Anda di halaman 1dari 18

Makalah :

Slide :

Presentasi :

SEJARAH PENDIDIKAN PADA MASA AWAL KEMERDEKAAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK : IV(EMPAT)
NAMA ANGGOTA : 1. DWI AGUSTINI ANGRAINI
(06101381722045)
2. FRIDA RAMADIAN
(06101381722057)
3. KURNIA MEGA LESTARI
(06101381722047)

FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PENDIDIKAN KIMIA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi
rahmat dan karunianya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini dibuat atas tugas dari Dosen Mata Kuliah Pendidikan
Sejarah dan Perkembangan Pendidikan untuk membuat sebuah makalah
Pendidikan Sejarah dan Perkembangan Pendidikan yang berjudul “Sejarah dan
Perkembangan Pendidikan pada Masa Awal Kemerdekaan”, disamping itu juga
ditujukan sebagai media pembelajaran kami dalam melengkapi kegiatan
perkuliahan.
Didalam makalah ini banyak sekali manfaat yang bisa diambil bagi
pembaca, selain dapat memberi wawasan yang lebih tentang Perkembangan
Pendidikan pada Masa Awal Kemerdekaan, kami juga berharap pembaca dapat
memahami maksud dari pentingnya Pendidikan.
Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Mata Kuliah Sejarah dan Perkembangan Pendidikan yang telah mempercayakan
tugas makalah ini kepada kami. Ucapan terima kasih juga kami tujukan kepada
seluruh pihak yang telah membantu khususnya anggota dari kelompok kami
dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami selalu merasa makalah ini belum sempurna dan masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak akan kami terima
dengan lapang hati demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 12 Januari 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Hal.

Kata pengantar....................................................................................................... ii
Daftar isi................................................................................................................ iii

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………..........………………………………………........... 1
B. Rumusan Masalah…………………..........…………………………………... 1
C. Tujuan………………………….........………………………………............... 2

PEMBAHASAN
1. Sejarah dan Perkembangan Pendidikan pada Masa Awal Kemerdekaan ...... 3
2. Penyelenggaraan Pendidikan pada Masa Awal Kemerdekaan...................... 5
3. Keadaan pendidikan pada masa awal kemerdekaan..................................... 7
4. Struktur persekolahan dan Kurikulum Pendidikan pada Masa
Awal Kemerdekaan...................................................................................... 7
5. Tokoh yang mempelopori pendidikan pada masa awal kemerdekaan........... 11

PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………...... 14
B. Saran............................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15

iii
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Secara formal pendidikan di Indonesia diawali sejak Proklamasi 17


Agustus 1945,namun keberadaannya tidak bisa dipisahkan dengan cita-cita dan
praktek pendidikan masa sebelumnya. Kebudayaan Indonesia sudah ada sejak
zaman para sejarah. Isi kebudayaan disampaikan oleh orang tua secara langsung
kepada anak-anak. Anak-anak banyak meniru apa yang dilakukan oleh orang
tuanya baik dalam kepercayaan, agama, pewarisan hidup ekonomi, maupun
keterampilan-keterempilan yang lain. Budaya tulis pertama kali dibawa oleh
orang Hindu yang disebut huruf Pallawa. Bersamaan dengan perkembangan
peradaban Hindu di Jawa, Berkembang pula peradaban Budha di Sumatra.
Pendidikan zaman Hindu dikenal dengan periode klasik.

Perkembangan pendidikan semenjak kita mencapai kemerdekaan


memberikan gambaran yang penuh dengan kesulitan. Pada masa ini, usaha
penting dari pemerintah Indonesia pada permulaan adalah tokoh pendidik yang
telah berjasa dalam zaman kolonial menjadi menteri pengajaran. Dalam kongres
pendidikan, Menteri Pengajaran dan Pendidikan tersebut membentuk panitia
perancang RUU mengenai pendidikan dan pengajaran. Hal ini dimaksudkan untuk
membentuk sebuah sistem pendidikan yang berlandaskan pada ideologi Bangsa
Indonesia sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Penyelenggaraan Pendidikan pada Masa Awal Kemerdekaan ?

2. Bagaimana keadaan pendidikan pada masa awal kemerdekaan ?

3. Bagaimana Struktur Persekolahan dan Kurikulum Pendidikan pada Masa


Awal Kemerdekaan ?

4. Siapa saja tokoh yang mempelopori pendidikan pada masa awal


kemerdekaan ?

1
C. TUJUAN

1. Mengetahui Penyelenggaraan Pendidikan pada Masa Awal Kemerdekaan.

2. Mengetahui keadaan pendidikan pada masa awal kemerdekaan.

3. Mengetahui Struktur persekolahan dan Kurikulum Pendidikan pada Masa


Awal Kemerdekaan.

4. Mengetahui Siapa saja tokoh yang mempelopori pendidikan pada masa


awal kemerdekaan.

2
PEMBAHASAN

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PENDIDIKAN


PADA MASA AWAL KEMERDEKAAN

Pada tahun 1945-1950 Bangsa Indonesia disibukkan dengan upaya


mempertahankan kemerdekaan dan memadamkan pergolakan di beberapa wilayah
akibat politik adu domba Belanda. Jika bicara mengenai pendidikan Indonesia
pada kurun waktu 17 Agustus 1945 hingga 17 Agustus 1950, secara de Jure
(hukum) wilayah Indonesia meliputi seluruh wilayah bekas Hindia-Belanda, tetapi
secara de facto (Kenyataan), daerah yang hanya dikuasai oleh pemerintah
Republik Indonesia sesuai dengan perjanjian Linggarjati ( november 1946),
Perjanjian Renville ( Januari 1948), dan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den
Haag ( November 1949).

3
Pendidikan masa awal kemerdekaan berlandaskan Pancasila yang
merupakan falsafah negara, kendati baru pada penentuan saja karena belum
dijelaskan bagaimana meletakkan dasar itu pada tiap-tiap pelajaran (Somarsono
Moestoko, 1986: 145). Pendidikan pada waktu itu dirumuskan untuk mendidik
warga negara yang sejati, sedia menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk negara
dan masyarakat. Dengan kata lain tujuan pendidikan pada masa itu penekanannya
pada penanaman semangat patriotisme.

Pancasila sebagai dasar dan faslafah negara Indonesia seperti yang tertera
dalam pembukaan UUD 1945, kemudian dijadikan sebagai landasan utama
pendidikan di Indonesia. Walaupun dalam ukuran waktu 1945-1950 negara
Indonesia mengalami beberapa perubahan undang-undang dasar, dasar falsafah
negara tidak mengalami perubahan. Oleh karena itulah, Pancasila menjadi
landasan utama pendidikan di Indonesia ( Gunawan. 1995:31-32).

Penanaman semangat patriotisme sebagai tujuan pendidikan memang


sesuai dengan situasi pada waktu itu. Negara dan bangsa Indonesia sedang
mengalami perjuangan fisik dan sewaktu-waktu pemerintah kolonial Belanda
masih berusaha untuk menjajah kembali Negara Indonesia. Maka dengan
semangat itu, kemerdekaan dapat di pertahankan dan diisi (Somarsono Moestoko,
1986: 148)

Pendidikan nasional mulai muncul bersamaan dengan kemerdekaan


Bangsa Indonesia pada tahun 1945. Dari sinilah mulai disusun landasan, tujuan,
dasar filosofi,, dan kebijakan nasional yang dilihat dalam pembentukan dan isi
UUD 1945, serta implementasikan dengan terbentuknya Kementerian Pendidikan,
Pengajaran dan Kebudayaan.

Pendidikan pada awal Kemerdekaan terbagi atas 4 tingkatan, yaitu:


pendidikan rendah, pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah atas,
dan pendidikan tinggi. Pada akhir tahun 1949, tercatat sejumlah 24.775 buah
sekolah rendah di seluruh Indonesia. Untuk pendidikan tinggi, sudah ada sekolah
tinggi dan akademi di beberapa kota seperti Jakarta, Klaten, Solo dan Yogyakarta.
Selain itu, ada pula universitas seperti Universitas Gajah Mada.

4
1. Penyelenggaraan Pendidikan Pada Awal Kemerdekaan

a. Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP) mengusulkan


perlunya pembaharuan di bidang pendidikan. Usulan itu antara lain :
(1) Pengajaran harus membimbing murid untuk menjadi warga negara yang
bertanggung jawab,
(2) Sesuai dengan sila keadilan sosial, pengajaran harus terbuka untuk setiap
penduduk baik laki-laki maupun perempuan,
(3) Untuk orang dewasa perlu diselenggarakan pemberantasan buta huruf,
(4) Pendidikan agama hendaknya mendapat tempat yang teratur dan seksama
Ponpes dan madrasah yang telah lama berdiri hendaknya mendapat
bantuan dan perhatian yang nyata dari pemerintah,
(5) Pengajaran teknik dan perekonomian harus mendapat perhatian istimewa.

b. Atas usulan S. Mangunsarkoro akhirnya dibentuk pendidikan masyarakat yang


bertujuan membangun masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila.
Untuk mencapai tujuan ini sekolah harus menggunakan metode belajar
(ceramah, tanya jawab, diskusi, partisipasi aktif) dan metode kerja.

c. Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan membentuk Panitia


Penyelidik Pengajaran yang dipimpin Ki Hajar Dewantoro dengan tugas:
(1) mengadakan struktur pengajaran model baru,
(2) menetapkan bahan pengajaran dengan menimbang keperluan praktis, dan
(3) menyiapkan rencana pelajaran untuk setiap sekolah dan setiap kelas.

d. Pemerintah harus menambah gedung sekolah karena gedung sekolah yang ada
hancur akibat perang. Usaha dilakukan antara lain:
(1) mendirikan gedung baru;
(2) menyewa rumah penduduk untuk pelaksanaan pendidikan;
(3) mengadakan sistem shift ( sekolah pagi dan sekolah sore menempati
sebuah gedung).

5
e. Menetapkan kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan pengajaran
nasional. Kurikulum hendaknya berisi:
(1) Meningkatkan kesadaran bernegara dan bermasyarakat,
(2) Meningkatkan pendidikan jasmani,
(3) Meningkatkan pendidikan watak.

f. Hasil pembaruan Kurikulum lahir Kurikulum SR 1947 yang membedakan


tiga macam struktur program, yaitu:
(1) SR dengan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada kelas rendah,
(2) SR dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar sejak kelas satu,
(3) SR yang diselenggarakan sore hari terbatas sampai dengan kelas IV,
kelas V & kelas VI harus masuk pagi.

g. Kurikulum SR 1947 terdiri atas 15 mata pelajaran, yaitu:


(1) Bahasa Indonesia
(2) Bahasa Daerah
(3) Berhitung
(4) Ilmu Alam
(5) Ilmu Hayat
(6) Ilmu Bumi
(7) Sejarah
(8) Menggambar
(9) Menulis
(10) Seni Suara
(11) Pekerjaan Tangan
(12) Gerak Badan
(13) Kebersihan dan Kesehatan
(14) Budi Pekerti
(15) Pendidikan Agama

6
2. Keadaan Pendidikan pada Masa Awal Kemerdekaan

Sejarah pendidikan di Indonesia pada awal kemerdekaan dimulai dengan


lahirnya gerakan Boedi Oetomo di tahun 1908, “Pagoeyoeban Pasoendan” di
tahun 1913, dan Taman Siswa di tahun 1922. Perjuangan kemerdekaan
menghasilkan kemerdekaan RI tahun 1945. Soekarno, Presiden pertama Indonesia
membawa semangat “nation and character building” dalam pendidikan Indonesia.
Di seluruh pelosok tanah air didirikan sekolah, dan anak-anak dicari untuk
disekolahkan tanpa dibayar. Untuk meningkatkan kualitas guru, didirikan
pendidikan guru yang diberi nama KPK-PKB, SG 2 tahun, SGA/KPG, kursus B-
1 dan kursus B-2.

3. Struktur Persekolahan dan Kurikulum Pendidikan pada Masa Awal


Kemerdekaan

Adapun susunan persekolahan dan kurikulum yang berlaku sejak tahun 1945-
1950 adalah sebagai berikut :

1. Pendidikan Rendah

Pendidikan yang terendah di Indonesia sejak awal kemerdekaan yang disebut


dengan Sekolah Rakyat (SR) lama pendidikannya semula 3 tahun. Maksud
pendirian SR ini adalah selain meningkatkan taraf pendidikan pada masa sebelum
kemerdekaan juga dapat menampung hasrat yang besar dari mereka yang hendak
bersekolah. Mengingat kurikulum SR diatur sesuai dengan putusan Menteri PKK
tanggal 19 nopember 1946 NO 1153/Bhg A yang menetapkan daftar pelajaran SR
dimana tekanannya adalah pelajaran bahasa berhitung. Hal ini dapat telihat
bahawa dari 38 jam pelajaran seminggu, 8 jam adalah untuk bahasa Indonesia, 4
jam untuk bahasa daerah dan 17 jam berhitung untuk kelas IV< V dan VI.
Tercatat sejumlah 24.775 buah SR pada akhir tahun 1949 pada akhir tahun 1949
di seluruh Indonesia.

7
2. Pendidikan Guru

Dalam periode antara tahun 1945-1950 dikenaltiga jenis pendidikan guru


yaitu:

 Sekolah Guru B (SGB) lama pendidikan 4 tahun dan tujuan pendidikan


guru untuk sekolah rakyat. Murid yang diterima adalah tamatan SR yang
akan lulus dalam ujian masuk sekolah lanjutan. Pelajaran yang diberikan
bersifat umum untuk di kelas I,II,III sedangkan pendidikan keuruan baru
diberikan di kelas IV. Untuk kelas IV ini juga dapat diterima tamatan
sekolah SMP,SPG dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang
membawahinya sejumlah guru dan diantaranya merupakan tenaga tidak
tetap karena memang sangat kekuarangan guru tetap. Adapun sistem ujian
pelaksanaannya dipecah menjadi dua yaitu, perta ditempuh di kelas II dan
ujian kedua di kelas IV.
 Sekolah Guru C (SGC) berhubung kebutuhan guru SR yang mendesak
maka terasa perlunya pembukaan sekolah guru yang dalam tempo singkat
dapat menghasilkan. Untuk kebutuhan tersebut didirikan sekolah guru dua
tahun setelah SR dan di kenal dengan sebutan SGC tetapi karena dirasakan
kurang bermanfaat kemudian ditutup kembali dan diantaranya dijadikan
SGB.
 Sekolah guru A (SGA) karena adanya anggapan bahwa pendidikan guru 4
tahun belum menjamin pengetahuan cukup untuk taraf pendidikan guru,
maka dibukalah SGA yang memberi pendidikan tiga tahun sesudah SMP.
Disamping Itu dapat pula diterima pelajar-pelajar dari lulusan kelas III
SGB. Mata pelajaran yang diberikan di SGA sama jenisnya dengan mata
pelajaran yang diberikan di SGb hanya penyelenggaraannya lebih luas dan
mendalam.

3. Pendidikan Umum

Ada dua jenis pendidikan Umum yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Sekolah Menengah Tinggi (SMT).

8
 Sekolah Menengah Pertama (SMP) seperti halnya pada zaman jepang,
SMP mempergunakan rencana pelajaran yang sama pula, tetapi dengan
keluarnya surat keputusan menteri PPK thun 1946 maka diadakannya
pembagian A dan B mulai kelas II sehingga terdapat kelas II A,IIB, IIIA
dan IIIB. Dibagian A diberikan juga sedikit ilmu alam dan ilmu pasti.
Tetapi lebih banayak diberikan pelajaran bahasa dan praktek administrasi.
Dibagian B sebaliknya diberikan Ilmu Alam dan Ilmu Pasti.
o Sekolah Menengah Tinggi (SMT): Kementerian PPK hnaya
mengurus langsung SMAT yang ada di jawa terutama yang berada
di kota-kota sperti: Jakarta,bandung, semarang, Yogyakarta,
Surakarta, Surabaya dan Cirebon. SMT di Luar Jawa berada di
bawah pengawasan pemerintah daerah berhubung sulitnya
perhubungan dengn pusat. SMT merupakan pendidikan tiga tahun
setelah SMP dan setelah lulus dapat melanjutkan ke perguruan
tinggi. Mengenai rencana pelajaran belum jelas, dan yang
diberikan adalah rencana pelajaran dalam garis besar saja. Karena
pada waktu itu masih harus menyesuaikan dengan keadaan zaman
yang masih belum stabil. Demikian rencana pembelajaran yang
berlaku yaitu: (1) isinya memenuhi kebutuhan nasional, (2) bahasa
pengantarnya adalah bahasa Indonesia, (3) mutunya setingkat
dengan SMT menjelang kemerdekaan. Ujian akhir dapat
diselenggarakan oleh masing-masing sekolah selama belum ada
ujian negara, tetapi setelah tahun 1947 barulah berlaku ujian negara
tersebut.

4. Pedidikan Kejuruan

Yang dimaksud dengan pendidikan kejuruan adalah Pendidikan ekonomi dan


pendidikan kewanitaan:

 Pendidikan ekonomi: pada awal kemerdekaan pemerintah baru dapat


membuka sekolah dagang yang lama, pendidikannya tiga tahun sesudah
Sekolah Rakyat. Sekolah dagang ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

9
tenaga administrasi atau pembukuan, sedangkan penyelenggaraan sekolah
dagang tersebut dilaksanakan oleh inspektur sekolah dagang.
 Pendidikan Kewanitaan: sesudah kemerdekaan pemerintah membuka
Sekolah Kepandaian Putri (SKP) dan pada tahun 1947 sekolah guru
kepandaian putri (SGKP) yang lama pelajaranya empat tahun setelah SMP
atau SKP.

5. Pendidikan Teknik

Seperti sekolah lain, keadaan Sekolah Teknik tidaklah teratur karena


disamping pelajarnya sering terlibat dalam pertahanan negara, sekolah tersebut
kadang-kadang juga dipakai sebagai pabrik senjata. Sekolah Teknik di Solo
misalnya, dikerahkan untuk membuat senjata yang sangat diperlukan kendali
apaadanya. Adapun sekolah-sekolah teknik yang ada pada masa itu ialah:

1. Kursus Kerajinan Negeri (KKN): sekolah/kursus in lamamnya satu tahun


lamanya dan merupakan pendidikan teknik terendah berdasarkan SR
enam tahun. KKN terdiri atas jurusan-jurusan: kayu,
besi,anyaman.perabot rumah, las dan batu.
2. Sekolah Teknik Pertama (STP): bertujuan mendapatkan tenaga tukang
yang terampil tetapi disertai dengan pengetahuan teori. Lama pendidikan
ini dua tahun sesudah SR dan terdiri atas jurusam-jurusan: kayu, batu,
keramik, perabot rumah, anyaman, besi ,listrik, mobil, cetak, tenun kulit,
motor, ukur tanah dan cor.
3. Sekolah Teknik (ST): bertujuan mendidik tenaga-tenaga pengawasan
bangunan. Lama pendidikan dua tahun stelah STP atau SMP bagian B dan
meliputi jurusan-jurusan: bangunan gedung, bangunan air dan jalan,
bangunan radio, bangunan kapal, percetakan dan pertambangan.
4. Sekolah Teknik menengah (STM): bertujuan mendidik tenaga ahli teknik
dan pejabat-pejabat teknik menengah. Lama pendidikan empat tahun
setelah SMP bagian B atau ST dan terdiri atas jurusn-jurusan: bangunnan
gedung, bangunan sipil, bangunan kapal, bangunan mesin, bangunan

10
mesin, bangunan listrik, bangunan mesin kapal, kimia, dan pesawat
terbang.
5. Pendidikan guru untuk sekolah-sekolah teknik: untuk memenuhi
keperluan guru-guru sekolah teknik, dibuka sekolah/kursus-kursus untuk
mendidik guru yang menghasilkan:
o Ijazah A Teknik (KGSTP) guna mengajar dengan
wewenang penuh pada STP dalam jurusan: bangunan
sipil, mesin, listrik dan mencetak.
o Ijazah B I Teknik (KGST) untuk mengajar dengan
wewenang penuh pada ST/STM kelas I dalam jurusan
bangunan sipil, bangunan gedung-geung dan mesin.
o Ijazah B II Teknik guna mengajar dengan wewenang
penuh pada STM dalam jurusan bangunan sipil,
bangunan gedung, mesin dan listrik.

6.Pendidikan Tinggi

Dalam periode 1945-1950 kesempatan untuk meneruskan studi pendidikan


tinggi semakin terbuka lebar bagi warga negara tanpa syarat. Lembaga pendidikan
ini berkembang pesat tetapi karena adanya pelaksanaannya di lakukan perjuangan
fisik maka perkuliahan kerap kali di sela dengan perjuangan garis depan.
Lembaga pendidikan yang ada adalah Universitas Gajah Mada, beberapa
sekolah tinggi dan akademi di Jakarta (daerah kependudukan) Klaten, Solo dan
Yogyakarta.

4. Tokoh yang mempelopori pendidikan pada masa awal kemerdekaan.

1. Ki Hajar Dewantoro

Ki Hajar Dewantoro adalah Bapak Pendidikan Nasional Indonesia yang


banyak mengkonsep sistem pendidikan nasional pada masa awal kemerdekaan.
Visi, misi dan tujuan pendidikan yang digagas oleh Ki Hajar Dewantoro adalah

11
bahwa pendidikan sebagai alat perjuangan untuk mengangkat harkat, martabat dan
kemajuan umat manusia secara universal. Sehingga mereka mampu berdiri kokoh
sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju dan tetap berpijak kepada
identitas dirinya sebagai bangsa yang telah memiliki peradaban dan kebudayaan
yang berbeda dengan bangsa lain.

Selanjutnya Ki Hajar Dewantoro juga menginginkan agar pendidikan yang


diberikan kepada bangsa Indonesia adalah pendidikan yang sesuai dengan
tuntutan zaman, yaitu pendidikan yang dapat membawa kemajuan bagi peserta
didik. Ungkapan ini merupakan respon dari adanya pendidikan yang diberikan
oleh pemerintah Belanda kepada rakyat kita, yaitu pendidikan yang mengajarkan
hal-hal yang sulit dipelajari tetapi tidak berfungsi untuk masa depan.

2. Hasyim Asy’ari

Gagasan Hasyim Asy’ari adalah bahwa untuk berjuang mewujudkan cita-


cita nasional termasuk dalam bidang pendidikan, diperlukan wadah berupa
organisasi pada tahun 1926 ia mendirikan Jam’iyah Nahdlatul Ulama, dalam
organisasi ini Hasyim Asy’ari berjuang membina dan menggerakkan masyarakat
melalui pendidikan. Beliau juga mendirikan pondok pesantren sebagai basis
pendidikan dan perjuangan melawan Belanda.

3. K.H. Ahmad Dahlan

Ahmad Dahlan juga berpandangan bahwa pendidikan harus membekali


siswa dengan pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk mencapai
kehidupan dunia. Oleh karena itu, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang
sesuai dengan tuntutan masyarakat dimana siswa itu hidup. Dengan pendapatnya
yang demikian itu, sesungguhnya Ahmad Dahlan mengkritik kaum tradisionalis
yang menjalankan model pendidikan yang diwarisi secara turun temurun tanpa
mencoba melihat relevansinya dengan perkembangan zaman.
Ahmad Dahlan sadar, bahwa tingkat partisipasi muslim yang rendah dalam
sektor-sektor pemerintahan itu karena kebijakan pemerintah kolonial yang

12
menutup peluang bagi muslim untuk masuk. Berkaitan dengan kenyataan serupa
ini, maka Ahmad Dahlan berusaha memperbaikinya dengan memberikan
pencerahan tentang pentingnya pendidikan yang sesuai perkembangan zaman bagi
kemajuan bangsa. Berkaitan dengan masalah ini Ahmad Dahlan mengutip ayat 13
surat al-Ra’d yang artinya: Sesungguhnya Tuhan tidak akan mengubah nasib
suatu kaum, sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka.
Upaya mewujudkan visi, misi dan tujuan pendidikan sebagaimana tersebut
di atas dilaksanakan lebih lanjut melalui organisasi Muhammadiyah yang
didirikannya. Salah satu kegiatan atau program unggulan organisasi ini adalah
bidang pendidikan. Sekolah Muhammadiyah yang pertama berdiri satu tahun
sebelum Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi berdiri. Pada tahun 1911
Ahmad Dahlan mendirikan sebuah madrasah yang diharapkan bisa memenuhi
kebutuhan kaum muslimin terhadap pendidikan agama dan pada saat yang sama
bisa memberikan mata pelajaran umum.

13
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan pada awal Kemerdekaan terbagi atas 5 tingkatan, yaitu:
pendidikan rendah, pendidikan guru, pendidikan umum, pendidikan kejuruan,
dan pendidikan tinggi. Tujuan umum pendidikan di Indonesia merdeka adalah
mendidik anak- anak menjadi warga negara yang berguna, yang diharapkan
kelak dapat memberikan pengetahuannya kepada negara. Dengan kata lain,
tujuan pendidikan lebih menekankan pada penanaman semangat patriotisme.

B. Saran
Kami selalu merasa makalah ini belum sempurna dan masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak akan kami
terima dengan lapang hati demi kesempurnaan makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://awalilmu.blogspot.co.id/2016/06/perkembangan-pendidikan-indonesia-dari-
awal-kemerdekaan-hingga-reformasi.html

https://historyvitae.wordpress.com/2012/10/11/pendidikan-awal-kemerdekaan-
dan-orde-lama/

http://asysyaja.blogspot.co.id/2016/11/perkembangan-pendidikan-di-
indonesia.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan

15

Anda mungkin juga menyukai