“ KELOMPOK 11 “
Nana Arianti
Khaerunnisa
Sejarah Berdirinya Persis
Menurut Ansori Persatuan Islam (PERSIS), adalah salah satu gerakan
pembaharuan yang berdiri di Bandung pada hari Rabu tanggal 12
September 1923 M. / 1 Safar 1342 H, tepatnya di salah satu gang kecil yang
bernama Pakgade. Di gang ini banyak berkumpul para saudagar, yang saat
itu disebut Urang Pasar. Menurut Wildan, awal mula pembicaran pendirian
PERSIS, didasarkan pembicaraan awal antara
Yusuf Zamzam, Qomaruddin, dan E. Abdurrahman. Berdirinya organisasi
Persatuan Islam bersemboyan kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah.
Berdirinya PERSIS juga dimaksudkan membersihkan Islam dari segala bid’ah, khurafat,
shirik. Organisasi Persatuan Islam pada awal terbentuknya melalui kenduri-kenduri yang
diadakan oleh kelompok para pedagang secara berkala dari rumah ke rumah anggota
kelompok yang berasal dari Pelembang, mereka hijrah ke Bandung sejak abad 18, antara
satu dengan yang lainnya mempunyai hubungan kekeluargaan, dan perkawinan dan
adanya kepentingan bersama dalam usaha perdagangan serta adanya kontak antara
generasi yang datang kemudian untuk mengadakan studi agama, dan tamu-tamu lainnya
yang datang pada acara tersebut juga berasal dari orang lain di luar perkumpulan
peranakan Palembang, yaitu orang-orang yang ada di sekitar mereka berdagang.
Macama-macam
Pola Pemikiran Menurut Mohammad
Pola Pemikiran Po
Natsir
Tokoh-Tokoh Persis
Pola Pemikiran Menurut KH. E.
pPo
Abdurrahman
“ VISI MISI DAN TUJUAN PERSIS “
VISI 1 TUJUAN 3
terlaksananya syariat Islam
Terwujudnya al-Jamaah sesuai berlandaskan Alquran dan Sunah
tuntutan Alquran dan Sunah secara kâffat dalam segala aspek
kehidupan
MISI 2
Mengembalikan umat kepada Al-Qur’an dan Sunnah
Menghidupkan ruh Al – Jihad, Ijtihad, dan Tajdid
Mewujudkan Mujahid, Mujtahid, dan Muwahid
Meningkatkan kesejahteraan umat
Arah dan Pergerakan PERSIS
Organisasi PERSIS diawal berdirinya sudah menampakkan perbedaan coraknya dengan
kelompok pergerakan lainnya, dan berdirinya persis dititik beratkan pada pembentukan faham
keagamaan. Persis juga tidak banyak menekankan pengembangan jumlah anggotanya, tetapi
persis masih tetap sebuah organisasi yang relatif kecil dengan struktur yang longgar.
Dalam perkembangan selanjutnya perjuangan PERSIS memiliki dua macam , yaitu :
Yang pertama : perjuangan kedalam, yang secara aktif membersihkan islam dari faham-faham
yang tidak berdasarkan al-qur’an dan hadist, terutama yang menyangkut masalah akidah dan
ibadah serta menyeru umat islam supaya berjuang atas dasar al-qur’an dan sunnah.
Yang kedua : perjuangan keluar, yang secara aktif menentang dan melawan setiap aliran dan
gerakan anti islam yang hendak merusak dan menghancurkan islam di Indonesia, karna itulah
segala aktivitas dan perjuangannya ditekankan pada usaha menyiarkan, menyebarkan dan
menegakkan faham al-qur’an dan sunnah.
PERAN PERSIS
Pada dasarnya, perhatian Persis ditujukan terutama pada
penyebaran faham Al-Qur’an dan sunah. Hal ini dilakukan melalui berbagai
aktivitas, diantaranya dengan mengadakan pertemuan-pertemuan umum,
tabligh, khutbah, kelompok studi, tadarus, pendirian sekolah-sekolah
( pesantren ), penerbitan majalah-majalah dan kitab-kitab, serta berbagai
aktivitas keagamaan lainnya.
Dalam bidang pendidikan, pada 1924 diselenggarakan kelas pendidikan
akidah dan ibadah bagi orang dewasa. Pada 1927, didirikan lembaga
pendidikan kanak-kanak dan Holland Inlandesch School ( HIS ) yang
merupakan proyek lembaga Pendidikan Islam (Pendis) di bawah pimpinan
Mohammad Natsir. Kemudian, pada 4 Maret 1936, secara resmi didirikan
Pesantren Persis yang pertama dan diberi nomor satu di Bandung.
Melalui penerbitan inilah, Persis menyebarluaskan pemikiran dan
ide-ide mengenai dakwah dan tajdid. Gerakan dakwah dan tajdid
Persis juga dilakukan melalui serangkaian kegiatan khutbah dan
tabligh yang kerap digelar di daerah-daerah, baik atas inisiatif
Pimpinan Pusat Persis, permintaan dari cabang-cabang, undangan dari
organisasi Islam lainnya, maupun atas permintaan masyarakat luas