Anda di halaman 1dari 15

BAB XII

PERANAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


A. Peranan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Pembelajaran di MI/SD
1. Pengertian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
a. Pengertian Pancasila
Pancasila adalah sistem ajaran bangsa Indonesia dalam menjalani kehidupan
bernegara dan bermasyarakat. Bangsa Indonesia meyakini kebenaran nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila sebagai pedoman berpikir dan bertindak. Karena itu, setiap
manusia yang ingin melakukan tindakan harus bercermin pada nilai-nilai pancasila terlebih
dahulu. Pancasila sebagai norma fundamental berfungsi sebagai suatu cita-cita atau ide
yang harus diwujudkan menjadi suatu kenyataan.
Pancasila menurut para ahli yaitu:
1) Prof. Muhammad Yamin
Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti sendi, atas,
dasar, atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Maka demikian pancasila
merupakan lima dasar yang berisi peoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting
dan baik.
2) Ir. Soekarno
Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun temurun sekian abad lamanya
terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian, pancasila tidak saja falsafal
negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa indonesia (Sarinah, dkk, 2016).
3) Notonegoro
Pancasila adalah dasar falsafah Indonesia, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi
pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan
kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia.
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pancasila
merupakan pedoman hidup bangsa Indonesia. Jikalau umat beragama Islam pedoamnnya
ialah Al-qur’an dan Hadits, maka bangsa Indonesia pedomannya ialah Pancasila. Pancasila
bukan hanya sebagai tulisan dan pengakuan saja, tetapi pancasila haruslah dijiwai dan di
amalkan. Mulai dari sila pertama yang diwajibkan memiliki agama dan menaati perintah
dalam ajaran agamanya masing-masing.
b. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan dalam pendidikan formaluntuk membina sikap dan moral peserta didik agar
memiliki karakter dan berkepribadian positif sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai wahana pembinaan perilaku pada siswa juga
dimaksudkan untuk membekali siswa dengan budi pekerti, pengetahuan dan kemampuan
dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara yang dapat diandalkan oleh Bangsa
dan Negara.
2. Karakteristik Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Djamarah dan Zain (2017) menyatakan bagian-bagian karakteristik PPKn sebagai
berikut:
a. Menekankan pada pemecahan masalah
b. Bisa dijalankan dalam berbagai konteks.
c. Mengarahkan siswa menjadi pembelajar mandiri.
d. Mengaitkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan siswa yang berbeda.
e. Mendorong siswa untuk merancang dan melakukan kegiatan ilmiah
f. Memotivasi siswa untuk menerapkan materi yang telah dipelajari.
g. Menerapkan penilaian ontentik.
3. Ruang Lingkup Kajian PPKn dalam Kurikulum MI/SD
Dasar dari ruang lingkup kajian PPKn di Indonesia, dijabarkan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah, ruang lingkup materi pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan untuk MI/SD mulai dari kelas I-VI sebagai berikut:
a. Kandungan moral Pancasila dalam Lambang Negara.
b. Bentuk dan tujuan norma/kaidah dalam masyarakat.
c. Semangat kebersamaan dalam keberagaman.
d. Persatuan dan kesatuan bangsa
e. Makna simbol-simbol Pancasila dan lambang negara Indonesia.
f. Hak, kewajiban, dan tanggung jawab warganegara.
g. Makna keberagaman personal, sosial, dan kultural.
h. Moralitas sosial dan politik warga negara/ pejabat negara, dan tokoh masyarakat
i. Nilai dan moral Pancasila.
j. Keanekaragaman sosial dan budaya dan pentingnya kebersamaan.
k. Nilai dan moral persatuan dan kesatuan bangsa.
l. Moralitas terpuji dalam kehidupan sehari-hari
4. Tujuan Pembelajaran PPKn di Sekolah Dasar
a. Mempunyai kemampuan dalam berpikir kritis, bersikap nasionalisme, dan berjiwa
pancasilais.
b. Memiliki wawasan kebangsaan dalam menjunjung tinggi Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan rasa cinta tanah air.
c. Memiliki rasa persatuan dan kesatuan dalam mempertahankan bangsa Indonesia menuju
lebih baik.
d. Memiliki mindset dalam memecahkan masalah yang terjadi di negara.
e. Memiliki karya yang inovatif untuk mengangkat harkat dan martabat di depan para negara-
negara lain.
f. Menjiwai nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
5. Metode Pembelajaran PPKn untuk MI/SD
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD atau seperangkat indikator yang telah
ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta
didik serta karakteristik dari setiap indikator dari kompetensi yang hendak dicapai pada setiap
mata pelajaran. Pada bagian ini dituliskan semua metode yang akan digunakan selama proses
pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di sekolah dilakukan melalui
penerapan berbagai pembelajaran inovatif, kreatif, dan konstekstual sebagai wahana
pembentukan karakter peserta didik secara utuh. Udin.S.Winataputra (2014: 7) menyebutkan
dalam pembelajaran PPKn di kelas metode yang harus ditekankan adalah suasana pengalaman
belajar diseleksi dan diorganisasikan dengan menggunakan antara lain: (1) pendidikan nilai
dan moral; (2) pendekatan lingkungan meluas; (3) pembelajaran aktif; (4) pemecahan
masalah; (5) pendekatan kontekstual; (6) pembelajaran terpadu; (7) pembelajaran kelompok
(8) praktik belajar kewarganegaraan; (9) pemberian keteladanan; dan (10) penciptaan iklim
kelas dan budaya sekolah yang berkarakter sesuai dengan nilai dan moral Pancasila.
Metode pembelajaran yang mampu mengembangkan pembelajaran PPKn dalam
membentuk warganegara yang cerdas dan baik antara lain:
a. VCT (Value Clarification Technique)
b. Simulasi
c. Bermain peran
d. Diskusi
e. Debat isu-isu publik
f. Jigsaw
g. Reading Guide (Membaca Buku Ajar)
h. Information Search (Mencari Informasi)
i. Studi kasus (Etin SOlihatin, 2012: 81).
6. Model Pembelajaran PPKn untuk MI/SD
Pembelajaran PPKn perlu dipahami sebagai hubungan konseptual dan fungsional
strategi serta metode pembelajaran dengan pendekatan dan model pembelajaran. Pendekatan
dimaknai sebagai cara menyikapi/melihat (a way of viewing). Strategi dimaknai sebagai cara
mencapai tujuan dengan sukses (a way of winning the game atau a way of achieving of
objectif). Metode adalah cara menangani sesuatu (a way of dealing). Sedangkan teknik
dimaknai sebagai cara memperlakukan sesuatu (a way creating something). Dilain pihak
model adalah kerangka yang berisikan langkah-langkah/urut-urutan kegiatan/sintakmatik
yang secara operasional perlu dilakukan oleh guru dan siswa.
7. Pentingnya Pembelajaran PPKn bagi siswa MI/SD
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan pendidikan yang berperan
penting untuk membentuk kepribadian bagi siswa MI/SD. Hal ini disebabkan PPKn
mempelajari tentang bagaimana siswa MI/SD untuk menjadi warga negara yang baik dan
benar. PPKn menjadi mata pelajaran yang sangat wajib untuk dipelajari dari tingkat dasar
sampai perguruan tinggi, karena begitu pentingnya dipelajari bagi penerus bangsa. Berikut hal
yang menunjukkan begitu pentingnya pembelajaran PPKn bagi siswa MI/SD:
a. Menguatkan kepada mereka untuk cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa dan sesama
makhluk hidup sesuai nilai-nilai pancasila agar kelak mereka dapat
mengimplementasikannya di kehidupan sehari-hari.
b. PPKn mengajarkan siswa untuk mampu memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban
secara jujur, bertanggung jawab, dan demoktratis.
c. PPKn memberikan pengajaran kepada siswa MI/SD untuk saling memahami sesama warga
dan menanamkan kepada mereka makna dari Bhineka Tunggal Ika.
d. Memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai sistem pemerintahan dan tentang
peraturan negara yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.
8. Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Pembelajaran di MI/SD
PPKn di sekolah dasar memiliki arti penting bagi siswa pada pembentukan pribadi
warga negara yang memahami dan mampu melaksanaka hak-hak dan kewajiban untuk
menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan
dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
mata pelajaran yang mencakup tentang konsep nilai moral dan norma yang telah ada dalam
Pancasila dan UUD 1945 alinea ke-4. Dalam hal ini, PKn telah mengalami perubahan dari
sebelumnya yaitu PPKn menjadi PKn pada kurikulum 1994.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan komponen penting dari sistem
pendidikan nasional. Oleh karena itu, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
dimasukkan dalam kurikulum yang dimulai sejak sekolah dasar. Pembelajaran PPKn menjadi
landasan atau dasar bagi anak untuk membentuk karakter yang baik bagi generasi bangsa di
tingkat sekolah mulai dari sekolah dasar (Mardiana dkk., 2021). Diharapkan dengan
mengajarkan anak-anak tentang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, anak-anak yang
akan menjadi penerus bangsa mampu memiliki karakter dan moral yang baik dan mengubah
akhlak yang buruk berdasarkan kesadaran dan keinginannya sendiri. Namun, Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan belum mampu berperan mewujudkan hal tersebut. Meskipun
kelas Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan diajarkan di sekolah, siswa tidak menyadari
tujuan dari pembelajaran tersebut. Akibatnya, tidak ada perubahan nyata yang signifikan
dalam tindakan atau karakter buruk maupun peningkatan moral peserta didik (Natalia dkk.,
2021).
Pancasila adalah dasar negara dan ideologi bangsa yang memiliki lima prinsip yang
pada intinya mengandung lima nilai dasar yang fundamental (Depdiknas, 2009). Adapun yang
pertama, negara Republik Indonesia tidak menerapkan hukum agama tertentu sebagai hukum
positif, dan negara tidak boleh ikut campur dalam urusan keyakinan agama warga negaranya.
Kedua, asas kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai-nilai bahwa Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berdasarkan hak asasi manusia
(humanitarian), berdasarkan hukum (yang adil) dan negara yang berbudaya (beradab). Ketiga,
prinsip Persatuan Indonesia di dalamnya mengandung nilai-nilai bahwa Negara Kesatuan
Republik Indonesia menyatakan diri sebagai negara yang terikat oleh persatuan dan kesatuan.
Keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan permusyawaratan/perwakilan di
dalamnya terkadung makna bahwa NKRI menerapkan prinsip demokrasi yang merupakan
landasan berdasarkan kedaulatan rakyat. Kebaikan rakyat berdasarkan demokrasi dan prinsip
demokrasi bersifat universal. Kelima, asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
mengandung makna bahwa keadilan sosial atau pemerataan bersama bagi seluruh komponen
masyarakat Indonesia bukanlah keadilan bagi golongan/pemerintah/penguasa. Pancasila
sebagai dasar negara diharapkan dapat ditanamkan dalam diri setiap masyarakat Indonesia
termasuk peserta didik. Diharapkan setidaknya peserta didik harus memiliki lima ciri pribadi
Pancasila yang dihayati dan diimplementasikan dalam kehidupan. Karakter tersebut adalah
nilai-nilai ketuhanan (religius), cinta tanah air, kemandirian, peduli lingkungan dan toleransi.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan salah satu upaya strategis
dalam penguatan pendidikan karakter warga negara, khususnya pembinaan karakter sejak dini
seperti pada jenjang pendidikan di sekolah dasar. Pembinaan karakter sejak usia muda akan
menjadi bekal bagi anak sebagai warga negara muda yang nantinya akan terlibat dalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Proses pembekalan peserta didik dalam
menjalani kehidupan bermasyarakat harus ditanamkan dengan pemahaman tentang nilai,
norma, dan kebiasaan sosial budaya bangsa Indonesia yang merupakan jati diri bangsa dalam
membentuk karakter anak Indonesia yang berintegritas. Perkembangan anak hingga ketika ia
telah menjadi bagian dari masyarakat yang aktif menjalankan kehidupan sosial berbangsa dan
bernegara, anak tersebut telah memiliki bekal untuk terlibat sebagai bagian dari masyarakat
dan dapat berperan aktif sebagai warga negara yang akan mewarisi bangsa Indonesia dalam
proses penyelenggaraan negara. Pendidikan karakter adalah upaya terencana untuk membantu
manusia memahami, merawat, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai etika/moral. Pendidikan
karakter perlu dilakukan karena saat ini bangsa Indonesia sedang kehilangan moral dan
kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai dalam ideologi
Pancasila sebagai nilai sentral.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan menitikberatkan pada penanaman
pemahaman tentang konsep negara dan mencakup konsep-konsep yang sering digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya pembelajaran ini diharapkan akan menghasilkan
generasi yang menghargai dan menjaga keutuhan dan persatuan bangsa. Pemahaman dan
peningkatan sikap dan perilaku yang berakar pada nilai-nilai Pancasila serta budaya bangsa
menjadi prioritas dalam pendidikan Pancasil dan Kewarganegaraan. Pendidikan
kewarganegaraan dan pendidikan karakter merupakan mata pelajaran yang sangat erat
kaitannya. Nilai-nilai pendidikan karakter di Indonesia dibangun melalui empat sumber yaitu
pancasila, tujuan pendidikan nasional, agama, dan budaya (Nugroho dkk., 2019).
Pembelajaran PPKn menitikberatkan pada pemberian pengetahuan politik serta hukum-
hukum yang mengatur masyarakat Indonesia serta berbagai nilai dan pedoman moral, serta
cara penerapannya, tertuang dengan jelas dalam bahan ajar, baik secara teoritis, konseptual,
maupun normatif. Program PPKn menitikberatkan pada pengembangan individu yang
demokratis, terampil, religius, cinta bangsa dan negara, serta menjunjung tinggi nama baik
dan martabat bangsa dalam proses pergaulan dunia yang berkelanjutan. Pembelajaran PPKn
prosedural meliputi bahan ajar yang membentuk, membina, dan mengembangkan potensi
siswa baik di lingkungan fisik maupun non fisik secara humanistik, demokratis, dan
fungsional (Firmansyah & Dewi, 2021).
Menurut Cahyani dan Dinnie (2021) PPKn pada jenjang sekolah dasar dimaknai sebagai
rangkaian kegiatan belajar mengajar yang bertujuan membantu siswa agar siswa mampu
belajar dengan baik dan melahirkan manusia yang berjiwa nasionalis dalam berkreasi.
karakter bangsa yang berorientasi pada pembentukan masyarakat yang memposisikan
demokrasi. PPKn sebagai mata pelajaran berbasis pembangunan karakter, menurut Mardiana,
dkk. (2021), merupakan jalan keluar dari permasalahan dalam penanaman karakter bangsa.
Karakter bangsa termasuk dalam upaya kolektif sistematis oleh negara nasional dalam
mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan konstitusi, dasar, ideologi,
arah negara, dan keterampilan kolektif dalam rangka kehidupan regional, nasional, dan global
yang beradab. Hal-hal tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan bangsa yang kuat, berakhlak
mulia, toleran, berdaya saing, berkembang dinamis, berorientasi pada ilmu pengetahuan dan
teknologi, bermoral, gotong royong, berbudi luhur, dan patriotik, sesuai dengan Pancasila
(Fitriasari dkk, 2019). PPKn sangat penting dalam membentuk moral generasi penerus dan
karakter negara. Oleh karena itu, perlu memasukkan materi pendidikan kewarganegaraan
yang berkelanjutan dengan nilai-nilai karakter bangsa ke dalam penerapannya. Religius, kerja
keras, kejujuran, semangat kebangsaan dan cinta tanah air, kreatif, peduli lingkungan dan
sosial, toleransi, disiplin, tanggung jawab, dan nilai-nilai demokrasi semuanya diperlukan
agar kemajuan suatu bangsa dapat terwujud (Izma et al., 2019).
Terdapat beberapa karakter yang perlu ditanamkan dalam diri peserta didik melalui
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Adapun beberapa karakter tersebut
adalah:
a. Religius
Sikap menjunjung tinggi perintah agama dan menjauhi larangan agama dengan tetap
menjaga kerukunan dan persatuan umat beragama satu sama lain.
b. Jujur
Sikap yang selalu menempel untuk menghindari keburukan dengan menjaga perkataan,
perasaan dan tindakan selalu mengatakan yang sebenarnya dan dapat dipercaya
c. Toleransi
Perilaku cenderung menghargai perbedaan baik sikap maupun tindakan sikap dalam hal
mencegah perbedaan agama, suku, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda
dengannya.
d. Disiplin
Perbuatan yang menunjukkan ketaatan, tertib, tertib dan perilaku mematuhi peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan tujuan tertentu.
e. Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan usaha yang sungguh-sungguh untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan sebaik-baiknya
f. Kreatif
Upaya mencari alternatif pemecahan masalah dari berbagai sudut pandang
g. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan
tugas.
h. Demokratis
Sikap dan tindakan yang menjunjung tinggi hak dan kewajibannya serta orang lain yang
sederajat.
i. Rasa ingin tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berusaha untuk mengetahui lebih mendalam dan luasnya
sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar.
j. Semangat kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan wawasan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan
diri sendiri dan golongannya
k. Cinta tanah air
Cara berpikir, bertindak dan bertindak yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan
politik bangsa
l. Menghargai prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorongnya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat dan mengakui serta menghargai keberhasilan orang
m. Bersahabat/komunikatif
Perilaku yang ditunjukkan dengan selalu menjaga hubungan baik melalui interaksi positif
antar individu dalam suatu kelompok maupun dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara.
n. Cinta damai
Perilaku yang selalu mengutamakan persatuan, kesatuan dan perwujudan kerukunan dalam
lingkungan pluralistik dan multikultural
o. Suka membaca
Kebiasaan meluangkan waktu untuk membaca berbagai teks yang membawa kebaikan bagi
dirinya
p. Peduli lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan alam sekitar dan
mengembangkan upaya perbaikan kerusakan alam yang telah terjadi
q. Peduli sosial
Kepekaan terhadap segala kesulitan yang dihadapi lingkungan dan masyarakat
r. Bertanggung jawab
Menyadari bahwa segala yang dilakukannya, bukan hanya merupakan tugas dan kewajiban
bagi dirinya sendiri tetapi juga keluarga, masyarakat, lingkungan dan negara serta Tuhan
Yang Maha Esa.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam penerapannya memberikan
kontribusi terhadap pembentukan dan penanaman moral bangsa melalui beberapa tahapan,
yaitu:
a. Pembelajaran, kegiatan pembelajaran dirancang tidak hanya untuk menciptakan peserta
didik yang benar-benar memahami kompetensi yang ditentukan, tetapi juga untuk
menciptakan peserta didik yang memahami, dan mempedomani nilai-nilai tersebut untuk
kemudian mengimplementasikannya sebagai perilaku.
b. Kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler, kegiatan ini harus disertai dengan prosedur
pelaksanaan yang memberdayakan kapasitas sumber daya manusia untuk mendukung
konkretisasi pendidikan karakter dan pengaktifan kembali kegiatan ko-kurikuler dan ekstra
kurikuler yang ada untuk diarahkan pada pengembangan karakter.
c. Aktualisasi budaya melalui pengembangan alternatif dan pembinaan karakter di sekolah.
d. Kegiatan di rumah dan di masyarakat pada kehidupan setiap hari.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sangat penting dalam pembentukan
identitas nasional karena merupakan salah satu landasan pembangunan karakter dan jati diri
bangsa, artinya PPKn mendidik warga negara untuk menjadi warga negara yang baik dan
warga negara yang cerdas di era yang kompetitif untuk memecahkan masalah sosial dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. PPKn bertujuan untuk membentuk kepribadian warga
negara yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. PPKn merupakan
salah satu cara terbaik untuk menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik selama
proses pembelajaran, karena tujuan pembelajaran PPKn yang sebenarnya adalah
mengembangkan peserta didik menjadi generasi muda yang berakhlak mulia, menjadi warga
negara yang aktif dalam menyampaikan aspirasinya, dan memiliki karakter yang sejalan
dengan nilai-nilai Pancasila. Berdasarkan temuan sebelumnya yang ditulis oleh (Dewi dkk,
2021), ditegaskan bahwa kewarganegaraan mencakup penanaman konsep kenegaraan yang
berorientasi pada pembentukan generasi yang mencintai dan menjaga keutuhan dan persatuan
bangsa.
Pembelajaran PPKn yang diberikan kepada peserta didik dengan cara yang benar
merupakan jalan keluar dari permasalahan karakter dan moral peserta didik serta dapat yang
terkait dengan pembentukan karakter bangsa. Oleh karena itu, dalam penerapannya
diperlukan materi yang berkesinambungan dengan nilai-nilai karakter bangsa.
B. Peranan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Peranan Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari pun Pancasila memiliki nilai-nilai pendidikan karakter
yang dapat di jadikan sebuah pedoman. Sebagai sebuah pedoman Pancasila sendiri memiliki
isi yang dapat menjadi sebuah jawaban atas masalah yang mungkin terjadi dikehidupan
sehari-hari masyarakat. Sebagai contoh, pada sila ketiga Pancasila berbunyi “Persatuan
Indonesia”, dari sila tersebut mengandung banyak hal. Bahwa bangsa Indonesia harus bersatu
meski terdapat perbedaan. Baik dalam hal budaya, keyakinan (agama), suku maupun bahasa
yang justru harus dimulai dari hal yang paling mendasar yakni dari kehidupan bermasyarakat.
Sebab Bhinneka Tunggal Ika mengungkapkan sebuah makna bila meski kita berbeda namun
tetap satu jua. Bila diterapkan dalam keadaan sehari-hari hal tersebut akan tampak saat adanya
kerja bakti maupun Siskamling yang diadakan sebuah lingkungan. Kegiatan tersebut sangat
mencerminkan Pancasila dalam sila Persatuan Indonesia, yang akan bersatu untuk mencapai
sesuatu yang lebih baik dan bermanfaat.
Berikut beberapa peranan Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari yang tidak kita sadari
adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pedoman
Pedoman merupakan sesuatu hal yang akan menuntun seseorang untuk bertindak dan
berperilaku sesuai dengan pedomannya tersebut. Sebagai contoh RT dan RW di Indonesia,
merupakan ujung tombak pemerintahan yang langsung berhubungan dengan masyarakat.
Ini sejalan dengan cerminan sila Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, yakni fungsi dan
tugas RT maupun RW dapat bertindak adil didalam kehidupan bermasyarakat. Seperti
contohnya, ada maling tertangkap tangan lantas masyarakat hendak menghakiminya.
Disini setiap orang harus meletakkan makna sila Kemanusiaan yang adil dan beradab
berlaku sebagai pedoman, dengan tidak bertindak anarki. Sebab setiap orang memiliki hak
untuk hidup dan mendapatkan keadilan baik antara korban dan pelaku tersebut. Dan bila
dibiarkan hal ini akan menjadi sebuah pelanggaran hak warga negara, karena meskipun
pelaku maling tadi terbukti bersalah. Namun sebagai warga negara orang tersebut memiliki
hak untuk mendapatkan “Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia” tanpa terkecuali.
b. Sebagai sarana pendidikan
Pentingnya pendidikan karakter tak hanya untuk anak sekolah saja namun untuk
setiap orang baik tua ataupun muda tanpa membedakan latar belakang yang dimiliki.
Karakter dari nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi terbuka merupakan sebuah sarana yang
tepat untuk mengajarkan sebuah keterbukaan. Terbuka dalam menerima segala hal baru,
dan mengajarkan generasi muda tentunyan untuk bersikap terbuka yang berlandaskan
Pancasila. Dan bukannya terbuka yang tanpa arah tujuan yang jelas. Mendidik anak-anak
untuk dapat memahami bahwa sila “Persatuan Indonesia” itu sesuatu hal yang penting
sebagai bentuk upaya menjaga keutuhan NKRI.
Dari pada generasi muda hanya menhabiskan waktu tenaga dan pikiran dengan
tawuran yang selain dapat merugikan diri sendiri hal tersebut juga dapat menimbulkan
kerugian bagi masyarakat lainnya. Disinilah seharusnya Pancasila memiliki peranan yakni
sebagai sebuah pendidikan karakter di sekolah yang akan mampu membangun karakter
bangsa di era globalisasi. Dan pembentukan karakter anak sangat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Terutama bila orang tua dapat mengetahui betapa pentingnya pendidikan anak
usia dini untuk mengenal Pancasila.
c. Sebagai tujuan
Tujuan merupakan sesuatu hal yang menjadi fokus tentang seseuatu yang akan
dituju, sebagai sebuah tujuan Pancasila sendiri memiliki multipesepsi. Misalnya sebagai
tujuan hidup, Pancasila dapat diterapkan kedalam segala sisi kehidupan baik dalam
bermasyarakat, berbangsa dan juga bernegara.
Pancasila sebagai tujuan hidup dalam bermasyarakat terlebih lagi dalam kehidupan
sehari-hari dapat berpegang pada sila kedua yang berbunyi, “Kemanusiaan yang adil dan
beradab”. Yang menjadi sebuah tujuan untuk selalu berbuat adil dan berbudi pekerti yang
baik sebagai cara menjaga nama baik keluarga.
d. Sebagai nilai kehidupan
Setiap sila di dalam Pancasila membentuk keterikatan yang saling terkait satu sama
lain yang utuh dan tidat dapat tergantikan. Dengan hal tersebut maka seseorang harus
memahaminya dengan cara menyeluruh, dan tidak menafsirkannya hanya sebagian saja.
Sebab akan merusak mkna yang sesungguhnya disamping itu juga akan merubah tafsiran
dan makna yang sebenarnya yang terkandung di dalam Pancasila tersebut. Berikut nilai-
nilai yang terkandung didalam Pancasila, diantaranya:
1) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai sebuah keyakinan tentang agama,
2) Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai kemanusiaan,
3) Sila Persatuan Indonesia mengandung nilai persatuan,
4) Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan mengandung nilai kerakyatan dan,
5) Sila Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung nilai keadilan.
Dalam kenyataan yang sesungguhnya sangat penting memiliki pemahaman dalam
menerapkan nilai-nilai Pancasila didalam kehidupan sehari-hari.
a. Dalam sila pertama mengandung nilai keyakinan beragama, yang memiliki sebuah
pengertian untuk selalu menjunjung tinggi sikap keyakinan dalam beribadat terhadap
agama yang diyakini secara penuh. Didalam kehidupan sehari-hari, terutama masyarakat
perkotaan yang terdiri dari beragam suku dan keyakinan berkumpul dalam sebuah
harmoni. Hal tersebut merupakan penyebab terciptanya masyarakat majemuk dan
multikultural namun tetap memiliki rasa tenggang rasa untuk menghormati keyakinan
orang lain.
Contoh peran pancasila pada sila pertama yaitu:
1) Saling menghormati antara umat beragama.
2) Menjalankan kepercayaan yang dianut masing-masing.
3) Tidak memaksa seseorang untuk mengikuti kepercayaan yang dianut.
b. Dalam sila kedua yang mengandung nilai kemanusiaan yang memiliki sikap dan perilaku
sebagai manusia yang terpuji dan berkarater. Memahami bahwa semua manusia memiliki
kedudukan yang sama, mengerti tentang hak dan kewajiban warga negara untuk saling
besikap toleran dan tidak diskriminatif dalam kehidupan bersosial di masyarakat. Sebab
dapat menekan bahaya radikalisme dan terorisme yang mungkin terjadi ditengah
lingkungan masyarakat yang majemuk.
Contoh peran pancasila pada sila kedua yaitu:
1) Tidak membeda-bedakan antar sesama manusia baik suku, agama, maupun status social.
2) Selalu menyadari bahwa kita adalah makhluk yang sama dimata tuhan.
3) Harus selalu bersikap jujur dan santun kepada setiap sesama.
4) Menjaga kekurukunnan jika bertetangga.
c. Dalam sila ketiga tercermin sebuah nilai kesatuan bangsa Inonesia yang utuh dan satu.
Misalnya dalam gotong royong dalam kegiatan disekitar lingkungan. Ketika masyarakat
bersatu tanpa melihat latar belakang suku, agama maupun aliran tertentu maka merupakan
suatu cara mencegah radikalisme dan terorisme yang mengintai saat ini.
Contoh peran pancasila pada sila ketiga yaitu:
1) Mengutamakan kepentingan Negara dari pada kepentingan pribadi.
2) Menjunjung tinggi persatuan Indonesia.
3) Cinta tanah air dengan selalu menjalankan ketertiban dunia.
4) Tidak membuat malu bangsa dan Negara.
d. Dalam sila keempat memiliki pengertian bahwa setiap perbedaan dapat diselesaikan
dengan jalan musyawarah. Tentunya manfaat musyawarah sangat banyak apalagi didalam
menyelesaikan masalah dikehidupan sehari-hari, misalnya bila terjadi perselisihan dintara
para warga masyarakat musyawarah lah yang diutamakan ketimbang dengan kekerasan.
Contoh peran pancasila pada sila keempat yaitu:
1) Ikut serta dalam pemilihan umum.
2) Tidak memaksakan kehendak orang lain.
3) Menghormati pendapat orang lain.
e. Dalam sila kelima mengandung makna keadilan. Keadilan disini sangat luas dan tidak
terbatas dalam penjabarannya. Adil terhadap orang lain maupun diri sendiri, dalam
memakai fasilitas umum misalnya. Tidak berkendara melampau batas hingga mengganggu
pengendara lain merupakan sebagian keadilan untuk sosial dan individu.
Contoh peran pancasila pada sila kelima yaitu:
1) Menghargai pendapat sesama.
2) Menghormati yang lebih tua.
3) Adil terhadap keputusan kesalahan.
4) Adil kepada orang yang orang yang kurang mampu.
5) Menghukum kesalahan sesuai undang-undang yang berlaku.
2. Peranan Pendidikan Kewarganegaraan dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam dunia pendidikan tentunya kita sudah akrab dengan mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan sendiri merupakan pendidikan yang
mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai hak dan kewajinan suatu warga negara agar
setiap hal yang di kerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak melenceng
dari apa yang di harapkan. Karena di nilai penting, pendidikan ini sudah di terapkan sejak usia
dini di setiap jejang pendidikan mulai dari yang paling dini hingga pada perguruan tinggi agar
menghasikan penerus penerus bangsa yang berkompeten dan siap menjalankan hidup
berbangsa dan bernegara.
Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan resmi masuk dalam kurikulum sekolah di
Indonesia pada tahun 1968. Pada tahun 1975, nama pendidikan kewarganegaraan diubah oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia menjadi Pendidikan Moral Pancasila
(PMP). Nama mata pelajaran PMP diubah lagi pada tahun 1994 menjadi Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn). Pada masa Reformasi PPKn diubah menjadi PKn dengan
menghilangkan kata Pancasila yang dianggap sebagai produk Orde Baru. Dimasukkanya mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan oleh pemerintah memiliki maksud dan tujuan
tersendiri yaitu agar warga negara Indonesia memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.
Penerapan pendidikan kewarganegaraan pun kini selalu kita temui dalam kehidupan
sehari-hari terutama dalam aspek sosial. Pendidikan kewarganegaraan memberi pengaruh
yang cukup besar dalam kehidupan sosial.
Berikut adalah bentuk peranannya dalam kehidupan sosial pada lingkungan
a. Sekolah
Dalam lingkungan sekolah, peranan pendidikan kewarganegaraan dapat diwujudkan
dalam upacara bendera, seperti bagaimana kita bersikap dalam upacara itu. Kita diajarkan
untuk besikap khidmat dalam upacara. Selain itu, kita dapat menerapkannya dengan
mengikuti kegiatan sekolah seperti organisasi paskibra sebagai bentuk pengabdian kepada
negara.
b. Masyarakat
Dalam kehidupan bermasyarakat kita tentu mengerti akan perbedaan yang
terkandung didalamnya baik agama, ras, suku, dsb. Oleh karena itu, kita diajarkan untuk
selalu menjunjung tinggi toleransi akan perbedaan-perbedaan yang ada agar seluruh warga
negara dapat hidup rukun dan damai.
Selain dalam kehidupan sosial, kita juga bisa menerapkannya dalam lalu lintas dengan
tertib berlalu lintas dan mematuhi segala peraturannya. Kita juga sebaiknya tidak enggan
untuk mengingatkan anggota masyarakat yang melanggar peraturan lalu lintas. Hidup dalam
masyarakat yang berbudaya, kita harus turut meneruskan tradisi dalam menjaga persatuan
agar selalu tercipta kedamaian dalam masyarakat. Hal itu dapat kita lakukan dengan terus
menjunjung tinggi toleransi serta keadilan sosial.
Pada akhirnya pendidikan kewarganegaraan dapat menjadi sumber pengetahuan akan
bagaimana seharusnya kita berperilaku sebagai warga negara yang baik. Pendidikan
kewarganegaraan mengajarkan kita untuk menjadikan Pancasila sebagai pondasi kita sebagai
warga negara dalam berperilaku. Pendidikan kewarganegaraan bukan hanya sekedar mata
pelajaran yang dijadikan bahan studi dan harus kita pelajari. Tetapi pendidikan
kewarganegaraan juga harus kita terapkan dalam kehidupan kita.
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu usaha dalam meningkatkan kualitas warga
negara melalui pendidikan. Peranan dari pendidikan sangatlah penting dalam membangun
karakter siswa. Pendidikan Kewarganegaraan menjadi penyangga dalam membangun karakter
yang artinya Pendidikan Kewarganegaraan membimbing peserta didik untuk menjadi warga
negara yang baik terlebih sebagai generasi penerus yang akan menghadapi perkembangan dan
perubahan dunia di era globalisasi. Melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan mampu
membangun sikap yang setia kepada tanah air dan sanggup menyumbangkan setiap potensi
secara tulus dan ikhlas untuk kemajuan tanah air. Tanggung jawab yang dimiliki Pendidikan
Kewarganegaraan dalam menggapai tujuan nasional dan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
karakter agar generasi penerus dapat memiliki pribadi yang bertanggung jawab, berbudi luhur,
bermoral, serta menjadi warga yang baik. Sebagai pelajaran pendidikan moral, Pendidikan
Kewarganegaraan adalah salah satu solusi untuk mengarahkan perkembangan karakter peserta
didik yang berdasar Pancasila. Seharusnya, Pendidikan Kewarganegaraan setiap lembaga
pendidikan dilakukan dengan cara terus menerus dan berkaitan dengan situasi sosial masa
kini.
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai salah satu pilar penyangga dalam membangun
karakter dan jati diri bangsa artinya bahwa pendidikan kewarganegaraan mendidik warga
negara menjadi warga negara yang baik (good citizen), warga negara yang cerdas (smart
citizen) dalam menghadapi perkembangan dunia di era kompetitif. Oleh sebeb itu, pendidikan
kewarganegaraan memberi bekal kepada warga negara baik kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual. Kecerdasan yang dimiliki
seorang warga negara diharapkan dapat dimanfaatkan untuk berpikir dalam menganalisis
dalam berbagai masalah. Untuk itu, warga negara harus memiliki sejumlah keterampilan
(skill) baik keterampilan berpikir, berkomunikasi, berpartisipasi, bahkan keterampilan dalam
memecahkan masalah-masalah sosial kemasyarakatan dalam kehidupan bernegara.
Secara lebih spesifik dapat dijabarkan juga bahwa Pendidikan kewarganegaraan
berperan sebagai :
a. Mengembangkan dan melestarikan moral Pancasila secara dinamis dan terbuka, berarti
bahwa nilai dan moral yang dikembangkan mampu menjawab tantangan perkembangan
yang terjadi dalam masyarakat, tanpa jati diri sebagai bangsa Indonesia yang kehilangan;
b. Mengembangkan dan membina manususia Indonesia seutuhnya yang sadar, politik dan
konstitusi Negara Republik Indonesia berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945;
c. Membina pemahaman dan kesadaran dan terhadap hubungan antara warga Negara dengan
sasama warga negara dan pendidikan pendahuluan bela Negara agar mengetahui dan
mampu melaksanakan dengan baik hak dan kewajiban sebagai warga Negara.

KELOMPOK XII
1. Wardah Salwa Aqilah 410623022
2. Santi Ekawati 410623015

Anda mungkin juga menyukai