Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

“Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Abbasiyah”

Dosen Pengampu :

Hartina, S.sos., I., S.pd., MA

Disusun Oleh :

RATIJAH RUMATIGA

MAIMUNA HERMEN

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SORONG

2023

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan tidak lupa pula shalawat serta salam
kami panjatkan kepada Nabi kita Muhammad SAW yang telah membawa
umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti saat
ini.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen serta teman-teman
yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini, sehingga kami dapat
menyelesaikannya.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makah ini,
sehingga kami senantiasa terbuka untuk menerima saran dan kritik pembaca demi
penyempurnaannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Daftar Isi
KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I.......................................................................................................................3

PENDAHULUAN...................................................................................................3

1.1 Latar Belakang Penulisan...............................................................................3

1.2 Rumusan Penulisan........................................................................................4

1.3 Manfaat Penulisan..........................................................................................4

BAB II......................................................................................................................5

PEMBAHASAN......................................................................................................5

2.1 Sejarah Lahirnya Dinasti Abasiyah................................................................5

2.2 Sistem Politik, Pemerintahan dan Sosial Dinasti Abasiyah...........................6

2.3 Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Abasiyah.....................7

2.4 Penyebab Keruntuhan Dinasti Abasiyah......................................................14

BAB III..................................................................................................................16

PENUTUP..............................................................................................................16

3.1 Kesimpulan...................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah tak ubahnya kacamata masa lalu yang menjadi pijakan dan
langkah setiap insan di masa mendatang. Seperti yang kita ketahui setelah
tumbangnya kepemimpinan masa khulafaurrasyidin maka berganti pula sistem
pemerintahan Islam pada masa itu menjadi masa daulah, dan dalam makalah
ini akan disajikan sedikit tentang masa daulah Abbasiyah.
Dalam peradaban ummat Islam, Bani Abbasiyah merupakan salah satu
bukti sejarah peradaban ummat Islam yang terjadi. Bani Abbasiyah merupakan
masa pemerintahan ummat Islam yang memperoleh masa kejayaan yang
gemilang. Pada masa ini banyak kesuksesan yang diperoleh Bani Abbasiyah,
baik itu dibidang Ekonomi, Politik, dan Ilmu pengetahuan. Dan dari segala
bidang yang ada menghantarkan daulah Bani Abbasiyah menjadi salah satu
Dinasti yang sangat berpengaruh bagi kemajuan dan perkembangan peradaban
islam di masa itu.
Disamping kesuksesan dan kegemilangan yang didapatkan oleh ummat
Islam pada masa itu, ternyata daulah Abbasiyah pun mengalami masa
kemunduran. Hal inilah yang perlu untuk kita ketahui sebagai acuan semangat
bagi generasi ummat Islam bahwa peradaban ummat Islam itu pernah
memperoleh masa keemasan yang melampaui kesuksesan negara-negara
Eropa. Bahkan kita harus berbangga karena peradaban yang terjadi dan ada
pada masa Daulah Abbasiyah diadopsi oleh peradaban Eropa hingga saat ini.
Dengan kita mengetahui bahwa dahulu peradaban ummat Islam itu diakui oleh
seluruh dunia, maka akan memotivasi sekaligus menjadi ilmu pengetahuan kita
mengenai sejarah peradaban ummat Islam sehingga kita akan mencoba untuk
mengulangi masa keemasan itu kembali nantinya oleh generasi ummat Islam
saat ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya Dinasti Abasiyah?
2. Bagaimana sistem politik, pemerintaha dan sosial pada masa Dinasti
Abasiyah?
3. Bagaimana perkembangan peradaban Islam pada masa pemerintahan
Dinasti Abasiyah?
4. Apa yang menyebabkan runtuhnya Dinasti Abasiyah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Dinasti Abasiyah
2. Untuk mengetahui sistem politik, pemerintaha dan sosial pada masa Dinasti
Abasiyah
3. Untuk mengetahui perkembangan peradaban Islam pada masa pemerintahan
Dinasti Abasiyah
4. Untuk mengetahui penyebab runtuhnya Dinasti Abasiyah

D. Manfaat
Adapun manfaat dari ditulisnya makalah ini adalah sebaga berikut :

1. Manfaat Teoritis
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penulisan makalah ini secara teoritis
adalah menambah ilmu dan pengetahuan yang dapat diaplikasikan dalam
kegiatan belajar mengajar. Juga dengan bertambahnya ilmu, maka
bertambah pula wawasan seseorang akan suatu bidang keilmuan.
2. Manfaat Praktis
Manfaat secara praktis yang dapat diambil dari penulisan makalah ini yaitu
sebagai berikut :
a. Dapat mengaplikasikan materi yang ada dalam makalah kedalam
kegiatan belajar dan mengajar.
b. Dapat mengaplikasikan materi pembelajaran tersebut kedalam kehidupan
sehari – hari.
c. Dapat memetik pelajaran berharga dari makalah ini dan menjadikannya
motivasi bagi kehidupan.
d. Dapat menjadikan materi dalam makalah ini sebagai handout bagi studi
mata kuliah yang sama.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Lahirnya Dinasti Abasiyah
Daulah Bani Abbasiyah diambil dari nama Al-Abbas bin Abdul
Mutholib, paman Nabi Muhammad saw. Pendirinya ialah Abdullah As-Saffah
bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas, atau lebih dikenal dengan sebutan Abul
Abbas As-Saffah. Daulah Bani Abbasiyah berdiri antara tahun 132 – 656 H /
750 – 1258 M. Lima setengah abad lamanya keluarga Abbasiyah menduduki
singgasana Khilafah Islamiyah. Pusat pemerintahannya di kota Baghdad.
Awal kekuasaan Dinasti Bani Abbas ditandai dengan pembangkangan
yang dilakukan oleh Dinasti Umayah di Andalusia (Spanyol). Di satu sisi, Abd
al-Rahman al-Dakhil bergelar amir (jabatan kepala wilayah ketika itu);
sedangkan disisi yang lain, ia tidak tunduk kepada khalifah yang ada di
Baghdad. Pembangkangan Abd al-Rahman al-Dakhil terhadap Bani Abbas
mirip dengan pembangkangan yang dilakukan oleh muawiyah terhadap Ali Ibn
Abi Thalib. Dari segi durasi, kekuasaan Dinasti Bani Abbas termasuk lama,
yaitu sekitar lima abad.
Bani Abbasiyah mempunyai kholifah sebanyak 37 orang. Dari masa
pemerintahan Abul Abbas As-Saffah sampai Kholifah Al-Watsiq Billah agama
Islam mencapai zaman keemasan (132 – 232 H / 749 – 879 M). Dan pada masa
kholifah Al-Mutawakkil sampai dengan Al-Mu’tashim, Islam mengalami masa
kemunduran dan keruntuhan akibat serangan bangsa Mongol Tartar pimpinan
Hulakho Khan pada tahun 656 H / 1258 M.
Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-
beda sesuai dengan perubahan politik, sosial dan budaya. Berdasarkan pola
pemerintahan dan pola politik itu para sejarawan biasanya membagi masa
pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode :
1. Periode Pertama (132 H/750 M – 232 H/847 M), disebut periode pengaruh
Persia pertama.
2. Periode Kedua (232 H/847 M – 334 H/945 M), disebut masa pengaruh
Turki pertama.
3. Periode Ketiga (334 H/945 M – 447 H/1055 M), masa kekuasaan dinasti
Buwaih dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga
masa pengaruh Persia kedua.
4. Periode Keempat (447 H/1055 M – 590 H/1194 M), masa kekuasaan dinasti
Bani sejak dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah, biasanya disebut juga
dengan masa pengaruh Turki kedua.
5. Periode Kelima (590 H/1194 M – 656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari
pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif disekitar kota
Baghdad.
B. Sistem Politik, Pemerintahan dan Sosial Dinasti Abasiyah
1. Sistem Politik dan Pemerintahan
Khalifah pertama Bani Abbasiyah, Abdul Abbas yang sekaligus
dianggap sebagai pendiri Bani Abbas, menyebut dirinya dengan julukan Al-
Saffah yang berarti Sang Penumpah Darah. Sedangkan Khalifah Abbasiyah
kedua mengambil gelar Al-Mansur dan meletakkan dasar-dasar
pemerintahan Abbasiyah. Di bawah Abbasiyah, kekhalifahan berkembang
sebagai system politik. Dinasti ini muncul dengan bantuan orang-orang
Persia yang merasa bosan terhadap Bani Umayyah di dalam masalah sosial
dan politik diskriminastif. Khalifah-khalifah Abbasiyah yang memakai gelar
“Imam” yang memiliki arti pemimpin masyarakat muslim bertujuan untuk
menekankan arti keagamaan kekhalifahan. Abbasiyah mencontoh tradisi
Umayyah di dalam mengumumkan lebih dari satu putra mahkota raja.
Al-Mansur dianggap sebagai pendiri kedua dari Dinasti Abbasiyah. Di
masa pemerintahannya Baghdad dibagun menjadi ibu kota Dinasti
Abbasiyah dan merupakan pusat perdagangan serta kebudayaan. Hingga
Baghdad dianggap sebagai kota terpenting di dunia pada saat itu yang kaya
akan ilmu pengetahuan dan kesenian. Hingga beberapa dekade kemudian
dinasti Abbasiyah mencapai masa kejayaan.
Ada beberapa sistem politik yang dijalankan oleh Daulah Abbasiyah
yaitu:
a. Para Khalifah tetap dari keturunan Arab murni, sedangkan pejabat
lainnya diambil dari kaum mawalli.
b. Kota Bagdad dijadikan sebagai ibu kota negara, yang menjadi pusat
kegiatan politik, ekonomi, sosial dan ataupun kebudayaan serta terbuka
untuk siapa saja, termasuk bangsa dan penganut agama lain.
c. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sesuatu yang mulia, yang penting
dan sesuatu yang harus dan perlu untuk dikembangkan.
d. Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia.
2. Sistem Sosial
Pada masa ini, sistem sosial adalah sambungan dari masa sebelumnya
(Masa Dinasti Umaiyah). Akan tetapi, pada masa ini terjadi beberapa
perubahan yang sangat mencolok, yaitu:
a. Tampilnya kelompok mawali dalam pemerintahan serta mendapatkan
tempat yang sama dalam kedudukan sosial.
b. Kerajaan Islam Daulah Abbasiyah terdiri dari beberapa bangsa yang
berbeda-beda (bangsa Mesir, Syam, Jazirah Arab dll.)
c. Perkawinan campur yang melahirkan darah campuran.
d. Terjadinya pertukaran pendapat, sehingga muncul kebudayaan baru .
C. Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Abasiyah
Masa Abbasiyah menjadi tonggak puncak peradaban Islam. Khalifah-
khalifah Bani Abbasiyah secara terbuka mempelopori perkembangan ilmu
pengetahuan dengan mendatangkan naskah-naskah kuno dari berbagai pusat
peradaban sebelumnya untuk kemudian diterjemahkan, diadaptasi dan
diterapkan di dunai Islam. Para ulama’ muslim yang ahli dalam berbagai ilmu
pengetahuan baik agama maupun non agama juga muncul pada masa ini.
Pesatnya perkembangan peradaban juga didukung oleh kemajuan
ekonomi imperium yang menjadi penghubung dunua timur dan barat. Stabilitas
politik yang relatif baik terutama pada masa Abbasiyah awal ini juga menjadi
pemicu kemajuan peradaban Islam.
1. Perkembangan Intelektual
Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi mencapai puncak
kejayaan pada masa pemerintahhan Harun ar-Rasyid, kemajuan intelektual
pada waktu itu setidaknya dipengaruhi oleh dua hal yaitu:
a. Terjadinya Asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang
lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan.
Pengaruh Persia pada saat itu sangat penting dibidang pemerintahan.
Selain itu mereka banyak berjasa dalam perkembangan ilmu filsafat dan
sastra. Sedangkan pengaruh Yunani masuk melalui terjemah-terjemah
dalam banyak bidang ilmu, terutama Filsafat.
b. Gerakan Terjemah Pada masa daulah ini usaha penerjemahan kitab-kitab
asing dilakukan dengan giat sekali. Pengaruh gerakan terjemahan terlihat
dalam perkembangan ilmu pengetahuan umum terutama di bidang
astronomi, kedokteran, filsafat, kimia dan sejarah. Dari gerakan ini
muncullah tokoh-tokoh Islam dalam ilmu pengetahuan, antara lain :
1) Bidang filsafat: al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Bajah, Ibnu Tufail, Ibnu
Sina, al- Ghazali Ibnu Rusyid.
2) Bidang kedokteran: Jabir ibnu Hayan, Hunain bin Ishaq, Tabib bin
Qurra, Ar-Razi.
3) Bidang Matematika: Umar al-Farukhan, al-Khawarizmi.
4) Bidang astronomi: al-Fazari, al-Battani, Abul watak, al-Farghoni dan
sebagainya.
Dari hasil ijtihad dan semangat riset, maka para ahli pengetahuan,
para alim ulama, berhasil menemukan berbagai keahlian berupa penemuan
berbagai bidang-bidang ilmu pengetahuan, antara lain:
2. Ilmu Umum
a. Ilmu Filsafat
- Al-Kindi (809-873 M) buku karangannya sebanyak 236 judul.
- Al Farabi (wafat tahun 916 M) dalam usia 80 tahun.
- Ibnu Bajah (wafat tahun 523 H)
- Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H).
- Ibnu Shina (980-1037 M). Karangan-karangan yang terkenal
antaralain: Shafa, Najat, Qoman, Saddiya dan lain-lain
- Al Ghazali (1085-1101 M). Dikenal sebagai Hujjatul Islam, karyanya:
AlMunqizh Minadl-Dlalal,Tahafutul Falasifah,Mizanul Amal, Ihya
Ulumuddin dan lainlain.
- Ibnu Rusd (1126-1198 M). Karangannya : Kulliyaat, Tafsir Urjuza,
Kasful Afillah dan lain-lain.
b. Bidang Kedokteran
- Jabir bin Hayyan (wafat 778 M). Dikenal sebagai bapak Kimia.
- Hurain bin Ishaq (810-878 M). Ahli mata yang terkenal disamping
sebagai penterjemah bahasa asing.
- Thabib bin Qurra (836-901 M).
- Ar Razi atau Razes (809-873 M). Karangan yang terkenal mengenai
cacar dan campak yang diterjemahkan dalam bahasa latin :
c. Bidang Matematika
- Umar Al Farukhan: Insinyur Arsitek Pembangunan kota Baghdad.
- Al Khawarizmi: Pengarang kitab Al Gebra (Al Jabar), penemu angka
(0).
d. Bidang Astronomi
Berkembang subur di kalangan umat Islam, sehingga banyak para
ahli yang terkenal dalam perbintangan ini seperti :
- Al Farazi : pencipta Astro lobe
- Al Gattani/Al Betagnius
- Abul wafat : menemukan jalan ketiga dari bulan
- Al Farghoni atau Al Fragenius
e. Bidang Seni Ukir
Beberapa seniman ukir terkenal: Badr dan Tariff (961-976 M) dan
ada seni musik, seni tari, seni pahat, seni sulam, seni lukis dan seni
bangunan.
3. Ilmu Naqli
a. Ilmu Tafsir, Para mufassirin yang termasyur: Ibnu Jarir ath Tabary, Ibnu
Athiyah al Andalusy (wafat 147 H), As Suda, Mupatil bin Sulaiman
(wafat 150 H), Muhammad bin Ishak dan lain-lain
b. Ilmu Hadist, Muncullah ahli-ahli hadist ternama seperti: Imam Bukhori
(194-256 H), Imam Muslim (wafat 231 H), Ibnu Majah (wafat 273 H),
Abu Daud (wafat 275 H), At-Tarmidzi, dan lain-lain.
c. Ilmu Kalam, Dalam kenyataannya kaum Mu’tazilah berjasa besar dalam
menciptakan ilmu kalam, diantaranya para pelopor itu adalah: Wasil bin
Atha’, Abu Huzail al Allaf, Adh Dhaam, Abu Hasan Asy’ary, Hujjatul
Islam Imam Ghazali
d. Ilmu Tasawuf, Ahli-ahli dan ulama-ulamanya adalah : Al Qusyairy
(wafat 465 H). Karangannya : ar Risalatul Qusyairiyah, Syahabuddin
(wafat 632 H). Karangannya : Awariful Ma’arif, Imam Ghazali :
Karangannya al Bashut, al Wajiz dan lain-lain.
e. Para Imam Fuqaha, Lahirlah para Fuqaha yang sampai sekarang aliran
mereka masih mendapat tempat yang luas dalam masyarakat Islam. Yang
mengembangkan faham/mazhabnya dalam zaman ini adalah: Imam Abu
Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambal dan Para
Imam Syi’ah (Hasjmy, 1995:276-278).
4. Perkembangan Peradaban di Bidang Fisik
Perkembangan peradaban pada masa daulah Bani Abbasiyah sangat
maju pesat, karena upayaupaya dilakukan oleh para Khalifah di bidang fisik.
Hal ini dapat kita lihat dari bangunan –bangunan yang berupa:
a. Kuttab, yaitu tempat belajar dalam tingkatan pendidikan rendah dan
menengah.
b. Majlis Muhadharah,yaitu tempat pertemuan para ulama, sarjana,ahli pikir
dan pujangga untuk membahas masalah-masalah ilmiah.
c. Darul Hikmah, Adalah perpustakaan yang didirikan oleh Harun Ar-
Rasyid. Ini merupakan perpustakaan terbesar yang di dalamnya juga
disediakan tempat ruangan belajar.
d. Madrasah, Perdana menteri Nidhomul Mulk adalah orang yang mula-
mula mendirikan sekolah dalam bentuk yang ada sampai sekarang ini,
dengan nama Madrasah.
e. Masjid, Biasanya dipakai untuk pendidikan tinggi dan tahassus.
Pada masa Daulah Bani Abbassiyah, peradaban di bidang fisik seperti
kehidupan ekonomi: pertanian, perindustrian, perdagangan berhasil
dikembangkan oleh Khalifah Mansyur.
5. Kehidupan Perekonomian Daulah Bani Abbasiyah
Permulaan masa kepemimpinan Bani Abbassiyah, perbendaharaan
negara penuh dan berlimpah-limpah, uang masuk lebih banyak daripada
pengeluaran. Yang menjadi Khalifah adalah Mansyur. Dia betul-betul telah
meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi ekonomi dan keuangan negara. Dia
mencontohkan Khalifah Umar bin Khattab dalam menguatkan Islam.
Dan keberhasilan kehidupan ekonomi maka berhasil pula dalam :
a. Pertanian, Khalifah membela dan menghormati kaum tani, bahkan
meringankan pajak hasil bumi mereka, dan ada beberapa yang
dihapuskan sama sekali.
b. Perindustrian, Khalifah menganjurkan untuk beramai-ramai membangun
berbagai industri, sehingga terkenallah beberapa kota dan industri-
industrinya.
c. Perdagangan, Segala usaha ditempuh untuk memajukan perdagangan
seperti:
1) Membangun sumur dan tempat-tempat istirahat di jalan-jalan yang
dilewati kafilah dagang.
2) Membangun armada-armada dagang.
3) Membangun armada : untuk melindungi parta-partai negara dari
serangan bajak laut.
Usaha-usaha tersebut sangat besar pengaruhnya dalam meningkatkan
perdagangan dalam dan luar negeri. Akibatnya kafilah-kafilah dagang kaum
muslimin melintasi segala negeri dan kapal-kapal dagangnya mengarungi
tujuh lautan. Selain ketiga hal tersebut, juga terdapat peninggalan-
peninggalan yang memperlihatkan kemajuan pesat Bani Abbassiyah.
a. Istana Qarruzzabad di Baghdad
b. Istana di kota Samarra
c. Bangunan-bangunan sekolah
d. Kuttab
e. Masjid
f. Majlis Muhadharah
g. Darul Hikmah
h. Masjid Raya Kordova (786 M)
i. Masjid Ibnu Taulon di Kairo (876 M)
j. Istana Al Hamra di Kordova
k. Istana Al Cazar, dan lain-lain (Ma’ruf,1996:39-40).
6. Strategi Kebudayaan dan Rasionalitas
Sebagaimana diketahui sebelumnya bahwa kebebasan berpikir diakui
sepenuhnya sebagai hak asasi setiap manusia oleh Daulah Abbasiyah. Oleh
karena itu, pada waktu itu akal dan pikiran benar-benar dibebaskan dari
belenggu taqlid, sehingga orang leluasa mengeluarkan pendapat. Berawal
dari itu, zaman pemerintahan Abbasiyah awal melahirkan 4 Imam Madzhab
yang ulung, mereka adalah Syafi’i, Hanafi, Hambali, dan Maliki. Disamping
itu, zaman pemerintahan Abbasiyah awal itu juga melahirkan Ilmu Tafsir al-
Quran dan pemisahnya dari Ilmu Hadits. Sebelumnya, belum terdapat
penafsiran seluruh al-Quran, yang ada hanyalah Tafsir bagi sebagian ayat
dari berbagai surah, yang dibuat untuk tujuan tertentu (Syalaby, 1997:187).
Dalam negara Islam di masa Bani Abbassiyah berkembang corak
kebudayaan, yang berasal dari beberapa bangsa. Apa yang terjadi dalam
unsur bangsa, terjadi pula dalam unsur kebudayaan. Dalam masa sekarang
ini berkembang empat unsur kebudayaan yang mempengaruhi kehidupan
akal/rasio yaitu Kebudayaan Persia, Kebudayaan Yunani, Kebudayaan
Hindi dan Kebudayaan Arab dan berkembangnya ilmu pengetahuan.
a. Kebudayaan Persia, Pesatnya perkembangan kebudayaan Persia di zaman
ini karena 2 faktor, yaitu :
1) Pembentukan lembaga wizarah
2) Pemindahan ibu kota
b. Kebudayaan Hindi, Peranan orang India dalam membentuk kebudayaan
Islam terjadi dengan dua cara:
1) Secara langsung, Kaum muslimin berhubungan langsung dengan
orang-orang India seperti lewat perdagangan dan penaklukan.
2) Secara tak langsung,penyaluran kebudayaan India ke dalam
kebudayaan Islam lewat kebudayaan Persia.
c. Kebudayaan Yunani
Sebelum dan sesudah Islam, terkenallah di Timur beberapa kota yang
menjadi pusat kehidupan kebudayaan Yunani. Yang paling termasyur
diantaranya adalah:
1) Undaisabur, Terletak di Khuzistan, dibangun oleh Sabur yang
dijadikan tempat pembuangan para tawanan Romawi. Setelah jatuh di
bawah kekuasaan Islam. Sekolah-sekolah tinggi kedokteran yang
asalnya diajar berbagai ilmu Yunani dan bahasa Persia, diadakan
perubahan-perubahan dan pembaharuan.
2) Harran,Kota yang dibangun di utara Iraq yang menjadi pusat
pertemuan segala macam kebudayaan. Warga kota Harran merupakan
pengembangan kebudayaan Yunani terpenting di zaman Islam,
terutama dimasa Daulah Abbassiyah.
3) Iskandariyyah, Ibukota Mesir waktu menjadi jajahan Yunani. Dalam
kota Iskandariyyah ini lahir aliran falsafah terbesar yang dikenal
“Filsafat Baru Plato” (Neo Platonisme). Dalam masa Bani Abbassiyah
hubungan alam pemikiran Neo Platonisme bertambah erat dengan
alam pikiran kaum muslimin.
d. Kebudayaan Arab
Masuknya kebudayaan Arab ke dalam kebudayaan Islam terjadi dengan
dua jalan utama, yaitu :
1) Jalan Agama, Mengharuskan mempelajari Qur’an, Hadist, Fiqh yang
semuanya dalam bahasa Arab.
2) Jalan Bahasa, Jazirah Arabia adalah sumber bahasa Arab, bahasa
terkaya diantara rumpun bahasa samy dan tempat lahirnya Islam.
D. Penyebab Keruntuhan Dinasti Abasiyah
Meskipun Daulah Abbasiyah begitu bercahaya dalam mendulang
kesuksesan dalam hampir segala bidang, namun akhirnya iapun mulai kaku dan
akhirnya runtuh. Menurut beberapa literatur, ada beberapa sebab keruntuhan
dinasti Abbasyiah, yaitu:
1. Faktor Internal
a. Mayoritas khalifah Abbasiyah periode akhir lebih mementingkan urusan
pribadi dan melalaikan tugas dan kewajiban mereka terhadap negara.
b. Luasnya wilayah kekuasaan kerajaan Abbasyiah, sementara komunikasi
pusat dengan daerah sulit dilakukan.
c. Semakin kuatnya pengaruh keturunan Turki, mengakibatkan kelompok
Arab dan Persia menaruh kecemburuan atas posisi mereka.
d. Dengan profesionalisasi angkatan bersenjata ketergantungan khalifah
kepada mereka sangat tinggi.
e. Permusuhan antar kelompok suku dan kelompok agama.
f. Merajalelanya korupsi dikalangan pejabat kerajaan.
2. Faktor Eksternal
a. Perang Salib yang berlangsung beberapa gelombang dan menelan banyak
korban.
b. Penyerbuan Tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan yang
menghancrkan Baghdad. Jatuhnya Baghdad oleh Hukagu Khan menandai
berakhirnya kerajaan Abbasyiah dan muncullah beberapa kerajaan,
yaitu : Kerajaan Syafawiah di Iran, Kerajaan Usmani di Turki, dan
Kerajaan Mughal di India.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Daulah Bani Abbasiyah diambil dari nama Al-Abbas bin Abdul
Mutholib, paman Nabi Muhammad SAW. Pendirinya ialah Abdullah As-
Saffah bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas, atau lebih dikenal dengan sebutan
Abul Abbas As-Saffah.
Al-Mansur dianggap sebagai pendiri kedua dari Dinasti Abbasiyah. Di
masa pemerintahannya Baghdad dibagun menjadi ibu kota Dinasti Abbasiyah
dan merupakan pusat perdagangan serta kebudayaan. Hingga Baghdad
dianggap sebagai kota terpenting di dunia pada saat itu yang kaya akan ilmu
pengetahuan dan kesenian. Hingga beberapa dekade kemudian dinasti
Abbasiyah mencapai masa kejayaan.
Pada sistem social Abbasiyah adalah sambungan dari masa sebelumnya
(Masa Dinasti Umaiyah). Akan tetapi, pada masa ini terjadi beberapa
perubahan yang sangat mencolok mulai dari perkembangan intelektual, fisik,
perekonomian dan kebudayaan. Adapun penyebab Keruntuhan Dinasti
Abasiyah yang terjadi oleh faktor eksternal dan faktor internal.
DAFTAR PUSTAKA

Hasimy, A, Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta : Bulan Bintang, 1993.


http://syafieh.blogspot.com/2014/01/perkembangan-islam-pada-masa
abbasiyah.html#ixzz3Ya9LYIQH
https://akitephos.wordpress.com/sejarah-pendidikan-islam/islam-pada-masa-
daulah-bani-abbasiyah/
Yatim, badri, Dr., M. A. Sejarah peradaban islam. 2011. Jakrta: PT. Rajagrafindo
Persada

Anda mungkin juga menyukai