MAKALAH
Oleh :
M. AZMIE FADILLAH
14041025
M. Azmie Fadillah
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
………………………………………………………………………………………
…………… i
Daftar Isi
………………………………………………………………………………………
………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
…………………………………………………………………………………… 1
Rumusan Masalah
……………………………………………………………………………….. 1
Tujuan
………………………………………………………………………………………
……….. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Negara
Ethiopia………………………………………………………………………… 3
2.2 Kondisi Geografis
……………………………………………………………………………….. 7
2.3 Kondisi Kependudukan
……………………………………………………………………….. 10
2.4 Kondisi Perekonomian
…………………………………………………………………………. 11
2.5 Kondisi Pariwisata
………………………………………………………………………………. 11
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
………………………………………………………………………………………
………. 12
Saran
………………………………………………………………………………………
………………. 12
Daftar Pustaka
………………………………………………………………………………………
……………. 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ethiopia adalah sebuah negara di afrika timur yang dahulunya dikenal
dengan nama Abesinia. Diberbagai peta kuno yunani dan romawi, seluruh Afrika
sebelah selatan mesir dan gurun sahara ditandai dengan tanda Ethiopia. Ini
menggambarkan betapa termasyurnya Ethiopia pada zaman dahulu. Ethiopia
diduga didirikan oleh Menelik I, anak Raja Sulaiman dan Ratu Saba. Namun
sejarah kuno negeri ini tidak begitu banyak diketahui. Pada abad pertama sesudah
Masehi di wilayah ini berdiri Kerajaan Aksum, tempat dinasti Sulaiman
memerintah. Pada abad ke-4 wilayah ini didatangi orang Kristen, sedangkan Islam
memasuki Ethiopia baru pada abad ke-7. Mayoritas oarang Ethiopia ini adalah
Yahudi. Ethiopia pada zaman kuno didatangi oleh bangsa Semit dari arabia
sebelah barat daya kira-kira pada tahun 1000-SM. Mereka mendirikan kerajaan
Aksum didaerah tanah tinggi setelah menaklukan bangsa hamit yang sebelumnya
telah tinggal disana. Kerajaan Aksum atau Kekaisaran Aksum adalah negara
dagang penting di Afrika timur laut antara tahun 100-940 . Aksum menempati
wilayah yang kini menjadi Ethiopia utara dan Eritrea. Aksum tumbuh sejak
periode Zaman Besi proto-Aksum sekitar abad ke-4 SM hingga menjadi kuat pada
abad ke-1 SM, dan memainkan peranan penting dalam perdagangan antara
Kekaisaran Romawi dengan India kuno. Para raja Aksum memfasilitasi
perdagangan dengan mengedarkan mata uangnya sendiri. Aksum memantapkan
hegemoninya atas Kerajaan Kush yang melemah dan secara rutin memasuki
politik kerajaan-kerajaan di Jazirah Arab. Pada akhirnya, Aksum berhasil
memperluas wilayahnya hingga ke Jazirah Arab dengan menaklukan Kerajaan
Himyar. Di bawah raja Ezana (berkuasa 320–360), Aksum menjadi kekaisaran
besar pertama yang menganut agama kristen. Mani (216–276) menyebut Aksum
sebagai satu dari empat negara kuat pada masanya, bersama dengan Persia,
Romawi dan Cina. Pada abad ke-4 masehi agama kristen dibawa masuk ke
Ethiopia oleh dua pemuda kristen Surya dan tidak lama kemudian menjalin
hubungan yang sangat erat dengan gereja kristen mesir. Pada abad ke-7, kaum
Muslim yang berasal dari Mekah mencari perlindungan dari penyiksaan kaum
Quraisy dengan pergi ke Aksum, yang mereka sebut Abyssinia. Perjalanan
mereka terkenal dalam sejarah Islam sebagai Hijrah Pertama. Perjalanan hijrah
yang pertama. Waktu Nabi Muhammad SAW menganjurkan sahabat hijrah ke
Habsyi, negeri itu sedang dikuasai oleh raja bernama Najasyi (Negus) yang
beragama Nashrani dan dikenal sebagai seorang raja yang baik hati, taat pada
ajaran agamanya, menjamin keselamatan seluruh penduduk dan tamu-tamuya.
Peristiwa itu terjadi pada tahun ke-5 sesudah Nabi Muhammad SAW, diutus
menjadi Rasul. Nasehat dan petunjuk Rasulullah itu diikuti oleh sahabat.
Rombongan pertama berangkat sebanyak 14 orang sahabat. Mereka terdiri dari 10
orang sahabat lakui-laki dan 4 orang perempuan. Diantara mereka adalah Usman
bin Affan, Zuber bin Awwam. Hijrah ke Habsyi tahap pertama mempunyai makna
lain disamping menghindari siksaan dari orang Quraisy, yakni memperkenalkan
Islam kepada penduduk di luar Arab. Hijrah ke Habsyi ini adalah diplomasi
pertama yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, ke luarArab. Setelah rombongan
kaum muslimin sampai di Habsyi, kemudian pimpinan rombongan menghadap
raja. Mereka diterima secara baik dan tidak mendapat kesulitan menemui raja.
Kenyataan yang mereka lihat memang sesuai dengan apa yang diberitakan
Rasulullah, yakni raja Habsyi baik hati dan menjamin keamanan seluruh rakyat
dan orang-orang yang dating ke sana. Para sahabat yang hijrah merasa lega.
Penderitaan yang mereka alami waktu di Mekah telah hilang. Kini mereka dapat
bekerja dengan baik, beribadah dengan tenang, dapat mengamalkan ajaran agama
dengan bebas. Berita gembira ini sampai pula ke negeri Mekah.
1.2 Rumusan Masalah
Apa Sejarah berdirinya negara Ethiopia ?
Bagaimana kondisi Geografis negara Ethiopia ?
Bagaimana kondisi kependudukan negara Ethiopia ?
Bagaimana kondisi Perekonomian negara Ethiopia ?
Bagaimana kondisi Pariwisata di negara Ethiopia ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Untuk memenuhi tugas UAS
Untuk mengetahui sejarah dan berbagai kondisi di negrara Ethiopi
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan sebagai calon guru IPS
BAB II
PEMBAHASAN
NEGARA ETHIOPIA
2.1 SEJARAH BERDIRINYA NEGARA ETHIOPIA
Bendera Negara Ethiopia
Ethiopia adalah sebuah negara di afrika timur yang dahulunya dikenal dengan
nama Abesinia. Diberbagai peta kuno yunani dan romawi, seluruh Afrika sebelah
selatan mesir dan gurun sahara ditandai dengan tanda Ethiopia. Ini
menggambarkan betapa termasyurnya Ethiopia pada zaman dahulu. Ethiopia
diduga didirikan oleh Menelik I, anak Raja Sulaiman dan Ratu Saba. Namun
sejarah kuno negeri ini tidak begitu banyak diketahui. Pada abad pertama sesudah
Masehi di wilayah ini berdiri Kerajaan Aksum, tempat dinasti Sulaiman
memerintah. Pada abad ke-4 wilayah ini didatangi orang Kristen, sedangkan Islam
memasuki Ethiopia baru pada abad ke-7. Mayoritas orang Ethiopia ini adalah
Yahudi. Ethiopia pada zaman kuno didatangi oleh bangsa Semit dari arabia
sebelah barat daya kira-kira pada tahun 1000-SM. Mereka mendirikan kerajaan
Aksum didaerah tanah tinggi setelah menaklukan bangsa hamit yang sebelumnya
telah tinggal disana. Kerajaan Aksum atau Kekaisaran Aksum adalah negara
dagang penting di Afrika timur laut antara tahun 100-940 . Aksum menempati
wilayah yang kini menjadi Ethiopia utara dan Eritrea. Aksum tumbuh sejak
periode Zaman Besi proto-Aksum sekitar abad ke-4 SM hingga menjadi kuat pada
abad ke-1 SM, dan memainkan peranan penting dalam perdagangan antara
Kekaisaran Romawi dengan India kuno. Para raja Aksum memfasilitasi
perdagangan dengan mengedarkan mata uangnya sendiri. Aksum memantapkan
hegemoninya atas Kerajaan Kush yang melemah dan secara rutin memasuki
politik kerajaan-kerajaan di Jazirah Arab. Pada akhirnya, Aksum berhasil
memperluas wilayahnya hingga ke Jazirah Arab dengan menaklukan Kerajaan
Himyar. Di bawah raja Ezana (berkuasa 320–360), Aksum menjadi kekaisaran
besar pertama yang menganut agama kristen. Mani (216–276) menyebut Aksum
sebagai satu dari empat negara kuat pada masanya, bersama dengan Persia,
Romawi dan Cina. Pada abad ke-4 masehi agama kristen dibawa masuk ke
Ethiopia oleh dua pemuda kristen Surya dan tidak lama kemudian menjalin
hubungan yang sangat erat dengan gereja kristen mesir. Pada abad ke-7, kaum
Muslim yang berasal dari Mekah mencari perlindungan dari penyiksaan kaum
Quraisy dengan pergi ke Aksum, yang mereka sebut Abyssinia. Perjalanan
mereka terkenal dalam sejarah Islam sebagai Hijrah Pertama. Perjalanan hijrah
yang pertama. Waktu Nabi Muhammad SAW menganjurkan sahabat hijrah ke
Habsyi, negeri itu sedang dikuasai oleh raja bernama Najasyi (Negus) yang
beragama Nashrani dan dikenal sebagai seorang raja yang baik hati, taat pada
ajaran agamanya, menjamin keselamatan seluruh penduduk dan tamu-tamuya.
Peristiwa itu terjadi pada tahun ke-5 sesudah Nabi Muhammad SAW, diutus
menjadi Rasul. Nasehat dan petunjuk Rasulullah itu diikuti oleh sahabat.
Rombongan pertama berangkat sebanyak 14 orang sahabat. Mereka terdiri dari 10
orang sahabat lakui-laki dan 4 orang perempuan. Diantara mereka adalah Usman
bin Affan, Zuber bin Awwam. Hijrah ke Habsyi tahap pertama mempunyai makna
lain disamping menghindari siksaan dari orang Quraisy, yakni memperkenalkan
Islam kepada penduduk di luar Arab. Hijrah ke Habsyi ini adalah diplomasi
pertama yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, ke luarArab. Setelah rombongan
kaum muslimin sampai di Habsyi, kemudian pimpinan rombongan menghadap
raja. Mereka diterima secara baik dan tidak mendapat kesulitan menemui raja.
Kenyataan yang mereka lihat memang sesuai dengan apa yang diberitakan
Rasulullah, yakni raja Habsyi baik hati dan menjamin keamanan seluruh rakyat
dan orang-orang yang dating ke sana. Para sahabat yang hijrah merasa lega.
Penderitaan yang mereka alami waktu di Mekah telah hilang. Kini mereka dapat
bekerja dengan baik, beribadah dengan tenang, dapat mengamalkan ajaran agama
dengan bebas. Berita gembira ini sampai pula ke negeri Mekah. Para sahabat yang
masih berada di Mekah sangat gembira mendengarnya. Hal itu menggugah
semangat sahabat yang lain untuk hijrah ke negeri Habsyi. Setelah merasa cukup
lama meninggalkan Mekah, maka sebagian yang hijrah tahap pertama ke Habsyi
pulang ke Mekah. Tetapi di Mekah tetap mendapat perlakuan yang tidak baik dari
kaum Quraisy. Mereka masih tetap dimusuhi dan dianiaya, sehingga ada yang
kembali berangkat ke Habsyi dan menetap disana. Inilah tim dakwah yang
menyebarkan agama Islam di Ethiopia untuk masa selanjutnya. Pada perjalanan
hijrah yang kedua, pengalaman pertama kaum muslimin ke Habsyi ternyata
mendorong minat sahabat yang lain untuk mencobanya. Sebab tinggal di Mekah
semakin hari semakin sulit. Penderitaan demi penderitaan datang silih berganti.
Keberingasan kafir Quraisy sudah melampaui batas perikemanusiaan. Para budak
yang masuk Islam dicambuk, dijemur di terik matahari, dipotong anggota
tubuhnya dan ada yang langsung dibunuh. Pada tahun ke-7 masa kerasulan,
berangkatlah rombongan kedua dengan jumlah yang lebih besar, yaitu 101 orang.
Rombongan ini terdiri dari 83 orang laki-laki dan 18 orang perempuan. Hijrah ke
Habsyi yang kedua ini dipimpin oleh Ja’far bin Abdul Mutholib. Sampai di
Habsyi rombongan melakukan hal yang sama dengan rombongan pertama yaitu
menghadap raja. Ketika bertemu dengan raja, Ja’far bin Abdul Muthalib sebagai
pimpinan rombongan menerangkan maksud kedatangan mereka. Ia memohon raja
Najasyi memperkenankan mereka tinggal di negeri Habsyi. Raja Najasyi
memahami dan menaruh simpatik kepada mereka dan mengatakan bersedia
menolong dan melindungi mereka. Sejak islam masuk ke benua afrika, kerajaan
Ethiopia mulai terkucilkan dan mulai jatuh bangun selama kurang lebih 1000
tahun. Salah satu diantaranya yakni dinasti Zagwe(1137-1270) meninggalkan
warisan berupa 11 gereja yang ditatah dari batu Lalibala yang dibangun sebagai
“Yarusalem baru”. Ethiopia modern di mulai sejak raja menelik memimpin.
Menelik II yang pada saat itu menjadi raja Ethiopia berhasil mengakhiri
persaingan yang telah berabad-abad berlansung antara penguasa daerah dan
memberikan pemerintahan pusat yang kuat pada Ethiopia. Raja Menelik II juga
berhasil mematahkan serbuan tentara italia di Aduwa tahun 1986, sejak kejadian
itu raja menelik II mengizinkan Prancis memulai pembangunan jalur kereta api
antara addis ababa dan Bandar Djibaouti, dan meletakkan suatu system
ketentaraan modern. Menelik meninggal pada tahun 1913 dan putrinya zauditu
diangkat menjadi maharani. Seepupunya Ras Tafari Makonnen diangkat menjadi
patih. Ketika zauditu meninggal tahun 1930, ras tafari mengklaim singgasana dan
bergelar kaisar haile salassie I. haile selassie bertekad memberlakukan undang-
undang antiperbudakan di Ethiopia. Berkat pengaruhnya pula Ethiopia membuka
pintu lebar-lebar bagi pengaruh barat dan mengambil langkah pertama menuju ke
demokrasi dengan di sahkannya undang-undang dasar tahun 1931 Penyerbuan
italia tahun 1935-1936 memaksa haile salessie untuk meninggalkan negaranya.
Pada 1941 inggris berhasil mengusir italia kjeluar dari Ethiopia dasn
mendudukkan kembali heile selessie di kursi singgasana. Pada tahun 1952
wilayah pesisir Eritrea yang telah berada dibawah kekuasaan italia secara terpisah
sejak tahun 1889 digabungkan kedalam sebuah federasi dengan Ethiopia dan
diduduki tahun 1962 meskipun mendapatkan pertentangan-pertentangan. Pada
tahun-tahun berikutnya haile selassie dikecam karena lambannya pelaksanaan
pembagian lahan dan demokrasi politik penuh. Bahaya kelaparan semakin
mememperparah keadaan Ethiopia yang sudah meluasdan pada 1974 angkatan
darat menggulingkan kaisar dan mengambil alih kekuasaan Negara. Parlemen
dibubarkan dan kerajaan dihapuskan. Pemerintahan baru dijalankan melalui
dewan pemerintahan militer sementara yang dikenal juga dengan sebutan Dirgue.
Nama Negara resmi menjadi Ethiopia sosialis dan pemerintah mengambil alih
sejumlah besar perusahaan. Pemerintahan revolusioner yang dipimpin oleh letnan
kolenel mangistu haile mariam, menjalin hibungan yang akrab dengan uni soviet
tahun 1976. Banyak golonggan sipil berkeberatan atas hubungan tersebut, tetapi
penentanag mereka ditumpas oleh militer. Pertikaian lain meletus di Eritrea
sewaktu golongan yan ingin memeisahkan diri dan mencoba mendirikan Negara
Eritrea yang terpisah dan di ogaden ketika suku Somalia berupaya menjalin
hubungan yang lebih erat dengan negara tetangganya Somaliland. Pertikaian
tersebut ditambah lagi dengan timbulnya musim kering terburuk dalam sejarah
tahun 1980-an, telah mengakibatkan merajalelanya kelaparan dan memebuat
masyarakat di Ethiopia pada saat itu berbondong-bondong ke kam-kam bantuan
pangan atau ke berbagai Negara tetangganya. Keadaan korban kelaparan yang
memilukan itu telah mengundang perhatian dunia dan memdorong dipercepatnya
usaha pengumpul;an dana besar-besaran untuk meringankan kesengsaraan
mereka. Pada tahun 1989 Front Pembebasan Rakyat Tigra, oposisi terkuat di
utara, berkualisi dengan pemberontak anti-mengistu, Front Demokratis
Revoliusioner Rakyat Ethiopia(EPRDF). Dibagian utara kelompok pemberontak
mengalami sejumlah kemenangan. Ketika bantuan soviet terhenti tahun 1990
karena runtuhny uni soviet, dukungan asing dan bantuan persenjataan bagi militer
Ethiopia terhenti, membuat pemberontak berhasil menduduki addis ababa pada
tanggal 28 mei 1991. Koalisi EPRDF yang menang ini membentuk pemerintahan
peralihan yang di kepalai oleh meles zenawi yang terpilih sebagai presiden dalam
pemilihan perwakilan sementara pada juli tahun 1991. Pada Juni 1992, Ethiopia
mengadakan pemilohan untuk 1147 kursi majelis regional. EPRDF memenangkan
97% jumlah kursi pada saat itu. Efek dari kemenangan itu timbul kelompok
oposisi dari front pembebasan Oromo yang mengangkat senjata melawan
pemerintah pusat yang membuat keluarnya referendum pemisahan Eritrea dari
ethiopia walaupun ada pertentangan-pertentangan. Pada juni 1994, Ethiopia
mengadakan pemilihan umum untuk majelis konstitusi guna menyusun undang-
undang dasar baru. Dan akhirnya pemilihan multipartai berdasarkan undang-
undang baru dijalankan pada tahun 1995.
2.2 KONDISI GEOGRAFIS NEGARA ETHIOPIA
Peta Negara Ethiopia