Segala puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, besarta
sahabat, keluarga dan seluruh pengikut beliau hingga akhir zaman. Sehingga
masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan demi perbaikan kami di masa yang akan
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.3.1. Perkembangan Intelektual..............................................................................8
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................13
3.2 Saran.....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2
puncak kemuliaan, baik dalam bidang ekonomi, peradaban dan kekuasaan. Selain
itu juga telah berkembang berbagai cabang ilmu pengetahuan, ditambah lagi
dengan banyaknya penerjemahan buku-buku dari bahasa asing ke bahasa Arab.
Fenomena ini kemudian yang melahirkan cendikiawan-cendikiawan besar yang
menghasilkan berbagai inovasi baru di berbagai disiplin ilmu pengetahuan.3[3]
Pemerintah Bani Abbasiyah berkuasa selama 5 abad, yaitu dari tahun 750-
1258 M. Pada awalnya pusat pemerintahan di kota kufah kemudian pindah ke
Hira lalu ke Abar (Hasyimiyah) dan akhirnya ke Baghdad. Baghdad adalah ibu
kota pemerintah Bani Abbasiyah yang paling strategis, kota ini di bangun oleh
Abu ja’far al Mansur dengan bentuk bulat, arsitek pembangunan adalah Hajjaj bin
Art dan Amron bi Wahdah. Baghdad menjadi kota internasional dan disebut
sebagai kota seribu malam.
Ahli sejarah membagi pemerintahan bani Abbasiyah menjadi 5 priode yang
didasarkan pada kondisi politik pemerintahan.
1. Periode Pertama (tahun 750 – 847 M)
Pada periode ini terdapat pengaruh persia yaitu masuknya keluarga Barmak
dalam pemerintahan Bani Abbasiyah dan dalam bidang ilmu pengetahuan. Puncak
kejayaan terjadi pada periode ini yaitu ketika di pinpin oleh khalifah Harun Al
Rasyid. Semua sektor perekonomian maju, ilmu pengetehuan berkembang pesat
sehingga rakyat menjadi sejahtera.
2. Periode kedua (tahun 874 – 945 M)
Bangsa Turki yang menjadi tentara mulai mendominasi pemerintahan Bani
Abbasiyah. Mereka memilih dan menentukan khalifah sesuai dengan
kehendaknya. Pada masa ini Bani Abbasiyah mulai mengalami kemunduran.
3. Periode ketiga (tahun 945 – 1055 M)
Pada masa Bani Abbasiyah di bawah kekuasaan Bani Buwaihi. Khalifah
posisinya makin lemah hanya seperti pegawai yang digaji saja karena Bani
Buwaihi berpaham Syi’ah sedangkan Bani Abbasiyah berpaham Sunni.
4. Periode keempat (tahun 1055 – 1199 M)
Periode ini ditandai dengan masuknya Bani Saljuk dalam pemerintahan Bani
Abbasiyah karena telah mengalahkan Bani Buwaihi. Keadaan khalifah mulai
3
membaik terutama bidang agama karena Bani Saljuk dengan Bani Abbasiyah
sama-sama sepaham Sunni.
5. Periode kelima (tahun 1199 – 1258 M)
Pemerintahan Bani Abbasiyah tidak berada di bawah kekuasaan siapapun
tetapi wilayah kekuasaannya hanya tinggal Baghdad dan sekitarnya. Pada tahun
1258 M, tentara Mongol dipinpin oleh Hulagu Khan masuk kota Baghdad
menghancurleburkan kota Baghdad dan isinya, sehingga berakhirlah Bani
Abbasiyah.4[4]
Sebenarnya zaman keemasan Bani Abbasiyah telah dimulai sejak
pemerintahan pengganti Khalifah Abu Jakfar Al-Mansur yaitu pada masa
Khalifah Al-Mahdi (775-785 M) dan mencapai puncaknya di masa pemerintahan
Khalifah Harun Al-Rasyid. Di masa-masa itu para Khalifah mengembangkan
berbagai jenis Kesenian, terutama kesusastraan pada khususnya dan kebudayaan
pada umumnya. Berbagai buku bermutu diterjemahkan dari peradaban India
maupun Yunani. Dari India misalnya, berhasil diterjemahkan buku-buku Kalilah
dan Dimnah maupun berbagai cerita Fabel yang bersifat anonim.
Kemajuan ilmu pengetahuan bukan hanya pada bidang sastra dan seni
saja juga berkembang Ilmu-ilmu Naqli dan Ilmu Aqli. Perkembangan ini
memunculkan tokoh-tokoh besar dalam sejarah ilmu pengetahuan, dalam ilmu
bahasa muncul antara lain Ibnu Malik At-Thai seorang pengarang buku nahwu
yang sangat terkenal Alfiyah Ibnu malik, dalam bidang sejarah muncul sejarawan
besar Ibnu Khaldun serta tokoh-tokoh besar lainnya yang memiliki pengaruh yang
besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya.5[5]
5
a. Ilmu Umum
1) Ilmu Filsafat
Ø Al-Kindi atau Abu Yusuf Ya’qub Bin Ishak ( 809-873 M), seorang filsuf bangsa
Arab.
Ø Al Farabi (wafat tahun 916 M) dalam usia 80 tahun.
Ø Ibnu Maskawai (wafat tahun 523 H).
Ø Ibnu Shina ( 980-1037 M). Karangan-karangan yang terkenal antara lain: Shafa,
Najat, Qoman, Saddiya dan lain-lain
Ø Al Ghazali (1085-1101 M). Dikenal sebagai Hujjatul Islam, karangannya: Al-
Munqizh Minadl-Dlalal ,Tahafutul Falasifah, Mizanul Amal, Ihya Ulumuddin,
dan lain-lain.
Ø Ibnu Rusd (1126-1198 M). Karangannya: Kulliyaat, Tafsir Urjuza, Kasful Afillah,
dan lain-lain.
b. Bidang Kedokteran
Ø Ali bin Rabban At Torabi. Merupaka dokter pribadi khalifah Al Mutawakkil yang
menulis buku Firdaus.
Ø Ali bin Abbas Al Majusi, salah satu karyanya adalah Al kitab Al Maliki.
Ø Ibnu Sina, ia disebut oleh kaum muslimin sebagai pangeran dokter.
Ø Ar Razi atau Razes (809-873 M). Karangan yang terkenal mengenai cacar dan
campak yang diterjemahkan dalam bahasa latin.6[6]
c. Bidang Matematika
Ø Umar Al Farukhan: Insinyur Arsitek Pembangunan kota Baghdad.
Ø Al Khawarizmi: Pengarang kitab Al Gebra (Al Jabar), penemu angka (0).
d. Bidang Astronomi
Berkembang subur di kalangan umat Islam, sehingga banyak para ahli yang
terkenal dalam perbintangan ini seperti :
Ø Al Farazi : pencipta Astro lobe
Ø Al Gattani/Al Betagnius
Ø Abul wafat : menemukan jalan ketiga dari bulan
Ø Al Farghoni atau Al Fragenius.
6
2.3.2. Perkembangan Peradaban di Bidang Fisik
Perkembangan peradaban pada masa daulah Bani Abbasiyah sangat maju
pesat, karena upaya-upaya dilakukan oleh para Khalifah di bidang fisik. Hal ini
dapat kita lihat dari bangunan – bangunan yang berupa:
a) Kuttab
b) Majlis Muhadharah,yaitu tempat pertemuan para ulama, sarjana,ahli pikir dan
pujangga untuk membahas masalah-masalah ilmiah.
c) Darul Hikmah, Adalah perpustakaan yang didirikan oleh Harun Ar-Rasyid. Ini
merupakan perpustakaan terbesar yang di dalamnya juga disediakan tempat
ruangan belajar.
d) Masjid
e) Pada masa Daulah Bani Abbassiyah, peradaban di bidang fisik seperti
kehidupan ekonomi: pertanian, perindustrian, perdagangan berhasil
dikembangkan oleh Khalifah Mansyur.
8
kurikulum sekolah tingkat rendah adalah al-Quran dan agama, membaca, menulis,
dan berenang. Sedangkan untuk anak-anak amir dan penguasa,
Kurikulum tingat rendah sedikit berbeda. Di istana-istana biasanya
ditegaskan pentingnya pengajaran ,ilmu sejarah, cerita perang, cara-cara
pergaulan, disamping ilmu-ilmu pokok seperti al-Quran, syair, dan fiqih. Setelah
usai menempuh pendidikan rendah, siswa bebas memilih bidang studi yang ingin
ia dalami di tingkat tinggi.
Ilmu-ilmu agama mendominasi kurikulum di lembaga-lembaga pendidikan
formal, seperti masjid, dengan al-Quran sebagai intinya. Ilmu-ilmu agama harus
dikuasai agar dapat memahami dan menjelaskan secara terperinci makna al-Quran
yang berfungsi sebagai fokus pengajaran.
2. Metode Pengajaran
Dalam proses belajar mengajar, metode pengajaran merupakan salah satu
aspek pengajaran yang penting untuk mentransfer pengetahuan atau kebudayaan
dari seorang guru kepada para pelajar. Metode pengajaran yang dipakai dapat
dikelompokkan ke dalam tiga macam, yaitu lisan, hafalan, dan tulisan. Metode
lisan bisa berupa dikte, ceramah, dan diskusi. Metode menghafal merupakan ciri
umum dalam sistem pendidikan Islam pada masa ini. Untuk dapat menghafal
suatu pelajaran, murid-murid harus membaca berulang-ulang sehingga pelajaran
melekat di benak mereka. Sedangkan metode tulisan adalah pengkopian karya-
karya ulama.
3. Rihlah Ilmiyah
Salah satu ciri yang paling menarik dalam pendidikan Islam di masa itu
adalah sistem Rihlah Ilmiyah, yaitu pengembaraan atau perjalanan jauh untuk
mencari ilmu9[9].
BAB III
PENUTUP
9
3.1 Kesimpulan
Adapun yang dapat saya simpulkan dari makalah ini, yaitu:
1. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali
ibn Abdullah ibn al-Abbass. Dia dilahirkan di Humaimah pada tahun 104 H. Dia
dilantik menjadi Khalifah pada tanggal 3 Rabiul awwal 132 H, Setelah
mengalahkan pasukan Marwan ibn Muhammad(pasukan Dinasti Umayyah).
2. Masa Bani Abbasiyah adalah masa keemasan Islam, atau sering disebut dengan
istilah ‘’The Golden Age’’. Pada masa itu Umat Islam telah mencapai puncak
kemuliaan, baik dalam bidang ekonomi, peradaban dan kekuasaan. Selain itu juga
telah berkembang berbagai cabang ilmu pengetahuan, ditambah lagi dengan
banyaknya penerjemahan buku-buku dari bahasa asing ke bahasa Arab. Fenomena
ini kemudian yang melahirkan cendikiawan-cendikiawan besar yang
menghasilkan berbagai inovasi baru di berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
3. Bidang Perkembangan/Keemasan Islam Pada Zaman Abbasiyah, terdiri dari
a. perkembangan intelektual. b. perkembangan peradaban dibidang
fisik,didalamnya terdapat bangunan-bangunan yang dipakai untuk menuntut
ilmu.seperti:kuttab,darul hikmah,masjid,dll. c. perkembangan peadaban dibidang
politik dan pemerintahan, dengan mengangkat menteri-menteri dan nenbentuk
kementerian, dan juga membentuk departemen-departemen yng di kepalai oleh
menteri. d. bidang militer,terdiri dari:pasukan pemanah, pasukan infanteri,dan
pasukan berkuda
4. Masa kejayaan pendidikan Islam dimulai dengan berkembang pesatnya
kebudayaan Islam yang ditandai dengan berkembang luasnya lembaga-lembaga
pendidikan Islam dan madrasah-madrasah formal serta universitas dalam berbagai
pusat kebudayaan Islam. Pendidikan tersebut sangat berpengaruh dalam
membentuk pola kehidupan, budaya dan menghasilkan pembentukan dan
perkembangan dalam berbagai aspek budaya kaum muslimin.kebudayaan itu
dipengaruhi oleh dua faktor,yakni faktor intern(yang dibawa dari ajaran Islam itu
sendiri) dan faktor ekstern(yang dibawah luar ajaran Islam.
5. Sistem pendidikan Islam terdiri atas tiga bagian,yaitu petama,Kurikulum
adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari oleh
siswa.kedua, metode pengajaran, merupakan salah satu aspek pengajaran yang
penting untuk mentransfer pengetahuan atau kebudayaan dari seorang guru
kepada para pelajar. Ketiga, Rihlah Ilmiyah, yaitu pengembaraan atau perjalanan
jauh untuk mencari ilmu.
3.2 Saran
Demikianlah makalah ini, semoga menjadi bahan yang bermanfaat serta
dapat menjadi bahan pelajaran bagi kita semua. Untuk lebih memahami semua
materi tentang Sejarah Pendidikan Islam, disarankan para pembaca mencari
referensi lain yang berkaitan dengan materi makalah ini. Penulis juga menyadari
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz Tirbizi, E.Abdul. sejarah Perkembangan Pendidikan Islam. Tangerang :
Usaha Baru, 2007.
Nur Fajri, Miqdad. Sejarah Kebudayaan Islam. Bandung : Pustaka Furqan, 2010.
Subki, A’la, Drs. Sejarah Kebudayaan Islam. Klaten Utara : CV. Gema Nusa,
2010.