Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM TINJAUAN DIDAKTIK DAN


METODIK

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas kelompok

Mata Kuliah: Pendidikan Multikultural

Dosen Pengampu: Dr.H.Iwan M.Ag

Disusun Oleh:

1. VANI UTAMI 1708101095


2. HANI FITRIANI 1708101096
3. DENI RAMADON 1708101168

KEMENTRIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2020M/1442H
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT


karena berkat rahmat, kehendak, kekuatan, pertolongan dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan laporan akhir individu Pengenalan Lapangan Persekolahan
(PLP) ini. Selawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda
Rasulullah SAW, keluarga dan para sahabat yang telah memberikan penerangan
bagi umat Islam.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan akhir ini tidak


terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, iringan do’a dan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:

1. Dr. H. Sumanta, M. Ag., Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon.


2. Dr. H. Farihin, M. Pd., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Dr.H.Iwan, M.Ag selaku dosen pengampu mata kuliah pendidikan multikultural
4. Ayahanda, ibunda, beserta anggota keluarga lainnya dan seluruh teman-
teman mahasiswa praktikan yang telah memberikan dukungan baik moril
maupun materil.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.


Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
dari pembaca sehingga dapat menyempurnakan penulisan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak yang membutuhkan. Aamiin.

Cirebon, 18 November 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................1

DAFTAR ISI...........................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................4

BAB II PENUTUP................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................11

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah salah satu bidang yang sangat menentukan
dalam kemajuan suatu negara. Indonesia adalah negara kesatuan yang
terdiri dari berbagai macam suku, adat, agama, bahasa dan lain-lain.
Kesatuan ini yang akan menjadikan bentuk negara ini secara plural.
Melalui pendidikan, perbedaan ini dapat disatukan agar tidak terjadi
diskriminasi yang menyudutkan pada satu golongan sehingga
pembangunan Indonesia terhambat. Sistem pendidikan Indonesia yang
setiap tahun berganti mengikuti jalur poliyi pemenang membuat ketidak
konsistenan suatu negara didalam memajukan dunia pendidikan.
Pada makalah ini akan dijelaskan mengenai tinjauan didaktik dan
metodik tentang tata cara menerapkan suatu pendidikan khususnya
pendidikan multikultural.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan pendidikan multikultural?
b. Bagaimana tinjauan pendidikan multikultural secara didaktik?
c. Bagaimana pula tinjauan pendidikan multikultural secara metodik?
C. TUJUAN PENULISAN
a. Untuk mengetahui pengertian pendidikan multikultural.
b. Untuk mengetahui pendidikan multikultural dalam tinjauan didaktik
dan metodik.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Multikultural


Pendidikan multikultural terdiri dari dua kata, yaitu pendidikan dan
multikultural. Pendidikan berarti suatu usaha sadar dan terencana yang
diberikan pada peserta didik agar dapat mengembangkan potensi yang
dimilikinya sehingga ia menjadi pribadi yang berguna bagi agama, bangsa
dan negaranya. Multikultural berarti keragaman budaya. Pendidikan
multikultural berarti proses pengembangan seluruh potensi manusia yang
menghargai pluralitas dan heterogenitasnya sebagai konsekuensi
keragaman budaya, etnis, suku dan aliran (agama). Pengertian seperti ini
mempunyai implikasi yang sangat luas dalam pendidikan, karena
pendidikan dipahami sebagai proses tanpa akhir atau proses sepanjang
hayat.1 Menurut Burnet dalam Ali Maksum, pendidikan multikultural
adalah pendidikan untuk people of colour.2 Sementara itu James Banks
memaknai pendidikan multikultural sebagai sebuah gagasan yang
menjelaskan bahwa semua peserta didik tanpa memandang dari kelompok
mana mereka masuk, seperti yang terkait dengan gender, suku bangsa, ras,
budaya, kelas sosial, agama tanpa pengecualian, seharusnyaa mengalami
kesetaraan pendidikan di sekolah.3 Pendidikan merupakan media yang
tepat bagi usaha pelestarian dan penanaman nilai-nilai atau pandangan
hidup. Demikian juga penanaman pandangan dan kesadaran terhadap
adanya perbedaan budaya pada masyarakat multikultural. Usaha

1
Maslikhah, Quo Vadis Pendidikan Multikultur, (Salatiga: STAIN Salatiga Press,
2007), 48.
2
Ali Maksum, Pluralisme dan Multikulturalisme; Paradigma Baru Pendidikan
Agama Islam di Indonesia (Malang: Aditya Media Publishing, 2011 Maslikhah,
Quo Vadis Pendidikan Multikultur, (Salatiga: STAIN Salatiga Press, 2007), 48.),
203
3
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan; Teori dan Praktik, terj. Marianto
Samosir (Jakarta: Indeks, 2011), 152.

4
menanamkan kesadaran multikultural lewat pendidikan inilah yang disebut
pendidikan multikultural. 4
Kamanto Sunarto memberikan penjelasan bahwa pendidikan
multikultural biasa diartikan sebagai pendidikan keragaman budaya dalam
masyarakat, bisa juga diartikan sebagai pendidikan yang menawarkan
ragam model untuk keragaman budaya dalam masyarkat, dan terkadang
juga dimaknai sebagai pendidikan untuk membina sikap peserta didik agar
menghargai keragaman budaya masyarakat”.5Sementara itu Gorski dalam
Ali Maksum mendefinisikan pendidikan multikultural sebagai sebuah
pendekatan yang progresif dalam mengubah pendidikan yang secara
holistik membahas adanya kekurangan-kekurangan, kegagalan, dan praktik
diskriminasi dalam pendidikan. Secara rinci Gorski dan Cover
mengartikan pendidikan multikultural sebagai berikut:6
a. Setiap peserta didik harus mempunyai kesempatan yang sama
dalam mengembangkan potensi dirinya.
b. Menyiapkan peserta didik untuk turut berpartisipasi aktif dalam
masyarakat interbudaya.
c. Guru menyiapkan peserta didik agar dapat belajar secara efektif
tanpa memandang latar belakang budayanya.
d. Sekolah hendaknya turut berpartisipasi aktif untuk mengakhiri
segala bentuk penindasan.
e. Pendidikan harus berpusat pada siswa (student oriented) dan
terbuka terhadap aspirasi dan pengalaman peserta didik.

Sejalan dengan pendapat Gorski, Calarry Sada mengutip tulisan Sleeter


dan Grant, menjelaskan bahwa pendidikan multikultural memiliki empat makna
(model), yakni, (1) pengajaran tentang keragaman budaya sebuah pendekatan
asimilasi kultural, (2) pengajaran tentang berbagai pendekatan dalam tata
4
Maksum, Pluralisme, 220.
5
Kamanto Sunarto, Multicultural Education in Schools, Challenges in its
Implementation, dalam Jurnal Multicultural Education in Indonesia and South
East Asia, edisi I, tahun 2004, 47.
6
Maksum, Pluralisme, 220

5
hubungan sosial, (3) pengajaran untuk memajukan pluralisme tanpa membedakan
strata sosial dalam masyarakat, dan (4) pengajaran tentang refleksi keragaman
untuk meningkatkan pluralisme dan kesamaan.7 Hal ini sejalan dengan pendapat
Gollnick yang mendefinisikan pendidikan multikultural sebagai berikut:
“Multicultural education is a concept that incorporates cultural differences and
profides equality in school”8Lebih lengkapnya, Ainur Rofiq Dawam memaknai
pendidikan multikultural sebagai proses pengembangan seluruh potensi manusia
yang menghargai pluralitas dan heterogenitasnya sebagai konsekuensi keragaman
budaya, etnis, suku, dan aliran (agama). Melalui pendidikan multikultural ini
diharapkan adanya penghormatan dan penghargaan setinggi-tingginya terhadap
harkat dan martabat manusia darimanapun dia berasal dan apapun budayanya.
Sehingga tercipta kedamaian yang sejati, keamanan tanpa adanya kecemasan dan
ketakutan, kesejahteraan tanpa manipulasi, dan kebahagiaan tanpa rekayasa
sosial.9 Begitu banyak definisi yang dikemukakan para ahli, pada hakikatnya
memiliki satu benang merah bahwa pendidikan multikultural adalah sebuah model
pendidikan yang memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta
didik. Apapun agamanya, apaun jenis warnakulitnya dan darimanapun ia berasal.
Semua itu tidak boleh menghambat pembelajaran sehingga cita-cita dan tujuan
pendidikan nasional dapat tercapai.

B.  Pendidikan Multikultural Dalam Tinjauan Didaktik Dan Metodik

1.  Pendidikan Multikultural Dalam Tinjauan Didaktik

Istilah Didaktik berasal dari bahasa Yunani yaitu:didastikas yang berarti


pandai mengajar atau didascein yang berarti mengajar. Dari kata didascein
diistilahkan didaktiketechne yang berarti teknik mengajar. Dengan demikian yang

7
Clarry Sada, Multicultural Education in Kalimantan Barat; an Overview, dalam
Jurnal Multicultural Education in Indonesia and South East Asia, edisi I, tahun
2004, 85.
8
Gollnick, Donna. M dan Philip C. Chinn, Multicultural Education in a
Pluralistic Society (New Jersey: Merrill Prentice Hall, 2002), 31.
9
Ngainun Naim dan Achmad Sauqi, Pendidikan Multikultural: Konsep dan
Aplikasi (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 50.

6
dimaksud dengan didaktik, yaitu ilmu yang membicarakan atau memberikan
prinsip tentang cara-cara menyampaikan bahan pelajaran, sehingga dikuasai dan
dimiliki oleh peserta didik. Dengan perkataan lain; ilmu tentang mengajar dan
belajar, tegasnya, suatu ilmu tentang pendidik mengajar dan peserta didik
belajar.10

Jadi dalam didaktik terkandung dua kegiatan yaitu: kegiatan “mengajar”


dan “belajar". Kegiatan mengajar dipihak pendidik sedangkan kegiatan belajar
dipihak peserta didik. Dengan kegiatan mengajar pendidik yang aktif, sedangkan
kegiatan belajar peserta didik yang aktif.

Didaktik pada umumnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu (1)


Didaktik Umum, dan (2) Didaktik Khusus.

- Didaktik umum memberikan prinsip-prinsip umum yang berhubungan


dengan penyajian bahan pelajaran yakni motivasi, peragaan-peragaan,
minat dan lain-lain agar anak menguasainya. Prinsip-prinsip itu
berlaku bagi semua mata pelajaran, apakah biologi, Pendidikan Agama
Islam, psikologi geograh dan sebagainya. Jadi Didaktrk Umum ialah
ilmu yang membicarakan tentang bagaimana proses pembelajaran pada
umumnya yang berlaku untuk tiap-tiap mata pelajaran dan bahan
pelajaran.Didaktik Umum ini sering juga disebut “Ilmu Pengajaran
Umum" atau “Ilmu Mengajar secara Umum".
- Didaktik Khusus membicarakan tentang cara mengajar bidang studi
tertentu di mana prinsip Didaktik Umum digunakan. Didaktik Khusus
perlu sebab setiap mata pelajaran mempunyai ciri-ciri khas yang
berlainan dengan mata pelajaran lainnya. Didaktik Khusus disebut juga
Metodik.11
2.  Pendidikan Multikultural Dalam Tinjauan Metodik

Metode atau metoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu metha dan hodos.
Metha berarti melalui atau melewati dan hodos berarti jalan atau cara. Metode
10
Dra. Roestiyah N.K, Didakti/Metodik, 2001. Jakarta :Bumi Aksara hal.8
11
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam.2014.Jakarta :Kalam Mulia hal.1

7
berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam bahasa Arab, metode disebut thariqah. Mengajar berarti menyajikan
atau menyampaikan pelajaran. Jadi, metode mengajar berarti suatu cara yang
harus dilalui untuk menyajikan bahan pengajaran agar tercapai tujuan
pengajaran.12

Metodik dapat pula dibagi kepada dua macam yaitu: (1) metodik umum, dan
(2) metodik khusus.

- Metodik umum membicarakan cara mengajar pada setiap mata


pelajaran pada umumnya, seperti: cara mengajar Agama, Bahasa,
Sejarah, Ilmu Pengetahuan Alam dan sebagainya. Di dalam ilmu itu
dibicarakan juga berbagai metode mengajar yang dapat digunakan
pendidik dalam kegiatan pembelajaran.
- Metodik Khusus, membicarakan bagaimana menyajikan bahan
pelajaran tertentu kepada peserta didik tertentu. Misalnya; metodik
khusus mengajarkan Agama di SD, berbeda dengan di SLTP, berbeda
pula dengan SMA, dan berbeda lagi dengan di Perguruan Tinggi.13

Dari aspek metodik, strategi dan manajemen pembelajaran merupakan


aspek penting dalam pendidikan multikultural.Ricardo L. Garcia (1982: 146)
menyebutkan 3 (tiga) faktor dalam manajemen pembelajaran, yaitu: (a)
lingkungan fisik (physical environment), (b) lingkungan sosial (human
environment), dan (c) gaya pengajaran guru (teaching style). Dalam
pembelajaran siswa memerlukan lingkungan fisik dan sosial yang aman dan
nyaman. Untuk menciptakan lingkungan fisik yang aman dan nyaman, guru
dapat mempertimbangkan aspek pencahayaan, warna, pengaturan meja dan
kursi, tanaman, dan musik. Guru yang memiliki pemahaman terhadap latar
belakang budaya siswanya, akan menciptakan lingkungan fisik yang kondusif
untuk belajar. Sementara itu, lingkungan sosial yang aman dan nyaman dapat

12
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2011). H.180
13
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta : Kalam Mulia, 2014 ), h. 2

8
diciptakan oleh guru melalui bahasa yang dipilih, hubungan simpatik antar
siswa, dan perlakuan adil terhadap siswa yang beragam budayanya.

Selain lingkungan fisik dan sosial, siswa juga memerlukan gaya pengajaran
guru yang menggembirakan. Gaya kepemimpinan guru yang demokratis
memberikan peluang kepada siswa untuk menentukan materi yang perlu
dipelajari siswa. Melalui pendekatan demokratis ini, para guru dapat
menggunakan beragam strategi pembelajaran, seperti dialog, simulasi,
bermain peran, observasi, dan penanganan kasus.14

14
https://maulanusantara.wordpress.com/2008/04/30/pendidikan-multikultural-dalam-tinjauan-
pedagogik/

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pendidikan multikultural berarti proses pengembangan seluruh
potensi manusia yang menghargai pluralitas dan heterogenitasnya sebagai
konsekuensi keragaman budaya, etnis, suku dan aliran (agama).
Adapun didaktik, yaitu ilmu yang membicarakan atau memberikan
prinsip tentang cara-cara menyampaikan bahan pelajaran, sehingga
dikuasai dan dimiliki oleh peserta didik. Dengan perkataan lain; ilmu
tentang mengajar dan belajar, tegasnya, suatu ilmu tentang pendidik
mengajar dan peserta didik belajar. Pendidikan multikultural dalam
tinjauan didaktik terbagi menjadi didaktik umum dan didaktik khusus.
Metodik berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan
bahan pengajaran agar tercapai tujuan pengajaran. Pendidikan
multikultural dalam tinjauan ini juga terbagi menjadi 2 yaitu metodik
umum dan metodiuk khusus.

10
]

Ali Maksum, Pluralisme dan Multikulturalisme; Paradigma Baru Pendidikan


Agama Islam di Indonesia (Malang: Aditya Media Publishing, 2011
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2011).
Clarry Sada, Multicultural Education in Kalimantan Barat; an Overview, dalam
Jurnal Multicultural Education in Indonesia and South East Asia, edisi I,
tahun 2004,

Dra. Roestiyah N.K, Didakti/Metodik, 2001. Jakarta :Bumi Aksara

Gollnick, Donna. M dan Philip C. Chinn, Multicultural Education in a Pluralistic


Society (New Jersey: Merrill Prentice Hall, 2002),

https://maulanusantara.wordpress.com/2008/04/30/pendidikan-multikultural-
dalam-tinjauan-pedagogik/

Kamanto Sunarto, Multicultural Education in Schools, Challenges in its


Implementation, dalam Jurnal Multicultural Education in Indonesia and South
East Asia, edisi I, tahun 2004

Maslikhah, Quo Vadis Pendidikan Multikultur, (Salatiga: STAIN Salatiga Press,


2007)

Ngainun Naim dan Achmad Sauqi, Pendidikan Multikultural: Konsep dan Aplikasi
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012),

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta : Kalam Mulia, 2014 )

Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan; Teori dan Praktik, terj. Marianto Samosir
(Jakarta: Indeks, 2011)

11

Anda mungkin juga menyukai