Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :

NUR AYU ZEBUA

KALEBI RAHMAT ESA GEA

IVAN KRISTIAN DAELI

DOSEN PENGAMPU :

INTEGRASI ANUGRAH BATEE,M.PD

INSTITUT KEGURUAN DAN ILUMU PENDIDKAN (IKIP) GUNUNG SITOLI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FPMIPA)

PROGRAM STUDI PENDIDKAN MATEMATIKA

TA 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha kuasa, yang telah memberikan
kekuatan dan karunianya kepada kami kelompok lima sehigga makalah kami dapat
terselesaikan tepat pada waktunya yang berjudul “ Strategi Kognitif dalam Pembelajajaran”.

Makalah ini dapat disusun dengan berbagai rintangan dan keterbatasan naman dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan tuhan akhirnya makah ini dapat terselesaiakan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu penambahan pengetahuan dan mendekatkan diri
kepada tuhan dari pada pembaca. Saya menyadari bahwa banyak kekurangan dan kelemahan
oleh karena itu saya mengharapakan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kemajuan ilmu pengetahuan.

Saya berterimaksih kepada dosen pengampu mata kuliah “Belajar dan pembelajaran”
yang telah membimbing dan memgarahkan kami dan juga buat orangtua dan teman teman
yang telah mendukung kami dalam pembuatan makah ini semoga makah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Penulis Kelompok 5
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer dan diartikan sebagai cara
penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Orang yang
berperang dalam mengatur strategi untuk memenangkan peperangan sebelum melakukan
tindakan, ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari
kuantitas maupun kualitasnya.

Belajar adalah proses mental yang aktif untuk mendapatkan, mengingat dan menggunakan
pengetahuan. Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat
kompleks sehingga untuk mempelajari segala sesuatu yang ada di sekelilingnya, setiap
individu mempunyai strategi belajar tertentu. Strategi belajar ini disebut strategi kognitif.
Strategi kognitif merupakan suatu macam keterampilan intelektual khusus yang
mempunyai kepentingan tertentu bagi proses belajar dan berpikir. Strategi kognitif bermanfaat
bagi pelajar untuk belajar mandiri karena dengan strategi kognitif, mereka dapat
mendayagunakan segala keterampilan intelektual yang pernah mereka pelajari. Dengan
demikian, jelas bahwa strategi kognitif sangat penting bagi siapa pun untuk mencapai
kompetensi yang baik. Atas dasar inilah kami menyusun makalah yang berjudul “Strategi
Belajar (Kognitif Strategi)” ini agar para pembaca dapat mempelajari secara mendalam hal-
hal yang berkaitan dengan strategi kognitif yang akan sangat berguna bagi proses belajar
mereka.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian strategi belajar (strategi kognitif) ?


2. Faktor-faktor pendukung perkembangan kognitif individu ?
3. Klasifikasi strategi kognitif ?
4. Fungsi strategi kognitif ?
5. Peranan strategi kognitif dalam berbagai aspek ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui untuk mengetahui pengertian strategi belajar (Strategi kognitif).


2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung perkembangan kognitif individu.
3. Untuk mengetahui klasifikasi strategi kognitif.
4. Untuk mengetahui fungsi strategi kognitif.
5. Untuk mengetahui peranan strategi kognitif dalam berbagai aspek.
BAB II

ISI

A. Pengertian Strategi Belajar (Strategi Kognitif


1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses yang dilakukan individu untuk memperoleh kecakapan,
keterampilan dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat seseorang.
Berikut ini pendapat beberapa ahli tentang definisi belajar:
a) Gagne (1984) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses di mana organisme
berubah perilakunya yang diakibatkan oleh pengalaman.
b) Harold Spear mendefinisikan bahwa belajar terdiri dari pengamatan, pendengaran,
membaca dan meniru. Belajar adalah perubahan perilaku seseorang akibat
pengalaman yang ia dapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru.
Menurut pendapat Gagne (1988) ada 5 kemampuan-kemampuan yang diperoleh sebagai
hasil belajar, yaitu sbb:
1. Keterampilan Intelektual, merupakan keterampilan pikiran. Keterampilan ini
merupakan penampilan-penampilan yang ditunjukkan oleh seseorang atau siswa
tentang operasi-operasi intelekual yang dapat dilakukannya.
2. Strategi Kognitif, merupakan suatu proses kontrol, yaitu suatu proses internal yang
digunakan seseorang untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian,
belajar, mengingat dan berpikir (Gagne, 1985).
3. Informasi Verbal, yang termasuk verbal ialah nama atau label, fakta dan pengetahuan.
Tujuan akhir pelajaran informasi verbal adalah seseorang mengetahuinya (mampu
mengingatnya). Informasi verbal diperoleh seseorang melalui pendengaran (kata-kata
yang diucapkan oleh orang lain, radio, tv dan sejenisnya) dan melalui membaca.
4. Keterampilan Motorik, mencakup kegiatan-kegiatan fisik dan keterampilan
intelektual.
5. Sikap (afektif), merupakan salah satu ranah perilaku manusia atau siswa yang
merupakan kegiatan dari tujuan pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari ranah
kognitif dan psikomotorik. Jujur, sopan, ramah, suka menolong orang lain, hati-hati,
rajin, kreatif, kritis, disiplin dan sejenisnya merupakan sikap-sikap positif yang harus
dibentuk dan dikembangkan pada diri setiap peserta didik.
2. Pengertian Strategi Belajar (Strategi Kognitif)
Strategi berasal dari bahasa yunani yaitu strategos yang artinya suatu usaha untuk
mencapai suatu kemenangan dalam peperangan karena memang pada awalnya, kata strategi
hanya digunakan dalam lingkungan militer. Namun seiring berjalannya waktu, istilah strategi
kemudian digunakan dalam berbagai bidang yang memiliki esensi yang relatif sama termasuk
diadopsi ke dalam konteks belajar yang disebut dengan istilah strategi belajar.
Strategi belajar yang dimiliki oleh setiap individu tidak selalu sama. Mereka punya
strategi-strategi belajar tertentu. Strategi belajar inilah yang disebut strategi kognitif. Sebelum
membahas lebih jauh tentang pengertian strategi kognitif, sebaiknya kita harus mengetahui
terlebih dahulu apa itu “kognitif”.
Kognitif adalah sebuah istilah yang digunakan psikolog untuk menjelaskan semua aktivitas
mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan dan pengolahan informasi yang
memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah dan
merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana
individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai
dan memikirkan lingkungannya (Desmita, 2006 :103).
Berikut ini pendapat beberapa ahli tentang strategi kognitif:
1. Robert M. Gagne
Menurut Robert M.Gagne, strategi kognitif adalah kemampuan internal yang terorganisasi
yang dapat membantu pelajar dalam proses belajar, proses berpikir, memecahkan masalah dan
mengambil keputusan.
2. Bell-Gredler
Menurut Bell-Grelder, strategi kognitif adalah proses berpikir induktif. Ketika mempelajari
sesuatu, seseorang membuat suatu generalisasi dari fakta,
3. Rigney
Strategi kognitif adalah operasi-operasi atau prosedur-prosedur mental yang bisa
digunakan individu untuk mendapatkan, menahan serta mengambil kembali berbagai
pengetahuan dan kepandaian.
4. Weinstein dan Mayer
Strategi kognitif mencerminkan bagaimana seseorang belajar, mengingat dan berpikir serta
bagaimana memotivasi diri mereka sendiri.
5. Jonassen
Jonassen berkesimpulan bahwa strategi-strategi kognitif merepresentasikan kegiatan-
kegiatan kognitif yang sangat luas yang mendukung pembelajaran seseorang.

C. Faktor-Faktor Pendukung Perkembangan Kognitif Individu


Hasil belajar setiap orang berbeda dari orang lain karena strategi kognitif setiap orang pun
tak pernah benar-benar sama. Kemampuan internal yang dimiliki dan atau dilakukan setiap
orang berbeda dari orang lain. Keunikan setiap orang dalam mengolah informasi hingga
pengambilan keputusan itu lazim disebut sebagai executive control, kontrol tingkat tinggi.
Perbedaan itu disebabkan oleh adanya faktor-faktor pendukung perkembangan kognitif setiap
orang, yaitu sbb:
1. Kedewasaan (maturasi)
2. Pengalaman fisik
3. Pengalaman logika-matematik
4. Transmisi sosial
5. Pengendalian diri (ekuilibrasi)
D. Klasifikasi Strategi Kognitif
Menurut Jonassen, secara umum strategi kognitif dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu sbb:
1. Strategi Utama
Strategi utama dipakai langsung pada materi yang dipelajari, yaitu merepresentasikan
kegiatan-kegiatan pemrosesan informasi. Ada dua jenis strategi utama, yaitu sbb:
a) Strategi Pemrosesan Materi (informasi)
Strategi pemrosesan materi mengutamakan kegiatan-kegiatan pemrosesan secara
langsung. Strategi pemrosesan materi dikelompokkan menjadi 3 yaitu sbb:
1) Strategi Mengulang (Rehearsal)
Agar terjadi pembelajaran, pelajar harus melakukan tindakan pada informasi baru dan
menghubungkan informasi baru tersebut dengan pengetahuan awal. Strategi yang digunakan
untuk proses pengkodean ini disebut strategi mengulang (rehearsal). Strategi
mengulang terbagi dua, yaitu sbb:
(a) Strategi Mengulang Sederhana (rote rehearsal)
Strategi mengulang sederhana yaitu sekedar mengulang dengan keras atau dengan pelan
informasi yang ingin kita hafal. Misalnya digunakan untuk menghafal nomor telepon dan arah
ke satu tempat tertentu dalam jangka waktu pendek.
(b) Strategi Mengulang Kompleks
Penyerapan bahan yang lebih kompleks memerlukan strategi mengulang kompleks, yaitu
perlu melakukan upaya lebih jauh dari sekedar mengulang informasi. Misalnya, seorang
pelajar tidak dapat mengingat seluruh kata atau ide dalam sebuah buku hanya dengan
mambaca buku itu keras-keras. Sehingga yang dapat dilakukan adalah menggarisbawahi ide-
ide utama (under lining) dan membuat catatan pinggir (marginal note).
Menggarisbawahi ide-ide kunci dari suatu teks adalah suatu teknik yang kebanyakan
telah dilakukan oleh pelajar. Menggarisbawahi membantu pelajar untuk belajar lebih banyak
dari teks karena beberapa alasan. Pertama,menggarisbawahi secara fisik menemukan ide-ide
kunci sehingga pengulangan dan penghafalan lebih cepat dan lebih efisien. Kedua, proses
pemilihan apa yang digarisbawahi membantu dalam menghubungkan informasi baru dengan
pengetahuan yang telah ada.
2) Strategi Organisasi
Teknik dasar strategi organisasi yaitu menyusun materi yang akan dipelajari ke dalam
suatu kerangka. Misalnya, sekumpulan kata yang harus diingat diatur menjadi kategori-
kategori yang bermakna. Berikut ini beberapa strategi organisasi yang umum digunakan:
(a) Outlining
Dalam outlining atau membuat kerangka garis besar, siswa belajar menghubungkan
berbagai macam topik atau ide dengan beberapa ide utama.
(b) Spatial
Spatial merupakan suatu strategi untuk menunjukkan hubungan antar hal yang satu
dengan yang lain. Dalam kategori ini termasuk “frames” (tabel) dan “concept maps” (peta
konsep).
(c) Mnemonics
Mnemonics berhubungan dengan teknik-teknik atau strategi-strategi untuk membantu
ingatan dengan membantu membentuk assosiasi yang secara alamiah tidak ada. Suatu
mnemonics membantu untuk mengorganisasikan informasi yang mencapai memori kerja
dalam pola yang dikenal sedemikian rupa sehingga informasi tersebut lebih mudah
dicocokkan dengan pola skema di memori jangka panjang. Contoh mnemonics yaitu chunking
(pemotongan), akronim (singkatan) dan kata berkait (Link-work).

3) Strategi Elaborasi
Elaborasi merupakan strategi pemrosesan dimana informasi dielaborasi dengan
menambahkan informasi sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna. Strategi
elaborasi membantu pemindahan informasi baru dari memori jangka pendek ke memori
jangka panjang dengan menciptakan gabungan dan hubungan antara informasi baru dengan
apa yang telah diketahui. Strategi elaborasi dapat dilakukan dengan pembuatan catatan,
menerapkan PQ4R dan menggunakan strategi bridgin.
4) Strategi Kognitif Aktif
Strategi-strategi kognitif aktif mengasumsikan proses kognitif tertentu dari materi.
Strategi kognitif aktif meliputi sistem belajar seperti MURDER atau SQ3R
MURDER adalah singkatan dari Mood-Understand-Recall-Digest-Expand-Review. Dalam
bahasa Indonesia, artinya yaitu Suasana Hati Ceria-Pahami-Ulang-Telaah-Kembangkan-
Pelajari Kembali.
a) Mood (Suasana Hati)
Disini adalah bagaimana bisa membangun suasana hati yang mendukung. Suasana hati
dapat dibangun dengan menentukan waktu, lingkungan dan sikap terhadap belajar yang
paling pas untuk diri sendiri. Contoh, ada orang yang suka belajar sambil mendengar
musik.
b) Understand (Pahami)
Bacalah materi yang ingin dipahami. Beri tanda pada hal yang belum dimengerti
kemudian cari tahu melalui diskusi, bertanya atau melalui internet. Yang terpenting di sini
yaitu tidak pernah malu untuk bertanya.
c) Recall (Ulangi)
Setelah mempelajari suatu topik, ulangilah kembali topik tersebut. Caranya dengan
membuat rangkuman yaitu menyajikan inti materi pokok yang penting
d) Digest (Telaah)
Di sini adalah kembali mencerna apa yang belum dipahami. Bacalah kembali
rangkuman yang telah dibuat, termasuk catatan yang belum dipahami.

e) Expand (Kembangkan)
Di tahap ini adalah mengembangkan apa yang telah dipelajari. Misalnya, setelah
mempelajari suatu materi, kembangkan materi tersebut dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan seputar materi tersebut kemudian carilah jawabannya.
f) Review (Pelajari Kembali)
Bagian terakhir yaitu mempelajari kembali materi yang telah dipelajari dan
mengulangnya lagi. Jika kita pernah membaca materi dan mengulangnya maka akan
memudahkan pemahaman terhadap materi itu.
SQ3RStrategi belajar SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) merupakan
penimbul pertanyaan dan tanya jawab yang dapat mendorong pembaca teks melakukan
pengolahan materi secara mendalam dan luas. Langkah-langkah strategi SQ3R, yaitu sbb:
a) Survey
Langkah pertama dalam strategi SQ3R adalah survey, yaitu pengajar perlu
membantu dan mendorong anak didiknya untuk meneliti secara singkat seluruh
struktur pokok kajian. Tujuannya agar peserta didik mengetahui panjangnya pokok
kajian, judul bagian dsb. Dalam melakukan survey, peserta didik menandai bagian-
bagian tertentu untuk memudahkan proses penyusunan daftar pertanyaan pada langkah
selanjutnya.
b) Question
Pengajar memberikan petunjuk kepada anak didiknya untuk menyusun
pertanyaan-pertanyaan yang jelas, singkat dan relevan. Pertanyaan yang dibuat bisa
menggunakan rumus 5W+1H.
c) Read
Pengajar akan menyuruh anak didiknya untuk membaca secara aktif dalam rangka
mencari jawaban atas pertanyaan yang telah tersusun. Proses membaca difokuskan
pada paragraph-paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban yang relevan
dengan pertanyaan tadi.
d) Recite
Recite merupakan latihan untuk meningkatkan kembali pemahaman tentang
materi pelajaran dengan memberi penekanan pada butir-butir penting yang dapat
dilakukan dengan mendengarkan sendiri, menanyakan dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan.
e) Review
Review atau pengulangan diperlukan untuk mencegah adanya ide-ide yang
terlupakan.
2. Strategi Pendukung
Menurut Jonassen, selain strategi utama yang beroperasi langsung pada informasi, individu
juga selayaknya menggunakan strategi pendukung. Strategi-strategi pendukung dimaksudkan
untuk mendukung pemrosesan informasi dengan membantu individu untuk memelihara
orientasi belajar yang baik. Strategi pendukung ini meliputi strategi-strategi sistem belajar,
seperti penetapan tujuan, manajemen waktu, manajemen konsentrasi dan tehnik-tehnik
relaktasi serta strategi-strategi Metalearning.
Dalam kaitannya dengan Metalearning, Flavell dan Wellman menemukan bahwa individu
yang lebih pandai, lebih cakap dalam menyeleksi dan menggunakan strategi yang sesuai
untuk memonitor proses penyimpanan dan pengambilan informasi mereka. Individu yang baik
tetap sadar untuk memonitor pembelajaraannya secara lebih konsisten.
Brezin mengidentifikasi lima kelompok strategi Metalearning (atau bisa disebut sebagai
strategi monitoring) yaitu sbb:
a) Strategi Perencanaan, meliputi seleksi (identifikasi sasaran belajar), persiapan
(mengaktifkan skemata yang relevan), pengukuran (menentukan kesulitan atau
kedalaman proses yang diperlukan) dan estimasi (memprediksi kebutuhan proses
informasi dari tugas).
b) Strategi Atttending, meliputi pendekatan, pencarian (menghubungkan informasi yang
disajikan dengan ingatan), pengkontrasan (membandingkan informasi yang disajikan
dengan ingatan) dan validasi (konfirmasi informasi yang disajikan dengan
pengetahuan yang sudah ada).
c) Strategi Encoding, meliputi elaborasi (mencoba mengaitkan informasi baru dengan
pengetahuan yang telah ada) dan menghubungkan secara kualitatif (mengaitkan
informasi baru dengan pengetahuan yang telah ada secara lebih dalam).
d) Strategi Review, meliputi konfirmasi (pengggunaan informasi baru) pengulangan
(mempraktekkan recall) dan perbaikan (revise).
e) Strategi Evaluasi, mencakup pengujian (menentukan konsistensi materi baru) dan
penilaian (penilaian informasi).
f) Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi strategi-strategi Metalearning
lebih kepada memonitor proses mengetahui daripada menghasilkan pemahaman.
Sementara itu, strategi-strategi pemrosesan informasi lebih kepada menghasilkan
pemahaman informasi.

E. Fungsi Strategi Kognitif


Objek strategi kognitif ialah proses berpikir individu atau siswa itu sendiri. Seperti telah
dijelaskan bahwa strategi kognitif tidak identik dengan keterampilan intelektual. Strategi
kognitif tidak terpengaruh secara kritis oleh pelaksanaan pembelajaran,. Karena strategi
kognitif objeknya adalah kemampuan internal individu atau siswa jadi dikendalikan oleh
masing-masing individu atau siswa itu sendiri. Maka, dapat dikatakan bahwa strategi kognitif
berfungsi untuk menunjang individu atau siswa untuk belajar dan berkembang dengan
sendirinya sehingga individu atau siswa tersebut dapat berpikir secara mandiri.
Selain menunjang individu untuk berpikir secara mandiri, strategi kognitif juga berfungsi
membantu individu dalam memilih alternatif strategi pemecahan masalah yang paling tepat
diantara sekian banyak pilihan. Hal ini disebabkan karena masalah yang dihadapi individu
tidak selalu sama dengan yang pernah ia alami sebelumnya. Sehingga, keterampilan
intelektual saja tidak memadai. Harus ada pengorganisasian dan kontrol terhadap proses
belajar individu itu. Pengorganisasian dan kontrol itulah yang disebut strategi kognitif.
Fungsi lain strategi kognitif yaitu untuk menjadikan individu menjadi individu yang
kompeten. Pressley berkeyakinan bahwa kompetensi sering merupakan hasil dari penggunaan
strategi yang tepat dan bukan dikarenakan kemampuan superior pribadi atau kerja keras
belakang.
F. Peranan Strategi Kognitif dalam Berbagai Aspek
1. Peran Strategi Kognitif dalam Pembelajaran Matematika
Strategi kognitif berpotensi digunakan dalam semua cabang ilmu Matematika. Tergantung
dari bagaimana seorang guru mengarahkan siswanya untuk menemukan rumus-rumus atau
teorema-teorema yang berkaitan dengan cabang ilmu matematika yang diajarkan. Misalanya
pelajaran bidang datar, awalnya siswa hanya diberitahu tentang luas segi empat. Selanjutnya
siswa diminta menemukan sendiri bagaimana mendapatkan rumus luas segitiga, layang-
layang, belah ketupat, trapesium, lingkaran, dan sebagainya. Jika guru menerapkan metode
seperti itu, maka siswa akan berpikir secara mandiri dan menggunakan strategi kognitifnya
masing-masing.
2. Peran Strategi Kognitif dalam Akselerasi Pembelajaran
Kelas akselerasi merupakan kelas percepatan pembelajaran yang disajikan kepada peserta
didik yang memiliki kemampuan lebih atau istimewa dengan materi-materi atau kurikulum
yang padat sehingga dalam waktu lebih pendek mereka dapat menyelesaikan pendidikannya.
Jika pembelajaran akselerasi berhasil dalam pelaksanaannya dimana tujuan yang
diharapkan juga tercapai maka diperoleh beberapa segi positif, yaitu peserta didik yang
potensial dapat menyelesaikan pendidikannya lebih cepat dari waktu biasanya, efisien dalam
waktu dan efisien dalam biaya.
Dave Meier menulis beberapa prinsip pokok akselerasi pembelajaran, yaitu:
a. Adanya keterlibatan total pembelajar dalam meningkatkan pembelajaran.
b. Belajar bukanlah mengumpulkan informasi secara pasif, melainkan menciptakan
pengetahuan secara aktif.
c. Kerjasama di antara pembelajar sangat membantu meningkatkan hasil belajar
Belajar berpusat aktivitas sering lebih berhasil daripada belajar berpusat presentasi.
Belajar berpusat aktivitas dapat dirancang dalam waktu yang jauh lebih singkat
daripada waktu yang diperlukan untuk merancang pengajaran dengan presentasi.

3. Peran Strategi Kognitif di Perguruan Tinggi


Mahasiswa adalah individu-individu yang telah dewasa baik secara fisik, afektif, sosial,
maupun kognitif. Mereka secara teoritis adalah individu-individu yang telah mampu
menangani aktivitas belajar dan berpikirnya sendiri. Dengan kemampuan mengatur kegiatan
kognitif pada diri sendiri, mereka akan semakin baik pula pemikirannya.
Berkenaan dengan uraian singkat di atas dapat dinyatakan bahwa proses belajar dan
pembelajaran di perguruan tinggi akan lebih baik jika pelaksanaannya merupakan aplikasi
dari strategi kognitif. Peranan strategi kognitif di perguruan tinggi sangat diperlukan karena
materi belajar mahasiswa lebih banyak berupa konsep-konsep dan teori-teori. Sehingga,
mahasiswa dilatih berpikir mandiri dan menggunakan strategi kognitif sebaik mungkin.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab 2, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sbb:
1. Secara etimologis, istilah cognitive strategy (strategi kognitif) diturunkan dari dua kata
kerja Latin, yaitu: co-agitare yang antara lain berarti memikirkan, merencanakan,
merancang, mereka-reka; dan strategema, atis yang berarti siasat. Dengan demikian,
strategi kognitif adalah siasat untuk mengerti.
2. Strategi kognitif berkembang berdasarkan paradigma konstruktivistik. Paradigma
konstruktivisme inilah yang melandasi timbulnya strategi kognitif yang disebut teori
Metakognisi. Paradigma konstruktivistik dan teori metakognisi melahirkan
prinsip reflection in action yang sama saja dengan proses pembelajaran strategi
kognitif.
3. Keunikan setiap orang dalam mengolah informasi hingga pengambilan keputusan pasti
berbeda-beda. Perbedaan itu disebabkan oleh adanya faktor-faktor pendukung
perkembangan kognitif setiap orang, yaitu kedewasaan (maturasi), pengalaman fisik,
pengalaman logika-matematik, transmisi sosial dan pengendalian diri (ekuilibrasi).

B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis kemukakan kepada para pelajar setelah selesainya
makalah ini, yaitu sbb:
1. Sebagai seorang pelajar, kita harus berkompeten di segala aspek baik dalam hal
keterampilan intelektual maupun strategi kognitif, motorik dan afektif.
2. Sebagai seorang pelajar, kita harus memiliki strategi belajar khusus yang
memungkinkan kita untuk mudah mengingat informasi-informasi yang telah kita
peroleh.
3. Sebagai seorang pelajar, kita harus melatih diri untuk berpikir secara mandiri sehingga
mampu menyelesaikan sendiri tiap masalah yang dihadapi guna menjadi individu yang
kompeten.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. “Makalah Cara atau Strategi Metode Pembelajaran


Kognitif”.http://charis7512.blogspot.co.id/2013/05/makalah-cara-atau-strategi-
metode.html/Diaksespada Kamis, 22 September 2016 pukul 23:17.
Anonim. 2012. “Teori Belajar Kognitif dan
Metakognitif”.http://sahabatidamanku.blogspot.co.id/2012/10/teori-belajar-kognitif-dan-
metakognitif.html/Diakses pada Kamis, 22 September 2016 pukul 23:35.

Anonim. 2013. “Pengertian Strategi


Pembelajaran”.http://berlian90.blogspot.co.id/2013/01/pengertian-strategi-
pembelajaran.html/Diakses pada Kamis, 22 September 2016 pukul 23:54.

Latifah, Melly. 2010. “Strategi Kognitif (Cognitive Strategies)”. http://tumbuh-kembang-


anak.blogspot.co.id/2010/03/strategi-kognitif-cognitive-strategies.html/Diakses pada Kamis,
22 September 2016 pukul 22:10.

Anda mungkin juga menyukai