Anda di halaman 1dari 13

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

“PENTINGNYA MODEL-MODEL PENDIDIKAN MULTIKULTURAL”

Dosen Pengampu: Drs. Dahlan, M.Hum

Disusun oleh :

1. RIZMA LIA DWI PUTRI MARWAN (E1B020135)


2. PRADILA ASMATULLAH (E1B020116)
3. RISMA JULIANTI (E1B020132)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT pencipta segala alam semesta beserta isinya. Karena
atas segala limpahan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Agung Muhammad SAW sebagai panutan terbaik bagi umat yang membawa cahaya Islam.

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi mata kuliah Pendidikan Multikultural
dengan judul “PENTINGNYA MODEL-MODEL PENDIDIKAN MULTIKULTURAL”.
Kami menyampaikan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Pendidikan Multikultural yakni
Bapak Drs. Dahlan, M.Hum yang telah membimbing Kami dalam penulisan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, kami berharap para
pembaca agar dapat memakluminya. Karena kesempurnaan Ia hanya milik Allah SWT, dan
kekurangan adalah milik kita. Oleh karena itu diharapkan bagi para pembaca dan para pemerhati
pendidikan dimohon untuk memberikan kritik dan sarannya kepada kami demi kesempurnaan
makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 3
BAB 1 ........................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG ..................................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................. 4
C. TUJUAN .......................................................................................................................................... 5
BAB II .......................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 6
A. Sejarah Model-Model Pendidikan Multikultural ........................................................................ 6
B. Pengembangan Pendidikan Multikultural ................................................................................... 9
C. Pendidikan Model-Model Pendidikan Multikultural ................................................................ 10
BAB III....................................................................................................................................................... 12
KESIMPULAN ......................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 13

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan multikultural merupaan pendidikan yang memberikan penekanan
terhadap proses penanaman cara hidup yang saling menghormati, tulus, dan toleran
terhadap keanekaragaman budaya hidup di tengah-tengah masyarakat dengan tingkat
pluralitas yang tinggi. Dalam konteks Indonesia yang sarat dengan kemajemukan,
pendidikan ini memiliki peran yang sangat strategis untuk dapat mengelola
kemajemukan secara kreatif .
Pendidikan yang diharapkan mampu menghasilkan output yang bisa menjawab
tantangan zaman tidaklah mudah diwujudkan. Pendidikan adalah proyek jangka
panjang semua negara, tak terkecuali Indonesia. Pendidikan manjadi standar dan
tolok ukur seberapa jauh sebuah negara itu mampu bersaing di dunia internasional.
Dalam pendidikan multikultural, setiap peradapan dan kebudayaan yang ada
berada dalam posisi yang sejajar dan sama. Tidak ada kebudayaan yang lebih tinggi
atau dianggap lebih tinggi (superior) dari kebudayaan yang lain. Anggapan bahwa
kebudayaan tertentu lebih tinggi dari kebudayaan yang lain akan melahirkan
perselisihan, keributan, dan ketidak harmonisan. Dengan pendidikan multikultural
diharapkan individu dapat menerima dan memahami perbedaan yang ada, serta
individu dapat saling bertukar pendapat yang pada gilirannya akan memperkaya
kebudayaan atau peradaban yang bersangkutan sehingga nantinya terwujud
masyarakat yang makmur, adil, sejahtera yang saling menghargai perbedaan.

B. RUMUSAN MASALAH
- Bagaimana sejarah model-model pendidikan multicultural?
- Bagaimana perkembangan model-model pendidikan mutikultural?
- Seberapa penting model-model pendidikan multicultural?

4
C. TUJUAN
- Untuk mengetahui model-model pendidikan multikultural
- Untuk mengetahui bagaimana perkembangan model-model dari pendidikan
multikultural
- Untuk mengetahui bagaimana pentingnya model-model pendidikan multikultural

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Model-Model Pendidikan Multikultural


Kita tahu bahwa selama kurun waktu 32 tahun negara ini dibawah kekuasaan orde
baru. Dimana selama kurun waktu itulah kemajemukan yang dimiliki bangsa ini
terkekang dan hanya diperkenalkan melalui simbol saja tanpa menyentuh pada esensinya.
Politik monokulturalisme yang dilaksanakan oleh pemerintah orde baru atas nama
stabilitas untuk pembangunan telah meniadakan local cultural genius. Padahal sistem atas
tradisi sosialkultural merupakan kekayaan yang tidak ternilai harganya.
Lembaga pendidikan sebagai pembentuk karakter bangsa mendapatkan tantangan
tersebut. Bagaimana pendidikan bisa menjawab kebutuhan masyarakat yakni meredam
konflik dan membangun suasana kehidupan yang damai antar kelompok, suku, ras dan
agama. Itulah yang menjadi pertanyaan pokok sebagai evaluasi kita bersama. Kebutuhan
masyarakat yang heterogen adalah kebutuhan untuk hidup damai dan rukun. Pada titik
inilah diperlukan strategi peberdayaan masyarakat dalam dinamika multikultural.
Tawarannya adalah kesadaran multikulturalisme yang dibangkitkan melalui pendidikan
multikultural di sekolah-sekolah.
Untuk konteks Indonesia, teori ini sejalan dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Secara normatif, semboyan tersebut memberi peluang kepada semua elemen bangsa
untuk mengapresiasikan identitas bahasa, etnik, budaya dan agama masing-masing, dan
bahkan diizinkan untuk mengembangkannya.
Dengan pengembangan model pendidikan berbasis multikultural diharapkan mampu
menjadi salah satu metode efektif untuk meredam konflik. Selain itu, pendidikan
multikultural bisa menanamkan sekaligus mengubah pemikiran peserta didik untuk
benar-benar tulus mengharagai keberagaman etnis, agama, ras, dan golongan. Sebab
problem penstrukturanmasyarakat yang heterogen dalam sebuah wilayah daerah tidak
bisa diselesaikan tanpa adanya pendidikan multikultural.
Sementara itu, pendidikan multikultural menjadi penting sebab konsep ini setidaknya
bertumpu pada dua keyakinan. Pertama, secara sosial semua kelompok budaya dapat di

6
representasikan dan hidup berdampingan bersama dengan orang lain. Kedua, diskriminasi
dan rasisme dapat direduksi melalui penetapan citra positif keragaman etnik dan
pengetahuan budaya-budaya lain. Oleh karena itu wawasan dan gagasan multikultural
perlu dikukuhkan dalam dunia pendidikan.
Bila pendidikan multikultural dapat dilakukan di sekolah-sekolah, hasilnya akan
melahirkan peradaban dan bengunan masyarakat yang toleran, demokratis, penuh
kebajikan, suka tolong menolong, tenggang rasa, keharmonisan, keindahan dan
menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. Intinya , gagasan dan rancanan ekolah yang berbasis
multikultural adalah sebuah keniscayaan dengan catatan bahwa kehadirannya tidka
mengaburkan dan atau menciptakan ketidakpastian jati diri para kelompok yang ada.
Sebaiknya perguruan tinggi, termasuk perguruan tinggi berafiliasi agama
pengembangan model pendidikan multikultural dilakukan secara terintegrasi. Kurikulum
perguruan tinggi perlu mengadopsi dan mengakomodasi keanekaragaman nilai di
masyarakat berbasis budaya dan agama berbeda. Perguruan tinggi dapat mengembangkan
model pendidikan sesuai kebutuhan dan kondisi masing-masing. Dengan pengembangan
kurikulum itu, diharapkan perguruan tinggi dapat menjadi agen perdamaian dan
kemajuan bangsa, tak terkecuali perguruan tinggi berafiliasi agama.
Pendidikan multikultural juga dinilai penting guna menjembatani perbedaan
kepentingan dan perbedaan karakter dalam pendidikan-pendidikan lokal. Perbedaan
kepentingan merupakan salah satu kendala pembangunan pendidikan nasional selama
lebih dari setengah abad terakhir.
Multikulturalisme dalam konteks menghargai budaya dan agama lain merupakan
salah satu pengamalan akidah agama Islam. Dalam Islam disebutkan, kita juga harus
mengayomi agama dan budaya lain selama mereka tidak mengganggu tatanan dan sistem
yang ada. Akan tetapi, prinsip pluralisme yang menyamaratakan agama-agama yang
berbeda tidak bisa diterima, padahal agama tidak sama satu sama lain.
Model penyelenggaraan pendidikan multikultur di sekolah dapat dilakukan dengan
cara terintegrasi dalam mata pelajaran pada kurikulum tingkat satuan pendidikan. Oleh
karena itu, pembelajaran pendidikan multikultur ini diharapkan tidak merubah struktur
kurikulum dan tidak menambah alokasi waktu. Penerapan atau pengintegrasian
pendidikan multikultur secara jelas terlihat dalam silabus dan RPP. Melalui cara itu,

7
maka akan terimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran baik di kelas maupun di
luar kelas secara kontekstual. Selain itu, pendidikan multikultur juga bukan mata
pelajaran terpisah sehingga harus terintegrasi dan bukan merupakan pengetahuan yang
bersifat kognitif sehingga materi seyogyanya dikemas dalam bentuk afektif dan kinerja
siswa serta pendekatan materinya dapat bersifat tematis. Yang perlu diperhatikan dalam
hal ini adalah upaya menerapkan atau mengintegrasikan muatan nilai-nilai
yangterkandung dalam pendidikan multikultur kedalam mata pelajaran melalui
kegiatankegiatan sehingga dapat diterapkan dan tercermin dalam kehidupan peserta didik.
Selain itu, penerapan atau pengintegrasian pendidikan multikultur harus dilakukan dan
terlihat dalam aktivitas seluruh warga sekolah maupun dalam manajemen sekolah secara
umum (Pusat Kurikulum Depdiknas 2007).
Hal-hal dikembangkan dalam menentukan model multikulruralisme di Indonesia
adalah adanya keanekaragaman etnik, budaya, agama, ekonomi, sosial, dan gender.
Selain itu, dari segi geografis wilayah Indonesia memiliki keunikan tersendiri karena
wilayah dan pulaunya yang terpencar-pencar dan bervariasi, yang berbeda dengan
kondisinya dengan negara lain. Dengan pendekatan multikultural ini, fenomena negatif
yang ada di masyarakat seperti deskriminasi, stereotip, dominasi,ketidakadilan,
ketimpangan dan prasangka buruk dapat dikurangi, sehingga masyarakat yang
berkeadilan, berkeselarasan, berkemitraan dan bertoleransi dapat segera terwujud di
Indonesia.

8
B. Pengembangan Pendidikan Multikultural
Dalam pengembangan kurikulum berbasis multikutural, dalam hal mengkaji standar
kompetensi harus memperhatikan hal-hal berikut:
a. Urgensi dengan kehidupan peserta didik yang berhubungan dengan multikultur;
b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran lain yang memuat multikultur;
c. Elevansi dengan kebutuhan peserta didik dalam masyarakat yang multikultur;
d. Keterpakaian atau kebermaknaan bagi peserta didik dalam aktivitas
kehidupansehari-hari.
Mengidentifikasi Materi Pembelajaran Yang Bermuatan Multikultur, dengan
mempertimbangkan:
a. Keberagaman peserta didik;
b. Karakteristik mata pelajaran;
c. Relevansi dengan karakteristik daerah;
d. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta
didik;
e. Kebermanfaatan bagi peserta didik;
f. Aktualitas materi pembelajaran; dan
g. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan.
Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Yang Bermuatan Multikultur. Kegiatan
pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses
mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.
Kegiatan pembelajaran yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran inkuiri dan berpusat pada peserta didik dan dengan menerapkan beberapa
metode yang relevan seperti metode diskusi, tanya jawab, bermain peran, penugasan, dan
lain sebagainya.

9
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran
yang memuat multikultur adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan pembelajaran multikultur disusun untuk memberikan bantuan kepada
para pendidik (guru), agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara
profesional.
b. Kegiatan pembelajaran multikultur memuat rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan oleh peserta didik.
c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan materi pembelajaran
muatan multikultur.
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran yang bermuatan multikutur
minimal mengandung dua unsur yaitu kegiatan peserta didik dan materi
multikultural.

C. Pendidikan Model-Model Pendidikan Multikultural


multukulturalisme menjadi sangat penting dikembangkan maka program-program
multikultural senantiasa diarahkan untuk menumbuhkan pemahaman dan partisipasi dari
kelompok-kelompok masyarakat agar tumbuh simpati terhadap perjuangan multikultural
tersebut. Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai berikut :
1. Multikulturalisme perlu menjadi bagian kurikulum pendidikan. Dimensi
multikultural harus tercermin di dalam pelajaran kewarganegaraan, geografi,
sastra, sejarah, politik dan ekonomi. Pendidikan agama dan moral perlu
memperkenalkan realita pluralitas, tanpa mereduksi ke dalam relativisme. Akan
lebih baik bila pemeluk agama yang bersangkutan yang memberi penjelasan.
2. Di dalam ruang publik, dimensi multikultural perlu mendapat dorongan, selain
dalam bentuk politik, juga dalam ekspresi seni, teater, musik dan film.
3. Perlu dikembangkan program yang memungkinkan dijaminnya refresentasi
minoritas di dalam politik, pendidikan dan lapangan kerja.
4. Pemerintah perlu mendorong pengelola media massa seperti radio, televisi, koran,
majalah dan internet agar memperhatikan dan mempunyai kepedulian
multikultural.

10
Model pendidikan di Indonesia maupun di negara-negara lain menunjukkan keragaman
tujuan yang menerapkan strategi dan sarana yang dipakai untuk mencapainya. Sejumlah
kritikus melihat bahwa revisi kurikulum sekolah yang dilakukan dalam program
pendidikan multikultural di Inggris dan beberapa tempat di Australia dan Kanada,
terbatas pada keragaman budaya yang ada, jadi terbatas pada dimensi kognitif.
Penambahan informasi tentang keragaman budaya merupakan model pendidikan
multikultural yang mencakup revisi atau materi pembelajaran, termasuk revisi buku-buku
teks. Terlepas dari kritik atas penerapnnya di beberapa tempat, revisi pembelajaran
seperti di Amerika Serikat merupakan strategi yang dianggap paling penting dalam
reformasi pendidikan dan kurikulum. Penulisan kembali sejarah Amerika dari perspektif
yang lebih beragam meruapakan suatu agenda pendidikan yang diperjuangkan
intelektual, aktivis dan praktisi pendidikan.
Model lainnya adalah pendidikan multikultural tidak sekedar merevisi materi
pembelajaran tetapi melakukan reformasi dalam sistem pembelajaran itu sendiri.
Affirmative action dalam seleksi siswa sampai rekrutmen pengajar di Amerika adalah
salah satu strategi untuk membuat perbaikan ketimpangan struktural terhadap kelompok
minoritas. Contoh yang lain adalah model "sekolah pembauran" Iskandar Muda di Medan
yang memfasilitasi interaksi siswa dari berbagai latar belakang budaya dan menyusun
program anak asuh lintas kelompok. Di Amerika Serikat bersamaan dengan masuknya
wacana multikulturalisme, dilakukan berbagai lokakarya di sekolah-sekolah maupun di
masyarakat luas untuk meningkatkan kepekaan sosial, toleransi dan mengurangi
prasangka antar kelompok.
Karena itulah dalam mewujudkan pendidikan multikultural di Indonesia perlu memakai
kombinasi model yang ada, agar seperti yang diajukan Gorski, pendidikan multikultural
dapat mencakup tiga hal jenis transformasi, yakni: transformasi diri, transformasi
sekolah dan proses belajar mengajar, transformasi masyarakat.

11
BAB III

KESIMPULAN

Model pendidikan di Indonesia maupun di negara-negara lain menunjukkan keragaman tujuan


yang menerapkan strategi dan sarana yang dipakai untuk mencapainya. Pendidikan multikultural
di Indonesia perlu memakai kombinasi model yang ada, agar seperti yang diajukan Gorski,
pendidikan multikultural dapat mencakup tiga hal jenis transformasi, yakni: transformasi diri,
transformasi sekolah dan proses belajar mengajar, transformasi masyarakat.

Pendidikan multikultural juga dinilai penting guna menjembatani perbedaan kepentingan dan
perbedaan karakter dalam pendidikan-pendidikan lokal. Perbedaan kepentingan merupakan salah
satu kendala pembangunan pendidikan nasional selama lebih dari setengah abad. Dengan
pengembangan model pendidikan berbasis multikultural diharapkan mampu menjadi salah satu
metode efektif untuk meredam konflik. Selain itu, pendidikan multikultural bisa menanamkan
sekaligus mengubah pemikiran peserta didik untuk benar-benar tulus mengharagai keberagaman
etnis, agama, ras, dan golongan.

Pendidikan multukulturalisme menjadi sangat penting dikembangkan maka program-program


multikultural senantiasa diarahkan untuk menumbuhkan pemahaman dan partisipasi dari
kelompok-kelompok masyarakat agar tumbuh simpati terhadap perjuangan multikultural
tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

2009.Modelmodelpendidikanmulticultural(http://educationmantap.blogspot.com/2009/12/pendidi
kan-multikultural.html), 10 Maret 2010.

Pend Pengembangan Model Pendidikan .(http://www.scribd.com/doc/24643744/Urgensi


Pend Pengembangan Model Pendidikan), 10 Maret 2010.

2009.MultikulturalDalamKurikulum(http://edukasi.kompas.com/read/2009/12/24/11352915/Mul
tikultural.Dalam.Kurikulum), 10 Maret 2010.

13

Anda mungkin juga menyukai