Anda di halaman 1dari 8

TANTANGAN DAN PELUANG

PENDIDIKAN MULTITURAL
KELOMPOK 5
Ahmad Yoga P. 18504244006
Desda Sinatrya R. 18504244007
Faiz Aryastaya M. 18504244009
Gilang Ansori F. 18504244010
M. Diksfa Dani A. 18504244011
PENGERTIAN
Pendidikan multikultural merupakan metode transformasi pendidikan secara
bertahap yang mengkritisi dan menunjukkan kekurangan, kegagalan, dan praktik
diskriminatif dalam pendidikan secara keseluruhan. Ini didasarkan pada konsep keadilan
sosial, kesetaraan pendidikan, dan berkomitmen untuk mempromosikan pengalaman
pendidikan sehingga setiap siswa dapat menyadari potensinya sebagai siswa dan
memberikan kesadaran positif dan sosial di tingkat lokal, nasional dan global. Pendidikan
multikultural menunjukkan / mengakui bahwa sekolah penting untuk meletakkan dasar
bagi perubahan sosial dan menghilangkan tekanan dan ketidakadilan.

Tujuan utama pendidikan multikultural adalah untuk mempengaruhi perubahan


sosial. Cara untuk mencapai tujuan ini menggabungkan tiga perubahan: perubahan diri,
perubahan di sekolah dan pendidikan yang diterima, dan perubahan dalam masyarakat.
Adapun tantangan dan peluang dalam menerapkan pendidikan multicultural diantarnya:
TANTANGAN
Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam melaksanakan pendidikan multicultural

1. Guru harus mempunyai kompetensi mengajar multikultural

Peran guru disini menjadi sangat sentral. Apabila guru tidak mempunyai kompetensi yang mencukupi
dalam mengajar siswa yang multicultural. Disini guru harus mampu menguasai tentang bagaimana
konsep pembelajaran multikultural. Dengan target dapat menanamkan konsep humanis, pluralis,
toleransi dan demokratis pada mindset setiap siswanya.

2. Kurikulum harus menyesuaikan dengan konsep multicultural

Dalam hal ini, kurikulum yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan pendidikan menjadi pilar
penting dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum yang tidak mampu mengakomodir pluralistik, dan
multikultural, maka pelaksanaan pendidikan juga akan sulit berkembang. Oleh karena itu kurikulum
harus dikembangkan untuk tujuan mengakomodir multikultural ini.
3. Mudah tercetusnya konflik

Tentu dalam perbedaan akan mudah tercetus perselisihan bahkan konflik. Oleh karena itu hal ini menjadi
tantangan utama dalam pelaksanaan pendidikan multikultural. Dimana semua elemen harus mampu meleburkan
perbedaan dalam satu konsep humanisme, toleransi dalam keberagaman. Setiap elemen pendidikan
bertanggungjawab akan hal ini, dan tentu menjadi tantangan utama.

4. Membangun mindset siswa agar mampu menghargai satu sama lain tanpa membuang jatidiri budayanya.

Melalui pendidikan multikultural ini, harus mampu melahirkan siswa yang mempunyai karakter humanis,
toleransi tinggi, demokratis tanpa membuang jati diri budayanya. Tidak sedikit orang yang mudah untuk
kemasukan budaya-budaya luar yang merubah jatidiri budayanya, padahal budaya tersebut merugikannya. Oleh
karena itu, mindset siswa harus mampu terbentuk melalui pendidikan multikultural ini.
PELUANG
1. Sarana pemecah konflik

Melalui pendidikan multikultural, dapat menciptakan masyarakat yang saling menghargai satu sama
lain. Penekanan pada konsep pembelajaran yang mengutamakan toleransi dan pluralistic dapat
menjadi alat untuk menanamkan mindset toleransi antar budaya dan keberagaman. Jika hal ini mampu
terwujud, maka akan tercipta masyarakat yang mempunyai toleransi tinggi, tidak mudah tersulutnya
konflik akibat SARA, dan terciptanya kehidupan yang damai.

2. Pengembangan kurikulum

Dengan adanya multikultura ini, tentu kurikulum sebagai pilar utama pelaksanaan pendidikan harus
ikut berkembang menyesuaikan dan mengakomodir hal ini. Dengan berkembangnya kurikulim ini
akan mampu menciptakan lingkungan pendidikan yang kaya akan keberagaman namun kental akan
toleransi
3. Menguatkan akar kebudayaan dan sebagai benteng akan masuknya budaya asing yang merugikan

Pendidikan multikultural yang terlaksana dengan baik, akan mampu membentuk keberagaman dalam
pendidikan. Dimana di dalamnya setiap elemen pendidikan tidak luntur akan budayanya masing -masing, dan
bangga akan keberagaman yang ada. Dengan kuatnya akar keberagaman ini, juga akan mampu menjadi filter
bahkan benteng terhadap budaya asing yang masuk, sehingga bangsa tidak akan kehilangan jatidirinya.

4. Terwujudnya cita-cita bangsa

Konsep pendidikan multikultural akan mampu membantu terwujudnya cita-cita bangsa yaitu menjadi bangsa
yang Bhineka Tunggal Ika. Dengan demikian bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang benar-benar utuh
tanpa terjajah dari segi moral, budaya, dan perbedaan.
Di Indonesia, pendidikan multikultural tergolong baru dan dianggap lebih cocok untuk masyarakat Indonesia
yang heterogen, terutama di era baru otonomi dan desentralisasi. Perkembangan pendidikan multikultural di
Indonesia sejalan dengan perkembangan demokrasi, perkembangan demokrasi bertentangan dengan kebijakan
desentralisasi dan otonomi daerah. Jika tidak dilakukan secara hati-hati maka akan menimbulkan perbedaan dalam
perwujudan tujuan nasional yang dianut oleh bangsa. Dunia pendidikan tentunya tidak lepas dari perbincangan
realitas multikultural ini. Jika hal tersebut tidak terjadi, maka dunia pendidikan juga akan berperan dalam
menciptakan ketegangan sosial.
Solusi nya yaitu mempengaruhi perubahan sosial. Cara untuk mencapai tujuan
ini menggabungkan tiga perubahan: perubahan diri, perubahan di sekolah dan
pendidikan yang diterima, dan perubahan dalam masyarakat. Apakah setiap anak
secara sadar bersekolah sebagai ras (etnis). Guru harus mengenali dan memahami
ini. Ini harus menjadi dasar kegiatan pembelajaran di kelas. Kuncinya adalah
mengakui perbedaan, bukan mengabaikannya. Ini juga penting ketika siswa
mengenali dan menghargai kesenangan mereka sendiri dan belajar menghormati
orang lain di kelas. Pengenalan identitas etnis masing-masing merupakan titik awal,
yaitu hubungan antara guru dan siswa serta antara siswa dengan siswa lainnya

Anda mungkin juga menyukai