Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“Pengembangan Pendidikan Lintas Budaya”


Disusun untuk memenuhi tugas Pendidikan Lintas Budaya
Dosen Pengampu : Tufik Hidayat Eko Yunianto, S.Pd.,M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 3

1. Dhimas Yolanda Putra (2002101008)


2. Nuril Hasanal Aji (2002101025)
3. Firda Berlianika Rahmadhani (2002101032)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

2023
Kata pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah yang telah melimpahkan karunia terbesarnya
berupa wahyu al-Qur’anul Karim kepada junjungan Nabi Muhammad SAW dan Para Rasul yang
membebaskan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang.
Shalawat serta salam tidak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing umatnya dari jaman jahiliyah menuju jaman islamiyah.
Pada kali ini saya akan menyampaikan tentang makalah yang berjudul “Pengembangan
Pendidikan Lintas Budaya”. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Pendidikan Lintas Budaya.
Dalam penulisan makalah ini kita merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
dalam teknis penulisan atau materi. Mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis, Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Madiun, 03 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar..............................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan Masalah....................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
A. Tujuan Pendidikan Lintas Budaya di Indonesia...................................................................5
B. Asas-asas Pendidikan Lintas Budaya...................................................................................6
C. Budaya Lokal, Nasional dan Universal................................................................................7
D. Contoh Hasil Karya Budaya Lokal, Nasional, dan Universal.............................................8
E. Contoh Perilaku Budaya Lokal, Nasional, dan Universal.................................................14
BAB III..........................................................................................................................................16
KESIMPULAN..........................................................................................................................16
SARAN......................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara multikultural yang memiliki keragaman agama, adat
istiadat, budaya, dan suku bangsa. Keanekaragaman tersebut merupakan kekayaan dan aset
yang sangat berharga. Namun, dengan adanya keberagaman tersebut menyebabkan Indonesia
rawan akan terjadinya berbagai konflik.

Sebagai contoh, masih banyak ditemukannya kasus konflik antar agama maupun suku
bangsa. Kedua konflik tersebut merupakan sebagian kecil dari kasus bagaimana suatu
perbedaan dapat menimbulkan dampak negatif. Oleh karena itu, mereka harus dapat mengola
dan memanfaatkan keberagaman tersebut dengan baik dan benar dengan cara saling
menghargai satu sama lain, serta menghilangkan sekat-sekat agama dan budaya.

Pendidikan multikultural sendiri perlu untuk dikembangkan dan didukung agar dapat
meningkatkan mutu dan kualitas hasil pendidikan, Karena keberagaman bukanlah sesuatu
yang dapat diterima begitu saja tetapi harus diupayakan melalui proses pendidikan yang
multikulturalistik, yakni pendidikan untuk semua, dan pendidikan yang memberikan
perhatian serius terhadap pengembangan sikap toleran. respek terhadap perbedaan etnik.
budaya, dan agama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan Pendidikan Lintas Budaya di Indonesia?
2. Apa Asas-asas Pendidikan Lintas Budaya?
3. Apa pengertian budaya lokal, nasional, dan universal?
4. Apa contoh berbagai hasil karya budaya lokal, nasional, dan universal?
5. Bagaimana contoh berbagai perilaku budaya lokal, nasional, dan universal?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui tujuan Pendidikan Lintas Budaya di Indonesia.
2. Untuk mengetahui Asas-asas Pendidikan Lintas Budaya.
3. Untuk mengetahui pengertian budaya lokal, nasional, dan universal.
4. Untuk mengetahui contoh berbagai hasil karya budaya lokal, nasional, dan universal.
5. Untuk mengetahui contoh berbagai perilaku budaya lokal, nasional, dan universal.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tujuan Pendidikan Lintas Budaya di Indonesia


Pendidikan Lintas Budaya merupakan gerakan pembaharuan dan proses untuk
menciptakan lingkungan pendidikan yang setara untuk seluruh siswa. Sebagai sebuah
gerakan pembaharuan, istilah pendidikan multikultural masih dipandang asing bagi
masyarakat umum, bahkan penafsiran terhadap definisi maupun pengertian pendidikan
multicultural juga masih diperdebatkan di kalangan pakar pendidikan. Mahfud (2008)
menyatakan bahwa pendidikan multicultural sebagai pendidikan mengenai keragaman
kebudayaan. Sedangkan Hernandez (1989), mengartikan pendidikan multikultural
sebagai perspektif yang mengakui realitas sosial, politik, dan ekonomi yang dialami oleh
masing-masing individu dalam pertemuan manusia yang kompleks dan beragam secara
kultur, dan merefleksikan pentingnya budaya, ras, seksualitas dan gender, etnisitas,
agama, status social, ekonomi, dan pengecualian-pengecualian dalam proses pendidikan.
Dengan begitu tidak heran jika sikap toleransi ditanamkan pada seluruh
masyarakat dan anak-anak sebagai penerus bangsa. Hal ini menjadi salah satu upaya agar
masyarakat dapat saling menghormati dan menghargai perbedaan yang ada. Bukan hanya
itu, toleransi juga ditanamkan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
demi kehidupan yang damai dan sejahtera. Pendidikan multikultural ini diberikan dengan
tujuan untuk menjelaskan pentingnya menjaga nilai-nilai keberagaman yang ada di
Indonesia serta menegakkan sikap toleransi. Bukan hanya itu, terdapat beberapa tujuan
pendidikan multikultural lain yang yang memberikan manfaat tersendiri bagi seluruh
pelajar di Indonesia.
Setelah mengetahui pengertian pendidikan lintas budaya/multikultural, berikutnya
perlu diketahui beberapa tujuan pendidikan multikultural yang ingin dicapai dalam
penerapannya. Berikut adalah beberapa tujuan pendidikan multikultural yang perlu kita
ketahui :
1. Mengembangkan literasi etnis dan budaya yang berkaitan dengan latar belakang sejarah,
bahasa, karakteristik budaya, peristiwa kritis, serta kondisi sosial, politik, dan ekonomi
dari berbagai kelompok entis, baik mayoritas maupun minoritas.
2. Mengembangkan pribadi siswa agar mempunyai konsep diri yang lebih positif dan
bangga pada identitas pribadinya.
3. Mengembangkan sikap menghargai dan menerima pluralisme etnis, serta memberikan
pemahaman bahwa konflik-konflik nilai yang terjadi di masyarakat tidak berlaku dalam
lingkup pluralisme budaya.
4. Mengajarkan keterampilan dalam komunikasi lintas budaya, hubungan antar pribadi,
pengambilan perspektif, serta membantu siswa dalam memahami perbedaan budaya.
5. Memfasilitasi pembelajaran keterampilan dasar bagi siswa berbagai etnis dalam
penguasaan kemampuan membaca, menulis, materi pelajaran, kemampuan memecahkan
masalah, dan berpikir kritis.
6. Mengembangkan keterampilan siswa sebagai agen perubahan sosial untuk memberantas
perbedaan etnis dan rasial yang ada di masyarakat.
7. Memberikan wawasan tentang kekayaan budaya bangsa sehingga akan tumbuh rasa
kebangsaan kuat dan kokoh.
8. Mengembangkan wawasan lintas budaya dan kemampuan berpikir untuk tetap peduli
dengan situasi di sekitarnya.
9. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan mengembangkan sikap toleran terhadap
kelompok lain untuk menciptakan hidup yang damai berdampingan.

B. Asas-asas Pendidikan Lintas Budaya


Pendidikan lintas budaya merupakan pendidikan yang berlandaskan pada asas dan prinsip
konsep lintas budaya yaitu konsep keberagaman yang mengakui, menerima dan menegaskan
perbedaan dan persamaan manusia yang dikaitkan dengan gender, ras, dan kelas, agama
berdasarkan nilai dan paham demokratis yang membangun pluralisme budaya dalam usaha
memerangi prasangka dan diskriminasi.

a. Asas Wawasan Nasional atau Kebangsaan


Dalam wawasan nasional. atau kebangsaan memfokuskan kepada nasional atau
kebangsaan. Asas ini berladaskan oleh kepunyaan bersama menjadikan ciri khas budaya
bangsa Indonesia. Pancasila merupakan identitas dari bangsa Indonesia dan Indonesia
menjadi negara yang memiliki keunikan berbeda dengan negara lainnya penegasan
tersebut terdapat pada nilai budaya terutama bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia
memiliki ciri khasnya seperti baju adat ulos dari sumatera utara, belanga dari kepulauan
riau, alat musik angklung, calung, bonang, dan masih banyak yang lainnya. Ciri- ciri khas
tersebut agar negara lain mengetahui bahwa ciri tersebut merupakan milik
Negara Indonesia.
b. Asas Bhenika Tunggal Ika
Dalam asas bhenika tungga ika ini memfokuskan kepada keberagaman budaya yang ada
di negara Indonesia, kebudayaan tersebut bercampur menjadi satu dalam berbagai
wilayah yang ada di negara Indonesia. Keberagaman tersebut berupa bentuk dari rumah
adat. pakaian adat setiap daerah, jenis-jenis tarian setiap daerah, makanan khas setiap
daerah Negara Indonesia sering dikenal sebagai negara yang memiliki banyak
kekayaan budaya.
c. Asas Kesederajatan
Dalam asas kesejahteraan ini seluruh budaya yang ada di Indonesia dianggap sederajat
dan dihargai kesetaraannya. Negara Indonesia tentunya menghormati asas kesejahteraan
ini. Dalam wilayah yang ada di Indonesia memang wilayah jawa lebih dominan memiliki
penduduk yang berlimpah tetapi hanya karena penduduknya yang berlimpah bukan
karena dominasi budaya seperti halnya di negara Amerika ras berkulit putih lebih lebih.
tinggi dibandingkan dengan ras berkulit hitam. Di negara Indonesia tidak ada kelompok
besar (dominan) memaksa kelompok kecil.
d. Asas Selaras, Serasi, dan Seimbang
Seluruh budaya yang ada di Indonesia dibentangkan selaras dengan kemajuan dimasing-
masing daerah, diselerasikan dalam keadaan yang nyata dimasing-masing daerah, dan
seimbang dipenjuru wilayah bangsa Indonesia.

Asas-asas pendidikan multikultural melibatkan pengakuan, penghargaan, dan


pemberdayaan keberagaman budaya dalam konteks pendidikan. Hal ini mencakup
inklusivitas, keadilan, pengembangan pemahaman antarbudaya, dan penekanan pada
persamaan hak serta kesempatan bagi semua kelompok budaya.

C. Budaya Lokal, Nasional dan Universal


a. Pengertian Budaya Lokal
Para ahli kebudayaan memberi pengertian budaya lokal sebagai berikut:

Menurut Nawari Ismail (2011), yang dimaksud budaya lokal adalah semua ide, aktivitas
dan hasil aktivitas manusia yang dimiliki oleh daerah dalam suatu kelompok masyarakat di
lokasi tertentu. Budaya lokal tersebut secara aktual masih tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat serta disepakati dan dijadikan pedoman bersama. Dengan demikian sumber budaya
lokal bukan hanya berupa nilai, aktivitas dan hasil aktivitas tradisional atau warisan nenek
moyang masyarakat setempat, namun juga semua komponen atau unsur budaya yang berlaku
dalam masyarakat serta menjadi ciri khas dan atau hanya berkembang dalam masyarakat
tertentu.

Menurut Lehman, Himstreet dan Batty, budaya lokal sekumpulan pengalaman hidup yang
ada di dalam masyarakat yang sangat variatif termasuk perilaku dan keyakinan atau kepercayaan
masyarakat itu sendiri.

b. Pengertian Budaya Nasional

Budaya nasional adalah budaya yang dihasilkan oleh masyarakat bangsa tersebut sejak
zaman dahulu hingga kini sebagai suatu karya yang dibanggakan yang memiliki kekhasan
bangsa tersebut dan memberi identitas warga, serta menciptakan suatu jati diri bangsa yang kuat.
Sifat khas yang dimaksudkan di dalam kebudayaan nasional hanya dapat dimanifestasikan pada
unsur budaya bahasa, kesenian, pakaian, dan upacara ritual. Kebudayaan nasional sesungguhnya
dapat berupa sumbangan dari kebudayaan lokal. Jadi, sumbangan beberapa kebudayaan lokal
tergabung menjadi satu ciri khas yang kemudian menjadi kebudayaan nasional.

c. Pengertian Budaya Universal

Kebudayaan bersifat universal adalah kebudayaan bersifat menyeluruh dan ada dalam
seluruh kehidupan manusia. Universal juga bisa dimaknai bahwa unsur kebudayaan bisa ditemui
di seluruh bangsa dan penjuru dunia. Mulai dari masyarakat primitif hingga masyarakat modern.

D. Contoh Hasil Karya Budaya Lokal, Nasional, dan Universal


 Contoh hasil karya budaya Local
Contoh hasil karya budaya local sangat amat banyak, seperti:
1. Kesenian Tradisional
Salah satu contoh budaya lokal di Indonesia. Kesenian tradisional menjadi bagian hidup
masyarakat dalam suatu kaum atau suku bangsa tertentu. Sedangkan, tradisonal adalah
aksi dan tingkah laku yang keluar alamiah karena kebutuhan dari nenek moyang.
Indonesia memiliki banyak kesenian tradisional, yang meliputi tarian, wayang dan
sebagainya.
a. Reog Ponorogo
Sesuai namanya, kesenian yang berasal dari Ponorogo ini adalah salah satu budaya
daerah yang masih sangat kental dengan hal-hal mistis. Tarian yang satu ini berasal dari
Ponorogo. Tarian Reog Ponorogo identik dengan topeng kepala singa yang terbuat dari
rangkaian bulu merak. Uniknya, topeng berbobot hingga 50 kg itu hanya dikendalikan
oleh mulut penarinya. Di daalam reog ponorogo, terdapat topeng kepala singa, sosok
warok, dan gemblak yang wajib ada disini. Seni ini biasanya terdiri dari 2 sampai 3 tarian
pembuka. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian
serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Ada juga tarian yang dibawakan oleh 6-
8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisional, penari biasanya diperankan oleh penari
laki-laki dengan menggunakan pakaian wanita. Tarian Reog Ponorogo biasanya
dipertontonkan pada malam satu suro dan malam purnama. Namun, tarian ini juga sering
ditampilkan pada acara adat dan pesta pernikahan. Jumlah penarinya sekitar 10-17 orang.
b. Tari tenghul
Tari Thengul adalah tarian dari daerah Bojonegoro. Kesenian tradisional ini sudah
terkenal hingga ke dunia internasional. Tarian ini juga cukup populer di kalangan muda.
Banyak pelajar sekolah yang belajar menarikannya. Tari Thengul identik dengan Wayang
Thengul. Karya seni tari ini baru diciptakan pada 1991 menjelang acara penyelenggaraan
Festival Tari Daerah di Provinsi Jawa Timur. Penciptanya adalah Joko Santoso dan Ibnu
Sutawa. Tarian ini ditetapkan sebagai warisan budaya di Kabupaten Bojonegoro.
Dilakukan secara berkelompok, Tari Thengul punya karakter komedi. Para penarinya pun
identik dengan ekspresi senyum yang merupakan simbol keakraban.
c. Wayang golek
Wayang golek merupakan contoh budaya di Indonesia yang tumbuh dan berkembang di
Jawa Barat. Wayang golek salah satu dari sejumlah kesenian wayang yang terbuat dari
kayu sekaligus bentuk perkembangan dari wayang kulit.
2. Alat Musik Tradisional
Alat musik tradisional juga termasuk salah satu contoh budaya di Indonesia yang biasa
digunakan dan berkembang secara turun-temurun di suatu daerah atau wilayah tertentu.
Setiap daerah di Indonesia pun memiliki alat musik tradisionalnya masing-masing.
Berikut ini:

a. Gamelan
Gamelan adalah contoh budaya lokal di Indonesia dalam bentuk alat musik tradisional
yang tumbuh di era Hindu-Budha dan lebih dikenal sebagai alat musik Jawa Tengah. Alat
musik tradisional ini berfungsi mengiringi beberapa kesenian tradisional, terutama di
Jawa. Tapi, gamelan juga merupakan musik ansambel tradisional Sunda dan Bali yang
memiliki tangga nada pentatonis dalam sistem tangga nada slendro dan pelog.
b. Ketipung

Ketipung merupakan alat musik tradisional jawa timur yang cukup populer di Indonesia,
biasanya alat musik ini dimainkan untuk mengiringi musik-musik dangdut yang suaranya
begitu menonjol. Berdasarkan fungsinya Ketipung masuk kedalam kategori alat musik
ritmis, yaitu alat musik yang berfungsi sebagai pengiring alat musik lainnya. Alat musik
Ketipung memang mirip gendang namun cara memainkannya jauh berbeda, Gendang
biasa dimainkan pada posisi horizontal sedangkan Ketipung posisinya vertikal.

c. Angklung

Angklung adalah contoh budayadi Indonesia dalam bentuk alat musik tradisional yang
berkembang di tengah masyarakat Sunda. Alat musik tradisional ini terbuat dari bambu
yang akan menghasilkan suara ketika digoyangkan

3. Pakaian Tradisional
Contoh budaya lokal di Indonesia tak hanya berbentuk kesenian maupun alat musik,
tetapi juga pakaian tradisional atau pakaian adat. Setiap daerah di Indonesia memiliki
pakaian adat yang berbeda-beda. Pakaian adat ini biasa digunakan dalam ritual adat,
tradisi adat, pernikahan atau acara adat lainnya. Berikut ini:
a. Jawi Jangkep
Jawi Jangkep adalah nama pakaian adat dari Jawa Tengah yang khusus dikenakan oleh
pria. Busana Jawi Jangkep berupa beskap berwarna gelap dengan motif bunga keemasan
di bagian tengahnya. Beskap tersebut memiliki kerah agak tinggi dan tidak memiliki
lipatan. Bagian depan beskap lebih panjang dibandingkan bagian belakang. Hal ini
dimaksudkan apabila nantinya akan menyimpan keris. Peletakan keris di belakang
memiliki makna agar manusia dapat menolak segala godaan, sementara keris
merupakan simbol perlawanan. Busana Jawi Jangkep juga menggunakan bawahan
dikenakan kain jarik atau jarit yang dililitkan di pinggang. Busana Jawi Jangkep
berwarna hitam digunakan untuk acara-acara resmi. Sementara pakaian Jawi Jangkep
Padintenan dengan warna selain hitam dan biasanya digunakan dalam kegiatan sehari-
hari. Sebagai aksesori terdapat penutup kepala berupa blangkon, yang bermakna bahwa
bahwa pemakainya adalah laki-laki yang menutupi aib. Selain itu digunakan pula alas
kaki berupa selop, serta untaian bunga melati yang dikalungkan di bagian leher. Nama
lain Jawi Jangkep adalah Piwulang Sinandhi yang diambil dari jumlah kancing yang
terpasang di dalam beskap. Piwulang Sinandhi bermakna agar pria Jawa Tengah selalu
bertindak cermat dan penuh perhitungan dalam melakukan segala sesuatu. Sementara
pasangan Jawi Jangkep yang digunakan wanita berupa kebaya lengkap dengan warna
senada. Dalam penggunaannya, busana Jawi Jangkep juga biasanya akan disesuaikan
dengan status sosial dari pemakainya.
b. pesa’an
Pesaan ini berasal dari Madura. Pesa’an Madura ini pakaian khas yang digunakan untuk
pria. Pakaian terdiri dari kaos bergaris merah dan putih, baju luar berlengan panjang
berwarna hitam serta celana longgar hitam juga.
c. Baju bodo
Baju bodo termasuk contoh budaya lokal di Indonesia yang merupakan pakaian
tradisional perempuan suku Bugis dan suku Makassar, Sulawesi dan Bugi Pagatan,
Kalimantan. Baju bodo juga dikenal sebagai pakaian adat yang tertua di dunia.

4. Rumah Adat
Rumah adat atau rumah tradisional juga termasuk bentuk contoh budaya lokal di
Indonesia. Rumah adat merupakan rumah yang dibangun dengan cara sama dari generasi
ke generasi dan tidak sama sekali atau sedikit mengalami perubahan. Rumah adat juga
bisa diartikan sebagai rumah yang dibangun berdasarkan kegunaan, fungsi social
budaya dan arti budayanya dari corak maupun gaya bangunannya. Setiap daerah di
Indonesia pasti memiliki rumah adat yang berbeda-beda, seperti berikut ini.
a. Rumah Honai
Honai adalah rumah adat Papua yang juga termasuk contoh budaya lokal di Indonesia.
Rumah Honai memiliki bentuk dasar lingkaran dengan rangka kayu berdinding anyaman
dan atap kerucut yang terbuat dari jerami. Sedangkan, dinding rumah Honai terbuat dari
kayu yang disusun berdiri dengan satu pintu pendek dan tidak berjendela.
b. Rumah Joglo
Rumah Joglo adalah rumah adat masyarakat Jawa yang juga contoh budaya lokal di
Indonesia. Rumah Joglo yang juga disebut Omah Jawa ini terdiri dari 4 tiang utama.
Rumah Joglo sendiri terbagi menjadi 2, yakni rumah induk dan rumah tambahan.
c. Rumah Gadang
Rumah adat ini juga dikenal dengan sebutan Rumah Bagonjong atau Rumah
Baanjuang.Bisa menjumpai banyak rumah Gadang di Sumatera Barat. Tapi, tidak semua
wilayah di Minangkabau boleh mendirikan rumah Gadang. Karena, hanya wilayah yang
memiliki status sebagai nagari saja yang boleh mendirikan rumah Gadang.

5. Kerajinan
a. Batik pring sedapur (magetan)
Motif batik Pring Sedapur memiliki ciri khas yang simpel namun elegan. Motif yang
dipakai adalah motif bambu, sehingga sering juga disebut sebagai batik Pring. Batik
ini tidak hanya indah dalam kesederhanaan motifnya, tetapi memiliki filosofi yang
sederhana pula. Dimana bambu memberikan makna ketentraman, keteduhan dan
kerukunan. Selain itu, bambu/pring juga mempunyai filosofi mendalam bagi orang
Jawa, yakni apa saja dalam diri kita haruslah memberikan manfaat bagi orang lain,
sejak lahir sampai mati.
b. Anyaman
Anyaman adalah proses membuat sebuah benda yang indah dan menarik dengan
melakukan tindih-mendindih dan silang-menyilang pada bahan yang digunakan.
Biasanya ayaman terbuat dari rotan maupun bambu. Ayaman dapat dibuat menjadi
banyak barang seperti tikar, bakur, sarung, atau selendang.Ayaman sendiri telah
dilakukan sejak masa lampau. Uniknya proses pembuatan dan bagusnya hasilnya
menjadikan produk ini menarik di mata dunia.
c. Kerajinan Kayu Ukir
Seni ukir adalah sebuah hiasan yang bersifat kruwikan, buledan, sambung-
menyambung, dan merupakan sebuah lukisan yang cantik. Ukir atau mengukir
sendiri adalah sebuah kegiatan memahat aksara atau gambar pada kayu, akhirnya
menghasilkan bentuk timbul dan cekung atau datar sesuai dengan rencana. Ukiran
memiliki ciri khas yaitu tektur timbul yang menciptakan corak khas. Kesenian ini
telah berkembang sejak masuknya unsur-unsur agama Hindu. Mulai dari arca dan
akhirnnya merambah ke berbagai jenis kayu. Salah satu daerah yang terkenal akan
seni ukirnya adalah daerah Jepara, Jawa Tengah.

 Contoh hasil karya budaya Nasional


a. Candi
Banyak teori yang berusaha menjelaskan nama candi ini. Salah satunya menyatakan
bahwa nama ini kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara, yaitu artinya
"gunung" (bhudara) yang pada lereng-lerengnya terdapat teras-teras. Selain itu
terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari
ucapan "poro Buddha" yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan
lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata "bara" dan "beduhur". Kata bara
konon berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara dan
beduhur artinya ialah "tinggi", tanah tinggi. Berdasarkan prasasti Karangtengah dan
Kahulunan, pendiri Borobudur adalah raja dari dinasti Syailendra bernama
Samaratungga sekitar 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada
masa putrinya, Ratu Pramudawardhani Pembangunan Borobudur diperkirakan
memakan waktu setengah abad. Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang
terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar
melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar stupa di
semua tingkattingkatannya. Borobudur yang bertingkat sepuluh menggambarkan
secara jelas filsafat Mahayana, sebuah mazhab pada agama Budha, Borobudur
menggambarkan sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai
kesempurnaan menjadi Buddha.

b. Batik Indonesia
Pada dasarnya, batik merupakan seni lukis yang menggunakan canting sebagai alat
untuk melukisnya. Canting sendiri merupakan sebuah alat berbentuk mangkok kecil
yang terbuat dari tembaga dan memiliki carat atau monong, dengan tangkai dari
bambu atau kayu yang dapat diisi malam (lilin) sebagai bahan untuk melukis.
Canting ini dapat membuat kumpulan garis, titik atau cecek yang pada akhirnya
membentuk pola-pola. Pola-pola inilah yang kemudian menjadi ragam hias dalam
kesenian Batik.

c. Angklung
Warisan Budaya Indonesia yang kedua adalah alat musik angklung. Angklung
merupakan alat musik yang terbuat dari bahan bambu yang berasal dari tanah Sunda.
Alat musik ini memang dikenal dengan keunikannya, karena untuk memainkan alat
musik ini harus dengan cara menggoyangkannya hingga mengeluarkan atau
menghasilkan nada tertentu. Keberadaan alat musik angklung di Indonesia saat ini
masih cukup populer, dimana seringkali dapat kita lihat pada edukasi di sekolah dan
beberapa kesempatan masih adanya pengenalan mengenai alat musik angklung yang
masih terus dilakukan untuk menjaga kelestariannya. Selain itu, sebagai salah satu
apresiasi untuk alat musik angklung ini bahkan terdapat museum angklung yang
bernama Saung Angklung Udjo yang berlokasi di kota Bandung. Alat musik
angklung sendiri juga telah diakui sejak tahun 2010 oleh UNESCO.

 Contoh hasil karya budaya Universal


a. Permainan sepak bola.
Tidak ada satu negara (warga) pun yang tidak mengenal sepak bola. Seluruh
dunia mengenal sepak bola dan ingin tampil dalam kejuaraan dunia sepak bola.
Salah satu kebudayaan universal di bidang olah raga yang paling digemari di
seluruh dunia adalah sepak bola.
b. Ka’bah sebagai simbol pemujaan yang juga merupakan identitas budaya
universal yang diakui seluruh dunia, terutama umat Islam. Ka’bah merupakan
salah satu simbol penghambaan manusia di hadapan Tuhan yang diakui di
seluruh dunia baik dia itu suka atau tidak suka, percaya atau tidak percaya,
pengikut atau bukan. Bagi umat Islam, Ka’bah adalah kiblat di mana dia harus
menghadap ketika sedang melakukan sholat. Hal itu berarti umat Islam seluruh
dunia mengetahui dan menghadapkan wajahnya saat beribadah.

Ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok


kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :

1. Bahasa

Bahasa merupakan suatu pengucapan yang tersusun secara indah dalam elemen
kebudayaan. Selain itu bahasa juga merupakan alat perantara utama bagi kita para
manusia dalam meneruskan atau mengadaptasikan suatu kebudayaan. Bahkan
sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris. Bentuk
bahasa dibagi menjadi dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan. Setiap daerah
juga memiliki bahasanya masing-masing, hal ini merupakan salah satu contoh
bahasa menjadi sarana untuk meneruskan dan menurunkan budaya kepada
keturunan kita.

2. Sistem pengetahuan

Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda
sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga
perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.

3. Sistem organisasi masyarakat

Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan


sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan
kelebihan masing-masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi
dan bersatu.

4. Sistem teknologi dan peralatan

Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan
sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan
manusia dengam makhluk hidup yang lain. Misalnya kemajuan teknologi social
seperti facebook, twitter dan lainnya yang telah mendunia.
5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi

Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan
sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan
manusia dengam makhluk hidup yang lain. Misalnya seperti perusahaan
perusahaan besar seperti unilever.

6. Sistem religi atau keagamaan

Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena
kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa

7. Kesenian

Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat
memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat
memuaskan manusia. Contoh seni music rock yang telah mendunia

E. Contoh Perilaku Budaya Lokal, Nasional, dan Universal


a. Budaya Lokal
Identifikasi budaya lokal merupakan identifikasi budaya yang bersifat langsung, dekat
dan secara fisik ada di sekelilingnya. Budaya ini biasanya dikenalkan oleh keluarga dan
kerabat dekat. Biasanya berwujud perilaku pembudayaan. Ternyata perilaku gender yang
terkait dengan perilaku maskulin (berburu) dan feminin (menggendong bayi, memasak)
bukan didasarkan oleh biologis melainkan pembudayaan. Contoh Perilaku Budaya Lokal
adalah:

1. Menggunakan pakaian adat saat acara-acara tertentu.


2. Mengadakan dan ikut serta dalam kegiatan pentas seni di daerah sekitar.
3. Mempelajari tarian atau alat musik dari berbagai daerah.
4. Mempelajari dan memakai bahasa daerah di lingkungan keluarga.
5. Senantiasa ingin mengenal tradisi atau adat istiadat berbagai budaya suku yang ada di
Indonesia.
b. Budaya Nasional
Budaya nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada pada posisi
yang memiliki makna bagi seluruh bangsa. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu
dari Banga terutama bangsa Indonesia yang sudah sadar dan mengalami persebaran secara
nasional. Untuk perilaku budaya nasional adalah sebgai berikut :

1. Menghormati adat istiadat dari daerah lain meski berbeda-beda.


2. Tidak menghina atau menjelek-jelekkan dan menghina suku dan ras bangsa lain.
3. Belajar mengenal dan mengonsumsi makanan khas dari berbagai daerah.
4. Menampilkan pertunjukkan seni dalam acara daerah.
5. Mengembangkan dan memperluas informasi tentang kebudayaan Indonesia
c. Budaya Universal
Budaya universal adalah aktivitas manusia, pola organisasi, karakteristik, atau sifat yang
umum bagi semua masyarakat di seluruh dunia. Untuk perilaku budaya universal ini adalah
sebagai berikut :

1. Berpikir secaralogis dan rasional


2. Berpikir kritis dan terbuka
3. Bisa menyaring antara baik dan buruk suatu kebudayaan.
BAB III

KESIMPULAN
Pendidikan multikultural ini diberikan dengan tujuan untuk menjelaskan pentingnya menjaga
nilai-nilai keberagaman yang ada di Indonesia serta menegakkan sikap toleransi. asas dan
prinsip konsep lintas budaya yaitu konsep keberagaman yang mengakui, menerima dan
menegaskan perbedaan dan persamaan manusia yang dikaitkan dengan gender, ras, dan
kelas, agama berdasarkan nilai dan paham demokratis yang membangun pluralisme budaya
dalam usaha memerangi prasangka dan diskriminasi. Asas-asas nya ada asas kebangsaan,
bhineka tunggal ika, kesederajatan selaras, serasi, dan Seimbang. Ada pula beberapa budaya
dalam pendidikan lintas budaya, yaitu budaya local, nasional dan universal yang mana
memiliki contoh hasil karya dan contoh perilaku pada masing-masing.

SARAN
Berdasarkan makalah yang penulis susun dengan judul “Pengembangan Pendidikan Lintas
Budaya” ini kita perlu menghargai keragaman budaya local, nasional, universal dan
mengetahui contoh serta gimana kita berperilaku. Penting bagi kita memahami pengembangan
Pendidikan Lintas Budaya ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ainul Yaqin, M. Pendidikan Multikultural: Cross-Cultural Understanding untuk Demokrasi


dan keadilan (Yogyakarta: Pilar Media, 2005). hlm 25

Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009)

El-Idarah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 9(1), 2023

Jauhari, M. I., Uyun, R. A., Ali, M. K., (2009). PENDIDIKAN MULTIKULTURAL.


Blogspot.com.

Ismail, Nawari. 2011. Konflik Umat Beragama dan Budaya Lokal. Bandung: Lubuk Agung. h.
43

Beri Angin Segar, Ekspor Produk Kerajinan ke Jepang Tembus USD 10,32 Juta - Ministry
of Trade Republic of Indonesia (kemendag.go.id)

Woodward, 1999. Islam Jawa: Kesalehan Normatif versus Kebatinan. LkiS. Yogayakarta

Schiele, J. H. 1994. Afrocentricity: Implications for higher education. Journal of Black Studies, 25(2),
150-169.

Ismail, Nawari. 2011. Konflik Umat Beragama dan Budaya Lokal. Bandung: Lubuk Agung. h.
43

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. h. 204

Anda mungkin juga menyukai