Anda di halaman 1dari 13

ISLAM PADA MASA BANI ABBASIYAH

Makalah Disusun untuk memenuhi Tugas

Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu: Abdul Mujib, M.A

Disusun Oleh:
Rizky Maulana (23109002)
Irma Juliawati (23109018)

PRODI JURNALISTIK ISLAM


FAKULTAS USHULUDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puja dan Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt, yang telah
mencurahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada seluruh umat manusia,
terkhusus kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas
makalah Sejarah Perdaban Islam tentang “ISLAM PADA MASA BANI
ABBASIYAH” dengan tepat waktu yang sudah diberikan.

Sebagai penyusun makalah ini, penulis sadar bahwa masih banyak sekali
kekurangan yang penulis buat, baik dari segi penyusunan maupun tata
bahasa penyampaian. Penulis berharap makalah yang telah disusun ini bisa
memberikan manfaat untuk penulis dan pembaca pada umumnya.

Kediri, Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1-2
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN 3
A. Sejarah Berdirinya Dinasti Abbasiyah 3-4
B. Kemajuan Peradaban Islam Pada Masa Bani Abbasiyah (Masa Golden Age) 4-6
C. Hubungan Islam Dan Kebudayaan Asing 6-7
BAB III PENUTUP 8
A. Kesimpulan 8
B. Saran 8-9
DAFTAR PUSTAKA 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam yang telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW membawa bangsa
arab yang sebelumnya tertinggal, tida terurus, bodoh, dan juga tidak dikenal oleh
bangsa-bangsa lain kini menjadi bangsa yang maju. Dengan cepat bangs aini bergerak
mengembangkan dunia, meminpin suatu kebudayaan dan peradaban penting dalam
sejarah manusia sampai saat ini. Islam memang beda jika dibandingkan dengan agama-
agama lain. “Islam sesungguhnya lebih dari sekedar sebuah agama, ia adalah suatu
peradaban yang sempurna”. Mengapa demikian, sebab kekuatan dan keluarnya
kebudayaan Ialah agama islam, kebudayaan yang keluar disebut kebudayaan atau
peradaban islam.1

Kata peradaban Islam berasal dari terjemahan kata Arab yaitu Hadrahah al-
Islamiyah. Kata dalam Bahasa arab tersebut yang sering dimaksut dengan Kebudayaan
Islam dalam bahasa Indonesia. Banyak sekali orang yang masih membandingkan 2 kata
antara “kebudayaan” dan “peradaban”. Pada dasarnya kebudayaan ialah bentuk dari
ungkapan tentang semangat dalam warga. Sedangkan peradaban berisi tentang
manifestasi kemajuan mekanis dan teknologi.

Dakwah Rasulullah yang berhasil menata bidang keagamaan, sosial, dan budaya
telah dibuktikan dengan adanya dua fakta sejarah yang penting dalam kehidupan umat
manusia. Pertama, umat islam yang telah menyebar dinegara-negara luar sebagai wujud
adanya sikap yang menerima umat manusia tentang kebenaran ajaran islam. Kedua,
tingginya kebudayaan jahiliyah yang menjadikan manusia teralienasi dari
kebudayaannya sendiri. Rasulullah dengan sahabat dan juga masyarakat membangun
negara Madinah sebagai bentuk keberhasilan mengharmonisasikan islam, yang
tujuannya untuk menopang kehidupan keagamaan dan kebudayaan masyarakat.2

1
Haidar Putra Daulay, Zaini Dhlan, dkk, Masa Keemasan Dinasti Ummayah dan Dinasti Abbasiyah, Jurnal
Kajian Islam Kontemporer (JURKAM), Vol. 1, No. 2, Oktober 2020, hal. 72
2
Azizah Nurtanti, Masa The Golden Age Dan Kemunduran Dinasti Abbasiyah, Jambura History and Culture
Journal, Vol 5 No 2, Juli 2023, hal. 71-72

1
Sejak tahun 750 M-1258 M, Dinasti Abbasiyah telah menguasai kekhalifahan
islam. Dengan waktu yang panjang, Dinasti Abbasiyah berhasil membawa islam kepada
masa keemasan yang sebelumnya belum pernah dicapai oleh dinasti-dinasti lain. Masa
kekhalifahan Abbasiyah ini dipercaya menjadi masa di mana peradaban islam
mengalami kemajuan yang bisa disebut sangat cepat dan pesat, apalagi dalam bidang
ilmu pengetahuan (agama).3 Dinasti Abbasiyah juga dianggap masa yang paling
gemilang dan cemerlang (Hitti, 1974). Dengan adanya Dinasti Abbasiyah membawa
Kebudayaan Islam turut berkembang pesat di masa Abbasiyah, beralihnya kekuasaan
Islam pada Abbasiyah menjadikan sejarah dalam Islam memasuki generasi baru, karena
para pemimpin Abbasiyah tidak menitik beratkan pikirannya untuk perluasan wilayah,
tetapi juga berusaha untuk menekankan perkembangan kedalam lingkungan kebudayaan
dan juga peradaban Islam.4

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah?


2. Bagaimana peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah (masa golden age)?
3. Apa hubungan Islam dan kebudayaan asing?

C. Tujuan

1. Pembaca bisa mengerti bagaimana berdirinya Dinasti Abbasiyah


2. Pembaca memahami peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah (masa golden
age)
3. Untuk membuat pembaca faham tentang apa hubungan Islam dan kebudayaan
asing

BAB II
3
Rizem Aizin, Selayang Pandang Dinasti Abbasiyah, (Yogyakarta; Diva Press, 2023), hal. 11
4
Nisa Meisa Zarawaki, Menelaah Kesusatraan Dan Karya Sastra Dinasti Abbasiyah, KULTURISTIK: Jurnal
Bahasa dan Budaya, Vol. 6, No 1, Januari 2022, hal. 66

2
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Dinasti Abbasiyah

Dinasti Abbasiyah lahir karena keruntuhannya Dinasti Umayyah. Dinasti


Abbasiyah telah didirikan oleh Abu Abbas as-Saffah yakni pada tahun 132 H (750 M),
Abu Abbas as-Saffah juga diangkat sebagai khalifah pertama Dinasti Abbasiyah selama
132-656 H/750-1258 M. Dinamakan Dinasti Abbasiyah sebab para pendiri dan
khalifahnya adalah keturunan dari Abbas bin Abdul Muthalib (w. 652 M), beliau paman
dari Nabi Muhammad Saw. Karena berdirinya pemerintahan Abbasiyah, pusat
pemerintahkan juga dipindahkan, yang awalnya dari Damaskus ke Baghdad.

Ada factor yang telah menyebabkan Dinasti Abbasiyah berdiri, yakni:

1. Bani Abbasiyah merasa jika mereka berhak jika dibandingkan Bani Umayyah untuk
kekhalifahan islam, sebab mereka adalah keturunan dari Bani Hasyim yang jika dilihat
secara nasab keturunan lebih dekat dengan Nabi Muhammad Saw.

2. Sistem pemerintahan yang diterapkan Dinasti Umayyah semakin lama semakin


menyimpang (tidak lazim) dari nilai-nilai agama.

3. Dinasti Abbasiyah ialah orang-orang yang telah disingkirkan dari kekuasaan Dinasti
Umayyah, sebab dari itu mereka melakukan pemberontakan dan mendirikan Dinasti
Abbasiyah.

4. Adanya kesombongan yang besar dari Bani Ummayah di akhir pemerintahannya.

5. Bani Ummayah sudah mulai pudar rasa kecintaannya kepada rakyat pada akhir
pemerintahannya.

6. Mulai timbul adanya dukungan dari Al-Mawali (non Arab).5

Gerakan yang dipimpin dari keturunan paman Nabi Muhammad Saw, yaitu
Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim, Abdullah bin Abbas (w. 687 M), Ali bin
Abdullah (w. 743 M), dan Muhammad bin Ali (w. 743 M) mampu melakukan Gerakan
menggalang dukungan yang berasal dari berbagai pihak dan hal itu berhasil dengan
membangun jaringan oposisi yang cukup luas.
5
Fachrul Rahman, Syamsul Qamar, La Ode Ismail Ahmad, Pendidikan Islam Pada Zaman Abbasiyah, Bacara’
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 1, No. 2, Juni 2021, hal. 2

3
Gerakan yang telah Bani Abbas lakukan untuk Dinasti Umayyah sudah dimulai
sejak pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz (w. 720 M). Saat itu, Khalifah Umar bin
Abdul Aziz sudah menjadi Khalifah Dinasti Umayyah. Adanya sifat kententeraman,
kestabilan dan sifat Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang sempurna telah memberikan
kesempatan kepada Bani Abbas untuk menyusun dan melancarkan gerakannya.6

Dinasti Abbasiyah memiliki pilar pemerintahan yang telah diletakkan pada


khalifah kedua yaitu Abu Ja’far al-Mansyur. Abu Ja’far al-Mansyur ialah khalifah
terbesar pada Dinasti Abbasiyah. Sebenarnya beliau bukan seseorang muslim yang
saleh, sesungguhnya beilau bukanlah al-Saffah yang telah membangun dinasti baru itu.7

Periode kekuasaan Dinasti Abaasiyah dibagi sebagai berikut:

1) Periode pengaruh Arab dan Persia (132-232 H/750-847 M)

2) Periode pengaruh Turky pertama (232-334 H/847-945 M)

3) Periode pengaruh Persia kedua, ketika pemerintahan Bani Abbasiyah berada di


kekuasaan Dinasti Bawaihi (334-447 H/945-1055 M)

4) Periode pengaruh Turky kedua, ketika Bani Abbasiyah dibawah kekuasaan Bani
Seljuk (447-590 H/ 1055-1194 M)

5) Periode bebasnya Bani Abbasiyah dari Dinasti lain (590-656 H/1194-1258 M)8

B. Kemajuan Peradaban Islam Pada Masa Bani Abbasiyah (masa golden age)

Kejayaan pada masa Dinasti Abbasiyah menjadikan peradaban dan kebudayaan


Islam tumbuh dan juga berkembang. Hal ini disebabkan Dinasti Abbasiyah peduli lebih
akan pembinaan peradaban dan kebudayaan dibandingkan untuk perluasan wilayah.
Bangkitnya Dinasti Abbasiyah tahun 132 H/750 M menjadi munculnya abad keemasan
peradaban muslim. Masa perkembangan islam diawali oleh masa lima abad
kekhalifahan Abbasiyah. Sebenarnya dalam penaklukan seperti pada Dinasti Ummayah
dianggap kurang berminat, tetapi dalam pengetahuan dan masalah dalam negeri Dinasti
Abbasiyah lebih berminat besar.9

6
Abu Achmadi Sungarso, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta; PT Bumi Aksara, 2019), hal. 5-6
7
Mahfud Ifendi, Dinasti Abbasiyah: Studi Analisis Lembaga Pendidikan Islam, FENOMENA: Jurnal
Penelitian, Vol. 12, No 2, 2020, hal. 142
8
Shofi Fikri, Helliyatul Arifina Mahbudi, Historis, Kemajuan dan Pendidikan Dinasti Abbasiyah, TARBAWI:
Jurnal Pendidikan dan Kegamaan, Vol. 9, No. 2, Desember 2021, hal. 69-70
9
Ibid, hal. 74

4
Perkembangan dan juga kemajuan sudah pastinya dimiliki pada setiap
pemerintahan, seperti pemerintahan yang telah dipegang oleh Dinasri Abbasiyah.
Kemajuan kelangsungan agama islam sudah pasti dimiliki dinasti ini, oleh sebab itu
Dinasti Abbasiyah dikenal dengan “The Golden Age of Islam”. Memiliki sisi kemajuan
sebagai pencapaiannya umat islam pada masa Dinasti Abbasiyah bisa di kategorikan,
seperti berikut:

a. Bidang Politik

Usaha untuk menyempurnakan kekuatan Dinasti Bani Abbasiyah, Abdul Abbas


As-Saffah telah menyiapkan pasukan elit yang telah dipimpin Abdullah bin Ali
(pamannya sendiri). Pasukan ini maju terus menuju lembah sungai al-Zab (salah satu
cabang sungai Tigris), di lembah ini muncul peperangan pasukan abbasiyah melawan
pasukan umayyah yang dahsyat. Jumlah mereka juga sangat banyak yakni tidak kurang
12.000 orang. Pasukan Abbasiyah mampu mengalahkan pasukan Ummayah, hal ini
disebabkan karena semangat perang Abbasiyah sangat besar. Memasuki kota Damaskus
menyebabkan khalifah Marwah II melarikan diri menuju palestina dan akhirnya
Marwah II wafat di kota Mesir tujuh bulan setelah kekalahannya pada perang di lembah
sungai al-Zab.

Disaat yang bersamaan ada pula penyerangan yang telah dilakukan Abdullah bin
ali, dengan demikian dilakukanlah penyerangan menuju wilayah timur dan yang
menjadi target utama adalah pasukan Yazid bin Umar. Adanya keributan yang hebat
tersebut pada akhirnya Yazid memilih untuk berdamai, tetapi nasi sudah berubah
menjadi bubur ternyata semuanya sudah tewas terbunuh oleh pasukan Abbasiyah.
Walaupun berbahaya hal tersebut dilakukan supaya tidak lagi terjadi ancaman beserta
gangguan yang muncul nanti didalam perjalanan pemerintahan Dinasti Bani
Abbasiyah.10

b. Bidang Keagamaan

Pada masa Bani Ummayah sebenarnya bidang ini sudah berkembang, tetapi
masa Bani Abbasiyah jauh lebih maju lagi. Ulama-ulama lahir kebanyakan pada masa
ini dan melahirkan bidang ilmu tafsir, hadist, kalam, fiqih, dll. Jika dimasa Bani

10
Siti Syaidariyah Hasibuan, Perkembangan Islam Zaman Keemasan Bani Abbasiyah (650 H-1250 M), Edu-
Riligia: Jurnal Kajian Pendidikan Islam dan Keagamaan, Vol. 5, No. 4, Oktober-Desember, hal. 363

5
Umayyah pada saat itu ilmu pengetahuan yang berkembang yakni ilmu keagamaan
(naqliyah) yakni ilmu qiro’ati, ilmu Bahasa, ilmu arsitektur.

c. Bidang Militer

Dinasti Abbasiyah ialah pemerintahan yang basisnya kekuatan militer.


Pasukannya ialah orang-orang yang sudah terlatik professional yang terdiri dari 3 unsur
Arab, Persia, dan Turky.

d. Bidang Keilmuan

Bidang keilmuan masuk kedalam jejeran kemajuan Dinasti Abbasiyah. Hal ini
dibuktikan karena adanya dukungan oleh para khalifah, khususnya adalah Harun ar-
rasyi dan al-ma’mun. Dengan membangun perpustakaan Bait al-hikmah yang fungsinya
untuk pusat penerjemah dan akademi, juga adanya terjemahan khazanah intelektual
Yunani klasik yang menjadikannya bidang keilmuan tersebut maju.

Cabang-cabang ilmu yang diutamakan di Bait al-hikmah: Filsafat, Matematika,


Sejarah, Geografi, Astonomi, Fisika, Ilmu kedokteran, Optic.11

C. Hubungan Islam dan Kebudayaan


Manusia dan kebudayaan adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Kebudayaan adalah suatu yamg dihasilkan dari akal pikiran manusia. 12 Manusia juga
dapat mempengauhi dan menginspirasi suatu perkembangan budaya. Salah satu hal
yang mempengaruhi perkembangan budaya adalah globalisasi. Dengan teknologi yang
semakin berkembang setiap harinya, manusia dapat berinteraksi hingga belahan bumi
lainnya tanpa adanya batasan waktu dan tempat.13
Banyak yang menyatakan agama merupakan bagian dari kebudayaan, tapi tidak
sedikit juga yang menyatakan kebudayaan merupakan hasil dari agama. 14
Koentjaraningrat misalnya, mgatakan kebudatyaan sebagai keseluruhan gagasan dan
karya manusia, yang harus dibiasakan dengan cara belajar, beserta keseluruhan dari

11
Ibid, hal. 70
12
Rahmi, N. Wujud Bahasa arab dalam memperkaya kebudayaan Indonesia, Al-Fath Jurnal Bahasa dan Sastra
Arab, 1, 2, 2018, 151-164.
13
Tamara, S. Akulturasi kebudayaan arab di Indonesia, Seminar nasional Bahasa arab V, 2021
14
Islam menurut bahasa berasal dari Bahasa Arab yaitu aslama. Kata dasarnya salima, berarti sejahtera, tidak
tercela. Merupakan bentuk masdar: selamat, selanjutnya salm dan silm (kedamaian, kepatuhan, penyerahan diri).
Sedang menurut istilah adalah patuh (taat) dan berserah diri kepada Allah SWT Dengan kepatuhan dan
penyerahan diri secara menyeluruh (tanpa reserve) itu terwujudlah salam dalam kehidupan (kini di dunia , nanti
di akhirat). Lihat Sidi Gazalba, Op.Cit., h. 95

6
hasilbudi pekerti dan karya. Ia juga mengatakan terdapat unsur universal yang terdapat
didalam semua kebudayaan, salah satunya system religi. Pandangan tersebut
menyatakan bahwa agama merupakan bagian dari kebudayaan.15
Islam adalah sebuah agama hukum, hukum agama diturunkan oleh Allah SWT,
melalui wahyu yang diturkan kepada Nabi Mhammad. Untuk dilaksanakan oleh seluruh
kaum muslimin. Secara konsep islam berangkat dua pola hubungan yaitu hubungan
dengan allah SWT dan hubungan dengan sesama manusia. Hubungan yang pertama
berbentuk tata agama (ibadah), hubungan kedua membentuk sosial, sosial membentuk
masyarakat yang jadi wadah kebudayaan (muammalah). 16 Jadi Islam mempunyai dua
aspek, yaitu segi agama dan segi kebudayaa. Dengan demikian, ada agama islam dan
ada kebudayaan islam. Dalam pandangan ilmiah, antara keduanya dapat dibedakan,
tetapi dalam pandangan islam sendiri tidak mungkin dipisahkan. Antara keduanya dan
yang sama membentuk integrasi. Misalnya nikah, talak, rujuk, dan waris, dipandang
dari segi kebudayaan, perkara itu masuk kebudayaan. Tetapi ketentuan-ketentuannya
berasal dari tuhan.
Agama dan kebudayaan dapat saling mempengaruhi sebab keduanya adalah nilai
dan symbol. Agama merupakan symbol ketaatan kepada tuhan, sedangkan kebudayaan
agar manusia dapat hidup dilingkungannya.17 Jadi Kebudayaan dan agama adalah
symbol yang mewakili agama. Namun hal yang disepakati para ahli kebudayaan islam
bahwa berkembangnya kebudayaan menurut islam bukan bebas nilai, tetapi terikat nilai.
Keterikatan terhadap nilai tersebut bukan hanya terbatas pada wilayah nilai insani, tetapi
menembus pada nilai ilahi sebagai pusat nilai, yakni keimanan kepada allah, dan iman
mewarnani aspej kehidupan atau memengaruhi nilai islam.18

BAB III

PENUTUP
15
Koentjaraningrat, seperti yang dikutip http://komunitas-nuun.blogspot.com
16
Sidi Gazalba, Op.Cit., h. 106
17
Kuntowijoyo, Muslim Tanpa Masjid: Esai-Esai Agama, Budaya, dan
Politik Dalam Bingkai Strukturalisme Transedental (Cet. II; Bandung: Mizan,
2001), h. 201.
18
Muhaimin, (et al), Op.Cit., h. 341

7
A. Kesimpulan.
Berdasarkan uraian diatas mengenai tentang islam pada masa Bani Abasiyah, maka
dapat disimpulkan. Munculnya Dinasti Abasiyah dari runtuhnya dinasti Bani Umayyah
dan didirikan oleh Abu Abbas As-Saffah pada tahun 750 Masehi. Dinamakan Dinasti
Abasiyyah karena pendiri dan khalifahnya merupakan keturunan paman Abbas bin
Abdul Muthalib. Faktor yang menyebabkan berdirinya dinasti Abasiyyah adalah adanya
tuntutan untuk lebih dekat dengan Nabi Muhammad, Penyimpangan nilai-nilai agama
dinasti Bani Umayyah, serta pemberontakan dan arogansi Dinasti Bani umayyah.
Dipimpin Oleh keturunan paman Nabi Muhammad, gerakan ini mendapat dukungan
luas dan berhasil mendirikan Dinasti Abasiyyah.
Dinasti Abasiyyah berhasil meneruskan peradaban islam pada masa tersebut. Dinasti
ini lebih mementingkan membangun peradaban dan kebudayaan dibandingkan
memperluas wilayah. Dinasti Abasiyyah dikenal dengan “zaman keemasan islam”
dimana kemajuan terjadi di bidang politik, agama, militer, dan ilmu pengetahahuan.
Kebudayaan islam serta hubungan antara agama dan budaya juga berkembang pada
periode ini.
Islam dan budaya berkaitan erat dan saling mempengaruhi. Kedua aspek tersebut
merupakan symbol dan nilai yang membentuk identitas dan kehidupan umat islam.
Kebudayaan islam tidak lepas dari nilai-nilai agama dan berlandaskan keimanan kepada
allah. Perkembangan kebudayaan islam bukannya tanpa nilai, melainkan berkaitan
dengan nilai-nilai ketuhanan yang menjadi pusat nilai dan moralitas. Integrasi antara
agama dan budata islam merupakan bagian penting dalam kehidupan umat islam dan
membentuk jati dirinya sebagai manusia yang bertaqwa dan beradab.

B. Saran
Setelah terselesainya menelaah mengenai Islam Pada Masa Bani Abasiyyah, tidak
berarti kajian yang berkaitan dengan judul ini telah seesai. Untuk menelaah mengenai
Islam Pada Masa Bani Abasiyah, terdapat aspek yang menjadi saran penulis untuk
dikaji. Seperti corak perkembangan islam pada saat itu yang cukup menarik untuk
dilakukan kajian sejarah keadaan islam saat itu.
Terdapat dua aspek ilmu yang saat ini telah menjadi dua sisi yang seolah beragam.
Padahal dua aspek ilmu itu pernah berkembang bersamaan saat itu. Dua ilmu itu adalah
ilmu agama dan ilmu umum. Dengan dilakukan kajian seperti ini, diharapkan umat
islam dapat mempelajari bagaimana ulama’ dahulu yang memajukan kedua ilmu.

8
Daftar Pustaka

Daulany Putra Haidar, Dahlan Zini, dkk, (2020), Masa Keemasan Dinasti Ummayah
dan Dinasti Abbasiyah, Jurnal Kajuan Islam Kontemporer (JURKAM), Vol. 1,
72

9
Nurtanti Azizah, (2023), Masa The Golden Age dan Kemunduran Dinasti Abbasiyah,
Jambura History and Culture Journal, Vol. 5, 71-72, 74

Aizin Rizem, (2023), Selayang Pandang Dinasti Abbasiyah, Yogyakarta; Diva Press

Zarawaki Meisa Nisa, (2022), Menelaah Kesusatraan dan Karya Sastra Dinasti
Abbasiyah, KULTURISTIK: Jurnal Bahasa dan Budaya, Vol. 6, 66

Rahman Fachrul, Qamar Syamsul, Ahmad Ismail Ode La, (2021), Pendidikam Islam
Pada Zaman Abbasiyah, Bacara’ Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 1, 2

Sungarso Achmadi Abu, (2019), Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta; PT Bumi Aksa)

Ifendi Mahfud, (2020), Dinasti Abbasiyah: Studi Analisa Lembaga Pendidikan Islam,
FENOMENA: Jurnal Penelitian, Vol. 12, 142

Fikri Shofi, Mahbudi Arifina Helliyatul, (2021), Histori, Kemajuan dan Pendidikan
Dinasti Abbasiyah, TARBAWI: Jurnal Pendidikan dan Keagamaan, Vo. 9, 69-70

Hasibuan Syaidariyah Siti, Perkembangan Islam Zaman Keemasan Bani Abbasiyah


(650 H-1250 M, Edu-Religia: Jurnal Kajian Pendidikan Islam dan Kegamaan,
Vol. 5, 363

Fitriyani, (2012), Islam dan Kebudayaan, Jurnal Al-Ulum, 12, 1

Abd. Ghoffar Mahfuz, (2019), Hubungan Agama Dan Budaya: Tinjauan Sosiokultural,
Tawshiyah, Vol.14, No.1

10

Anda mungkin juga menyukai