DOSEN PENGAMPU :
TA 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha kuasa, yang telah memberikan
kekuatan dan karunianya kepada kami kelompok lima sehigga makalah kami dapat
terselesaikan tepat pada waktunya yang berjudul “ Strategi Kognitif dalam Pembelajajaran”.
Makalah ini dapat disusun dengan berbagai rintangan dan keterbatasan naman dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan tuhan akhirnya makah ini dapat terselesaiakan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu penambahan pengetahuan dan mendekatkan diri
kepada tuhan dari pada pembaca. Saya menyadari bahwa banyak kekurangan dan kelemahan
oleh karena itu saya mengharapakan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kemajuan ilmu pengetahuan.
Saya berterimaksih kepada dosen pengampu mata kuliah “Belajar dan pembelajaran”
yang telah membimbing dan memgarahkan kami dan juga buat orangtua dan teman teman
yang telah mendukung kami dalam pembuatan makah ini semoga makah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Penulis Kelompok 5
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer dan diartikan sebagai cara
penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Orang yang
berperang dalam mengatur strategi untuk memenangkan peperangan sebelum melakukan
tindakan, ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari
kuantitas maupun kualitasnya.
Belajar adalah proses mental yang aktif untuk mendapatkan, mengingat dan menggunakan
pengetahuan. Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat
kompleks sehingga untuk mempelajari segala sesuatu yang ada di sekelilingnya, setiap
individu mempunyai strategi belajar tertentu. Strategi belajar ini disebut strategi kognitif.
Strategi kognitif merupakan suatu macam keterampilan intelektual khusus yang
mempunyai kepentingan tertentu bagi proses belajar dan berpikir. Strategi kognitif bermanfaat
bagi pelajar untuk belajar mandiri karena dengan strategi kognitif, mereka dapat
mendayagunakan segala keterampilan intelektual yang pernah mereka pelajari. Dengan
demikian, jelas bahwa strategi kognitif sangat penting bagi siapa pun untuk mencapai
kompetensi yang baik. Atas dasar inilah kami menyusun makalah yang berjudul “Strategi
Belajar (Kognitif Strategi)” ini agar para pembaca dapat mempelajari secara mendalam hal-
hal yang berkaitan dengan strategi kognitif yang akan sangat berguna bagi proses belajar
mereka.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
ISI
3) Strategi Elaborasi
Elaborasi merupakan strategi pemrosesan dimana informasi dielaborasi dengan
menambahkan informasi sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna. Strategi
elaborasi membantu pemindahan informasi baru dari memori jangka pendek ke memori
jangka panjang dengan menciptakan gabungan dan hubungan antara informasi baru dengan
apa yang telah diketahui. Strategi elaborasi dapat dilakukan dengan pembuatan catatan,
menerapkan PQ4R dan menggunakan strategi bridgin.
4) Strategi Kognitif Aktif
Strategi-strategi kognitif aktif mengasumsikan proses kognitif tertentu dari materi.
Strategi kognitif aktif meliputi sistem belajar seperti MURDER atau SQ3R
MURDER adalah singkatan dari Mood-Understand-Recall-Digest-Expand-Review. Dalam
bahasa Indonesia, artinya yaitu Suasana Hati Ceria-Pahami-Ulang-Telaah-Kembangkan-
Pelajari Kembali.
a) Mood (Suasana Hati)
Disini adalah bagaimana bisa membangun suasana hati yang mendukung. Suasana hati
dapat dibangun dengan menentukan waktu, lingkungan dan sikap terhadap belajar yang
paling pas untuk diri sendiri. Contoh, ada orang yang suka belajar sambil mendengar
musik.
b) Understand (Pahami)
Bacalah materi yang ingin dipahami. Beri tanda pada hal yang belum dimengerti
kemudian cari tahu melalui diskusi, bertanya atau melalui internet. Yang terpenting di sini
yaitu tidak pernah malu untuk bertanya.
c) Recall (Ulangi)
Setelah mempelajari suatu topik, ulangilah kembali topik tersebut. Caranya dengan
membuat rangkuman yaitu menyajikan inti materi pokok yang penting
d) Digest (Telaah)
Di sini adalah kembali mencerna apa yang belum dipahami. Bacalah kembali
rangkuman yang telah dibuat, termasuk catatan yang belum dipahami.
e) Expand (Kembangkan)
Di tahap ini adalah mengembangkan apa yang telah dipelajari. Misalnya, setelah
mempelajari suatu materi, kembangkan materi tersebut dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan seputar materi tersebut kemudian carilah jawabannya.
f) Review (Pelajari Kembali)
Bagian terakhir yaitu mempelajari kembali materi yang telah dipelajari dan
mengulangnya lagi. Jika kita pernah membaca materi dan mengulangnya maka akan
memudahkan pemahaman terhadap materi itu.
SQ3RStrategi belajar SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) merupakan
penimbul pertanyaan dan tanya jawab yang dapat mendorong pembaca teks melakukan
pengolahan materi secara mendalam dan luas. Langkah-langkah strategi SQ3R, yaitu sbb:
a) Survey
Langkah pertama dalam strategi SQ3R adalah survey, yaitu pengajar perlu
membantu dan mendorong anak didiknya untuk meneliti secara singkat seluruh
struktur pokok kajian. Tujuannya agar peserta didik mengetahui panjangnya pokok
kajian, judul bagian dsb. Dalam melakukan survey, peserta didik menandai bagian-
bagian tertentu untuk memudahkan proses penyusunan daftar pertanyaan pada langkah
selanjutnya.
b) Question
Pengajar memberikan petunjuk kepada anak didiknya untuk menyusun
pertanyaan-pertanyaan yang jelas, singkat dan relevan. Pertanyaan yang dibuat bisa
menggunakan rumus 5W+1H.
c) Read
Pengajar akan menyuruh anak didiknya untuk membaca secara aktif dalam rangka
mencari jawaban atas pertanyaan yang telah tersusun. Proses membaca difokuskan
pada paragraph-paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban yang relevan
dengan pertanyaan tadi.
d) Recite
Recite merupakan latihan untuk meningkatkan kembali pemahaman tentang
materi pelajaran dengan memberi penekanan pada butir-butir penting yang dapat
dilakukan dengan mendengarkan sendiri, menanyakan dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan.
e) Review
Review atau pengulangan diperlukan untuk mencegah adanya ide-ide yang
terlupakan.
2. Strategi Pendukung
Menurut Jonassen, selain strategi utama yang beroperasi langsung pada informasi, individu
juga selayaknya menggunakan strategi pendukung. Strategi-strategi pendukung dimaksudkan
untuk mendukung pemrosesan informasi dengan membantu individu untuk memelihara
orientasi belajar yang baik. Strategi pendukung ini meliputi strategi-strategi sistem belajar,
seperti penetapan tujuan, manajemen waktu, manajemen konsentrasi dan tehnik-tehnik
relaktasi serta strategi-strategi Metalearning.
Dalam kaitannya dengan Metalearning, Flavell dan Wellman menemukan bahwa individu
yang lebih pandai, lebih cakap dalam menyeleksi dan menggunakan strategi yang sesuai
untuk memonitor proses penyimpanan dan pengambilan informasi mereka. Individu yang baik
tetap sadar untuk memonitor pembelajaraannya secara lebih konsisten.
Brezin mengidentifikasi lima kelompok strategi Metalearning (atau bisa disebut sebagai
strategi monitoring) yaitu sbb:
a) Strategi Perencanaan, meliputi seleksi (identifikasi sasaran belajar), persiapan
(mengaktifkan skemata yang relevan), pengukuran (menentukan kesulitan atau
kedalaman proses yang diperlukan) dan estimasi (memprediksi kebutuhan proses
informasi dari tugas).
b) Strategi Atttending, meliputi pendekatan, pencarian (menghubungkan informasi yang
disajikan dengan ingatan), pengkontrasan (membandingkan informasi yang disajikan
dengan ingatan) dan validasi (konfirmasi informasi yang disajikan dengan
pengetahuan yang sudah ada).
c) Strategi Encoding, meliputi elaborasi (mencoba mengaitkan informasi baru dengan
pengetahuan yang telah ada) dan menghubungkan secara kualitatif (mengaitkan
informasi baru dengan pengetahuan yang telah ada secara lebih dalam).
d) Strategi Review, meliputi konfirmasi (pengggunaan informasi baru) pengulangan
(mempraktekkan recall) dan perbaikan (revise).
e) Strategi Evaluasi, mencakup pengujian (menentukan konsistensi materi baru) dan
penilaian (penilaian informasi).
f) Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi strategi-strategi Metalearning
lebih kepada memonitor proses mengetahui daripada menghasilkan pemahaman.
Sementara itu, strategi-strategi pemrosesan informasi lebih kepada menghasilkan
pemahaman informasi.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab 2, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sbb:
1. Secara etimologis, istilah cognitive strategy (strategi kognitif) diturunkan dari dua kata
kerja Latin, yaitu: co-agitare yang antara lain berarti memikirkan, merencanakan,
merancang, mereka-reka; dan strategema, atis yang berarti siasat. Dengan demikian,
strategi kognitif adalah siasat untuk mengerti.
2. Strategi kognitif berkembang berdasarkan paradigma konstruktivistik. Paradigma
konstruktivisme inilah yang melandasi timbulnya strategi kognitif yang disebut teori
Metakognisi. Paradigma konstruktivistik dan teori metakognisi melahirkan
prinsip reflection in action yang sama saja dengan proses pembelajaran strategi
kognitif.
3. Keunikan setiap orang dalam mengolah informasi hingga pengambilan keputusan pasti
berbeda-beda. Perbedaan itu disebabkan oleh adanya faktor-faktor pendukung
perkembangan kognitif setiap orang, yaitu kedewasaan (maturasi), pengalaman fisik,
pengalaman logika-matematik, transmisi sosial dan pengendalian diri (ekuilibrasi).
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis kemukakan kepada para pelajar setelah selesainya
makalah ini, yaitu sbb:
1. Sebagai seorang pelajar, kita harus berkompeten di segala aspek baik dalam hal
keterampilan intelektual maupun strategi kognitif, motorik dan afektif.
2. Sebagai seorang pelajar, kita harus memiliki strategi belajar khusus yang
memungkinkan kita untuk mudah mengingat informasi-informasi yang telah kita
peroleh.
3. Sebagai seorang pelajar, kita harus melatih diri untuk berpikir secara mandiri sehingga
mampu menyelesaikan sendiri tiap masalah yang dihadapi guna menjadi individu yang
kompeten.
DAFTAR PUSTAKA