Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK 6

MATA KULIAH ANTROPOLOGI

Pendidikan Multikultural Dalam Membangun Bangsa

Guna memenuhi tugas yang disampaian oleh

Dosen: Mustaqim Pabbajah, S.Fil., MA., DR.

Disusun Oleh:

Fadhlan Akbar Mujialam (5191111184)

Karina Pinka Ningrat (5191111212)

Raudhia Husna Fajri (5191111177)

Imanuel S (5191111214)

Rifda

FAKULTAS BISNIS, PSIKOLOGI, DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha ESA yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Antropologi,
dengan judul: “PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM MEMBANGUN
BANGSA”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran masukan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan.

Yogyakarta, September 2019

Penyusun.
Kata Pengantar.....................................................................................................1
Daftar Isi .................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan ..............................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................3
1.2 Rumusan Masalah................................................................................3
1.3 Tujuan ..................................................................................................3
Bab II Pembahasan ..............................................................................................4
2.1 Pengertian..............................................................................................4
2.2 Multikulturalisme di Indonesia...........................................................5
2.3 Tujuan Pendidikan Multikultural.............................................................7
2.4 Prinsip-prinsip Pemdidikan Multikultural................................................9
Bab III Kesimpulan..............................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................10
3.2 Daftar Pustaka..........................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia pendidikan di Indonesia saat ini masih memiliki kendala dalam


proses pembentukan jati diri, dimana pendidikan merupakan salah satu unsur
pembentukan karakter dan perkembangan diri manusia. Dan juga pendidikan
salah satu bagian dari kegiatan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Seperti
Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, bahwa tujuan pendidikan
nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
mausia yang bertawa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.

Dalam membangun bangsa Indonesia ini pendidikan multikulturalisme


memiliki peranan penting dimana pendidikan diselenggarakan secara
demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dan menjunjung tinggi hak
asasi manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Mengapa pendidikan multikultural diterapkan dalam sistem pendidikan
modern di Indonesia?
2. Mengapa pendidikan multikultural rentan dengan konflik?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu guna memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah “Antropologi”. Selain itu tujuan
dari adanya penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan,
pengetahuan, dan bacaan mengenai topik permasalahan dan pembahasan
mengenai pendidikan multikultur yang telah dibahas kami di makalah ini
yaitu”Pendidikan Multikultural dalam Membangun Bangsa”. Di dalam
makalah ini akan dijelaskan mengenai Multikultural di Indonesia, Tujuan
Pendidikan Multikultural di Indonesia, Prinsip-prinsip Mutikultural.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Kesadaran masyarakat Indonesia akan pendidikan kulturalisme di
Indonesia memerlukan kesadaran tentang pentingnya pendidikan bagi anak
perlu ditingkatkan, mengingat pendidikan meruaan salah satu unsur yang
melekat tentang diri manusia sebagai hak yang harus diterima guna
pembentukan karakter anak. Apalagi pendidikan akan membawa
masyarakat menuju kepada kemajuan, baik kemajuan dalam politik, sosial,
budaya, dan ekonomi.
Secara etimologi multikulturalisme marak digunakan pada tahun
1950-an. Sedangkan kerangka konseptual tentang masyarakat
multikultralisme tidak terlalu baru di Indonesia, sebuah prinsip negara
“Bhinneka Tunggal Ika” yang mencerminkan bahwa meskipun Indonesia
adalah negara terdiri dari berbagai sukubangsa, etnis, agama, tetapi
terintegrasi dalam ikatan dan kesatuan.1
Multikultural merupakan sebuah kata atau istilah yang dipakai dalam
menggambarkan pandangan atau anggapan seseorang mengenai berbagai
kehidupan yang ada di bumi, atau kebijakan yang menekankan penerimaan
keragaman budaya, serta beragam budaya, nilai (multikultural) masyarakat,
sistem, budaya, adat istiadat, dan juga politik yang mereka anut.

“Multi” berarti banyak atau beranekaragam, dan “Kultural” berarti


Budaya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa masyarakat multikultural adalah
suatu masyarakat yang terdiri atas banyak struktur kebudayaan. Hal tersebut
disebabkan karena banyaknya suku bangsa yang memilik struktur budaya
sendiri yang berbeda dengan budaya suku bangsa yang lainnya.

1
Azyumardi Azra, “Identitas dan Krisis Budaya, Membangun Multikulturalisme Indonesia”.
Multikultural yang berhubungan dengan budaya, memiliki
kemungkinan untuk dibatasi oleh konsep nilai-syarat atau mempunyai
kepentingan tertentu. Masyarakat multikultural juga dapat didefiniskan
sebagai segolongan manusia yang memiliki tempat tinggal yang lengkap
dengan beragam jenis kebudayaan dan karakteristik atau ciri tersendiri
untuk membedakan masyarakat satu dengan masyarakat yang lain. Menurut
Lawrence Blum, “Multikulturalisme termasuk di dalamnya adalah
apresiasi, pemahaman, serta penilaian terhadap budaya seseorang, dan
penghormatan serta rasa keingintahuan mengenai budaya etnis dari orang
lain.”

Pendidikan sangat berkaitan dengan multikultural, Pendidikan


multikultural adalah sebuah sistem pendidikan yang baru ada sejak
berakhirnya perang dunia ll dengan lahirnya banyak negara dan
perkembangannya prinsip-prinsip demokrasi. Berikut ini pendapat dari
beberapa ahli tentang pengertian masyarakat multikultural:

1. J.S. Furnivall Menyatakan bahwa masyarakat multikultural adalah


suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup
sendiri- sendiri, tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam satu
kesatuan politik.
2. J.Nasikun menyatakan bahwa suatu masyarakat multikultural
bersifat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara struktural
memiliki subkebudayaan bersifat deverse yang di tandai oleh kurang
berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh seluruh anggota
masyarakat dan juga sistem nilai dari kesatuan sosial, serta sering
munculnya konflik sosial.
3. Clifford Geertz menyatakan bawah masyarakat multikultural
merupakan masyarakat yang terbagi ke dalam subsistem yang lebih
kurang berdiri dan masing-masing subsistem terikat oleh ikatan
primordial.
2.2 Multikulturalisme di Indonesia

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat


keanekaragaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai
keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah mayarakat multikultural.
Bila kita mengenal masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah
cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka mampu
mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu
kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Linton), maka konsep
masyarakat tersebut jika digabungkan dengan multikurtural memiliki
makna yang sangat luas dan diperlukan pemahaman yang mendalam untuk
dapat mengerti apa sebenarnya masyarakat multikultural itu.

Multikultural dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan


terhadap suatu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Sehingga
masyarakat multikultural dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang
tinggal dan hidup menetap di suatu tempat yang memiliki kebudayaan dan
ciri khas tersendiri yang mampu membedakan antara satu masyarakat
dengan masyarakat yang lain. Setiap masyarakat akan menghasilkan
kebudayaannya masing-masing yang akan menjadi ciri khas bagi
masyarakat tersebut.

Dari sinilah muncul istilah multikulturalisme. Banyak definisi mengenai


multikulturalisme, diantaranya multikulturalisme pada dasarnya adalah
pandangan dunia -yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai
kebijakan kebudayaan- yang menekankan tentang penerimaan terhadap
realitas keragaman, pluralitas, dan multikultural yang terdapat dalam
kehidupan masyarakat. Multikulturalisme dapat juga dipahamni sebagai
pandangan dunia yang kemudian diwujudkan dalam “politics of
recognition” (Azyumardi Azra, 2007). Lawrence Blum mengungkapkan
bahwa multikulturalisme mencakup suatu pemahaman, penghargaan dan
penilaian atas budaya seseorang, serta penghormatan dan keingintahuan
tentang budaya etnis orang lain. Berbagai pengertian mengenai
multikulturalisme tersebut dapat ddisimpulkan bahwa inti dari
multikulturalisme adalah mengenai penerimaan dan penghargaan terhadap
suatu kebudayaan, baik kebudayaan sendiri maupun kebudayaan orang lain.
Setiap orang ditekankan untuk saling menghargai dan menghormati setiap
kebudayaan yang ada di masyarakat. Apapun bentuk suatu kebudayaan
harus dapat diterima oleh setiap orang tanpa membeda-bedakan antara satu
kebudayaan dengan kebudayaan yang lain.

Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia


merupakan akibat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu
beragam dan luas. Menurut kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak
pulau dimana stiap pulau tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang
membentuk suatu masyarakat. Dari masyarakat tersebut terbentuklah
sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu sendiri. Tentu saja hal ini
berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka
ragam.

Dalam konsep multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi


pembentukan masyarakat yang berlandaskan bhineka tunggal ika serta
mewujudkan suatu kebudayaan nasional yang menjadi pemersatu bagi
bangsa Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat berbagai
hambatan yang menghalangi terbentuknya multikulturalisme di masyarakat.

2.3 Tujuan Pendidikan Multikultural

Tujuan utama dari pendidikan multikultural adalah untuk menanamkan


sikap simpatik, respek, apresiasi, dan empati terhadap penganut agama dan
budaya yang berbeda. Imron Mashadi (2009) pendidikan multikultural
bertujuan mewujudkan sebuah bangsa yang kuat, maju, adil, makmur, dan
sejahtera tanpa perbedaan etnik, ras, agama, dan budaya. Dengan semangat
membangun kekuatan diseluruh sektor sehingga tercapai kemakmuran
bersama, memiliki harga diri yang tinggi dan dihargai bangsa lain. Sutarno
(2008:1-24) tujuan pendidikan multikultural mencakup 8 aspek,yaitu:

 Pengembangan leterasi etnis dan budaya. Memfasilitasi siswa


memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai budaya
semua kelompok etnis. (Hasbulah, 2009) (Tilaar, 2004) (Rahim,
2012) (Sutarno, 2007) (Ainul, 2005)
 Perkembangan pribadi. Memfasilitasi siswa bahwa semua budaya
setiap etnis sama nilai antar satu dengan yang lain. Sehingga
memiliki kepercayaan diri dalam berinteraksi dengan orang lain
(kelompok etnis) walaupun berbeda budaya masyarakatnya.
 Klarifikasi nilai dan sikap. Pendidikan mengangkat nilai-nilai inti
yang berasal dari prinsip martabat manusia, keadilan, persamaan,
dan, dan demokratis. Sehingga pendidikan multikultural membantu
siswa memahami bahwa berbagai konflik nilai tidak dapat dihindari
dalam masyarakat pluralistik.
 Untuk menciptakan pesamaan peluang pendidikan bagi semua siswa
yang berbeda-beda ras, etnis, kelas sosial, dan kelompok budaya.
 Untuk membantu siswa memperoleh pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang diperlukan dalam menjalankan peran-peran
seefektif mungkin pada masyarakat demokrasi-pluralistik serta
diperlukan untuk berinteraksi, negosiasi, dan komunikasi dengan
warga dari kelompok beragam agar tercipta sebuah tatanan
masyarakat bermoral yang berjalan untuk kebaikan bersama.
 Persamaan dan keunggulan pendidikan. Tujuan ini berkaitan dengan
peningkatan pemahaman guru terhadap bagaimana keragaman
budaya membentuk gaya belajar, perilaku mengajar, dan keputusan
penyelenggaraan pendidikan. Keragaman budaya berpengaruh pada
pola sikap dan perilaku setiap individu. Sehingga guru harus mampu
memahami siswa sebagai individu yg memiliki ciri unik dan
memperhitungkan lingkungan fisik dan sosial yang dapat
mempengaruhi proses pembelajaran.
 Memperkuat pribadi untuk reformasi sosial. Pendidikan
multikultural memfasilitasi peserta didik memiliki dsan
mengembangkan sikap, nilai, kebiasaan, dan keterampilan sehingga
mampu menjadi agen perubahan sosial yang memiliki komitmen
tinggi dalam reformasi masyarakat untuk memberantas perbedaan
(disparaties) etnis dan rasial.
 Memiliki wawasan kebangsaan atau kenegaraan yang kokoh.

2.4 Problem Kelompok Minoritas di Indonesia

Mengenai kelompok minoritas sampai saat ini belum dapat diterima secara
universal. Kelompok minoritas adalah kelompok individu yang tidak dominan
dengan ciri khas bangsa, suku bangsa, atau bahasa tertentu. Minoritas sebagai
kelompok yang dilihat dari jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan jumlah
penduduk lainnya dari negara bersangkutan dalam posisi yang tidak dominan.

Kelompok minoritas bisa juga diartikan orang-orang yang karena asal usul
keturunannya atau ciri fisik tubuhnya dipisahkan dari orang lainnya dan
diperlakukan secara tidak adil dalam masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut,
permasalahan yang dihadapi di berbagai daerah Indonesia adalah masih banyak
diskriminasi terhadap kelompok minoritas baik etnis maupun agama, maupun strata
sosial, padahal mereka sebagai masyarakat atau suku bangsa harus diberlakukan
sama dengan kelompok mayoritas lainnya.

Keberadaan kelompok minoritas selalu dalam kaitan dan pertentangannya


dengan kelompok dominan, yaitu mereka yang menikmati status sosial tinggi dan
sejumlah keistimewaan yang banyak. Mereka ini mengembangkan seperangkat
prasangka terhadap golongan minoritas yang ada dalam masyarakatnya. Prasangka
ini berkembang berdasarkan adanya (a) perasaan superioritas dari kelompok yang
dominan, (b) sebuah perasaan yang secara intrinsik ada dalam keyakinan mereka
bahwa golongan minoritas yang rendah derajatnya itu adalah berbeda dari mereka
dan tergolong sebagai orang asing, dan (c) adanya klaim pada golongan dominan
bahwa sebagai akses sumber daya yang ada merupakan hak mereka, dan disertai
adanya ketakutan bahwa mereka yang tergolong minoritas dan rendah derajatnya
itu akan mengambil sumber daya tersebut.2

Pada minoritas berbasis suku bangsa (etnis), kelompok agama, dan


kelompok gender seperti kaum perempuan dan kaum homo seksual (baik gay
maupun lesbian). Hal ini terjadi sejak zaman kolonial Belanda, lalu dilanjutkan oleh
rezim Orde Lama, dan mencapai puncaknya pada masa Orde Baru, bahkan hingga
era reformasi.3

2
Hikmat Budiman (ed), Hak Minoritas: Dilema Multikulturalisme di Indonesia (Jakarta: Yayasan
Interseksi, 2007), h. 13
3
James Danandjaya, “Diskriminasi Terhadap Minoritas Masih Merupakan Masalah Aktual di
Indonesia Sehingga Perlu Ditanggulangi Segera”.
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Sistem pendidikan multikultural sangat berdampak pada proses


kemajuan setiap negara, terutama di Indonesia sebagai negara
berkembang dan sangat sesuai dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Jika sistem pendidikan multikultural dapat dilaksanakan dengan baik
akan membuat angka usia produktif meningkat pesat namun
tantanganya adalah membentuk karakter yang memiliki toleransi dan
anti diskriminasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ainul, M. Y. (2005). Pendidikan Multikultural; Cross-Cultural Under Standing


untukDemokrasi dan Keadilan. Yogyakarta: Pilar Media.

Hasbulah. (2009). Dasar-Dasar Imu Pendidikan. Jakarta: Rajawali.

Rahim, R. (2012). Signifikasi Pendidikan Multikulturalisme Terhadap Kelompok


Minoritas. Analisis, Volume XII .

Sutarno. (2007). Pendidikan Multikultural. Jakarta: Direktora Jenderal Pendidikan


Nasional.

Tilaar, H. (2004). Multikulturalisme; Tantangan Global Masa Depan Dalam Transformasi


Pendidikan Nasional. Jakarta: Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai