Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PEMURNIAN DAN PEMBAHARUAN ISLAM

MATA KULIAH :PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DOSEN PENGAMPU :ROSSA RAMADHONA M.Pd,I

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3 SESI 2

1. MUTIA AZZAHRA (2021212061)


2. EMI NOVI YANTI (2021212043)
3. DITA TARISMA WIJAYAH (2021212051)
4. DELLA WIDYA SAFITRI (2021212052)
5. SUTRI ANI (2021212036)
6. CINDY AMELIA (2021212053)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pemurnian dan Pembaharuan dalam islam" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam. Selain itu, makalah
ini bertujuan menambah wawasan tentang agama islam bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak ROSSA RAMADHONA M.Pd,I selaku Dosen Mata
Kuliah Pendidikan Agama Islam. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................................... iii

BAB I ................................................................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................................................................... 1

BAB II .............................................................................................................................................................. 2
A. Sejarah Berdirinya Daulah Abbasiyah. .................................................................................................... 2
B. Sejarah Berdirinya Bani Umayyah........................................................................................................... 4
C. Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah. ................................. 5
1. Perkembangan Pada Masa Bani Umayyah. .......................................................................................... 5
2. Perkembangan Pada Masa Bani Abbasiyah. ......................................................................................... 7
D. Kemunduran Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah. .................................. 10
1. Kemunduran pada masa Bani Umayyah. ............................................................................................ 10
2. Kemunduran Pada Masa Bani Abbasiyah........................................................................................... 11

BAB III ........................................................................................................................................................... 13

KESIMPULAN............................................................................................................................................... 13

DAFTAR ISI .................................................................................................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di kala umat manusia dalam kegelapan dn kehilangan pegangan hidupnya, lahirlahMuhammad bin
Abdullah bin Abdul Muthalib. Ketika menginjak usia 40 tahun, NabiMuhammad SAW lebih banyak
bertahannuts, yang pada malam 17 Ramadhan / 06 Agustus 610 M di Gua Hiro, datanglah malaikat Jibril
dengan membawa wahyu pertama, yaitu surat Al- ‘Alaq ayat 1-5. dengan wahyu tersebut beliau telah
menjadirasul pilihan Allah yang bertugas menyampaikan perintah Allah kepada segenap umatmanusia.
Semasa kerasulannya, beliau banyak membawa pengikut kepada ajaran Allah.Hingga peradaban Islam pun
tertanam pada hati segenap umatnya dan dalamlingkungannya.

Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, kekhalifahan dipegang oleh Khulafaur-Rasyidin. Banyak
upaya yang dilakukan pada masa-masa tersebut hingga pada masakekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Dengan
meninggalnya Khalifah Ali bin Abi Thalib,maka bentuk pemerintahan kekhalifahan telah berakhir.
Berubahnya bentuk pemerintahan dari khalifah ke dinasti (kerajaan) tidak membuat ajaran Islam berubah
pula, melainkan peradabannya mengalami perkembangan yang pesat. Kemudiandilanjutkan dengan bentuk
pemerintahan dinasti (kerajaan), yaitu dinasti Bani Umayyahdan dinasti Bani Abbasiyah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskanlah permasalahan yang akan dibahas dalam
makalah ini, guna mempermudah pembahasan makalah ini.
1. Bagaimana sejarah berdirinya Daulah Abbasiyah?
2. Bagaimana sejarah berdirinya Dinasti Umayyah?
3. Bagaimana Perkembangan kemajuan peradaban Islam pada masa Bani Umayyah dan Bani
Abasyah
4. Mengapa terjadi Kemunduran peradaban Islam pada masa Bani Umayyah dan BaniAbbasiyah.
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah berdirinya Daulah Abasyah
2. Mengetahui sejarah berdirinya Dinasti Umayyah
3. Mengetahui Perkembangan kemajuan peradaban Islam pada masa Bani Umayyah dan Bani Abasyah
4. Mengetahui Kemunduran peradaban Islam pada masa Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Daulah Abbasiyah.
Tonggak berdirinya dinasti Bani Abbas, berawal sejak merapuhnya sistem internal dan performance
penguasa Bani Umayyah yang berujung pada keruntuhan dinasti Umayah di Damaskus, maka upaya untuk
menggantikannya dalam memimpin umat Islam adalah dari kalangan bani Abbasiyah. Propaganda revolusi
Abbasiyah ini banyak mendapat simpati masyarakat terutama dari kalangan Syi’ah, karena bernuansa
keagamaan, dan berjanji akan menegakkan kembali keadilan seperti yang dipraktikkan oleh
khulafaurrasyidin.Nama dinasti Abbasiyah diambil dari nama salah seorang paman Nabi yang bernama al-
Abbas ibn Abd al- Muthalib ibn Hisyam. Dinasti ini didirikan oleh Abdullah al-Saffah Ibnu Muhammad Ibn
Ali Ibn Abdullah Ibn al- Abbas. Orang Abbasiyah merasa lebih berhak dari pada bani Umayyah atas
kekhalifahan Islam, sebab mereka adalah dari cabang bani Hasyim yang secara nasab keturunan lebih dekat
dengan Nabi. Menurut mereka, orang Umayyah secara paksa menguasai khilafah melalui tragedi perang
Siffin. Oleh karena itu, untuk mendirikan dinasti Abbasiyah, mereka mengadakan gerakan yang luar biasa
melakukan pemberontakan terhadap dinasti Umayyah.

Di antara yang mempengaruhi berdirinya khilafah bani Abbasiyah adalah adanya beberapa kelompok
umat yang sudah tidak mendukung lagi terhadap kekuasaan imperium bani Umayah yang notabenenya
korupsi, sekuler dan memihak sebagian kelompok diantaranya adalah kelompok Syiah dan Khawarij (Badri
Yatim. 2008:49-50) serta kaum Mawali (orang-orang yang baru masuk islam yang mayoritas dari Persi). Di
saat terjadi perpindahan kekuasaan dari Umayyah ke Abbasiyah, wilayah geografis dunia islam membentang
dari timur ke barat, meliputi Mesir, Sudan, Syam,Jazirah Arab, Iraq, Parsi sampai ke Cina. Kondisi ini
mengantarkan terjadinya interaksi intensif antara daerah satu dengan daerah lainnya. Interaksi ini
memungkinkan proses asimilasi budaya dan peradaban setiap daerah. Nyanyian dan musik menjadi tren dan
style kehidupan bangsawan dan pemuka istana era Abbasiyah. Anak-anak khalifah diberikan les khusus
supaya pintar dan cakap dalam mendendangkan suara mereka.

Seniman-seniman terkenal bermunculan, diantaranya Ibrahim bin Mahdi, Ibrahim al Mosuly dan anaknya
Ishaq. Lingkungan istana berubah dan dipengaruhi nuansa Borjuis mulai dari pakaian, makanan, dan
hadirnya pelayan-pelayan wanita.

Para penguasa Abbasiyah membentuk masyarakat berdasarkan rasa persamaan. Pendekatan terhadap
kaum Malawi dilakukan antara lain dengan mengadopsi sistim Administrasi dari tradisi setempat (Persia)
mengambil beberapa pegawai dan Menteri dari bangsa Persia dan meletakan ibu kota kerajaannya, Baghdad
di wilayah yang dikelilingi oleh bangsa dan agama yang berlainan seperti bangsa Aria dan Sumit dan agama
Islam, Kristen, dan Majusi.

Perkembangan kelas dalam masyarakat Daulat Abbasiyah tidak lagi berdasarkan ras atau kesukaan,
2
melainkan berdasarkan jabatan, menurut jarzid Zaidan, masyarakat Abbasiyah. terbagi dalam 2 kelompok
besar, kelas khusus dan kelas umum. Kelas khusus terdiri dari khalifah, keluarga khalifah (Bani Hasyim)
para pembesar negara (Menteri, gubernur dan panglima), Kaum bangsawan non Bani Hasyim (Quraisy)
pada umumnya. petugas khusus, tentara dan pembantu Istana. Sedangkan kelas umum terdiri dari para
seniman, ulama, pujangga fukoha, saudagar dan penguasa buruh dan petani. Sebelum daulah Bani
Abbasiyah berdiri, terdapat 3 tempat yang menjadi pusat kegiatan kelompok Bani Abbas, antara satu
dengan yang lain mempunyai kedudukan tersendiri dalam memainkan peranannya untuk menegakkan
kekuasaan keluarga besar paman nabi SAW yaitu Abbas Abdul Mutholib (dari namanya Dinasti itu
disandarkan). Tiga tempat itu adalah Humaimah, Kufah dan Khurasan.

Humaimah merupakan kota kecil tempat keluarga Bani Hasyim bermukim, baik dari kalangan
pendukung Ali maupun pendukung keluarga Abbas. Humaimah terletak berdekatan dengan Damsyik.
Kufah merupakan kota yang penduduknya menganut aliran Syi‘ah pendukung Ali bin Abi Tholib. Ia
bermusuhan secara terang-terangan dengan golongan Bani Umayyah.
Demikian pula dengan Khurasan, kota yang penduduknya mendukung Bani Hasyim. Ia mempunyai warga
yang bertemperamen pemberani, kuat fisiknya, tegap tinggi, teguh pendirian tidak mudah terpengaruh
nafsu dan tidak mudah bingung dengan kepercayaan yang menyimpang. Disinilah diharapkan dakwah
kaum Abbassiyah mendapatkan dukungan.

Selama kekuasaan mereka tersebut, peradaban Islam sangat berkembang. Jika pada masa Bani
Umayyah lebih dikenal dengan upaya ekspansinya, maka pada masa Bani Abbasiyah yang lebih dikenal
adalah berkembangnya peradaban Islam. Kalau dinasti Umayyah terdiri atas orang- orang ‘Arab Oriented’,
dinasti Abbasiyah lebih bersifat internasional, assimilasi corak pemikiran dan peradaban Persia, Romawi
Timur, Mesir dan sebagainya.Dinasti Abbasiyah memiliki kesan baik dalam ingatan publik, dan menjadi
dinasti paling terkenal dalam sejarah Islam. Diktum dari Tsalabi: ‘ al-Mansur sang pembuka, al-Ma’mun
sang penengah, dan al-Mu’tadhid sang Penutup’ mendekati kebenaran, Setelah al-Watsiq pemerintahan
mulai menurun hingga al-Mu’tashim khalifah ke 37, jatuh dan mengalami kehancuran di tangan orang
Mongol 1258.

3
B. Sejarah Berdirinya Bani Umayyah
Dinasti Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan bin Harb binUmayyah. Muawiyah
dapat menduduki kursi kekuasaan dengan berbagai cara,siasat, dan tipu muslihat yang licik, bukan atas
dasar demokrasi yang berdasarkanatas hasil pilihan umat Islam.1 Muawiyah dinilai memiliki cukup
persyaratan untuk menjadi pemimpin, beliau berasal dari keluarga bangsawan kaya dan dihormati oleh
masyarakatnya. Pada awal perkembangan Islam, sebagian besar anggota keluarga Dinasti Bani
Umayyah menentang dakwah Nabi Muhammad saw. Namun ketika beliau dan umat Islam berhasil
menduduki kota Mekah pada tahun 8 H/630 M, keluarga Bani Umayyah menyerah dan menyatakan
bersedia masuk Islam. Sedangkan Muawiyah sendiri telah masuk Islam sebelum peristiwa Fathu
Makkah.

Pada masa Rasulullah, Muawiyah turut serta dalam Perang Hunain. Ia merupakan salah satu
penulis wahyu. Karir politik Muawiyah terus berlanjut pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar
as-Siddiq. Ia mendampingi saudaranya Yazid bin Abu Sufyan ke Syam dan berhasil menaklukkan
negeri tersebut ke kekuasaan Islam. Ketika Yazid wafat, Abu Bakar mempercayakan kepada
Muawiyah menjadi gubernur untuk wilayah Syam, menggantikan Yazid. Keputusan Abu Bakar
didukung oleh sahabat Umar dan Usman. Pada masa pemerintahan Umar, Muawiyah masih dipercaya
sebagai gubernur wilayah Syam.

Pada masa pemerintahan Khalifah Usman ibn Affan (23-35 H/644-656 M), Muawiyah diangkat
kembali menjadi gubernur Wilayah Syam dengan ibu kota Damaskus. Ia menguasai wilayah Syam
sekitar dua puluh tahun. Hampir seluruh penduduk Syam sangat setia kepada Muawiyah. Ketika
Usman ibn Affan meninggal karena terbunuh pada saat membaca Al-Qur'an, Muawiyah menuntut
Khalifah Ali ibn Abi Thalib yang waktu itu diangat sebagai khalifah menggantikan Usman, untuk
mengusut tuntas siapa saja yang terlibat dalam kasus pembunuhan terhadap Khalifah Usman bin
Affan.

Atas dasar tuntutan tersebut, Muawiyah tidak mau mengakui Ali ibn Abi Thalib (35-40 H/656-
661 M) sebagai khalifah sampai Ali bisa menemukan dan menghukum pembunuh Khalifah Usman.
Ali menganggap Muawiyah sebagai pemberontak karena tidak mau mengakui kekhalifahannya, dan
atas dasar itulah Ali memerangi Muawiyah, kemudian terjadi perang antara tentara Ali dan Muawiyah,
peperangan tersebut disebut sebagai Perang Siffin. Pada peristiwa Siffin pasukan Ali hampir
mendapatkan kemenangan, namun tiba-tiba dari pihak Muawiyah mengangkat Al-Qur'an dengan
tombak sebagai tanda berdamai. Ide untuk mengangkat Al-Qur'an sebagai tanda berdamai merupakan
siasat dari pengikut setia Muawiyah yaitu Amr ibn Ash, seorang politisi, dan diplomat ulung. Ali
sendiri pada mulanya ragu akan niat baik damai dari pihak Muawiyah yang hampir mengalami
kekalahan. Pasukan Ali terbelah menjadi dua, satu pihak setuju damai dan di lain pihak menolak.

1 Drs. Murodi, MA.Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2003),h. 41.3

4
Namun pada akhirnya Ali menerima tawaran damai dengan cara tahkim (arbitrase).

Dalam peristiwa tahkim, kedua belah pihak setuju mengutus utusan. Pihak Muawiyah diwakili
oleh Amr ibn Ash dan dari pihak Ali diwakili oleh Abu Musa al-Asy'ari. Pada waktu tahkim
masing-masing pihak menyepakati untuk menurunkan jabatan Ali dan Muawiyah. Amr ibn Ash
mempersilahkan Abu

Musa sebagai orang yang lebih tua berpidato mewakili Ali. Setelah selesai berpidato yang salah
satu isinya menurunkan Ali sebagai khalifah, maka giliran Amr ibn Ash berbicara mewakili
Muawiyah. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Amr ibn Ash untuk mengumumkan kepemimpinan
Muawiyah, karena Abu Musa telah menurunkan Ali sebagai khalifah.

Dengan siasat ini, peristiwa tahkim lebih menguntungkan pihak Muawiyah dan menimbulkan
kekecewaan bagi pihak Ali, sehingga banyak tentara Ali yang keluar dari barisan yang dikenal dengan
kelompok Khawarij. Kaum Khawarij menganggap bahwa yang terlibat dalam peristiwa tahkim telah
melakukan dosa besar sehinga semuanya harus bertobat atau dibunuh. Kelompok Khawarij berencana
membunuh Ali, Muawiyah, dan Amr. Namun, hanya kelompok yang diketuai Abdurrahman bin
Muljam yang berhasil membunuh Ali. Sedangkan Muawiyah dan Amr tidak berhasil dibunuh oleh
kelompok Khawarij, karena kedua tokoh tersebut dikawal dengan pengawalan ekstra ketat, meniru gaya
pengawalan kerajaan Romawi.

Kekuasaan Dinasti Bani Umayyah dimulai pada masa berkuasanya Muawiyah bin Abu Sufyan,
tepatnya setelah terbunuhnya Ali bin Abi Thalib. Setelah Ali wafat, orang-orang Madinah membaiat
Hasan bin Ali, namun Hasan cenderung mengalah dan menyerahkan jabatan kekhalifahan kepada
Muawiyah bin Abu Sufyan. Hal ini dilakukan Hasan dengan tujuan menghindari perang
berkepanjangan dan timbulnya banyak fitnah di internal kaum Muslimin, mulai dari terbunuhnya
Usman bin Affan, pertempuran Shiffin, Perang Jamal dan pengkhianatan orang-orang Khawarij dan
Syi‘ah. Hasan setuju menyerahkan jabatan kekhalifahan kepada Muawiyah.
C. Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah.
1. Perkembangan Pada Masa Bani Umayyah.

Dinasti Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan bin Harb binUmayyah.
Muawiyah dapat menduduki kursi kekuasaan dengan berbagai cara,siasat, dan tipu muslihat yang licik,
bukan atas dasar demokrasi yang berdasarkanatas hasil pilihan umat Islam. Dengan demikian,
berdirinya dinasti ini bukan berdasarkan hukum musyawarah.

Bani Umayyah berdiri selama ± 90 tahun (40 – 132 H / 661 – 750 M),dengan Damaskus sebagai
pusat pemerintahannya. Dinasti Umayyah sangat bersifatArab Orientalis, artinya dalam segala hal dan
segala bidang para pejabatnya berasaldari keturunan Arab murni, begitu pula dengan corak peradaban
yang dihasilkan pada masa dinasti ini. Pada masa pemerintahan dinasti ini banyak kemajuan,

5
perkembangan, dan perluasan daerah yang dicapai, terlebih pada masa pemerintahan Khalifah Walid
bin Abdul Malik (86 – 96 H / 705 – 715 M).

Pada masa awal pemerintahan Muawiyah bin Abi Sufyan ada usaha memperluaswilayah
kekuasaan ke berbagai daerah, seperti ke India dengan mengutus Muhallab bin Abu Sufrah, dan usaha
perluasan ke Barat ke daerah Byzantium di bawah pimpinan Yazid bin Muawiyah. Selain itu juga
diadakan perluasan wilayah keAfrika Utara. Juga mengerahkan kekuatannya untuk merebut pusat-
pusat kekuasaandi luar jazirah Arab, antara lain kota Konstantinopel.

Adapun alasan Muawiyah bin Abi Sufyan untuk terus berusaha Byzantium.Pertama, Byzantium
merupakan basis kekuatan agama Kristen Ortodoks, yang pengaruhnya dapat membahayakan
perkembangan Islam. Kedua, orang-orangByzantium sering mengadakan pemberontakan ke daerah
Islam. Ketiga, termasuk wilayah yang mempunyai kekayaan yang melimpah.

Walaupun keadaan dalam negeri bisa diatasi pada beberapa periode, akan tetapi pada masa-masa
tertentu seringkali dapat membahayakan keadaan pemerintah itusendiri. Pada masa pemerintahan
Khalifah Abdul Malik bin Marwan (65 – 86 H /685 – 705 M) keadaan dalam negeri boleh dibilang
teratasi. Begitu juga pada masaKhalifah Walid bin Abdul Malik (86 – 96 H / 705 – 715 M), keadaan
dapat teratasi.Dengan keadaan yang demikian itu, kemajuan peradaban dapat dicapai, terutama dalam
bidang politik kekuasaan.

Khalifa Walid bin Abdul Malik berusaha memperluas daerahnya menujuAfrika Utara, yaitu
ke Maghrib Al-Aqsha dan Andalusia. Dengan kegigihan dankeberanian panglima perang Musa bin
Nushair, wilayah tersebut dapat dikuasaisehingga ia diangkat sebagai gubernur Afrika Utara. Musa
bin Nushair jugamengutus Tharif bin Malik untuk mengintai keadaan Andalusia yang dibantu
olehJulian. Keberhasilan dalam hal ini membuka peluang bagi Musa bin Nushair untuk melakukan
langkah berikutnya dengan mengirim Thariq bin Ziyad menyeberangilautan guna merebut daerah
Andalusia. Tepat pada 711 M, Thariq bin Ziyadmendarat di sebuah selat, yang kini selat tersebut
diberi nama dengan namanya,yakni Selat Jabal Thariq atau Selat Giblaltar.

Keberhasilan Thariq bin Ziyad memasuki Andalusia membuat peta perjalanansejarah baru bagi
kekuasaan Islam. Sebab, satu persatu wilayh yang dilewatinyadapat dengan mudah jatuh ke
tangannya, seperti kota Cordova, Granada, danToledo. Sehingga Islam dapat tersebar dan menjadi
agama panutan bagi penduduknya, walaupun tidak semua penduduk Andalusia masuk Islam. Tidak
hanya itu, Islam menjadi sebuah agama yang mampu memberikan motifasi para pemeluknya untuk
mengembangkan diri dalam berbagai bidang kehidupan sosial, politik, ekonomi, budaya, dan
sebagainya. Andalusia pun mencapai kejayaan padamasa pemerintahan Islam.

Kemajuan- kemajuan yang dicapai.

6
1. Bani Umayyah berhasil memperluas daerah kekuasaan Islam ke berbagai penjuru dunia, seperti
Spanyol, Afrika Utara, Suria, Palestina,Semenanjung Arabia, Irak, sebagian kecil Asia, Persia,
Afghanistan, Pakistan,Rukhmenia, Uzbekistan dan Kirgis.2

2. Islam memberikan pengaruh bagi kehidupan masyarakat luas. Sikapfanatik Arab sangat
efektif dalam membangun bangsa Arab yang besar sekaligusmenjadi kaum muslimin atau
bangsa Islam. Setelah pada saat itu bangsa Arabmerupakan prototipikal dari bangsa Islam
sendiri.3

3. Telah berkembang ilmu pengetahuan secara tersendiri dengan masing-masing tokoh


spesialisnya. Antara lain, dalam Ilmu Qiro’at (7 qiro’at) yang terkenalyaitu Ibnu Katsir
(120H), Ashim (127H), dan Ibnu Amr (118H). Ilmu Tafsir tokohnya ialah Ibnu Abbas (68H)
dan muridnya Mujahid yang pertama kali menghimpun tafsir dalam sebuah suhuf, Ilmu
Hadits dikumpulkan oleh Ibnu SyihabAz-Zuhri atas perintah Umar bin Abdul Aziz, tokohnya
ialah Hasan Al-Basri(110H), Sa’id bin Musayyad, Rabi’ah Ar-Ra’iy guru dari Imam Malik,
Ibnu AbiMalikah, Sya’bi Abu Amir bin Syurahbil. Kemudian Ilmu Kimia dan
Kedokteran,Ilmu Sejarah, Ilmu Nahwu, dan sebagainya.

4. Perkembangan pada hal administrasi ketatanegaraan, seperti adanya lembaga


peradilan(Qadha), kitabat, Hajib, Baris dan sebagainya.

2. Perkembangan Pada Masa Bani Abbasiyah.


Daulah Abbasiyah didirikan pada tahun 132 H / 750 M, Abbasiyah merupakankelanjutan dari
pemerintahan daulah Umayyah yang telah hancur di Damaskus.Dinamakan Abbasiyah karena para
pendiri dan penguasa dinasti ini merupakanketurunan Abbas, paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti
Abbasiyah di samping bercorak Arab murni, juga terpengaruh dengan corak pemikiran dan peradaban
Persia, Romawi Timur, Msir, dan sebagainya. Juga dinasti Abbasiyah ini sistem politiknya lebih
bersifat demokratis dari pada dinasti Umayyah yang Orientalis.

Pada masa pemerintahan Khalifah Al-Mahdi (158 – 169 H / 775 – 785 M),dinasti Abbasiyah
memperluas kekuasaan dan pengaruh Islam ke wilayah Timur Asia Tengah, dari perbatasan India
hingga ke China. Saat itu umat Islam berhasilmemasuki selat Bosporus, sehingga membuat Ratu
Irene menyerah dan berjanjimembayar upeti. Pada masa dinasti ini pula wilayah kekuasaan Islam
sangat luasyang meliputi wilayah yang telah dikuasai Bani Umayyah, antara lain Hijjaz,Yaman Utara
dan Selatan, Oman, Kuwait, Iran (Persia), Irak, Yordania, Palestina,Libanon, Mesir, Tunisia, Al-
Jazair, Maroko, Spanyol, Afghanistan, dan Pakistan.Juga mengalami perluasan ke daerah Turki,

2Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya jilid I , (Jakarta: UI Press, 1985), cet V, h. 62
3A.Hasyimi, Sejarah Peradaban Islam , (Jakarta: Bulan Bintang, 1995), cet V, h. 155. 4 Ibid.5 Ibid, h.
184 – 185.5

7
wilayah-wilayah Armenia dan daerahsekitar Laut Kaspia, yang sekarang termasuk wilayah Rusia.
Wilayah bagian BaratIndia dan Asia Tengah, serta wilayah perbatasan China sebelah Barat.

Kemajuan-Kemajuan dan Perkembangan yang Dicapai


1. Secara garis besar ada 2 faktor penyebab tumbuh dan berkembangnya peradabanIslam, yakni
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalamajaran Islam bahwa ajaran
Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits,memiliki kekuatan yang luar biasa yang mampu
memberikan motifasi bagi para pemeluknya untuk mengembangkan peradabannya.

2. Sedangkan faktor eksternalnya, yaitu ajaran yang merupakan proses sejarahumat Islam di dalam
kehidupannya yang dijiwai oleh nilai-nilai ajaran Islam. Faktor penyebab tersebut adalah
semangat Islam, perkembangan organisasi ketatanegaraan, perkembangan ilmu pengetahuan,
dan perluasan Islam.

Bentuk-Bentuk Peradaban Islam dan Tokoh-Tokohnyaa.

a) Kota-kota dan pusat peradaban


• Kota Baghdad, merupakan ibu kota negara kerajaan Abbasiyahyang didirikan oleh Khalifah
Abu Ja’far Al-Mansur (754 – 775 M) pada tahun762 M. kota ini terletak di tepian sungai
Tigris. Masa keemasan kota Baghdad terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Harun Al-
Rasyid (786– 809 M), dananaknya Al-Makmun (813 – 833M).
• Kota Samarra, letaknya di sebelah timur sungai Tigris yang berjarak lebih kurang 60 km dari
kota Baghdad. Di kota ini terdapat 17 istanamungil yang menjadi contoh seni bangunan Islam
di kota-kota lain.

b) Bangunan tempat pendidikan dan tempat peribadatan,


• Madrasah. Ada banyak madrasah, madrasah yang terkenal padazaman itu adalah
Nizamiyyah, yang didirikan oleh Nizam Al-Mulk, seorang perdana menteri pada tahun 456
– 486 H. Madrasah ini terdapat di banyak kota, antara lain di Baghdad, Isfahan, Nisabur,
Basrah, Tabaristan, Hara, danMusol.
• Kuttab, yaitu sebagai lembaga pendidikan dasar dan menengah.
• Darul-Hikmah sebagai perpustakaan.
• Majlis Muhadharah sebagai tempat pertemuan dan diskusi parailmuan.
• Masjid-masjid sebagai tempat beribadah dan sebagai tempat pendidikan tingkat tinggi dan
takahsush. Di antara masjid yang terkenaladalah masjid Cordova, masjid Ibnu Touloun,
masjid Al-Azhar, dansebagainya.

8
c) Bidang Ilmu Pengetahuan dan Tokoh-Tokohnya.
• Filsafat, para tokoh filosuf pada masa itu adalah : Abu Ishak Al-Kindi, Abu Nashr Al-
Faraby, Ibnu Sina, Ibnu Bajah, Ibnu Thufail, Al-Ghazali,dan Ibnu Rusydi.
• Ilmu Kedokteran : Abu Zakaria Yuhana bin Masiwaih, Sabur binSahal, Abu Zakaria Ar-
Razy, dan Ibnu Sina.
• Matematika, ahli matematika Islam yang terkenal ialah Al-Khawarizmi, seorang yang
menemukan angka nol (0), sedangkan angka 1, 2,3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 0, disebut juga “Angka
Arab”.
• Farmasi dan Kimia, di antara para ahli farmasi dan kimia padamasa pemerintahan dinasti
Abbasiyah adalah Ibnu Baithar.
• Ilmu Perbintangan : Abu Mansur Al-Falaky, Jabir Al-Batany, danRayhan Al-Bairuny.
• Ilmu Tafsir (Tafsir Al-Ma’tsur : Ibnu Jarir Ath-Thabari, Ibnu‘Athiyah Al-Andalusy, As-
Sudai, Muqatil bin Sulaiman; dan Tafsir bir-Ra’yi :Abu Bakar Asam, Abu Muslim
Muhammad bin Bahar Isfahany, dan AbuYunus Abdussalam).
• Ilmu Hadits : Imam Abu Abdullah Muhammad bin Abi Al-HasanAl-Bukhari (Imam
Bukhari), Imam Abu Muslim bin Al-Hajjaj Al-QushairyAn-Naishbury (Imam Muslim),
Ibnu Majah, Abu Dawud, An-Nasa’i.

• Ilmu Kalam, di antara aliran ilmu kalam yang berkembang adalahJabariyah, Qadariyah
Mu’tazilah, dan Asy’ariyah. Para pelopornya adalah Jahm bin Sofwan, Ghilan Al-Dimisyqi,
Wasil bin bin ‘Atha’, Al-Asy’ari, danImam Ghazali.9)Ilmu Bahasa : Sibawaih, Al-Kisai, dan
Abu Zakaria Al- Farra.

• ilmu bahasa dan sibawaih, Al kisah, dan abu zakariah Al FarraD

9
D. Kemunduran Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah.
1. Kemunduran pada masa Bani Umayyah.
Ada 7 faktor penyebab kemunduran kekuasaaan Bani Umayyah, yaitu
• Sikap glamor pengusaha
• Perlawanan kaum Khawarij
• Perlawanan dari kelompok Syi’ah
• Meruncingnya pertentangan etnis
• Timbulnya stratifikasi sosial
• Munculnya kekuatan baru
a) Hancurnya kekuasaan Islam di Anadalusia dan rendahnya semangat para ahli menggali budaya
Islam.

Kehancuran kekuasaan Islam di Andalusia pada 1492 M berdampak buruk terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Para ahli tidak banyak memiliki motivasi untuk mengkaji ilmu
pengetahuan lagi. Karenamereka sudah merasa putus asa skibat serangan yang dilakukan oleh para
penguasa Kristen, dan tindakan para penguasa tersebut terhadap peninggalan peradaban Islam di Andalusia,
seperti penghancuran pusat-pusat peradabanIslam dan sebagainya.

Terlebih lagi banyak para ahli ilmu pengetahuan Islam banyak yang tewasdibantai oleh tentara Kristen
di Spanyol, sehingga peristiwa itu sangatmembekas dalam benak mereka.
Akibatnya, banyak di antara para ilmuwanIslam yang punya andil besar dalam pembentukan peradaban
Islam diAndalusia, melarikan diri ke wilayah Afrika Utara. Dalam situasi ini, BaratKristen terus berusaha
membangun kepercayaan diri untuk mengembangkan peradaban Eropa, sehingga bangsa Barat mencapai
kejayaannya.

b) Banyaknya orang Eropa yang menguasai Ilmu Pengetahuan dari Islam.

Di lembaga-lembaga pendidikan tinggi, tidak hanya orang-orang Islam yangdiberikan kesempatan


mempelajari ilmu pengetahuan, tetapi juga kesempatanitu diberikan kepada semua orang, termasuklah
orang-orang Kristen Barat yangtertarik untuk mempelajari ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh
umatIslam.

Ketertarikan karena metode ilmiah Islam, seorang pendeta Kristen Romaanggota Ordo Fransiskan dari
Inggris bernama Roger Bacon (1214 – 1292 M)datang belajar bahasa Arab di Paris antara tahun 1240 – 1268
M. Melaluikemampuan bahasa Arab dan bahasa Latinnya itu, ia dapat membaca naskah aslidan terjemahan
berbagai ilmu pengetahuan, terutama ilmu pasti. Buku-buku asli dan terjemahan dibawanya ke Inggris pada
Universitas Oxford, laluditerjemahkannya dengan menghilangkan nama pengarang aslinya, yangkemudian
dikatakannya sebagai hasil karyanya sendiri. Sejak saat itulah mulai banyak bermunculan orang Eropa yang

10
menterjemahkan buku-buku yangdikarang oleh tokoh-tokoh Islam sebagai hasil karyanya sendiri.
2. Kemunduran Pada Masa Bani Abbasiyah

Di antara sebab-sebab kehancuran Dinasti Abbasiyah adalah


• Melebihkan bangsa asing daripada bangsa Arab.
• Kebijakan ganda Harun Ar-Rasyid yang telah mewasiatkan tahta khalifahkepada dua anaknya (Al-
Amin dan Al-Makmun) yang ketika itu menjabatgubernur Khurasan.
• Pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh para oposan seperti pemberontakan orang-
orang Arab, Syi’ah, Khawarij, intern keluarga Abbasiyahdan sebagainya.
• Ketergantungan kepada tentara bayaran.
• Timbulnya kerajaan-kerajaan kecil yang bebas dari kekuasaan BaniAbbasiyah, seperti dinasti
Idrisiyah di Maroko, dinasti Aghlabiyah, dinastiThuluniyah, dinasti Ikhsyidi, dinasti Hamdaniyah,
dan dinasti Thahiriyah.
• Penyerangan bangsa Mongol (Tartar) yanng dipimpin oleh Hulaku Khan pada 1258 M, khalifah dan
keluarganya dibunuh serta ia mengumumkan secarasepihak berakhirnya pemerintahan Bani
Abbasiyah di Baghdad.

Sedangkan kemunduran / kehancuran peradaban Islam pada masa dinastiAbbasiyah disebabkan


oleh :

a) Hancurnya kerajaan Islam oleh serangan bangsa Mongol.

Selama ± 40 hari kota Baghdad dikepung pasukan Mongol yang dipimpinoleh Hulaku Khan.
Sehingga sejak bulan Februari 1258 M kota Baghdadsepenuhnya berada di bawah kekuasaan
Hulaku. Sebagian kecil keluargakhalifah berhasil melarikan diri ke Mesir. Jatuhnya Baghdad ke
tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri kekuasaan khalifah Abbasiyah, tetapi juga
merupakan awal dari masa kemunduran politik peradaban Islam.

Hal itu karena Baghdad sebagai pusat kebudayaan Islam yang sangat kaya dengan khazanah
ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumi hanguskan oleh pasukan Mongol. Kemudian
pasukan Mongol banyak melakukan penyeranganke daerah kekuasaan Islam dan menguasainya,
seperti Syria Utara, dengan melakukan hal yang sama sebagaimana pada Baghdad.

b) Hancurnya kehidupan dan ekonomi masyarakat karena perang berkepanjangan.

Kerugian besar yang ditimbulkan akibat peperangan yang berkepanjangan,terjadi pada masa perang
Salib. Peperangan ini memakan waktu selama ± 2 abad(1096 – 1297 M). Perang tersebut banyak menguras
anggaran belanja negara,dan perekonomian nasional secara keseluruhan. Jika uang tersebut

11
dimanfaatkansecara baik, dalam artian bukan untuk peperangan, maka dapat dipastikan kesejahteraan
rakyat akan terjamin.

c) Kuatnya pengaruh paham sufi dan taqlid

Ilmu tasawuf merupaka ilmu hakikat yang pada intinya mengajrkan penyerahan diri kepada Tuhan,
meninggalkan kesenangan dunia, dan hidupmenyendiri untuk beribadah kepada Allah. Ilmu ini banyak
berpengaruh dalamkehidupan masyarakat Islam setelah serangan bangsa Mongol dan hancurnya pusat
peradaban Islam di Baghdad. Praktik Tasawuf mereka banyak yang telahterpangaruh dengan praktik mistik
ajaran agama lain, sehingga di sanaditemukan adanya penyimpangan ajaran. Begitu pula soal Taqlid.
Karenamasyarakat Islam tidak mau berijtihaj lagi, akhirnya terikat dengan ajaran para tokoh sebelumnya dan
bertaqliq buta.

12
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dinasti Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyahbin Abi Sufyan bin Harbbin Umayyah. Daulah
Abbasiyah didirikan pada tahun132H/750M, Abbasiyah merupakan kelanjutan dari pemerintahan daulah
Umayyah yang telah hancur di Damaskus. Dalam kemajuan perkembangan bani Umayyah dan Abbasiyah
terdapat juga kemunduran yang terjadi, seperti persoalan suksesi kekhalifahan,
sikap glamor penguasa, perlawanan kaum Khawarij, perlawanan dari kelompok Syi’ah, meruncingnya
pertentangan etnis, timbulnya stratifikasi sosial dan munculnya kekuatan baru.

13
DAFTAR ISI

1. Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya jilid I , (Jakarta: UI Press, 1985), cet V, h.
62
2. A.Hasyimi, Sejarah Peradaban Islam , (Jakarta: Bulan Bintang, 1995), cet V, h. 155. 4 Ibid.5 Ibid,
h. 184 – 185.5
3. Drs. Murodi, MA.Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2003),h

14
15

Anda mungkin juga menyukai