Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

WAWASAN PENDIDIKAN
Pendidikan Multikultur

Dosen Pembimbing:
Drs. Sri Nuraini, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 10

M. Zidane Satya R. Septi Andini Rahmawati Arya Kusuma


(1513623047) (1513623022) (1513623039)

HALAMAN JUDUL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2024

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Pendidikan Multikultur”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam
mata kuliah Wawasan Pendidikan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta.
Dalam penyusunan makalah ini, Penulis berusaha untuk menguraikan
perspektif multikulturalisme di Indonesia, hakikat dan kebijakan pendidikan
multikultur di Indonesia, Penulis juga menganalisis strategi implementasi pendidikan
multikultur di Indonesia. Semua materi yang terdapat dalam makalah ini Penulis
himpun dari berbagai sumber yang terpercaya dan relevan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat Penulis harapkan demi penyempurnaan
makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, Penulis berharap makalah ini dapat memberikan wawasan yang
bermanfaat dan dapat dijadikan referensi bagi pembaca yang tertarik untuk lebih
memahami pendidikan multikultur di Indonesia.

Jakarta, 20 Februari 2024


Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Pengertian Pendidikan Multikultur....................................................................3
B. Perspektif Multikulturalisme di Indonesia.........................................................4
C. Hakikat dan kebijakan Pendidikan Multikultur di Indonesia............................5
D. Strategi Implementasi Pendidikan Multikultur di Indonesia............................6
BAB III PENUTUP.......................................................................................................8
A. Kesimpulan........................................................................................................8
B. Saran..................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara multikultural yang memiliki keragaman
agama, adat istiadat, budaya, dan suku bangsa. Keanekaragaman tersebut
merupakan kekayaan dan aset yang sangat berharga. Namun, dengan adanya
keberagaman tersebut menyebabkan Indonesia rawan akan terjadinya berbagai
konflik.
Sebagai contoh, masih banyak ditemukannya kasus konflik antar agama
maupun suku bangsa. Kedua konflik tersebut merupakan sebagian kecil dari
kasus bagaimana suatu perbedaan dapat menimbulkan dampak negatif. Oleh
karena itu, mereka harus dapat mengola dan memanfaatkan keberagaman
tersebut dengan baik dan benar dengan cara saling menghargai satu sama lain,
serta menghilangkan sekat-sekat agama dan budaya.
Pendidikan multikultural sendiri perlu untuk dikembangan dan didukung
agar dapat meningkatkan mutu dan kualitas. hasil pendidikan, Karena
keberagaman bukanlah sesuatu yang dapat diterima begitu saja tetapi harus
diupayakan melalui proses pendidikan yang multikulturalistik, yakni pendidikan
untuk semua, dan pendidikan yang memberikan perhatian serius terhadap
pengembangan sikap toleran, respek terhadap perbedaan etnik, budaya, dan
agama, dan memberikan hak-hak sipil termasuk pada kelompok minoritas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pendidikan multikultur?
2. Bagaimana perspektif multikulturalisme di Indonesia?
3. Bagaimana hakikat dan kebijakan pendidikan multikultur di Indonesia?
4. Bagaimana strategi implementasi pendidikan multikultur di Indonesia?

iv
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian pendidikan multikultur.
2. Memahami perspektif multikulturalisme di Indonesia.
3. Memahami hakikat dan kebijakan pendidikan multikultur di Indonesia.
4. Memahami strategi implementasi pendidikan multikultur di Indonesia.

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Multikultur


Kata Multikultural berasal dari dua kata yaitu “Multi” dan “kultur”,
“Multi” artinya banyak dan “kultur” artinya budaya. Menurut para ahli tentang
pengertian pendidikan multikultural yaitu sebagai berikut :
1. Menurut Sosiolog UI, Parsudi Suparlan (2002:17) Pendidikan Multikulturalis
adalah pendidikan yang mampu menjadi pengikat dan jembatan yang
mengakomodasi perbedaan-perbedaan termasuk perbedaan kesukubangsaan
dan suku bangsa dalam masyarakat yang multikultural.
2. Azyumardi Azra (2000: 20) mendefinisikan pendidikan multikultural sebagai
pendidikan untuk atau tentang keragaman kebudayaan dalam merespon
perubahan demografi dan kultur lingkungan masyarakat tertentu atau bahkan
demi secara keseluruhan. Sedangkan Musa Asy’ari (2004: 16) juga
menyatakan bahwa pendidikan multikultural adalah Proses penanaman cara
hidup menghormati, tulus, dan toleran terhadap keanekaragaman budaya
yang hidup di tengah-tengah masyarakat plural.
3. Andersen dan Cusher (1994:320) mengartikan pendidikan multikultural
sebagai pendidikan mengenai keragaman kebudayaan.
4. James Banks (1993: 3) mendefinisikan pendidikan multikultural sebagai
pendidikan untuk people of color. Artinya, pendidikan multikultural ingin
mengeksplorasi perbedaan sebagai keniscayaan (anugerah Tuhan). Dimana
dengan adanya kondisi tersebut kita mampu untuk menerima perbedaan
dengan penuh rasa toleransi.
Jadi, pendidikan multikultural adalah pendidikan yang bertujuan untuk
mengakomodasi, merespon, dan menghormati keragaman budaya dalam
masyarakat yang multikultural (bermacam-macam budaya). Ini mencakup
pengajaran tentang perbedaan-perbedaan kesukubangsaan, suku bangsa, dan
keragaman kebudayaan secara umum.

vi
B. Perspektif Multikulturalisme di Indonesia
Perspektif pendidikan multikultural di Indonesia mencerminkan sebuah
pandangan yang mengakui dan menghargai keragaman budaya, etnis, agama, dan
bahasa yang ada di masyarakat. Tujuannya adalah membentuk warga negara
yang toleran, demokratis, dan berkeadilan dalam menghadapi tantangan global.
Sejarah dan perkembangan pendidikan multikultural di Indonesia telah
diurai melalui dua pendekatan utama, yakni pendekatan sinkronis dan diakronis.
Pendekatan sinkronis membagi pendidikan multikultural di Indonesia menjadi
tiga fase:
1. Fase segregasi pada masa kolonial, di mana pendidikan dibedakan
berdasarkan ras, agama, dan kelas sosial.
2. Fase pendidikan yang bercorak melting pot pada masa orde baru, di mana
pendidikan diarahkan untuk menciptakan kesatuan nasional dan
menghilangkan perbedaan-perbedaan.
3. Fase pendidikan multikultural dengan semangat demokrasi pada masa
reformasi, di mana pendidikan diharapkan dapat mengakomodasi dan
mengapresiasi keberagaman sebagai kekayaan bangsa.
Di sisi lain, pendekatan diakronis menyoroti pengaruh sejarah masa lalu
terhadap pendidikan multikultural di Indonesia saat ini. Contohnya, semboyan
"Bhinneka Tunggal Ika" sebagai politik kebudayaan di zaman Kerajaan
Majapahit dan peristiwa reformasi yang memperkuat demokrasi dengan
menegaskan persamaan hak pada setiap warga negara, terutama dalam
mengakses pendidikan.
Meskipun telah mengalami perkembangan, pendidikan multikultural di
Indonesia memiliki berbagai tantangan dan hambatan. Kurangnya kesadaran dan
komitmen dari para pemangku kepentingan, sumber daya dan fasilitas yang
terbatas, kurikulum dan materi ajar yang belum sepenuhnya relevan, serta
kurangnya jumlah pendidik yang kompeten dan profesional dalam
mengimplementasikan pendidikan multikultural menjadi beberapa di antaranya.
Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya yang sistematis dan kolaboratif untuk

vii
mengembangkan dan memperbaiki pendidikan multikultural di Indonesia agar
dapat memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat

C. Hakikat dan kebijakan Pendidikan Multikultur di Indonesia


Pembelajaran multikultural adalah kebijakan dalam praktik pendidikan dalam
mengakui, menerima dan menegaskan perbedaan dan persamaan manusia yang dikaitkan
dengan gender, ras, kelas, (Sleeter and Grant, 1988). Pendidikan multuikultural
didefinisikan sebagai sebuah kebijakan sosial yang didasarkan pada prinsip-prinsip
pemeliharaan budaya dan saling memiliki rasa hormat antara seluruh kelompok budaya
di dalam masyarakat. Pembelajaran multikultural pada dasarnya merupakan program
pendidikan bangsa agar komunitas multikultural dapat berpartisipasi dalam mewujudkan
kehidupan demokrasi yang ideal bagi bangsanya.
Dalam konteks yang luas, pendidikan multikultural mencoba membantu
menyatukan bangsa secara demokratis, dengan menekankan pada perspektif pluralitas
masyarakat di berbagai bangsa, etnik, kelompok budaya yang berbeda. Dengan demikian
sekolah dikondisikan untuk mencerminkan praktik dari nilai-nilai demokrasi. Kurikulum
menampakkan aneka kelompok budaya yang berbeda dalam masyarakat, bahasa, dan
dialek; dimana para pelajar lebih baik berbicara tentang rasa hormat di antara mereka
dan menunjung tinggi nilai-nilai kerjasama, dari pada membicarakan persaingan dan
prasangka di antara sejumlah pelajar yang berbeda dalam hal ras, etnik, budaya dan
kelompok status sosialnya.
Pembelajaran berbasis multikultural didasarkan pada gagasan filosofis tentang
kebebasan, keadilan, kesederajatan dan perlindungan terhadap hak-hak manusia.
Hakekat pendidikan multikultural mempersiapkan seluruh peserta didik untuk bekerja
secara aktif menuju kesamaan struktur dalam organisasi dan lembaga sekolah.
Pendidikan multikultural bukanlah kebijakan yang mengarah pada pelembagaan
pendidikan dan pengajaran inklusif dan pengajaran oleh propaganda pluralisme lewat
kurikulum yang berperan bagi kompetisi budaya individual.
Pembelajaran berbasis multikultural berusaha memberdayakan peserta didik
untuk mengembangkan rasa hormat kepada orang yang berbeda budaya, memberi
kesempatan untuk bekerja bersama dengan orang atau kelompok orang yang berbeda
etnis atau rasnya secara langsung. Pendidikan multikultural juga membantu peserta didik
untuk mengakui ketepatan dari pandangan-pandangan budaya yang beragam, membantu

viii
peserta didik dalam mengembangkan kebanggaan terhadap warisan budaya mereka,
menyadarkan peserta didik bahwa konflik nilai Bering menjadi adi penyebab konflik
antar kelompok masyarakat (Savage & Armstrong, 1996). Pendidikan multikultural
diselenggarakan dalam upaya mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
memandang kehidupan dari berbagai perspektif budaya yang berbeda dengan budaya
yang mereka miliki, dan bersikap positif terhadap perbedaan budaya, ras, dan etnis.
(Farris & Cooper, 1994).
Tujuan pendidikan dengan berbasis multikultural dapat diidentifikasi:
1. Untuk memfungsikan peranan sekolah dalam memandang keberadaan peserta
didik yang beraneka ragam;
2. Untuk membantu peserta didik dalam membangun perlakuan yang positif
terhadap perbedaan kultural, ras, etnik, kelompok keagamaan;
3. Memberikan ketahanan peserta didik dengan cara mengajar mereka dalam
mengambil keputusan dan keterampilan sosialnya;
4. Untuk membantu peserta didik dalam membangun ketergantungan lintas budaya
dan memberi gambaran positif kepada mereka mengenai perbedaan kelompok
(Banks, dalam Skeel, 1995)
Di samping itu, pembelajaran berbasis multikultural dibangun atas dasar konsep
pendidikan untuk kebebasan (Dickerson, 1993; Banks, 1994); yang bertujuan untuk:
1. Membantu siswa atau mahasiswa mengembangkan pengetahuan, sikap dan
keterampilan untuk berpartisipasi di dalam demokrasi dan kebebasan
masyarakat;
2. Memajukan kekebasan, kecakapan, keterampilan terhadap lintas batas-batas
etnik dan budaya untuk berpartisipasi dalam beberapa kelompok dan budaya
orang lain.

D. Strategi Implementasi Pendidikan Multikultur di Indonesia


Pendidikan multikultural di Indonesia didasarkan pada filsafat bangsa
yaitu Pancasila yang disepakati oleh para pendiri negara dengan semangat
multikulturalisme yang terpancar dalam rumusan sila-silanya. Pendidikan
multikultural di Indonesia yang dapat dipandang sebagai model pendidikan
terpadu dengan melakukan proses transformasi dalam kultur sekolah, manajemen

ix
sekolah dan proses pembelajaran. Kultur sekolah yang sehat perlu dibangun
dengan jalan menumbuhkan rasa bangga dengan sekolah, menjalin komunikasi
efektif di antara warga sekolah, mensosialisasikan visi dan misi sekolah dengan
berulang-ulang dan beragam media, mengadakan kegiatan bersama yang
melibatkan kerjasama pendidik dan peserta didik.
Manejemen sekolah yang dilandasi tujuan pendidikan multikultural
mensyaratkan kepala sekolah sebagai pemimpin (leader) daripada sekedar
manajer, yaitu pemimpin yang peka terhadap perubahan dan kemendesakan,
menciptakan koalisi, dan menancapkan pendekatan baru dalam budaya sekolah
agar peserta didik yang berasal dari latar belakang sosial, ekonomi dan budaya
yang kurang beruntung dapat mencapai kesuksesan dalam belajar. Proses
pembelajaran yang berpegang pada prinsip multikultural didasarkan pada
pedagogik transformatif, yaitu pedagogik yang mengungkapkan kebebasan dan
keterbatasan manusia sekaligus mengakui dirinya adalah makhluk Tuhan Yang
Maha Esa. Pedagogik transformatif menekankan pada kerja sama, toleransi,
saling menghormati dan sukses bersama, bukan pada persaingan dan
kemenangan individual. Pendidik dituntut untuk lebih peka terhadap beragam
latar belakang kultur,etnis, sosial-ekonomi peserta didiknya sehingga dapat
mengintegrasikan materi sesuai konteks budaya dan konstruksi pengetahuan
peserta didik yang beragam tersebut untuk kemajuan belajar mereka.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mempunyai semangat
pendidikan multikultural, karena memberikan keleluasaan sekolah dan guru
dalam implementasinya yang disesuaikan dengan konteks sosio-budaya setempat
yang arahnya pada pemberdayaan masyarakat. Prioritas utama tujuan pendidikan
multikultural di Indonesia harus diarahkan pada upaya mengangkat peserta didik
dari kelompok miskin dan terpencil membekali mereka dengan pengetahuan dan
ketrampilan yang berguna (life skills) agar lebih berdaya dalam hidupnya.

x
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa pendidikan multikultural di Indonesia
bertujuan untuk mengakomodasi, merespon, dan menghormati keragaman
budaya dalam masyarakat yang multikultural. Meskipun telah mengalami
perkembangan, masih ada tantangan seperti kurangnya kesadaran dan komitmen,
keterbatasan sumber daya, dan kurangnya pendidik yang kompeten. Strategi
implementasinya mencakup pembangunan kultur sekolah yang sehat, manajemen
sekolah yang berorientasi pada tujuan multikultural, dan proses pembelajaran
yang mengedepankan pedagogik transformatif. Secara keseluruhan, pendidikan
multikultural bertujuan untuk menciptakan lingkungan inklusif yang menghargai
perbedaan budaya dan membantu peserta didik menjadi warga negara yang
berdaya dalam masyarakat multikultural.

B. Saran
Pendidikan multikultural sangatlah penting manfaatnya bagi peserta didik, karena
selain untuk membantu peserta didik dalam membangun perlakuan yang positif
terhadap perbedaan kultural, ras, etnik, kelompok keagamaan, pendidikan
multikultural juga memberikan ketahanan peserta didik dengan cara mengajar
mereka dalam mengambil keputusan dan keterampilan sosialnya. Maka dari itu
peran pemerintah untuk menfasilitasi pendidikan multikultural sangat diharapkan
agar tercipta keharmonisan dan kesejahteraan dalam kehidupan berkebangsaan
yang heterogen dan majemuk.

xi
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Muh. 2018. PENDIDIKAN MULTIKULTURAL.


Hadi Nurcahyono, Okta. 2018. PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI
INDONESIA: ANALISIS SINKRONIS DAN DIAKRONIS.
Rosyada, Dede. 2014. PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA
SEBUAH PANDANGAN KONSEPSIONAL.
Rukiyati, Rukiyati. 2012. Landasan dan Implementasi Pendidikan Multikultural di
Indonesia.
Soesilo, Andri. 2014 Hakikat Pendidikan Multikultural dan Teori Pendidikan
Multikultural. Link: https://andrisoesilo.blogspot.com/2014/06/hakikat-
pendidikan-multikultural-dan.html?m=1 (diakses pada 20 Februari 2024)

xii

Anda mungkin juga menyukai