DISUSUN OLEH
AL HIKMAH
TANJUNGBALAI
2020
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkatrahmat-Nya
kami dapat merampungkan makalah berjudul " Ekonomi Islam pada Masa bani Abbasiyah "
ini walau jauh dari katasempurna.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad
berserta sahabat, karena berkat beliau kami bisa merasakan manisnya iman seperti sekarang.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Asril Umar, SE. M.Pd.I selaku pengajar
mata kuliah yang telah memberikan kami kesempatan untuk membuat makalah ini.
Tak lupa kami mengharap saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar
pemuatan makalah yang akan datang bisa menjadi lebih baik.
Amin …
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
A. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Pada Masa Bani Abbasiyah ..........................2
B. Khalifah yang pernah memimpin pemerintahan saat Dinasti Abbasiyah.............4
C. Sumber-Sumber Pemikiran Ekonomi Dinasti Abbasiyah.....................................5
D. Sebab–sebab Keruntuhan Daulah Abbasyiah.......................................................7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pasca wafatnya Rasulullah SAW pemerintahan berkembang di bawah era Khulafaur
Rasyidin, termasuk didalamnya pemikiran ekonomi yang dimotori oleh para khalifah.
Hingga kemudian pemberontakan yang terjadi di akhir masa kepemimpinan Ali bin Abi
Thalib menimbulkan era baru di masa pemerintahan Islam, yaitu Bani Umayyah. Di masa
pemerintahan Bani Umayyah yang bertahan selama 91 tahun ini juga tumbuh pemikiran
ekonom klasik, mulai dari Abu Hanifah, Abu Yusuf, Asy SyaiBani, Al Awza‟i,dan
Malik bin Anas. Namun kekuasaan Bani Umayyah akhirnya runtuh karena adanya penge
lompokan kebangsaan yang mementingkan orang Arab dan lemahnya kepemimpinan
khalifah yang terbiasa hidup mewah.
Kendati masa pemerintahan Bani Umayyah telah berakhir, para ekonom dimasa
itu mewarisi sejumlah pemikiran ekonomi yang turut pula memberikan sumbangan
pemikiran dan ide ekonomi yang berkembang di masa setelahnya. Setelah itu pemerintahan
Bani Umayyah pegang oleh Bani abbasiyah yang banyak melakukan suatu perubahan dalam
bidang keilmuan dan ekonomi.
Maka dalam pembahan makalah ini akan dipaparkan mengenai sejarah pemikiran
ekonomi Islam pada masa Bani Abbasiyah yang pada masa pemerintahannya banyak
melakukan kemajuan dalam bidang keilmuan dan ekonomi.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Bagaimanakah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Pada Masa Bani Abbasiyah ?
2. Siapasaja Khalifah yang pernah memimpin pemerintahan saat Dinasti Abbasiyah?
3. Apa saja Sumber-Sumber Pemikiran Ekonomi Dinasti Abbasiyah ?
4. Bagaimana perkembangan Ekonomi Islam pada masa Dinasti (Daulah) Abbasiyah?
5. Apa yang menjadi penyebab Keruntuhan Daulah Abbasyiah ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah
serta menjawab semua pertanyaan yang telah kami rumuskan sebelumnya diatas.
BAB II
PEMBAHASAN
2) Harun al Rasyid:
Popularitas Daulah Abbasiyyah mencapai puncaknya pada Khalifah Harun al-Rasyid
(786-809 M) dan putranya al-Makmun. Kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu
pengetahuan, dan kebudayaan serta kesusatraan berada dalam zaman keemasan.
Penerjemahan buku-buku Yunani ke bahasa Arab pun dimulai. Orang-orang dikirim ke
Kerajaan Romawi, Eropa untuk membeli “Manuscript”. Pada mulanya buku-buku mengenai
kedokteran, kemudian meningkat mengenai ilmu pengetahuan lain dan filsfat. Ia juga banyak
mendirikan sekolah. Salah satu karyanya yang paling besar yaitu mendirikan Baitul Hikmah,
yaitu pusat penerjemah yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan perpustakaan yang
besar.
Pada masa ini pertumbuhan ekonomi berkembang dengan pesat dan kemakmuran
Daulah Abbasiyah mencapai puncaknya. Ia membangun Baitul Maal untuk mengurus
keuangan Negara dengan menunjuk seorang wazir yang mengepalai beberapa dirwan.
Pendapatan Baitul Maal dialokasikan untuk reset ilmiah dan penterjemah buku-buku Yunani,
disamping itu untuk biaya pertahanan dan anggaran rutin pegawai. Pendapatan tersebut juga
dialokasikan untuk membiayai para tahanan dalam hal penyediaan bahan makanan dan
pakaian musim panas dan dingin.
4 Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm.120.
Selain itu, Khalifah Harun juga sangat memperhatian masalah perpajakan, sehingga beliau
menunjuk Abu Yusuf menyusun sebuah kitab pedoman mengenai perekonomian syari’ah
yang kitabnya berjudul al-Kharaj.
d) Pendapatan Negara :
Selain dari sector perdagangan, pertanian, dan perindustrian, sumber pendapatan Negara juga
berasal dari pajak. Pendapatan dari jizyah juga merupakan masukan bagi Negara. Jizyah
adalah pajak kepala yang dipungut dari penduduk non Muslim kepada pemerintahan Islam
sebagai wujud loyalitas mereka kepada pemerintah dan konsekuensi dari perlindungan yang
diberikan pemerintah Islam untuk mereka. Sumber pendapatan lain adalah dari zakat, ‘asyur
al-tijarah, dan kharaj.
Pada masa Harun al-Rasyid terdapat klasifikasi pembayaran jizyah. Mereka yang kaya
dikenakan jizyah sebesar 48 dirham, golongan ekonomi menengah 24 dirham, sedangkan
dibawah itu hanya 12 dirham.
e) Sistem Moneter:
6 Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm.129.
7 ibid hlm.130.
Sebagai alat tukar , para pelaku ekonomi menggunakan mata uang dinar dan dirham.
Mata uang dinar emas di gunakan oleh para pedagang, di wilayah kekuasaan setelah Barat,
meniru orang- orang Bizantium. Sedangkan mata uang dirham perak di gunakan oleh para
pedagang di wilayah Timur, meniru kekaisaran Sassaniah.
Penggunaan dua mata uang ini menurut Azumardi Azra, memiliki dua
konsekuensi. Pertama mata uang dinar harus di perkenalkan di wilayah- wilayah yang hanya
mengenal mata uang dirham, kedua dengan mengeluarkan emas ini mengurangi penyimpanan
emas batangan atau perhiasan. Mata uang emas maupun perak, tidak bisa menempuh
perjalanan jauh, karena dengan resiko yang ssangat besar. Karena itu para pedagang dan
orang-orang yang mengadakan perjalanan jauh memerlukan sistem cek. Bisa di pastikan
sistem cek yang di perkenalkan oleh sistem perbankan modern, berasal di bahasa arab shakk.
Dan terjadiya kegiatan peningkatan ekonomi, maka berlangsunglah sirkulasi kekayaan dan
surplus ekonomi di dalam wilayah kekuasaan islamDalam masa–masa ini orang-orang yang
semula miskin ,tetapi emilki etos kerja dan etos ekonomi yang timggi, sangat mungkin
melakukan mobilitas sosial melalui usaha-usaha ekonomi.Di dalam situasi dimana kekayaan
neredar dengan bebas dan lancar, maka bakat, kemauan, dan kerja keras lebih menjanjikan
untuk mencapai ,mobilitas sosial dari keturunan.mobilitas yang cepat, khususnya di masa
dinasti abbasiyah semakin mungkin sehubungan dengan penekanan ajaran islam tentang
derajat persamaan muslim 8.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemerintahan Daulah Abbasiyah merupakan kelanjutan dari pemerintahan Daulah
Bani Umayah yang telah runtuh di Damaskus. Dinamakan kekhalifahan Abbasiyah karena
9 Osman, Latif. Ringkasan Sejarah Islam.( Jakkarta: Widjaya IKAPI) hal. 136
para pendiri dan penguasa daulah ini adalah keturunan Abbas, paman Nabi Muhammad saw.
Dinasti ini berkuasa selama lebih kurang lima abad, mulai dari tahun132-656 H / 750-1528.
Perkembangan ekonomi pada masa Dinasti Bani Umayyah sudah mulai meningkat
dibanding dengan masa sebelumnya. Peningkatan perekonomian yang pada gilirannya akan
membawa kemakmuran pada dinasti ini, pada dasarnya tidak terlepas dari kebijaksanaan-
kebijaksanaan yang diterapkan para khalifah, disamping partisipasi dan dukungan masyarakat
terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut.
B. Saran
Maju mundurnya peradaban Islam tergantung dari sejauh mana dinamika umat islam
itu sendiri. Dalam sejarah islam tercatat, bahawa salah satu dinamika umat islam itu dicirikan
oleh kehadiran kerajaan-kerajaan islam diantaranya Abbasiyah, Abbasiyah memiliki
peradaban yang tinggi, diantaranya memunculkan ilmuwan-ilmuwan dan para pemikir
muslim. Seperti Pesan presiden pertama kita IR. Soekarno. Karena tidak mungkin kita bisa
mengenal siapa diri kita dan bagaimana kita bisa seperti sekarang ini, tanpa menengok
sejarah. Dengannya kita bisa bercermin untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi
emas para pendahulu kita dan menghilangkan sekaligus memperbaiki kekurangan dan
kegagalannya.
DAFTAR PUSTAKA
Chamid Nur, 2010. Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,
Ma’arif Syafii Ahmad, 2007. Abdullah Amin, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam,
Cet. I, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007
Syalabi A, 1997. Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: P.T. Jayamurti 1997