sumber air yng dikenal dengan sebutan bir rahama dengan harga
20.000 dinar untuk di wakafkan kepada kaum muslimin.
3) Taat pada perintah Nabi Muhammad SAW, yang semula beliau hijrah ke
Habsyi, di suruh bergabung menuju madinah
4) Usman termasuk perowi Hadist
5) Ikut dalam perjanjian hubaidiyah antara kaum quraisy mekkah dengan
rombongan umat islam madinah yang di bawah komando oleh rasulullah
6) Diera pemerintah Khalifah Abu Bakar, Usman di angkat sebagai sekrertaris dan
penasihat pemerintahannya

Kebijakan-kebijakan Pemerintahan Utsman bin Affan disaat dirinya berkuasa


antara lain Utsman bin Affan melanjutkan Sistem pemerintahan sebelumnya Khalifah

8 Hassan Ibrahim Hassan, sejarah dan kebudayaan islam, Yogyakarta:1989, hlm 43


Umar bin Khattab, Khalifah Usman bin Affan sudah menulis sepucuk surat untuk
menggambarkan sebagai menjaga dan 9 melestarikan Khalifah Ummar bin Khattab,
yang bunyinya: Khalifah Umar bin Khattab telah mewariskan berbagai system yang
masih kita pakai.

Khalifah Utsman bin Affan memberi kepercayaan kepada gubernur dalam


merealisasikan administrasi pemerintahan diwilayah kawasan atau privinsi pada
waktunya dominasi wilayah terbagi menjadi 10 provinsi, diantaranya ialah:

1.) Amir wilayah mekah ialah: Nafi’ bin Al-Haris Al-Khuz’I


2.) Amar wilayah bani naufi ialah: Sufyan bin Abdullah Al-Tsaqfi
3.) Diwilayah shan’a ialah: Ya’la bin Munabbih Halif bani Nauful (NA) bin Abdul
Manaf
4.) Amir wilayah A-janad ialah: Abdullah bin Abi Rabi’ah
5.) Amir wilayah Bahrain ialah: Utsman bin Abi Al-Ashal-Tsaqafi
6.) Amir wilayah Kuffah ialah: Al-Mughirah bin Syu’bah Al-Tsaqi
7.) Amir wilayah Basrah ialah: Abu Musa Abdullah bin Qais Al-Asy’ari
8.) Amir wilayah Damaskus ialah: Mu’awiyah bin Abi sufyan
9.) Amir wilayah Hims ialah: Umar bin Sa’ad
10.) Amir wilayah Mesir ialah: Amr bin Al-Ash Al-Sahami

Dewan penasehat syura Wewenang legislatife sebagai tempat khalifah dalam


menyelenggarakan musyawarah dengan para sahabat yang berkompeten, salah satu
keberhasilan majlis syura’ pada pemerintahan Usman bin Affan ialah: Penyeragaman
bacaan dan tulisan Al-Quran dan menyusunnya menjadi AlQuran standar, sedangkan
manuskrip, teks reproduksi Al-Quran tersebut ditempatkan dirumah istri Nabi
Muhammad SAW.

9 Hassan Ibrahim Hassan, sejarah dan kebudayaan islam, Yogyakarta:1989, hlm 46


Pada pemerintahan Utsman dan para sahabat dikirim kebeberapa wilayah seperti
Rhodes, Armenia, Cyprus, Tunisia, dan bagian yang terserai dari Persia. Transoxania,
dan Tabaristan sukses dikuasai. Terkait dengan pemasukan Baitul Mal yang didapatkan
dari Usyri, Alfarz, Zakat, Usyur, Fa’I, dan Jizyah, Pemerintahan Usman bin Affan
bertahan selama 12 tahun, pada pertengahan terakhir, banyak yang merasa kecewa dan
ketidakpuasan rakyat pada pemerintahannya, disparitas kepemimpinan Usman Bin
Affan dengan kekhalifahan umar bin Khattab, disebabkan adanya gunjingan , celaan,
dan cemoohan, dari Abdullah bin saba’ Al-yamani diantara orang yahudi yag
menyatakan diri memeluk Islam padahal tidak, pada tahun 35H/1665 M Ibnu Saba’
menyebarkan fitnah kepata ummat islam dan mendokrin dengan beralih, beranjak, dari
satu lokasi ke yang lain.

Seiring dengan perkembangannya pemerintahan Utsman Bin Affan mulai tidak


kuat, Rakyat mulai memprotes kepemimpinannya yang dinilai tidak adil dibeberapa
wilayah terutama mesir, Kuffah, dan Bashrah, diantara faktor yang menjadi sebab
ialah: mayoritas rakyat su'u dhan pada kepemimpinan Utsman Bin Affan mengangkat
familynya dalam Aparatur pemerintahannya, salah satunya ialah: Marwan ibnu Hakam,
yang dipandang dalang dalam menjalan roda keperintahan Utsman Bin Affan hanya
formalitas saja menyandang khalifa, Setelah anggota keluarga Utsman Bin Affan
menjabat dalam aparatur pemerintahannya, ia menjadi kurang tegas menindak
bawahannya, aset negara kurang terkontrol oleh Utsman Bin Affan terbukti banyak dari
keluarganya yang menjabat dan membagi-bagikan aset negara, semua itu disebabkan
adanya fitnah yang disebarkan oleh Abdullah bin Saba', namun Usman Bin Affan juga
dikenal denga Bapak pembangunan seperti: membangun bendungan, membangun
jalan, membangun jembatan, merenovasi masjid dan memperbanyak masjid
Rasulullah.

d. Masa Ali bin Thalib (35-40H / 656-661 M)


Ali bin Abi Thalib merupakan Khalifah keempat dan ia keponakan dan menantu
Nabi muhammad SAW sebagai Sahabat dan ia merupakan putra Abi Thalid bin Abdul
Muthalib, terlepas dari itu ia pemangku dominasi yang karakternya penuh energik dan
vitalitas, pembuat kebijakan demi masa depan negara, sahabat yang berani dan gagah,
penasehat hukum10 yang arif, menghormati lokalisdem la selalu optimis dalam
melakukan segala hal dan merupakan orang kedua yang berpengaruh setelah Nabi
Muhammad SAW. 107 Dengan itu Ali bin Abi Thalib di bai'at menjadi Khalifah
dimasjid Nabawi, ia menyampaikan pidato penerimaan jabatannya diantara Teks-teks
pidato Ali bin Abi thalib, ialah: "sesungguhnya Allah telah menurunkan kitab suci Al-
Qur'an sebagai indikasi, isyarat yang menerangkan padanya yang baik dan yang jahat,
maka hendaklah kamu ambil yang baik dan tinggalkan yang jahat. Kewajiban-
kewajiban yang kamu tunaikan kepada Allah akan membawa kamu ke Surga.
Sesungguhnya Allah telah mengharamkan apa yang haram dan memuliakan
kehormatan seorang muslim berarti memuliakan kehormatan seluruhnya, dan
memuliakan keikhlasan dan tauhid orang-orang muslim berarti memuliakan
kegormatan seluruhnya, dan memuliakan keikhlasan dan tauhid orang-orang muslim.
Hendaklah seorang muslim memuliakan manusia dengan kebenaran lisan dan
tangannya. Tidak boleh menyakiti seorang muslim kecuali ada yang membolehkannya.
Segeralah kamu melaksanakan urusan kepentingan umum. Sesungguhnya urusan
manusia menanti didepan kamu dan orang dibelakang kamu sekarang bisa membatasi,
meringankan urusan kamu Bertaqwalah kepada Allah sebagai hamba Allah kepada
hamba-Nya dan negri-Nya. Sesungguhnya kamu bertanggung jawab (dalam segala
urusan) termasuk urusan tanah dan binatang (lingkungan). Dan taatlah kepada Allah
dan janganlah kamu mendurhakainya. Bilamana kamu melihant yang baik maka
ambillah dan jika kamu melihat yang jahat maka tinggalkanlah. Dan ingat ketika kamu
berjumlah sedikit dan tertindas dimuka bumi. Wahai manusia kamu telah membai'at
saya. sebgagaimana kamu telah lakukan terhadap khalifah- khalifah yang dulu dari

10 Badri Yatim, sejarah peradaban islam, Jakarta:1993, hlm 56


pada saya. Saya hanya boleh menolak sebelum jatuh alternatif. Akan tetapi jika
pemilihan telah jatuh, maka penolakan tidak boleh lagi. Imam harus kuat teguh dan
rakyat harus tunduk patuh. Bai,at terhadap diriku ini merupakan bai’at yang
meyeluruh dan menjalar, siapa saja yang ingkar dari padanya maka terpisahlah dari
agama islam”.

Khalifah Ali bin Abi Thalib berbicara dan memerintahkan kaum muslimin untuk
selalu:

1) Selalu taat dan patuh pada aturan yang ada di Al-Qur'an dan Hadist
2) Tunduk dan taqwa pada Tuhan serta menghamba, berbakti, berkhidmat,
berdedikasi pada agama dan Negara
3) Saling menjaga martabat, penghormatan pada ummat islam atau dengan ummat
lain.
4) Berbuat kebaikan untuk kepentingan sosial masyarakat dan tunduk pada aturan
pemerintah.
5) Terkait dengan peran Ali bin Abi Thalib, secara singkat Ali bin Abi Thalib:

a. peran Ali Bin Abi Thalib di mekkah.

Ali Bin Abi Thalib yang banyak menghabiskan waktu hidupnya dengan
rasulullah, Menjelang rasulullah hijrah ke kota yatstrib yang disebut Madinah,
kelompok kafir quraisy ingin membunuh Nabi Muhammad SAW, maka berkumpul
empat puluh sembilan (49) pemuda dari tujuh kabilah, diwaktu malam rumah Nabi
Muhammad SAW di kepung oleh sejumlah 49 pemuda tersebut yang dipimpin oleh
Abu Jahal, Menjelang keberangkatan Ali Bin Abi Thalib bangunin Nabi Muhammad
SAW agar posisi, dan tempat tidur nabi diganti oleh Ali dan berselimut dengan selimut
Nabi, Ali bin Abi Thalib ingin mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan Nabi
dari kepungan kaum Quraisy.
b. Peran Ali bin Abi Thalib di madinah
1) Diera rasulullah, Ali Bin Abi Thalib sering ikut dalam peperangan besar, Ali Bin
Abi Thalib orang yang gagah pemberani dalam perang badar di tantang oleh
pemuda Quraisy bernama Utbah bin Robiah, mereka menantang perang tanding,
maka majulah Ali bin Abi Thalib bersama Hamzah dan Ubaidilah bin Haris.
2) Dalam perang Uhud Ali bin Abi Tahlib juga di tantang oleh pemuka Quraisy
dengan gagah berani ia hadap, yang di menangkan oleh Ali.
3) Dalam perang khondak Ali bin Abi Thalib menghadapi Amer yang nekat
menyeberangi parit maka terjadilah perang tanding yang di menangkan oleh Ali.
4) Pada waktu pemerintahannya terjadi 2 perang saudara
5) Pada waktu itu umat islam pecah menjadi 3 kelompok
6) Pada waktu abu bakar Ali dan Umar dia angkat sebagai penasihat pemerintahan

c. Kebijakan-Kebijakan Pemerintahan Ali bin Abi Thalib

Khalifah Ali bin Abi Thalib menjalankan system kekhalifahan dan melanjutkan
kepemerintahan sebelumnya, baik dari sisi kepemerintahan ataupun pengelolaan,
dalam menunjuk seorang pemimpin, ia menyerahkan dan percaya pada yang
mempunyai wewenang atas bahawannya wilayah yang dipimpinnya, tapi Ali bin Abi
thalib sebagai pemimpin teteap mengontrol maneuver pemimpin itu, khalifah yang
selalu meminta bawahannya untuk hidup yang serba elmenter dan berhemat. Beliau
juga mengajarkan system renumirasi, dan beliau juga konsisten terhadap kepentingan
masyarakat . Seiring dengan perkembangan zaman Ali bin Abi Thalib dihadapkan
dengan perlawanan yang dilakukan Zubair, Thalhah, dan Aisyah, menurut mereka Ali
bin Abi Thalib tidak menindak para pembunuh atau likuidasi Usman, sebenarnya Ali
bin Abi Thalib ingin sekali mencegah perpecahan atau kontak senjata, kemudian ia
menulis pesan dan mengirimnya pada Thalhah dan Zubair agar keduanya ingin
berdiskusi untuk mencari solusi agar tidak terjadi perang, tetapi keduanya menolaknya,
dan pada akhirnya perang dimulai, perang tersebut diberi predikat dengan "perang
onta" (jamal), sebab Aisyah dalam pertempuran itu menaiki unta, dan Ali bin Abi
Thalib sukses memenangkan perangnya, dan akhirnya Aisyah ditawan dan dikirim ke
Madinah, Zubair dan Thalhah terbunuh, dalam hal ini sebenarnya pada kekhalifahan
Ali bin Abi Thalib ialah masa yang sangat menghawatirkan disebabkan terjadinya
kontak senjata antar golongan yang bersumber dari terbunuhnya Usman, tapi
sebenarnya Ali bin Abi Thalib sukses memberantas para Koruptor dan sukses
menyelamatkan dokumen- dokumen khalifah dengan cara membenahi dan menyusun
arsip Negara.

Secara singkat Jasa-jasa dan peninggalan Ali bin Abi Thalib sebagai pemimpin
adalah:

a) Dari sisi politik

Ali bin Abi Thalib menggantikan gubernur yang di tunjuk Usman yang kebanyakan
dri keluarga khalifah, mengambil alih, dan menahan tanah milik Negara dan harta
Baitul Mal yang diedarkan kepada aparatur pemerintahannya dan keluarga Usman bin
Affan.

b) Dari sisi politik militer

Disamping Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah dia seorang pahlawan yang
sangat pemberani dan beliau juga banyak faham tentang strategi-strategi perang dan
menguasai panggung medan perang
c) Dari sisi ilmu bahasa

Diera pemerintahannya Ali bin Abi Thalib dominasi islam sangat berkembang
hingga ke india, dalam menghadiri kesalahan dalam membaca dan memahami ayat-
ayat Al-Quran dan hadist, maka Ali bin Abi Thalib mengintruksikan dengan bentuk
pemerintah kepadaAbul Duah untuk menulis buku tentang dasarr-dasar ilmu Nahwu
untuk mempermudah Pembaca dan Pemahaman teks-teks Al-Qursn dan Hadist.

d) Dari sisi pembangunan

Ali bin Abi Thalib melakukan renofasi kota Kuffah dengan tujuan Ali bin Abi
Thalib lebih dekat memperbaiki silaturahmi dengan orang yang bertolak belakang
dengannya, kemudian Kuffah di jadikan pusat pengembangan ilmu pengetahuan.

Diakhir masa kekhalifaannya Ali bin Abi Thalib dan kaum muslimin terbagi
menjadi 3 kekuatan politik yakni Mu’awiyah, Syi’ah, (pengikut Abdullah bin Saba’
Al-Yahudi) yang menyusup pada barisan tentara Ali, Al-Khawarij (orang-orang yang
keluar dari barisan Ali.

Munculnya kelompok Al-Khawarij menyebabkan tntara sudah tidak solid dann


tidak menjadi kuat, sementara kedudukan mu’awiyah bertambah solid. Pada tanggal
20 Ramadhan 40H (660 M), Abdullah bin Muljam dari kelompok Khawarij sukses
membunuh Ali bin Abi Thalib.

e) Dinasti Umayyah (661-750M)

Dinasti Bani Umayyah yang didirikan oleh Muawiyah berumur kurang lebih 90
tahun dan di zaman ini ekspansi yang terhenti di zaman kedua khalifah terakhir
dilanjutkan.
Di zaman Muawiyah, Uqbah bin Nafi' menguasai Tunis dan di sana ia
mendirikan kota Kairawan pada tahun 670 M yang kemudian menjadi salah satu pusat
kebudayaan Islam. Tentara yang dikirimnya menyeberangi sungai Oxus dan dapat
menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Farghana dan Samarkand. Thariq
kemudian menyeberang selat yang terdapat antara Maroko dengan benua Eropa.

Dan mendarat di suatu tempat yang kemudian dikenal dengan nama Gibraltar .
Toledo, ibu kota Spanyol dengan cepat dikuasai, demikian pula kota-kota lain seperti
Sevilla, Malaga, Elvira, dan Cordova yang kemudian menjadi ibu kota Spanyol Islam
yang dalam bahasa Arah disebut Al-Andalusi , Serangan-serangan selanjutnya
dipimpin oleh Musa bin Nushair sendiri. Ekspansi ke Prancis gagal dan tentara yang
dipimpinnya mundur kembali ke Spanyol. Pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah,
Mallorca, Corsica, Sardinia, Crete, Rhodes, Cyprus dan sebagian dari Sicilia jatuh k
tangan Islam di zaman Bani Umayyah.

Daerah-daerah yang di dikuasai Islam di zaman dinasti ini adala Spanyol, Afrika
Utara, Syiria, Palestina, Semenanjung Arabia, Irak, sebagian dari Asia Kecil, Persia,
Afghanistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Turkmenia, Uzbek, dan Kirgis .
Ekspansi yang dilakukan Dinasti Bani Umayyah inilah yang membuat Islam menjadi
negara besar di zaman itu. Dari persatuan berbagai bangsa di bawah naungan Islam,
timbullah benih-benih kebudayaan dan peradaban islam yang baru, walaupun Bani
Umayyah lebih banyak memusatkan perhatian kepada kebudayaan Arab. Inilah yang
mendorong Imam Sibawaih untuk menyusun Al Kitab, yang selanjutnya menjadi
pegangan dalam soal tata bahasa Arab.

Selain mengubah bahasa administrasi, Abd Al-Malik juga mengubah mata uang
yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Sebelumnya yang dipakai adalah
mata uang Bizantium dan Persia seperu dinar dan dirham . Monumen terbaik yang
ditinggalkan zaman ini untuk generasi-generasi sesudahnya ialah Qubbah As-Sakhr
yang juga terletak di Al-Quds, di tempat yang menurut riwayat adalah tempat Nabi
Ibrahim menyembelih Nabi Ismail dan di tempat ini pula Nabi Muhammad SAW mulai
melakukan mi'raj ke langit. Selain mendirikan masjid-masjid, Dinasti Bani Umayyah
juga mendirikan istana-istana untuk tempat beristirahat di padang pasir, seperti Qusayr
Amrah dan Al-Mushatta yang bekas-bekasnya masih ada sampai sekarang. Itulah
kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh Dinasti Bani Umayyah.

f) Dinasti Abbasiyah (750-1258M)

Walaupun Abu Al-Abbasiyah yang11 mendirikan Dinasti Abbasiyah, tetapi


pembangunan sebenarnya adalah Al-Mansur . Sebagai khalifah yang baru musuh-
musuh ingin menjatuhkannya sebelum ia bertambah kuat, terutama golongan Bani
Umayyah, golongan Khawarij, bahkan juga kaum Syi'ah. Kaum Syi'ah, setelah melihat
bahwa Bani Abbasiyah memonopoli kekuasaan mulai mengambil sikap menentang.

Dalam menghancurkan lawan, Al-Mansur tidak segan-segan membunuh sekutu


yang membawa keluarganya pada kekuasaan. Abu Muslim, karena dianggap akan
menjadi saingan yang berbahaya di Khurasan diundang datang ke Baghdad, tetapi
kemudian diadili dan dijatuhi hukuman mati. Dalam usaha mempertahankan kekuasaan
Bani Abbasiyah, Al-Mansur menggunakan kekerasan.

Di samping lembaga ini, ia juga mendirikan sekolah-sekolah. Al-Makmun adalah


penganut aliran Mu'tazilah yang banyak dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan
filsafat Yunani. Pada masa pemerintahannya Baghdad mulai menjadi pusat
kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

11 Hassan Ibrahim Hassan sejarah dan kebudayaan islam, Yogyakarta:1989, hlm 39


Khalifah Al-Mu'tasim sebagai anak dari ibu yang berasal Turki, mendatangkan
orang-orang Turki untuk menjadi tentara pengawalnya. Dengan demikian, pengaruh
Turki mulai masuk ke pusat pemerintahan Bani Abbasiyah. Tentara pengawal Turki
ini kemudian menjadi sangat berkuasa di Istana, sehingga khalifah-khalifah pada
akhirnya hanya merupakan boneka dalam tangan mereka. Sehingga pada hakikatnya
yang memerintah bukan lagi khalifah, tetapi perwira-perwira dan tentara pengawal
Turki itu.

Perbedaan lainnya antara kedua dinasti tersebut, yaitu jika masa Bani Umayyah
merupakan masa ekspansi daerah kekuasaan Islam. Masa Bani Abbasiyah adalah masa
pembentukan dan perkembangan kebudayaan dan peradaban Islam.

Pada masa Bani Abbasiyah inilah perhatian kepada ilmu pengetahuan dan filsafat
Yunani memuncak, terutama di zaman Harun Ar-Rasyid dan Al-Makmun. Buku-buku
ilmu pengetahuan dan filsafat didatangkan dari Bizantium dan kemudian
diterjemahkan bahasa Arab. Kegiatan penerjemahan buku-buku ini berjalan kira- kira
satu abad. Bait Al-Hikmah yang didirikan Al-Makmun, bukan hanya merupakan pusat
penerjemahan tetapi juga akademi yang mempunyai perpustakaan. Di antara cabang-
cabang ilmu pengetahuan yang diutamakan dalam Bait Al-Hikmah ialah ilmu
kedokteran, matematika, optika, geografia, fisika, astronomi, dan sejarah di samping
filsafat.

Di antara integrasi yang terjadi di zaman ini adalah integrasi dalam bidang
bahasa. Bahasa Alquran, yaitu bahasa Arab, digunakan di mana-mana. Bahasa ini telah
menggantikan bahasa Yunani dan bahasa Persia sebagai bahasa administrasi.

2. Masa Disintegrasi (1000 – 1250 M)

Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya telah mulai terjadi pada akhir
zaman Bani Umayyah, tetapi memuncak di zaman Bani Abbasiyah terutama setelah
khalifah-khalifah menjadi lemah dalam tangan tentara pengawal Turki. Daerah-daerah
yang jauh letaknya dari pusat pemerintahan di Damaskus dan kemudian di Baghdad,
melepaskan diri dari kekuasaan khalifah di pusat dan munculkan dinasti-dinasti kecil.

Di Maroko, Idris bin Abdullah, salah satu dari keturunan Ali dapat membentuk
Kerajaan Idrisi yang bertahan dari tahun 788 М sampai tahun 974 M, dengan Fez
sebagai ibu kota. Di Tunis 12, Dinasti Aghlabi berkuasa dari tahun 800 M-969 M,
kerajaan ini dibentuk oleh ibrahim bin Aghlab, gubernur yang diangkat oleh Harun Ar-
Rasyid. Masjid Kairawan yang sampai sekarang terdapat di Tunis adalah peninggalan
dan dinasti ini.

Di Mesir, Ahmad bin Tulun melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad di tahun
868 M. Dinasti ini berkuasa di Mesir sampai tahun 905 M. Tahun 877 M Ibnu Tulun
dapat meluaskan daerah kekuasaannya sampai ke Syiria. Di bawah pemerintahan
dinasti ini, irigasi diperbaiki, ekonomi meningkat dan Mesir mulai menjadi pusat
kebudayaan Islam. Ibnu Tulun sendiri mendirikan rumah sakit besar di Fustat dan
masjid yang diberi nama masjid Ibnu Tulun, yang sampai sekarang masih terdapat di
Kairo. Setelah jatuhnya Dinasti Ibnu Tulun, untuk beberapa tahun kembali Mesir
berada di bawah kekuasaan khalifah Baghdad. Satu gerakan lain ialah gerakan
Qaramitah yang dimulai pada tahun 874 M oleh Hamdan Qarmat, seorang penganut
faham Syi'ah Ismailiah di Irak. Pada tahun 899 M, kaum Qaramitah dapat membentuk
negara merdeka di Teluk Persia, yang kemudian menjadi pusat kegiatan mereka dalam
menentang kekuasaan Bani Abbasiyah. Pada tahun 930 M, serangan-serangan mereka
meluas sampai sejauh Mekah.

12 Drs. Samsul Munir Amin, M.A. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009,
hlm 64
Gerakan Hasysyasyin merupakan lanjutan dari gerakan Qaramitah.
Pemimpinnya ialah Hasan bin Sabbah yang membuat Alamut di sebelah Selatan Laut
Caspia sebagai pusat serangannya terhadap kekuasaan Baghdad. Kaum Hasysyasyin
ini tidak segan-segan mengadakan pembunuhan-pembunuhan terhadap pembesar-
pembesar negara yang memusuhi mereka. Salah satu pembesar yang mereka bunuh
adalah Nizam Al-Mulk, Perdana Menteri Dinasti Salajikah di tahun 1092 M. Nizam
Al-Mulk dikenal dalam sejarah Islam sebagai pendiri madrasah-madrasah Nizamiah
yang di antara guru-guru besarnya terdapat Imam Al-Haramain dan- Al-Ghazali.

Sementara itu ada pula pemuka-pemuka Syi'ah yang dapat membentuk dinasti
yang menguasai daerah-daerah tertentu. Salah satu di antaranya ialah Ahmad bin
Buwaihi yang dapat menguasai Isfahan, Syiraz, dan Kirman di Persia. Khilafah
Fathimiyah pada mulanya dibentuk oleh Ubaidullah di Tunis pada tahun 1909 M.
Khilafah ini memiliki Angkatan Laut yang mengadakan serangan-serangan sampai ke
pantai Eropa, terutama Italia dan Prancis. Di tahun 969 M seorang Jenderal Fathimiyah
bernama Jawhar As-Siqilli dapat menguasai Fustat di Mesir. Jawhar As-Siqili
mendirikan kota Kairo dan Masjid Al-Azhar di tahun 972 M yang kemudian dijadikan
pusat Perguruan Tinggi Islam oleh Khalifah Fathimiyah Al-Aziz . Juga mendirikan
Dar-Al Hikmah di tahun 1005 M. Khalifah Fathimiyah berkuasa di Mesir sampai tahun
1171 M.

Di Spanyol, Abd Ar-Rahman Ad-Dakhil dari Dinasti Bani Umayyah di tahun 756
M dapat pula membentuk suatu khilafah tersendiri. Dinasti Bani Umayyah Spanyol ini
dapat mempertahankan kekuasaan mereka sampai tahun 1031 M. Abd Ar-Rahman
yang mendirikan masjid Cordova yang masyhur itu. Cordova merupakan pusat
kebudayaan Islam yang penting di Barat, sebagai tandingan Baghdad di Timur. Jika di
Baghdad terdapat Bait Al-Hikmah serta Madrasah Nizamiah dan di Kairo terdapat Al-
Azhar serta Dar Al-Hikmah, di Cordova terdapat Universitas Cordova sebagai pusat
ilmu pengetahuan yang didirikan oleh Abd Al-Rahman III , perpustakaannya menurut
riwayat memiliki ratusan ribu buku. Sesudah jatuhnya Dinasti Bani Umayyah Spanyol
ini, Andalusia terbagi ke dalam beberapa negara kecil yang selalu berperang di antara
mereka, seperti Dinasti Abbadi, Dinasti Murabitun, Dinasti Muwahhidun, Dinasti Bani
Nasr, dan sebagainya.

2.2 Periode Pertengahan (1280-1800 M)

Sama halnya dengan periode klasik, peradaban Islam pada periode pertengahan
juga dibagi dalam dua masa, Masa kemunduran I dan Masa tiga kerajaan besar Pada
fase kemunduran (1250 M–1500 M) pada fase ini ada fase ini juga dunia Islam terbagi
dua. Bagian Arab yang berpusat di Mesir, Sementara bagian Persia yang berpusat di
Iran.

Pada fase tiga kerajaan besar (1500-1700 M) pada fase ini ilmu pengetahuan sangat
kurang berkembang, hasilnya umat islam semakin mundur ketika tiga kerajaan besar
mendapat tekanan, begitu juga kekuatan militer dan politik menjadi menurun.

1. Masa Kemunduran 1 (1250-1500 M)


Pada zaman ini Jenghis Khan dan keturunannya datang menghancurkan dunia
islam Jenghis Khan berasal dari Mongolia. Setelah menduduki Peking di tahun 1212
M, ia mengalihkan serangan serangannya ke arah Barat Satu demi satu kerajaan-
kerajaan Islam jatuh ke tangannya. Transoxania dan Khawarizm dikalahkan di tahun
1219/1220 M. Kerajaan Ghazna pada tahun 1221 M, Azerbaijan pada tahun 1223 M
dan Saljuk di Asia Kecil pada tahun 1243 M. dari sini ia meneruskan serangan
serangannya ke Eropa dan Rusia.
Serangan ke Baghdad dilakukan oleh cucunya Hulagu Khan. terlebih dahulu ia
mengalahkan Khurasan di Persia dan kemudian menghancurkan Hasysyasyin di
Alamut. Khalifah dan keluarga serta sebagian besar penduduk dibunuh Beberapa dari
anggota keluarga Bani Abbasiyah dapat melarikan diri dan di antaranya ada yang
menetap di Mesir. Dari sini Hulagu meneruskan serangannya ke Syiria, kemudian ke
Mesir. Namun, di Ain Jalut (Goliath) ia dapat dikalahkan oleh Baybars tahun 1260 M.
Selanjutnya Baghdad diperintah oleh Dinasti Ilkhan, Daerah yang dikuasai
dinasti ini ialah daerah yang terletak antara Asia Kecil di Barat dan India di Timur
Dinasti ilkhan berumur hingga 100 tahun. Hulagu bukanlah beragama Islam dan
anaknya Abaga (1265-1281 M) masuk Kristen, yang masuk islam yaitu cucunya
Tagudar dengan nama Ahmad. Ghasan Mahmud (1295-1305 M) juga masuk Islam dan
demikian juga Uljaytu Khuda Banda (1305-1316 M). Uljayu pada mulanya beragama
Kristen, Kerajam yang dibentuk Hulagu akhirnya pecah menjadi beberapa kerajaan
kecil.
Timur Lenk, seorang yang berasal dari keturunan Jenghis Khan dapat menguasai
Samarkand pada tahun 1369 M Dari Samarkand la mengadakan serangan-serangan ke
sebelah barat dan dapai menguasai daerah daerah yang terletak antara Delhi dan Laur
Marmara Dinasti Timur Lenk berkuasa sampai pertengahan kedua dari abad ke-15.
Keganasan Timur Lenk digambarkan oleh pembunuhan massal yang dilakukannya di
kota-kota yang tidak mau menyerah tetapi justru melawan kedatangannya. Di kota-kota
yang telah ditundukkan, Timur Lenk mendirikan piramida dari tengkorak rakyat yang
dibunuh Di Delhi dan Di Aleppo. Masjid-masjid dan madrasah-madrasah dihancurkan.
Setiap kota yang ia datangi, ia hancurkan.
Di Mesir, khilafah Fathimiyah digantikan oleh Dinasti Shalahuddin Al-Ayyubi
pada tahun 1174 M. Dinasti Al-Ayyubi jatuh pada tahun 1250 M dan kekuasaan di
Mesir berpindah ke tangan kaum Mamluk. Sultan Mamluk yang pertama adalah Aybak
(1250-1257 M), dan salah satu yang termasyhur di antara mereka adalah Sultan
Baybars (1260-1277 M) yang dapat mengalahkan Hulagu di Ain Jalut. Kaum Mamluk
berkuasa di Mesir sehingga pemerintahan berpindah tangan ke tangan kaum Mamluk.
Kaum Mamluk berkuasa di Mesir sampai tahun 1517 M. Merekalah yang
membebaskan Mesir dan Syiria dari perang salib dan serangan kaum Mongol dibawah
pimpinan Hulagu dan Timur Lenk.
Di India, persaingan dan peperangan untuk merebut kekuasaan juga selalu
terjadi. Kekuasaan Dinasti Ghaznawi dikalahkan oleh pengikut pengikut Chaur Khan,
yang juga berasal dari salah satu suku bangsa Turki. Mereka masuk ke India tahun 1175
M bertahan sampai tahun 1206 M. India kemudian jatuh ke tangan Qutbuddin Aybak,
yang selanjutnya menjadi pendiri Dinasti Khalji (1296-1316 M ) selanjutnya Dinasti
Tughluq (1320-1413 M) sampai Zhahuruddin Babur datang pada permulaan abad XVI
dan membentuk Kerajaan Mughal di India.
Di Spanyol terjadi peperangan di antara dinasti dinasti Islam yang ada di sana
dengan raja raja Kristen, dengan menggunakan politik adu-domba Sebaliknya, raja raja
Kristen bergabung menjadi satu dan akhirnya satu demi satu dinasti-dinasti Islam dapat
dikalahkan Cordova jatuh pada tahun 1238 M. Sevilla di tahun 1248 M, dan akhimya
Granada jatuh pada tahun 1491 M. Pada saat itu umat Islam dihadapkan pada dua
pilihan, masuk Kristen atau keluar dari Spanyol Di tahun 1609 M tidak ada lagi orang
Islam di Spanyol. Umumnya mereka pindah ke kota-kota di pantai Utara Airika.
Pada masa ini desentralisasi dan disintegrasi dalam dunia Islam meningkat Di
zaman ini pula hancurnya khilafah secara formal sampai dengan kerajaan usmani,
mengangkat khalifah yang baru di Istambul pada abad ke-16 M. bagian islam jatuh ke
tangan bukan islam dan terlebih dari itu islam lenyap dari Spanyol. Demikian pula
dunia islam terbagi menjadi dua bagian yaitu, bagian Arab dan bagian Persia. Di
samping in pengaruh tarekat tarekat bertambah mendalam di dunia Islam. Pendapat
yang ditimbulkan di zaman disintegran bahwa pintu ijtihad telah tertutup diterima
secara umum di zaman ini. Antara mazhab yang empat. Akan tetapi sebaliknya, Islam
mendapat pemeluk-pemeluk baru di daerah daerah yang selama ini belum pernah
dimasuki Islam. Daerah Balkan Islam dibawa oleh Usman, Usman dan anak buahnya
pada mulanya mengadakan serangan-serangan terhadap kerajaan Bizantium di Asia
Kecil Sebelum meninggal di tahun 1326 M, Bursa telah dapat dikuasainya Serangan-
serangan diteruskan oleh anaknya Orkhan 1 (1326-1357 M) sampai ke bagian timur
dari benua Eropa Benteng Tzimpe dan Gallipoli jatuh ke tangannya. Sultan Murad 1
(1359-1389 M) menaklukkan Adrianopel di tahun 1365 M. kota in kemudian dijadikan
ibu kota. Tidak lama sesudah itu Macedonia jatuh ke bawah kekuasaannya. Di tahun
1385 M, Sofia, ibu kota Rumania diduduki. Dengan demikian, kesultanan kecil yang
dibentuk oleh Usman berubah menjadi kerajaan besar yang kemudian dikenal dalam
sejarah dengan nama Kerajaan Usmani (Ottoman Empire). Sultan Bayazid (1389-1402
M) memperluas daerah kekuasaan Kerajaan Usmani di Eropa dengan menaklukkan
sebagian dari Yunani dan daerah-daerah Eropa Timur sampai ke perbatasan Hongaria-
Salonika dikuasai kemudian oleh Sultan Murrad II (1421-1451 M) dan dari sana ia
masuk ke Albania. Kemajuan-kemajuan lain dibuat oleh sultan-sultan yang datang
sesudahnya.
2. Masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800M)
Fase ini dapat pula dibagi dalam dua fase yaitu : fase kemajuan dan fase
kemunduran.
a. Fase Kemajuan (1500-1700)13
Fase kamajuan ini merupakan kemajuan Islam II. Tiga kerajaan besar yang
dimaksud ialah Kerajaan Usmani di Turki Kerajaan Safael di Persia, dan Kerajaan
Mughal di India. Sultan Muhammad Al-Fatih (1451-1481 M) dari Kerajaan Usmani
mengalahkan Kerajaan Bizantium dengan menduduki Istambul di tahun 1453 M.
Dengan demikian, ekspansi ke arah Barat berjalan lebih lancar. Akan tetapi, di zaman
Sultan Salim 1/(1512-1520 M) perhatian ke arah Barat dialihkan ke arah Timur Persia
mulai diserang dan dalam peperangan Syah Ismail dikalahkan. Setelah menguasai
Syiria, Sultan Salim merebut Mesir dari fangan Dinasti Mamluk Kaim jatuh pada tahun
1517 M. Kemajuan-kemajuan lain dibuat oleh Sultan Sulaiman Al-Qanuni (1520-1566
M) Di masa kejayaannya daerah kekuasaan Kerajaan Usmani mencakup Asia Kecil
Armeria, Irak, Syria Hijaz serta Yaman di Asia, Mesir, Libia. Tunis serta Aljazair di
Afrika dan Bulgaria Yunanı Yugoslavia, Albania, Hongaria dan Rumania di Eropa.

13 Badri Yatim, sejarah peradaban islam, Jakarta:1993, hlm 71


Di Persia, muncul satu dinasti baru, Dinasti ini berasal dari seorang sufi Syaikh
Safiuddin (1252-1334 M) dari Ardabil di Azerbaijan Syaikh Safiuddin beraliran Syiah
dan mempunyai pengaruh besar di daerah itu Cucunya Syah Ismail Satawi dapat
mengalahkan dinasti dinasti lain terutama Domba Putih dan Domba Hitam akhirnya
Dinasti Safawi dapat menguasai seluruh daerah Persia. Di sebelah barat kerajaan
Safawi berbatasan dengan Kerajaan Usmant dan di sebelah Timur dengan India yang
pada waktu itu berada di bawah kekuasaan Kerajaan Mongol: Syah Ismail membuat
aliran Syi'ah sebagai mazhab yang dianut negara. Di antara sultan-sultan besar dari
Kerajaan Safawi selain dari Syah Ismail (1500-1524 M), terdapat nama-nama Syah
Tahmasp (1524- 1576 M), dan Syah Abbasiyah (1557-1629 M) Sesudah Syah
Abbasiyah, raja-raja Safawi tidak ada yang kuat lagi dan akhirnya dapat dijatuhkan
oleh Nadir Syah (1736-1747 M), kepala suku dari salah satu suku bangsa Turki yang
terdapat di Persia ketika itu.
Kerajaan Mongol di India beribu kota di Delhi, kota ini didirikan oleh Zahiruddin
Babur (1482-1530 M), salah seorang dari cucu Timur Lenk. Setelah menundukkan
Kabul (Afghanistan), melalui Khybar Pass, ia menyeberang ke India di tahun 1505 M.
Lahore jatuh ke bawah kekuasaannya di tahun 1523 M, dan tahun 1527 India Tengah
dapat dikuasainya. Humayun anak Zahiruddin Babur (1530-1556 M) menggabungkan
Malwa dan Gujarat ke daerah-daerah yang dikuasai Kerajaan Mongol. Dan Akbar
(1556-1606 M) anak Humayun menaklukkan raja-raja India juga Bengal yang masih
ada pada waktu itu. Dalam soal agama, Akbar mempunyai pendapat yang liberal dan
ingin menyatukan semua agama dalam satu bentuk agama baru yang diberi nama Din
Ilahi. Sultan Sultan yang besar sesudah Akbar adalah antara lain Jehangir (1605-1627
M) dengan permaisurinya, Syah Jehan (1628-1658 M) dan Aurangzeb (1659-1707 M).
Sesudah Aurangzeb terdapat sultan-sultan lemah yang tidak dapat mempertahankan
kelanjutan kerajaan Mongol.
Di India, bahasa Urdu juga meningkat menjadi bahasa literatur dan
menggantikan bahasa Persia. Gedung-gedung bersejarah yang ditinggalkan periode ini
antara lain Taj Mahal di Agra, Benteng Merah, masjid masjid, istana-istana, dan
gedung gedung pemerintahan di Delhi. Akan tetapi, perhatian pada ilmu pengetahuan
kurang sekali di seluruh dunia Islam sedang mengalami kemerosotan. Tarekat terus
mempunyai pengaruh besar dalam hidup Umat Islam. Dengan timbulnya Turki dan
India sebagai kerajaan besar, di samping bahasa Arab dan Persia, bahasa Turki dan
bahasa Urdu juga mulai muricul sebagai bahasa penting dalam Islam. Kedudukan
bahasa Arab untuk menjadi bahasa persatuan bertambah menurun.
Kemajuan Islam II ini lebih banyak merupakan kemajuan dalam bidang politik dan
jauh lebih kecil dari kemajuan Islam 1. Di samping itu, Barat mulai bangkit terutama
dengan terbukanya jalan ke pusat rempah-rempah dan bahan-bahan mentah di Timur
Jauh, melalui Afrika Selatan dan ditemukannya Amerika oleh Colombus di tahun 1492
M. Akan tetapi14, kekuatan Eropa pada waktu itu masih lemah jika diperbandingkan
dengan kekuatan Islam.

b. Fase Kemunduran II (1700-1800 M)


Sesudah Sulaiman Al-Qanuni, Kerajaan Usmani tidak lagi mempunyai sultan
sultan yang kuat. Kerajaan ini mulai memasuki fase kemundur- annya di abad ke-17
M. Di dalam negeri timbul pemberontakan pemberontakan, seperti di Syiria di bawah
pimpinan Kurdi Jumbulat, di Lebanon di bawah pimpinan Druze Amir Fakhruddin. Di
samping itu, terjadi pula peperangan dengan negara-negara tetangga seperti Venitia
(1645-1664 M) dan dengan Syah Abbasiyah dari Persia Jenissary, nama yang diberikan
kepada tentara Usmani juga memberontak. Sultan-sultan berada di bawah kekuasaan
Harem. Sementara di Eropa juga mulai timbul negara-negara yang kuat. sedangkan
Rusia di bawah Peter Yang Agung telah pula berubah menjadi negara yang maju.
Dalam peperangan dengan negara-negara ini Kerajaan Usmani mengalami kekalahan

14 Drs. Samsul Munir Amin, M.A. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009,
hlm 67
dan daerahnya di Eropa mulai diperkecil sedikit demi sedikit. Misalnya
Yunani, memperoleh.
Kemerdekaannya kembali di tahun 1829 M dan Rumania di tahun 1856. Demikian
pula yang lain mengikuti, sehingga akhirnya sesudah Perang Dunia 1, daerah Kerajaan
Usmani yang dahulu demikian luas kini hanya mencakup Asia Kecil dan sebagian kecil
dari daratan Eropa Timur Kerajaan Usmani lenyap dan sebagai gantinya timbul
Republik Turki di tahun 1924 M.
Kerajaan Satawi di Persia mendapat serangan dari Raja Afghan yang berlainan
faham dengan syah-syah Safawi, ia menganut faham Sunni. Mir Muhammad dapat
menguasai Afghan pada tahun 1722 M. Akan tetapi, pada waktu itu Nadir Syah seorang
Jenderal, atas nama Syah Tahmasp Il dapat merampas ibu kota itu kembali pada tahun
1730 M Kemudian ia sendiri yang menjadi Syah di Persia Namun pada tahun 1750 M,
Karim Khan dari Dinasti Zand dapat merebut kekuasaan di seluruh Persia, kecuali
daerah Khurasan Kekuasaan Dinasti Zand ditentang oleh Dinasti Qajar dan akhirnya
Agha Muhammad dapat mengalahkan Dinasti Zand pada tahun 1794 M. Semenjak itu
sampai tahun 1925 M, Persia diperintah oleh Dinasti Qajar
Di India, di bawah pemerintahan Aurangzeb yang mendapat gelar Alamghir,
terjadi pemberontakan pemberontakan dari pihak golongan Hindu yang merupakan
mayoritas penduduk India. Pemberontakan Sikh dipimpin oleh Guru Tegh Bahadur dan
kemudian oleh Guru Gobind Singh. Golongan Rajput berontak di bawah pimpinan
Raja Udaipur. Kaum Mahratas dipimpin oleh Sivaji dan anaknya Sambaji.
Sementara itu Inggris telah pula turut memainkan peranan dalam politik India
dan menguasai India di tahun 1857 M. Sampai tahun 1947 M India menjadi jajahan
Inggris.
Pada masa ini kekuatan militer dan politik umat Islam semakin menurun.
Perdagangan dan ekonomi umat Islam juga jatuh dengan hilangnya monopoli dagang
antara Timur dan Barat dari tangan mereka. Ilmu pengetahuan di dunia Islam dalam
keadaan stagnans. arekat-tarekat diliputi oleh suasana khurafat. Umat Islam
dipengaruhi oleh sikap fatalistis. Dunia Islam mengalami kemunduran dan statis.
Sementara Eropa dengan kekayaan-kekayaan yang diangkut dari Amerika dan
laba dari perdagangan langsung dengan Timur Jauh bertambah kaya dan maju.
Penetrasi Barat, yang kekuatannya bertambah besar ke dunia Islam yang didudukinya,
kian lamá bertambah mendalam. Akhirnya di tahun 1798 M Napoleon menduduki
Mesir, sebagai salah satu pusat Islam terpenting jatuhnya pusat Islam ini ke tangan
Barat, menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan menyadarkan umat Islam
bahwa di Barat telah timbul peradaban yang lebih tinggi dari peradaban Islam, dan
meru- pakan ancaman bagi hidup Islam sendiri.

2.3 Periode Islam Modern (1800-sekarang)

Periode ini merupakan zaman kebangkitan Islam. Ekspedisi Napoleon di Mesir


yang berakhir tahun 1801 M, membuka mata dunia Islam, terutama Turki dan Mesir
akan kemunduran dan kelemahan umat Islam di samping kemajuan dan kekuatan
Barat. Raja dan pemuka pemuka Islam mulai berpikir dan mencari jalan untuk
mengembalikan keseimbangan kekuatan (balance of power) yang telah pincang dan
membahayakan bagi Islam.

Kontak Islam dengan Barat sekarang sangat berlainan sekali dengan kontak Islam
dengan Barat ketika periode klasik. Pada periode klasik, Islam sangat gemilang dan
Barat sedang berada dalam kegelapan. Sedangkan pada masa modern ini, keadaan
menjadi sebaliknya, Islam tampak dalam kegelapan dan Barat tampak gemilang. Oleh
karena itu, pada masa kini yang terjadi justru sebaliknya Islam yang ingin belajar dari
Barat, lantaran kemajuan kemajuan bangsa bangsa Barat dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi serta peradaban.

Dengan demikian, timbulah apa yang disebut pemikiran dan aliran pembaruan
atau modernisasi dalam Islam. Pemuka – pemuka Islam mengeluarkan pemikiran
pemikiran bagaimana caranya membuat umat Islam kembali maju sebagaimana
periode klasik. Usaha – usaha ke arah itu pun mulai dijalankan di kalangan umat Islam.
Akan tetapi, Barat juga semakin bertambah maju.

Beberapa tokoh pembaru atau modernisasi di kalangan dunia Islam


dianataranya : Muhammad bin Abdul Wahab di Arabia, Muhammad Abduh,
Jamaluddin Al – Afghani, Muhammad Rasyid Ridha di Mesir, Sayyid Ahmad Khan,
Syah Waliyullah, dan Muhammad Iqbal di India. Sultan Mahmud II dan Musthafa
Kamal Attaturk di Turki. H. Abdul Karim Amrullah, K.H. Ahmad Dahlan, dan KH.
Hasyim Asy’ari di Indonesia dan masih banyak yang lainnya 15.

1. Kondisi Umat Islam di Negara – Negara Moniritas Muslim pada Periode Modern
Komunitas Muslim Eropa mengalami perubahan yang dinamis dan tidak ada
prediksi yang dapat dibuat sekarang tentang kesempatan mereka untuk bertahan
hidup. Diantara komunitas Muslim yang relative besar (Yugoslavia, Prancis, Albania,
Jerman Barat, Bulgaria, dan Inggris). Komunitas Muslim Eropa Timur (Yugoslavia,
Bulgeria, dan Albania) adalah hasil dari kehadiran muslim dalam masa yang panjang.
Penduduk Muslim adalah pribumi secara keagamaan mereka terorganisasi dengan
baik dan berurat berakar di negerinya. Di tiga negeri ini, hanya Muslim Yugoslia
tampaknya dalam keadaan agak bagus dan situasi yang membaik. Di negara – negara
lain, situasi ini jauh lebih buruk dari pada keadaannya pada hari – hari sebelum Perang
Dunia II. Adanya komunitas Muslim Bulgaria secara serius terancam. Namun di
Albania, kenyataan bahwa orang – orang Muslim membentuk penduduk yang besar
sekali dan bahwa Islam terintegrasi secara penuh dengan kebangsaan Albania

15 Prasetyo, Oky Bagas, Sejarah peradaban islam klasik, Malang: Uin Press,2019,
hlm 55
menimbulkan harapan bahwa dalam perjalanan waktu keadaan yang penuh bahaya
akan berakhir dan akan diingat sebagai mimpi buruk yang tidak mengakibatkan
kerusakan apapun.
Komunitas Muslim Eropa Barat (Perancis, Jerman Barat, Inggris adalah
pendatang baru yang kehadirannya tidak berarti sebelum perang dunia II. Penduduk
Muslim ini secara langsung (Inggris dan Perancis) atau tidak langsung (Jerman Barat)
adalah hasil dari zaman kolonial. Komunitas ini masih dalam proses
mengorganisasikan diri. Di Inggris secara organisasi mereka paling maju, dan yang
paling kurang kemajuannya adalah Perancis. Komunitas – komunitas ini juga masih
berjuang untuk akseptabilitasnya di negara di mana mereka berada.
Biaya pembangunan lembaga – lembaga Muslim secara melimpah melalui iuran
dari perorangan muslim dalam komunitas ini. Awqaf lama di Eropa Timur semuanya
telah disita oleh para penguasa. Dukungan dari negara – negara Muslim masih sangat
terbatas sifatnya dibanding dengan kebutuhan komunitas dan dibanding dengan
aktivitas missionaries Kristen Eropa di seluruh dunia. Lebih – lebih dukungan ini sering
diarahkan kepada pembangunan pusat – pusat Islam yang tidak diurus oleh komunitas.
Pusat – pusat ini dalam keadaannya sekarang pengaruhnya sangat terbatas bagi masa
depan komunitas – komunitas ini.
Terkecuali Yugoslavia dan Perancis, pengetahuan bahasa Arab tidak tersebar.
Namun bacaan Islam telah diterjemahkan ke dalam bahasa bahasa Serbo-Kroasia,
Inggris, Albania, Perancis, dan Jerman menurut urutan kepentingan. Tak ada bacaan
Islam berkembang dengan baik dalam Bahasa Bulgaria.
Mengenai negara – negara lain di Eropa, komunitas Muslim diakui atas dasar yang
sama dengan komunitas agama lain hanya di Vinlandia, Belgia, dan Swedia.
Dihadapkan bahwa pengakuan yang sama akan diberikan kepada komunitas muslim di
Denmark dan Australia16. Pada umumnya komunitas Muslim Eropa Timur lebih
menderita sejak perang dunia II, terutama di Rumania, Polandia, dan Hongaria yang
menghadapi bahaya kepunahan yang serius. Di lain pihak, komunitas Muslim Eropa
Barat sejak perang dunia II beruntung karena aliran migrasi yang membawa kesadaran
baru akan identitas Islam.
Kesimpulannya, sikap modern Eropa terhadap Islam keseluruhannya lebih baik
daripada masa lalu. Kedudukan yang lebih baik ini masih berbeda dalam demokrasi
Barat dengan prinsip yang mereka tegakkan tentang kebebasan berkeyakinan.
Memang, muslim di negara – negara ini masih dihadang oleh prasangka non muslim
yang sebenaarnya. Penolakan terus menerus penyiksaan tanpa pengakuan tersebut luas,
dengan pengecualian yang jarang seperti yang tersebut di atas, dan tidak tergantung
pada sistem politik yang berlaku. Misalnya Islam praktis bebas di Yugoslia dan
Polandia, tetapi dianiaya di Bulgaria dan Romania, diblok negaraa komunis. Di negara
Barat Islam tidak diakui seperti di Prancis, Jerman Barat, dan Inggris. Sementara di
Finlandia dan Belgia diakui. Namun dengan adanya alat – alat komunikasi modern taka
da komunitas yang sepenuhnya dapat diputus hubungannya dengan sesama Muslim
lainnya. Dengan alas an ini Islam telah menanamkan akar – akarnya dengan cukup di
Eropa guna menimbulkan harapan bahwa Islam telah dating, tinggal dan tumbuh subur,
di samping kesulitan – kesulitan dan rintangan – rintangan yang harus dihadapi. Ini
sungguh akan menjadi keuntungan bagi keduanya, Eropa dan dunia Islam.

2. Kondisi Umat Islam di Negara Mayoritas Muslim Pada Periode Modern

Negara - negara mayoritas Muslim mempunyai tradisi yang berlanjut untuk


mempertahankan hak minoritas muslim dan membantu mereka kapanpun mereka

16 Prasetyo, Oky Bagas, Sejarah peradaban islam klasik, Malang: Uin Press,2019,
hlm 56
memerlukan bantuan. Hanya dengan jatuhnya berbagai mayoritas muslim sebagai
mangsa kolonialisme Barat, minoritas muslim dibiarkan untuk menjaga diri mereka
sendiri. Begitu negara negara Muslim memperoleh kemerdekaannya, mereka
memperhatikan keadaan yang menyedihkan yang diderita oleh kelompok muslim
seluruh dunia. Namun demikian, perhatian ini tidak perlu diterjemahkan ke dalam
istilah istilah bantuan yang efektif. Tak ada filsafat yang menyeluruh telah
dikembangkan dalam menghadapi minoritas muslim. Hasilnya sangat sedikit tindakan
dan juga sering lebih berbahaya dari pada berguna. Tindakan ini sering dilakukan
melalui misi diplomatik untuk pembangunan pusat pusat islam dengan mengirim para
imam, atau dengan menawarkan bantuan keuangan.

Mayoritas negara negara muslim berusaha membantu minoritas melalui kedutaan


besar mereka. Ini harus dihindari dalam semua keadaan karena berbagai alasan,
diantaranya adalah bahwa walaupun jika kedutaan kedutaan Muslim itu sendiri contoh
terbaik perilaku muslim, menghubungkam minoritas muslim kepada mereka akan
sangat merusak minoritas itu. Mereka dapat dilihat oleh kawan senegaranya yang non-
muslim sebagai orang asing di tengah tengah mereka. Hubungan antara negara muslim
dengan minoritas muslim harus merupakan hubungan kebudayaan, keagamaan dan
ekonomi ketimbang hubungan yang bersifat politik.

Mayoritas negara muslim memusatkan kegiatannya pada pendirian "pusat pusat


Islam" di bawah panitia masjid yang dilakukan para duta besar Muslim. Sering proyek
proyek ini luar biasa besarnya, memboroskan uang dan energi dan ketika diwujudkan
kenyataannya tidak ada pertolongan kepada minoritas. Diantara yang paling berhasil
adalah pembangunan pusat Islam Washintong D.C paling banter pusat islam ini
merupakan sebuah arsitektur Islam yang bagus. Masjid itu tidak dikendalikan oleh
komunitas muslim Washintong D.C. juga tidak memainkan peran apa pun dalam
memperbaiki keadaan orang orang muslim di kota itu. Pada tahun 1966 kedutaan besar
negara negara muslim mendirikan pusat islam yang mengumpulkan semua perhatian
negara negara mereka untuk proyek asing yang sangat besar dan mahal. Komunitas
muslim dikesampingkan, dihilangkan semangatnya dan pada akhirnya sekarang tidak
terorganisasikan.

Masing masing komunitas harus mempunyai seorang imam yang harus benar
benar mengetahui tentang prinsip prinsip Islam. Ia harus menjadi guru komunitas dan
menjadi pemimpin dalam semua ibadah. Ia harus menjadi juru bicaranya dalam semua
urusan agamanya. Sebagian imam merupakan contoh pengabdian yang menonjol dan
keihklasan dalam mengorbankan kepentingannya sendiri. Lebih dari itu dalam
menghadapi negara negara lain di dunia, negara Muslim harus mengingat bahwa sikap
negara negara itu terhadap Islam dan Muslim. Hanya negara negara yang
memperlakukan penduduk muslimnya secara benar yang harus dianggap sebagai
bangsa bersahabat.

Konsep Islam tentang kesatuan mencakup juga kesatuan kepribadian orang.


Kepribadian ini tidak dapat dibagi antara keduniaan dan sprititual tanpa dikotomi yang
menciptakan kemunafikan tingkat tinggi dalam masyarakat 17. Keduniawian dan
spiritual hanyalah dua segi dari satu aspek tunggal dan dalam masyarakat mengikuti
konsep ajaran Islam. Tidak ada konsep pemisahan antara negara dan agama dalam
Islam. Islam tidak lebih dari satu keyakinan, ia juga merupakan aturan sosial dan
politik.

17 Nouruzzaman Shiddiqie, Pengantar Sejarah Muslim, Yogyakarta: Nur Cahaya,


1983, hlm 67
KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sejarah peradaban


Islam adalah kemajuan dan tingkat intelektual serta spiritual yang menjadikan suatu
masyarakat madani. Peradaban Islam dimulai dari periodesasi Nabi Muhammad saw.
hingga perkembangan Islam sampai saat ini. Periodesasi peradaban Islam merupakan
ciri bagi sejarah yang mengkaji peristiwa dalam konteks waktu dan tempat dengan
tolak ukur yang bermacam- macam periodesasi sejarah peradaban Islam menurut.
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution di bagi ke dalam tiga periode yaitu periode klasik,
periode pertengahan dan periode modern. Dimana periode klasik dimulai pada masa
khulafaur rasyidin, kemudian diambil alih oleh donasti umayyah, dan selanjutnya
diambil alih oleh dinasti abbasiyah, dilanjut dengan periode pertengahan dimana
periode ini dibagi menjadi 2 fase yakni kemunduran dan kemajuan yang didasari oleh
bangkitnya 3 kerajaan besar islam, yaitu kerajaan turki utsmani, kerajaan Mughal, dan
kerajaan safawiyah, dilanjut ke fase islam modern, yaitu dimana islam yang Diawali
dari berbagai pemikiran Ibnu Taimiyah masa abad pertengahan yang memantik
lahirnya kesadaran pembaharuan bagi tokoh lainnya yang berlanjut hingga sekarang.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi sumber buku:

Nouruzzaman Shiddiqie, Pengantar Sejarah Muslim, Yogyakarta: Nur Cahaya, 1983


Prasetyo, Oky Bagas, Sejarah peradaban islam klasik, Malang: Uin Press,2019

Hassan Ibrahim Hassan sejarah dan kebudayaan islam, Yogyakarta:1989

Badri Yatim, sejarah peradaban islam, Jakarta:1993

Drs. Samsul Munir Amin, M.A. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009

Referensi sumber online:

Anda mungkin juga menyukai