Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kebhinekaan Masyarakat Indonesia
yang di ampu oleh : Fara Diba Catur Putri, SKM, M.Pd

DISUSUN OLEH :
Aulia Gusti Pratiwi 201810615092
Nuuri Asysyifa Mugnianingsih 201810615043
Sylvia Agnes Ratna Ramadhan 201810615118

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA
2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat
iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan
untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “Pengembangan Pendidikan Multikultural
di Indonesia”. Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna
serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait dengan materi
yang kami bahas.

Kami menyadari bahwa makalah kami ini sangat jauh dari kata kesempurnaan. Oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusun
makalah selanjutnya menjadi lebih baik dan mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan
dari makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca

Bekasi, 05 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalahan.............................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pendidikan Multikultural......................................................................................................3
B. Peranan Sekolah Dasar sebagai Sistem Sosial......................................................................4
C. Peran Guru dalam Pendidikan Multikultural........................................................................6
D. Pengembangan Kurikulum Berbasis Multikultural..............................................................7
E. Urgensi Pendidikan Multikultural di Indonesia....................................................................7
BAB III PENUTUP........................................................................................................................8
A. Simpulan...............................................................................................................................8
B. Saran.....................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara multkultural terbesar di dunia. Kenyataan ini
dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis Indonesia yang begitu beragam
dan luas dimana negara Indonesia terdiri dari berbagai kelompok etnis, suku, agama,
budaya dan lain sebagainya. Diperkuat dengan corak masyarakat Indonesia yang
berlandaskan “bhinneka tunggal ika” bukan lagi keanekaragaman suku bangsa dan
kebudayaannya, melainkan keanekaragaman kebudayaan yang ada di dalam masyarakat
Indonesia (Suparlan, 2002).
Akhirnya muncul lah kesadaran masif dari berbagai lapisan masyarakat tentang
pentingnya menjaga NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, dan multikulturalisme
(keberagaman), untuk mengimplementasikan kepada masyarakat luas salah satu nya
melalui pendidikan. Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa untuk perwujudan cita-cita bangsa secara segala kegiatan pendidikan telah
dituangkan dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, bahwa tujuan
pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Gelombang demokrasi menuntut pengakuan perbedaan dalam tubuh bangsa
Indonesia yang majemuk. Oleh karena itu untuk membangun rasa persatuan dan kesatuan
serta rasa nasionalisme dibutuhkan langkah sistematis yang dapat dijadikan sebagai
sebuah gerakan nasional, salah satu nya melalui Pendidikan Multikultural. Pendidikan
Multikultural dapat dirumuskan sebagai wujud kesadaran tentang keanekaragaman
budaya, hak-hak asasi manusia serta pengurangan atau penghapusan jenis prasangka
untuk suatu kehidupan masyarakat yang adil dan maju. Pendidikan multikultural juga
dapat dijadikan suatu instrumen strategi untuk mengembangkan kesadaran atas
kebanggaan seseorang terhadap bangsanya.
Melalui pendidikan multikultural kita dapat memberi seluruh siswa pendidikan tanpa
memandang status sosial ekonomi, gender, orientasi seksual, atau latar belakang etnis, ras
atau budaya serta memberikan kesempaan yang setara untuk belajar di sekolah.
Pendidikan ini didasarkan pada kenyataan bahwa siswa tidak belajar dalam kekosongan,
budaya mereka memengaruhi mereka untuk belajar dengan cara tertentu (Parkay dan
Stanford, 2011 : 35)

1
B. Rumusan Masalahan
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalahan
di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan multikultural?
2. Bagaimana peran sekolah sebagai suatu sistem sosial dalam pengembangan
pendidikan multikultural?
3. Bagaimana peran guru dalam pengembangan pendidikan multikultural?
4. Bagaimana pengembangan kurikulum untuk pengembangan pendidikan
multikultural?
5. Apa urgensi dari pendidikan multikultural di Indonesia?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan pendidikan
multikultural
2. Untuk mengetahui dan memahami peran sekolah sebagai suatu sistem dalam
pengembangan pendidikan multikultural
3. Untuk mengetahui dan memahami peran guru dalam pengembangan pendidikan
multikultural
4. Untuk mengetahui dan memahami pengembangan kurikulum untuk
pengembangan pendidikan multikultural
5. Untuk mengetahui dan memahami urgensi dari pendidikan multikultural di
Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pendidikan Multikultural
Multikultural berasal dari kata multi yang artinya banyak, lebih dari satu dan kultural
artinya berhubungan dengan kebudayaan. Multikultural artinya bersifat keberagaman
budaya (kbbi : 2008)
Pendidikan multikultural adalah sebuah gerakan pembaharuan dan proses untuk
menciptakan lingkungan pendidikan yang setara tidak ada pembeda untuk seluruh siswa.
Hernandez (1989) mengartikan pendidikan multikultural sebagai perspektif yang
mengakui realitas sosial, politik, dan ekonomi yang dialami oleh masing-masing individu
dalam pertemuan manusia yang kompleks dan beragam secara kultur, dan merefleksikan
pentingnya budaya, ras, seksualitas dan gender, etnisitas, agama, status sosial, ekonomi
dan pengecualian-pengecualian dalam proses pendidikan.
Ahli lain, Sleeter dan Grant (2007, 2009) dan Smith (1998) sebagaimana dikutip
Zamroni (2011) mendefinisikan pendidikan multikultural sebagai suatu pendekatan
progresif untuk melakukan transformasi pendidikan yang secara holistik memberikan
kritik dan menunjukkan kelemahan-kelemahan, kegagalan-kegagalan dan diskriminasi
yang terjadi di dunia pendidikan (Zamroni, 2011: 144)
Tujuan dari pendidikan multikultural, menurut Tri Astutik Haryati membedakan
menjadi tiga macam yaitu :
a. Berkaitan dengan sikap (attitudinal goals) yaitu mengembangkan kesadaran dan
kepekaan kultural, toleransi kultural, penghargaan terhadap identitas kultural,
sikap responsif terhadap budaya, keterampilan untuk menghindari dan meresoludi
konflik
b. Berkaitan dengan aspek pengetahuan (cognitive goals) yaitu memperoleh
pengetahuan tentang bahasa dan budaya orang lain, dan kemampuan untuk
menganalisis dan menterjemahkan perilaku kultural, dan pengetahuan tentang
kesadaran perspektif kultural
c. Berkaitan dengan aspek perspektif pembelajaran (instructional goals) yaitu
memperbaiki distorsi, stereotip, dan kesalahpahaman tentang kelompok etnik
dalam buku teks dan media pembelajaran, memberikan berbagai strategi untuk
mengarahkan perbedaan di depan orang, memberikan alat-alat konseptual untuk
komunikasi antar budaya, mengembangkan keterampilan interpersonal,
memberikan teknik-teknik evaluasi, membantu klarifikasi nilai dan menjelaskan
dinamika kultural

3
Sebagai suatu gerakan pembaharuan dan proses untuk menciptakan lingkungan
pendidikan yang setara untuk seluruh siswa, pendidikan multikultural memiliki prinsip-
prinsip sebagai berikut.
a. Prinsip Pertama: pendidikan multikultural adalah gerakan politik yang bertujuan
menjamin keadilan sosial bagi seluruh warga masyarakat tanpa memandang latar
belakang yang ada
b. Prinsip Kedua: pendidikan multikultural mengandung dua dimensi: pembelajaran
(kelas) dan kelembagaan (sekolah) dan antara keduanya tidak bisa dipisahkan,
tetapi justru harus ditangani lewat reformasi yang komprehensif
c. Prinsip Ketiga: pendidikan multikultural menekankan reformasi pendidikan yang
komprehensif dapat dicapai hanya lewat analisis kritis atas sistem kekuasaan dan
privileges untuk dapat dilakukan reformasi komprehensif dalam pendidikan
d. Prinsip Keempat: berdasarkan analisis kritis ini, maka tujuan pendidikan
multikultural adalah menyediakan bagi setiap siswa jaminan memperoleh
kesempatan guna mencapai prestasi maksimal sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
e. Prinsip Kelima: pendidikan multikultural adalah pendidikan yang baik untuk
seluruh siswa, tanpa memandang latar belakangnya.
James Banks menjelaskan, bahwa pendidikan multikultural memiliki beberapa
dimensi yang saling berkaitan satu dengan yang lain, yaitu :
a. Content integration, yaitu mengintegrasikan berbagai budaya dan kelompok
untuk mengilustrasikan konsep mendasar, generalisasi dan teori dalam mata
pelajaran atau disiplin ilmu
b. The knowledge construction process, yaitu membawa siswa untuk memahami
implikasi budaya ke dalam sebuah mata pelajaran (disiplin).
c. An equity paedagogy, yaitu menyesuaikan metode pengajaran dengan cara belajar
siswa dalam rangka memfasilitasi prestasi akademik siswa yang beragam baik
dari segi ras, budaya (culture), ataupun sosial
d. Prejudice reduction, yaitu mengidentifikasi karakteristik ras siswa dan
menentukan metode pengajaran mereka.
Konsep multikulturalisme menekankan kepada pentingnya memandang dunia dari
beberapa referensi budaya yang berbeda dan mengenal serta menghargai kekayaan ragam
budaya di dalam Negara dan di dalam komunitas global. Multikulturalisme mengaskan
perluanya menciptakan perbedaan yang berkaitan dengan ras, etnis, gender, orientasi
seksual, keterbatasan, dan kelas sosial agar dapat diakui dan seluruh siswa dipandang
sebagai sumber yang berharga untuk memperkaya proses belajar mengajar.

4
B. Peranan Sekolah Dasar sebagai Sistem Sosial
Sekolah sebagai sistem sosial pada hakikatnya merupakan susunan dari peran dan status
yang berbeda-beda, dimana masing-masing bagian memiliki satu kekuatan legal yang
menggerakkan daya orientasi demi mencapai tujuan tertentu. Di dalam sistem sosial
tersebut bermuara pada status sekolah sebagai lembaga formal. Sosialisasi dan
enkulturasi melalui pendidikan dengan belajar adat (kebiasaan sosial). Variabel dan
faktor sekolah sebagai sistem sosial itu antara lain :
a. Kebijakan dan politik sekolah
Kebijakan dan politik sekolah sangat menentukan ke arah mana anak didik
akan dikembangkan potensinya. Kebijakan dan politik sekolah yang bernuansa
khas dan unggul dapat dikembangkan oleh sekolah itu secara terencana dan
berkelanjutan
b. Budaya sekolah dan kurikulum yang tersembunyi (hidden curriculum)
Budaya yang berlangsung di sekolah dan kurikulum yang tersembunyi sangat
menentukan kepribadian yang dikembangkan pada lingkungan sekolah. misalnya,
di Sekolah Dasar tertentu dibudayakan untuk setiap hari guru atau kepala sekolah
menyambut kedatangan siswa di depan pagar secara bergiliran untuk bersalaman
untuk mengajarkan nilai keakraban, kekeluargaan, rasa saling hormat dan kasih
sayang
c. Gaya belajar dan sekolah
Gaya belajar siswa hendaknya diperhitungkan oleh sekolah dalam pembuatan
kebijakan dan dalam menciptakan gaya (style) sekolah itu dalam menciptakan
kondisi belajar yang nyaman dan akrab dengan kondisi siswa. tentu tidak sama
gaya sekolah perkotaan dengan segala fasilitasnya dengan gaya sekolah pedesaan
d. Bahasa dan dialek sekolah
Bahasa dan dialek sekolah di sini berkaitan dengan bahasa dan dialek yang
digunakan di sekolah di mana sekolah itu berada. SD di Jawa, khususnya Jawa
Tengah atau sebagian Jawa Timur yang banyak menggunakan bahasa dan dialek
Jawa dapat membuat program mingguan misalnya. Kegiatan ini untuk
menumbuhkan sikap hormat dan kesantunan pada anak didik lewat penggunaan
bahasa dan dialek yang dibudayakan di sekolah
e. Program penyuluhan/konseling
Program bimbingan dan penyuluhan/konseling memiliki peran dalam
membantu mengatasi kesulitan belajar pada anak, baik itu anak yang mengalami
kelambatan belajar maupun anak yang memiliki bakat khusus
f. Prosedur asesmen dan pengujian
Asesmen dan pengujian tidak identik dengan duduk di kelas dan mengerjakan
soal dalam bentuk paper-pencil test. Asesmen bersifat holistik yang artinya dapat
menggambarkan kemampuan aktual keseharian anak. Anak akan dinilai secara
beda dalam arti dikurangi skornya bila dia terlibat dalam tindakan yang kurang

5
bermoral atau sebaliknya, siswa yang menunjukkan penampilan dan sikap yang
baik akan mendapat skor tambahan
g. Materi pembelajaran
Materi pelajaran pada semua bidang studi dapat dimasukan materi budaya
dalam pembelajaran. Perlu ada bidang studi Pendidikan Multikultural tersendiri di
sekolah dasar untuk lebih mengenalkan budaya secara lebih terencana,
terorganisir dan matang, bukan sekedar dititipkan pada materi yang ada pada
bidang studi yang lain
C. Peran Guru dalam Pendidikan Multikultural
Guru yaitu tenaga pendidikan yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik,
mengajar, dan membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru yaitu orang yang
memiliki kemampuan dalam merancang program pembelajaran serta mampu menata dan
mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai
tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan (Hamzah B. Uno : 2008 :
15)
Dalam penerapan pendidikan multikultural guru harus memperhatikan beberapa hal
antara lain :
a. Perbedaan Agama
Disekolah yang berbasis negeri, terdapat siswa/i yang mempunyai keyakinan
yang berbeda-beda. Untuk itu, peran guru di sekolah yang utama adalah menjaga
toleransi agar tidak terjadi benturan antara siswa yang berbeda agama. Seorang
guru harus mampu untuk bersikap demokratis, artinya dalam setiap tingkah
lakunya, baik sikap maupun perkataannya tidak diskriminatif (bersikap adil dan
tidak menyinggung) murid-murid yang berbeda agama dengannya.
b. Perbedaan Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi setiap manusia agar dapat berinteraksi
antara yang satu dengan yang lainnya. Guru harus mempunyai wawasan yang
cukup tentang bagaimana seharusnya menghargai keberagaman bahasa seperti
mempunyai sensitifitas yang tinggi terhadap masalah-masalah yang menyangkut
adanya diskriminasi bahasa yang terjadi di dalam dan di luar kelas. Contoh, ketika
ada kejadian peserta didik menertawakan salah satu dialek dan aksen bahasa salah
seorang siswa, maka guru harus mengambil tindakan seperti menghentikan
tindakan siswa yang sedang menertawakan dan memberikan penjelasan bahwa
mentertawakan aksen dan dialek orang lain adalah tindakan yang tidak terpuji dan
dalam dunia akademis tidak dibenarkan karena seharusnya penuh dengan rasa
saling menghargai antar sesama
c. Perbedaan Gender
Gender adalah peran, sifat dan perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari
(bagi perempuan atau laki-laki). Peran guru disini yaitu guru mempunyai

6
wawasan yang cukup tentang kesetaraan gender. Wawasan ini penting karena
guru adalah figur utama yang menjadi pusat perhatian siswa dikelas, maka harus
mampu bersikap adil dan tidak diskriminatif terhadap peserta didik perempuan
maupun laki-laki.
d. Perbedaan Status Sosial
Biasanya terdapat perbedaan sosial seperti kelompok masyarakat kelas atas
lebih tinggi dari segi ekonomi dibandingkan dengan kelompok masyarakat kelas
bawah. Contoh kasus di sekolah yaitu, siswa yang berstatus sebagai anak pejabat
atau orang kaya diperlakukan berbeda dengan siswa yang termasuk kelompok
masyarakat kelas bawah. Disini guru memiliki peran penting dalam
menumbuhkan sikap kepedulian sosial siswa dan menerapkan secara langsung
sikap anti diskriminatif, sosial, politik dan ekonomi di kelas. Gurupun seharus nya
memberikan contoh tidak membeda-bedakan antara siswa yang termasuk
masyarakat kelas atas dengan siswa yang termasuk masyarakat kelas bawah.
e. Perbedaan Etnis
Perlakuan diskriminasi kerap terjadi di sekolah misalnya, anak dengan etnis
tertentu sering di bully karena dianggap berbeda dengan teman lainnya. Peran
guru disini yaitu harus memberikan contoh secara langsung melalui sikap dan
tingkah laku yang tidak memihak atau tidak berlaku diskriminatif terhadap siswa
yang mempunyai latar belakang etnis atau ras tertentu
f. Perbedaan Kemampuan
Manusia dilahirkan dengan kemampuan yang berbeda baik secara fisik maupun
non fisik. Perbedaan kemampuan tersebut biasanya menimbulkan diskriminasi
dan pengurangan hak-hak individu terhadap seseorang yang mempunyai
kemampuan berbeda. Peran guru disini yaitu sebagai penggerak utama kesadaran
siswa agar selalu menghindari sikap yang diskriminatif, mampu mempraktekan
wacana anti diskriminasi langsung di dalam dan di luar kelas. Guru harus tanggap
melihat adanya diskriminasi yang berkaitan dengan kemampuan ini memberikan
pemahaman kepada siswa bahwa semua manusia mempunyai kekurangan
tergantung bagaimana dapat mengelola kekurangan tersebut menjadi kelebihan
D. Pengembangan Kurikulum Berbasis Multikultural
E. Urgensi Pendidikan Multikultural di Indonesia

7
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran

8
DAFTAR PUSTAKA

Bahri, S. (2018). Pengembangan Kurikulum Berbasis Multikulturalisme di Indonesia (Landasan


Filosofis dan Psikologis Pengembangan Kurikulum Berbasis Multikulturalisme). Jurnal
Ilmiah DIDAKTIKA, 19(1), 69–88.
Mania, S. (2010). Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Pembelajaran. Lentera
Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 13(1), 78–91.
https://doi.org/10.24252/lp.2010v13n1a6
Nur Kholik. (2017). Peranan Sekolah Sebagai Lembaga Pengembangan Pendidikan
Multikultural. Tawadhu, 1(2), 244–271.
Supriatin, A., & Nasution, A. R. (2017). Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Praktik
Pendidikan Di Indonesia. Elementary: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 3(1), 1.
https://doi.org/10.32332/elementary.v3i1.785

Anda mungkin juga menyukai