Anda di halaman 1dari 15

GARIS BESAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Disusun Oleh

Arisna syakira : 2006104210041

Bushniar.RD : 2006104210067

Fatimah : 2006104210050

Husnul khatimah : 2006104210045

Nura : 2006104210015

Dosen pembimbing : Dr.Anizar Ahmad mpd

NIP : 195509231981032001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

TAHUN AJARAN 2020

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan kita Rahmat dan Hidayah. Shalawat beriringan dengan salam Marilah kita
sanjungkan kepada ruh junjungan alam yakni Nabiullah Nabi Muhammad SAW. Yang telah
membawa kita dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan
seperti yang kita rasakan pada saat ini.

Dengan rahmat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada
penulis untuk melakukan dan menyelesaikan tugas makalah dengan judul “garis Besar
Pendidikan Anak Usia Dini.” Dalam penulisan makalah ini, penulis berharap bahwasanya
makalah ini dapat berguna bagi para pembaca dan bagi penulis sendiri dalam rangka
menambah wawasan dan pengetahuan.

Dalam hal penyusunan makalah ini penulis menyadari banyak kekurangan dan
ketidak sempurnaan dari isi makalah ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran yang bersifat membangun dalam rangka proses perbaikan kedepannya.

Darussalam, 30 september 2020

Penulis

II
Kelompok 2

III
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………….. II

DAFTAR ISI …………………………………………… III

BAB I: PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah……………………………… 1

1.2. Rumusan Masalah …………………………………… 2

1.3. Tujuan ……………………………………………….. 2


BAB II: PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Anak Usia Dini ………………………….. 3

2.2. Hakikat Anak Usia Dini ……………………………... 3

2.3. Landasan Penyelenggara Pendidikan Anak Usia Dini .. 4

1. Landasan Yuridis …………………… 4

2. Landasan Filosofis dan Religi ……… 5

3. Landasan Keilmuan dan Empiris …… 6

2.4. Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini …………………. 7

2.5. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini …………………. 8

2.6. Pembelajaran Anak Usia Dini ……………………….. 8

2.7. Cara Belajar Anak Usia Dini ………………………… 9

BAB III: PENUTUP

3.1. Kesimpulan ………………………………………….. 10

DAFTAR PUSTAKA ……………………………... 11

IV
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang masalah

Akhir-akhir ini, pemerintah mulai menyelenggarakan dan juga menyebarluaskan


Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Baik daerah-daerah kota maupun pedesaan. Proses
pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan tujuan memberikan konsep-
konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak melalui pengalaman nyata yang
memungkinkan anak untuk menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tau (coriourity) secara
maksimal (Semiawan dalam Yuliani, 2009: 2). Kemudian menempatkan posisi guru sebagai
pendamping, pembimbing serta fasilitator bagi anak (Puckket dan Diffily dalam Yuliani,
2009: 2). Proses pendidikan seperti tersebut diatas dapat menyeimbangkan bentuk
pembelajaran yang hanya berorientasi pada kehendak guru yang menempatkan anak secara
pasif dan guru menjadi dominant.
Kebergantungan (dependent) anak pada pendidik di awal kehidupannya memang sesuai
yang wajar, tetapi dengan berjalannya waktu ada saatnya anak harus lebih mandiri
(independent), sehingga perlu adanya keseimbangan antara peran dan pola pengasuhan dari
pendidik yang terlalu dominant menjadi lebih demokratis agar anak memiliki kebebasan
untuk mengeksplorasi dunia di sekitar.
Pada rentang usia lahir sampai 6 tahun anak mengalami masa keemasan (the golden years)
yang merupakan masa dimana anak mulai peka/ sensitive untuk menerima berbagai
rangsangan (Yuliani, 2009: 2). Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik
dan psikis, anak tetap siap merespon stimulasi yang diberikan lingkungan.

Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan
perkembangan anak secara individual. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar pertama
untuk mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa, gerak-motorik, dan sosio emosional
pada anak usia dini.

1
1.2. Rumusan masalah

a) Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Anak Usia Dini ?

b) Apakah hakikat Anak Usia Dini ?

c) Apa – apa saja yang menjadi landasan penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia
Dini ?

d) Apakah prinsip Pendidikan Anak Usia Dini ?

e) Apakah tujuan Pendidikan Anak Usia Dini ?

f) Bagaimana pembelajaran Anak Usia Dini ?

g) Bagaimana cara belajar Anak Usia Dini ?

1.3. Tujuan

a) Agar dapat memahami apa itu Pendidikan Anak Usia Dini

b) Agar dapat memahami hakikat Anak Usia Dini

c) Agar dapat mengetahui landasan penyelenggara Pendidikan Anak Usia Dini

d) Agar dapat memahami dan mengetahui prinsip Anak Usia Dini

e) Agar mengetahui tujuan dari Pendidikan Anak Usia Dini

f) Agar mengetahui bagaimana pembelajaran Anak Usia Dini

g) Agar mengetahui bagaimana cara belajar Anak Usia Dini

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan pada anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertmbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. ( UU No. 20 tahun 2003 tentang
SISDIKNAS )

2.2. Hakikat Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses
perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya (Yuliani, 2009: 6).
Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan
perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang
perkembangan hidup manusia (Berk dalam Yuliani, 2009: 6). Proses pembelajaran sebagai
bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki
setiap tahapan perkembangan anak.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional berkaitan dengan Pendidikan Anak Usia Dini tertulis pada pasal 28 ayat 1 yang
berbunyi “Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan
enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar”. Selanjutnya
pada Bab I pasal 1 ayat 14 ditegaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitikberatkan pada peletakkan dasar kearah pertumbuhan dan

3
perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta,
kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta beragama),
bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui
oleh anak usia dini. Contohnya, ketika menyelenggarakan lembaga pendidikan seperti
kelompok bermain (KB), Taman Kanak-kanak (TK) atau lembaga PAUD yang berbaris
kebutuhan anak (Yuliani, 2009: 6-7).

Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi,
membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan
kemampuan dan ketrampilan anak. Pendidikan bagi anak usia dini merupakan sebuah
pendidikan yang dilakukan pada anak yang baru lahir sampai dengan delapan tahun.
Pendidikan pada tahap ini memfokuskan pada physical, intelligence/cognitive, emotional, &
social education. (http://en.wikipedia,org/wiki/early_childhood_education dalam Yuliani,
2009: 7

2.3. Landasan Penyelenggara Pendidikan Anak Usia Dini

1. Landasan yuridis

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan pendidikan nasional,
sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakat dan
kebangsaan (Yuliani,2009: 8).

Selanjutnya pada Pasal 28B Ayat 2 dinyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi, sedangkan pada Pasal 28C Ayat 2 dinyatakan bahwa setiap anak berhak
mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan
pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya,
demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

4
Selanjutnya berdasarkan UU RI Nomor. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab 1, Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut. Sedangkan pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa
(1) Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, (2)
Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal,
dan/ atau informal, (3) Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan formal: TK, RA, atau
bentuk lain yang sederajat, (4) Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan nonformal: KB,
TPA, atau bentuk lain yang sederajat, (5) Pendidikan usia dini jalur pendidikan informal:
pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dan (6)
Ketentuan mengenai Pendidikan Anak Usia Dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat
(2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

2. Landasan Filosofis dan Religi

Pendidikan dasar anak usia dini pada dasarnya harus berdasarkan pada nilai-nilai filosofis dan
religi yang dipegang oleh lingkungan yang berada disekitar anak dan agama yang dianutnya.
Di dalam Islam dikatakan bahwa “seorang anak terlahir dalam keadaan fi trah/islam/lurus,
orang tua mereka yang membuat anaknya menjadi yahudi, nasrani, dan majusi (Abdur
Rahman, 2005:23),” maka bagaimana kita bisa menjaga serta meningkatkan potensi kebaikan
tersebut, hal itu tentu harus dilakukan dari sejak usia dini.

Pendidikan agama menekankan pada pemahaman tentang agama serta bagaimana agama
diamalkan dan diaplikasikan dalam tindakan serta perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Penanaman nilai-nilai agama tersebut disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak serta
keunikan yang dimiliki oleh setiap anak. Islam mengajarkan nilai-nilai keislaman dengan cara
pembiasaan ibadah contohnya sholat lima waktu, puasa, dan lain-lain. Oleh karena itu,
metode pembiasaan tersebut sangat dianjurkan dan dirasa efektif dalam mengajarkan agama
untuk anak usia dini.

Dasar-dasar pendidikan sosial yang diletakkan Islam di dalam mendidik anak adalah
membiasakan mereka bertingkah laku sesuai dengan etika sosial yang benar dan membentuk
akhlak kepribadiannya sejak dini. Jika interaksi sosial dan pelaksanaan etika berpijak pada

5
landasan iman dan taqwa, maka pendidikan sosial akan mencapai tujuannya yang paling
tinggi yaitu manusia dengan perangai, akhlak dan interaksi yang sangat baik sebagai insan
yang shaleh, cerdas, bijak dan dinamis (Ulwan, 2002:435-436). Pendidikan Anak Usia Dini
juga harus disesuaikan dengan nilai-nilai yang dianut oleh lingkungan disekitarnya yang
meliputi faktor budaya, keindahan, kesenian dan kebiasaan-kebiasaan sosial yang dapat
dipertanggungjawabkan

3. Landasan keilmuan dan Empiris

Pendidikan Anak Usia Dini pada dasarnya harus meliputi aspek keilmuan yang menunjang
kehidupan anak dan terkait dengan perkembangan anak. Konsep keilmuan PAUD bersifat
isomorfi s artinya kerangka keilmuan PAUD dibangun dari interdisiplin ilmu yang
merupakan gabungan dari beberapa disiplin ilmu, di antaranya: psikologi, fi siologi,
sosiologi, ilmu pendidikan anak, antropologi, humaniora, kesehatan, dan gizi serta neurosains
(ilmu tentang perkembangan otak manusia). Dalam mengembangkan potensi belajar anak,
maka harus diperhatikan aspek-aspek pengembangan yang akan dikembangkan sesuai dengan
disiplin ilmu yang saling berhubungan dan terintegrasi sehingga diharapkan anak dapat
menguasai beberapa kemampuan dengan baik.

Selanjutnya berdasarkan aspek pedagogis, masa usia dini merupakan masa peletak dasar atau
pondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Artinya masa kanak-kanak
yang bahagia merupakan dasar bagi keberhasilan dimasa datang dan sebaliknya. Untuk itu,
agar pertumbuhan dan perkembangan tercapai secara optimal, maka dibutuhkan situasi dan
kondisi yang kondusif pada saat memberikan stimulasi dan upaya-upaya pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan anak yang berbeda satu dengan lainnya (individual differences).

Dari segi empiris, banyak sekali penelitian yang menyimpulkan bahwa Pendidikan Anak
Usia Dini sangat penting, antara lain yang menjelaskan bahwa pada waktu manusia lahir,
kelengkapan organisasi otak memuat 100-200 milyar sel otak (Clark dalam Semiawan,
2004:28) yang siap dikembangkan serta diaktualisasikan mencapai tingkat perkembangan
potensi tertinggi, tetapi hasil riset membuktikan bahwa hanya 5% dari potensi otak itu yang
terpakai. Hal itu disebabkan kurangnya stimulasi yang mengoptimalkan fungsi otak.

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2003, diperkirakan jumlah anak usia dini yaitu 0-6
tahun di Indonesia adalah 26,17 juta jiwa, baru sekitar 7,16 juta saja yang mendapat

6
pendidikan sejak usia dini sisanya 19,01 juta jiwa belum tersentuh PAUD. Ini dikarenakan
rendahnya kualitas SDM, terpuruknya kualitas pendidikan di segala bidang dan tingkatan,
dipengaruhi input dari siswanya, Posyandu dan BKB dijadikan sebagai wadah pemberian
stimulasi pada anak usia dini. Setiap anak tentu sudah terbekali oleh suatu pola asuh dan
konsepkonsep hidup tertentu. Oleh sebab itu, dalam mengembangkan potensi anak, haruslah
diperhatikan hal-hal apa saja yang sudah menjadi dasar pengetahuan anak yang dapat
dikembangkan lebih lanjut.

2.4. Prinsip Pendidikan Anak usia Dini

Menurut Asef Umar Fakhruddin prinsip pendidikan anak usia dini ada enam, yaitu :

1. Berorientasi pada kebutuhan anak

2. Lingkungan yang kondusif

3. Menggunakan Pembelajaran yang terpadu

4. Mengembangkan keterampilan hidup

5. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar

6. Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang

2.5. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini

Tujuan pendidikan anak usia dini adalah :

1. untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan
yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan
dimasa dewasa.

2. untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.

7
3. intervensi dini dengan memberikan rangsangan sehingga dapat menumbuhkan
potensi–potensi yang tersembunyi (hidden potency) yaitu dimensi perkembangan
anak (bahasa, intelektual, emosi, sosial, motorik, konsep diri, minat dan bakat).

4. melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dalam


pertumbuhan dan perkembangan potensi-potensi yang dimiliki anak.

2.6. Pembelajaran Anak Usia Dini

Pembelajaran anak usia dini merupakan proses interaksi antara anak, orang tua, atau
orang dewasa lainnya dalam suatu lingkungan untuk mencapai tugas perkembangan. Interaksi
yang dibangun tersebut merupakan faktor yang akan mempengaruhi tercapainya tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Hal ini disebabkan interaksi tersebut mencerminkan suatu
hubungan antara anak yang akan memperoleh pengalaman yang bermakna sehingga proses
belajar dapat berlangsung dengan lancar. Vigotsky berpendapat bahwa pengalaman interaksi
sosial merupakan hal yang penting bagi perkembangan proses berfikir anak. Aktivitas mental
yang tinggi pada anak dapat terbentuk melalui interaksi dengan orang lain. Pembelajaran
anak usia dini bukan berarti anak harus disekolahkan pada umur yang belum seharusnya,
Dipaksa untuk mengikuti pelajaran yang akhirnya justru membuat anak menjadi terbebani
dalam mencapai tugas perkembangannya. Pembelajaran untuk anak usia dini pada dasarnya
ialah pembelajaran yang kita berikan kepada anak agar anak, agar anak dapat berkembang
secara wajar.

Pada hakikatnya anak belajar sambil bermain, oleh karena itu pembelajaran pada anak
usia dini pada dasarnya adalah bermain. Sesuai dengan karakter anak usia yang bersifat aktif
dalam melakukan berbagai eksplorasi terhadap lingkungannya, maka aktivitas bermain
merupakan bagian dari proses pembelajaran. Untuk itu pembelajaran anak usia dini harus
dirancang agar anak merasa tidak terbebani dalam mencapai tugas perkembang-nya. Proses
pembelajaran yang dilakukan harus berangkat dari yang dimiliki anak. Setiap anak membawa
seluruh pengetahuan yang dimilikinya terhadap pengalaman-pengalaman baru.

8
2.7. Cara Belajar Anak Usia Dini

Anak usia dini belajar dengan caranya sendiri. Guru dan orangtua kerap mengajarkan
anak sesuai dengan jalan pikiran orang dewasa. Akibatnya apa yang diajarkan orang tua sulit
diterima anak. Gejala itu antara lain tampak dari banyaknya hal yang disukai dari anak, tetapi
dilarang oleh orang tua. Sebaliknya, banyak hal yang disukai orang tua tidak disukai anak.
Fenomena tersebut membuktikan bahwa sebenarnya jalan pikiran anak berbeda dengan jalan
pikiran orang dewasa. Untuk itu, orang tua dan guru perlu memahami hakikat perkembangan
anak dan hakikat PAUD agar dapat memberikan pendidikan yang sesuai dengan jalan pikiran
anak (Slamet Suyanto, 2005:6)

Slamet Suyanto (2005:7) menarik kesimpulan sebagai berikut.


Modal belajar anak berbeda-beda sehingga cara anak belajar berbeda pula. Anak tipe auditif
misalnya, berbeda cara belajarnya dengan anak tipe visual dan kinestetik. Untuk itu, guru dan
orang tua perlu memahami karakteristik anak agar dapat memberi bantuan belajar yang
paling tepat.

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Bedasarkan pembahasan hasil penelitian diatas, penulis menarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:

1.  Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses
perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya.
Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulsi,
membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan
menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak.

2.  Landasan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini (PAUD) ada 3, yaitu:


(1) Landasan Yuridis, (2) Landasan Filosofis dan Religi, serta (3) Landasan
Keilmuan dan Empiris.

3. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bertujuan untuk mengembangkan seluruh


potensi anak agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh sesuai
falsafah suatu bangsa.

4. Pembelajaran anak usia dini hendaknya disusun menyenangkan, membuat


anak tertarik untuk ikut serta, dan tidak terpaksa, dan tidak terpakai. Guru
sebaik nya memasukkan unsur-unsur edukatif dalam kegiatan bermain
sehingga anak secara tidak sadar telah belajar berbagai hal. Anak usia dini
belajar dengan caranya sendiri. Modal belajar anak berbeda-beda sehingga
cara anak belajar berbeda pula.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia


Dini. Jakarta: PT. Indeks

Suyanto, Slamet. 2005. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini.


Yogyakarta: Hikayat Publising

Eliyyir Akbar M. Pd.I. 2020. Metode Belajar Anak Usia Dini. Jakarta:
kencana

11

Anda mungkin juga menyukai