Di susun oleh :
Abdul Wahid Al Mukarom 021.021.0127
Assalamu‟alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya dan tidak lupa pula shalawat serta salam kami panjatkan kepada
Nabi kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju
zaman yang terang benderang seperti saat ini.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen serta teman-teman yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikannya.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makah ini, sehingga kami
senantiasa terbuka untuk menerima saran dan kritik pembaca demi penyempurnaannya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu‟alaikum Wr. Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah tak ubahnya kacamata masa lalu yang menjadi pijakan dan langkah setiap
insan di masa mendatang. Seperti yang kita ketahui setelah tumbangnya kepemimpinan
masa khulafaurrasyidin maka berganti pula sistem pemerintahan Islam pada masa itu
menjadi masa daulah, dan dalam makalah ini akan disajikan sedikit tentang masa daulah
Abbasiyah.
Dalam peradaban ummat Islam, Bani Abbasiyah merupakan salah satu bukti sejarah
peradaban ummat Islam yang terjadi. Bani Abbasiyah merupakan masa pemerintahan
ummat Islam yang memperoleh masa kejayaan yang gemilang. Pada masa ini banyak
kesuksesan yang diperoleh Bani Abbasiyah, baik itu dibidang Ekonomi, Politik, dan Ilmu
pengetahuan. Dan dari segala bidang yang ada menghantarkan daulah Bani Abbasiyah
menjadi salah satu Dinasti yang sangat berpengaruh bagi kemajuan dan perkembangan
peradaban islam di masa itu.
Disamping kesuksesan dan kegemilangan yang didapatkan oleh ummat Islam pada
masa itu, ternyata daulah Abbasiyah pun mengalami masa kemunduran. Hal inilah yang
perlu untuk kita ketahui sebagai acuan semangat bagi generasi ummat Islam bahwa
peradaban ummat Islam itu pernah memperoleh masa keemasan yang melampaui
kesuksesan negara-negara Eropa. Bahkan kita harus berbangga karena peradaban yang
terjadi dan ada pada masa Daulah Abbasiyah diadopsi oleh peradaban Eropa hingga saat ini.
Dengan kita mengetahui bahwa dahulu peradaban ummat Islam itu diakui oleh seluruh
dunia, maka akan memotivasi sekaligus menjadi ilmu pengetahuan kita mengenai sejarah
peradaban ummat Islam sehingga kita akan mencoba untuk mengulangi masa keemasan itu
kembali nantinya oleh generasi ummat Islam saat ini
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya Dinasti Abasiyah?
2. Bagaimana sistem politik, pemerintaha dan sosial pada masa Dinasti Abasiyah?
3. Bagaimana perkembangan peradaban Islam pada masa pemerintahan Dinasti
Abasiyah?
4. Apa yang menyebabkan runtuhnya Dinasti Abasiyah?
1
C. Tujuan
1. Mengetehui sejarah berdirinya Dinasti Abasiyah.
2. Mengetehui sistem politik, pemerintaha dan sosial pada masa Dinasti Abasiyah.
3. Mengetehui perkembangan peradaban Islam pada masa pemerintahan Dinasti
Abasiyah.
4. Mengetahui apasaja yang menjadi penyebab runtuhnya Dinasti Abasiyah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Daulah Bani Abbasiyah diambil dari nama Al-Abbas bin Abdul Mutholib, paman
Nabi Muhammad SAW. Pendirinya ialah Abdullah As-Saffah bin Ali bin Abdullah bin Al-
Abbas, atau lebih dikenal dengan sebutan Abul Abbas As-Saffah. Daulah Bani Abbasiyah
berdiri antara tahun 132 – 656 H / 750 – 1258 M. Lima setengah abad lamanya keluarga
Abbasiyah menduduki singgasana Khilafah Islamiyah. Pusat pemerintahannya di kota
Baghdad.
Awal kekuasaan Dinasti Bani Abbas ditandai dengan pembangkangan yang dilakukan
oleh Dinasti Umayah di Andalusia (Spanyol). Di satu sisi, Abd al-Rahman al-Dakhil
bergelar amir (jabatan kepala wilayah ketika itu); sedangkan disisi yang lain, ia tidak tunduk
kepada khalifah yang ada di Baghdad. Pembangkangan Abd al-Rahman al-Dakhil terhadap
Bani Abbas mirip dengan pembangkangan yang dilakukan oleh muawiyah terhadap Ali Ibn
Abi Thalib. Dari segi durasi, kekuasaan Dinasti Bani Abbas termasuk lama, yaitu sekitar
lima abad.
Bani Abbasiyah mempunyai kholifah sebanyak 37 orang. Dari masa pemerintahan
Abul Abbas As-Saffah sampai Kholifah Al-Watsiq Billah agama Islam mencapai zaman
keemasan (132 – 232 H / 749 – 879 M). Dan pada masa kholifah Al-Mutawakkil sampai
dengan Al-Mu‟tashim, Islam mengalami masa kemunduran dan keruntuhan akibat serangan
bangsa Mongol Tartar pimpinan Hulakho Khan pada tahun 656 H / 1258 M.
Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai
dengan perubahan politik, sosial dan budaya. Berdasarkan pola pemerintahan dan pola
politik itu para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima
periode :
1. Periode Pertama (132 H/750 M – 232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia
pertama.
2. Periode Kedua (232 H/847 M – 334 H/945 M), disebut masa pengaruh Turki pertama.
3. Periode Ketiga (334 H/945 M – 447 H/1055 M), masa kekuasaan dinasti Buwaih
dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh
Persia kedua.
3
4. Periode Keempat (447 H/1055 M – 590 H/1194 M), masa kekuasaan dinasti Bani
sejak dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah, biasanya disebut juga dengan masa
pengaruh Turki kedua.
5. Periode Kelima (590 H/1194 M – 656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh
dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif disekitar kota Baghdad.
4
2. Sistem Sosial
Pada masa ini, sistem sosial adalah sambungan dari masa sebelumnya (Masa
Dinasti Umaiyah). Akan tetapi, pada masa ini terjadi beberapa perubahan yang sangat
mencolok, yaitu:
a) Tampilnya kelompok mawali dalam pemerintahan serta mendapatkan tempat
yang sama dalam kedudukan sosial.
b) Kerajaan Islam Daulah Abbasiyah terdiri dari beberapa bangsa yang berbeda-
beda (bangsa Mesir, Syam, Jazirah Arab dll.)
c) Perkawinan campur yang melahirkan darah campuran.
d) Terjadinya pertukaran pendapat, sehingga muncul kebudayaan baru.
a) Perkembangan Intelektual
Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi mencapai puncak kejayaan pada
masa pemerintahhan Harun ar-Rasyid, kemajuan intelektual pada waktu itu setidaknya
dipengaruhi oleh dua hal yaitu:
1. Terjadinya Asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu
mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan. Pengaruh Persia pada saat itu
sangat penting dibidang pemerintahan. Selain itu mereka banyak berjasa dalam
perkembangan ilmu filsafat dan sastra. Sedangkan pengaruh Yunani masuk melalui
terjemah-terjemah dalam banyak bidang ilmu, terutama Filsafat.
2. Gerakan Terjemah Pada masa daulah ini usaha penerjemahan kitab-kitab asing
dilakukan dengan giat sekali. Pengaruh gerakan terjemahan terlihat dalam
perkembangan ilmu pengetahuan umum terutama di bidang astronomi, kedokteran,
5
filsafat, kimia dan sejarah. Dari gerakan ini muncullah tokoh-tokoh Islam dalam
ilmu pengetahuan, antara lain :
a. Bidang filsafat: al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Bajah, Ibnu Tufail, Ibnu Sina, al-
Ghazali Ibnu Rusyid.
b. Bidang kedokteran: Jabir ibnu Hayan, Hunain bin Ishaq, Tabib bin Qurra, Ar-
Razi.
c. Bidang Matematika: Umar al-Farukhan, al-Khawarizmi.
d. Bidang astronomi: al-Fazari, al-Battani, Abul watak, al-Farghoni dan
sebagainya.
Dari hasil ijtihad dan semangat riset, maka para ahli pengetahuan, para alim
ulama, berhasil menemukan berbagai keahlian berupa penemuan berbagai bidang-
bidang ilmu pengetahuan, antara lain:
1. Ilmu Umum
a. Ilmu Filsafat
Al-Kindi (809-873 M) buku karangannya sebanyak 236 judul.
Al Farabi (wafat tahun 916 M) dalam usia 80 tahun.
Ibnu Bajah (wafat tahun 523 H)
Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H).
Ibnu Shina (980-1037 M). Karangan-karangan yang terkenal antaralain:
Shafa, Najat, Qoman, Saddiya dan lain-lain
Al Ghazali (1085-1101 M). Dikenal sebagai Hujjatul Islam, karyanya:
AlMunqizh Minadl-Dlalal,Tahafutul Falasifah,Mizanul Amal, Ihya
Ulumuddin dan lainlain.
Ibnu Rusd (1126-1198 M). Karangannya : Kulliyaat, Tafsir Urjuza,
Kasful Afillah dan lain-lain.
b. Bidang Kedokteran
Jabir bin Hayyan (wafat 778 M). Dikenal sebagai bapak Kimia.
Hurain bin Ishaq (810-878 M). Ahli mata yang terkenal disamping sebagai
penterjemah bahasa asing.
Thabib bin Qurra (836-901 M).
Ar Razi atau Razes (809-873 M). Karangan yang terkenal mengenai
cacar dan campak yang diterjemahkan dalam bahasa latin.
6
c. Bidang Matematika
Umar Al Farukhan: Insinyur Arsitek Pembangunan kota Baghdad.
Al Khawarizmi: Pengarang kitab Al Gebra (Al Jabar), penemu angka (0).
d. Bidang Astronomi
Berkembang subur di kalangan umat Islam, sehingga banyak para ahli yang
terkenal dalam perbintangan ini seperti :
Al Farazi : pencipta Astro lobe
Al Gattani/Al Betagnius
Abul wafat : menemukan jalan ketiga dari bulan
Al Farghoni atau Al Fragenius
e. Bidang Seni Ukir
Beberapa seniman ukir terkenal: Badr dan Tariff (961-976 M) dan ada seni
musik, seni tari, seni pahat, seni sulam, seni lukis dan seni bangunan.
2. Ilmu Naqli
a. Ilmu Tafsir, Para mufassirin yang termasyur: Ibnu Jarir ath Tabary, Ibnu Athiyah
al Andalusy (wafat 147 H), As Suda, Mupatil bin Sulaiman (wafat 150 H),
Muhammad bin Ishak dan lain-lain
b. Ilmu Hadist, Muncullah ahli-ahli hadist ternama seperti: Imam
Bukhori (194-256 H), Imam Muslim (wafat 231 H), Ibnu Majah (wafat 273 H),
Abu Daud (wafat 275 H), At-Tarmidzi, dan lain-lain.
c. Ilmu Kalam, Dalam kenyataannya kaum Mu‟tazilah berjasa besar dalam
menciptakan ilmu kalam, diantaranya para pelopor itu adalah: Wasil bin Atha‟,
Abu Huzail al Allaf, Adh Dhaam, Abu Hasan Asy‟ary, Hujjatul Islam Imam
Ghazali
d. Ilmu Tasawuf, Ahli-ahli dan ulama-ulamanya adalah : Al Qusyairy (wafat 465
H). Karangannya : ar Risalatul Qusyairiyah, Syahabuddin (wafat 632 H).
Karangannya : Awariful Ma‟arif, Imam Ghazali : Karangannya al Bashut, al
Wajiz dan lain-lain.
e. Para Imam Fuqaha, Lahirlah para Fuqaha yang sampai sekarang aliran mereka
masih mendapat tempat yang luas dalam masyarakat Islam. Yang
mengembangkan faham/mazhabnya dalam zaman ini adalah: Imam Abu
Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi‟i, Imam Ahmad bin Hambal dan Para Imam
Syi‟ah (Hasjmy, 1995:276-278).
7
b) Perkembangan Peradaban di Bidang Fisik
Perkembangan peradaban pada masa daulah Bani Abbasiyah sangat maju pesat,
karena upayaupaya dilakukan oleh para Khalifah di bidang fisik. Hal ini dapat kita lihat
dari bangunan –bangunan yang berupa:
a. Kuttab, yaitu tempat belajar dalam tingkatan pendidikan rendah dan menengah.
b. Majlis Muhadharah,yaitu tempat pertemuan para ulama, sarjana,ahli pikir dan
pujangga untuk membahas masalah-masalah ilmiah.
c. Darul Hikmah, Adalah perpustakaan yang didirikan oleh Harun Ar-Rasyid. Ini
merupakan perpustakaan terbesar yang di dalamnya juga disediakan tempat ruangan
belajar.
d. Madrasah, Perdana menteri Nidhomul Mulk adalah orang yang mula-mula
mendirikan sekolah dalam bentuk yang ada sampai sekarang ini, dengan nama
Madrasah.
e. Masjid, Biasanya dipakai untuk pendidikan tinggi dan tahassus.
Pada masa Daulah Bani Abbassiyah, peradaban di bidang fisik seperti kehidupan
ekonomi: pertanian, perindustrian, perdagangan berhasil dikembangkan oleh
Khalifah Mansyur.
c) Kehidupan Perekonomian Daulah Bani Abbasiyah
Permulaan masa kepemimpinan Bani Abbassiyah, perbendaharaan negara penuh
dan berlimpah-limpah, uang masuk lebih banyak daripada pengeluaran. Yang menjadi
Khalifah adalah Mansyur. Dia betul-betul telah meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi
ekonomi dan keuangan negara. Dia mencontohkan Khalifah Umar bin Khattab dalam
menguatkan Islam.
Dan keberhasilan kehidupan ekonomi maka berhasil pula dalam :
1. Pertanian, Khalifah membela dan menghormati kaum tani, bahkan meringankan
pajak hasil bumi mereka, dan ada beberapa yang dihapuskan sama sekali.
2. Perindustrian, Khalifah menganjurkan untuk beramai-ramai membangun berbagai
industri, sehingga terkenallah beberapa kota dan industri-industrinya.
3. Perdagangan, Segala usaha ditempuh untuk memajukan perdagangan seperti:
a. Membangun sumur dan tempat-tempat istirahat di jalan-jalan yang dilewati
kafilah dagang.
b. Membangun armada-armada dagang.
c. Membangun armada : untuk melindungi parta-partai negara dari serangan bajak
laut.
8
Usaha-usaha tersebut sangat besar pengaruhnya dalam meningkatkan
perdagangan dalam dan luar negeri. Akibatnya kafilah-kafilah dagang kaum
muslimin melintasi segala negeri dan kapal-kapal dagangnya mengarungi tujuh
lautan. Selain ketiga hal tersebut, juga terdapat peninggalan-peninggalan yang
memperlihatkan kemajuan pesat Bani Abbassiyah.
1. Istana Qarruzzabad di Baghdad
2. Istana di kota Samarra
3. Bangunan-bangunan sekolah
4. Kuttab
5. Masjid
6. Majlis Muhadharah
7. Darul Hikmah
8. Masjid Raya Kordova (786 M)
9. Masjid Ibnu Taulon di Kairo (876 M)
10. Istana Al Hamra di Kordova
11. Istana Al Cazar, dan lain-lain (Ma‟ruf,1996:39-40).
9
a. Pembentukan lembaga wizarah
b. Pemindahan ibu kota
2. Kebudayaan Hindi, Peranan orang India dalam membentuk kebudayaan
Islam terjadi dengan dua cara:
a. Secara langsung, Kaum muslimin berhubungan langsung dengan orang-
orang India seperti lewat perdagangan dan penaklukan.
Secara tak langsung,penyaluran kebudayaan India ke dalam kebudayaan Islam
lewat kebudayaan Persia.
3. Kebudayaan Yunani
Sebelum dan sesudah Islam, terkenallah di Timur beberapa kota yang
menjadi pusat kehidupan kebudayaan Yunani. Yang paling termasyur
diantaranya adalah:
a. undaisabur, Terletak di Khuzistan, dibangun oleh Sabur yang
dijadikan tempat pembuangan para tawanan Romawi. Setelah jatuh di
bawah kekuasaan Islam. Sekolah-sekolah tinggi kedokteran yang
asalnya diajar berbagai ilmu Yunani dan bahasa Persia, diadakan
perubahan-perubahan dan pembaharuan.
b. Harran,Kota yang dibangun di utara Iraq yang menjadi pusat
pertemuan segala macam kebudayaan. Warga kota Harran merupakan
pengembangan kebudayaan Yunani terpenting di zaman Islam,
terutama dimasa Daulah Abbassiyah.
c. Iskandariyyah, Ibukota Mesir waktu menjadi jajahan Yunani. Dalam
kota Iskandariyyah ini lahir aliran falsafah terbesar yang dikenal
“Filsafat Baru Plato” (Neo Platonisme). Dalam masa Bani
Abbassiyah hubungan alam pemikiran Neo Platonisme bertambah
erat dengan alam pikiran kaum muslimin.
4. Kebudayaan Arab
Masuknya kebudayaan Arab ke dalam kebudayaan Islam terjadi dengan dua
jalan utama, yaitu :
a. Jalan Agama, Mengharuskan mempelajari Qur‟an, Hadist, Fiqh yang
semuanya dalam bahasa Arab.
b. Jalan Bahasa,Jazirah Arabia adalah sumber bahasa Arab, bahasa
terkaya diantara rumpun bahasa samy dan tempat lahirnya Islam.
10
D. Penyebab Keruntuhan Daulah Bani Abasiyah
Meskipun Daulah Abbasiyah begitu bercahaya dalam mendulang kesuksesan dalam
hampir segala bidang, namun akhirnya iapun mulai kaku dan akhirnya runtuh. Menurut
beberapa literatur, ada beberapa sebab keruntuhan dinasti Abbasyiah, yaitu:
1. Faktor Internal
Mayoritas khalifah Abbasiyah periode akhir lebih mementingkan urusan pribadi dan
melalaikan tugas dan kewajiban mereka terhadap negara.
Luasnya wilayah kekuasaan kerajaan Abbasyiah, sementara komunikasi pusat
dengan daerah sulit dilakukan.
Semakin kuatnya pengaruh keturunan Turki, mengakibatkan kelompok Arab dan
Persia menaruh kecemburuan atas posisi mereka.
Dengan profesionalisasi angkatan bersenjata ketergantungan khalifah kepada mereka
sangat tinggi.
Permusuhan antar kelompok suku dan kelompok agama.
Merajalelanya korupsi dikalangan pejabat kerajaan.
2. Faktor Eksternal
Perang Salib yang berlangsung beberapa gelombang dan menelan banyak korban.
Penyerbuan Tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan yang menghancrkan
Baghdad. Jatuhnya Baghdad oleh Hukagu Khan menandai berakhirnya kerajaan
Abbasyiah dan muncullah beberapa kerajaan, yaitu : Kerajaan Syafawiah di Iran,
Kerajaan Usmani di Turki, dan Kerajaan Mughal di India.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Daulah Bani Abbasiyah diambil dari nama Al-Abbas bin Abdul Mutholib, paman
Nabi Muhammad SAW. Pendirinya ialah Abdullah As-Saffah bin Ali bin Abdullah bin Al-
Abbas, atau lebih dikenal dengan sebutan Abul Abbas As-Saffah.
Al-Mansur dianggap sebagai pendiri kedua dari Dinasti Abbasiyah. Di masa
pemerintahannya Baghdad dibagun menjadi ibu kota Dinasti Abbasiyah dan merupakan
pusat perdagangan serta kebudayaan. Hingga Baghdad dianggap sebagai kota terpenting di
dunia pada saat itu yang kaya akan ilmu pengetahuan dan kesenian. Hingga beberapa
dekade kemudian dinasti Abbasiyah mencapai masa kejayaan.
Pada sistem social Abbasiyah adalah sambungan dari masa sebelumnya (Masa Dinasti
Umaiyah). Akan tetapi, pada masa ini terjadi beberapa perubahan yang sangat mencolok
mulai dari perkembangan intelektual, fisik, perekonomian dan kebudayaan. Adapun
penyebab Keruntuhan Dinasti Abasiyah yang terjadi oleh faktor eksternal dan faktor internal.
12
DAFTAR PUSTAKA
13