Disusun oleh :
Nurul Yaqin (2110632030001)
Dwi Mutmainnah (2110632030011)
Hj. Manis Kiptiyah (2110632030018)
PASCASARAJANA
FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang selalu memberikan rahmat, ridho,
dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita bisa menyelesaikan makalah
sederhana ini. Shalawat serta salam tak lupa kita junjungkan kepada murobbi kita yaitu
Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju
zaman yang terang benderang, serta kepada para keluarga dan para sahabat Rasulullah
SAW.
Penyelesaian makalah ini dilakukan dengan kerjasama dua orang yang
tergabung dalam kelompok satu mata kuliah pasca sarjana Pendidikan Multikultural.
Setelah melewati proses yang cukup rumit, akhirnya kami bisa menyelesaikan makalah
ini.
Semoga makalah ini bisa menjadi acuan dan referensi bagi pembaca khususnya
yang berkecimpung dalam bidang pendidikan. Menjadi tambahan pengetahuan dan
pengalaman bagai para pembaca untuk lebih mengetahui tentang pendidikan
multikultural.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan, karena pengalaman yang kami
miliki sangat minim. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan.............................................................................................................1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sarana dalam mencapai tujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, dimana pendidikan tidak memandang suku,
ras, etnis, agama, social dan lain sebagainya. Pendidikan merupakan hak seluruh
lapisan masyarakat dari yang terendah hingga yang tertinggi tanpa pandang
bulu.
Keberagaman Indonesia yang terbentang luas dari sabang sampai
merauke yang terdiri dari beribu-ribu pulau dan daerah yang masing-masing
memiliki budaya yang berbeda- beda, latar belakang sosial, agama, ras etnis
yang menyebabkan lahirnya keberagaman gaya belajar peserta didik yang harus
dipahami oleh seorang pendidik agar tercapainya tujuan pendidikan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pendidikan, alangkah baiknya
kita terlebih dahulu mengenal Pendidikan Multikultural agar kita sebagai
pendidik tahu bagaimana kita bertindak dalam menghadapi peserta didik yang
memiliki kebiasaan dan gaya belajar yang berdeda. Pada makalah ini kami akan
memaparkan teori-teori Pendidikan Multikultural menurut para ahli serta
pendidikan Multikultural dari tinjauan Didaktik dan Metodik.
B. Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa yang akan dibahas dalam makalah ini
antaralain :
1. Bagaimana Teori-Teori Pendidikan Multikultural Menurut Para
Ahli?
2. Bagaimana Pendidikan Multikultural ditinjau dari segi didaktik dan
Metodik?
1
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah :
1. Memahami Teori-Teori Pendidikan Multikultural Menurut Para Ahli
2. Mengetahui Pendidikan Multikultural dari tinjauan didaktik dan
metodik
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Terdapat beberapa teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan pendidikan
multikultural. Beberapa tokoh perintis teori-teori multikultural (Liliweri, 2005: 71-
80), berikut ini gagasan-gagasan dari teori tersebut :
a. Jean Piaget Piaget menjelaskan bahwa setiap individu tidak hanya memiliki
kemampuan dan pengetahuan, namun harus memiliki rasa empati untuk
mencegah prasangka dan sikap yang tidak baik. Empati merupakan sikap
peduli kepada dirinya dan orang lain.
5
memenuhi syarat tertentu. Syarat tersebut meliputi sebuah struktur yang
didasarkan pada kesepakatan, hak konstitusional yang dapat diterima secara
kolektif, sebuah negara yang adil dan memiliki sebuah kebudayaan umum
yang terbentuk secara multikultur dan pendidikan multikultur, serta
pandangan identitas nasional yang plural dan inklusif. Diantara hal tersebut
tidak ada yang mampu memenuhi dirinya sendiri.
6
Berdasarkan teori-teori tentang pendidikan multikultural maupun penerapan
pendidikan multikultural oleh beberapa tokoh di atas dapat disederhanakan bahwa
pendidikan multikultural merupakan proses pengembangan pola pikir manusia
untuk lebih menghargai dan menghormati keberagaman yang ada melalui
pengajaran dan pelatihan agar tumbuh sikap saling toleransi serta menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia dari manapun datangnya dan berbudaya
apapun.
7
Agama di SD, berbeda dengan di SLTP, berbeda pula dengan SMA, dan berbeda
lagi dengan di Perguruan Tinggi.
Sedangkan istilah Didaktik berasal dari bahasa Yunani yaitu: didastikas yang
berarti pandai mengajar atau didascein yang berarti mengajar. Dari kata didascein
diistilahkan didaktike techne yang berarti teknik mengajar. Dengan demikian yang
dimaksud dengan didaktik, yaitu ilmu yang membicarakan atau memberikan prinsip
tentang cara-cara menyampaikan bahan pelajaran, sehingga dikuasai dan dimiliki
oleh peserta didik. Dengan perkataan lain; ilmu tentang mengajar dan belajar,
tegasnya, suatu ilmu tentang pendidik mengajar dan peserta didik belajar.
Jadi dalam didaktik terkandung dua kegiatan yaitu: kegiatan “mengajar” dan
“belajar". Kegiatan mengajar dipihak pendidik sedangkan kegiatan belajar dipihak
peserta didik. Dengan kegiatan mengajar pendidik yang aktif, sedangkan kegiatan
belajar peserta didik yang aktif.
Didaktik pada umumnya dibedakan menjadi dua macam, 'yaitu Didaktik
Umum, dan Didaktik Khusus. Didaktik umum memberikan prinsip-prinsip umum
yang berhubungan dengan penyajian bahan pelajaran yakni motivasi, peragaan-
peragaan, minat dan lain-lain agar anak menguasainya. Prinsip-prinsip itu berlaku
bagi semua mata pelajaran, apakah biologi, Pendidikan Agama Islam, psikologi
geografi dan sebagainya. Jadi Didaktik Umum ialah ilmu yang membicarakan
tentang bagaimana proses pembelajaran pada umumnya yang berlaku untuk tiap-
tiap mata pelajaran dan bahan pelajaran. Didaktik Umum ini sering juga disebut
“Ilmu Pengajaran Umum" atau “Ilmu Mengajar secara Umum".
Didaktik Khusus membicarakan tentang cara mengajar bidang studi tertentu di
mana prinsip Didaktik Umum digunakan. Didaktik Khusus perlu sebab setiap mata
pelajaran mempunyai ciri-ciri khas yang berlainan dengan mata pelajaran lainnya.
Didaktik Khusus disebut juga Metodik.
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan berfungsi menanamkan
kesadaran di kalangan generasi muda akan identitas dirinya, identitas kolektifnya,
serta menumbuhkan calon warga negara yang baik dan terpelajar dalam masyarakat
yang homogen ataupun yang majemuk. Sementara itu, guru berfungsi untuk melatih
dan mendisiplinkan pikiran peserta didik, memberikan pendidikan moral dan
agama,
8
Untuk menanamkan pendidikan multikultural, peran guru dan pihak sekolah
sangat diperlukan, antara lain sebagai berikut.
1. Membangun Paradigma Keberagamaan
Guru merupakan faktor penting dalam mengimplementasikan nilai-nilai
keberagamaan yang inklusif dan moderat di persekolahan. Hal ini disebabkan
guru yang memiliki paradigma pemahaman keberagamaan yang moderat akan
mampu mengajarkan dan mengimplementasikan nilai-nilai keberagaman kepada
peserta didik di sekolah.
2. Menghargai Keragaman Bahasa
Guru harus memiliki sikap menghargai ”keragaman bahasa” dan
mempraktikkan nilai-nilai tersebut di sekolah sehingga dapat membangun sikap
peserta didik agar mereka selalu menghargai orang lain yang memiliki bahasa,
aksen, dan dialek yang berbeda. Oleh karena itu, guru harus menunjukkan sikap
dan tingkah laku yang selalu menghargai perbedaan bahasa yang ada. Dengan
demikian, diharapkan peserta didik akan mempelajari dan mempraktikkan sikap
yang sama.
3. Membangun Sensitivitas Gender
Dalam pendidikan multikultural, pendidikan memiliki peran yang sangat
strategis untuk membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya
menjunjung tinggi hak-hak perempuan dan membangun sikap anti diskriminasi
terhadap kaum perempuan. Oleh karena itu, guru dituntut untuk memiliki peran
dalam membangun kesadaran peserta didik terhadap nilai-nilai kesadaran gender
dan sikap anti diskriminasi terhadap kaum perempuan di sekolah.
4. Membangun Sikap Kepeduliaan Sosial
Guru dan sekolah memiliki peran terhadap pengembangan sikap peserta
didik untuk peduli dan kritis terhadap segala bentuk ketidakadilan sosial,
ekonomi, dan politik yang ada di dalam ataupun di luar lingkungan sekitarnya.
5. Membangun Sikap Anti Diskriminasi Etnis
Guru berperan sangat penting dalam menumbuhkan sensitivitas anti
diskriminasi terhadap etnis lain di sekolah. Oleh sebab itu, seorang guru dituntut
untuk:
9
a. memiliki pemahaman dan wawasan yang cukup tentang sikap anti
diskriminasi etnis sehingga dapat memberikan contoh secara langsung
melalui sikap dan perilakunya yang tidak memihak atau tidak berlaku
diskriminatif terhadap peserta didik yang memiliki latar belakang etnis
atau ras tertentu;
b. memberikan perlakuan adil terhadap seluruh peserta didik yang ada.
Dengan demikian, diharapkan peserta didik meniru dan berlatih untuk
bersikap dan bertingkah laku adil terhadap teman-temannya yang
berbeda etnis.
10
harus dapat memberikan perhatian yang sama terhadap peserta didiknya tanpa
harus membedakan anak yang lebih tua dengan yang lebih muda.
Untuk tercapainya tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh beberapa
komponen, seperti tujuan, kurikulum, pendidik, sarana dan prasarana dan
sebagainya. Komponen pendidik misalnya sangat menentukan kualitas hasil dari
proses pembelajaran.
Begitu juga dengan komponen kurikulum, kurikulum menempati peran penting
dan sangat strategis, karena bagaimanapun tercapai tidak tujuan pendidikan, sangat
ditentukan oleh kurikulumnya. Menurut Ronald C. Doll, kurikulum merupakan
pengalaman yang ditawarkan kepada peserta didik di bawah bimbingan dan arahan
Dalam kaitannya dengan pelaksanaan pendidikan, implementasi kurikulum
diarahkan kepada pencapaian tujuan. Tujuan dan materi yang hendak dicapai dalam
pendidikan disusun dalam kurikulum.
Banks dalam Suryana (2015:211), menjelaskan empat pendekatan untuk
mengintegrasikan pendidikan multikultural ke dalam kurikulum atau materi
pembelajaran di sekolah, berikut empat pendekatan pendidikan multikultural :
d. Pendekatan Aksi Sosial (The Social Action Approach) Pendekatan yang telah
mencakup semua elemen yang ada pada pendekatan transformasi, namun ada
penambahan komponen yang mempersyaratkan siswa membuat aksi yang
berkaitan dengan konsep, isu, ataupun masalah yang dipelajari.
11
Menurut Bunnet dalam Suryana (2015:273), program pendidikan multikultural
memiliki tiga macam program yang dapat diterapkan oleh sekolah dan masyarakat
secara keseluruhan.
12
b. Implementasi Pendidikan Multikultural Melalui Kegiatan Pengembangan Diri
Adanya pengembangan diri ini memiliki tujuan untuk mengembangkan
potensi siswa dan mengekspresikan diri sesuai kemampuan, bakat dan minat
peserta didik. Ada 2 macam pengembangan diri yaitu :
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan multikultural merupakan ide pembaharuan pendidikan yang
berkaitan tentang bagaimana seorang siswa dapat saling menghormati dan
menghargai dari setiap keberagaman dalam merespon demografi dan kultural
secara universal.
Metodik merupakan suatu cara yang harus ditempuh dalam proses
transformasi ilmu kepada siswa agar materi dapat dipahami. Metodik dibagi
menjadi dua yaitu metodik umum dan metodik khusus.
Didaktik berarti mengajar, yaitu proses penyajian bahan pembelajaran
yang harus dilakukan oleh seorang guru. Didaktik dibagi menjadi dua yaitu
didaktik umum dan didaktik khusus.
Peran guru dan pihak sekolah sangat diperlukan untuk memenuhi
berbagai kebutuhan peserta didik dalam implementasi pendidikan multikultural
seperti: membangun paradigm keberagaman, menghargai keberagaman bahasa,
membangun sensitivitas gender, membangun sikap kepedulian sosial,
membangun sikap anti deskriminasi dari segala segi.
3.2 Saran
Dari pemaparan di atas semoga makalah singkat ini menjadi khazanah
keilmuan khususnya dalam mengatasi perbedaan-perbedaan dan konflik dalam
budaya masyarakat. Sehingga kita menganggap perbedaan yang ada di sekeliling
bukan pemicu permasalahan, akan tetapi pemersatu masyarakat dan keutuhan
bangsa.
14
DAFTAR PUSTAKA
15