A. Peranan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Pembelajaran di MI/SD 1. Pengertian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan a. Pengertian Pancasila Pancasila adalah sistem ajaran bangsa Indonesia dalam menjalani kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Bangsa Indonesia meyakini kebenaran nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai pedoman berpikir dan bertindak. Karena itu, setiap manusia yang ingin melakukan tindakan harus bercermin pada nilai-nilai pancasila terlebih dahulu. Pancasila sebagai norma fundamental berfungsi sebagai suatu cita-cita atau ide yang harus diwujudkan menjadi suatu kenyataan. Pancasila menurut para ahli yaitu: 1) Prof. Muhammad Yamin Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti sendi, atas, dasar, atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Maka demikian pancasila merupakan lima dasar yang berisi peoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik. 2) Ir. Soekarno Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun temurun sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian, pancasila tidak saja falsafal negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa indonesia (Sarinah, dkk, 2016). 3) Notonegoro Pancasila adalah dasar falsafah Indonesia, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia. Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pancasila merupakan pedoman hidup bangsa Indonesia. Jikalau umat beragama Islam pedoamnnya ialah Al-qur’an dan Hadits, maka bangsa Indonesia pedomannya ialah Pancasila. Pancasila bukan hanya sebagai tulisan dan pengakuan saja, tetapi pancasila haruslah dijiwai dan di amalkan. Mulai dari sila pertama yang diwajibkan memiliki agama dan menaati perintah dalam ajaran agamanya masing-masing. b. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dalam pendidikan formaluntuk membina sikap dan moral peserta didik agar memiliki karakter dan berkepribadian positif sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai wahana pembinaan perilaku pada siswa juga dimaksudkan untuk membekali siswa dengan budi pekerti, pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara yang dapat diandalkan oleh Bangsa dan Negara. 2. Karakteristik Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Djamarah dan Zain (2017) menyatakan bagian-bagian karakteristik PPKn sebagai berikut: a. Menekankan pada pemecahan masalah b. Bisa dijalankan dalam berbagai konteks. c. Mengarahkan siswa menjadi pembelajar mandiri. d. Mengaitkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan siswa yang berbeda. e. Mendorong siswa untuk merancang dan melakukan kegiatan ilmiah f. Memotivasi siswa untuk menerapkan materi yang telah dipelajari. g. Menerapkan penilaian ontentik. 3. Ruang Lingkup Kajian PPKn dalam Kurikulum MI/SD Dasar dari ruang lingkup kajian PPKn di Indonesia, dijabarkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, ruang lingkup materi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan untuk MI/SD mulai dari kelas I-VI sebagai berikut: a. Kandungan moral Pancasila dalam Lambang Negara. b. Bentuk dan tujuan norma/kaidah dalam masyarakat. c. Semangat kebersamaan dalam keberagaman. d. Persatuan dan kesatuan bangsa e. Makna simbol-simbol Pancasila dan lambang negara Indonesia. f. Hak, kewajiban, dan tanggung jawab warganegara. g. Makna keberagaman personal, sosial, dan kultural. h. Moralitas sosial dan politik warga negara/ pejabat negara, dan tokoh masyarakat i. Nilai dan moral Pancasila. j. Keanekaragaman sosial dan budaya dan pentingnya kebersamaan. k. Nilai dan moral persatuan dan kesatuan bangsa. l. Moralitas terpuji dalam kehidupan sehari-hari 4. Tujuan Pembelajaran PPKn di Sekolah Dasar a. Mempunyai kemampuan dalam berpikir kritis, bersikap nasionalisme, dan berjiwa pancasilais. b. Memiliki wawasan kebangsaan dalam menjunjung tinggi Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan rasa cinta tanah air. c. Memiliki rasa persatuan dan kesatuan dalam mempertahankan bangsa Indonesia menuju lebih baik. d. Memiliki mindset dalam memecahkan masalah yang terjadi di negara. e. Memiliki karya yang inovatif untuk mengangkat harkat dan martabat di depan para negara- negara lain. f. Menjiwai nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 5. Metode Pembelajaran PPKn untuk MI/SD Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik serta karakteristik dari setiap indikator dari kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pada bagian ini dituliskan semua metode yang akan digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di sekolah dilakukan melalui penerapan berbagai pembelajaran inovatif, kreatif, dan konstekstual sebagai wahana pembentukan karakter peserta didik secara utuh. Udin.S.Winataputra (2014: 7) menyebutkan dalam pembelajaran PPKn di kelas metode yang harus ditekankan adalah suasana pengalaman belajar diseleksi dan diorganisasikan dengan menggunakan antara lain: (1) pendidikan nilai dan moral; (2) pendekatan lingkungan meluas; (3) pembelajaran aktif; (4) pemecahan masalah; (5) pendekatan kontekstual; (6) pembelajaran terpadu; (7) pembelajaran kelompok (8) praktik belajar kewarganegaraan; (9) pemberian keteladanan; dan (10) penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah yang berkarakter sesuai dengan nilai dan moral Pancasila. Metode pembelajaran yang mampu mengembangkan pembelajaran PPKn dalam membentuk warganegara yang cerdas dan baik antara lain: a. VCT (Value Clarification Technique) b. Simulasi c. Bermain peran d. Diskusi e. Debat isu-isu publik f. Jigsaw g. Reading Guide (Membaca Buku Ajar) h. Information Search (Mencari Informasi) i. Studi kasus (Etin SOlihatin, 2012: 81). 6. Model Pembelajaran PPKn untuk MI/SD Pembelajaran PPKn perlu dipahami sebagai hubungan konseptual dan fungsional strategi serta metode pembelajaran dengan pendekatan dan model pembelajaran. Pendekatan dimaknai sebagai cara menyikapi/melihat (a way of viewing). Strategi dimaknai sebagai cara mencapai tujuan dengan sukses (a way of winning the game atau a way of achieving of objectif). Metode adalah cara menangani sesuatu (a way of dealing). Sedangkan teknik dimaknai sebagai cara memperlakukan sesuatu (a way creating something). Dilain pihak model adalah kerangka yang berisikan langkah-langkah/urut-urutan kegiatan/sintakmatik yang secara operasional perlu dilakukan oleh guru dan siswa. 7. Pentingnya Pembelajaran PPKn bagi siswa MI/SD Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan pendidikan yang berperan penting untuk membentuk kepribadian bagi siswa MI/SD. Hal ini disebabkan PPKn mempelajari tentang bagaimana siswa MI/SD untuk menjadi warga negara yang baik dan benar. PPKn menjadi mata pelajaran yang sangat wajib untuk dipelajari dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi, karena begitu pentingnya dipelajari bagi penerus bangsa. Berikut hal yang menunjukkan begitu pentingnya pembelajaran PPKn bagi siswa MI/SD: a. Menguatkan kepada mereka untuk cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa dan sesama makhluk hidup sesuai nilai-nilai pancasila agar kelak mereka dapat mengimplementasikannya di kehidupan sehari-hari. b. PPKn mengajarkan siswa untuk mampu memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara jujur, bertanggung jawab, dan demoktratis. c. PPKn memberikan pengajaran kepada siswa MI/SD untuk saling memahami sesama warga dan menanamkan kepada mereka makna dari Bhineka Tunggal Ika. d. Memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai sistem pemerintahan dan tentang peraturan negara yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. 8. Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Pembelajaran di MI/SD PPKn di sekolah dasar memiliki arti penting bagi siswa pada pembentukan pribadi warga negara yang memahami dan mampu melaksanaka hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang mencakup tentang konsep nilai moral dan norma yang telah ada dalam Pancasila dan UUD 1945 alinea ke-4. Dalam hal ini, PKn telah mengalami perubahan dari sebelumnya yaitu PPKn menjadi PKn pada kurikulum 1994. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan komponen penting dari sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dimasukkan dalam kurikulum yang dimulai sejak sekolah dasar. Pembelajaran PPKn menjadi landasan atau dasar bagi anak untuk membentuk karakter yang baik bagi generasi bangsa di tingkat sekolah mulai dari sekolah dasar (Mardiana dkk., 2021). Diharapkan dengan mengajarkan anak-anak tentang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, anak-anak yang akan menjadi penerus bangsa mampu memiliki karakter dan moral yang baik dan mengubah akhlak yang buruk berdasarkan kesadaran dan keinginannya sendiri. Namun, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan belum mampu berperan mewujudkan hal tersebut. Meskipun kelas Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan diajarkan di sekolah, siswa tidak menyadari tujuan dari pembelajaran tersebut. Akibatnya, tidak ada perubahan nyata yang signifikan dalam tindakan atau karakter buruk maupun peningkatan moral peserta didik (Natalia dkk., 2021). Pancasila adalah dasar negara dan ideologi bangsa yang memiliki lima prinsip yang pada intinya mengandung lima nilai dasar yang fundamental (Depdiknas, 2009). Adapun yang pertama, negara Republik Indonesia tidak menerapkan hukum agama tertentu sebagai hukum positif, dan negara tidak boleh ikut campur dalam urusan keyakinan agama warga negaranya. Kedua, asas kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai-nilai bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berdasarkan hak asasi manusia (humanitarian), berdasarkan hukum (yang adil) dan negara yang berbudaya (beradab). Ketiga, prinsip Persatuan Indonesia di dalamnya mengandung nilai-nilai bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia menyatakan diri sebagai negara yang terikat oleh persatuan dan kesatuan. Keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan permusyawaratan/perwakilan di dalamnya terkadung makna bahwa NKRI menerapkan prinsip demokrasi yang merupakan landasan berdasarkan kedaulatan rakyat. Kebaikan rakyat berdasarkan demokrasi dan prinsip demokrasi bersifat universal. Kelima, asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung makna bahwa keadilan sosial atau pemerataan bersama bagi seluruh komponen masyarakat Indonesia bukanlah keadilan bagi golongan/pemerintah/penguasa. Pancasila sebagai dasar negara diharapkan dapat ditanamkan dalam diri setiap masyarakat Indonesia termasuk peserta didik. Diharapkan setidaknya peserta didik harus memiliki lima ciri pribadi Pancasila yang dihayati dan diimplementasikan dalam kehidupan. Karakter tersebut adalah nilai-nilai ketuhanan (religius), cinta tanah air, kemandirian, peduli lingkungan dan toleransi. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan salah satu upaya strategis dalam penguatan pendidikan karakter warga negara, khususnya pembinaan karakter sejak dini seperti pada jenjang pendidikan di sekolah dasar. Pembinaan karakter sejak usia muda akan menjadi bekal bagi anak sebagai warga negara muda yang nantinya akan terlibat dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Proses pembekalan peserta didik dalam menjalani kehidupan bermasyarakat harus ditanamkan dengan pemahaman tentang nilai, norma, dan kebiasaan sosial budaya bangsa Indonesia yang merupakan jati diri bangsa dalam membentuk karakter anak Indonesia yang berintegritas. Perkembangan anak hingga ketika ia telah menjadi bagian dari masyarakat yang aktif menjalankan kehidupan sosial berbangsa dan bernegara, anak tersebut telah memiliki bekal untuk terlibat sebagai bagian dari masyarakat dan dapat berperan aktif sebagai warga negara yang akan mewarisi bangsa Indonesia dalam proses penyelenggaraan negara. Pendidikan karakter adalah upaya terencana untuk membantu manusia memahami, merawat, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai etika/moral. Pendidikan karakter perlu dilakukan karena saat ini bangsa Indonesia sedang kehilangan moral dan kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai dalam ideologi Pancasila sebagai nilai sentral. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan menitikberatkan pada penanaman pemahaman tentang konsep negara dan mencakup konsep-konsep yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya pembelajaran ini diharapkan akan menghasilkan generasi yang menghargai dan menjaga keutuhan dan persatuan bangsa. Pemahaman dan peningkatan sikap dan perilaku yang berakar pada nilai-nilai Pancasila serta budaya bangsa menjadi prioritas dalam pendidikan Pancasil dan Kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan karakter merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya. Nilai-nilai pendidikan karakter di Indonesia dibangun melalui empat sumber yaitu pancasila, tujuan pendidikan nasional, agama, dan budaya (Nugroho dkk., 2019). Pembelajaran PPKn menitikberatkan pada pemberian pengetahuan politik serta hukum- hukum yang mengatur masyarakat Indonesia serta berbagai nilai dan pedoman moral, serta cara penerapannya, tertuang dengan jelas dalam bahan ajar, baik secara teoritis, konseptual, maupun normatif. Program PPKn menitikberatkan pada pengembangan individu yang demokratis, terampil, religius, cinta bangsa dan negara, serta menjunjung tinggi nama baik dan martabat bangsa dalam proses pergaulan dunia yang berkelanjutan. Pembelajaran PPKn prosedural meliputi bahan ajar yang membentuk, membina, dan mengembangkan potensi siswa baik di lingkungan fisik maupun non fisik secara humanistik, demokratis, dan fungsional (Firmansyah & Dewi, 2021). Menurut Cahyani dan Dinnie (2021) PPKn pada jenjang sekolah dasar dimaknai sebagai rangkaian kegiatan belajar mengajar yang bertujuan membantu siswa agar siswa mampu belajar dengan baik dan melahirkan manusia yang berjiwa nasionalis dalam berkreasi. karakter bangsa yang berorientasi pada pembentukan masyarakat yang memposisikan demokrasi. PPKn sebagai mata pelajaran berbasis pembangunan karakter, menurut Mardiana, dkk. (2021), merupakan jalan keluar dari permasalahan dalam penanaman karakter bangsa. Karakter bangsa termasuk dalam upaya kolektif sistematis oleh negara nasional dalam mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan konstitusi, dasar, ideologi, arah negara, dan keterampilan kolektif dalam rangka kehidupan regional, nasional, dan global yang beradab. Hal-hal tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan bangsa yang kuat, berakhlak mulia, toleran, berdaya saing, berkembang dinamis, berorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi, bermoral, gotong royong, berbudi luhur, dan patriotik, sesuai dengan Pancasila (Fitriasari dkk, 2019). PPKn sangat penting dalam membentuk moral generasi penerus dan karakter negara. Oleh karena itu, perlu memasukkan materi pendidikan kewarganegaraan yang berkelanjutan dengan nilai-nilai karakter bangsa ke dalam penerapannya. Religius, kerja keras, kejujuran, semangat kebangsaan dan cinta tanah air, kreatif, peduli lingkungan dan sosial, toleransi, disiplin, tanggung jawab, dan nilai-nilai demokrasi semuanya diperlukan agar kemajuan suatu bangsa dapat terwujud (Izma et al., 2019). Terdapat beberapa karakter yang perlu ditanamkan dalam diri peserta didik melalui pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Adapun beberapa karakter tersebut adalah: a. Religius Sikap menjunjung tinggi perintah agama dan menjauhi larangan agama dengan tetap menjaga kerukunan dan persatuan umat beragama satu sama lain. b. Jujur Sikap yang selalu menempel untuk menghindari keburukan dengan menjaga perkataan, perasaan dan tindakan selalu mengatakan yang sebenarnya dan dapat dipercaya c. Toleransi Perilaku cenderung menghargai perbedaan baik sikap maupun tindakan sikap dalam hal mencegah perbedaan agama, suku, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dengannya. d. Disiplin Perbuatan yang menunjukkan ketaatan, tertib, tertib dan perilaku mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan tujuan tertentu. e. Kerja keras Perilaku yang menunjukkan usaha yang sungguh-sungguh untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan sebaik-baiknya f. Kreatif Upaya mencari alternatif pemecahan masalah dari berbagai sudut pandang g. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas. h. Demokratis Sikap dan tindakan yang menjunjung tinggi hak dan kewajibannya serta orang lain yang sederajat. i. Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berusaha untuk mengetahui lebih mendalam dan luasnya sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar. j. Semangat kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan wawasan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri sendiri dan golongannya k. Cinta tanah air Cara berpikir, bertindak dan bertindak yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa l. Menghargai prestasi Sikap dan tindakan yang mendorongnya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui serta menghargai keberhasilan orang m. Bersahabat/komunikatif Perilaku yang ditunjukkan dengan selalu menjaga hubungan baik melalui interaksi positif antar individu dalam suatu kelompok maupun dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. n. Cinta damai Perilaku yang selalu mengutamakan persatuan, kesatuan dan perwujudan kerukunan dalam lingkungan pluralistik dan multikultural o. Suka membaca Kebiasaan meluangkan waktu untuk membaca berbagai teks yang membawa kebaikan bagi dirinya p. Peduli lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan alam sekitar dan mengembangkan upaya perbaikan kerusakan alam yang telah terjadi q. Peduli sosial Kepekaan terhadap segala kesulitan yang dihadapi lingkungan dan masyarakat r. Bertanggung jawab Menyadari bahwa segala yang dilakukannya, bukan hanya merupakan tugas dan kewajiban bagi dirinya sendiri tetapi juga keluarga, masyarakat, lingkungan dan negara serta Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam penerapannya memberikan kontribusi terhadap pembentukan dan penanaman moral bangsa melalui beberapa tahapan, yaitu: a. Pembelajaran, kegiatan pembelajaran dirancang tidak hanya untuk menciptakan peserta didik yang benar-benar memahami kompetensi yang ditentukan, tetapi juga untuk menciptakan peserta didik yang memahami, dan mempedomani nilai-nilai tersebut untuk kemudian mengimplementasikannya sebagai perilaku. b. Kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler, kegiatan ini harus disertai dengan prosedur pelaksanaan yang memberdayakan kapasitas sumber daya manusia untuk mendukung konkretisasi pendidikan karakter dan pengaktifan kembali kegiatan ko-kurikuler dan ekstra kurikuler yang ada untuk diarahkan pada pengembangan karakter. c. Aktualisasi budaya melalui pengembangan alternatif dan pembinaan karakter di sekolah. d. Kegiatan di rumah dan di masyarakat pada kehidupan setiap hari. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sangat penting dalam pembentukan identitas nasional karena merupakan salah satu landasan pembangunan karakter dan jati diri bangsa, artinya PPKn mendidik warga negara untuk menjadi warga negara yang baik dan warga negara yang cerdas di era yang kompetitif untuk memecahkan masalah sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. PPKn bertujuan untuk membentuk kepribadian warga negara yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. PPKn merupakan salah satu cara terbaik untuk menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik selama proses pembelajaran, karena tujuan pembelajaran PPKn yang sebenarnya adalah mengembangkan peserta didik menjadi generasi muda yang berakhlak mulia, menjadi warga negara yang aktif dalam menyampaikan aspirasinya, dan memiliki karakter yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Berdasarkan temuan sebelumnya yang ditulis oleh (Dewi dkk, 2021), ditegaskan bahwa kewarganegaraan mencakup penanaman konsep kenegaraan yang berorientasi pada pembentukan generasi yang mencintai dan menjaga keutuhan dan persatuan bangsa. Pembelajaran PPKn yang diberikan kepada peserta didik dengan cara yang benar merupakan jalan keluar dari permasalahan karakter dan moral peserta didik serta dapat yang terkait dengan pembentukan karakter bangsa. Oleh karena itu, dalam penerapannya diperlukan materi yang berkesinambungan dengan nilai-nilai karakter bangsa. B. Peranan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Kehidupan Sehari-hari 1. Peranan Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari Dalam kehidupan sehari-hari pun Pancasila memiliki nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat di jadikan sebuah pedoman. Sebagai sebuah pedoman Pancasila sendiri memiliki isi yang dapat menjadi sebuah jawaban atas masalah yang mungkin terjadi dikehidupan sehari-hari masyarakat. Sebagai contoh, pada sila ketiga Pancasila berbunyi “Persatuan Indonesia”, dari sila tersebut mengandung banyak hal. Bahwa bangsa Indonesia harus bersatu meski terdapat perbedaan. Baik dalam hal budaya, keyakinan (agama), suku maupun bahasa yang justru harus dimulai dari hal yang paling mendasar yakni dari kehidupan bermasyarakat. Sebab Bhinneka Tunggal Ika mengungkapkan sebuah makna bila meski kita berbeda namun tetap satu jua. Bila diterapkan dalam keadaan sehari-hari hal tersebut akan tampak saat adanya kerja bakti maupun Siskamling yang diadakan sebuah lingkungan. Kegiatan tersebut sangat mencerminkan Pancasila dalam sila Persatuan Indonesia, yang akan bersatu untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dan bermanfaat. Berikut beberapa peranan Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari yang tidak kita sadari adalah sebagai berikut: a. Sebagai pedoman Pedoman merupakan sesuatu hal yang akan menuntun seseorang untuk bertindak dan berperilaku sesuai dengan pedomannya tersebut. Sebagai contoh RT dan RW di Indonesia, merupakan ujung tombak pemerintahan yang langsung berhubungan dengan masyarakat. Ini sejalan dengan cerminan sila Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, yakni fungsi dan tugas RT maupun RW dapat bertindak adil didalam kehidupan bermasyarakat. Seperti contohnya, ada maling tertangkap tangan lantas masyarakat hendak menghakiminya. Disini setiap orang harus meletakkan makna sila Kemanusiaan yang adil dan beradab berlaku sebagai pedoman, dengan tidak bertindak anarki. Sebab setiap orang memiliki hak untuk hidup dan mendapatkan keadilan baik antara korban dan pelaku tersebut. Dan bila dibiarkan hal ini akan menjadi sebuah pelanggaran hak warga negara, karena meskipun pelaku maling tadi terbukti bersalah. Namun sebagai warga negara orang tersebut memiliki hak untuk mendapatkan “Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia” tanpa terkecuali. b. Sebagai sarana pendidikan Pentingnya pendidikan karakter tak hanya untuk anak sekolah saja namun untuk setiap orang baik tua ataupun muda tanpa membedakan latar belakang yang dimiliki. Karakter dari nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi terbuka merupakan sebuah sarana yang tepat untuk mengajarkan sebuah keterbukaan. Terbuka dalam menerima segala hal baru, dan mengajarkan generasi muda tentunyan untuk bersikap terbuka yang berlandaskan Pancasila. Dan bukannya terbuka yang tanpa arah tujuan yang jelas. Mendidik anak-anak untuk dapat memahami bahwa sila “Persatuan Indonesia” itu sesuatu hal yang penting sebagai bentuk upaya menjaga keutuhan NKRI. Dari pada generasi muda hanya menhabiskan waktu tenaga dan pikiran dengan tawuran yang selain dapat merugikan diri sendiri hal tersebut juga dapat menimbulkan kerugian bagi masyarakat lainnya. Disinilah seharusnya Pancasila memiliki peranan yakni sebagai sebuah pendidikan karakter di sekolah yang akan mampu membangun karakter bangsa di era globalisasi. Dan pembentukan karakter anak sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Terutama bila orang tua dapat mengetahui betapa pentingnya pendidikan anak usia dini untuk mengenal Pancasila. c. Sebagai tujuan Tujuan merupakan sesuatu hal yang menjadi fokus tentang seseuatu yang akan dituju, sebagai sebuah tujuan Pancasila sendiri memiliki multipesepsi. Misalnya sebagai tujuan hidup, Pancasila dapat diterapkan kedalam segala sisi kehidupan baik dalam bermasyarakat, berbangsa dan juga bernegara. Pancasila sebagai tujuan hidup dalam bermasyarakat terlebih lagi dalam kehidupan sehari-hari dapat berpegang pada sila kedua yang berbunyi, “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Yang menjadi sebuah tujuan untuk selalu berbuat adil dan berbudi pekerti yang baik sebagai cara menjaga nama baik keluarga. d. Sebagai nilai kehidupan Setiap sila di dalam Pancasila membentuk keterikatan yang saling terkait satu sama lain yang utuh dan tidat dapat tergantikan. Dengan hal tersebut maka seseorang harus memahaminya dengan cara menyeluruh, dan tidak menafsirkannya hanya sebagian saja. Sebab akan merusak mkna yang sesungguhnya disamping itu juga akan merubah tafsiran dan makna yang sebenarnya yang terkandung di dalam Pancasila tersebut. Berikut nilai- nilai yang terkandung didalam Pancasila, diantaranya: 1) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai sebuah keyakinan tentang agama, 2) Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai kemanusiaan, 3) Sila Persatuan Indonesia mengandung nilai persatuan, 4) Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan mengandung nilai kerakyatan dan, 5) Sila Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung nilai keadilan. Dalam kenyataan yang sesungguhnya sangat penting memiliki pemahaman dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila didalam kehidupan sehari-hari. a. Dalam sila pertama mengandung nilai keyakinan beragama, yang memiliki sebuah pengertian untuk selalu menjunjung tinggi sikap keyakinan dalam beribadat terhadap agama yang diyakini secara penuh. Didalam kehidupan sehari-hari, terutama masyarakat perkotaan yang terdiri dari beragam suku dan keyakinan berkumpul dalam sebuah harmoni. Hal tersebut merupakan penyebab terciptanya masyarakat majemuk dan multikultural namun tetap memiliki rasa tenggang rasa untuk menghormati keyakinan orang lain. Contoh peran pancasila pada sila pertama yaitu: 1) Saling menghormati antara umat beragama. 2) Menjalankan kepercayaan yang dianut masing-masing. 3) Tidak memaksa seseorang untuk mengikuti kepercayaan yang dianut. b. Dalam sila kedua yang mengandung nilai kemanusiaan yang memiliki sikap dan perilaku sebagai manusia yang terpuji dan berkarater. Memahami bahwa semua manusia memiliki kedudukan yang sama, mengerti tentang hak dan kewajiban warga negara untuk saling besikap toleran dan tidak diskriminatif dalam kehidupan bersosial di masyarakat. Sebab dapat menekan bahaya radikalisme dan terorisme yang mungkin terjadi ditengah lingkungan masyarakat yang majemuk. Contoh peran pancasila pada sila kedua yaitu: 1) Tidak membeda-bedakan antar sesama manusia baik suku, agama, maupun status social. 2) Selalu menyadari bahwa kita adalah makhluk yang sama dimata tuhan. 3) Harus selalu bersikap jujur dan santun kepada setiap sesama. 4) Menjaga kekurukunnan jika bertetangga. c. Dalam sila ketiga tercermin sebuah nilai kesatuan bangsa Inonesia yang utuh dan satu. Misalnya dalam gotong royong dalam kegiatan disekitar lingkungan. Ketika masyarakat bersatu tanpa melihat latar belakang suku, agama maupun aliran tertentu maka merupakan suatu cara mencegah radikalisme dan terorisme yang mengintai saat ini. Contoh peran pancasila pada sila ketiga yaitu: 1) Mengutamakan kepentingan Negara dari pada kepentingan pribadi. 2) Menjunjung tinggi persatuan Indonesia. 3) Cinta tanah air dengan selalu menjalankan ketertiban dunia. 4) Tidak membuat malu bangsa dan Negara. d. Dalam sila keempat memiliki pengertian bahwa setiap perbedaan dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah. Tentunya manfaat musyawarah sangat banyak apalagi didalam menyelesaikan masalah dikehidupan sehari-hari, misalnya bila terjadi perselisihan dintara para warga masyarakat musyawarah lah yang diutamakan ketimbang dengan kekerasan. Contoh peran pancasila pada sila keempat yaitu: 1) Ikut serta dalam pemilihan umum. 2) Tidak memaksakan kehendak orang lain. 3) Menghormati pendapat orang lain. e. Dalam sila kelima mengandung makna keadilan. Keadilan disini sangat luas dan tidak terbatas dalam penjabarannya. Adil terhadap orang lain maupun diri sendiri, dalam memakai fasilitas umum misalnya. Tidak berkendara melampau batas hingga mengganggu pengendara lain merupakan sebagian keadilan untuk sosial dan individu. Contoh peran pancasila pada sila kelima yaitu: 1) Menghargai pendapat sesama. 2) Menghormati yang lebih tua. 3) Adil terhadap keputusan kesalahan. 4) Adil kepada orang yang orang yang kurang mampu. 5) Menghukum kesalahan sesuai undang-undang yang berlaku. 2. Peranan Pendidikan Kewarganegaraan dalam Kehidupan Sehari-hari Dalam dunia pendidikan tentunya kita sudah akrab dengan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan sendiri merupakan pendidikan yang mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai hak dan kewajinan suatu warga negara agar setiap hal yang di kerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak melenceng dari apa yang di harapkan. Karena di nilai penting, pendidikan ini sudah di terapkan sejak usia dini di setiap jejang pendidikan mulai dari yang paling dini hingga pada perguruan tinggi agar menghasikan penerus penerus bangsa yang berkompeten dan siap menjalankan hidup berbangsa dan bernegara. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan resmi masuk dalam kurikulum sekolah di Indonesia pada tahun 1968. Pada tahun 1975, nama pendidikan kewarganegaraan diubah oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Nama mata pelajaran PMP diubah lagi pada tahun 1994 menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Pada masa Reformasi PPKn diubah menjadi PKn dengan menghilangkan kata Pancasila yang dianggap sebagai produk Orde Baru. Dimasukkanya mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan oleh pemerintah memiliki maksud dan tujuan tersendiri yaitu agar warga negara Indonesia memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Penerapan pendidikan kewarganegaraan pun kini selalu kita temui dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam aspek sosial. Pendidikan kewarganegaraan memberi pengaruh yang cukup besar dalam kehidupan sosial. Berikut adalah bentuk peranannya dalam kehidupan sosial pada lingkungan a. Sekolah Dalam lingkungan sekolah, peranan pendidikan kewarganegaraan dapat diwujudkan dalam upacara bendera, seperti bagaimana kita bersikap dalam upacara itu. Kita diajarkan untuk besikap khidmat dalam upacara. Selain itu, kita dapat menerapkannya dengan mengikuti kegiatan sekolah seperti organisasi paskibra sebagai bentuk pengabdian kepada negara. b. Masyarakat Dalam kehidupan bermasyarakat kita tentu mengerti akan perbedaan yang terkandung didalamnya baik agama, ras, suku, dsb. Oleh karena itu, kita diajarkan untuk selalu menjunjung tinggi toleransi akan perbedaan-perbedaan yang ada agar seluruh warga negara dapat hidup rukun dan damai. Selain dalam kehidupan sosial, kita juga bisa menerapkannya dalam lalu lintas dengan tertib berlalu lintas dan mematuhi segala peraturannya. Kita juga sebaiknya tidak enggan untuk mengingatkan anggota masyarakat yang melanggar peraturan lalu lintas. Hidup dalam masyarakat yang berbudaya, kita harus turut meneruskan tradisi dalam menjaga persatuan agar selalu tercipta kedamaian dalam masyarakat. Hal itu dapat kita lakukan dengan terus menjunjung tinggi toleransi serta keadilan sosial. Pada akhirnya pendidikan kewarganegaraan dapat menjadi sumber pengetahuan akan bagaimana seharusnya kita berperilaku sebagai warga negara yang baik. Pendidikan kewarganegaraan mengajarkan kita untuk menjadikan Pancasila sebagai pondasi kita sebagai warga negara dalam berperilaku. Pendidikan kewarganegaraan bukan hanya sekedar mata pelajaran yang dijadikan bahan studi dan harus kita pelajari. Tetapi pendidikan kewarganegaraan juga harus kita terapkan dalam kehidupan kita. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu usaha dalam meningkatkan kualitas warga negara melalui pendidikan. Peranan dari pendidikan sangatlah penting dalam membangun karakter siswa. Pendidikan Kewarganegaraan menjadi penyangga dalam membangun karakter yang artinya Pendidikan Kewarganegaraan membimbing peserta didik untuk menjadi warga negara yang baik terlebih sebagai generasi penerus yang akan menghadapi perkembangan dan perubahan dunia di era globalisasi. Melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan mampu membangun sikap yang setia kepada tanah air dan sanggup menyumbangkan setiap potensi secara tulus dan ikhlas untuk kemajuan tanah air. Tanggung jawab yang dimiliki Pendidikan Kewarganegaraan dalam menggapai tujuan nasional dan mencerdaskan kehidupan bangsa dan karakter agar generasi penerus dapat memiliki pribadi yang bertanggung jawab, berbudi luhur, bermoral, serta menjadi warga yang baik. Sebagai pelajaran pendidikan moral, Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu solusi untuk mengarahkan perkembangan karakter peserta didik yang berdasar Pancasila. Seharusnya, Pendidikan Kewarganegaraan setiap lembaga pendidikan dilakukan dengan cara terus menerus dan berkaitan dengan situasi sosial masa kini. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai salah satu pilar penyangga dalam membangun karakter dan jati diri bangsa artinya bahwa pendidikan kewarganegaraan mendidik warga negara menjadi warga negara yang baik (good citizen), warga negara yang cerdas (smart citizen) dalam menghadapi perkembangan dunia di era kompetitif. Oleh sebeb itu, pendidikan kewarganegaraan memberi bekal kepada warga negara baik kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual. Kecerdasan yang dimiliki seorang warga negara diharapkan dapat dimanfaatkan untuk berpikir dalam menganalisis dalam berbagai masalah. Untuk itu, warga negara harus memiliki sejumlah keterampilan (skill) baik keterampilan berpikir, berkomunikasi, berpartisipasi, bahkan keterampilan dalam memecahkan masalah-masalah sosial kemasyarakatan dalam kehidupan bernegara. Secara lebih spesifik dapat dijabarkan juga bahwa Pendidikan kewarganegaraan berperan sebagai : a. Mengembangkan dan melestarikan moral Pancasila secara dinamis dan terbuka, berarti bahwa nilai dan moral yang dikembangkan mampu menjawab tantangan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, tanpa jati diri sebagai bangsa Indonesia yang kehilangan; b. Mengembangkan dan membina manususia Indonesia seutuhnya yang sadar, politik dan konstitusi Negara Republik Indonesia berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; c. Membina pemahaman dan kesadaran dan terhadap hubungan antara warga Negara dengan sasama warga negara dan pendidikan pendahuluan bela Negara agar mengetahui dan mampu melaksanakan dengan baik hak dan kewajiban sebagai warga Negara.
KELOMPOK XII 1. Wardah Salwa Aqilah 410623022 2. Santi Ekawati 410623015