Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

“Perkmangan Islam Pada Masa Dinasti Abbasiyah”

Dosen Pengampu :

Drs.Mansur M.Pd

Disusun Oleh :

Ridho Nazmi Nuri

Samin

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH BALIKPAPAN

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan tidak lupa pula shalawat serta salam
kami panjatkan kepada Nabi kita Muhammad SAW yang telah membawa
umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti saat
ini.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen serta teman-teman


yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini, sehingga kami dapat
menyelesaikannya.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makah ini,


sehingga kami senantiasa terbuka untuk menerima saran dan kritik pembaca demi
penyempurnaannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Balikpapan,20 Oktober 2022

Penulis

Kelompok 6

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I.......................................................................................................................3

PENDAHULUAN...................................................................................................3

1.1 Latar Belakang Penulisan...............................................................................3

1.2 Rumusan Penulisan........................................................................................4

1.3 Manfaat Penulisan..........................................................................................4

BAB II......................................................................................................................5

PEMBAHASAN......................................................................................................5

2.1 Sejarah Lahirnya Dinasti Abasiyah................................................................5

2.2 Sistem Politik, Pemerintahan dan Sosial Dinasti Abasiyah...........................6

2.3 Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Abasiyah.....................7

2.4 Penyebab Keruntuhan Dinasti Abasiyah......................................................14

BAB III..................................................................................................................16

PENUTUP..............................................................................................................16

3.1 Kesimpulan...................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan

Sejarah tak ubahnya kacamata masa lalu yang menjadi pijakan dan
langkah setiap insan di masa mendatang. Seperti yang kita ketahui setelah
tumbangnya kepemimpinan masa khulafaurrasyidin maka berganti pula sistem
pemerintahan Islam pada masa itu menjadi masa daulah, dan dalam makalah ini
akan disajikan sedikit tentang masa daulah Abbasiyah.
Dalam peradaban ummat Islam, Bani Abbasiyah merupakan salah satu
bukti sejarah peradaban ummat Islam yang terjadi. Bani Abbasiyah merupakan
masa pemerintahan ummat Islam yang memperoleh masa kejayaan yang
gemilang. Pada masa ini banyak kesuksesan yang diperoleh Bani Abbasiyah, baik
itu dibidang Ekonomi, Politik, dan Ilmu pengetahuan. Dan dari segala bidang
yang ada menghantarkan daulah Bani Abbasiyah menjadi salah satu Dinasti yang
sangat berpengaruh bagi kemajuan dan perkembangan peradaban islam di masa
itu.

Disamping kesuksesan dan kegemilangan yang didapatkan oleh ummat


Islam pada masa itu, ternyata daulah Abbasiyah pun mengalami masa
kemunduran. Hal inilah yang perlu untuk kita ketahui sebagai acuan semangat
bagi generasi ummat Islam bahwa peradaban ummat Islam itu pernah
memperoleh masa keemasan yang melampaui kesuksesan negara-negara Eropa.
Bahkan kita harus berbangga karena peradaban yang terjadi dan ada pada masa
Daulah Abbasiyah diadopsi oleh peradaban Eropa hingga saat ini. Dengan kita
mengetahui bahwa dahulu peradaban ummat Islam itu diakui oleh seluruh dunia,
maka akan memotivasi sekaligus menjadi ilmu pengetahuan kita mengenai sejarah
peradaban ummat Islam sehingga kita akan mencoba untuk mengulangi masa
keemasan itu kembali nantinya oleh generasi ummat Islam saat ini.

3
1.2 Rumusan Penulisan

a. Bagaimana sejarah berdirinya Dinasti Abasiyah?


b. Bagaimana sistem politik, pemerintaha dan sosial pada masa Dinasti
Abasiyah?
c. Bagaimana perkembangan peradaban Islam pada masa pemerintahan
Dinasti Abasiyah?
d. Apa yang menyebabkan runtuhnya Dinasti Abasiyah?

1.3 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari ditulisnya makalah ini adalah sebaga berikut :

1. Manfaat Teoritis
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penulisan makalah ini secara teoritis
adalah menambah ilmu dan pengetahuan yang dapat diaplikasikan dalam
kegiatan belajar mengajar. Juga dengan bertambahnya ilmu, maka
bertambah pula wawasan seseorang akan suatu bidang keilmuan.
2. Manfaat Praktis
Manfaat secara praktis yang dapat diambil dari penulisan makalah ini
yaitu sebagai berikut :
- Dapat mengaplikasikan materi yang ada dalam makalah kedalam
kegiatan belajar dan mengajar.
- Dapat mengaplikasikan materi pembelajaran tersebut kedalam
kehidupan sehari – hari.
- Dapat memetik pelajaran berharga dari makalah ini dan
menjadikannya motivasi bagi kehidupan.
- Dapat menjadikan materi dalam makalah ini sebagai handout bagi
studi mata kuliah yang sama.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Lahirnya Dinasti Abasiyah

Daulah Bani Abbasiyah diambil dari nama Al-Abbas bin Abdul Mutholib,
paman Nabi Muhammad SAW. Pendirinya ialah Abdullah As-Saffah bin Ali bin
Abdullah bin Al-Abbas, atau lebih dikenal dengan sebutan Abul Abbas As-
Saffah. Daulah Bani Abbasiyah berdiri antara tahun 132 – 656 H / 750 – 1258 M.
Lima setengah abad lamanya keluarga Abbasiyah menduduki singgasana Khilafah
Islamiyah. Pusat pemerintahannya di kota Baghdad.
Awal kekuasaan Dinasti Bani Abbas ditandai dengan pembangkangan yang
dilakukan oleh Dinasti Umayah di Andalusia (Spanyol). Di satu sisi, Abd al-
Rahman al-Dakhil bergelar amir (jabatan kepala wilayah ketika itu); sedangkan
disisi yang lain, ia tidak tunduk kepada khalifah yang ada di Baghdad.
Pembangkangan Abd al-Rahman al-Dakhil terhadap Bani Abbas mirip dengan
pembangkangan yang dilakukan oleh muawiyah terhadap Ali Ibn Abi Thalib. Dari
segi durasi, kekuasaan Dinasti Bani Abbas termasuk lama, yaitu sekitar lima abad.
Bani Abbasiyah mempunyai kholifah sebanyak 37 orang. Dari masa
pemerintahan Abul Abbas As-Saffah sampai Kholifah Al-Watsiq Billah agama
Islam mencapai zaman keemasan (132 – 232 H / 749 – 879 M). Dan pada masa
kholifah Al-Mutawakkil sampai dengan Al-Mu’tashim, Islam mengalami masa
kemunduran dan keruntuhan akibat serangan bangsa Mongol Tartar pimpinan
Hulakho Khan pada tahun 656 H / 1258 M.
Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-
beda sesuai dengan perubahan politik, sosial dan budaya. Berdasarkan pola
pemerintahan dan pola politik itu para sejarawan biasanya membagi masa
pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode :

5
1. Periode Pertama (132 H/750 M – 232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia
pertama.
2. Periode Kedua (232 H/847 M – 334 H/945 M), disebut masa pengaruh Turki
pertama.
3. Periode Ketiga (334 H/945 M – 447 H/1055 M), masa kekuasaan dinasti Buwaih
dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh
Persia kedua.
4. Periode Keempat (447 H/1055 M – 590 H/1194 M), masa kekuasaan dinasti Bani
sejak dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah, biasanya disebut juga dengan masa
pengaruh Turki kedua.
5. Periode Kelima (590 H/1194 M – 656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari
pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif disekitar kota Baghdad.

2.2 Sistem Politik, Pemerintahan dan Sosial Dinasti Abasiyah

1. Sistem Politik dan Pemerintahan

Khalifah pertama Bani Abbasiyah, Abdul Abbas yang sekaligus dianggap


sebagai pendiri Bani Abbas, menyebut dirinya dengan julukan Al-Saffah yang
berarti Sang Penumpah Darah. Sedangkan Khalifah Abbasiyah kedua mengambil
gelar Al-Mansur dan meletakkan dasar-dasar pemerintahan Abbasiyah. Di bawah
Abbasiyah, kekhalifahan berkembang sebagai system politik. Dinasti ini muncul
dengan bantuan orang-orang Persia yang merasa bosan terhadap Bani Umayyah di
dalam masalah sosial dan politik diskriminastif. Khalifah-khalifah Abbasiyah
yang memakai gelar “Imam” yang memiliki arti pemimpin masyarakat muslim
bertujuan untuk menekankan arti keagamaan kekhalifahan. Abbasiyah mencontoh
tradisi Umayyah di dalam mengumumkan lebih dari satu putra mahkota raja.
Al-Mansur dianggap sebagai pendiri kedua dari Dinasti Abbasiyah. Di
masa pemerintahannya Baghdad dibagun menjadi ibu kota Dinasti Abbasiyah dan
merupakan pusat perdagangan serta kebudayaan. Hingga Baghdad dianggap

6
sebagai kota terpenting di dunia pada saat itu yang kaya akan ilmu pengetahuan
dan kesenian. Hingga beberapa dekade kemudian dinasti Abbasiyah mencapai
masa kejayaan.
Ada beberapa sistem politik yang dijalankan oleh Daulah Abbasiyah yaitu:
a) Para Khalifah tetap dari keturunan Arab murni, sedangkan pejabat lainnya
diambil dari kaum mawalli.
b) Kota Bagdad dijadikan sebagai ibu kota negara, yang menjadi pusat
kegiatan politik, ekonomi, sosial dan ataupun kebudayaan serta terbuka
untuk siapa saja, termasuk bangsa dan penganut agama lain.
c) Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sesuatu yang mulia, yang penting dan
sesuatu yang harus dan perlu untuk dikembangkan.
d) Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia.

2. Sistem Sosial
Pada masa ini, sistem sosial adalah sambungan dari masa sebelumnya
(Masa Dinasti Umaiyah). Akan tetapi, pada masa ini terjadi beberapa perubahan
yang sangat mencolok, yaitu:
a) Tampilnya kelompok mawali dalam pemerintahan serta mendapatkan
tempat yang sama dalam kedudukan sosial.
b) Kerajaan Islam Daulah Abbasiyah terdiri dari beberapa bangsa yang
berbeda-beda (bangsa Mesir, Syam, Jazirah Arab dll.)
c) Perkawinan campur yang melahirkan darah campuran.
d) Terjadinya pertukaran pendapat, sehingga muncul kebudayaan baru .

2.3 Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Abasiyah

Masa Abbasiyah menjadi tonggak puncak peradaban Islam. Khalifah-


khalifah Bani Abbasiyah secara terbuka mempelopori perkembangan ilmu
pengetahuan dengan mendatangkan naskah-naskah kuno dari berbagai pusat
peradaban sebelumnya untuk kemudian diterjemahkan, diadaptasi dan diterapkan

7
di dunai Islam. Para ulama’ muslim yang ahli dalam berbagai ilmu pengetahuan
baik agama maupun non agama juga muncul pada masa ini.
Pesatnya perkembangan peradaban juga didukung oleh kemajuan ekonomi
imperium yang menjadi penghubung dunua timur dan barat. Stabilitas politik
yang relatif baik terutama pada masa Abbasiyah awal ini juga menjadi pemicu
kemajuan peradaban Islam.
a) Perkembangan Intelektual

Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi mencapai puncak kejayaan


pada masa pemerintahhan Harun ar-Rasyid, kemajuan intelektual pada waktu itu
setidaknya dipengaruhi oleh dua hal yaitu:

1. Terjadinya Asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang


lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan.
Pengaruh Persia pada saat itu sangat penting dibidang pemerintahan.
Selain itu mereka banyak berjasa dalam perkembangan ilmu filsafat dan
sastra. Sedangkan pengaruh Yunani masuk melalui terjemah-terjemah
dalam banyak bidang ilmu, terutama Filsafat.
2. Gerakan Terjemah Pada masa daulah ini usaha penerjemahan kitab-kitab
asing dilakukan dengan giat sekali. Pengaruh gerakan terjemahan terlihat
dalam perkembangan ilmu pengetahuan umum terutama di bidang
astronomi, kedokteran, filsafat, kimia dan sejarah. Dari gerakan ini
muncullah tokoh-tokoh Islam dalam ilmu pengetahuan, antara lain :
a. Bidang filsafat: al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Bajah, Ibnu Tufail, Ibnu Sina,
al- Ghazali Ibnu Rusyid.
b. Bidang kedokteran: Jabir ibnu Hayan, Hunain bin Ishaq, Tabib bin
Qurra, Ar-Razi.
c. Bidang Matematika: Umar al-Farukhan, al-Khawarizmi.
d. Bidang astronomi: al-Fazari, al-Battani, Abul watak, al-Farghoni dan
sebagainya.

8
Dari hasil ijtihad dan semangat riset, maka para ahli pengetahuan,
para alim ulama, berhasil menemukan berbagai keahlian berupa
penemuan berbagai bidang-bidang ilmu pengetahuan, antara lain:

1. Ilmu Umum
a. Ilmu Filsafat
- Al-Kindi (809-873 M) buku karangannya sebanyak 236 judul.
- Al Farabi (wafat tahun 916 M) dalam usia 80 tahun.
- Ibnu Bajah (wafat tahun 523 H)
- Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H).
- Ibnu Shina (980-1037 M). Karangan-karangan yang terkenal
antaralain: Shafa, Najat, Qoman, Saddiya dan lain-lain
- Al Ghazali (1085-1101 M). Dikenal sebagai Hujjatul Islam,
karyanya: AlMunqizh Minadl-Dlalal,Tahafutul Falasifah,Mizanul
Amal, Ihya Ulumuddin dan lainlain.
- Ibnu Rusd (1126-1198 M). Karangannya : Kulliyaat, Tafsir
Urjuza,
Kasful Afillah dan lain-lain.
b. Bidang Kedokteran
- Jabir bin Hayyan (wafat 778 M). Dikenal sebagai bapak Kimia.
- Hurain bin Ishaq (810-878 M). Ahli mata yang terkenal disamping
sebagai penterjemah bahasa asing.
- Thabib bin Qurra (836-901 M).
- Ar Razi atau Razes (809-873 M). Karangan yang terkenal
mengenai
cacar dan campak yang diterjemahkan dalam bahasa latin :
c. Bidang Matematika
- Umar Al Farukhan: Insinyur Arsitek Pembangunan kota Baghdad.
- Al Khawarizmi: Pengarang kitab Al Gebra (Al Jabar), penemu
angka (0).
d. Bidang Astronomi

9
Berkembang subur di kalangan umat Islam, sehingga banyak para
ahli yang terkenal dalam perbintangan ini seperti :
- Al Farazi : pencipta Astro lobe
- Al Gattani/Al Betagnius
- Abul wafat : menemukan jalan ketiga dari bulan
- Al Farghoni atau Al Fragenius
e. Bidang Seni Ukir
Beberapa seniman ukir terkenal: Badr dan Tariff (961-976 M) dan ada
seni musik, seni tari, seni pahat, seni sulam, seni lukis dan seni
bangunan.
2. Ilmu Naqli
a. Ilmu Tafsir, Para mufassirin yang termasyur: Ibnu Jarir ath Tabary,
Ibnu Athiyah al Andalusy (wafat 147 H), As Suda, Mupatil bin
Sulaiman (wafat 150 H), Muhammad bin Ishak dan lain-lain
b. Ilmu Hadist, Muncullah ahli-ahli hadist ternama seperti: Imam
Bukhori (194-256 H), Imam Muslim (wafat 231 H), Ibnu Majah (wafat
273 H), Abu Daud (wafat 275 H), At-Tarmidzi, dan lain-lain.
c. Ilmu Kalam, Dalam kenyataannya kaum Mu’tazilah berjasa besar
dalam menciptakan ilmu kalam, diantaranya para pelopor itu adalah:
Wasil bin Atha’, Abu Huzail al Allaf, Adh Dhaam, Abu Hasan
Asy’ary, Hujjatul Islam Imam Ghazali
d. Ilmu Tasawuf, Ahli-ahli dan ulama-ulamanya adalah : Al Qusyairy
(wafat 465 H). Karangannya : ar Risalatul Qusyairiyah, Syahabuddin
(wafat 632 H). Karangannya : Awariful Ma’arif, Imam Ghazali :
Karangannya al Bashut, al Wajiz dan lain-lain.
e. Para Imam Fuqaha, Lahirlah para Fuqaha yang sampai sekarang aliran
mereka masih mendapat tempat yang luas dalam masyarakat Islam.
Yang mengembangkan faham/mazhabnya dalam zaman ini adalah:
Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin
Hambal dan Para Imam Syi’ah (Hasjmy, 1995:276-278).
b) Perkembangan Peradaban di Bidang Fisik

10
Perkembangan peradaban pada masa daulah Bani Abbasiyah sangat
maju pesat, karena upayaupaya dilakukan oleh para Khalifah di bidang
fisik. Hal ini dapat kita lihat dari bangunan –bangunan yang berupa:
a. Kuttab, yaitu tempat belajar dalam tingkatan pendidikan rendah
dan menengah.
b. Majlis Muhadharah,yaitu tempat pertemuan para ulama,
sarjana,ahli pikir dan pujangga untuk membahas masalah-masalah
ilmiah.
c. Darul Hikmah, Adalah perpustakaan yang didirikan oleh Harun
Ar-Rasyid. Ini merupakan perpustakaan terbesar yang di dalamnya
juga disediakan tempat ruangan belajar.
d. Madrasah, Perdana menteri Nidhomul Mulk adalah orang yang
mula-mula mendirikan sekolah dalam bentuk yang ada sampai
sekarang ini, dengan nama Madrasah.
e. Masjid, Biasanya dipakai untuk pendidikan tinggi dan tahassus.
Pada masa Daulah Bani Abbassiyah, peradaban di bidang fisik
seperti kehidupan ekonomi: pertanian, perindustrian, perdagangan
berhasil dikembangkan oleh Khalifah Mansyur.
c) Kehidupan Perekonomian Daulah Bani Abbasiyah
Permulaan masa kepemimpinan Bani Abbassiyah, perbendaharaan
negara penuh dan berlimpah-limpah, uang masuk lebih banyak daripada
pengeluaran. Yang menjadi Khalifah adalah Mansyur. Dia betul-betul
telah meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi ekonomi dan keuangan
negara. Dia mencontohkan Khalifah Umar bin Khattab dalam menguatkan
Islam.
Dan keberhasilan kehidupan ekonomi maka berhasil pula dalam :
1. Pertanian, Khalifah membela dan menghormati kaum tani, bahkan
meringankan pajak hasil bumi mereka, dan ada beberapa yang
dihapuskan sama sekali.

11
2. Perindustrian, Khalifah menganjurkan untuk beramai-ramai
membangun berbagai industri, sehingga terkenallah beberapa kota
dan industri-industrinya.
3. Perdagangan, Segala usaha ditempuh untuk memajukan
perdagangan seperti:
a. Membangun sumur dan tempat-tempat istirahat di jalan-
jalan yang dilewati kafilah dagang.
b. Membangun armada-armada dagang.
c. Membangun armada : untuk melindungi parta-partai negara
dari serangan bajak laut.
Usaha-usaha tersebut sangat besar pengaruhnya dalam
meningkatkan perdagangan dalam dan luar negeri.
Akibatnya kafilah-kafilah dagang kaum muslimin melintasi
segala negeri dan kapal-kapal dagangnya mengarungi tujuh
lautan. Selain ketiga hal tersebut, juga terdapat
peninggalan-peninggalan yang memperlihatkan kemajuan
pesat Bani Abbassiyah.
1. Istana Qarruzzabad di Baghdad
2. Istana di kota Samarra
3. Bangunan-bangunan sekolah
4. Kuttab
5. Masjid
6. Majlis Muhadharah
7. Darul Hikmah
8. Masjid Raya Kordova (786 M)
9. Masjid Ibnu Taulon di Kairo (876 M)
10. Istana Al Hamra di Kordova
11. Istana Al Cazar, dan lain-lain (Ma’ruf,1996:39-40).

d) Strategi Kebudayaan dan Rasionalitas

12
Sebagaimana diketahui sebelumnya bahwa kebebasan berpikir diakui
sepenuhnya sebagai hak asasi setiap manusia oleh Daulah Abbasiyah.
Oleh karena itu, pada waktu itu akal dan pikiran benar-benar dibebaskan
dari belenggu taqlid, sehingga orang leluasa mengeluarkan pendapat.
Berawal dari itu, zaman pemerintahan Abbasiyah awal melahirkan 4 Imam
Madzhab yang ulung, mereka adalah Syafi’i, Hanafi, Hambali, dan Maliki.
Disamping itu, zaman pemerintahan Abbasiyah awal itu juga melahirkan
Ilmu Tafsir al-Quran dan pemisahnya dari Ilmu Hadits. Sebelumnya,
belum terdapat penafsiran seluruh al-Quran, yang ada hanyalah Tafsir bagi
sebagian ayat dari berbagai surah, yang dibuat untuk tujuan tertentu
(Syalaby, 1997:187). Dalam negara Islam di masa Bani Abbassiyah
berkembang corak kebudayaan, yang berasal dari beberapa bangsa. Apa
yang terjadi dalam unsur bangsa, terjadi pula dalam
unsur kebudayaan. Dalam masa sekarang ini berkembang empat unsur
kebudayaan yang mempengaruhi kehidupan akal/rasio yaitu Kebudayaan
Persia, Kebudayaan Yunani, Kebudayaan Hindi dan Kebudayaan Arab
dan berkembangnya ilmu pengetahuan.
1. Kebudayaan Persia, Pesatnya perkembangan kebudayaan Persia di
zaman ini karena 2 faktor, yaitu :
a. Pembentukan lembaga wizarah
b. Pemindahan ibu kota
2. Kebudayaan Hindi, Peranan orang India dalam membentuk
kebudayaan Islam terjadi dengan dua cara:
a. Secara langsung, Kaum muslimin berhubungan langsung
dengan orang-orang India seperti lewat perdagangan dan
penaklukan.
b. Secara tak langsung,penyaluran kebudayaan India ke dalam
kebudayaan Islam lewat kebudayaan Persia.
3. Kebudayaan Yunani

13
Sebelum dan sesudah Islam, terkenallah di Timur beberapa kota
yang menjadi pusat kehidupan kebudayaan Yunani. Yang paling
termasyur diantaranya adalah:
a. undaisabur, Terletak di Khuzistan, dibangun oleh Sabur
yang dijadikan tempat pembuangan para tawanan Romawi.
Setelah jatuh di bawah kekuasaan Islam. Sekolah-sekolah
tinggi kedokteran yang asalnya diajar berbagai ilmu Yunani
dan bahasa Persia, diadakan perubahan-perubahan dan
pembaharuan.
b. Harran,Kota yang dibangun di utara Iraq yang menjadi
pusat pertemuan segala macam kebudayaan. Warga kota
Harran merupakan pengembangan kebudayaan Yunani
terpenting di zaman Islam, terutama dimasa Daulah
Abbassiyah.
c. Iskandariyyah, Ibukota Mesir waktu menjadi jajahan
Yunani. Dalam kota Iskandariyyah ini lahir aliran falsafah
terbesar yang dikenal “Filsafat Baru Plato” (Neo
Platonisme). Dalam masa Bani Abbassiyah hubungan alam
pemikiran Neo Platonisme bertambah erat dengan alam
pikiran kaum muslimin.
4. Kebudayaan Arab
Masuknya kebudayaan Arab ke dalam kebudayaan Islam terjadi
dengan dua jalan utama, yaitu :
a. Jalan Agama, Mengharuskan mempelajari Qur’an, Hadist,
Fiqh yang semuanya dalam bahasa Arab.
b. Jalan Bahasa,Jazirah Arabia adalah sumber bahasa Arab,
bahasa terkaya diantara rumpun bahasa samy dan tempat
lahirnya Islam.

14
2.4 Penyebab Keruntuhan Dinasti Abasiyah
Meskipun Daulah Abbasiyah begitu bercahaya dalam mendulang
kesuksesan dalam hampir segala bidang, namun akhirnya iapun mulai kaku dan
akhirnya runtuh. Menurut beberapa literatur, ada beberapa sebab keruntuhan
dinasti Abbasyiah, yaitu:
1. Faktor Internal
- Mayoritas khalifah Abbasiyah periode akhir lebih mementingkan
urusan pribadi dan melalaikan tugas dan kewajiban mereka terhadap
negara.
- Luasnya wilayah kekuasaan kerajaan Abbasyiah, sementara
komunikasi pusat dengan daerah sulit dilakukan.
- Semakin kuatnya pengaruh keturunan Turki, mengakibatkan kelompok
Arab dan Persia menaruh kecemburuan atas posisi mereka.
- Dengan profesionalisasi angkatan bersenjata ketergantungan khalifah
kepada mereka sangat tinggi.
- Permusuhan antar kelompok suku dan kelompok agama. 
- Merajalelanya korupsi dikalangan pejabat kerajaan.

2. Faktor Eksternal
- Perang Salib yang berlangsung beberapa gelombang dan menelan
banyak korban.
- Penyerbuan Tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan yang
menghancrkan Baghdad. Jatuhnya Baghdad oleh Hukagu Khan
menandai berakhirnya kerajaan Abbasyiah dan muncullah beberapa
kerajaan, yaitu :
Kerajaan Syafawiah di Iran, Kerajaan Usmani di Turki, dan Kerajaan
Mughal di India.

15
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daulah Bani Abbasiyah diambil dari nama Al-Abbas bin Abdul
Mutholib, paman Nabi Muhammad SAW. Pendirinya ialah Abdullah As-
Saffah bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas, atau lebih dikenal dengan
sebutan Abul Abbas As-Saffah.

Al-Mansur dianggap sebagai pendiri kedua dari Dinasti Abbasiyah.


Di masa pemerintahannya Baghdad dibagun menjadi ibu kota Dinasti
Abbasiyah dan merupakan pusat perdagangan serta kebudayaan. Hingga
Baghdad dianggap sebagai kota terpenting di dunia pada saat itu yang
kaya akan ilmu pengetahuan dan kesenian. Hingga beberapa dekade
kemudian dinasti Abbasiyah mencapai masa kejayaan.
Pada sistem social Abbasiyah adalah sambungan dari masa
sebelumnya (Masa Dinasti Umaiyah). Akan tetapi, pada masa ini terjadi
beberapa perubahan yang sangat mencolok mulai dari perkembangan
intelektual, fisik, perekonomian dan kebudayaan. Adapun penyebab
Keruntuhan Dinasti Abasiyah yang terjadi oleh faktor eksternal dan faktor
internal.

16
DAFTAR PUSTAKA

 Hasimy, A, Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta : Bulan Bintang, 1993.


 http://syafieh.blogspot.com/2014/01/perkembangan-islam-pada-masa-
abbasiyah.html#ixzz3Ya9LYIQH
 https://akitephos.wordpress.com/sejarah-pendidikan-islam/islam-pada-
masa-daulah-bani-abbasiyah/
 Yatim, badri, Dr., M. A. Sejarah peradaban islam. 2011. Jakrta: PT.
Rajagrafindo Persada

17

Anda mungkin juga menyukai