Disusun Oleh:
Rizky Maulana (23109002)
Irma Juliawati (23109018)
Puja dan Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt, yang telah
mencurahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada seluruh umat manusia,
terkhusus kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas
makalah Sejarah Perdaban Islam tentang “ISLAM PADA MASA BANI
ABBASIYAH” dengan tepat waktu yang sudah diberikan.
Sebagai penyusun makalah ini, penulis sadar bahwa masih banyak sekali
kekurangan yang penulis buat, baik dari segi penyusunan maupun tata
bahasa penyampaian. Penulis berharap makalah yang telah disusun ini bisa
memberikan manfaat untuk penulis dan pembaca pada umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1-2
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Sejarah Berdirinya Dinasti Abbasiyah 3-4
B. Kemajuan Peradaban Islam Pada Masa Bani Abbasiyah (Masa Golden Age) 4-6
C. Hubungan Islam Dan Kebudayaan Asing 6-7
BAB III PENUTUP 8
A. Kesimpulan 8
B. Saran 8-9
DAFTAR PUSTAKA 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam yang telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW membawa bangsa
arab yang sebelumnya tertinggal, tida terurus, bodoh, dan juga tidak dikenal oleh
bangsa-bangsa lain kini menjadi bangsa yang maju. Dengan cepat bangs aini bergerak
mengembangkan dunia, meminpin suatu kebudayaan dan peradaban penting dalam
sejarah manusia sampai saat ini. Islam memang beda jika dibandingkan dengan agama-
agama lain. “Islam sesungguhnya lebih dari sekedar sebuah agama, ia adalah suatu
peradaban yang sempurna”. Mengapa demikian, sebab kekuatan dan keluarnya
kebudayaan Ialah agama islam, kebudayaan yang keluar disebut kebudayaan atau
peradaban islam.1
Kata peradaban Islam berasal dari terjemahan kata Arab yaitu Hadrahah al-
Islamiyah. Kata dalam Bahasa arab tersebut yang sering dimaksut dengan Kebudayaan
Islam dalam bahasa Indonesia. Banyak sekali orang yang masih membandingkan 2 kata
antara “kebudayaan” dan “peradaban”. Pada dasarnya kebudayaan ialah bentuk dari
ungkapan tentang semangat dalam warga. Sedangkan peradaban berisi tentang
manifestasi kemajuan mekanis dan teknologi.
Dakwah Rasulullah yang berhasil menata bidang keagamaan, sosial, dan budaya
telah dibuktikan dengan adanya dua fakta sejarah yang penting dalam kehidupan umat
manusia. Pertama, umat islam yang telah menyebar dinegara-negara luar sebagai wujud
adanya sikap yang menerima umat manusia tentang kebenaran ajaran islam. Kedua,
tingginya kebudayaan jahiliyah yang menjadikan manusia teralienasi dari
kebudayaannya sendiri. Rasulullah dengan sahabat dan juga masyarakat membangun
negara Madinah sebagai bentuk keberhasilan mengharmonisasikan islam, yang
tujuannya untuk menopang kehidupan keagamaan dan kebudayaan masyarakat.2
1
Haidar Putra Daulay, Zaini Dhlan, dkk, Masa Keemasan Dinasti Ummayah dan Dinasti Abbasiyah, Jurnal
Kajian Islam Kontemporer (JURKAM), Vol. 1, No. 2, Oktober 2020, hal. 72
2
Azizah Nurtanti, Masa The Golden Age Dan Kemunduran Dinasti Abbasiyah, Jambura History and Culture
Journal, Vol 5 No 2, Juli 2023, hal. 71-72
1
Sejak tahun 750 M-1258 M, Dinasti Abbasiyah telah menguasai kekhalifahan
islam. Dengan waktu yang panjang, Dinasti Abbasiyah berhasil membawa islam kepada
masa keemasan yang sebelumnya belum pernah dicapai oleh dinasti-dinasti lain. Masa
kekhalifahan Abbasiyah ini dipercaya menjadi masa di mana peradaban islam
mengalami kemajuan yang bisa disebut sangat cepat dan pesat, apalagi dalam bidang
ilmu pengetahuan (agama).3 Dinasti Abbasiyah juga dianggap masa yang paling
gemilang dan cemerlang (Hitti, 1974). Dengan adanya Dinasti Abbasiyah membawa
Kebudayaan Islam turut berkembang pesat di masa Abbasiyah, beralihnya kekuasaan
Islam pada Abbasiyah menjadikan sejarah dalam Islam memasuki generasi baru, karena
para pemimpin Abbasiyah tidak menitik beratkan pikirannya untuk perluasan wilayah,
tetapi juga berusaha untuk menekankan perkembangan kedalam lingkungan kebudayaan
dan juga peradaban Islam.4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
3
Rizem Aizin, Selayang Pandang Dinasti Abbasiyah, (Yogyakarta; Diva Press, 2023), hal. 11
4
Nisa Meisa Zarawaki, Menelaah Kesusatraan Dan Karya Sastra Dinasti Abbasiyah, KULTURISTIK: Jurnal
Bahasa dan Budaya, Vol. 6, No 1, Januari 2022, hal. 66
2
PEMBAHASAN
1. Bani Abbasiyah merasa jika mereka berhak jika dibandingkan Bani Umayyah untuk
kekhalifahan islam, sebab mereka adalah keturunan dari Bani Hasyim yang jika dilihat
secara nasab keturunan lebih dekat dengan Nabi Muhammad Saw.
3. Dinasti Abbasiyah ialah orang-orang yang telah disingkirkan dari kekuasaan Dinasti
Umayyah, sebab dari itu mereka melakukan pemberontakan dan mendirikan Dinasti
Abbasiyah.
5. Bani Ummayah sudah mulai pudar rasa kecintaannya kepada rakyat pada akhir
pemerintahannya.
Gerakan yang dipimpin dari keturunan paman Nabi Muhammad Saw, yaitu
Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim, Abdullah bin Abbas (w. 687 M), Ali bin
Abdullah (w. 743 M), dan Muhammad bin Ali (w. 743 M) mampu melakukan Gerakan
menggalang dukungan yang berasal dari berbagai pihak dan hal itu berhasil dengan
membangun jaringan oposisi yang cukup luas.
5
Fachrul Rahman, Syamsul Qamar, La Ode Ismail Ahmad, Pendidikan Islam Pada Zaman Abbasiyah, Bacara’
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 1, No. 2, Juni 2021, hal. 2
3
Gerakan yang telah Bani Abbas lakukan untuk Dinasti Umayyah sudah dimulai
sejak pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz (w. 720 M). Saat itu, Khalifah Umar bin
Abdul Aziz sudah menjadi Khalifah Dinasti Umayyah. Adanya sifat kententeraman,
kestabilan dan sifat Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang sempurna telah memberikan
kesempatan kepada Bani Abbas untuk menyusun dan melancarkan gerakannya.6
4) Periode pengaruh Turky kedua, ketika Bani Abbasiyah dibawah kekuasaan Bani
Seljuk (447-590 H/ 1055-1194 M)
5) Periode bebasnya Bani Abbasiyah dari Dinasti lain (590-656 H/1194-1258 M)8
B. Kemajuan Peradaban Islam Pada Masa Bani Abbasiyah (masa golden age)
6
Abu Achmadi Sungarso, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta; PT Bumi Aksara, 2019), hal. 5-6
7
Mahfud Ifendi, Dinasti Abbasiyah: Studi Analisis Lembaga Pendidikan Islam, FENOMENA: Jurnal
Penelitian, Vol. 12, No 2, 2020, hal. 142
8
Shofi Fikri, Helliyatul Arifina Mahbudi, Historis, Kemajuan dan Pendidikan Dinasti Abbasiyah, TARBAWI:
Jurnal Pendidikan dan Kegamaan, Vol. 9, No. 2, Desember 2021, hal. 69-70
9
Ibid, hal. 74
4
Perkembangan dan juga kemajuan sudah pastinya dimiliki pada setiap
pemerintahan, seperti pemerintahan yang telah dipegang oleh Dinasri Abbasiyah.
Kemajuan kelangsungan agama islam sudah pasti dimiliki dinasti ini, oleh sebab itu
Dinasti Abbasiyah dikenal dengan “The Golden Age of Islam”. Memiliki sisi kemajuan
sebagai pencapaiannya umat islam pada masa Dinasti Abbasiyah bisa di kategorikan,
seperti berikut:
a. Bidang Politik
Disaat yang bersamaan ada pula penyerangan yang telah dilakukan Abdullah bin
ali, dengan demikian dilakukanlah penyerangan menuju wilayah timur dan yang
menjadi target utama adalah pasukan Yazid bin Umar. Adanya keributan yang hebat
tersebut pada akhirnya Yazid memilih untuk berdamai, tetapi nasi sudah berubah
menjadi bubur ternyata semuanya sudah tewas terbunuh oleh pasukan Abbasiyah.
Walaupun berbahaya hal tersebut dilakukan supaya tidak lagi terjadi ancaman beserta
gangguan yang muncul nanti didalam perjalanan pemerintahan Dinasti Bani
Abbasiyah.10
b. Bidang Keagamaan
Pada masa Bani Ummayah sebenarnya bidang ini sudah berkembang, tetapi
masa Bani Abbasiyah jauh lebih maju lagi. Ulama-ulama lahir kebanyakan pada masa
ini dan melahirkan bidang ilmu tafsir, hadist, kalam, fiqih, dll. Jika dimasa Bani
10
Siti Syaidariyah Hasibuan, Perkembangan Islam Zaman Keemasan Bani Abbasiyah (650 H-1250 M), Edu-
Riligia: Jurnal Kajian Pendidikan Islam dan Keagamaan, Vol. 5, No. 4, Oktober-Desember, hal. 363
5
Umayyah pada saat itu ilmu pengetahuan yang berkembang yakni ilmu keagamaan
(naqliyah) yakni ilmu qiro’ati, ilmu Bahasa, ilmu arsitektur.
c. Bidang Militer
d. Bidang Keilmuan
Bidang keilmuan masuk kedalam jejeran kemajuan Dinasti Abbasiyah. Hal ini
dibuktikan karena adanya dukungan oleh para khalifah, khususnya adalah Harun ar-
rasyi dan al-ma’mun. Dengan membangun perpustakaan Bait al-hikmah yang fungsinya
untuk pusat penerjemah dan akademi, juga adanya terjemahan khazanah intelektual
Yunani klasik yang menjadikannya bidang keilmuan tersebut maju.
11
Ibid, hal. 70
12
Rahmi, N. Wujud Bahasa arab dalam memperkaya kebudayaan Indonesia, Al-Fath Jurnal Bahasa dan Sastra
Arab, 1, 2, 2018, 151-164.
13
Tamara, S. Akulturasi kebudayaan arab di Indonesia, Seminar nasional Bahasa arab V, 2021
14
Islam menurut bahasa berasal dari Bahasa Arab yaitu aslama. Kata dasarnya salima, berarti sejahtera, tidak
tercela. Merupakan bentuk masdar: selamat, selanjutnya salm dan silm (kedamaian, kepatuhan, penyerahan diri).
Sedang menurut istilah adalah patuh (taat) dan berserah diri kepada Allah SWT Dengan kepatuhan dan
penyerahan diri secara menyeluruh (tanpa reserve) itu terwujudlah salam dalam kehidupan (kini di dunia , nanti
di akhirat). Lihat Sidi Gazalba, Op.Cit., h. 95
6
hasilbudi pekerti dan karya. Ia juga mengatakan terdapat unsur universal yang terdapat
didalam semua kebudayaan, salah satunya system religi. Pandangan tersebut
menyatakan bahwa agama merupakan bagian dari kebudayaan.15
Islam adalah sebuah agama hukum, hukum agama diturunkan oleh Allah SWT,
melalui wahyu yang diturkan kepada Nabi Mhammad. Untuk dilaksanakan oleh seluruh
kaum muslimin. Secara konsep islam berangkat dua pola hubungan yaitu hubungan
dengan allah SWT dan hubungan dengan sesama manusia. Hubungan yang pertama
berbentuk tata agama (ibadah), hubungan kedua membentuk sosial, sosial membentuk
masyarakat yang jadi wadah kebudayaan (muammalah). 16 Jadi Islam mempunyai dua
aspek, yaitu segi agama dan segi kebudayaa. Dengan demikian, ada agama islam dan
ada kebudayaan islam. Dalam pandangan ilmiah, antara keduanya dapat dibedakan,
tetapi dalam pandangan islam sendiri tidak mungkin dipisahkan. Antara keduanya dan
yang sama membentuk integrasi. Misalnya nikah, talak, rujuk, dan waris, dipandang
dari segi kebudayaan, perkara itu masuk kebudayaan. Tetapi ketentuan-ketentuannya
berasal dari tuhan.
Agama dan kebudayaan dapat saling mempengaruhi sebab keduanya adalah nilai
dan symbol. Agama merupakan symbol ketaatan kepada tuhan, sedangkan kebudayaan
agar manusia dapat hidup dilingkungannya.17 Jadi Kebudayaan dan agama adalah
symbol yang mewakili agama. Namun hal yang disepakati para ahli kebudayaan islam
bahwa berkembangnya kebudayaan menurut islam bukan bebas nilai, tetapi terikat nilai.
Keterikatan terhadap nilai tersebut bukan hanya terbatas pada wilayah nilai insani, tetapi
menembus pada nilai ilahi sebagai pusat nilai, yakni keimanan kepada allah, dan iman
mewarnani aspej kehidupan atau memengaruhi nilai islam.18
BAB III
PENUTUP
15
Koentjaraningrat, seperti yang dikutip http://komunitas-nuun.blogspot.com
16
Sidi Gazalba, Op.Cit., h. 106
17
Kuntowijoyo, Muslim Tanpa Masjid: Esai-Esai Agama, Budaya, dan
Politik Dalam Bingkai Strukturalisme Transedental (Cet. II; Bandung: Mizan,
2001), h. 201.
18
Muhaimin, (et al), Op.Cit., h. 341
7
A. Kesimpulan.
Berdasarkan uraian diatas mengenai tentang islam pada masa Bani Abasiyah, maka
dapat disimpulkan. Munculnya Dinasti Abasiyah dari runtuhnya dinasti Bani Umayyah
dan didirikan oleh Abu Abbas As-Saffah pada tahun 750 Masehi. Dinamakan Dinasti
Abasiyyah karena pendiri dan khalifahnya merupakan keturunan paman Abbas bin
Abdul Muthalib. Faktor yang menyebabkan berdirinya dinasti Abasiyyah adalah adanya
tuntutan untuk lebih dekat dengan Nabi Muhammad, Penyimpangan nilai-nilai agama
dinasti Bani Umayyah, serta pemberontakan dan arogansi Dinasti Bani umayyah.
Dipimpin Oleh keturunan paman Nabi Muhammad, gerakan ini mendapat dukungan
luas dan berhasil mendirikan Dinasti Abasiyyah.
Dinasti Abasiyyah berhasil meneruskan peradaban islam pada masa tersebut. Dinasti
ini lebih mementingkan membangun peradaban dan kebudayaan dibandingkan
memperluas wilayah. Dinasti Abasiyyah dikenal dengan “zaman keemasan islam”
dimana kemajuan terjadi di bidang politik, agama, militer, dan ilmu pengetahahuan.
Kebudayaan islam serta hubungan antara agama dan budaya juga berkembang pada
periode ini.
Islam dan budaya berkaitan erat dan saling mempengaruhi. Kedua aspek tersebut
merupakan symbol dan nilai yang membentuk identitas dan kehidupan umat islam.
Kebudayaan islam tidak lepas dari nilai-nilai agama dan berlandaskan keimanan kepada
allah. Perkembangan kebudayaan islam bukannya tanpa nilai, melainkan berkaitan
dengan nilai-nilai ketuhanan yang menjadi pusat nilai dan moralitas. Integrasi antara
agama dan budata islam merupakan bagian penting dalam kehidupan umat islam dan
membentuk jati dirinya sebagai manusia yang bertaqwa dan beradab.
B. Saran
Setelah terselesainya menelaah mengenai Islam Pada Masa Bani Abasiyyah, tidak
berarti kajian yang berkaitan dengan judul ini telah seesai. Untuk menelaah mengenai
Islam Pada Masa Bani Abasiyah, terdapat aspek yang menjadi saran penulis untuk
dikaji. Seperti corak perkembangan islam pada saat itu yang cukup menarik untuk
dilakukan kajian sejarah keadaan islam saat itu.
Terdapat dua aspek ilmu yang saat ini telah menjadi dua sisi yang seolah beragam.
Padahal dua aspek ilmu itu pernah berkembang bersamaan saat itu. Dua ilmu itu adalah
ilmu agama dan ilmu umum. Dengan dilakukan kajian seperti ini, diharapkan umat
islam dapat mempelajari bagaimana ulama’ dahulu yang memajukan kedua ilmu.
8
Daftar Pustaka
Daulany Putra Haidar, Dahlan Zini, dkk, (2020), Masa Keemasan Dinasti Ummayah
dan Dinasti Abbasiyah, Jurnal Kajuan Islam Kontemporer (JURKAM), Vol. 1,
72
9
Nurtanti Azizah, (2023), Masa The Golden Age dan Kemunduran Dinasti Abbasiyah,
Jambura History and Culture Journal, Vol. 5, 71-72, 74
Aizin Rizem, (2023), Selayang Pandang Dinasti Abbasiyah, Yogyakarta; Diva Press
Zarawaki Meisa Nisa, (2022), Menelaah Kesusatraan dan Karya Sastra Dinasti
Abbasiyah, KULTURISTIK: Jurnal Bahasa dan Budaya, Vol. 6, 66
Rahman Fachrul, Qamar Syamsul, Ahmad Ismail Ode La, (2021), Pendidikam Islam
Pada Zaman Abbasiyah, Bacara’ Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 1, 2
Sungarso Achmadi Abu, (2019), Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta; PT Bumi Aksa)
Ifendi Mahfud, (2020), Dinasti Abbasiyah: Studi Analisa Lembaga Pendidikan Islam,
FENOMENA: Jurnal Penelitian, Vol. 12, 142
Fikri Shofi, Mahbudi Arifina Helliyatul, (2021), Histori, Kemajuan dan Pendidikan
Dinasti Abbasiyah, TARBAWI: Jurnal Pendidikan dan Keagamaan, Vo. 9, 69-70
Abd. Ghoffar Mahfuz, (2019), Hubungan Agama Dan Budaya: Tinjauan Sosiokultural,
Tawshiyah, Vol.14, No.1
10