Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

SEJARAH PERADABAN ISLAM MASA DINASTI UMAYYAH


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu: Sharfina Nur Amalina, M. Pd

Oleh:
Dinda Novita Sari (210102110037 )
Wirdah Zarima (210102110013 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SAT yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penang, kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiran-Nya, karena
berkat rahmatnya, dan hidayahnya lah kami dapat menyelesaikan maklah
tentang SEJARAH PERADAPAN ISLAM PADA MASA DINASTI
UMAYYAH dengan tepat waktu.
Makalah ilmiah ini penulis susun dengan maksimal dan
memanfaatkan berbagai sumber serta rujukan seperti buku dan jurnal
sehingga dapan memperlancar dalam pembuatan makalah ini. Ucapan
terimakasih tak lupa kami sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah
Sejarah Asia Tenggara yang telah memberikan tugas kepada Kami sehingga
dengan ini Kami mendapatkan ilmu pengetahuan lebih banyak lagi.
Terlepas dari semua itu Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini baik dari segi kepenulisan, susunan kalimat,
maupun tata Bahasa. Oleh karena itu dengan tangan terbuka Kami menerima
saran dan keritik dari pembaca agara kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini nantinya dapat bermanfaat untuk
berbagai pihak baik penulis maupun pembaca.

Malang, 09 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................

Latar Belakang...............................................................................................................1
Rumusan Masalah..........................................................................................................2
Tujuan............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah......................................................................3


B. Sistem Pemerintahan Dinasti Umayyah..................................................................5
C. Peradaban Budaya Pada Dinasti Umayyah..............................................................8
D. Kejayaan Dinasti Umayyah...................................................................................11
E. Kemunduran Dinasti Umayyah.............................................................................13

BAB III PENUTUP...........................................................................................................15

Kesimpulan....................................................................................................................15
Saran..............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................17

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara Etimologi sejarah dalam bahasa Arab, disebut tarikh yang artinya
ketentuan masa atau waktu, sedangkan ilmu tarikh berarti ilmu yang mengandung
atau yang membahas penyebutan peristuwa dan sebab-sebab terjadinya peristiwa
tersebut, sedangkan dalam bahasa inggris sejarah di sebut dengan history, yang
berarti pengalaman masa lampau dari umat manusia

Sejarawan muslim ibnu kaldhun mendefinisikan sejarah sebagai catatan


tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia. Kajian sejarah masih
terlalu luas lingkupnya sehingga menuntut suatu pembahasan oleh karena itu, sejarah
haruslah di artikan sebagai tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu pada masa
lampau yang dilakukan di tempat tertentu.

Menurut Amin, kata sejarah berasal dari bahasa arab “sajarotun” yang artinya
pohon, apabila digambarkan secara sistematik sejarah hampir sama dengan pohon
memiliki cabang dan ranting, bermula dari sebuah bibit tumbuh dan berkembang lalu
layu dan tumbang. Demikian pula peristiwa-peristiwa yang terjadi pada peradaban
islam. Yang mengalami masaa pertumbuhan,perkembangan, lalu kemunduran, dan
kehancuran1.

Menurut Usairy, periodesasi sejarah islam dibagi dalam beberapa periode, 1)


periode sejarah klasik, 2) periode sejarah rasulullah, 3) periode sejarah khulafaur
rasyidin, 4) periode pemerintahan bani umayyah, 5) periode pemerintahan bani
Abassiya, 6) periode pemerintahan mamluk, 7) periode pemerintahan Usmani, 8) dan
periode Dinasti Islam Konteporer.

Sedangkan menurut Harun Nasution, membagi sejarah islam dalam tiga


periode, yaitu Periode Klasik (650-1250), periode pertengahan (1250-1800), dan
periode moderen (1800-sekarang).

1
Zakriya, Muhammad. Sejarah Peradaban Islam Pra-Kenabian Hingga Islam Di Indonesia (Malang,
Madina media, 2018) hal 1

1
Pada pembahasan kali ini akan di bahas mengenai peradapan islam pada masa
Dinasti Umayyah

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah berdirinya dinasti umayyah ?

2. Bagaimana sistem pemerintahan pada masa Dinasti Umayyah?

3. Bagaimana kejayaan pada masa dinasti umayyah ?

4. Mengapa dinasti umayyah mengalami kemunduran ?

5. Bagaimana peradaban pada masa dinasti umayyah ?

C. Tujuan

1. Menjelaskan sejarah berdirinya Dinasti Umayyah

2. Menjelaskan khalifah yang menjabat pada masa dinasti umayyah

3. Mengetahui masa peradaban dinasti umayyah

4. Menjelaskan masa kejayaan dinasti umayyah

5. Menje;askan runtuhnya dinasti umayyah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah


Dinasti Umayah merupakan salah satu Dinasti yang penting dalam sejarah peradapan
Islam. Dinasti Umayah didirikan pada tahun 661 M - 750 M. Dinasti umayyah didirikan
oleh muawiyah bin abu sufyan sakhr bin harb bin umayyah bin abdu syam bin abdu
manaf bin qusay al qurasy al-umawi. Menurut riwayat yang masyur, ia masuk islam
bersama dengan saudara laki-lakinya, Yazid, serta semua orang Qurais ketika fathu
Mekkah. Namu ada beberapa riwayat yang menyatakan jika ia masuk islam pada
peristiwa al-Qadhiyyah (umrah qadha Rasulullah SAW tahun ke 7 H), namun ia
menyembunyikan keislamannya lantaran ayahnya Abu Sufyan.
Nama Daulah “ Umawiyah” berasal dari nama “umayyah ibnu” abdi syam ibnu abu
manaf yang merupakan salah satu dari pemimpin-pemimpin kabilah quraisy di zaman
jahiliyah. umayah seringkali bersaing dengan pamannya, Hasyim Ibnu Abdi manaf untuk
merebut pimpinan dan kehormatan dalam masyarakat bangsanya, menurut riwayat yang
mahsyur.
Bani Umayah merupakan orang-orang yang terakhir masuk islam, dan merupakan
musuh-musuh yang paling keras menentang agama islam pada masa sebelum mereka
memasukinya. Awal berdirinya Dinasti Umayah, berawal dari masalah Tahkim, dimana
Muawiyah tidak mau membaiat Ali sebagai Khalifa karena menuntut hukuman terhadap
pembunuh Usman karena Utsman masih termasuk kerabat dekatnya hal menyebabkan
perpecahan di kalangan pengikut Ali, yang berakhir dengan kematiannya.

3
Kemudia masyarakat beramai-ramai membaiat Hasan, putara Ali sebagai sebagai
kalifa. Kekhalifahan Hasan hanya bertahan beberapa bulan, karena hasan sendiri kurang
berminat menjadi khalifah. Hingga pada masa kekuasaan Hasan perselisihan dengan
Umawiyah masih terus memanas hingga Hasan bin Ali menyerahkan kekhalifahan
kepada Muawiyah padatahun 41 H, sehingga kaum muslim kembali bersatu dalam satu
pemerintahan, yang dikenal dengan peristiwa amul jama’ah atau tahun persatuan umat
islam.
Dari riwayat lain di jelaskan jika Bani Umayah pada hakekatnya dari semula telah
menginginkan jabatan khalifa itu, tetapi mereka belum mempunyai harapan untuk
mencapai cita-cita pada masa Abu Bakar dan Umar. Setelah Umar terbunuh, pemilihan
khalifa di lakukan secara musyawarah untuk memilih khalifa yang baru di antara enam
orang sahabat, diantaranya yaitu Usman hal itu memberi harapan besar bagi Bani
Umayah, mereka menyokong secara terang-terangan dan akhirnya Usman terpilih. Sejak
itulah Bani Umawiyah mulai meletakkan dasar-dasar untuk menegakkan “khilafah
Umawiyah”. Sehingga di katakan bahwa , Khilafah Umawiyah sudah mulai berdiri sejak
pengangkatan usman menjadi khalifah. Dan dimasa pemerintahan Usman inilah
Muawiyah mencurahkan segala tenaganya untuk memperkuat dirinya, dan menyiapkan
daerah syam untuk dapat menjadi pusat kekuasaaan islam di masa mendatang.
Setelah muawiyah di baiat sebagai penguasa tunggal, Muawiyah kemudia
memindahkan ibukota kekuasaan islam dari kufa ke damasku. Ia menjabat sebagai
khalifa dengan segudang pengalaman yang panjang dalam memerintah dan mengelola
masyarakat. Kekuasaan sebagai gubernur syama selama lebih dari 21 tahun memberinya
banyak pengalaman yang mempersiapkan untuk berhasil dalam menjalankan roda
kekhalifahan. Masyrakat merasakan kehidupan yang aman dan tenang pada masa
Muawiyah. Kekuatan militer kaum muslim meningkat dan penaklukan semakin meluas2.
Dipindahnya pemerintahan dari Madina ke Damaskus oleh Umawiyah, dilatar
belakangi oleh 2 hal.Pertama karena di Madhina sebagai pusat pemerintahan
Khulafaurrasidin sebelumnya masih terdapat sisa-sisa kelompok yang anti pati
terhadapanya, hal ini akan mengganggu kesetabilitas kekuasaanya. Kedua, di Madhina ia
kurang memiliki pengikut yang kuat dan Fanatik, sedangkan di Damaskus pengaruhnya
telah menciptakan nilai simpatik masyarakat, basis kekuatannya pun cukup kuat3. Hal ini
di karenakan seblumnya Muawiyah menjabat sebagai Gubernur Damaskus (syam)pada

2
Zakriya, Muhammad. op.cit. 130
3
Fu’adi, Imam. Sejarah Peradapan Islam. (Yokyakarta: Teras.2011). hal 71

4
masa kekhalifahan Umar bin Khatab.

B. Sistem Pemerintaha Dinasti Umayyah


Dinasti Umayyah berkuasa hampir satu abad, tepatnya selama 90 tahun, dengan 14
orang Khalifa. Dimulai dari Muawiyah bin Abu Sufyan dan ditutup oleh Marwah bin
Muhammad. Pada masa Dinasti Umayyah “Muawiyah” mengubah sistem pemerintahan
dari yang sebelumnya Kekhalifahan menjadi sistem kerajaan. Hal ini disebabkan dengan
diberlakukannya perubahan pada sistem dinasti memberikan pengaruh bahwa
pemerintahan akan bersifat monarki, dimana pergantian pemimpin dilakukanberdasarkan
garis keturunan.
Dengan model pemerintahan monarki absolut, yang berhak menjadi khalifa adalah
putra mahkota atau putra saidaranya. Jika tidak ada anak laki-laki, maka yang diangkat
adalah anak perempuan mereka yang tertua 4. Ini menunjukkan ketertutupannya peluang
bagi keturunan lain di luar keturunan Umayyah.
Adapun urutan kekhalifahan Dinasti Umayyah sebagai berikut:
1. Muawiyah 1 bin Abu Sufyan (41-64 H/661-680 M)
2. Yazid 1 bin Muawiyah (60-64 H/680-683 M)
3. Muawiyah II bin Yazid (64-65 H/683-684 M)
4. Marwah I bin Al Hakan (65-66 H/684-685 M)
5. Abdul Malik bin Marwan (66-86H/685-705M)
6. Al-Walid I bin Abdul Malik (86-96 H/705-715 M)
7. Sulaiman bin Abdul Malik (96-99 H/715-717M)
8. Umar bin Abdul Aziz (99-101 H/717-719 M)
9. Yazid II bin Abdul Malik (101-105 H/719-723 M)
10. Hisyam binAbdul Malik (105-125 H/723-743 M)
11. Al Walid II binYazid (125-126 H/743-744 M)
12. Yazid III bin Al Walid (126 H/744 M, 6 Bulan)
13. Ibrahim bin Al Walid (126 H/744 M, 70 Hari)
14. Marwan II bin Muhammad (126-132 H/&44-750 M)
Empat orang Khalifa memegang kekuasaaan sepanjang 70 tahun, yaitu Muawiyah,
Abdul Malik, Al-Walid I dan Hisyam. Sedangkan sepulu khalifa sisanya hanya
memerintah dalam jangka waktu 20 tahun saja.
Muawiyah bin Abu Sufyan pendiri sekaligus pemimpin pertama Dinasti umayyah, ia
4
Fu’adi, Imam. Op.cit. hal 73

5
merupakan Gubernur daerah Syam pada masa Umar bin Khatab. Sejak berkuasanya
Muawiyah, pemerintahan yang sebelumya besifat demokratis berubah menjadi
monarchiheridetis (kerajaan turun temurun). Langkah pertama yang diambil oleh
Muawiyah adalah memindahkan ibu kota pemerintahan islam dari madina ke Damaskus
(Suriah). Muawiyah berkuasa mulai tahun 41 H dan wafat tahun 60 H di damaskus
Karen Sakit dan digantikan oleh putrana, Yazid yang telah ditetapkan sebagai putra
mahkota sebelumnya.
Pada pemerintahan Yazid, banyak tantangan yang harus di hadapinya, antara lain
membereskan pemberontakan kaum Syi’ah yang telah membaiat Husein sepeninggalan
muawiyah. Terjadi perang karbela yang menyebabkan tewasnya Husain, cucu Nabi Saw.
Yazid menghadapi para pemberontaka di mekkah dan Madina dengan keras, yang
menyebabkan dinding ka’bah runtuh di karenakan terkena lemparan manjanik, alat
pelempar batu ke arah lawan. Hal ini menimbulkan kemarahan dari penduduk Mekkah
dan Madhina. Yazid meninggal pada tahun 64 H setetlah memerintah selama 4 tahun dan
digantikan oleh anaknya, Muawiyah II.
Muawiyah II hanya memerintah selama kurang lebih 40 hari dan meletakkan
jabatnnya sebagai khalifa sebleum wafat 3 bulan kemudia. Ia mengalami tekanan jiwa
berat karena tidak sanggup memikul tanggung jawab jabatan khalifa yang besar. Dengan
wafatnya Muawiyah II maka habislah riwayat keturunan Muawiyah dalam
melanggengkan kekuasaan dan berganti dengan ke Bani Marwah5.
Setelah wafatnya Muawiyah II lalu digantikan dengan Marwan bin Hakam,
seseorang yang memegang stempel pada masa kekhalifahan Utsman bin Atfam. Ia
adalah gubernud Madhina pada masa Muawiyah dan sebagai penasihat Yazid di
Damaskus pada masa pemerintahannya. Ketika Muawiyah II wafat dan tidak menunjuk
siapa penggantinya, maka keluarga besar Umayyah menganggkat Marwah sebagai
khalifah. Selama pemerintahnnya, ia berhasil mengalahkan kabila Dahhak bin Qais,
menundukkan Mesir, Palestina, Hijas, dan Irak. Masa pemerintahan Marwah hanya
terjadi selama satu tahun, ia wafat tahun 65 H dan menunjuk anaknya Abdul Malik dan
Abdul Aziz sebagai pengganti sepeninggalannya secara beruntut.
Setelah wafatnya Marwah kekuasaan Bani Umayyah di gantikan oleh putranya
yaituu Abdul Aziz, ie merupakan orang kedua terbesar dalam deretan para Khalifa Bani
Umayyah , Ia juga disebut sebagai pendiri kedua bagi kedaulatan Umayyah. Khalifa
Abdul Malik memerintah paling lama yaitu 21 tahun. Selama pemerintahannya, ia telah
5
Zakriya, Muhammad. op.cit. hal 135

6
berhasil mengembalikan integritas wilayah dan kekuasaan Bani Umayyah dari segala
pengacau negara. Abdul Aziz berhasil memberantas gerakan saparatis Abdullah bin
Zubair di Hijaz, pemberontakan kaum syiah dan Khwarij sampai pada aksis teroro yang
dilakukan oleh al-Mukhtar bin Ubaid al-Saqafi di wilayah Kufa, pemberontakan yang di
pimpin oleh Mush’hab bin Zubair di Irak. Ia juga berhasil menundukkan tentara Romawi
yang sengaja membuat kegoncangan sendi-sendi pemerintahan Umayyah. Khalifa Abdul
Malik wafat tahun86 H dan digantikan oleh putranya yang bernama Al-Walid.
Khalifa al-Walid bin Abdul Malik memerintah selama sepuluh tahu(86-96). Pada
masa pemerintahannya kekayaan dan kemakmuran melimpah ruah. Pada mas ini islam
bahkan mampu melangkah hingga ke sepanyol di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad.
Karena kekayaanya yang melimpah pembangunan seperti gedung-gedung, pabrik, dan
jalan yang dilengkapi dengan sumur untuk para khafila berjalan sangat pesat pada masa
itu. Ia juga membangun masjid al-Amawi yang terkenal hingga masa kini di Damaskus.
Disamping itu ia menggunakan kekayaan negerinya untuk menyantuni para anak yatim
piatu, fakir miskin, dan penderita cacat seperti oarang lumpuh, buta, dan sakit kusta. Al-
Walid bin Abdul Malik wafat pada tahun 96 H dan digantikan oleh adiknya, Sulaiman
sebagaimana wasiat ayahnya.
Pada masa pemerintahan Sulaiman bin Abdul Malik ia tidak sebijak kakanya,
tabiatnya yang tergila-gila terhadap harta sebagaimana ketika ia menginginkan harta
rampasan perang (ghanimah) dari sepanyol yang di bawa oleh Musa bin Nusair, jatuh ke
tangannya, bykan ke tangan kakannya. Ia di benci oleh rakyat karena tabiatnya yang
kurang bijaksana itu. Para pejabat terpecah bela demikianpun masyarakatnya. Orang-
orang yang berjasa di masa pendahulunya disiksa, seperti keluarga Hijas bin Yusuf dan
Muhammad bin Qasim yang menundukkan india. Ia menunjuk Umar bin Abdul Aziz
sebagai penggantinya sebelum mininggal pada tahun 99 H.
Sepeninggalan Khalifa Sulaiman bin Abdul Malik, selanjutnya di gantikan oleh
Umar bin Abdul Aziz, putra dari abdul Aziz. Pada masa pemerintahannya ia berusaha
memperbaiki segala tatanan yang ada di masa kekhalifahannya, seperti menaikkan gaji
untuk para Gubernurnya, memeratakan kemakmuran dengan memberi santunan kepada
fakir miskin, dan mempengaruhi dinas pos. Dia juga menyamakan kedudukan orang-
orang non-Arab dengan orang Arab, ia mngurangi beban pajak dan menghentikan
pembayaran jizayah bagi orang islam baru. Khalifa Umar meninggal tahun 101 H, dan
digantikan oleh oleh Yazid II bin Abdul Malik.
Dinasti Umayyah mulai melemah semenjak sepeninggalan Khalifa Umar bin Abdul

7
Aiz. Pada masa pemerintahan Yazid II bin Abdul Malik (101-105 H) banyak timbul lagi
perselisihan antara kaum Mudhariyah dan Yamania. Pemerintahan Yazid II berlangsung
singkat hal itu mempercepat kemunduduran Dinasti Umayyah.
Setelah itu Yazid II bin Abdul Malik menyerahkan pemerintahan kepada adiknya
Hisyam bin Abdul Malik. Beliau merupakan salah satu Khalifa yang mahsyur , ia sukses
memerintah dalam waktu yang panajang yakni 20 tahun (105-125H). Dalam masa
pemerintahannya terjadi gejolak yang dipelopori kaum Syi’ah yang bersekutu dengan
kaum Abbasiya. Mereka menjadi kuat karena kebijakan yang diterapkan oleh Khalifa
Umar bin Abdul Aiziz yang bertindak lembut kepada semua kelompok. Selain itu dalam
diri keluarga Umayyah terjadi perselisihan tentang putra mahkota yang melemahkan
posisi Umayyah.
Setelah wafatnya Hisyam bin Abdul Malik, terdapat empat Khalifa lagi yang
memerintah hanya dalam waktu tuju tahun, yakni al-Walid bin Yazid II, Yazid III bin
Al-Walid, Ibrahim bin al-Walid, dan Marwan bin Muhammad. yang tersebut terakhir
adalah penguasa Umayyah pengahabisan yang terbunuh di Mesir oleh pasukan Bni
Abbasiya pada tahun 132 H/750 M6
C. Peradaban Budaya pada Masa Dinasti Umayyah
Bani umayyah banyak berjasa dalam pembangngunan peradaban budaya islam pada
masanya, seperti bidang politik (tata pemerintahan), sosial kebudayaan, ekonomi, dan
ilmu pengetahuan
Dalam bidang politik Bani Umayy banyak menyusun sistem pemerintahan yang
baru, untuk memenuhi tuntutan perkembangan wilayah dan administrasi kenegaraan
yang semakin kompleks. Selain majelis penasihat sebagai pendamping, Khalifa bani
Umayyah di bantu oleh beberapa orang Khatib (sekertaris) untuk membantu pelaksanaan
tugasnya, dinantaranya yaitu:
1. Katib al-Rasail, yaitu sekertaris yang bertugas menyelenggarakan administrasi
dan surat menyurat dengan para pembesar setempat.
2. Khatib al-Kharom, yaitu sekertaris yang bertugas menyelenggarakan penerimaan
dan pengeluaran negara.
3. Khatib al-Jundi, yaitu sekertaris yang bertugas menyelenggarakan berbagai hal
yang berkaitan dengan ketentaraan.
4. Khatib al-Syurta, yaitu sekertaris yang bertugas menyelenggarakan pemeliharaan
keamanan dan ketertiban umum.
6
Zakriya, Muhammad. op.cit. hal 140

8
5. Khatib al-Qudat, sekertaris yang bertugas menyelenggarakan tertib
hukummelalui badan-badan peradilan dan hakikat setempat.
Perkembangan ekonomi pada masa Dinasti Umayyah (661-750 M) merupakan salah
satu aspek yang paling menonjol dan penting dalam sejarah Islam. Berikut adalah
beberapa faktor dan perkembangan ekonomi yang terjadi pada masa Dinasti Umayyah:
1. Perdagangan: Dinasti Umayyah mendorong perdagangan internasional melalui
pengembangan infrastruktur seperti jalan raya dan pelabuhan. Hal ini
memungkinkan perdagangan yang lebih besar dengan negara-negara di luar
wilayah kekuasaan Islam.
2. Pertanian: Di bawah pemerintahan Umayyah, pertanian berkembang pesat.
Penanaman tanaman seperti gandum, anggur, zaitun, dan buah-buahan
berkembang di wilayah-wilayah yang subur dan menghasilkan produksi yang
berlimpah.
3. Industri tekstil: Pada masa Dinasti Umayyah, industri tekstil berkembang pesat di
wilayah-wilayah seperti Mesir, Irak, dan Andalusia. Kain sutra, wol, dan kapas
dihasilkan dalam jumlah besar, dan diperdagangkan ke berbagai wilayah di
seluruh dunia.
4. Uang koin: Pemerintah Umayyah mulai mengeluarkan uang koin emas dan perak
sebagai mata uang resmi, yang memudahkan perdagangan dan pertukaran barang.
5. Kehutanan: Pemerintahan Umayyah memperluas penggunaan kayu untuk
membangun rumah, kapal, dan benda-benda lainnya. Mereka juga
memperkenalkan cara-cara baru dalam pengelolaan hutan dan memanfaatkan
kayu secara berkelanjutan.
6. Kredit dan perbankan: Pada masa Dinasti Umayyah, sistem perbankan
berkembang. Para pedagang dan pengusaha dapat meminjam uang dan
mendapatkan kredit dari lembaga keuangan yang dikenal sebagai "sukuk". Sistem
perbankan ini membantu memfasilitasi perdagangan dan investasi.
Perkembangan ekonomi pada masa Dinasti Umayyah menciptakan kemakmuran dan
kesejahteraan bagi masyarakat, dan memperkuat posisi Islam dalam perdagangan
internasional. Namun, kemakmuran ini juga menyebabkan ketimpangan sosial dan
ekonomi antara kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat, dan menjadi faktor
yang menyebabkan ketegangan politik.
Dalam bidang sosial budaya, bani umayya telah membuka kontak hubungan dengan
negara-negara muslim (Arab) dengan negeri-negeri taklukanya yang terkenel memiliki

9
tradisi yang luhur seperti Persia, Mesir Eropa dan sebaginay. Dari hubungan tersebut
melahirkan kreativitas baru yang menajubkan dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan.
Dalam bidang seni, terutama seni bangunan (arsitektur) Bani Umayyah mencatat suatu
pencapaian yang gemilang seperti Dome of the Rock (Qubah al-Shakhra) di Yerusalem
yang menjadi monumen terbaik hingga kini yang tak henti-hentinya dikagumi oleh
semua orang. Perhatian terhadap seni sastrapun meningkat pada masa ini, terbukti
dengan lahirnya tokoh-tokoh besar seperti al-Ahthal, Farazdag, dan lain-lain.
Dalam bidang peradaban ilmu pengetahuan, terdapat kemajuan pada maa Dinasti
Umayyah. Dinasti Umayyah telah menemukan jalan yang luas ke arah pengembangan
dan perluasan berbagai bidang ilmu pengetahuan, dengan bahasa Arab sebagai media
utamanya. Beberapa kemajuan dalam bidang ilmau pengetahuan antara lain, sebagai
berikut:
1) Pengembangan bahasa Arab
Para penguasa Dinasti Umayyah telah menjadikan islam sebagai Daulah
(negara), kemudian untuk memperkuat kekuasaanya dikembangkanlah bahasa
Arab dalam wilayah kerajaan Ialam. Uapay tersebut dilakukan dengan
menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi dalam tata usaha Negara dan
pemerintahan dan pemerintahan, sehingga dalam pembukuan dan surat menyurat
harus menggunakan bahas Arab, yang sebelumnya menggunakan bahasa
Romawi, atau persia di daerah-daerah bekas jajahan mereka dan di persia itu
sendiri.
2) Marbad Kota Pusat Kegiatan Ilmu
Dinasti Umayyah juga mendirikan sebuah kota kecil sebagi pusat kegiatan ilmu
pengetahuan dan kebudayaan. Pusat kegiatan ilmu dan kebudayaan itu
dinamakan Marbad, kota stelit dari damaskus. Di kota Marbad inilah berkumpul
para pujangga, filusuf, ulama, penyair, dan cendikiawan lainnya, sehingga kota
ini di beri gelar ukasnya islam.
3) Ilmu Qiroat
Ilmu Qiroat adlah ilmu seni baca AL-Quran, pengembangan ilmu Qiroat menjadi
cabang ilmu syariat yang sagat penting pada masa Dinasti Umayyah.
4) Ilmu Tafsir
Untuk memahami al-Quran sebagai kitab suci, diperlukan interprestasi
pemahaman secara komprehensif. Minat menafsirkan al-Quran di kalangan umat
islam semakin meningkat.

10
5) Ilmu Hadis
Ketika kaum muslim telah berusaha memahami al-Quran, ternyata ada satu hal
yang mereka butuhkan, yaitu ucapan-ucapan nabi Saw, yang dinamakan hadist.
Oleh karena itu timbullah usaha untuk mengumpulkan hadist, menyelidiki asal-
usulnya, sehingga akhirnya menjadi suatu ilmu yang beridiri sendiri yang
dinakan ilmu hadist.
6) Ilmu fiqh
Al-Quran sebagai sumber ilmu islam, dan pada zaman ini ilmu fiqh telah menjadi
satu cabang ilmu yang berdiri sendiri.
7) Ilmu Nahwu
Pada masa Dinasti Umayyah karena wilayah berkembanga secara luas,
khususnya ke wilayah di luar Arab, maka ilmu Nahwu sangay di butuhkan. Hal
itu disebabkan pula karena bertambahnya orang-orang non-Arab yang masuk
islam oleh karena itu ilmu nahwu berkembang sebagai salah satu cabang ilmu
penting untuk mempelajari berbagai ilmu agama islam.
8) Ilmu Geografi dan Tarikh
Pada masa Dinasti Umayyah ilmu Geografi telah berkembang menjadi ilmu
tersendiri. Demikian pula ilmu tarikh (ilmu sejarah) baik sejarah umum maupun
sejarah islam pada khususnya. Adanya pengaruh dakwa islam kedaerah-daerah
baru yang luas dan jauh menimbulkan ghirah untuk mengarang ilmu geografi
begitu juga dnegan tarikh. Ilmu Geografi dan tharik lahir pada masa dinasti
umayyah, barulah berkembanga menjadi suatu ilmu yang betul-betul berdiri
sendiri pada masa itu.
9) Usaha Penerjemahan
Untuk kepentingan pembinaan dakwa islamiyah, pada masa Dinasti Umayyah
dimulai penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dari bahasa lain kedalam
bahasa Arab.

D. Kejayaan dinasti Umayyah


Kejayaan Dinasti Umayyah ditandai dengan pencapaian ekspansinya yang sangat
luas, Langkah ekspansi ini menunjukkan stabilitas politik Umayyah yang cukup mapan.
Ekspansi masa dinasti Umayyah merupakan kelanjutan dari perluasan yang telah di
capai pada masa Khulaa al-Rasyidin pada masa itu sempat terhenti disebabkan oleh

11
konflik dan kekacauan di kalangan umat muslim7.
Secara umum, penaklukan pemerintahan Bani Umayyah meliputi tiga wilayah,
pertama, wilayah Barat, melawan pasukan Romawi. Penaklukan ini sampai dengan
penaklukan Konstatinopel dan beberapa kepulauan di laut tengah. Kedua, wilayah afrika
Utara penaklukan ini sampai ke samudra Atlantik dan menyebar ke Gunung Thariq
hingga ke sepanyol. Ketiga, wilayah Timur, penaklukan ini sampai ke sebelah timur
Irak, kemudia meluas kewilayah Turkistan di utara, serta ke wilayah Sindh di bagian
selatan.
Ekspansi Bani Umayya pada masa kepemimpinan Muawiyah berhasil menaklukkan
tunis, Khurasan sampai ke sungai Oxus serta afganistan sampai Kbaul, dan angkatan laut
Muawiyah berhasil menyeranga Konstatinopel (ibu kota Bizantium). Ekaspansi ini
kemudian di lanjutkan oleh Khalifa Abdul Malik. Ia berhasil menundukkan Balkh,
Bukhara, Khawarizm, Fergana, Samarkand, dan bahkan sampai ke India dengan
menguasai Balukhistan, Sind, dan daerah punjab sampai ke Malthan.
Bani Umayyah mencapai masa keemasan pada masa pemerintahan Khalifah Al-
Walid I atau Al-Walid bin Abdul Malik yang memimpin pada tahun 705-715 masehi.
Pada masanya, pembangunan tidak hanya difokuskan pada perluasan wilayah, tetapi juga
membangun jalan raya, pabrik, gedung, masjid, dan panti asuhan. Berbagai kemajuan
telah diperoleh pada masa dinasti ini dalam bidang administrasi misalnya, telah
terbentuk berbagai lembaga administrasi pemerintahan yang mendukung tambuk
pimpinan dinasti Umayyah. Banyak terjadi kebijaksanaan yang dilakukan pada masa
ini, di antaranya; 1) Pemisahan kekuasaan;p 2) Pembagian wilayah; 3) Bidang
administrasi pemerintahan; 4) Organisasi keuangan; 5) Organisasi keteraturan; 6)
Organisasi kehakiman; 7) Sosial dan budaya; 8) Bidang seni dan sastra; 9) Bidang seni
Rupa; 10) Bidang Arsitektur.
Dalam bidang ekonomi, Perdagangan dan perekonomian berkembang pesat pada
masa Dinasti Umayyah. Dalam pemerintahan Umayyah, perdagangan diperluas dengan
pembangunan infrastruktur seperti jalan raya dan jembatan. Kemajuan ekonomi juga
disebabkan oleh peningkatan pertanian dan industri tekstil.
pemerintah dinasti Umayyah juga menaruh perhatian dalam bidang pendidikan.
Memberikan dorongan yang kuat terhadap dunia pendidikan dengan menyediakan sarana
dan prasarana. Hal ini dilakukan agar para ilmuan, para seniman, dan para ulama mau
melakukan pengembangan bidang ilmu yang dikuasainya serta mampu melakukan
7
Fuadi, Imam. op.cit. hal 74

12
kaderisasi ilmu. Di antara ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa ini; 1) Ilmu
agama; 2) Ilmu sejarah dan geografi; 3) Ilmu pengetahuan bidang bahasa; dan 4) Bidang
Filsafat.

E. Kemunduran Dinasti Umayyah


Kekuasaan dinasti Umayyah mengalami kehancuran pada masa kepemimpinan
khalifah Walid bin Yazid karena terjadi peperangan yang dilakukan oleh bani Abbas
yang terjadi pada tahun 132 H atau 750M. Kemunduran Dinasti Umayyah dapat
diketahui secara jelas dari dinamika politiknya. Faktor mendasar yang menjadi penyebab
runtuhnya daulah Umayyah adalah rapuhnya ikatan kekeluargaan Bani Umayyah dan
pemberontakan-pemberontakan yang terjadi akibat dari kebijakan Dinasti
kepemimpinannya. Selain itu kehidupan para khalifahnya juga banyak yang melampaui
batas. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran Dinasti
Umayyah antara lain sebagai berikut.
1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru bagi
tradisi Arab yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas
sehingga mengakibatkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di antara
keluarga istana.
2. Latar belakang Dinasti Umayyah tidak bisa dilepaskan dari konflik-konflik
politik yang terjadi dimasa Ali bin Abi Thalib. Sisa-sisa Syiah dan Khawarij
terus menjadi gerakan oposisi baik secara terbuka seperti di masa awal dan akhir
maupun secara tersembunyi seperti di masa-masa pertengahan kekuasaan Bani
Umayyah. Penumpasan terhadap gerakan ini tentunya menyedot kekuatan
pemerintahan yang secara tidak langsung menguntungkan mereka yang ingin
meruntuhkan kekuasaan Umayyah
3. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabian
Utara (Bani Qais) dan Arab Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak sebelum
islam semakin meruncing perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani
Umayyah kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Disamping itu,
sebagian besar golongan timur lainnya merasa tidak puas karena status mawali
itu menggambarkan suatu inferioritas di tambah dengan keangkuhan bangsa Arab
yang diperhatikan pada masa Dinasti Umayyah.
4. Figur khalifah yang lemah. hal ini berkaitan dengan segi kemampuannya dalam
mengelola negara maupun gaya hidup mewah khalifahnya yang terkadang

13
berlebihan dan melampaui batas, hidupnya serba mewah sehingga menyeretnya
kepada kemerosotan moral.
5. Penyebab Langsung runtuhnya dinasti Umayyah adalah munculnya kekuatan
baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas bin Abdul Mutholib. Gerakan ini
mendapat dukungan penuh dengan Bani Hasyim dan golonganSyi’ah, dan kaum
Mawali yang merasa di kelasduakan oleh pemerintah Bani Umayyah.
Sebab-sebab di atas merupana faktor yang tidak dapat di inggkari pengaruhnya
dalam melemahnya kekuasaan Dinasti Umayyah. Akan tetapi faktor yang paling
menonjol dan paling mendasari dari kenhancuran Bani Umayyah adalah berkorbannya
perselisihan di antara para personil bani Umayyah tentang siapa yang berhak menjadin
khalifa, sehingga akhirnya mengakibatkan keruntuhan Dinasti Umayyah, disusul dengan
berdidirnya kekuasaan orang-orang Bani Abassiya yang terus memerangi orang-orang
Bani Umayyah hingga berhasi membunuh Marwah bin Muhammad di sebuah Desa
bernama Abusir, Mesir. Ketika pasukan Bani Umayyah terkepung di wilayah Wasiht
(Irak) mengetahui berita terbunuhnya Marwah, mereka menyerah kepada Bani
Abassiyah dan patuh kepada mereka. Dengan demikian hilanglah kesultanan Bani
Umayyah dan berpindah kepada Bani Abbasiyah.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada masa Dinasti Umayyah (661-750 M), peradaban Islam mengalami
perkembangan yang signifikan terutama dalam bidang politik, ekonomi, dan budaya.
Berikut adalah beberapa kesimpulan mengenai peradaban Islam pada masa Dinasti
Umayyah.
Pemerintahan sentralisasi, Pada masa Dinasti Umayyah, sistem pemerintahan
Islam mengalami perubahan signifikan dari sistem khalifah yang dipimpin oleh para
sahabat Nabi Muhammad menjadi sistem pemerintahan yang lebih sentralistik dan
berkuasa absolut di tangan khalifah.
Ekspansi wilayah yang luas, Selama masa Dinasti Umayyah, wilayah kekuasaan
Islam berkembang pesat melalui serangkaian kampanye militer yang sukses di berbagai
wilayah seperti Afrika Utara, Spanyol, Persia, dan India.
Perkembangan ekonomi, Perdagangan dan perekonomian berkembang pesat pada
masa Dinasti Umayyah. Dalam pemerintahan Umayyah, perdagangan diperluas dengan
pembangunan infrastruktur seperti jalan raya dan jembatan. Kemajuan ekonomi juga
disebabkan oleh peningkatan pertanian dan industri tekstil.
Perkembangan budaya: Kehidupan budaya Islam pada masa Dinasti Umayyah
beragam dan meriah, dengan seni dan arsitektur mencapai puncaknya. Selain itu,
kesusastraan dan ilmu pengetahuan juga berkembang pesat pada masa tersebut.
Ketegangan politik, Meskipun masa Dinasti Umayyah mencatat kemajuan di
berbagai bidang, tetapi juga terdapat ketegangan politik antara kelompok penguasa dan
kelompok oposisi, seperti pemberontakan yang dipimpin oleh kelompok-kelompok
seperti Abbasid dan Khawarij.
Secara keseluruhan, Dinasti Umayyah memberikan kontribusi besar dalam
perkembangan peradaban Islam, terutama dalam bidang politik, ekonomi, dan budaya.
Namun, ada juga ketegangan politik yang menyertainya, yang menyebabkan
kemerosotan kekuasaan Dinasti Umayyah pada akhirnya.

15
B. Saran
Dalam penulisan makalah sejarah dibutuhkan sumber informasi yang jelas agar
nantinya tidak ada kekliruan dalam penulisan sejarah. Karena hal ini sering kali terjadi
dalam penulisan-penulisan sejarah karena tidak didukung sumber yang kuat. Maka dari
itu kami membutuhkan saran dari ibu dosen dan teman-teman dalam penulisan makalah
kami, agar kami dapat mempernaiki kekeliruan yang ada.

16
Daftar Pustaka

Zakriya, Muhammad. 2018. Sejarah Peradaban Islam Pra-Kenabian Hingga Islam Di


Indonesia. Malang: Madina media
Fu’adi, Imam. 2011. Sejarah Peradapan Islam. Yogyakarta: Teras
Syalabi, A. 2023. Sejarah Dan Kebudayaan Islam. Jakarta: PT. Pustaka Al Husna Baru
Muzammil, Achmad. Refleksi Sejarah Islam Dinasti Umayyah Dari Arabisasi Hingga
Pengembangan. Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam. 2723-0015.
Usri. 2022. Pembaruan Sistem Pemerintah Pada Dinasti Umayyah Dan Pengaruhnya
Terhadap Peradapan Islam. Al. Mutsla. 2715-5420.
Rahmadi, Fuji. 2018. Dinasti Umayyah Kajian Sejarah Dan Kemajuan. Al-Hadi.

17

Anda mungkin juga menyukai