Anda di halaman 1dari 11

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

FILSAFAT PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH:

CHAIRUL ANWAR 1193311067

CINDY TIARA 1193311042

NAHDIYAH JUHRO NASUTION 1193311040

PUTRI NALAPRAYA 1193311066

H – PGSD

DOSEN : Dra. SARIANA MARBUN, M.Pd.

MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU


PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………….………………………………….…. i

KATA PENGANTAR………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………... 1

A. Latar Belakang…………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………..... 2
C. Tujuan……………………………………………………………... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Multikultural……………………………... 6


B. Prinsip Dan Dimensi Pendidikan Multikultural…..………………. 8
C. Fungsi Pendidikan Multikultural…………………………………...9
D. Tujuan Pendidikan Multikultural………………………………… 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………..……………………………………..11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………….…………….....12

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa terselesaikan pada
waktunya

Penulis makalah ini menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna dan terdapat kekeliruan
didalamnya. Oleh karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca tentang makalah
ini agar kedepannya penulis dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah pengetahuan kita semua tentang pendidikan
multikultural.

Penulis memohon maaf jika ada penulisan kata ataupun penjelasan yang kurang sesuai
dengan apa yang pembaca inginkan.

Demikianlah kata pengantar ini penulis tuliskan,semoga isi makalah ini bermanfaat dan
dapat diterima oleh pembaca.

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu bidang yang sangat menentukan dalam kemajuan suatu Negara.
Indonesia adalah Negara kesatuan yang terdiri dari berbagai macam suku, adat,agama,dan
bahasa. Perbedaan ini dapat disatukan agar tidak terjadi diskriminasi yang menyudutkan pada
salah satu golongan sehingga pembangunan Indonesia terlambat. .Kesatuan ini akan menjadi
bentuk Negara secara plural melalui pendidikan. Pada prinsipnya, pendidikan multikultural
adalah pendidikan yang menghargai perbedaan. Pendidikan multikultural senantiasa
menciptakan struktur dan proses dimana setiap kebudayaan bisa melakukan ekspresi. Tentu saja
untuk mendesain pendidikan multikultural secara praksis itu tidaklah mudah. Tetapi, paling tidak
kita mencoba melakukan ijtihad untuk mendesain sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan
multikulturalisme.
Setidaknya ada dua hal yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan pendidikan
multikulturalisme yang mampu memberikan ruang kebebasan bagi semua kebudayaan untuk
berekspresi.
Yang pertama adalah dialog. Pendidikan multikultural tidak mungkin berlangsung tanpa dialog.
Dalam pendidikan multikultural, setiap peradaban dan kebudayaan yang ada berada dalam posisi
yang sejajar dan sama. Tidak ada kebudayaan yang lebih tinggi atau dianggap lebih tinggi
(superior) dari kebudayaan yang lain. Dialog meniscayakan adanya persamaan dan kesamaan
diantara pihak-pihak yang terlibat. Aanggapan bahwa kebudayaan tertentu lebih tinggi dari
kebudayaan yang lain  akan melahirkan fasisme, nativisme,dan chauvinisme. Dengan dialog,
diharapkan terjadi sumbang pemikiran yang pada gilirannya akan memperkaya
kebudayaan atau peradaban yang bersangkutan. Di samping sebagai pengkayaan dialog juga
sangat penting untuk mencari titik temu antar peradaban dan kebudayaan yang ada. Pendidikan
multikultural dapat dirumuskan sebagai wujud kesadaran tentang keanekaragaman kultural, hak-
hak asasi manusia serta pengurangan atau penghapusan  berbagai jenis prasangka atau prejudise 
untuk membangun suatu kehidupan masyarakat yang adil dan maju.
B. Rumusan Masalah
A. Apakah pengertian pengertian Pendidikan Multikultural?
B. Apa-apa sajakah Prinsip dan Dimensi Pendidikan Multikultural?
C. Apakah fungsi Pendidikan Multikultural?
D. Apakah tujuan Pendidikan Multikultural?

C. Tujuan
Tujuan penulis menulis makalah ini adalah agar pembaca memahami tentang apa itu
pngertian dari Pendidikan Multikultural, apa-apa saja yang menjadi Prinsip dan Dimensi
Pendidikan Multikultural, dan apa sih funsi dan tujuan dari Pendidikan Multikultural itu sendiri.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultural secara etimologis berasal dari dua term yakni pendidikan dan
multikulturtal. Pendidikan dapat diartikan sebagai proses pengembangan sikap dan tata laku
seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran, pelatihan, proses, perbuatan, dan cara-cara yang mendidik.
Sedangkan istilah multikultural sebenarnya merupakan kata dasar yang mendapat awalan.
Kata dasar itu adalah kultur yang berarti kebudayaan, kesopanan, atau pemeliharaan,sedang
awalannya adalah multi yang berarti banyak, ragam, aneka. Dengan demikian multikultural
berarti keragaman budaya, aneka, kesopanan, atau banyak pemeliharaan. Namun dalam
tulisan ini lebih diartikan sebagai keragaman budaya sebagai aplikasi dari keragaman
latarbelakang seseorang.
Pendidikan multikultural adalah sebuah tawaran model pendidikan yang mengusung
ideologi yang memahami, menghormati, dan menghargai harkat dan martabat manusia di
manapun dia berada dan dari manapun datangnya (secara ekonomi, sosial, budaya, etnis,
bahasa, keyakinan, atau agama, dan negara).
Untuk lebih memahami tentang pengertian Pendidikan Multikultural, berikut adalah
uraian beberapa pengertian pendidikan multikultural menurut para ahli,diantaranya:

1. Herman Soetomo

Herman Soetomo mengungkapkan bahwa pendidikan multikultural merupakan suatu bentuk


inovasi pendidikan yang diwujudkan dengan gerakan pembaharuan dalam rangka menanamkan
betapa pentingnya kehidupan bersama dalam keberagaman dan perbedaan dengan semangat
kesetaraan, saling memahami, saling percaya, menghargai persamaan dan perbedaan juga
beragam keunikan suku, etnis dan agama. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan suatu relasi
dan interdependensi dalam kondisi yang saling menghargai dan menerima perbedaan pendapat
dengan pikiran yang positif dan terbuka guna menemukan jalan terbaik untuk menyelesaikan
konflik dan menciptakan perdamaian melalui rasa cinta kasih yang tulus antar sesame.

2. Hujair A. H. Sanaky

Menurut Hujair A.H. Sanaky pengertian pendidikan multikultural merujuk pada proses
pembaharuan sistem pendidikan berbasis keberagaman yang bersifat strategis, problematik,
aspiratif dan senantiasa menyentuh aspek aplikasi sehingga dapat merespon setiap kebutuhan
masyarakatnya.
3. Musa Asy’arie

Menurut Musa Asy’arie pendidikan multikultural merupakan suatu proses pemberian


pelatihan tentang cara hidup untuk saling menghormati dengan tulus dan meningkatkan sikap
toleransi terhadap keberagaman budaya Indonesia yang sangat plural.

4. Ainurrofiq Dawam

Ainurrofiq Dawam mengungkapkan bahwa pendidikan multikultural adalah suatu proses yang
berkesinambungan dalam upaya mengembangkan potensi dan ketrampilan yang dimiliki
manusia dengan cara menghargai heterogenitas dan pluralitas sebagai sebuah konsekuensi akan
adanya keberagaman suku, etnis, budaya maupun aliran (agama).

5. H.A.R Tilaar

Menurut H.A.R Tilaar, pengertian pendidikan multikultural merujuk pada suatu wacana lintas
batas yang bertujuan mengupas berbagai persoalan tentang hak asasi manusia, keadilan sosial,
musyawarah, agama, moral, edukasi dan isu-isu politik.

6. Zubaedi

Zubaedi menjelaskan bahwa pendidikan multikultural ialah suatu proses pembaharuan yang
berupaya merubah komponen pendidikan termasuk di dalamnya terdapat struktur, materi
pengajaran, aturan prosedur, kurikulum, nilai dasar pendidikan dan kebijakan pemerintah untuk
merefleksikan munculnya pluralisme budaya sebagai suatu realitas masyarakat Indonesia.

B. Prinsip Dan Dimensi Pendidikan Multikultural


Terdapat tiga prinsip pendidikan multikultural yang dikemukakan oleh Tilaar (2004).
Pertama, pendidikan multikultural didasarkan pada paedagogik kesetaraan manusia (equity
pedagogy). Kedua, pendidikan multikultural ditujukan kepada terwujudnya manusia Indonesia
yang cerdas dan mengembangkan pribadi-pribadi Indonesia yang menguasai ilmu pengetahuan
dengan sebaik-baiknya. Ketiga, prinsip globalisasi tidak perlu ditakuti apabila bangsa ini
mengetahui arah serta nilai-nilai baik dan buruk yang dibawanya. Prinsip yang disampaikan oleh
Tilaar sudah dapat mengambarkan bahwa arah dari pendidikan multicultural yaitu untuk
menciptakan manusia yang terbuka terhadap perkembagan zaman dan keragaman beberapa
aspek dalam kehidupan yang modern ini.

Mengenai dimensi pendidikan multikultural, James A.Banks menjelaskan bahwa pendidikan


multikultural memiliki lima dimensi. Pertama, Content Integration, mengintegrasikan berbagai
budaya dan kelompok untuk mengilustrasikan konsep mendasar, generalisasi dan teori pada mata
pelajaran/disipin ilmu. Kedua, The Knowledge Construction Process, membawa siswa untuk
memahami implikasi budaya ke dalam sebuah mata pelajaran (disiplin). Ketiga, An Equity
Paedagogy, menyesuaikan metode pengajaran dengan cara belajar siswa dalam rangka
memfasilitasi prestasi akademik siswa yang beragam baik segi ras, budaya ataupun sosial.
Keempat,Prejudice reduction, mengidentifikasi karakteristik ras siswa dan menentukan metode
pengajaran mereka. Kelima, melatih kelompok untuk berpartisipasi dalam keanggotaan olahraga,
berinteraksi dengan seluruh staff dan siswa yang berbeda etnis, ras dalam upaya menciptakan
budaya akademik.

Menurut H.A.R Tilaar pendidikan multikultural di Indonesia memiliki enam dimensi.


Pertama, “right to culture” dan identitas budaya lokal, sebagai manifestasi jawaban globalisasi.
Kedua, kebudayaan Indonesia yang menjadi, yakni mewujudkan sistem nilai keindonesiaan di
tengah sistem keberagaman. Ketiga, Konsep pendidikan multikultural normatif, bukan sekedar
deskriptif. Keempat, Pendidikan multikultural merupakan suatu rekonstruksi sosial, yakni
sebagai alat untuk melihat kembali kehidupan sosial yang ada dewasa ini. Kelima, Pendidikan
multikultural di Indonesia memerlukan pedagogik baru, yang tidak hanya terbatas dalam
pendidikan sekolah. Keenam, pendidikan multikultural bertujuan untuk mewujudkan visi Indo-
nesia di masa depan serta etika berbangsa.

Jadi dengan memahami dimensi pendidikan multicultural,dalam melakukan kegiatan


pendidikan akan memposisikan peserta didik sebagai subyek sekaligus obyek pendidikan, yang
sesuai dengan ciri peserta didik yaitu berdaya menggunakan kemampuannya dan kemauannya,
memiliki keinginan untuk berkebang, memiliki latar belakang sosio-kultur yang berbeda,dan
memiliki potensi secara individu.

C. Fungsi Pendidikan Multikultural


Menurut The National Council for Social Studies (Gorski, 2001) fungsi Pendidikan
Multikultural adalah sebagai berikut
a.    memberi konsep diri yang jelas
b.    membantu memahami pengalaman kelompok etnis dan budaya ditinjau dari sejarahnya
c.    membantu memahami bahwa konflik antara ideal dan realitas itu memang ada pada
setiap masyarakat
d.    membantu mengembangkan pembuatan keputusan (decision making), partisipasi sosial,
dan keterampilan kewarganegaraan (citizenship skills).
D. Tujuan Pendidikan Multikultural

Tujuan pendidikan multikultural ada dua,yakni tujuan awal dan tujuan akhir.

1. Tujuan Awal
Tujuan awal merupakan tujuan sementara karena tujuan ini hanya berfungsi sebagai
perantara agar tujuan akhirnya tercapai dengan baik. Pada dasarnya tujuan awal pendidikan
multikultural yaitu membangun wacana pendidikan,pengambil kebijakan dalam dunia
pendidikan dan mahasiswa jurusan ilmu pendidikan ataupun mahasiswa umum. Harapannya
adalah apabila mereka mempunyai wacana pendidikan multikultural yang baik maka kelak
mereka tidak hanya mampu untuk menjadi transformator pendidikan multikultural yang
mampu menanamkan nilai-nilai pluralisme, humanisme dan demokrasi secara langsung di
sekolah kepada para peserta didiknya.

2. Tujuan Akhir
Tujuan akhir pendidikan multikultural adalah peserta didik tidak hanya mampu
memahami dan menguasai materi pelajaran yang dipelajarinya akan tetapi diharapkan juga
bahwa para peserta didik akan mempunyai karakter yang kuat untuk selalu bersikap
demokratis, pluralis dan humanis. Karena tiga hal tersebut adalah ruh pendidikan
multicultural.
Sedangkan Menurut Clive Black tujuan pendidikan multikultural adalah:
a. Pengajaran siswa dengan etnik tertentu tentang kebudayaan yang mereka miliki,
termasuk di dalamnya pengajaran bahasa pusaka, dan
b. Pengajaran kepada semua siswa tentang keanekaragaman budaya tradisional, baik dalam
dan luar negeri. Ketika pembelajaran dapat disampaikan dalam berbagai cara, sesuatu
yang tidak biasanya terlewat adalah susunan secara sistematis dari isu utama tentang
budaya dan etnisitas bangsa
c. Mempromosikan penerimaan menunjukkan perbedaan atau keanekaragaman etnik dalam
masyarakat.
d. Bahwa manusia dengan perbedaan agama, ras, suku kebangsaan memiliki kebebasan
yang sama.
e. Menunjukkan penerimaan secara penuh dan ditanda dengan perlakukan yang sama yakni
keseimbangan antara budaya sub ethnic dengan perbedaan agama, ras, suku kebangsaan,
dll dalam satu Negara dan di bagian Negara yang lain di dunia. Membantu siswa untuk
menyesuaikan bentuk budaya, untuk dirinya sendiri dan untuk masyarakat).

Berdasar tujuan pendidikan multikultural tersebut, pendidikan multikultural berupaya


mengajak warga pendidikan untuk menerima perbedaan yang ada (plurality), kebangsaan,
ras, suku, bahsa, tradisi, penghormatan agama, menghendaki terbangunnya tatanan
kehidupan yang seimbang, harmoni, fungsional dan sistematik dan tidak menghendaki
terjadinya proses diskriminasi, kemanusiaan (humanity), dan nilai-nilai demokrasi
(democration values) yang diperlukan dalam beragam aktivitas sosial.
pada sesama manusia sebagai hal-hal yang alamiah (natural sunnatullah). Selain itu,
pedidikan multikultural menanamkan kesadaran kepada mahasiswa akan kesetaraan
(equality), keadilan (justice), kemajemukan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan multicultural di harapkan dapat menjadi pola Perubahan sosial mendorong
munculnya semangat-semangat baru untuk memahami dan mengerti keadaan sekitar serta dapat
mengahargai sebuah perbedaan  , sehinnga terjadilah revolusi ke masa yang akan mendatang dan
kemunculan semangat asketisme intelektual. Kemudian, asketisme intelektual menimbulkan etos
intelektual, dan inilah yang mendorong masyarakat untuk terus berkarya dan terus menciptakan
hal-hal baru guna meningkatkan kemakmuran hidupnya, sehingga masyarakat tersebut menjadi
masyarakat yang modern dan dapat mengurangi konflik yang sering terjadi,sebuah pendidikan
yang bersifat anti rasis; yang memperhatikan ketrampilan-ketrampilan dan pengetahuan dasar
bagi warga dunia; yang penting bagi semua murid; yang menembus seluruh aspek sistem
pendidikan; mengembangkan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang memungkinkan murid
bekerja bagi keadilan sosial; yang merupakan proses dimana pengajar dan murid bersama-sama
mempelajari pentingnya variabel budaya bagi keberhasilan akademik; dan menerapkan ilmu
pendidikan yang kritis yang memberi perhatian pada bangun pengetahuan sosial dan membantu
murid untuk mengembangkan ketrampilan dalam membuat keputusan dan tindakan sosial.
DAFTAR PUSTAKA

(http://pendidikan.abi-blog.com/2017/10/03/pendidikan-multikultural-dan-contohnya/

https://www.kompasiana.com/minten_ayu_larassati/550d6e54813311e078b1e8cd/prinsip-
dan-dimensi-pendidikan-multikultural
http://pujirokhayanti999.blogspot.com/2014/02/makalah-multikultural-bab-hakikat_6.html

https://www.kompasiana.com/minten_ayu_larassati/550d6b2b813311c42ab1e43a/tujuan
pendidikan-multikultural

Anda mungkin juga menyukai