PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
Disusun oleh:
Gregorius Ranggawuni R
Yogyakarta
2018
DAFTAR ISI
1-1
1.2 Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antara
lain:
a. Apa yang dimaksud dengan humanitas?
b. Apa yang dimaksud dengan pendidikan multikultural?
c. Hubungan humanitas dengan pendidikan multikultural?
d. Penerapan pendidikan multikultural terhadap humanitas?
1-2
BAB 2 PEMBAHASAN
Makhluk individu
Makhluk Sosial
Menurut C.H. Cooley bahwa individu dan masyarakat bukan dua realitas
yang terpisahkan, melainkan dua sisi dari realitas yang satu, ibarat dua sisi dari
sekeping mata uang (Cooley, 1985:107).
Jadi manusia sebagai warga masyarakat adalah sekaligus sebagai individu,
perorangan.
2-1
2.2 Definisi Pendidikan Multikultural
2-2
2.3 Hubungan Humanitas Dengan Pendidikan Multikultural
2-3
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Menjaga persatuan bangsa berdasarkan semangat kemanusiaan, penegakan
Hak Asasi Manusia (HAM), menolak segala bentuk diskriminasi berdasarkan
suku, agama, ras, gender, umur, dan status social.
3. Persatuan Indonesia
Mengakui dan menghormati perbedaan budaya dengan mengupayakan
menguatnya perekat social hidup bersama.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan
Pembuatan komitmen dengan tidak ragu-ragu terhadap demokrasi. Demokrasi
sangat perlu ditegakkan dengan pasti, diperlukan pengembangan mekanisme
demokratis yang semakin nyata menyalurkan aneka aspirasi dan kepentingan
rakyat banyak.
5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pengentasan segala bentuk diskriminasi terhadap minoritas.
2-4
Pembentukan karakter dalam lingkungan paling kecil dalam masyarakat, yaitu
keluarga. Orang tua memiliki peran penting dalam pendidikan multikultural,
ilustrasi paling sederhana adalah jika orang tua tidak pernah mengajarkan
toleransi terhadap perbedaan budaya dan suku bangsa, maka anak-anak mereka
akan membawa perilaku yang mementingkan golongan tertentu saja. Merasa
paling benar atau superior diantara individu lainnya. Dimana hal tersebut sangat
berpotensi menimbulkan pertengkaran antar kelompok.
b. Memaksimalkan pengetahuan tenaga pendidik institusi formal maupun non
formal.
Tenaga pendidik juga memiliki peran yang sangat penting, dimana masyarakat
pada umumnya menganggap bahwa seorang pendidik memiliki pengetahuan
yang lebih. Diharapkan dengan peran serta tenaga pendidik, maka masyarakat
akan semakin memahami apa arti sesungguhnya dari humanitas, apa yang
menjadi tolok ukur sebuah perilaku yang humanis, apa yang terjadi dalam
sejarah saat seseorang tidak memiliki humanitas. Dan masih banyak hal lain
yang bisa dibagikan oleh seorang tenaga pendidik.
c. Memanfaatkan dan memaksimalkan diskusi kecil antar individu yang sering
terjadi di lingkungan pekerjaan, pendidikan, atau tempat lain yang menjadi
tempat berkumpulnya masyarakat.
Teman yang sering menghabiskan waktu bersama atau rekan dalam pekerjaan,
juga memiliki peran yang tidak kalah penting. Di saat orang tua atau keluarga
berdomisili dengan jarak yang sangat jauh, kemudian tidak ada lagi tenaga
pendidik yang mendampingi, maka pendapat dari teman atau rekan kerja akan
menjadi dominan. Mereka yang memiliki dasar pendidikan multikultural yang
baik akan selalu mengingatkan untuk bersikap humanis terhadap kondisi
multikultural yang ada. Justru ada kalanya pendidikan multikultural
memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan institusi
pendidikan formal maupun non formal. Hal itu bisa terjadi karena gaya bahasa
penyampaian yang cenderung lugas dan situasi diskusi yang penuh
kebersamaan.
2-5
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
3-1
DAFTAR PUSTAKA
KBBI, 2018. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] Available at:
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/humanitas [Diakses 12 Maret 2018].
Nur P., Ginanjar, 2014. Materi Kodrat Manusia. [Online] Available at:
http://ginanjarnurprasetyo.blogspot.co.id/2014/04/materi-kodrat-
manusia.html [Diakses 12 Maret 2018].
Santrock, John W., 2007, Psiqologi Pendidikan, alih bahasa Tri Wibowo B.S. Jakarta:
Kencana.