Disusun Oleh:
KEMENTRIAN AGAMA RI
2020M/1442H
KATA PENGANTAR
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak yang membutuhkan. Aamiin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................4
BAB II PENUTUP................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................11
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah salah satu bidang yang sangat menentukan
dalam kemajuan suatu negara. Indonesia adalah negara kesatuan yang
terdiri dari berbagai macam suku, adat, agama, bahasa dan lain-lain.
Kesatuan ini yang akan menjadikan bentuk negara ini secara plural.
Melalui pendidikan, perbedaan ini dapat disatukan agar tidak terjadi
diskriminasi yang menyudutkan pada satu golongan sehingga
pembangunan Indonesia terhambat. Sistem pendidikan Indonesia yang
setiap tahun berganti mengikuti jalur poliyi pemenang membuat ketidak
konsistenan suatu negara didalam memajukan dunia pendidikan.
Pada makalah ini akan dijelaskan mengenai tinjauan didaktik dan
metodik tentang tata cara menerapkan suatu pendidikan khususnya
pendidikan multikultural.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan pendidikan multikultural?
b. Bagaimana tinjauan pendidikan multikultural secara didaktik?
c. Bagaimana pula tinjauan pendidikan multikultural secara metodik?
C. TUJUAN PENULISAN
a. Untuk mengetahui pengertian pendidikan multikultural.
b. Untuk mengetahui pendidikan multikultural dalam tinjauan didaktik
dan metodik.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Maslikhah, Quo Vadis Pendidikan Multikultur, (Salatiga: STAIN Salatiga Press,
2007), 48.
2
Ali Maksum, Pluralisme dan Multikulturalisme; Paradigma Baru Pendidikan
Agama Islam di Indonesia (Malang: Aditya Media Publishing, 2011 Maslikhah,
Quo Vadis Pendidikan Multikultur, (Salatiga: STAIN Salatiga Press, 2007), 48.),
203
3
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan; Teori dan Praktik, terj. Marianto
Samosir (Jakarta: Indeks, 2011), 152.
4
menanamkan kesadaran multikultural lewat pendidikan inilah yang disebut
pendidikan multikultural. 4
Kamanto Sunarto memberikan penjelasan bahwa pendidikan
multikultural biasa diartikan sebagai pendidikan keragaman budaya dalam
masyarakat, bisa juga diartikan sebagai pendidikan yang menawarkan
ragam model untuk keragaman budaya dalam masyarkat, dan terkadang
juga dimaknai sebagai pendidikan untuk membina sikap peserta didik agar
menghargai keragaman budaya masyarakat”.5Sementara itu Gorski dalam
Ali Maksum mendefinisikan pendidikan multikultural sebagai sebuah
pendekatan yang progresif dalam mengubah pendidikan yang secara
holistik membahas adanya kekurangan-kekurangan, kegagalan, dan praktik
diskriminasi dalam pendidikan. Secara rinci Gorski dan Cover
mengartikan pendidikan multikultural sebagai berikut:6
a. Setiap peserta didik harus mempunyai kesempatan yang sama
dalam mengembangkan potensi dirinya.
b. Menyiapkan peserta didik untuk turut berpartisipasi aktif dalam
masyarakat interbudaya.
c. Guru menyiapkan peserta didik agar dapat belajar secara efektif
tanpa memandang latar belakang budayanya.
d. Sekolah hendaknya turut berpartisipasi aktif untuk mengakhiri
segala bentuk penindasan.
e. Pendidikan harus berpusat pada siswa (student oriented) dan
terbuka terhadap aspirasi dan pengalaman peserta didik.
5
hubungan sosial, (3) pengajaran untuk memajukan pluralisme tanpa membedakan
strata sosial dalam masyarakat, dan (4) pengajaran tentang refleksi keragaman
untuk meningkatkan pluralisme dan kesamaan.7 Hal ini sejalan dengan pendapat
Gollnick yang mendefinisikan pendidikan multikultural sebagai berikut:
“Multicultural education is a concept that incorporates cultural differences and
profides equality in school”8Lebih lengkapnya, Ainur Rofiq Dawam memaknai
pendidikan multikultural sebagai proses pengembangan seluruh potensi manusia
yang menghargai pluralitas dan heterogenitasnya sebagai konsekuensi keragaman
budaya, etnis, suku, dan aliran (agama). Melalui pendidikan multikultural ini
diharapkan adanya penghormatan dan penghargaan setinggi-tingginya terhadap
harkat dan martabat manusia darimanapun dia berasal dan apapun budayanya.
Sehingga tercipta kedamaian yang sejati, keamanan tanpa adanya kecemasan dan
ketakutan, kesejahteraan tanpa manipulasi, dan kebahagiaan tanpa rekayasa
sosial.9 Begitu banyak definisi yang dikemukakan para ahli, pada hakikatnya
memiliki satu benang merah bahwa pendidikan multikultural adalah sebuah model
pendidikan yang memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta
didik. Apapun agamanya, apaun jenis warnakulitnya dan darimanapun ia berasal.
Semua itu tidak boleh menghambat pembelajaran sehingga cita-cita dan tujuan
pendidikan nasional dapat tercapai.
7
Clarry Sada, Multicultural Education in Kalimantan Barat; an Overview, dalam
Jurnal Multicultural Education in Indonesia and South East Asia, edisi I, tahun
2004, 85.
8
Gollnick, Donna. M dan Philip C. Chinn, Multicultural Education in a
Pluralistic Society (New Jersey: Merrill Prentice Hall, 2002), 31.
9
Ngainun Naim dan Achmad Sauqi, Pendidikan Multikultural: Konsep dan
Aplikasi (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 50.
6
dimaksud dengan didaktik, yaitu ilmu yang membicarakan atau memberikan
prinsip tentang cara-cara menyampaikan bahan pelajaran, sehingga dikuasai dan
dimiliki oleh peserta didik. Dengan perkataan lain; ilmu tentang mengajar dan
belajar, tegasnya, suatu ilmu tentang pendidik mengajar dan peserta didik
belajar.10
Metode atau metoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu metha dan hodos.
Metha berarti melalui atau melewati dan hodos berarti jalan atau cara. Metode
10
Dra. Roestiyah N.K, Didakti/Metodik, 2001. Jakarta :Bumi Aksara hal.8
11
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam.2014.Jakarta :Kalam Mulia hal.1
7
berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam bahasa Arab, metode disebut thariqah. Mengajar berarti menyajikan
atau menyampaikan pelajaran. Jadi, metode mengajar berarti suatu cara yang
harus dilalui untuk menyajikan bahan pengajaran agar tercapai tujuan
pengajaran.12
Metodik dapat pula dibagi kepada dua macam yaitu: (1) metodik umum, dan
(2) metodik khusus.
12
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2011). H.180
13
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta : Kalam Mulia, 2014 ), h. 2
8
diciptakan oleh guru melalui bahasa yang dipilih, hubungan simpatik antar
siswa, dan perlakuan adil terhadap siswa yang beragam budayanya.
Selain lingkungan fisik dan sosial, siswa juga memerlukan gaya pengajaran
guru yang menggembirakan. Gaya kepemimpinan guru yang demokratis
memberikan peluang kepada siswa untuk menentukan materi yang perlu
dipelajari siswa. Melalui pendekatan demokratis ini, para guru dapat
menggunakan beragam strategi pembelajaran, seperti dialog, simulasi,
bermain peran, observasi, dan penanganan kasus.14
14
https://maulanusantara.wordpress.com/2008/04/30/pendidikan-multikultural-dalam-tinjauan-
pedagogik/
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan multikultural berarti proses pengembangan seluruh
potensi manusia yang menghargai pluralitas dan heterogenitasnya sebagai
konsekuensi keragaman budaya, etnis, suku dan aliran (agama).
Adapun didaktik, yaitu ilmu yang membicarakan atau memberikan
prinsip tentang cara-cara menyampaikan bahan pelajaran, sehingga
dikuasai dan dimiliki oleh peserta didik. Dengan perkataan lain; ilmu
tentang mengajar dan belajar, tegasnya, suatu ilmu tentang pendidik
mengajar dan peserta didik belajar. Pendidikan multikultural dalam
tinjauan didaktik terbagi menjadi didaktik umum dan didaktik khusus.
Metodik berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan
bahan pengajaran agar tercapai tujuan pengajaran. Pendidikan
multikultural dalam tinjauan ini juga terbagi menjadi 2 yaitu metodik
umum dan metodiuk khusus.
10
]
https://maulanusantara.wordpress.com/2008/04/30/pendidikan-multikultural-
dalam-tinjauan-pedagogik/
Ngainun Naim dan Achmad Sauqi, Pendidikan Multikultural: Konsep dan Aplikasi
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012),
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan; Teori dan Praktik, terj. Marianto Samosir
(Jakarta: Indeks, 2011)
11