Tentang:
BERDIRINYA DINASTI ABBASIYAH
Disusun
O
L
E
H
Zuhra
(201912040)
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam yang Maha pengasih lagi Maha penyayang. Shalawat
serta salam mudah-mudahan selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Kepada
keluarga, sahabat, kerabat, serta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Alhamdulillahirabbil alamin makalah mata kuliah “Sejarah Peradaban Islam” ini berhasil kami
buat walaupun dengan penuh kesadaran bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Namun, kami berharap kepada dosen pembimbing untuk bersedia menerima dan mengoreksi makalah ini
agar kiranya akan lebih baik lagi kedepannya dalam pembuatan makalah ini.
Akhirnya, semoga makalah ini memberikan manfaat kepada siapa saja yang membacanya dan
menambah wawasan ilmu pengetahuan.
Zuhra.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………...………….…....…… 1
B. Rumusan Masalah……………………………....………………………….. 1
C. Tujuan Penulisan Makalah……………….………………………...…….… 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Dinasti Abbasiyah.......................................................... 3
B. Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Pemerintahan Dinasti Abbasiyah. .. 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………..………..………………………..…….… 13
B. Saran……………………………………………………...…………….…. 13
DAFTAR BACAAN...........………………………………………………...….. 14
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah?
2. Bagaimana kemajuan peradaban Islam pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah?
BAB II
PEMBAHASAN
Muhammad bin Ali meninggal pada tahun 125 H/742 M. Sebelum meninggal, ia menunjuk
putranya, Ibrahim sebagai penggantinya. Di masa Ibrahim bin Muhammad ini gerakan Abbasiyah mulai
menjadi gerakan terbuka dan pemberontakan terhadap Dinasti Umayyah pun mulai diproklamirkan.
Untuk tujuan itu Ibrahim mengutus Abu Muslim al-Khurrasani pergi ke Khurrasan menemui Sulaiman
bin Katsir al-Khuza’i dan berjuang bersamanya di daerah itu. 5 Akan tetapi, gerakan Ibrahim diketahui
oleh khalifah Umayyah terakhir yaitu Marwan bin Muhammad. Ibrahim akhirnya tertangkap oleh
pasukan Dinasti Umayyah dan dipenjarakan di Haran sebelum akhirnya di eksekusi. Ia mewasiatkan
kepada adiknya yaitu Abul Abbas untuk pindah ke Kufah. Dan pemimpin propaganda dibebankan kepada
Abu Salamah.
Penguasa Umayyah di Kufah, Yazid bin Umar bin Hubairah ditaklukkan oleh Abbasiyah dan
diusir ke Wasit. Abu Salamah selanjutnya berkemah di Kufah yang telah ditaklukkan. Abdullah bin Ali,
salah seorang paman Abul abbas diperintahkan untuk mengejar khalifah Umayyah terakhir, Marwan bin
Muhammad bersama pasukannya yang melarikan diri. Khalifah ini terus menerus melarikan diri hingga
ke Fustat di Mesir dan akhirnya terbunuh di Busir wilayah Al-Fayyum, tahun 132 H/750 M dengan
demikian maka tumbanglah kekuasaan dinasti Umayyah dan berdirilah Dinasti Abbasiyah yang dipimpin
oleh khalifah pertamanya, yaitu Abul Abbas Ash-Shafah dengan pusat kekuasaan awalnya di Kufah.6
Ditinjau dari proses pembentukannya, Dinasti Abbasiyah didirikan atas dasar-dasar sebagai
berikut.
1. Dasar kesatuan untuk menghadapi perpecahan yang timbuh dari dinasti sebelumnya.
2. Dasar universal (bersifat universal), tidak terlandaskan atas kesukuan.
3. Dasar politik dan administrasi menyeluruh, tidak diangkat atas dasar keningratan.
4. Dasar kesamaan hubungan dalam hukum bagi setiap masyarakat Islam.
5. Pemerintahan bersifat Muslim moderat, ras Arab hanyalah dipandang sebagai salah satu bagian
saja di antara ras-ras lain.
6. Hak memerintarah sebagai ahli waris nabi masih tetap di tangan mereka.7
4
Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab (Jakarta: Logos, 1997), h. 87-88
5
Armany Lubis dkk, Sejarah Peradaban Islam, h. 108
6
Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, h. 140
7
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam: Melacak Akar-akar Sejarah, Sosial, Politik, dan
Budaya Umat Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 44
Adapun periode-periode pada pemerintahan Dinasti Abbasiyah dibagi menjadi tiga periode sebagai
berikut.
1) Periode Pertama (132- 232 H)
Pada periode ini kekuasaan berada di tangan para khalifah di seluruh kerjaan Islam kecuali di
Andalusia. Para khalifah di zaman tersebut merupakan pahlawan-pahlawan yang memimpin
angkaran tentara dan mengarungi peperangan. Kebanyakan mereka adalah ulama-ulama yang
mengeluarkan fatwa dan berijtihad, cinta akan ilmu pem keluargngetahuan, merapatkan hubungan
dengan kaum keluarga dan menyampaikan pidato yang berapi-api.
2) Periode Kedua (232-590 H)
Periode ini kekuasaan politik berpindah dari tangan khalifah kepada golongan berikut.
i. Kaum Turki (232-234 H) kecuali semasa timbul kesadaran puncak di tangan al-Muwaffaq semasa
saudaranya al-Mu’tamid menjadi khalifah (256-279 H), kemudian di tangan al-Mu’tahdid bin al-
Muwaffaq di masa khalifah al-Mu’tamid dan di masa al-Mu’tadhif sendiri menjadi khalifah (279-
289 H).
ii. Golongan Bani Buwaih (334-447 H).
iii. Golongan Bani Saljuq (447-590 H).
9
Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, h. 144
10
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam: Melacak Akar-akar Sejarah, Sosial, Politik, dan
Budaya Umat Islam, h. 50
11
A. Hasymy, Sejarah Kebudayaan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), h. 212
Gerakan keilmuan pada Dinasti Abbasiyah lebih bersifat spesifik. Kajian keilmuan yang
kemanfaatannya bersifat keduniaan bertumpu pada ilmu kedokteran. Disamping kajian yang bersifat pada
Al-Quran dan Al-Hadis; sedang astronomi, mantik dan sastra baru dikembangkan dengan penerjemahan
dari Yunani.12
12
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam: Melacak Akar-akar Sejarah, Sosial, Politik, dan
Budaya Umat Islam, h. 51
13
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam: Melacak Akar-akar Sejarah, Sosial, Politik, dan
Budaya Umat Islam, h. 51
14
Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, h. 148
b) Kedokteran, ilmu kedokteran pada masa daulah Abbasiyah berkembang pesat. Rumah-rumah sakit
besar dan sekolah kedokteran banyak didirikan. Pada masa ini dokter yang pertama yang terkenal
adalah Ali ibnu Rabban Al-Tabari. Pada tahun 850 ia mengarang buku Firdaus al-Hikmah. Tokoh
lainnya adalah Al-Razi, Al-Tuqrai, dan Ibnu Sina.16
c) Sejarah dan Geografi. Pada masa Abbasiyah sejarawan ternama abad ke 3 H adalah Ahmad bin
Al-Yakubi, Abu Jafar Muhammad bin Al- Tabari. Dalam bidang geografi umat Islam sangat maju,
karena sejak semula bangsa Arab merupakan bangsa pedagang yang biasanya menempuh jarak
jauh untuk berniaga. Di antara wilayah pengembaraan umat Islam adalah umat Islam mengembara
ke Cina dan Indonesia pada masa-masa awal kemunculan Islam. Di antara tokoh ahli geografi
yang terkenal adalah Abu Hasan Al-Mas’udi (w.345 H/956 M), seorang penjelajah yang
mengadakan perjalanan sampai Persia, India, Srilanka, Cina, dan penulis buku Muruj Az-Zahab
wa Ma’adin Al-jawahir.17
d) Ilmu Kimia, bapak kimia Islam adalah Jabir ibnu Hayyan (721-815 M). Sebenarnya banyak ahli
kimia Islam ternama lainnya seperti Al-Razi, Al-Tuqrai yang hidup pada abad ke 12 M.18
e) Farmasi, diantara ahli farmasi pada masa Dinasti Abbasiyah adalah Ibnu Baithar, karyanya yang
terkenal adalah Al-Mughini (berisi tentang obat-obatan), Jami Al-Mufradat Al-Adawiyah (berisi
tentang obat-obatan dan makanan bergizi).19
f) Matematika, terjemahan dari buku-buku asing ke dalam bahasa Arab menghasilkan karya dalam
bidang matematika. Di antara ahli matematika Islam yang terkenal adalah Al-Khawarizmi. Al-
Khawarizmi adalah pengarang kitab Al-Jabar wal Muqabalah (ilmu hitung), dan penemu angka
nol. Sedangkan angka lain: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 0 disebut angka Arab karena diambil dari Arab.
Sebelum dikenal angka Romawi I, II, III, IV, V dan seterusnya. Tokoh lain adalah Abu Al-Wafa
Muhammad bin Muhammad bin Ismail bin Abbas (940-998) terkenal sebagai ahli matematika.20
g) Sastra, dalam bidang sastra, Baghdad merupakan kota pusat seniman dan sastrawan. Para tokoh
sastra antara lain; Abu Nuwas, salah seorang penyair terkenal dengan karya cerita humornya. An-
Nasyasi, penulis buku Alfu Lailah wa Lailah yang merupaka buku cerita sastra Seribu Satu
Malam yang sangat terkenal dan diterjemahkan ke dalam hampir seluruh dunia.21
15
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam: Melacak Akar-akar Sejarah, Sosial, Politik, dan
Budaya Umat Islam, h. 52
16
opcit
17
Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, h. 151
18
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam: Melacak Akar-akar Sejarah, Sosial, Politik, dan
Budaya Umat Islam, h. 52
19
Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, h. 151
20
Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, h. 151
21
Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, h. 152
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan materi yang dijelaskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut.
1. Daulah Bani Abbasiyah diambil dari nama Al-Abbas bin Abdul Mutholib, paman Nabi
Muhammad SAW. Pendirinya ialah Abdullah As-Saffah bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas, atau
lebih dikenal dengan sebutan Abul Abbas As-Saffah. Daulah Bani Abbasiyah berdiri antara tahun
132 – 656 H / 750 – 1258 M.
2. Adapun kemajuan peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah dapat dilihat dari beberapa hal
yaitu munculnya lembaga dan kegiatan ilmu pengetahuan, corak gerakan keilmuan, kemajuan
dalam bidang agama, kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, sains dan teknologi, serta
perkembangan politik, ekonomi dan administrasi.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh ,karena itu penulis
senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan dan arahan serta saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi perbaikan makalah kedepannya.
DAFTAR BACAAN
Ali, K. 1997. Sejarah Islam Dari Awal Hingga Runtuhnya Dinasti Usmai (Tarikh Modern). Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Hasymy, A. 1993. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Hitti, Philip K. 2006. History of The Arabs. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
Lubis, Armany, dkk.2005. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Pusat Studi Wanita UIN Jakarta.
Mufrodi, Ali. 1997. Islam di Kawasan Kebudayaan Arab. Jakarta: Logos.
Sou’yb, Joesoef. Sejarah Daulat Abbasiah I. Jakarta: Bulan Bintang.
Syalabi, A. 2008. Sejarah dan Kebudaayan Islam 3. Jakarta: PT. Pustaka Al Husna Baru.
Thohir, Ajid. 2004. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam: Melacak Akar-akar Sejarah,
Sosial, Politik, dan Budaya Umat Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.