Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MASA KEEMASAN ISLAM DI MASA DINASTI ABBASIYAH

DOSEN PEMBIMBING
Azibur Rahman, M.Ag

DISUSUN OLEH
Choirotun Nisak
2022190260019

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-AKBAR
SURABAYA
2022-2023
KATA PENGANTAR

Assalamualikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah Ta’ala yang telah

memberikan limpahan Rahmat, Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat


menyelesaikan penyusunan makalah ini. Salawat serta salam tak lupa kita curahkan
kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah menunjukan jalan
kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.

Makalah dengan judul Masa Keemasan Islam di Masa Dinasti Abbasiyah ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam yang dibimbing
oleh Bapak Azibur Rahman, M.Ag. Dengan bimbingan dan semangat beliau kami dapat
menuliskan makalah ini. Tak hanya itu, makalah ini juga untuk khalayak ramai sebagai
bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.

Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Namun, kami menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah
sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai
penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca
makalah ini terutama Dosen Pembimbing Mata Kuliah Sejarah Kebudayaan Islam yang
kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.

Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh

Penulis,

Lamongan,10 Maret 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .……………………………………………………….……1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………..2

C. Tujuan Makalah …………………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Dinasti Abbasiyah …………………………………...………………………….3

B. Pemerintahan pada Masa Dinasti Abbasiyah……………………….…………………….…4

C. Kemajuan pada Masa dinasti Abbasiyah…………………………………………..…….….6

D. Kemunduran Dinasti Abbasiyah …………………...…………………………….…8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………..10

B. Saran………………………………………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA .………………………………………………………………13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perspektif sejarah, pendidikan Islam pernah mengalami masa kejayaan.
Masa kejayaan pendidikan Islam merupakan satu periode dimana pendidikan Islam
berkembang pesat yang ditandai dengan berkembangnya lembaga pendidikan Islam dan
madrasah (sekolah-sekolah) formal serta universitas-universitas dalam berbagai pusat
kebudayaan Islam. Lembaga-lembaga pendidikan sangat dominan pengaruhnya dalam
membentuk pola kehidupan dan pola budaya umat Islam.
Berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang melalui lembaga pendidikan itu
menghasilkan pembentukan dan pengembangan berbagai macam aspek budaya umat
Islam. Pada masa kejayaan ini, pendidikan Islam merupakan jawaban terhadap
tantangan perkembangan dan kemajuan kebudayaan Islam. kebudayaan Islam telah
berkembang dengan cepat sehingga mengungguli dan bahkan menjadi puncak budaya
umat manusia pada masa itu.
Bila ditelisik ke belakang, Peradaban Islam mulai dibangun oleh Nabi
Muhammad, ketika berhasil merumuskan piagam Madinah. Kemudian dilanjutkan oleh
Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, Umar bin Khatab, Ustman bin Affan dan Ali bin Abi
Thalib) sistem yang dikembangkan pada saat itu adalah sistem demokrasi, dimana
pucuk pimpinan dipilih musyawarah oleh beberapa orang yang ditunjuk oleh kaum
muslimin atau khalifah sebelumnya. Pada masa itu umat islam telah mencapai pusat
kemuliaan. Baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, peradaban dan kekuasaan.

Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti islam yang paling berhasil dalam


mengembangkan peradaban islam. Pemerintah dinasti ini sangat peduli dalam upaya
pengembangan fasilitas untuk kepentingan tersebut, pengembangan pusa-pusat riset dan
terjemah seperti baitul hikam, majelis munadzarah, dan pusat studi lainnya.

Tak heran jika dinasti ini dikenang sebagai dinasti yangmembawa


peran penting dalam peradaban agama Islam. Dalam makalah ini akan dibahas tentang
sejarah berdirinya Abbasiyah, pemerintah dinasti Abbasiyah, masa kejayaan dinasti
Abbasiyah.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dinasti Abbasiyah?
2. Bagaimana pemerintahan pada masa dinasti Abbasiyah?
3. Kemajuan apa saja yang telah diperoleh dinasti Abbasiyah?
4. Apa sebab kemunduran dinasti Abbasiyah?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk Mengetahui sejarah dinasti Abbasiyah

2. Untuk Mengetahui pemerintahan pada masa dinasti Abbasiyah

3. Untuk Mengetahui Kemajuan apa saja yang telah diperoleh dinasti Abbasiyah

4. Untuk Mengetahui sebab kemunduran dinasti Abbasiyah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Dinasti Abbasiyah


Setelah Dinasti Umayyah runtuh, pada tahun 1300 Hijriyah, mulailah Abu Al
Abbasiyah bergelar As Saffah mendirikan negara lslam di Khurasan yang merupakan
batu pertama berdirinya Khilafah lslamiyah terbesar, yaitu Dinasti Abbasiyah.
Karakteristik pemerintahan yang diwarnai corak keislaman tersebut menorehkan
prestasi luar biasa yang dicatat oleh tinta emas sepanjang sejarah manusia.

Abbasiyah ini diambil dari nenek moyangnya Al Abbas bin ‘Abdul Mutalib bin
Hasyim, paman Rasulullah. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abu Al Abbas As Saffah
dan sekaligus sebagai khalifah pertama. As Saffah artinya sang penumpah darah, yang
kemudian menjadi julukannya. Julukan itu merupakan pertanda buruk karena dinasti
yang baru muncul ini mengisyaratkan bahwa mereka lebih mengutamakan kekuatan
dalam menjalankan kebajikannya. Dari 750 M hingga 1258 M, penerus Abu Al Abbas
memegang pemerintahan meskipun mereka tidak selalu berkuasa. Orang Abbasiyah
mengklaim dirinya sebagai pengusung konsep sejati kekhalifahan, yaitu gagasan negara
teokrasi, yang menggantikan pemerintahan sekuler (mulk) dinasti Umayyah.

Sebagai ciri khas keagamaan dalam istana kerajaannya, dalam berbagai


kesempatan seremonial, seperti ketika dinobatkan sebagai khalifah dan pada shalat
Jum’at, khalifah mengenakan jubah (burdah) yang pernah dikenakan oleh saudara
sepupunya, Nabi Muhammad. Akan tetapi, masa pemerintahannya begitu singkat. As
Saffah meninggal karena penyakit cacar air keika berusia 30 tahun.

Abu Ja’far, yang mendapat julukan Al Manshur adalah khalifah terbesar dinasti
Abbasiyah, meskipun bukan seorang muslim yang saleh. Dialah sebenarnya, bukan As
Saffah, yang benar-benar membangun dinasti baru itu. Seluruh khalifah yang berjumlah
35 orang berasal dari garis keturunannya.

3
Kekuasaan dinasti Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu yang panjang,
yaitu selama lima abad. Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan
berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial dan budaya. Berdasarkan
perubahan pola pemerintahan dan politik itu, para sejarawan biasanya membagi masa
pemerintah Bani Abbasiyah menjadi lima periode.

1. Periode pertama (132 H/750 M s/d 232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia
Pertama.

2. Periode kedua (232 H/847 M s/d 334 H/945 M), disebut periode pengaruh Turki
pertama.

3. Periode ketiga (334 H/945 M s/d 447 H/1105 M), masa kekuasaan dinasti Buwaihi
dalam pemerintah Khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut pengaruh periode kedua.

4. Periode keempat (447 H/1105 M s/d 590 H/1195 M), masa kekuasaan dinasti Saljuk
yang biasa disebut dengan masa pengaruh Turki kedua.

5. Periode kelima (590 H/1195 M s/d 656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari pegaruh
dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di Baghdad.

Dinasti Abbasiyah, seperti halnya dengan dinasti lain dalam sejarah Islam,
mencapai masa kejayaan politik dan intelektual mereka setelah didirikan. Kekhalifahan
Baghdad yang didirikan oleh As Saffah dan Al Manshur mencapai masa keemasannya
antara masa khalifah ketiga, Al Mahdi dan khalifah kesembilan, Al Wastiq, dan lebih
khusus lagi pada masa Harun Ar Rasyid dan anaknya, Al Ma’mun. Hal ini karena pada
masa kedua khalifah yang hebat itulah, dinasti Abbasiyah memiliki kesan baik dalam
ingatan politik, dan menjadi dinasti paling terkenal dalam sejarah Islam. Seorang
penulis antologi, Ats Tsa’alabi menyatakan, dari para khalifah Abbasiyah, “Sang
Pembuka” adalah Al Manshur, “Sang Penengah” adalah Al Ma’mun, dan “Sang
Penutup” adalah Al Mu’tadhid adalah benar.

B. Pemerintahan pada Masa Dinasti Abbasiyah


Dalam pemerintahan dinasti Abbasiyah, kepala negara adalah khalifah, yang
setidaknya dalam teori memegang semua kekuasaan. Ia dapat melimpahkan otoritas
sipilnya kepada seorang wazir, otoritas pengadilan kepada seorang hakim (qadhi), dan
otoritas militer kepada seorang jendral (amir), namun khalifah tetap menjadi pengambil

4
keputusan akhir dalam semua urusan pemerintah. Dalam melaksanakan fungsi dan tugas
pemerintahnya khalifah Baghdad mengikuti pola administrasi persia. Penolakan
masyarakat terhadap pemerintah sekuler Umayyah dimanfaatkan Abbasiyah dengan
menampilkan diri sebagai pemerintahan imamah, yang menekankan karakteristik dan
kewajiban religius.

Pemerintah kepemimpinan secara turun-menurun seperti yang dilakukan pada


masa Umayyah yang diikuti oleh dinasti Abbasiyah, beserta dampak buruknya. Khalifah
yang sedang berkuasa akan menunjuk penggantinya seorang anak, atau saudaranya yang
menurutnya paling tepat. Khalifah dibantu oleh pejabat rumah tangga istana yang
bertugas memperkenalkan utusan dan pejabat yang akan mengunjungi khalifah. Ada
juga seorang eksekutor yang menjadi tokoh penting istana yang bertugas dibawah tanah
istana, yakni tempat penyiksaan.

Ada beberapa biro dalam pemerintahan Abbasiyah, biro pajak, biro arsib
menagani semua surat-surat resmi, dokumen politik serta instruksi dan ketetapan
khalifah, dewan penyelidik atau semacam pengadilan tingkat banding pengadilan tinggi,
departemen kepolisian dan pos.

Kekuatan militer dinasti Abbasiyah terdiri atas pasukan infantri yang bersenjata
tembok, pedang dan persisai, pasukan panah dan pasukan kavaleri yang mengenakan
pelindung kepala dan dada serta bersenjatakan tembok panjang. Peradaban dan
kebudayaan islam tumbuh karean dinasti Abbasiyah lebih menekankan pembinaan
peradaban dan kebudayaan islam dari pada pelunasan wilayah.

Dunia Islam pada waktu itu dalam keadaan maju, jaya, makmur, sebaliknya,
dunia Barat masih dalam keadaan gelap gulita dan primitif. Dunia Islam telah sibuk
mengadakan penyelidikan di laboratorium dan observator, dunia Barat masih dengan
jampi-jampi dan dewa-dewa. Hal ini disebabkan agama yang dibawa oleh Nabi
Muhammad telah menimbulkan dorongan untuk menumbuhkan suatu kebudayaan baru
yakni kebudayaan Islam.

5
Dalam sejarah pemerintahan Bani Abbasiyah tercatat ada 38 khalifah yang
menjabat, salah satu diantranya yaitu Khalifah Al Wastiq. Pada pemerintahan dinasti
Abbasiyah di atas, masa keemasan hanya berlangsung sampai khalifah Al Wastiq. Para
khalifah benar-benar tokoh yang sangat kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik
dan agama sekaligus. Kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini
juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan
dalam Islam. Namun, setelah periode ini berakhir, pemerintah bani Abbasiyah mulai
menurun dalam bidang politik, meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan terus
berkembang.

C. Kemajuan pada Masa dinasti Abbasiyah


Sebagai sebuah dinasti, kekhalifahan Bani Abbasiyah yang berkuasa lebih dari
lima abad, telah banyak memberikan sumbangan positif bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan peradaban Islam. Dari sekitar 37 orang khalifah yang pernah berkuasa,
terdapat beberapa orang khalifah yang benar-benar memiliki kepedulian untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, serta berbagai bidang lainnya,
sebagai berikut:

1. BIDANG SOSIAL BUDAYA

Kemajuan dalam bidang sosial budaya diantaranya adalah terjadinya proses


akulturasi dan asimilasi masyarakat. Keadaan sosial masyarakat yang majemuk itu
membawa dampak positif dalam perkembangan dan kemajuan peradaban Islam pada
masa ini. Karena dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki, dapat
dipergunakan untuk memajukan bidang-bidang sosial budaya lainnya yang kemudian
menjadi lambang bagi kemajuan bidang sosial budaya dan ilmu pengetahuan lainnya.

Dalam kemajuan ilmu pengetahuan sosial budaya yang ada pada masa
kekhalifahan dinasti Abbasiyah adalah seni bangunan dan arsitektur, baik untuk
bangunan istana, masjid, bangunan kota dan lain sebagainya. Seni asitektur yang
dipakai dalam pembangunan istana dan kota-kota, seperti pada istana Qashrul Dzahabi,
dan Qashrul Khuldi, sementara bangunan kota seperti pembangunan kota Baghdad,
Samarra dan lain-lainnya.

6
Kemajuan juga terjadi pada bidang sastra bahasa dan seni musik. Pada masa
inilah lahir seorang sastrawan dan budayawan terkenal, seperti Abu Nawas, Abu
Athahiyah, Al Mutanabby, Abdullah bin Muqaffa dan lain-lainnya. Karya buah pikiran
mereka masih dapat dibaca hingga kini, seperti kitab Kalilah wa Dimna dan lain
sebagainya. Sementara tokoh terkenal dalam bidang musik yang kini karyanya juga
masih dipakai adalah Yunus bin Sulaiman, Khalil bin Ahmad, pencipta teori musik
Islam, Al farabi dan lain-lainnya.

2. BIDANG POLITIK DAN MILITER

Di antara perbedaan karakteristik yang sangat mancolok antara pemerintahan


dinasti Umayyah dengan dinasti Abbasiyah, terletak pada orientasi kebijakan yang
dikeluarkannya. Pemerintahan dinasti Umayyah orientasi kebijakan yang
dikeluarkannya selalu pada upaya perluasan wilayah kekuasaan.
Sementara pemerintahan dinasti Bani Abbasiyah, lebih memfokuskan diri pada
upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, sehingga masa
pemerintahan ini dikenal sebagai masa keemasan peradaban Islam. Meskipun begitu,
usaha untuk mempertahankan wilayah kekuasaan tetap merupakan hal penting yang
harus dilakukan. Untuk itu, pemerintahan dinasti Bani Abbasiyah memperbaharui
sistem politik pemerintahan dan tatanan kemiliteran. Agar semua kebijakan militer
terkoordinasi dan berjalan dengan baik, maka pemerintah dinasti Abbasiyah membentuk
departemen pertahanan dan keamanan, yang disebut Diwanul Jundi. Departemen
inilah yamg mengatur semua yang berkaitan dengan kemiliteran dan pertahanan
keamanan.

3. BIDANG ILMU PENGETAHUAN

Keberahasilan umat Islam pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah dalam


pengembangan ilmu pengetahuan sains dan peradaban Islam secara menyeluruh, tidak
terlepas dari berbagai faktor yang mendukung. Di antaranya adalah kebijakan politik
pemerintah Bani Abbasiyah terhadap masyarakat non Arab (Mawali), yang memiliki
tradisi intelektual dan budaya riset yang sudah lama melingkupi kehidupan mereka.
Mereka diberikan fasilitas berupa materi atau finansial dan tempat untuk terus
melakukan berbagai kajian ilmu pengetahuan malalui bahan-bahan rujukan yang pernah
ditulis atau dikaji oleh masyarakat sebelumnya.

7
Dengan demikian, banyak bermunculan banyak ahli dalam bidang ilmu
pengetahaun, seperti Filsafat,filusuf yang terkenal saat itu antara lain adalah Al Kindi
(185-260 H/ 801-873 M). Abu Nasr al-faraby, (258-339 H / 870-950 M) dan lain-lain.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban islam juga terjadi pada bidangilmu sejarah,
ilmu bumi, astronomi dan sebagainya. Diantara sejarawan muslim yang pertama yang
terkenal yang hidup pada masa ini adalah Muhammad bin Ishaq (152 H / 768 M)

4. BIDANG KEAGAMAAN

Kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam ini, khususnya kemajuan


dalam bidang ilmu agama, tidak lepas dari peran serta para ulama dan pemerintah yang
memberi dukungan kuat, baik dukungan moral, material dan finansial, kepada
para ulama. Perhatian yang serius dari pemerintah ini membuat para ulama yang ingin
mengembangkan ilmu ini mendapat motivasi yang kuat, sehingga mereka berusaha
keras untuk mengembangkan dan memajukan ilmu pengetahuan dan perdaban Islam.
Diantara ilmu pengetahuan agama Islam yang berkembang dan maju adalah ilmu hadist,
ilmu tafsir, ilmu fiqih dan tasawuf.

D. Kemunduran Dinasti Abbasiyah


Banyak para ahli sejarah mengungkapkan teori-teori mereka mengenai faktor-
faktor kemunduran dinasti Abbasiyah, dalam tulisan ini penulis mengambil dua tokoh
yaitu, William Montgomery Watt dan Badri Yatim. Menurut William Montgomery
Watt, ada beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran Islam pada masa Abbasiyah,
yaitu: luasnya wilayah kekuasaan Dinasti Abbasiyah, ketergantungan dengan tentara
bayaran, dan kemerosotan ekonomi.

Sedangkan menurut Badri Yatim, penyebab kemunduran dinasti Abbasiyah


meliputi dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Dari segi faktor internal
yaitu: Pertama, persaingan antar bangsa. Kedua, kemunduran di bidang ekonomi
bersamaan dengan kemunduran di bidang politik. Ketiga, konflflik keagamaan.
Sementara faktor eksternal yang menyebabkan Dinasti Abbasiyah lemah dan akhirnya
hancur. Faktor-faktor eksternal itu, yakni: Pertama, terjadinya Perang Salib. Perang
Salib yang berlangsung beberapa gelombang banyak menelan korban. Konsentrasi dan

8
perhatian pemerintahan Abbasiyah terpecah belah untuk menghadapi tentara Salib,
sehingga memunculkan kelemahan-kelemahan. Kedua, serangan tentara Mongol ke
wilayah kekuasaan Islam menyebabkan kekuatan Islam menjadi lemah.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dinasti Abbasyiah merupakan masa pemerintahan umat Islam yang merupakan
masa keemasan dan kejayaan dari peradaban uumat islam yang pernah ada. Pada masa
dinasti Abbasyiah kekayaan negara melimpah dan kesejahteraan rakyat sangat tinggi.
Pusat peradaban islam mengalami kemajuan yang pesat sehingga pada masa ini banyak
muncul para tokoh ilmuan dari kalangan umat Islam, baik itu dalam bidang agama,
bidang umum dan bidang ekonomi dan juga melahirkan tokoh-tokoh dibidang ilmu
masing-masing. Pada masa pemerintahan khalifah Harun Al-Rasyid kesejahteraan umat
Islam sangat terjamin, karena pada masa inilah puncak dari kajayaan dinasti Abbasyiah
pembangunan dilakukan dimana-mana.

Namun diakhir pemerintahan khalifah dinasti Abbasyiah, Islam mengalami


keterpurukan yang sangat rendah. Hal ini disebabkan dari serangan tentara Mongol yang
telah menghancurkan pusat peradaban umat islam di Baghdad Mongol ke wilayah
kekuasaan Islam menjadi lemah, apalagi serangan Hulangu Khan dengan pasukan
Mongol yang biadab menyebabkan kekuatan Abbasyiah mejadi lemah dan akhirnya
menyerah kepada kekuatan Mongol.

B. Saran
Demikianlah makalah ini penulis susun. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca, karena penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam susunan makalah
ini. Atas kritik dan sarannya penulis ucapkan terima kasih.

10
DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatim, Sejarah Peradan Islam, Dirasah Islamiyah II, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2006.

Muzhiat, Aris. Historiografi Arab Pra Islam. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ali As-Salus, Imamah & Khalifah, Jakarta: Gema Insani Press, 1997.

Akram Dhiyaudi Umari, Masyarakat Madani Tinjauan Historis Kehidupan Zaman Nabi,
Jakarta: Gema Insani Press, 1999.

Adryamarthanino, Verelladevanka. 11 Juli 2022. Kemajuan Islam pada Masa Bani


Abbasiyah. https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/11/090726979/kemajuan-
islam-pada-masa-bani-
abbasiyah?page=all#:~:text=Pada%20masa%20Dinasti%20Abbasiyah%2C%20Islam,b
ahasa%20Yunani%20ke%20bahasa%20Arab.

Sejarah Penyebab Kemunduran Dinasti Abbasiyah.


https://alindrahaqeem.com/penyebab-kemunduran-dinasti-abbasiyah/

11

Anda mungkin juga menyukai