DOSEN PEMBIMBING
Azibur Rahman, M.Ag
DISUSUN OLEH
Choirotun Nisak
2022190260019
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah Ta’ala yang telah
Makalah dengan judul Masa Keemasan Islam di Masa Dinasti Abbasiyah ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam yang dibimbing
oleh Bapak Azibur Rahman, M.Ag. Dengan bimbingan dan semangat beliau kami dapat
menuliskan makalah ini. Tak hanya itu, makalah ini juga untuk khalayak ramai sebagai
bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Namun, kami menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah
sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai
penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca
makalah ini terutama Dosen Pembimbing Mata Kuliah Sejarah Kebudayaan Islam yang
kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan………………………………………………………………………..10
B. Saran………………………………………………………………………………10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perspektif sejarah, pendidikan Islam pernah mengalami masa kejayaan.
Masa kejayaan pendidikan Islam merupakan satu periode dimana pendidikan Islam
berkembang pesat yang ditandai dengan berkembangnya lembaga pendidikan Islam dan
madrasah (sekolah-sekolah) formal serta universitas-universitas dalam berbagai pusat
kebudayaan Islam. Lembaga-lembaga pendidikan sangat dominan pengaruhnya dalam
membentuk pola kehidupan dan pola budaya umat Islam.
Berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang melalui lembaga pendidikan itu
menghasilkan pembentukan dan pengembangan berbagai macam aspek budaya umat
Islam. Pada masa kejayaan ini, pendidikan Islam merupakan jawaban terhadap
tantangan perkembangan dan kemajuan kebudayaan Islam. kebudayaan Islam telah
berkembang dengan cepat sehingga mengungguli dan bahkan menjadi puncak budaya
umat manusia pada masa itu.
Bila ditelisik ke belakang, Peradaban Islam mulai dibangun oleh Nabi
Muhammad, ketika berhasil merumuskan piagam Madinah. Kemudian dilanjutkan oleh
Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, Umar bin Khatab, Ustman bin Affan dan Ali bin Abi
Thalib) sistem yang dikembangkan pada saat itu adalah sistem demokrasi, dimana
pucuk pimpinan dipilih musyawarah oleh beberapa orang yang ditunjuk oleh kaum
muslimin atau khalifah sebelumnya. Pada masa itu umat islam telah mencapai pusat
kemuliaan. Baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, peradaban dan kekuasaan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dinasti Abbasiyah?
2. Bagaimana pemerintahan pada masa dinasti Abbasiyah?
3. Kemajuan apa saja yang telah diperoleh dinasti Abbasiyah?
4. Apa sebab kemunduran dinasti Abbasiyah?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk Mengetahui sejarah dinasti Abbasiyah
3. Untuk Mengetahui Kemajuan apa saja yang telah diperoleh dinasti Abbasiyah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Abbasiyah ini diambil dari nenek moyangnya Al Abbas bin ‘Abdul Mutalib bin
Hasyim, paman Rasulullah. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abu Al Abbas As Saffah
dan sekaligus sebagai khalifah pertama. As Saffah artinya sang penumpah darah, yang
kemudian menjadi julukannya. Julukan itu merupakan pertanda buruk karena dinasti
yang baru muncul ini mengisyaratkan bahwa mereka lebih mengutamakan kekuatan
dalam menjalankan kebajikannya. Dari 750 M hingga 1258 M, penerus Abu Al Abbas
memegang pemerintahan meskipun mereka tidak selalu berkuasa. Orang Abbasiyah
mengklaim dirinya sebagai pengusung konsep sejati kekhalifahan, yaitu gagasan negara
teokrasi, yang menggantikan pemerintahan sekuler (mulk) dinasti Umayyah.
Abu Ja’far, yang mendapat julukan Al Manshur adalah khalifah terbesar dinasti
Abbasiyah, meskipun bukan seorang muslim yang saleh. Dialah sebenarnya, bukan As
Saffah, yang benar-benar membangun dinasti baru itu. Seluruh khalifah yang berjumlah
35 orang berasal dari garis keturunannya.
3
Kekuasaan dinasti Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu yang panjang,
yaitu selama lima abad. Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan
berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial dan budaya. Berdasarkan
perubahan pola pemerintahan dan politik itu, para sejarawan biasanya membagi masa
pemerintah Bani Abbasiyah menjadi lima periode.
1. Periode pertama (132 H/750 M s/d 232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia
Pertama.
2. Periode kedua (232 H/847 M s/d 334 H/945 M), disebut periode pengaruh Turki
pertama.
3. Periode ketiga (334 H/945 M s/d 447 H/1105 M), masa kekuasaan dinasti Buwaihi
dalam pemerintah Khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut pengaruh periode kedua.
4. Periode keempat (447 H/1105 M s/d 590 H/1195 M), masa kekuasaan dinasti Saljuk
yang biasa disebut dengan masa pengaruh Turki kedua.
5. Periode kelima (590 H/1195 M s/d 656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari pegaruh
dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di Baghdad.
Dinasti Abbasiyah, seperti halnya dengan dinasti lain dalam sejarah Islam,
mencapai masa kejayaan politik dan intelektual mereka setelah didirikan. Kekhalifahan
Baghdad yang didirikan oleh As Saffah dan Al Manshur mencapai masa keemasannya
antara masa khalifah ketiga, Al Mahdi dan khalifah kesembilan, Al Wastiq, dan lebih
khusus lagi pada masa Harun Ar Rasyid dan anaknya, Al Ma’mun. Hal ini karena pada
masa kedua khalifah yang hebat itulah, dinasti Abbasiyah memiliki kesan baik dalam
ingatan politik, dan menjadi dinasti paling terkenal dalam sejarah Islam. Seorang
penulis antologi, Ats Tsa’alabi menyatakan, dari para khalifah Abbasiyah, “Sang
Pembuka” adalah Al Manshur, “Sang Penengah” adalah Al Ma’mun, dan “Sang
Penutup” adalah Al Mu’tadhid adalah benar.
4
keputusan akhir dalam semua urusan pemerintah. Dalam melaksanakan fungsi dan tugas
pemerintahnya khalifah Baghdad mengikuti pola administrasi persia. Penolakan
masyarakat terhadap pemerintah sekuler Umayyah dimanfaatkan Abbasiyah dengan
menampilkan diri sebagai pemerintahan imamah, yang menekankan karakteristik dan
kewajiban religius.
Ada beberapa biro dalam pemerintahan Abbasiyah, biro pajak, biro arsib
menagani semua surat-surat resmi, dokumen politik serta instruksi dan ketetapan
khalifah, dewan penyelidik atau semacam pengadilan tingkat banding pengadilan tinggi,
departemen kepolisian dan pos.
Kekuatan militer dinasti Abbasiyah terdiri atas pasukan infantri yang bersenjata
tembok, pedang dan persisai, pasukan panah dan pasukan kavaleri yang mengenakan
pelindung kepala dan dada serta bersenjatakan tembok panjang. Peradaban dan
kebudayaan islam tumbuh karean dinasti Abbasiyah lebih menekankan pembinaan
peradaban dan kebudayaan islam dari pada pelunasan wilayah.
Dunia Islam pada waktu itu dalam keadaan maju, jaya, makmur, sebaliknya,
dunia Barat masih dalam keadaan gelap gulita dan primitif. Dunia Islam telah sibuk
mengadakan penyelidikan di laboratorium dan observator, dunia Barat masih dengan
jampi-jampi dan dewa-dewa. Hal ini disebabkan agama yang dibawa oleh Nabi
Muhammad telah menimbulkan dorongan untuk menumbuhkan suatu kebudayaan baru
yakni kebudayaan Islam.
5
Dalam sejarah pemerintahan Bani Abbasiyah tercatat ada 38 khalifah yang
menjabat, salah satu diantranya yaitu Khalifah Al Wastiq. Pada pemerintahan dinasti
Abbasiyah di atas, masa keemasan hanya berlangsung sampai khalifah Al Wastiq. Para
khalifah benar-benar tokoh yang sangat kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik
dan agama sekaligus. Kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini
juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan
dalam Islam. Namun, setelah periode ini berakhir, pemerintah bani Abbasiyah mulai
menurun dalam bidang politik, meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan terus
berkembang.
Dalam kemajuan ilmu pengetahuan sosial budaya yang ada pada masa
kekhalifahan dinasti Abbasiyah adalah seni bangunan dan arsitektur, baik untuk
bangunan istana, masjid, bangunan kota dan lain sebagainya. Seni asitektur yang
dipakai dalam pembangunan istana dan kota-kota, seperti pada istana Qashrul Dzahabi,
dan Qashrul Khuldi, sementara bangunan kota seperti pembangunan kota Baghdad,
Samarra dan lain-lainnya.
6
Kemajuan juga terjadi pada bidang sastra bahasa dan seni musik. Pada masa
inilah lahir seorang sastrawan dan budayawan terkenal, seperti Abu Nawas, Abu
Athahiyah, Al Mutanabby, Abdullah bin Muqaffa dan lain-lainnya. Karya buah pikiran
mereka masih dapat dibaca hingga kini, seperti kitab Kalilah wa Dimna dan lain
sebagainya. Sementara tokoh terkenal dalam bidang musik yang kini karyanya juga
masih dipakai adalah Yunus bin Sulaiman, Khalil bin Ahmad, pencipta teori musik
Islam, Al farabi dan lain-lainnya.
7
Dengan demikian, banyak bermunculan banyak ahli dalam bidang ilmu
pengetahaun, seperti Filsafat,filusuf yang terkenal saat itu antara lain adalah Al Kindi
(185-260 H/ 801-873 M). Abu Nasr al-faraby, (258-339 H / 870-950 M) dan lain-lain.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban islam juga terjadi pada bidangilmu sejarah,
ilmu bumi, astronomi dan sebagainya. Diantara sejarawan muslim yang pertama yang
terkenal yang hidup pada masa ini adalah Muhammad bin Ishaq (152 H / 768 M)
4. BIDANG KEAGAMAAN
8
perhatian pemerintahan Abbasiyah terpecah belah untuk menghadapi tentara Salib,
sehingga memunculkan kelemahan-kelemahan. Kedua, serangan tentara Mongol ke
wilayah kekuasaan Islam menyebabkan kekuatan Islam menjadi lemah.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dinasti Abbasyiah merupakan masa pemerintahan umat Islam yang merupakan
masa keemasan dan kejayaan dari peradaban uumat islam yang pernah ada. Pada masa
dinasti Abbasyiah kekayaan negara melimpah dan kesejahteraan rakyat sangat tinggi.
Pusat peradaban islam mengalami kemajuan yang pesat sehingga pada masa ini banyak
muncul para tokoh ilmuan dari kalangan umat Islam, baik itu dalam bidang agama,
bidang umum dan bidang ekonomi dan juga melahirkan tokoh-tokoh dibidang ilmu
masing-masing. Pada masa pemerintahan khalifah Harun Al-Rasyid kesejahteraan umat
Islam sangat terjamin, karena pada masa inilah puncak dari kajayaan dinasti Abbasyiah
pembangunan dilakukan dimana-mana.
B. Saran
Demikianlah makalah ini penulis susun. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca, karena penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam susunan makalah
ini. Atas kritik dan sarannya penulis ucapkan terima kasih.
10
DAFTAR PUSTAKA
Badri Yatim, Sejarah Peradan Islam, Dirasah Islamiyah II, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2006.
Muzhiat, Aris. Historiografi Arab Pra Islam. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ali As-Salus, Imamah & Khalifah, Jakarta: Gema Insani Press, 1997.
Akram Dhiyaudi Umari, Masyarakat Madani Tinjauan Historis Kehidupan Zaman Nabi,
Jakarta: Gema Insani Press, 1999.
11