Disusun Oleh :
Kelompok 3
2023
Kata pengantar
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah yang telah melimpahkan karunia terbesarnya
berupa wahyu al-Qur’anul Karim kepada junjungan Nabi Muhammad SAW dan Para Rasul yang
membebaskan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang.
Shalawat serta salam tidak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing umatnya dari jaman jahiliyah menuju jaman islamiyah.
Pada kali ini saya akan menyampaikan tentang makalah yang berjudul “Pengembangan
Pendidikan Lintas Budaya”. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Pendidikan Lintas Budaya.
Dalam penulisan makalah ini kita merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
dalam teknis penulisan atau materi. Mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis, Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar..............................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan Masalah....................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
A. Tujuan Pendidikan Lintas Budaya di Indonesia...................................................................5
B. Asas-asas Pendidikan Lintas Budaya...................................................................................6
C. Budaya Lokal, Nasional dan Universal................................................................................7
D. Contoh Hasil Karya Budaya Lokal, Nasional, dan Universal.............................................8
E. Contoh Perilaku Budaya Lokal, Nasional, dan Universal.................................................14
BAB III..........................................................................................................................................16
KESIMPULAN..........................................................................................................................16
SARAN......................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara multikultural yang memiliki keragaman agama, adat
istiadat, budaya, dan suku bangsa. Keanekaragaman tersebut merupakan kekayaan dan aset
yang sangat berharga. Namun, dengan adanya keberagaman tersebut menyebabkan Indonesia
rawan akan terjadinya berbagai konflik.
Sebagai contoh, masih banyak ditemukannya kasus konflik antar agama maupun suku
bangsa. Kedua konflik tersebut merupakan sebagian kecil dari kasus bagaimana suatu
perbedaan dapat menimbulkan dampak negatif. Oleh karena itu, mereka harus dapat mengola
dan memanfaatkan keberagaman tersebut dengan baik dan benar dengan cara saling
menghargai satu sama lain, serta menghilangkan sekat-sekat agama dan budaya.
Pendidikan multikultural sendiri perlu untuk dikembangkan dan didukung agar dapat
meningkatkan mutu dan kualitas hasil pendidikan, Karena keberagaman bukanlah sesuatu
yang dapat diterima begitu saja tetapi harus diupayakan melalui proses pendidikan yang
multikulturalistik, yakni pendidikan untuk semua, dan pendidikan yang memberikan
perhatian serius terhadap pengembangan sikap toleran. respek terhadap perbedaan etnik.
budaya, dan agama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan Pendidikan Lintas Budaya di Indonesia?
2. Apa Asas-asas Pendidikan Lintas Budaya?
3. Apa pengertian budaya lokal, nasional, dan universal?
4. Apa contoh berbagai hasil karya budaya lokal, nasional, dan universal?
5. Bagaimana contoh berbagai perilaku budaya lokal, nasional, dan universal?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui tujuan Pendidikan Lintas Budaya di Indonesia.
2. Untuk mengetahui Asas-asas Pendidikan Lintas Budaya.
3. Untuk mengetahui pengertian budaya lokal, nasional, dan universal.
4. Untuk mengetahui contoh berbagai hasil karya budaya lokal, nasional, dan universal.
5. Untuk mengetahui contoh berbagai perilaku budaya lokal, nasional, dan universal.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Nawari Ismail (2011), yang dimaksud budaya lokal adalah semua ide, aktivitas
dan hasil aktivitas manusia yang dimiliki oleh daerah dalam suatu kelompok masyarakat di
lokasi tertentu. Budaya lokal tersebut secara aktual masih tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat serta disepakati dan dijadikan pedoman bersama. Dengan demikian sumber budaya
lokal bukan hanya berupa nilai, aktivitas dan hasil aktivitas tradisional atau warisan nenek
moyang masyarakat setempat, namun juga semua komponen atau unsur budaya yang berlaku
dalam masyarakat serta menjadi ciri khas dan atau hanya berkembang dalam masyarakat
tertentu.
Menurut Lehman, Himstreet dan Batty, budaya lokal sekumpulan pengalaman hidup yang
ada di dalam masyarakat yang sangat variatif termasuk perilaku dan keyakinan atau kepercayaan
masyarakat itu sendiri.
Budaya nasional adalah budaya yang dihasilkan oleh masyarakat bangsa tersebut sejak
zaman dahulu hingga kini sebagai suatu karya yang dibanggakan yang memiliki kekhasan
bangsa tersebut dan memberi identitas warga, serta menciptakan suatu jati diri bangsa yang kuat.
Sifat khas yang dimaksudkan di dalam kebudayaan nasional hanya dapat dimanifestasikan pada
unsur budaya bahasa, kesenian, pakaian, dan upacara ritual. Kebudayaan nasional sesungguhnya
dapat berupa sumbangan dari kebudayaan lokal. Jadi, sumbangan beberapa kebudayaan lokal
tergabung menjadi satu ciri khas yang kemudian menjadi kebudayaan nasional.
Kebudayaan bersifat universal adalah kebudayaan bersifat menyeluruh dan ada dalam
seluruh kehidupan manusia. Universal juga bisa dimaknai bahwa unsur kebudayaan bisa ditemui
di seluruh bangsa dan penjuru dunia. Mulai dari masyarakat primitif hingga masyarakat modern.
a. Gamelan
Gamelan adalah contoh budaya lokal di Indonesia dalam bentuk alat musik tradisional
yang tumbuh di era Hindu-Budha dan lebih dikenal sebagai alat musik Jawa Tengah. Alat
musik tradisional ini berfungsi mengiringi beberapa kesenian tradisional, terutama di
Jawa. Tapi, gamelan juga merupakan musik ansambel tradisional Sunda dan Bali yang
memiliki tangga nada pentatonis dalam sistem tangga nada slendro dan pelog.
b. Ketipung
Ketipung merupakan alat musik tradisional jawa timur yang cukup populer di Indonesia,
biasanya alat musik ini dimainkan untuk mengiringi musik-musik dangdut yang suaranya
begitu menonjol. Berdasarkan fungsinya Ketipung masuk kedalam kategori alat musik
ritmis, yaitu alat musik yang berfungsi sebagai pengiring alat musik lainnya. Alat musik
Ketipung memang mirip gendang namun cara memainkannya jauh berbeda, Gendang
biasa dimainkan pada posisi horizontal sedangkan Ketipung posisinya vertikal.
c. Angklung
Angklung adalah contoh budayadi Indonesia dalam bentuk alat musik tradisional yang
berkembang di tengah masyarakat Sunda. Alat musik tradisional ini terbuat dari bambu
yang akan menghasilkan suara ketika digoyangkan
3. Pakaian Tradisional
Contoh budaya lokal di Indonesia tak hanya berbentuk kesenian maupun alat musik,
tetapi juga pakaian tradisional atau pakaian adat. Setiap daerah di Indonesia memiliki
pakaian adat yang berbeda-beda. Pakaian adat ini biasa digunakan dalam ritual adat,
tradisi adat, pernikahan atau acara adat lainnya. Berikut ini:
a. Jawi Jangkep
Jawi Jangkep adalah nama pakaian adat dari Jawa Tengah yang khusus dikenakan oleh
pria. Busana Jawi Jangkep berupa beskap berwarna gelap dengan motif bunga keemasan
di bagian tengahnya. Beskap tersebut memiliki kerah agak tinggi dan tidak memiliki
lipatan. Bagian depan beskap lebih panjang dibandingkan bagian belakang. Hal ini
dimaksudkan apabila nantinya akan menyimpan keris. Peletakan keris di belakang
memiliki makna agar manusia dapat menolak segala godaan, sementara keris
merupakan simbol perlawanan. Busana Jawi Jangkep juga menggunakan bawahan
dikenakan kain jarik atau jarit yang dililitkan di pinggang. Busana Jawi Jangkep
berwarna hitam digunakan untuk acara-acara resmi. Sementara pakaian Jawi Jangkep
Padintenan dengan warna selain hitam dan biasanya digunakan dalam kegiatan sehari-
hari. Sebagai aksesori terdapat penutup kepala berupa blangkon, yang bermakna bahwa
bahwa pemakainya adalah laki-laki yang menutupi aib. Selain itu digunakan pula alas
kaki berupa selop, serta untaian bunga melati yang dikalungkan di bagian leher. Nama
lain Jawi Jangkep adalah Piwulang Sinandhi yang diambil dari jumlah kancing yang
terpasang di dalam beskap. Piwulang Sinandhi bermakna agar pria Jawa Tengah selalu
bertindak cermat dan penuh perhitungan dalam melakukan segala sesuatu. Sementara
pasangan Jawi Jangkep yang digunakan wanita berupa kebaya lengkap dengan warna
senada. Dalam penggunaannya, busana Jawi Jangkep juga biasanya akan disesuaikan
dengan status sosial dari pemakainya.
b. pesa’an
Pesaan ini berasal dari Madura. Pesa’an Madura ini pakaian khas yang digunakan untuk
pria. Pakaian terdiri dari kaos bergaris merah dan putih, baju luar berlengan panjang
berwarna hitam serta celana longgar hitam juga.
c. Baju bodo
Baju bodo termasuk contoh budaya lokal di Indonesia yang merupakan pakaian
tradisional perempuan suku Bugis dan suku Makassar, Sulawesi dan Bugi Pagatan,
Kalimantan. Baju bodo juga dikenal sebagai pakaian adat yang tertua di dunia.
4. Rumah Adat
Rumah adat atau rumah tradisional juga termasuk bentuk contoh budaya lokal di
Indonesia. Rumah adat merupakan rumah yang dibangun dengan cara sama dari generasi
ke generasi dan tidak sama sekali atau sedikit mengalami perubahan. Rumah adat juga
bisa diartikan sebagai rumah yang dibangun berdasarkan kegunaan, fungsi social
budaya dan arti budayanya dari corak maupun gaya bangunannya. Setiap daerah di
Indonesia pasti memiliki rumah adat yang berbeda-beda, seperti berikut ini.
a. Rumah Honai
Honai adalah rumah adat Papua yang juga termasuk contoh budaya lokal di Indonesia.
Rumah Honai memiliki bentuk dasar lingkaran dengan rangka kayu berdinding anyaman
dan atap kerucut yang terbuat dari jerami. Sedangkan, dinding rumah Honai terbuat dari
kayu yang disusun berdiri dengan satu pintu pendek dan tidak berjendela.
b. Rumah Joglo
Rumah Joglo adalah rumah adat masyarakat Jawa yang juga contoh budaya lokal di
Indonesia. Rumah Joglo yang juga disebut Omah Jawa ini terdiri dari 4 tiang utama.
Rumah Joglo sendiri terbagi menjadi 2, yakni rumah induk dan rumah tambahan.
c. Rumah Gadang
Rumah adat ini juga dikenal dengan sebutan Rumah Bagonjong atau Rumah
Baanjuang.Bisa menjumpai banyak rumah Gadang di Sumatera Barat. Tapi, tidak semua
wilayah di Minangkabau boleh mendirikan rumah Gadang. Karena, hanya wilayah yang
memiliki status sebagai nagari saja yang boleh mendirikan rumah Gadang.
5. Kerajinan
a. Batik pring sedapur (magetan)
Motif batik Pring Sedapur memiliki ciri khas yang simpel namun elegan. Motif yang
dipakai adalah motif bambu, sehingga sering juga disebut sebagai batik Pring. Batik
ini tidak hanya indah dalam kesederhanaan motifnya, tetapi memiliki filosofi yang
sederhana pula. Dimana bambu memberikan makna ketentraman, keteduhan dan
kerukunan. Selain itu, bambu/pring juga mempunyai filosofi mendalam bagi orang
Jawa, yakni apa saja dalam diri kita haruslah memberikan manfaat bagi orang lain,
sejak lahir sampai mati.
b. Anyaman
Anyaman adalah proses membuat sebuah benda yang indah dan menarik dengan
melakukan tindih-mendindih dan silang-menyilang pada bahan yang digunakan.
Biasanya ayaman terbuat dari rotan maupun bambu. Ayaman dapat dibuat menjadi
banyak barang seperti tikar, bakur, sarung, atau selendang.Ayaman sendiri telah
dilakukan sejak masa lampau. Uniknya proses pembuatan dan bagusnya hasilnya
menjadikan produk ini menarik di mata dunia.
c. Kerajinan Kayu Ukir
Seni ukir adalah sebuah hiasan yang bersifat kruwikan, buledan, sambung-
menyambung, dan merupakan sebuah lukisan yang cantik. Ukir atau mengukir
sendiri adalah sebuah kegiatan memahat aksara atau gambar pada kayu, akhirnya
menghasilkan bentuk timbul dan cekung atau datar sesuai dengan rencana. Ukiran
memiliki ciri khas yaitu tektur timbul yang menciptakan corak khas. Kesenian ini
telah berkembang sejak masuknya unsur-unsur agama Hindu. Mulai dari arca dan
akhirnnya merambah ke berbagai jenis kayu. Salah satu daerah yang terkenal akan
seni ukirnya adalah daerah Jepara, Jawa Tengah.
b. Batik Indonesia
Pada dasarnya, batik merupakan seni lukis yang menggunakan canting sebagai alat
untuk melukisnya. Canting sendiri merupakan sebuah alat berbentuk mangkok kecil
yang terbuat dari tembaga dan memiliki carat atau monong, dengan tangkai dari
bambu atau kayu yang dapat diisi malam (lilin) sebagai bahan untuk melukis.
Canting ini dapat membuat kumpulan garis, titik atau cecek yang pada akhirnya
membentuk pola-pola. Pola-pola inilah yang kemudian menjadi ragam hias dalam
kesenian Batik.
c. Angklung
Warisan Budaya Indonesia yang kedua adalah alat musik angklung. Angklung
merupakan alat musik yang terbuat dari bahan bambu yang berasal dari tanah Sunda.
Alat musik ini memang dikenal dengan keunikannya, karena untuk memainkan alat
musik ini harus dengan cara menggoyangkannya hingga mengeluarkan atau
menghasilkan nada tertentu. Keberadaan alat musik angklung di Indonesia saat ini
masih cukup populer, dimana seringkali dapat kita lihat pada edukasi di sekolah dan
beberapa kesempatan masih adanya pengenalan mengenai alat musik angklung yang
masih terus dilakukan untuk menjaga kelestariannya. Selain itu, sebagai salah satu
apresiasi untuk alat musik angklung ini bahkan terdapat museum angklung yang
bernama Saung Angklung Udjo yang berlokasi di kota Bandung. Alat musik
angklung sendiri juga telah diakui sejak tahun 2010 oleh UNESCO.
1. Bahasa
Bahasa merupakan suatu pengucapan yang tersusun secara indah dalam elemen
kebudayaan. Selain itu bahasa juga merupakan alat perantara utama bagi kita para
manusia dalam meneruskan atau mengadaptasikan suatu kebudayaan. Bahkan
sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris. Bentuk
bahasa dibagi menjadi dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan. Setiap daerah
juga memiliki bahasanya masing-masing, hal ini merupakan salah satu contoh
bahasa menjadi sarana untuk meneruskan dan menurunkan budaya kepada
keturunan kita.
2. Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda
sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga
perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan
sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan
manusia dengam makhluk hidup yang lain. Misalnya kemajuan teknologi social
seperti facebook, twitter dan lainnya yang telah mendunia.
5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan
sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan
manusia dengam makhluk hidup yang lain. Misalnya seperti perusahaan
perusahaan besar seperti unilever.
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena
kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa
7. Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat
memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat
memuaskan manusia. Contoh seni music rock yang telah mendunia
KESIMPULAN
Pendidikan multikultural ini diberikan dengan tujuan untuk menjelaskan pentingnya menjaga
nilai-nilai keberagaman yang ada di Indonesia serta menegakkan sikap toleransi. asas dan
prinsip konsep lintas budaya yaitu konsep keberagaman yang mengakui, menerima dan
menegaskan perbedaan dan persamaan manusia yang dikaitkan dengan gender, ras, dan
kelas, agama berdasarkan nilai dan paham demokratis yang membangun pluralisme budaya
dalam usaha memerangi prasangka dan diskriminasi. Asas-asas nya ada asas kebangsaan,
bhineka tunggal ika, kesederajatan selaras, serasi, dan Seimbang. Ada pula beberapa budaya
dalam pendidikan lintas budaya, yaitu budaya local, nasional dan universal yang mana
memiliki contoh hasil karya dan contoh perilaku pada masing-masing.
SARAN
Berdasarkan makalah yang penulis susun dengan judul “Pengembangan Pendidikan Lintas
Budaya” ini kita perlu menghargai keragaman budaya local, nasional, universal dan
mengetahui contoh serta gimana kita berperilaku. Penting bagi kita memahami pengembangan
Pendidikan Lintas Budaya ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ismail, Nawari. 2011. Konflik Umat Beragama dan Budaya Lokal. Bandung: Lubuk Agung. h.
43
Beri Angin Segar, Ekspor Produk Kerajinan ke Jepang Tembus USD 10,32 Juta - Ministry
of Trade Republic of Indonesia (kemendag.go.id)
Woodward, 1999. Islam Jawa: Kesalehan Normatif versus Kebatinan. LkiS. Yogayakarta
Schiele, J. H. 1994. Afrocentricity: Implications for higher education. Journal of Black Studies, 25(2),
150-169.
Ismail, Nawari. 2011. Konflik Umat Beragama dan Budaya Lokal. Bandung: Lubuk Agung. h.
43