Anda di halaman 1dari 15

RESUME

GENERALISASI DAN EKSPLANASI SEJARAH

DISUSUN OLEH

NAMA: EDO BASTIAN SILALAHI

NIM: 3193321006

DOSEN PENGAMPU

Dr. ROSMAIDA SINAGA. M.Hum.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

REGULER B TAHUN 2019

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan anugrah-Nya saya
dapat menyelesaikan resume tentang “Generalisasi dan Eksplanasi Sejarah”. Saya sangat
bersyukur karena dapat menyelesaikan resume yang menjadi tugas pendidikan sejarah. Demikian
yang dapat saya sampaikan, saya mengharapkan kritik dan saran terhadap resume ini agar
kedepannya dapat saya perbaiki. Karena saya sadar, resume yang saya buat ini masih banyak
terdapat kekurangannya.

Medan, 14 Oktober 2019

Edo Bastian Silalahi


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... ..1

1.LATAR BELAKANG...............................................................................................1

2.RUMUSAN MASALAH ....................................................................................................2

3.TUJUAN.. ........................................................................................................................ ..2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3

A.PENGERTIAN GENERALISASI.............................................................................3

B.TUJUAN GENERALISASI SEJARAH ......................................................................... ..4

C.JENIS- JENIS GENERALISASI SEJARAH..............................................................4

D.PENGERTIAN EKSPLANASI SEJARAH................................................................5

E.MODEL-MODEL EKSPLANASI SEJARAH............................................................7

BAB III PENUTUP...................................................................................................10

A.KESIMPULAN......................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Seperti yang telah kita ketahui bahwa dalam mempelajari sejarah mempunyai banyak hal
yang harus dipelajari. Dalam mempelajari sejarah kita juga harus banyak belajar tentang unsur
yang ada di dalamnya, sehingga sejarawan tidak menjadikan penelitiannya menjadi sebuah mitos
belaka.

Dalam pengertiannya dikatakan bahwa sejarah sebagai ilmu pengetahuan, sejarah adalah
penyelidikan, sejarah dalam bentuk catatan dan peninggalan, sejarah sebenarnya masa lampau,
sejarah mempelajari keunikan, sejarah adalah ilmu pengetahuan. Dalam mempelajari sejarah
juga disebutkan banyak aliran yang mendebatkan tentang penulisan sejarah.

Generalisasi adalah pekerjaan untuk menyimpulkan dari khusus ke umum. Karena


sejarah berkedudukan sebagai ilmu, maka didalam membahas fakta-fakta dari sebuah peristiwa
perlu digeneralisasikan terlebih dahulu. Dari generalisasi-generalisasi tersebut maka dapat
diperoleh kesimpulan-kesimpulan tertentu terhadap peristiwa tertentu.

Sebagian sejarawan menganggap bahwa tidak ada ruang untuk melakukan generalisasi
dalam studi sejarah. Antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya berbeda, sehingga simpulan
studi dari suatu peristiwa tidak dapat digunakan untuk studi lainnya. Generalisasi dianggap tabu
oleh sejarawan, namun ada juga sejarawan yang menganggap bahwa dalam studi sejarah dapat
dilakukan atau menghasilkan generalisasi. Metode berpikir yang digunakan adalah induksi.

Generalisasi dapat dijadikan sebagai dugaan sementara dan biasanya berupa generalisasi
konseptual. Menurut Kuntowijoyo generalisasi harus dibatasi supaya sejarah tetap empiris.
Menurut James A. Banks dalam Teaching Strategies for the Social Studies, generalisasi dalam
sejarah dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu high order generalization, intermediate level
organization, and Law order generalization. Generalisasi pada dasarnya merupakan formulasi
konsep atas himpunan pengetahuan terkait dengan hal tertentu.
Peristiwa sejarah yang telah ditulis dengan baik niscaya sangat bermakna bagi manusia,
bukan saja sekedar mengetahui dan memahami peristiwa sejarah yang dimaksud, melainkan juga
menjadi pelajaran yang terbaik guna memperbaiki diri seperti apa yang terjadi apabila peristiwa
sejarah itu dapat menjadi contoh atau menjauhi dan menghindarinya bilamana peristiwa sejarah
itu berbeda dengan harapan manusia. Dalam memahami dan menelaah setiap peristiwa sejarah.
Terlebih dahulu di pahami pentingnya penjelasan atau keterangan yang mendukung
dimungkinkan kita dapat menelaah suatu peristiwa sejarah. Penjelasan atau keterangan
metodologi sejarah itu disebut eksplanasi sejarah.

Ekspalansi sejarah merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam metodologi
sejarah. Hal ini dipergunakan untuk mengembangkan, menganalisis, dan menjelaskan hubungan
diantara pernyataan-pernyataan mengenai fenomena-fenomena yang ada.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Generalisasi Sejarah ?

2. Apa sajakah tujuan dalam Generalisasi Sejarah ?

3. Ada berapakah jenis-jenis Generalisasi Sejarah ?

4. Apa pengertian dari eksplanasi sejarah?

5. Apa saja model-model dari eksplanasi sejarah?

C. Tujuan Masalah

1. Menjelaskan pengertian Generalisasi Sejarah

2. Menyebutkan serta menjelaskan tujuan yang ada dalam Generalisasi Sejarah

3. Menyebutkan serta menjelaskan jenis-jenis Generalisasi Sejarah beserta

4. Mengetahui pengertian dari eksplanasi sejarah.

5. Mengetahui saja model-model dari eksplanasi sejarah.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Generalisasi

Generalisasi menurut bahasa Latin generalis berarti umum. Secara harfiah generalisasi
sejarah diartikan sebagai pekerjaan penyimpulan dari yang khusus kepada yang umum.
Generalisasi itu dapat dipakai sebagai hipotesis deskriptif, yaitu sebagai dugaan sementara.
Generalisasi yang sebenarnya merupakan hasil penelitian. Adapun generalisasi dalam sejarah
menurut para ahli yaitu sebagai berikut:

a. Kuntowijoyo harus dibatasi supaya tetap menjadi sejarah yang empiris,


yaitu pertama generalisasi sebagai rumusan konsetual atau simpulan yang diperoleh dari data
yang ada. Kedua generalisasi sebagai penyimpulan dari hasil penelitian contohnya
kata “revolusi” merupakan simpulan dari data yang ada yang menunjuk pada perubahan
mendasar dalam suatu tatanan kehidupan dalam waktu yang singkat.

b. James A. Banks dalam Teaching Strategies for the Social Studies, generalisasi dibedakan
menjadi tiga tingkatan, yaitu high order generalization, intermediate level organization, and law
order organization. Generalisasi tingkat pertama pemakaiannya bersifat universal yang berkaitan
dengan hukum-hukum atau prinsip-prinsip. Generalisasi tingkat kedua hanya berlaku untuk
kawasan atau kebudayaan di daerah tertentu. Generalisasi tingkat ketiga yang paling
memungkinkan digunakan dalam sejarah, yakni simpulan yang didasarkan pada data dari dua
atau lebih tentang sekelompok masyarakat dari suatu kawasan tertentu yang bersifat lokal

c. Karl Max dan gurunya Frederick Hegel, keduanya memberikan penjelasan yang bertentangan
mengenai generalisasi dalam sejarah. Menurut Frederick memulai dengan ide yang abstrak
(melangit) untuk kemudian dilihat dari kondisi yang real (membumi). Cara tersebut
diformulasikan ke dalam gaya Bahasa Max bahwa dalam analisis gurunya yang dimulai
dari “langit” ke “bumi” dan sebaliknya dia mengawali analisisnya
dari “bumi” ke “langit”. Penyimpulan Max berdasarkan pada kondisi real atau hasil penelitian,
sedangkan Frederick mengacu pada hal yang abstrak sesuai dengan kondisi umum yang terjadi di
Eropa pada masa hidupnya.
B. Tujuan Generalisasi Sejarah

A. Saintifikasi

Semua ilmu melakukan generalisasi. Generalisasi berkaitan dengan keajegan atau statis.
Generalisasi dalam sejarah yang merupakan kemungkinan itu sama dengan teori untuk ilmu lain.
Dalam antropologi dikenal teori evolusi, tetapi dalam sejarah dikenal generalisasi tentang
perkembangan sebuah masyarakat.

B. Simplifikasi

Simplifikasi sama dengan penyederhanaan dari masalah yang kompleks menjadi


sederhana dan mudah dipahami (bersifat sempit dan sederhana). Penyederhanaan diperlukan
untuk memudahkan analisis. Sejarawan dituntut dengan nyalinya melakukan pembacaan mencari
sumber sejarah, kritik, intrepretasi dan penulisan. Cara kerja sejarawan sama dengan
kerja grounded reseachi artinya masuk ke lapangan tanpa bekal. Namun, suatu ketika ia harus
melakukan penyederhanaan.

C. Jenis - Jenis Generalisasi Sejarah

A. Konseptual

Konsep pada dasarnya, menggambarkan tentang fakta.

B. Personal

Penyimpulan personal sama dengan cara berfikir pars pro toto, yakni menyamakan
bagian dengan keseluruhan (merujuk pada perseorangan yang mewakili kelompok masyarakat).

C. Spasial

Untuk spasial mewakili wilayah tertentu yang membedakan dengan wilayah lain. seperti
kata “Timur” dan “Barat” sering dijumpai dalam beberapa literatur sejarah. Ada pula
kata “Timur Dekat” dan “Timur Jauh”.
D.Tematik

Generalisasi ini ditunjukan dalam judul buku, termasuk biografi. Tematik memfokuskan
pada asal, perilaku, pemikiran, kepercayaan, hobi, dsb.

E. Periodik/Temporal

Penyimpulan ini terkait erat dengan aspek periodisasi waktu dalam sejarah.

F. Sosial

Kelompok sosial masyarakat juga dapat digeneralisasikan. Kelompok masyarakat bawah


yang hidupnya dari penggarapan tanah disebut petani. Di Eropa disebut sebagai peasant.
Penggarapan tanah dalam skala besar disebut farmer.

G. Kausal

Generalisasi yang menyangkut tentang sebab suatu perubahan. Sesungguhnhya penyebab


itu banyak sekali, meski dapat ditarik menjadi sebab umum. Ada sebab yang determinan
terhadap perubahan yang akan terjadi yang dapat dibedakan menjadi idealisme dan materialisme.
Kedua isme itu merupakan penggerak masyarakat.

H. Kultural

Generalisasi ini dilakukan di berbagai lapisan masyarakat. Anak-anak priyayi dipastikan


masuk sekolah pemerintah. Anak-anak ulama pasti masuk pesantren Keturunan oleebalang
banyak yang bekerja sebagai pegawai kolonial.

I. Sistematik

Kesimpulan umum dalam sejarah mengikuti kondisi setempat. Transportasi di


Kalimantan menggunakan jalan sungai. Sekarangpun penebang hutan secara gelap itu
mengangkut kayu lewat sungai.

J. Struktural

Struktur fisik dapat digunakan untuk membuat generalisasi. Agak sulit membedakan
orang Cina, Korea, dan Jepang karena mereka sama-sama berkulit kuning dan bermata sipit.
D. Pengertian Eksplanasi Sejarah

Eksplanasi adalah suatu proses yang menunjukkan peristiwa-peristiwa tertentu


dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa lain melalui penggunaan yang tepat pernyataan-
pernyataan yang bersifat umum (general statements). Arti penting dari eksplanasi sejarah sendiri
adalah menunjukkan kausalitas yang sesungguhnya mengenai suatu peristiwa sejarah.

Eksplanasi sejarah merupakan kegiatan yang menghubungkan atau mengkaitkan satu


peristiwa dengan peristiwa lainnya melalui penggunaan pernyataan yang tepat dan bersifat
umum. Berangkat dari penjelasan umum tersebut maka dilanjutkan dengan penjelasan ilmiah dan
penjelasan sejarah. Penjelasan ilmiah dimulai dengan observasi (pengamatan), berakhir dengan
konsep – konsep umum (generalisasi), dimana gejala dilihat sebagai dalam kerangka suatu
penegakan generalisasi. Sedangkan penjelasan dalam sejarah berupaya untuk menyelami apa
yang ada di dalam suatu peristiwa (dapat menghayati peristiwa sebenarnya dari dalam). Bagian
dalam suatu peristiwa adalah pikiran yang ada di balik wujud fisik.

Sedangkan bagian luar peristiwa sejarah adalah wujud fisik atau gerak dari suatu
peristiwa. Eksplanasi sejarah terdiri dari beberapa bagian yaitu konsep, fakta, kontruksi, dan
sebab musabab. Konsep adalah kesimpulan dari gejalagejala dalam suatu peristiwa sejarah. Fakta
adalah suatu unsur yang dijabarkan.Secara langsung atau tidak langsung dari dokumen sejarah
dan dianggap credible (dapat dipercaya). Setelah melalui tahap pengujian sesuai hukum metode
sejarah. Kontruksi adalah pembentukan atau penggambaran suatu peristiwa sejarah.

Sebab terbagi menjadi dua bagian, pertama sebab langsung dan kedua sebab tidak
langsung. Sebab langsung adalah pemicu peristiwa sejarah yang dapat diketahui dengan
observasi, pengamatan, ataupun perekaman. Sedangkan sebab tidak langsung merupakan pemicu
terjadinya peristiwa sejarah yang tidak dengan begitu saja dapat dibuktikan namun sebab tidak
langsung inilah yang merupakan bagian terpenting dalam pembentukan fakta sejarah.
Penyusunan fakta sejarah tidak terlepas dari konsep, ketiga hal ini merupakan bagian terpenting
dalam kontruksi sejarah.

Ekspalansi sejarah secara pradikmatikal terdiri atas ekspalandum (ekspalandum), atau


pernyataan untuk memberikan ekspalansi dan eksplans atau perangkat pernyataan untuk
memberikan ekspalansi. Eugene J. Mehaan dalam T Ibrahim Alfian menyatakan bahwa
ekspalansi adalah proses yang dilalui peristiwa-peristiwa tunggal (ekpelikanda) dihubungkan
demngan peristiwa-peristiwa tunggal dan fenomena yang terisolasi tidaklah bermakna fakta
belaka. Tanpa ekspalansi, fakta itu tidak berarti apa-apa.

James A. Black dan Dean J. Champion menyebutkan bahwa eksplanasi dapat tercapai
jika saling pertalian dapat di buktikan antara sebab-sebab tertentu dengan akibat- akibatnya .hal
yang fundamental dalam esplanasi adalah sifatnya yang saing berkait anatau relation nature.
Harus ada dua hal yaitu fakta untuk di susun untuk bersamaan dengan itu mekanisme konseptual
yang dapat di terima dan masukakal yang melaluinya dapat di kaitkan secara bersama- sama.
Jika kita jelaskan tentang fakta, kita harus memperhitugkan mengapa fakta itu harus dianggap
berkaitan satu dengan yang lain, dan kita harus memahaminya dengan menunjukkan mengapa
terjadi dalam bentuk yang demikian. Terdapat dua perangkat masalah yang timbul dalam tugas
eksplanasi diantaranya adalah:

1. Masalah menghubungkan fakta antara satu dengan yang lain. Dalam sosiologi dan disiplin-
disiplin semacam unit-unit analisis yang relasional disebut variabel;

2. Masalah memahami kaitan antara hal- hal yang saling berhubungan. Disini terlihat, eksistensi
fakta merupakan bahan pokok untuk teoriteori kehidupan sosial.

Menurut J. Meehan ada empat kasus yang khas dalam eksplanasi diantaranya adalah sebagai
berikut:

1. Eksplanasi kausal yang menghubungkan explicandum (sesuatu atau peristiwa atau fenomena
yang perlu di jelaskan) dengan seperangkat kondisi-kondisi yang terjadi sebelumnya yag perlu
ada atau cukup untuk menghasilkan explicandum.

2. Eksplanasi fungsional yang menghubungkan dengan konteks yang lebih lias dengan
menunjukkan fungsi yang di embannya, seperti kita menjelaskan fungsi hati dalam organ tubuh.

3. Eksplanasi teleologis yang menghubungkan explicandum dengan tujuan suatu sistem atau
maksud si pelaku, seperti perilaku seekor binatang dapat dijelaskan karena ia mencari makan
atau perilaku manusia dalam upayanya untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu.
4. Eksplanasi genetik atau eksplanasi sejarah yang menelusuri keadaan- keadaan sebelum suatu
peristiwa terjadi dan menunjukkan bagaimana proses yang terjadi.

E. Model - Model Eksplanasi Sejarah

Helius Sjamuddin (1996) membagi eksplanasi sejarah kedalam beberapa model, yaitu
sebagai berikut:

1. Kausalitas

Model kausalitas berupaya menjelaskan peristiwa sejarah dengan merangkaikan berbagai


fakta dalam sintesis hubungan sebab akibat (cause-effect). Hukum sebab akibat (law of
causation) menunjukkan bahwa setiap fenomena merupakan akibat dari sebab sebelumnya.
Kajian sejarah adalah kajian tentang sebab-sebab dari suatu peristiwa terjadi sehingga hampir
merupakan aksioma atau kebenaran umum. Dalam perkembangannya, hukum kausalitas
dianggap ketinggalan karena memiliki tendensi deterministik. Alternatif terhadap hukum
kausalitas adalah pendekatan fungsional.

Kaitannya dengan kemajemukan sebab, muncul persoalan determinisme dalam sejarah


(determinism in history) dan kebetulan dalam sejarah (chance in history). Ahli filsafat Hegel
dianggap sebagai peletak dasar filsafat sejarah determinisme. Kritik terhadap determinisme
adalah dianggap mengabaikan kemauan bebas (free will) manusia. Determinisme dianggap
bertentangan dengan adanya penyebab majemuk atau multikausal.

Sementara itu, kebetulan sejarah menganggap pertemuan atau benturan antar sebab dalam
peristiwa sejarah sebagai sebuah kebetulan. Kebetulan yang kemudian mengubah jalannya
sejarah. Teori kebetulan mendapat kritik karena dianggap melebih-lebihkan. Penganut teori ini
dianggap malas melakukan penelitian, kemalasan inteletual (intellectual laziness) atau vitalitas
yang rendah (low intellectual vitality).

Dalam melakukan rekonstruksi sejarah, tidak semua fakta otomatis menjadi fakta sejarah.
Fakta-fakta masa lalu baru menjadi fakta sejarah jika sejarawan memilihnya karena dianggap
mempunyai hubungan (relevansi)dan berarti (signifikansi) dengan apa yang diteliti. Hal yang
sama juga berlaku bagi penganut multikausal dalam peristiwa sejarah. Susunan sebab-sebab,
signifikansi serta relevansi antar satu sebab atau serangkaian sebab dengan yang lainnya
merupakan esensi penafsiran sejarah.

2. Covering Law Model (CLM)

Sebagian besar ahli filsafat sejarah analitis mencoba memaksakan pengetahuan sejarah ke
dalam suatu formula hukum umum (general law), suatu pernyataan dari bentuk kondisi universal
yang sanggup dikonfirmasi atau dibantah berdasarkan bukti-bukti empiris yang sesuai. Penganut
CLM berpendapat bahwa setiap penjelasan dalam sejarah harus dapat diterangkan oleh hukum
umum(general law) atau hipotesis universal (universal hypothesis) atau hipotesis dari bentuk
universal (hypothesis of universal form).

Menurut teori CLM, tidak ada perbedaan metodologis antara ilmu alam dengan sejarah.
Penjelasan sejarah diperoleh dengan menempatkan peristiwa-peristiwa itu di bawah hipotesis,
teori, atau hukum umum. Penjelasan diperoleh dengan cara mendeduksikannya dari
pernyataanpernyataan tentang hukum-hukum umum dan kondisi-kondisi awal.

3. Hermeneutika

Hermeneutika boleh dibilang menjadi semacam antitesis terhadap teori CLM.


Hermeneutika menekankan secara jelas antara ilmu alam dengan ilmu kemanusiaan. Penganut
hermeneutika berpendapat bahwa perbuatan manusia hanya bisa diterangkan dengan kajian
edografik (kekhusunan, partikularistik) daripada nomotetik (keumuman, generalistik).

Pengertian hermeneutika erat hubungannya dengan penafsiran teksteks dari masa lalu dan
penjelasan pelaku sejarah. Sejarawan mencoba menjelaskan masa lalu dengan mencoba
menghayati atau dengan empati, menempatkan dirinya dalam alam pemikiran pelaku sejarah.
Hermeneutika mencoba memasuki diri pelaku dan berupaya memahami apa yang dipikirkan,
dirasakan, dan diperbuat pelaku sejarah. Ada semacam dialog batin antara batin sejarawan yang
menggunakan pengalaman hidupnya sendiri dengan sumber-sumber sejarah yang digunakan.

4. Model Analogi

Masih terjadi perdebatan di antara para pakar tentang analogi sebagai eksplanasi sejarah.
Namun bagi penganutnya, analogi merupakan alat eksplanasi yang sangat berguna. Analogi
berperan penting dalam proses kreativitas intelektual. Analogi dapat berperan ke dalam maupun
ke luar. Ke dalam, analogi dapat meningkatkan suatu yang tidak disadari atan inferensi awal ke
tingkat rasionalitas dalam pikiran . Ke luar, analogi bekerja sebagai wahana mengalihkan pikiran
seseorang kepada orang lain.

Meskipun demikian, penggunaan analogi dalam eksplanasi sejarah berpotensi


menimbulkan kekeliruan. Karena itu, para sejarawan dituntut lebih selektif dalam
menggunakannya. Analogi, meskipun suatu alat untuk menjelaskan peristiwa sejarah,
kedudukannya hanya alat bantu (auxiliary) dalam pembuktian.

5. Model Motivasi

Eksplanasi model motivasi dibagi atas dua bagian, yaitu:

a. Bentuk eksplanasi kausal, di mana akibat merupakan suatu perbuatan yang inteligen,
sedangkan sebab merupakan pikiran di belakang perbuatan itu.

b. Bentuk tingkah laku yang berpola. Pada dasarnya, model ini menekankan penggunaan
pendekatan psikohistori yang berpijak pada teori psikoanalisis dari Sigmund Freud. Kelemahan
pendekatan ini terletak pada keterbatasan-keterbatasan metode psikoanalisis sendiri, selain
prosedur historiografis yang kurang memadai.
BAB III

KESIMPULAN

Generalisasi merupakan penyimpulan dari hal yang khusus keumum. Suatu penyimpulan
yang menggunakan pola deskriptif dengan melihat keadaan alam yang ditelitinya. Adapun tujuan
yang berlaku di dalam generalisasi dalam sejarah ada dua macam yaitu saintifikasi dan
simplikasi. Saintifikasi menyajikan tujuan dengan menggunakan teori yang sudah ada dan
dikeluarkan oleh para ahli. Dengan teori tersebut kita meneliti ulang dnegan keadaan yang
dikatakan dala teori tersebut, apakah sesuai atau tidak dengan pemaparan para ahli.

Simplifikasi menyajikan tujuan dengan cara penyederhanaan masalah yang dirasa sulit
dicerna atau kompleks menjadi sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca maupun peneliti
sejarah. Ada juga jenis-jenis generalisasi yang mencakup konsep, yaitu konseptual, personal,
tematik, spasial, periodik, sosial, kausal, kultural, sistemik, dan struktural yang telah dijelaskan
dalam makalah ini diatas.

Ekspalansi sejarah merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam metodolgi
sejarah. Hal ini dipergunakan untuk mengembangkan, menganalisis, dan menjelaskan hubungan
diantara pernyataan-pernyataan mengenai fenomenafenomena yang ada. Dalam ilmu sejarah
yang merupakan kesepakatan para sejarawan dengan sebutan kausalitas (causations) serta
bentuk-bentuk penghubung lain (connections) yang digunakan oleh para sejarawan ketika
mereka menyintesis fakta-fakta (Helius Sjamuddin, 1996:237).

Eksplanasi adalah suatu proses yang menunjukkan peristiwa-peristiwa tertentu


dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa lain melalui penggunaan secara tepat pernyataan-
pernyataan yang bersifat umum (general statements). Arti penting dari eksplanasi sejarah sendiri
adalah menunjukkan kausalitas yang sesungguhnya mengenai suatu peristiwa sejarah.
DAFTAR PUSTAKA

http://hanunmufida25.blogspot.com/2016/12/generalisasi-sejarah.html

https://www.academia.edu/14727521/Pengantar_Ilmu_Sejarah_PIS_EksplanaEk_Sejarah

Anda mungkin juga menyukai