Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Pemerintahan pada Konstitusi RIS 27


Desember 1949 – 17 Agustus 1950
Disusun guna pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun oleh :
Widiana Rosalina
Mahis Maksudah
Dede Johar Farida
M. Sobur Ikhsan
Adam Maulana

MAN MAJENANG
Tahun Ajaran 2014 /2015
c
MAKALAH
Pemerintahan pada Konstitusi RIS 27
Desember 1949 – 17 Agustus 1950
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Bab 1 pendahuluan
1.1 latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan penulisan
Bab 2 periode berlakunya konstitusi RIS
2.1Pengertian konstitusi
2.2Sejarah terbentuk konstitusi RIS
2.3 Bentuk konstitusi RIS
2.4 Bentuk negara
2.5 Bentuk pemerintahan
2.6 Sistem pemerintahan
2.7 Penyimpangan yang terjadi pada konstitusi RIS
2.8 Struktur organisasi negara
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kata Merdeka bukanlah merupakan suatu kata yang mudah untuk didapatkan oleh
negara Indonesia. Dibutuhkan perjuangan dan pegorbanan yang sangat besar untuk bisa
mendapatkan atau menggenggam kemerdekaaan para pahlawan serta para pejuang yang
sudah berjuang keras dan mati –matian untuk mewujudkan indonesia yang merdeka.Namun
perjuangan rakyat indonesia tidak berhenti begitu saja disaat kemerdekaan telah dicapai,
melainkan masih terus berjuang untuk bisa menggenggam kemerdekaan yang
sesungguhnya.

Perkataan “konstitusi” berasal dari bahasa Perancis Constituer danConstitution, kata


pertama berarti membentuk, mendirikan atau menyusun, dan kata kedua berarti susunan
atau pranata (masyarakat). Dengan demikian konstitusI memiliki arti; permulaan dari segala
peraturan mengenai suatu Negara. Dengan demikian suatu konstitusi memuat aturan atau
sendi-sendi pokok yang bersifat fundamental untuk menegakkan bangunan besar yang
bernama “Negara”. Karena sifatnya yang fundamental ini maka aturan ini harus kuat dan
tidak boleh mudah berubah-ubah. Dengan kata lain aturan fundamental itu harus tahan uji
terhadap kemungkinan untuk diubah-ubah berdasarkan kepentingan jangka pendek yang
bersifat sesaat.Dengan demikian suatu konstitusi memuat aturan atau sendi-sendi pokok
yang bersifat fundamental untuk menegakkan bangunan besar yang bernama “Negara”.
Karena sifatnya yang fundamental ini maka aturan ini harus kuat dan tidak boleh mudah
berubah-ubah. Dengan kata lain aturan fundamental itu harus tahan uji terhadap
kemungkinan untuk diubah-ubah berdasarkan kepentingan jangka pendek yang bersifat
sesaat.

1.2 Rumusan masalah


a) Hasil dari KBM
b) Bagian konstitusi RIS
c) Bentuk negara
d) Bentuk pemerintahan
e) Struktur pemerintahan RIS

1.3 Tujuan penulisan


a) Untuk mengetahui hasil dari KBM
b) Untuk mengetahui bagian dari konstitusi RIS yang berlakau di indonesia
c) Untuk mengetahui bentuk negara RIS
d) Untuk mengetahui bentuk pemerintahan RIS
e) Untuk mengetahui struktur pemerintahan RIS
BAB 11
PERIODE BERLAKUNYA KONSTITUSI RIS 27
DESEMBER 1949 -17 AGUSTUS 1950
2.1 Pengertian konstitusi
Konstitusi (constitution) biasanya diartikan sama dengan undang-undang dasar.
Memang, tidak sedikit para ahli yang mengidentikkankonstitusidengan UUD. Namun
beberapa ahli yang lain mengatakan bahwa arti konstitusi yang lebih tepat adalah hukum
dasar.

Menurut Kusnardi dan Ibrahim (1983), UUD merupakan konstitusi yang tertulis.
Selain konstitusi yang tertulis, terdapat pula konstitusi yangtidak tertulis atau disebut
konvensi.

Konvensi adalah kebiasaan-kebiasaanyang timbul dan terpelihara dalam praktik


ketatanegaraan.Meskipun tidak tertulis, konvensi mempunyai kekuatan hukum yang kuat
dalam ketatanegaraan. Dalam uraian ini, konstitusi yang dimaksudkan adalah konstitusi
yang tertulis atau Undang-Undang Dasar.Suasana Sidang MPR yang berwenang mengubah
dan menetapkan Konstitusi atau Undang-Undang Dasar berisi ketentuan yang mengatur hal-
hal yang mendasar dalam bernegara. Hal-hal yang mendasar itu misalnya tentang batas-
batas kekuasaan penyelenggara pemerintahannegara,hak-hak dan kewajiban warga negara
dan lain-lain.

Menurut SriSoemantri (1987), suatu konstitusi biasanya memuat atau mengatur hal-
hal pokok sebagai berikut.

1.jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan wargaNegara

2.susunan ketatanegaraan suatu Negara

3.pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraanKonstitusi yang memuat


seperangkat ketentuan atau aturan dasar suatunegara tersebut mempunyai fungsi yang
sangat penting dalam suatu negara.

2.2 Sejarah terbentuk konstitusi RIS


Negara baru “Republik Indonesia “ ternyata banyak menerima tantangan, salah
satunya adalah dari negara belanda yang ingin menjajah kembali negara indonesia, bahkan
belanda melakukan agresi mikiter sebanyak dua kali( yang pertama tahun 1947 dan yang
kedua tahun 1948). Untuk menyelesaikan pertikaian belanda dengan republik indonesia,
perserikatan bangsa –bangsa atau PBB turun tangan dengan menyelenggarakan konferensi
meja bundar (KMB) di DenHag tanggal 23 agustus 1949 -2 november 1949. Konferensi ini
dihadiri wakil –wakil bangsa indonesia, BFO (bijeenkomset voor federal overleg) yaitu
gabungan negara negara yang dibentuk belanda, belanda daan sebuah komisi PBB untuk
bangsa indonesia.

KBM tersebut menghasilkan tiga buah persetujuan pokok yaitu:

1. Didirikannya negara republik serikat


2. Penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia serikat
3. Didirikannya UNI antara RIS dengan kerajaaan Belanda

Perubahan bentuk negara dari negara kesatuan menjadi negara serikat mengharuskan
adanya penggantian UUD . Oleh karena itu, disusunlah naskah UUD Republik Indonesia
Serikat. Rancangan UUD tersebut dibuat oleh delegasi RI dan BFO pada konferensi meja
bundar. Setelah dua belah pihak menyetujui rancangan tersebut, maka mulai 27 desember
1949 diberlakukan suatu undang –undang yang diberi nama Konstitusi Republik Indonesia
serikat. Konstitusi tersebut terdiri atas Mukadimah yang berisi 4 alinea, batang tubuh yang
berisi 6 bab dan 197 pasal serta sebuah lampiran.

2.3 Bentuk konstitusi RIS


Konstitusi Republik Indonesia Serikat ini terdiri atas enam bagian. Empat bagian pertama
merupakan bagian mengenai Bentuk Negara dan Kedaulatan, Daerah Negara, Lambang dan
Bahasa Negara serta Kewarganegaraan dan Penduduk Negara. Empat bagian pertama dalam
bab 1 Konstitusi Republik Indonesia Serikat menyatakan bahwa:

1. Negara Indonesia Serikat merupakan negara hukum yang berlandaskan demokrasi dan
berbentuk federasi (pasal 1a), yang kedaulatannya dilaksanakan oleh Pemerintah
bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat (pasal 1b).
2. Negara Indonesia Serikat meliputi Negara Republik Indonesia berdasarkan Perjanjian
Renville, Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, Distrik Federal Jakarta, Negara
Jawa Timur, Negara Madura dan Negara Sumatera Timur dan Daerah-Daerah
Otonom (Jawa Tengah, Bangka, Belitung, Riau, Kalimantan Barat (Daerah istimewa),
Dajak Besar; Daerah Bandjar, Kalimantan Tenggara, dan Kalimantan Timur) (pasal
2).
3. Bendera kebangsaan Republik Indonesia Serikat adalah bendera Sang Merah Putih
(pasal 3 ayat 1), Lagu kebangsaan adalah lagu "Indonesia Raya" (pasal 3, ayat 2) dan
Bahasa resmi Negara Republik Indonesia Serikat adalah Bahasa Indonesia (pasal 4).
4. Pemerintah menetapkan meterai dan lambang negara (pasal 3 ayat 3).
5. Kewarganegaraan dan pewarganegaraan (naturalisasi) serta Penduduk diatur oleh
undang-undang federal (pasal 5, ayat 1 dan 2 dan pasal 6).

Sedangkan, bagian lima dari bab 1 Konstitusi Republik Indonesia Serikat mengatur
mengenai Hak dan Kebebasan Dasar Manusia (dengan kata lain Hak Asasi Manusia). Hal-hal
yang diatur dalam bagian ini antara lain:

1. pengakuan sebagai pribadi terhadap undang-undang (7(1)).


2. perlakuan dan perlindungan yang sama atas hukum (equality before the law) (7(2),
7(3) dan 13).
3. mendapat bantuan hukum (7(4))
4. hak membela diri (7(4))
5. perlindungan atas harta benda (8)
6. mobilitas (9)
7. larangan perbudakan dan aktivitas terkait (10)
8. memperoleh perlakuan yang layak (11)
9. penahanan dan hukuman, harus dilakukan sesuai aturan-aturan yang berlaku (12 dan
14(b))
10. praduga tak bersalah (14(a))
11. Penyimpangan terhadap Konstitusi
12. Posted by marsaja pada November 10, 2008
13. Salah satu tujuan penyusunan konstitusi adalah membatasi kekuasaan negara. Dengan
adanya konstitusi, penyelenggara negara diharapkan dapat menggunakan
kekuasaannya secara bertanggung jawab. Hal itu setidaknya ditunjukkan melalui
kesediaan para pemegang kekuasaan negara untuk menaati ketentuan-ketentuan yang
sudah ditetapkan alam konstitusi.
14. Dalam kenyataannya, ada banyak penyimpangan dalam pelaksanaan konstitusi kita.
Berikut akan dikemukakan sejumlah penyimpangan konstitusi yang terjadi pada masa
UUD 1945 (Konstitusi I), Konstitusi RIS 1949, dan UUDS1950. Penyimpangan
konstitusi paling parah terjadi pada masa berlakunya UUD 1945 (Konstitusi I), baik
pada masa Orde Lama (1945 – 1949, 1959 – 1966) maupun Orde Baru (1967-1998).
Penyimpangan relatif kecil paa masa berlakunya Konstitusi RIS 1949 dan UUDS
1950. Bahkan, penyimpangan terhadap Konstitusi RIS 1949 bisa dikatakan tidak ada.
Ini karena Konstitusi RIS hanya berlangsung beberapa bulan saja (Desember 1949 –
Agustus 1950).

2.4 Bentuk negara


Bentuk negara kontitusi RIS adalah federasi .pernyataan ini dalam kontitusi RIS bab 1 ,pasal
1 ayat (1) berbunyi “Republik Indonesia terdapat serikat yang merdeka dan berdaulat ialah
suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk federasi.” Bentuk federasi atau federal
atau serikat pada hakikatnya adala suatu negara yang kekuasaan pemerintahannya terbagi
oleh kekuasaan federasi dan negara2 bagian .

2.5 Bentuk pemerintahan


Bentuk pemerintahan indonesia kurun waktu 1949 -1950 adalah republik .Republik pada
masa konstitunsi RIS paada prinsipnya adalah samadengan yang di tentukan oleh UUD
1945.Hanya saja Republik yang di maksud pada periode RIS ini adalah “Republik FUSI “ atau
repubik penggabungan beberapa negara ,sedangkan republik pada periode UUD 1945
adalah republik dari negara kesatuan .Oleh karena negara Republk Indonesia sudah menjadi
salah satu negara bagian sejak berlakunya kontitunsi RIS maka Republik Indonesia menurut
UUD 1945 jga masuk ke dalam republik indonesia serikat menurut konstitunsi RIS.

2.6 Sistem pemerintahan


Sistem pemerintahan Indonesia kurun waktu 1949 – 1950 adalah parlementer .Sistem
pemerintahan menurut konstitunsi RIS intinya di gambarkan sebgai berikut :
Menurut pasal 1 ayat (2) knstitusi RIS di katakan bahwa :”kekuasaan berkedaulatan reublik
indonesia serikat di lakukan oleh pemerntah bersama –sama dewan perwakilan rakyat dan
senat “.dalam pasal 118 ayat(2) juga di tegaskan bahwa .”mentri2 bertanggung jawab atas
seluruh kebijaksanaan pemerintah baik bersama –sama untuk seluruhnya maupun masing2
untuk bagiannya sendiri2 “.

2.7 Penyimpangan yang terjadi:


a. Negara Kesatuan Republik Indonesia berubah menjadi Negara Federasi Republik
Indonesia Serikat [ RIS ].Perubahan tersebut berdasarkan pada Konstitusi RIS.
b. Kekuasaan legislative yang seharusnya dilaksanakan presiden dan DPR dilaksanakan DPR
dan Senat.

2.8 Struktur organisasi Negara RIS


Ketentuan pada Bab III tentang Perlengkapan Republik Indonesia Serikat dalam ketentuan
umum mengatur mengenai siapa-siapa yang menjadi alat perlengkapan negara Republik
Indonesia Serikat. Ketentuan tersebut berbunyi: alat perlengkapan federal Republik
Indonesia Serikat ialah:

a. Presiden
Presiden dan menteri-menteri bersama-sama merupakan pemerintah (pasal 68 ayat (2));
Pemerintah dipilih oleh orang-orang yang dikuasakan oleh pemerintah daerah-daerah
bagian (pasal 69 ayat (2)); pemerintah ini bertugas untuk melakukan penyeleggaraan
pemerintahan federal (pasal 117 ayat (2)); dan bertanggungyawab atas seluruh
kebijaksanaan pemerintah (pasal 118 ayat (2)).
b. Menteri-menteri
Yang dapat diangkat menyadi Menteri ialah orang yang telah berusia 25 tahun dan yang
bukan orang yang tidak diperkenankan serta dalam atau menyalankan hak-pilih ataupun
orang yang telah dicabut haknya untuk dipilih.(pasal 73).
c. Senat
Senat ialah wakil dari setiap negara bagian (bab 3 bagian 2 pasal 80 ayat 1); setiap negara
bagian diwakili oleh dua orang senat (pasal 80 ayat 2); dan tugas senat adalah setiap
anggota senat mengeluarkan satu suara dalam Senat (ketika permusyawaratan) (pasal 80
ayat 3). Anggota-anggota senat ditunjuk oleh pemerintah daerah-daerah bagian (pasal 81
ayat 1).
d. Dewan Perwakilan Rakyat
Dewan Perwakilan Rakyat dipilih berdasarkan aturan-aturan yang ada (pasal 111); anggota
DPR terdiri atas 150 anggota untuk mewakili seluruh bangsa Indonesia (pasal 98). DPR
memiliki hak interpelasi dan hak menanya (pasal 120) dan juga hak menyelidiki (pasal 121),
hak ini dilakukan ketika meminta pertanggungjawaban kepada pemerintah.
e. Mahkamah Agung Indonesia
Mahkamah Agung berfungsi pada bidang peradilan, sedang untuk susunan dan
kekuasaannya diatur dalam UU (pasal 113). MA diangkat oleh Presiden dengan
mendengarkan Senat (pasal 114 ayat 1).
f. Dewan Pengawas Keuangan
Susunan dan kekuasaan Dewan Pengawas Keuangan diatur dalam UU (pasal 115). Dewan
Pengawas Keuangan diangkat oleh Presiden dengan mendengarkan Senat (pasal 116 ayat 1).
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kami telah menguraikan perubahan-perubahan mendasar sistem ketatanegaraan


kita pasca amandemen UUD 1945. Penerapan perubahan itu, baik dalam merumuskan
undang-undang pelaksanaanya, maupun penerapannya dalam praktik, tidaklah mudah.
Sebagian besar undang-undang pelaksanaannya, kecuali undang-undang tentang
kementerian negara seperti kami katakan tadi, telah selesai disusun. Namun, masih
mengandung banyak kelemahan dan kekurangan, sehingga perlu untuk terus-menerus
disempurnakan. Kesulitan merumuskan undang-undang pelaksanaannya itu, seringkali pula
disebabkan oleh ketidakjelasan rumusan pasal-pasal UUD 1945 pasca amandemen. Bahasa
yang digunakan kerapkali bukan bahasa hukum, seperti istilah tindak pidana berat dan
perbuatan tercela yang dapat dijadikan sebagai alasan impeachment kepada Presiden dan
Wakil Presiden. Sistematika perumusan pasal-pasal juga menyulitkan penafsiran sistematis.
Hal ini disebabkan oleh keengganan MPR untuk menambah jumlah pasal UUD 1945, dan
merumuskan ulang seluruh hasil amandemen itu secara sistematis.

3.2 Saran

Penerapan dan pelaksanaan sebuah undang-undang dasar akan sangat dipengaruhi oleh
situasi perkembangan zaman, serta kedewasaan bernegara para pelaksananya. Adanya
semangat para penyelenggara negara yang benar-benar berjiwa kenegerawanan, sangatlah
mutlak diperlukan untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan rumusan sebuah undang-
undang dasar. Tanpa itu, undang-undang dasar yang baik dan sempurna pun, dapat
diselewengkan ke arah yang berlawanan. Namun, apapun juga, amandemen konstitusi itu
telah terjadi, dan menjadi bagian sejarah perjalanan bangsa ke depan. Kami hanya berharap,
semoga perubahan itu membawa perjalanan bangsa dan negara kita ke arah yang lebih baik.
Tak lupa Kami juga berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan kami
berharap kritik dan saran yang bersifat positif untuk kesempurnaan makalah ini. Terima
kasih.
DAFTAR PUSTAKA
 "http://pixel.wp.com/b.gif?v=noscript"
style="height:0px;width:0px;overflow:hidden" alt="" />

 Buku kewarganegaraan “wijayakusuma”

 http://khoiriyaningsih.wordpress.com/sejarah-ketatanegaraan-
ri/konstitusi-ris/

 <iframe height="0"
src="//www.googletagmanager.com/ns.html?id=GTM-ZWF6"
style="display:none;visibility:hidden" width="0"></iframe>

Anda mungkin juga menyukai