Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

STRATEGI KOGNITIF (Cognitive Strategy) DAN


METAKOGNITIF

OLEH :

KELOMPOK 4
1. ISTI QAMA DAMAYANTI ( 1911342008 )
2. SRI RAHNIANTI ANWAR ( 1911342011)
3. FADEL SURIADIN ( 1911342018 )
4. NURUL RESKY AMALIA ( 1911342019 )

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah subuhanahu wata’ala, Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya, penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Starategi Kognitif (Cognitive Strategy) dan Metakognitif
(Metakognisi)”

Karya ilmiah ini dibuat berdasarkan referensi dari internet serta informsi dari
artikel seperti artikel yang berjudul “Strategi Kognitif” oleh sebab itu, dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu penulisan penyusunan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya ilmiah ini sangat jauh dari kata
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan karya ilmiah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga karya ilmiah ini bisa
menjadi referensi bagi semua pihak yang membancanya sebagai suatu strategi
pembelajaran dalam belajar matematika.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1


A. Latar belakang................................................................................................1
B. Rumusan masalah...........................................................................................1
C. Tujuan penulis................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3


1.1 STRATEGI KOGNITIF................................................................................3
a. Pengertian strategi kognitif...................................................................3
b. Faktor-faktor pendukung perkembangan kognitif individu..................4
c. Klasifikasi strategi kognitif..................................................................4
d. Fungsi strategi kognitif.........................................................................10
e. Peranan strategi kognitif dalam berbagai aspek...................................12
f. Strategi kognitif dalam memecahkan masalah.....................................13
1.2 STRATEGI METAKOGNITIF....................................................................17
a. Pengertian metakognisi (metakognitif) ................................................17
b. Jenis-jenis pengetahuan dan proses pengalaman metakognisi .............18
c. Langkah pembelajaran metakognisi (metakognitif).............................18
d. Strategi dalam pembelajaran metakognisi (metakognitif)....................19
e. Peranan metakognisi dalam pembelajaran............................................20

BAB III PENUTUP................................................................................................22


A. Kesimpulan ....................................................................................................22
B. Saran ..............................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan yang optimal pada segala aspek merupakan faktor kesuksesan
seorang anak kedepan. Pola pengasuhan dan pendidikan yang dilakukan oleh
orang tua, guru dan lingkungan akan berpengaruh terhadap kualitas anak. Dengan
tanpa mengabaikan aspek lain, perkembangan kognitif menjadi salah satu fokus
penting selain perkembangan fisik pada masa anak-anak.

Seiring dengan peningkatan kemampuan kognitif, anak mulai menyadari


bahwa pikiran terpisah dari objek atau tindakan seseorang. Anak sudah dapat
mulai mengatur pikirannya dalam bentuk yang sederhana. Berdasarkan penelitian
Flavel, anak 3 tahun memiliki kemampuan untuk mengatur pikirannya.
Kemampuan inilah yang disebut metakognitif, yaitu suatu kesadaran tentang
kognitif kita sendiri, bagaimana kognitif kita bekerja serta bagaimana
mengaturnya. Kemampuan ini sangat penting terutama untuk keperluan efisiensi
penggunaan kognitif kita dalam menyelesaikan masalah.
Secara ringkas metakognitif dapat diistilahkan sebagai “thinking about
thingking”. Siswa dapat menggunakan strategi metakognitif dalam pembelajaran
meliputi tiga tahap berikuti, yaitu : merancang apa yang hendak dipelajari;
memantau perkembangan diri dalam belajar; dan menilai apa yang dipelajari.
Strategi metakognitif dapat digunakan untuk setiap pembelajaran bidang studi
apapun. Hal ini penting untuk mengarahkan mereka agar bisa secara sadar
mengontrol proses berpikir dalam pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan strategi kognitif?


2. Apa sajakah faktor-faktor pendukung perkembangan kognitif individu?
3. Apa sajakah klasifikasi strategi kognitif?
4. Apa sajakah fungsi strategi kognitif?
5. Apakah peranan strategi kognitif dalam berbagai aspek?
6. Apa sajakah strategi kognitif dalam memecahkan masalah?

1
7. Apa pengertian dari metakognitif (metakognisi) ?
8. Apa saja jenis-jenis pengetahuan metakognitif (metakognisi) serta proses
pengalaman metakognisi (metakognitif) ?
9. Apa saja langkah-langkah pembelajaran metakognitif (metakognisi) ?
10. Bagaimana strategi dalam pembelajaran metakognitif (metakognisi) ?
11. Bagaimana peran metakognitif (metakognisi) dalam pembelajaran ?

C. Tujuan penulis
1. Untuk mengetahui pengertian dari pendekatan kognitif dan metakognitif;
2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung perkembangan kognitif individu;
3. Untuk mengetahui klasifikasi strategi kognitif;
4. Untuk mengetahui fungsi strategi kognitif;
5. Untuk mengetahui peranan strategi kognitif dalam berbagai aspek;
6. Untuk mengetahui jenis-jenis pengetahuan metakognitif (metakognisi);
7. Untuk mengetahui peran dari strategi pembelajaran metakognitif;
8. Untuk mengetahui langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pendekatan
metakognitif;
9. Untuk mengetahui bentuk strategi kognitif dalam memecahkan masalah
menurut pandangan para ahli.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 STRATEGI KOGNITIF

A. Pengertian strategi kognitif 


Menurut Pressley (dalam Nur, 2004:6) stretegi-strategi belajar adalah:
Operator-operator kognitif meliputi dan di atas proses-proses yang secara langsung
terlibat dalam menyelesaikan suatu tugas [belajar]. Strategi-strategi tersebut
merupakan strategi-strategi yang digunakan siswa untuk memecahkan masalah belajar
tertentu.
Sedangkan Mohamad Nur (2004:6) mengemukakan bahwa ”strategi-strategi
belajar (strategi kognitif) mengacu pada perilaku dan proses-proses berfikir yang
digunakan oleh siswa yang mempengaruhi apa yang dipelajari, termasuk proses
memori dan metakognitif“.
Lebih lanjut Gagne mengemukakan bahwa strategi kognitif adalah kapabilitas-
kapabilitas yang secara internal terorganisasi yang memungkinkan siswa
menggunakannya untuk mengatur cara dia belajar, mengingat, dan berpikir. Berbeda
dengan keterampilan intelektual yang memungkinkan siswa untuk menggunakan
angka-angka, kata-kata, atau simbol-simbol yang berada di luar (di lingkungan), maka
strategi kognitif memungkinkan siswa mengendalikan perilakunya sendiri dalam
menghadapi lingkungannya. Siswa menggunakan strategi kognitif ketika ia mengikuti
berbagai uraian dari apa yang sedang dibaca atau apa yang sedang dipelajari. Siswa
menggunakan beberapa strategi kognitif dalam memikirkan apa yang telah ia pelajari
dan dalam memecahkan masalah.
Strategi kognitif dalam banyak tulisan mengenai pendidikan sering
diasosiasikan dengan “belajar untuk belajar” atau “belajar bagaimana berpikir”.
Strategi kognitif merupakan tujuan pendidikan yang prioritasnya tinggi karena
pengetahuan siswa tentang strategi kognitif dalam belajar dan berpikir merupakan
salah satu komponen penting pembangun metakognisi. Sejalan dengan itu, Winkel
(1996) menjelaskan bahwa siswa yang pandai menemukan sendiri siasat-siasat
belajar, seakan-akan belajarnya menjadi lebih baik karena memiliki intelegensi yang

3
lebih baik, padahal hasil yang lebih baik itu bersumber pada cara belajar yang penuh
kesadaran, sistematis, dan penuh refleksi diri. Oleh karena itu, cara atau siasat belajar
yang sebenarnya dapat juga diajarkan kepada siswa yang tidak begitu pandai,
sehingga siswa yang lemah pun dapat maju.
Kesimpulan dari uraian di atas adalah sangatlah bermanfaat mengajarkan
strategi kognitif kepada siswa. Hal ini didukung dengan apa yang dikemukakan oleh
Muhammad Nur (2004) bahwa mengajarkan strategi-strategi kognitif dapat membawa
ke arah peningkatan hasil belajar siswa secara nyata.

B. Faktor-Faktor Pendukung Perkembangan Kognitif Individu


Hasil belajar setiap orang berbeda dari orang lain karena strategi kognitif
setiap orang pun tak pernah benar-benar sama. Kemampuan internal yang dimiliki dan
atau dilakukan setiap orang berbeda dari orang lain. Keunikan setiap orang dalam
mengolah informasi hingga pengambilan keputusan itu lazim disebut sebagai
executive control, kontrol tingkat tinggi. Perbedaan itu disebabkan oleh adanya faktor-
faktor pendukung perkembangan kognitif setiap orang, yaitu sbb:
1. Kedewasaan (maturasi)
2. Pengalaman fisik
3. Pengalaman logika-matematik
4. Transmisi social
5. Pengendalian diri (ekuilibrasi)

C. Klasifikasi Strategi Kognitif


Menurut Jonassen, secara umum strategi kognitif dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu sbb:
1. Strategi Utama
Strategi utama dipakai langsung pada materi yang dipelajari, yaitu
merepresentasikan kegiatan-kegiatan pemrosesan informasi. Ada dua jenis strategi
utama, yaitu sbb:
a. Strategi Pemrosesan Materi (informasi)
Strategi pemrosesan materi mengutamakan kegiatan-kegiatan
pemrosesan secara langsung. Strategi pemrosesan materi dikelompokkan
menjadi 3 yaitu sbb:
1) Strategi Mengulang (Rehearsal)

4
Agar terjadi pembelajaran, pelajar harus melakukan tindakan pada
informasi baru dan menghubungkan informasi baru tersebut dengan
pengetahuan awal. Strategi yang digunakan untuk proses pengkodean ini
disebut strategi mengulang (rehearsal). Strategi mengulang terbagi dua,
yaitu sbb:
a) Strategi Mengulang Sederhana (rote rehearsal)
Strategi mengulang sederhana yaitu sekedar mengulang dengan
keras atau dengan pelan informasi yang ingin kita hafal. Misalnya
digunakan untuk menghafal nomor telepon dan arah ke satu tempat
tertentu dalam jangka waktu pendek.
b) Strategi Mengulang Kompleks
Penyerapan bahan yang lebih kompleks memerlukan strategi
mengulang kompleks, yaitu perlu melakukan upaya lebih jauh dari
sekedar mengulang informasi. Misalnya, seorang pelajar tidak dapat
mengingat seluruh kata atau ide dalam sebuah buku hanya dengan
mambaca buku itu keras-keras. Sehingga yang dapat dilakukan adalah
menggarisbawahi ide-ide utama (under lining) dan membuat catatan
pinggir (marginal note).
Menggarisbawahi ide-ide kunci dari suatu teks adalah suatu
teknik yang kebanyakan telah dilakukan oleh pelajar.
Menggarisbawahi membantu pelajar untuk belajar lebih banyak dari
teks karena beberapa alasan. Pertama, menggarisbawahi secara fisik
menemukan ide-ide kunci sehingga pengulangan dan penghafalan
lebih cepat dan lebih efisien. Kedua, proses pemilihan apa yang
digarisbawahi membantu dalam menghubungkan informasi baru
dengan pengetahuan yang telah ada. Sayangnya pelajar tidak selalu
menggunakan prosedur menggarisbawahi secara efektif karena
terkadang mereka juga menggarisbawahi informasi yang tidak
relevan. Hal ini biasanya terjadi pada pelajar SD atau SLTP yang
mengalami kesulitan menentukan informasi mana yang penting atau
kurang penting.
Untuk melengkapi garis bawah, dapat dilakukan dengan
membuat catatan pinggir dan catatan lain. Dengan menulis catatan-

5
catatan dan komentar-komentar maka pelajar akan lebih mudah untuk
memahami maksud dari teks yang telah mereka garisbawahi.
2) Strategi Organisasi
Teknik dasar strategi organisasi yaitu menyusun materi yang akan
dipelajari ke dalam suatu kerangka. Misalnya, sekumpulan kata yang
harus diingat diatur menjadi kategori-kategori yang bermakna.
3) Strategi Elaborasi
Elaborasi merupakan strategi pemrosesan dimana informasi dielaborasi
dengan menambahkan informasi sehingga informasi baru akan menjadi
lebih bermakna. Strategi elaborasi membantu pemindahan informasi baru
dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang dengan
menciptakan gabungan dan hubungan antara informasi baru dengan apa
yang telah diketahui. Strategi elaborasi dapat dilakukan dengan
pembuatan catatan, menerapkan PQ4R dan menggunakan strategi
bridging.
a) Pembuatan Catatan
Sejumlah besar informasi diberikan kepada pelajar melalui
presentasi dan demonstrasi guru. Pembuatan catatan membantu
pelajar dalam mempelajari informasi ini secara singkat dan padat
serta menyimpan informasi untuk ulangan dan dihafal kelak
b) PQ4R
Metode PQ4R digunakan untuk membantu siswa mengingat
apa yang mereka baca. P singkatan dari preview (membaca selintas
dengan cepat), Q adalah question (bertanya), dan 4R singkatan dari
read (membaca), reflect (refleksi), recite (tanya-jawab sendiri),
review (mengulang secara menyeluruh). Melakukan preview dan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebelum membaca mengaktifkan
pengetahuan awal dan mengawali proses pembuatan hubungan antara
informasi baru dengan apa yang telah diketahui. Mempelajari judul-
judul atau topik-topik utama membantu pembaca sadar akan
organisasi bahan-bahan baru tersebut sehingga memudahkan
perpindahannya dari memori jangka pendek ke memori jangka
panjang.

6
c) Bridgin
Bridging merupakan strategi untuk menjembatani pemahaman
seseorang melalui “metafor” (perumpamaan) atua analogi. Metafor
atau analogi merupakan strategi pengandaian yang dapat
menjembatani suatu konsep baru dengan menggunakan konsep yang
sudah dipahami sebelumnya. Misalnya, seorang guru dapat
mengantarkan suatu pelajaran tentang bagaimana mekanisme
perlawanan penyakit di dalam tubuh manusia dengan meminta siswa
membayangkan suatu peperangan dan membayangkan peperangan
tersebut sebagai suatu analogi bagaimana tubuh kita melawan infeksi.
Contoh lain yaitu untuk memperkenalkan cara kerja jantung,
biasanya guru mengandaikan jantung sebagai pompa sehingga siswa
membayangkan cara kerja pompa sebagai cara kerja jantung. Hal
terpenting pada strategi ini yaitu analogi yang diberikan harus benar-
benar dikenali siswa sehingga siswa akan mudah mengingat konsep
baru yang dikaitkan dengan analogi tersebut.

b. Strategi Kognitif Aktif


Strategi-strategi kognitif aktif mengasumsikan proses kognitif tertentu
dari materi. Strategi kognitif aktif meliputi sistem belajar seperti MURDER
dan SQ3R.
1) MURDER
MURDER adalah singkatan dari Mood-Understand-Recall-Digest-
Expand-Review. Dalam bahasa Indonesia, artinya yaitu Suasana Hati
Ceria-Pahami-Ulang-Telaah-Kembangkan-Pelajari Kembali.
a) Mood (Suasana Hati)
Disini adalah bagaimana bisa membangun suasana hati yang
mendukung. Suasana hati dapat dibangun dengan menentukan waktu,
lingkungan dan sikap terhadap belajar yang paling pas untuk diri
sendiri. Contoh, ada orang yang suka belajar sambil mendengar
musik.
b) Understand (Pahami)
Bacalah materi yang ingin dipahami. Beri tanda pada hal yang
belum dimengerti kemudian cari tahu melalui diskusi, bertanya atau
7
melalui internet. Yang terpenting di sini yaitu tidak pernah malu
untuk bertanya.
c) Recall (Ulangi)
Setelah mempelajari suatu topik, ulangilah kembali topik
tersebut. Caranya dengan membuat rangkuman yaitu menyajikan inti
materi pokok yang penting.
d) Digest (Telaah)
Di sini adalah kembali mencerna apa yang belum dipahami.
Bacalah kembali rangkuman yang telah dibuat, termasuk catatan yang
belum dipahami.
e) Expand (Kembangkan
Di tahap ini adalah mengembangkan apa yang telah dipelajari.
Misalnya, setelah mempelajari suatu materi, kembangkan materi
tersebut dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar
materi tersebut kemudian carilah jawabannya.
f) Review (Pelajari Kembali)
Bagian terakhir yaitu mempelajari kembali materi yang telah
dipelajari dan mengulangnya lagi. Jika kita pernah membaca materi
dan mengulangnya maka akan memudahkan pemahaman terhadap
materi itu.
2) SQ3R
Strategi belajar SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
merupakan penimbul pertanyaan dan tanya jawab yang dapat mendorong
pembaca teks melakukan pengolahan materi secara mendalam dan luas.
Langkah-langkah strategi SQ3R, yaitu sbb:
a) Survey
Langkah pertama dalam strategi SQ3R adalah survey, yaitu
pengajar perlu membantu dan mendorong anak didiknya untuk
meneliti secara singkat seluruh struktur pokok kajian. Tujuannya agar
peserta didik mengetahui panjangnya pokok kajian, judul bagian dsb.
Dalam melakukan survey, peserta didik menandai bagian-bagian
tertentu untuk memudahkan proses penyusunan daftar pertanyaan
pada langkah selanjutnya.

8
b) Question
Pengajar memberikan petunjuk kepada anak didiknya untuk
menyusun pertanyaan-pertanyaan yang jelas, singkat dan relevan.
Pertanyaan yang dibuat bisa menggunakan rumus 5W+1H.
c) Read
Pengajar akan menyuruh anak didiknya untuk membaca secara
aktif dalam rangka mencari jawaban atas pertanyaan yang telah
tersusun. Proses membaca difokuskan pada paragraph-paragraf yang
diperkirakan mengandung jawaban yang relevan dengan pertanyaan
tadi.
d) Recite
Recite merupakan latihan untuk meningkatkan kembali
pemahaman tentang materi pelajaran dengan memberi penekanan
pada butir-butir penting yang dapat dilakukan dengan mendengarkan
sendiri, menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan.
e) Review
Review atau pengulangan diperlukan untuk mencegah adanya
ide-ide yang terlupakan.
2. Strategi Pendukung
Menurut Jonassen, selain strategi utama yang beroperasi langsung pada
informasi, individu juga selayaknya menggunakan strategi pendukung. Strategi-
strategi pendukung dimaksudkan untuk mendukung pemrosesan informasi dengan
membantu individu untuk memelihara orientasi belajar yang baik. Strategi
pendukung ini meliputi strategi-strategi sistem belajar, seperti penetapan tujuan,
manajemen waktu, manajemen konsentrasi dan tehnik-tehnik relaktasi serta
strategi-strategi Metalearning.
Dalam kaitannya dengan Metalearning, Flavell dan Wellman menemukan
bahwa individu yang lebih pandai, lebih cakap dalam menyeleksi dan
menggunakan strategi yang sesuai untuk memonitor proses penyimpanan dan
pengambilan informasi mereka. Individu yang baik tetap sadar untuk memonitor
pembelajaraannya secara lebih konsisten.
Brezin mengidentifikasi lima kelompok strategi Metalearning (atau bisa
disebut sebagai strategi monitoring) yaitu sbb:

9
a. Strategi Perencanaan, meliputi seleksi (identifikasi sasaran belajar),
persiapan (mengaktifkan skemata yang relevan), pengukuran (menentukan
kesulitan atau kedalaman proses yang diperlukan) dan estimasi (memprediksi
kebutuhan proses informasi dari tugas).
b. Strategi Atttending, meliputi pendekatan, pencarian (menghubungkan
informasi yang disajikan dengan ingatan), pengkontrasan (membandingkan
informasi yang disajikan dengan ingatan) dan validasi (konfirmasi informasi
yang disajikan dengan pengetahuan yang sudah ada)
c. Strategi Encoding, meliputi elaborasi (mencoba mengaitkan informasi baru
dengan pengetahuan yang telah ada) dan menghubungkan secara kualitatif
(mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang telah ada secara lebih
dalam).
d. Strategi Review, meliputi konfirmasi (pengggunaan informasi baru)
pengulangan (mempraktekkan recall) dan perbaikan (revise).
e. Strategi Evaluasi, mencakup pengujian (menentukan konsistensi materi baru)
dan penilaian (penilaian informasi).

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi strategi-strategi


Metalearning lebih kepada memonitor proses mengetahui daripada menghasilkan
pemahaman. Sementara itu, strategi-strategi pemrosesan informasi lebih kepada
menghasilkan pemahaman informasi.

D. Fungsi Strategi Kognitif


Objek strategi kognitif ialah proses berpikir individu atau siswa itu sendiri.
Seperti telah dijelaskan pada bagian A.2 bahwa strategi kognitif tidak identik dengan
keterampilan intelektual. Strategi kognitif tidak terpengaruh secara kritis oleh
pelaksanaan pembelajaran, menit demi menit. Karena strategi kognitif objeknya
adalah kemampuan internal individu atau siswa jadi dikendalikan oleh masing-masing
individu atau siswa itu sendiri. Maka, dapat dikatakan bahwa strategi kognitif
berfungsi untuk menunjang individu atau siswa untuk belajar dan berkembang dengan
sendirinya sehingga individu atau siswa tersebut dapat berpikir secara mandiri.
Selain menunjang individu untuk berpikir secara mandiri, strategi kognitif
juga berfungsi membantu individu dalam memilih alternatif strategi pemecahan
masalah yang paling tepat diantara sekian banyak pilihan. Hal ini disebabkan karena
masalah yang dihadapi individu tidak selalu sama dengan yang pernah ia alami

10
sebelumnya. Sehingga, keterampilan intelektual saja tidak memadai. Harus ada
pengorganisasian dan kontrol terhadap proses belajar individu itu. Pengorganisasian
dan kontrol itulah yang disebut strategi kognitif.
Kemudian, Bruning dan Jonassen berpendapat bahwa strategi kognitif
memfasilitasi transfer informasi dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka
panjang. Hal ini disebabkan karena individu yang memiliki strategi kognitif yang baik
pasti memiliki strategi-strategi khusus untuk memroses informasi yang telah
diterimanya ke dalam bentuk yang lebih mudah diingat.
Fungsi lain strategi kognitif yaitu untuk menjadikan individu menjadi individu
yang kompeten. Pressley berkeyakinan bahwa kompetensi sering merupakan hasil
dari penggunaan strategi yang tepat dan bukan dikarenakan kemampuan superior
pribadi atau kerja keras belaka. Menurut Pressley, Borkowski & Schneider, pengguna
strategi yang baik adalah seseorang yang mempunyai suatu varitas strategi dan
menggunakan prosedur-prosedur tersebut untuk mengatasi tantangan kognitif. Hal ini
diperkuat lagi oleh Pressley yang didasarkan pada hasil penelitian yang membuktikan
bahwa individu yang sukses memiliki strategi kognitif yang lebih baik daripada
individu yang kurang sukses.
Individu yang memiliki strategi kognitif yang baik adalah individu yang
memiliki kesadaran metakognisi. Artinya, yang bersangkutan tidak hanya memiliki
strategi-strategi dalam pemrosesan informasi, tetapi juga memiliki strategi-strategi
metalearning. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
individu berkesadaran metakognitif lebih strategis dan bertindak lebih baik dibanding
individu yang tidak berkesadaran metakognitif (Garner & Alexander, 1989; Pressley
& Ghatala, 1990 dalam Schraw & Dennison, 1994). Salah satu sebabnya adalah
karena kesadaran metakognitif memungkinkan seseorang untuk merencanakan,
merangkai dan memonitor belajarnya dengan cara yang langsung meningkatkan
kepandaiannya. Hal ini diperkuat oleh Resnick (1989) yang menyatakan bahwa
individu yang sukses cenderung mengelaborasi dan mengembangkan penjelasan dari
buku atau materi lain secara mandiri serta cenderung memonitor pemahaman sendiri.
Lebih jauh Schraw & Dennison (1994) menyebutkan bahwa perbedaan dalam
penggunaan strategi dan kepandaian lebih berkaitan dengan perbedaan kesadaran
metakognitif daripada dengan perbedaan dalam bakat intelektual.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai kompetensi
yang optimal, individu harus memiliki strategi kognitif. Strategi kognitif yang
11
selayaknya dimiliki tidak hanya strategi-strategi utama, seperti strategi-strategi
pemrosesan informasi yang bekerja lebih kepada menghasilkan pemahaman
informasi, tetapi juga strategi-strategi pendukung, yang berfungsi memonitor proses
belajar agar iklim belajar yang memadai dapat terpelihara. Semakin banyak strategi
kognitif yang dimiliki atau dikuasai, semakin besar peluang seseorang untuk memiliki
strategi kognitif yang baik. Selanjutnya, semakin baik strategi kognitif yang
digunakan, semakin besar peluang seseorang untuk menjadi individu yang kompeten.

E. Peranan Strategi Kognitif dalam Berbagai Aspek


1. Peran Strategi Kognitif dalam Pembelajaran Matematika
Strategi kognitif berpotensi digunakan dalam semua cabang ilmu Matematika.
Tergantung dari bagaimana seorang guru mengarahkan siswanya untuk
menemukan rumus-rumus atau teorema-teorema yang berkaitan dengan cabang
ilmu matematika yang diajarkan. Misalanya pelajaran bidang datar, awalnya siswa
hanya diberitahu tentang luas segi empat. Selanjutnya siswa diminta menemukan
sendiri bagaimana mendapatkan rumus luas segitiga, layang-layang, belah
ketupat, trapesium, lingkaran, dan sebagainya. Jika guru menerapkan metode
seperti itu, maka siswa akan berpikir secara mandiri dan menggunakan strategi
kognitifnya masing-masing.
2. Peran Strategi Kognitif dalam Akselerasi Pembelajaran
Kelas akselerasi merupakan kelas percepatan pembelajaran yang disajikan
kepada peserta didik yang memiliki kemampuan lebih atau istimewa dengan
materi-materi atau kurikulum yang padat sehingga dalam waktu lebih pendek
mereka dapat menyelesaikan pendidikannya.
Jika pembelajaran akselerasi berhasil dalam pelaksanaannya dimana tujuan
yang diharapkan juga tercapai maka diperoleh beberapa segi positif, yaitu peserta
didik yang potensial dapat menyelesaikan pendidikannya lebih cepat dari waktu
biasanya, efisien dalam waktu dan efisien dalam biaya.
Dave Meier menulis beberapa prinsip pokok akselerasi pembelajaran, yaitu:
a. Adanya keterlibatan total pembelajar dalam meningkatkan pembelajaran.
b. Belajar bukanlah mengumpulkan informasi secara pasif, melainkan
menciptakan pengetahuan secara  aktif.
c. Kerjasama di antara pembelajar sangat membantu meningkatkan hasil
belajar.
12
d. Belajar berpusat aktivitas sering lebih berhasil daripada belajar berpusat
presentasi.
e. Belajar berpusat aktivitas dapat dirancang dalam waktu yang jauh lebih
singkat daripada waktu yang diperlukan untuk merancang pengajaran dengan
presentasi.

Tuntutan agar pembelajaran akselerasi mampu memenuhi harapan


sebagaimana diuraikan di atas, antara lain dapat dipenuhi dengan mengupayakan
proses pembelajaran sedemikian rupa. Salah satu upaya yang dapat dipilih adalah
menerapkan strategi kognitif dalam proses tersebut atau pembelajaran strategi
kognitif. Pembelajaran strategi kognitif menurut EduTech Wiki adalah suatu
pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan perkembangan keterampilan
berpikir dan proses-proses sebagai suatu alat untuk meningkatkan belajar.

Jika strategi kognitif dilaksanakan secara konsekuen dan ditunjang dengan


fasilitas belajar yang memadai maka proses belajar dan pembelajran akselarasi
dapat membawa hasil, di mana peserta didik dapat menyelesaikan pendidikannya
dengan hasil sebagaimana diharapkan dan dengan waktu yang lebih pendek.

3. Peran Strategi Kognitif di Perguruan Tinggi


Mahasiswa adalah individu-individu yang telah dewasa baik secara fisik,
afektif, sosial, maupun kognitif. Mereka secara teoritis adalah individu-individu
yang telah mampu menangani aktivitas belajar dan berpikirnya sendiri. Dengan
kemampuan mengatur kegiatan kognitif pada diri sendiri, mereka akan semakin
baik pula pemikirannya.
Berkenaan dengan uraian singkat di atas dapat dinyatakan bahwa proses
belajar dan pembelajaran di perguruan tinggi akan lebih baik jika pelaksanaannya
merupakan aplikasi dari strategi kognitif. Peranan strategi kognitif di perguruan
tinggi sangat diperlukan karena materi belajar mahasiswa lebih banyak berupa
konsep-konsep dan teori-teori. Sehingga, mahasiswa dilatih berpikir mandiri dan
menggunakan strategi kognitif sebaik mungkin.

F. Strategi Kognitif Dalam Memecahkan Masalah


1) Menurut Anderson, Ellis dan Hunt (dalam Suharnan, 2005:307) pada
dasarnya prosedur atau strategi yang dapat digunakan dalam memecahkan

13
masalah ada dua macam yaitu algoritmik dan heuristik. Algoritmik adalah suatu
perangkat aturan atau tata cara yang dapat menjamin pemecahan suatu masalah.
Sedangkan heuristik adalah suatu perangkat yang menggunakan hukum
kedekatan sehingga tidak menjamin perolehan pemecahan meskipun
kemungkinan besar dapat berhasil.
2) Selanjutnya Suharnan (2005:307) mengemukakan beberapa metode atau strategi
yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah. Berikut ini penjelasan dari
masing-masing jenis strategi tersebut.
a) Strategi acak (algoritmik)
Strategi ini dijalankan tanpa pengetahuan khusus yang dapat membimbing
seseorang ke arah pemecahan masalah. Cara ini sering disebut trial and error.
b) Strategi heuristik
Dalam strategi ini, seseorang menggunakan pengetahuannya untuk
mengidentifikasi sejumlah jalan atau cara yang akan ditempuh dan diaggap
menjanjikan bagi penemuan pemecahan suatu masalah.
c) Proximity methods
Dalam strategi ini seseorang menempuh jalan atau cara yang dipersepsi
lebih mendekati tujuan yang diinginkan.
d) Analogi
Analogi dapat dilakukan dengan cara membandingkan pola masalah yang
tengah dihadapi dengan pola masalah serupa yang pernah dialami baik oleh
orang yang bersangkutan maupun orang lain.
e) Maching
Cara ini hampir sama dengan metode kedekatan, seseorang memahami
situasi yang tengah dihadapi dengan tujuan yang diinginkan, lalu ia
membandingkan dengan pengetahuan yang ada diingatannya.
f) Generate test method
Pemecahan masalah membutuhkan dua proses. Pertama, pemecahan
masalah yang paling memungkinkan dicari atau dihasilkan. Kedua,
selanjutnya gagasan pemecahan yang dihasilkan itu lalu diuji apakah dapat
berjalan dengan baik. Jika belum berhasil, hal ini dilakukan sampai ditemukan
cara yang baik dan efektif.
g) Means and analysis

14
Dalam strategi ini, seseorang membagi masalah yang dihadapi menjadi
bagian-bagian tertentu.
h) Backward search (berjalan mundur)
Strategi ini dilakukan dengan berjalan mundur, yakni seseorang mulai
pada tujuan yang diinginkan (goal state) dan bergerak mundur ke belakang
menuju pada keadaan yang dihadapi semula (original state).
i) Forward search (berjalan ke depan)
Strategi ini dilakukan dengan berjalan maju, yakni seseorang memulai dari
kenyataan yang dihadapi, kemudian secara bertahap bergerak menuju pada
tujuan akhir yang diinginkan.
3) Menurut Nurdin (2007), strategi kognitif pemecahan masalah terdiri atas:
a) Prosedur heuristik yaitu menemukan jawaban atas suatu masalah dengan cara
yang tidak ketat, seperti dengan menggambar, membuat diagram, atau analogi.
b) Prosedur berpikir mundur. Prosedur ini merupakan prosedur pemecahan
masalah yang bertitik tolak dari tujuan yang telah diketahui dan menemukan
jalan untuk menuju ke tujuan tersebut.
c) Prosedur berpikir maju. Prosedur ini dalam pemecahan masalah adalah
berangkat dari garis star (hal yang diketahui) dan kemudian memikirkan
berbagai jalan untuk sampai pada garis finis/tujuan (hal yang ditanyakan),
bahkan dengan jalan mencobanya.
d) Strategi berpikir induktif. Strategi ini adalah strategi pemecahan masalah yang
berpangkal dari hal-hal yang khusus, selanjutnya secara bertahap menuju
kepada suatu simpulan atau sifat yang umum.
e) Prosedur berpikir deduktif. Prosedur ini dalam pemecahan masalah adalah
menerapkan hal yang umum untuk hal-hal yang bersifat khusus.
4) Sedangkan menurut Winkel (1996:128) strategi yang dapat digunakan dalam
memecahkan masalah antara lain dengan cara:
a) Bekerja mundur, yaitu bertitik tolak dari tujuan yang telah diketahui dan
menemukan sarana atau jalan yang menuju ke sana.
b) Bekerja maju, yaitu berangkat dari garis start dan kemudian memikirkan
berbagai jalan untuk sampai pada garis finis atau tujuan.
c) Analogi, yaitu menerapkan suatu jalan pemecahan yang ternyata efektif dalam
meyelesaikan soal A, pada soal B yang mirip.

15
d) Brainstorming, yaitu mengemukakan usul pemecahan sebanyak mungkin
tanpa menilai derajat keefektifannya dahulu kemudian ditetapkan kriteria
untuk menilai efektivitas dari usul-usul yang diajukan.
5) Selanjutnya menurut Anderson dan Krathwohl (dalam Nurdin, 2007) juga
menggolongkan berpikir deduktif dan berpikir induktif sebagai strategi umum
dalam memecahkan masalah. Berpikir deduktif ialah mengambil kesimpulan
dari dua pernyataan; yang pertama merupakan pernyataan umum. Sedangkan
berpikir induktif dimulai dari hal-hal yang khusus dan kemudian mengambil
kesimpulan umum.
Sejalan dengan hal yang dikemukakan oleh Yasin, bahwa orang dapat
mendekati suatu masalah dengan beberapa cara:
a) Berpikir induktif. Berpikir induktif ialah suatu proses dalam berpikir yang
berlangsung dari khusus menuju kepada yang umum. Orang mencari ciri-ciri
atau sifat-sifat yang tertentu dari berbagai fenomena, kemudian menarik
kesimpulan-kesimpulan bahwa ciri-ciri atau sifat-sifat itu terdapat pada semua
jenis fenomena.
b) Berpikir deduktif. Berpikir deduktif yaitu suatu proses dari yang umum
menuju kepada yang khusus. Dalam cara berpikir ini, orang bertolak dari suatu
teori ataupun prinsip ataupun kesimpulan yang dianggapnya benar dan sudah
bersifat umum. Dari situ ia menerapkannya kepada fenomena-fenomena yang
khusus, dan mengambil kesimpulan yang khusus yang berlaku bagi fenomena
tersebut.
c) Analogis. Berpikir analogis adalah berpikir dengan jalan menyamakan atau
memperbandingkan fenomena-fenomena yang biasa atau pernah dialami. Di
dalam cara berpikir ini, orang beranggapan bahwa dari fenomena-fenomena
yang pernah dialami berlaku pula bagi fenomena yang dihadapi
sekarang.Kesimpulan yang diambil dari berpikir analogis ini kebenarannya
lebih kurang dapat dipercaya. Kebenarannya ditentukan oleh faktor
"kebetulan" dan bukan berdasarkan perhitungan yang tepat, dengan kata lain:
Validitas kebenarannya sangat rendah.

Dari beberapa jenis strategi kognitif yang diuraikan di atas, maka jenis
strategi kognitif yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah:

16
a) Strategi heuristik. Strategi ini merupakan strategi yang dapat membantu
mengarahkan siswa menemukan penyelesaian akhir dari suatu masalah seperti
menggambar atau membuat diagram.
b) Berpikir maju. Berpikir maju adalah suatu cara memecahkan masalah yang dimulai
dari hal yang diketahui selanjutnya memikirkan berbagai jalan atau sarana untuk
sampai ke hal yang ditanyakan.
c) Berpikir mundur. Berpikir mundur adalah suatu cara memecahkan masalah yang
berangkat dari hal yang ditanyakan (tujuan) selanjutnya memikirkan jalan ke
tujuan tersebut dengan menggunakan hal-hal yang diketahui.
d) Berpikir induktif. Berpikir induktif adalah suatu cara memecahkan masalah yang
berangkat dari hal yang bersifat khusus untuk selanjutnya diterapkan pada hal yang
bersifat umum.
e) Berpikir deduktif. Berpikir deduktif adalah suatu cara memecahkan masalah yang
berangkat dari hal yang bersifat umum untuk selanjutnya diterapkan pada hal yang
bersifat khusus.

1.2 STARTEGI METAKOGNITIF (METAKOGNISI)

A. Pengertian Metakognisi (Metakognitif)


Metakognisi atau metakognitif merupakan suatu istilah yang diperkenalkan oleh
Flavell pada tahun 1976 dan menimbulkan banyak perdebatan pada pendefinisiannya.
Hal ini berakibat bahwa metakognisi tidak selalu sama didalam berbagai macam
bidang penelitian psikologi, dan juga tidak dapat diterapkan pada satu bidang
psikologi saja. Namun demikian, pengertian metakognisi yang dikemukakan oleh para
peneliti bidang psikologi, pada umumnya memberikan penekanan pada kesadaran
berpikir seseorang tentang proses berpikirnya sendiri. Gredler (2011).
Wellman (1985) menyatakan bahwa: Metakognisi adalah suatu bentuk kognisi,
proses berpikir urutan kedua atau lebih tinggi yang melibatkan kontrol aktif atas
proses kognitif.     
Flavell & Brown dalam menyatakan bahwa metakognisi adalah pengetahuan
(knowledge) dan regulasi (regulation) pada suatu aktivitas kognitif seseorang dalam
proses belajarnya. Sedangkan Moore (2004) menyatakan bahwa: Metakognisi
mengacu pada pemahaman seseorang tentang pengetahuannya, sehingga pemahaman
yang mendalam tentang pengetahuannya akan mencerminkan penggunaannya yang
efektif atau uraian yang jelas tentang pengetahuan yang dipermasalahkan.

17
B. Jenis-Jenis Pengetahuan dan Proses Pengalamn Metakognisi (Metakognitif)
1. Pengetahuan Metakognisi (Metacognitive Knowledge)
Ada 3 jenis pengetahuan metakognisi, diantaranya yaitu:
a. Pengetahuan deklaratif yang mengacu pada pengetahuan mengenai fakta dan
konsep yang dimiliki seseorang atau faktor yang mempengaruhi pemikirannya
dan perhatiannya dalam memecah masalah.
b. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu,
bagaimana melakukan langkah atau strategi dalam suatu proses pemecahan
masalah.
c. Pengetahuan kondisional yang mengacu pada kesadaran seseorang akan
kondisi yang mempengaruhi dirinya dalam memecahkan masalah, seperti:
kapan suatu strategi seharusnya diterapkan, mengapa menerapkan suatu
strategi dan kapan strategi tersebut digunakan dalam memecahkan masalah.

2. Pengalaman Metakognisi (Metacognitive Experimences)


Ada tiga proses pengalaman metakognisi, diantaranya yaitu:
a. Proses Perencanaan, yaitu keputusan tentang berapa banyak waktu yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut, strategi apa yang akan
dipakai, sumber apa yang perlu dikumpulkan, bagaimana memulainya, dan
mana yang harus diikuti atau tidak dilaksanakan lebih dulu.
b. Proses Pemantauan, yaitu kesadaran langsung tentang bagaimana kita
melakukan suatu aktivitas kognitif. Proses pemantauan membutuhkan
pertanyaan seperti: adakah ini memberikan arti?, dapatkah saya untuk
melakukannya lebih cepat? dan lain sebagainya.
c. Proses Evaluasi. Ini memuat pengambilan keputusan tentang proses yang
dihasilkan berdasarkan hasil pemikiran dan pembelajaran. Contohnya,
dapatkah saya mengubah strategi yang dipakai?, apakah saya membutuhkan
bantuan? dan lain sebagainya.

C. Langkah Pembelajaran Metakognisi


Ada beberapa langkah pembelajaran metakognisi atau metakognitif yaitu :
1. Tahap Diskusi Awal (Introductory Discussion)
Pertama, guru menjelaskan tentang tujuan topik yang akan dipelajari. Setiap
siswa dibagi bahan ajar dan penanaman konsep berlangsung dengan menjawab

18
pertanyaan yang tertera dalam bahan ajar tersebut. Siswa dibimbing menanamkan
kesadaran dengan bertanya dan menjawab pada diri sendiri pertanyaan yang
diajukan dalam bahan ajar. Melalui pertanyaan yang diberikan, siswa diharapkan
bisa memahami uraian materi dan sadar apa yang dilakukannya, bagaimana
melakukannya, bagian mana yang belum dipahami pertanyaan apa yang timbul
dan bagaimana upaya untuk mencari solusinya.

2. Tahap Kerja Mandiri/Individu (Independent Work)


Siswa diberikan persoalan dengan topik yang sama dan mengerjakan secara
individual. Guru berkeliling kelas dan memberikan pengaruh timbal balik secara
individual. Pengaruh timbal balik metakognitif akan menuntun siswa untuk
memusatkan perhatian pada kesalahannya dan memberikan petunjuk agar siswa
dapat mengoreksinya sendiri. Guru membantu siswa mengawasi cara berpikirnya,
tidak hanya memberikan jawaban benar saat siswa membuat kesalahan namun
juga menuntun proses berpikirnya agar siswa menemukan jawaban yang benar.

3. Tahap Penyimpulan
Pada tahap penyimpulan, siswa melakukan rekapitulasi dari apa yang telah
dilakukan dikelas. Pada tahap ini siswa menyimpulkan sendiri, dan guru
membimbing dengan memberikan pertanyaan seperti:

Apa yang kamu pelajari hari ini?

Apa yang kamu pelajari tentang diri kamu sendiri dalam menyelesaikan soal
matematika yang diberikan?

D. Strategi dalam Pembelajaran Metakognisi (Metakognitif)


Strategi yang dapat dilakukan guru atau dosen dalam mengembangkan
metakognisi peserta didik melalalui kegiatan belajar dan pembelajaran adalah sebagai
berikut (Taccasu Project, 2008).
1. Membantu peserta didik dalam mengembangkan strategi belajar dengan:
Mendorong pembelajar untuk memonitor proses belajar dan
berpikirnya.Membimbing pembelajar dalam mengembangkan strategi-strategi
belajar yang efektif.

19
Meminta pembelajar untuk membuat prediksi tentang informasi yang akan
muncul atau disajikan berikutnya berdasarkan apa yang mereka telah baca atau
pelejari.
Membimbing pembelajar untuk mengembangkan kebiasaan bertanya.
Menunjukkan kepada pembelajar bagaimana teknik mentransfer pengetahuan,
sikap-sikap, nilai-nilai, keterampilan-keterampilan dari suatu situasi ke situasi yang
lain.
2. Membimbing pembelajar dalam mengembangkan kebiasaan peserta didik
yang baik melalui :
 Pengembangan kebiasaan mengelola diri sendiri
a. Mengidentifikasi gaya belajar yang paling cocok untuk diri sendiri
(visual, auditif, kinestetik, deduktif, atau induktif);
b. Memonitor dan meningkatkan kemampuan belajar (membaca, menulis,
mendengarkan, mengelola waktu, dan memecahkan masalah);
c. Memanfaatkan lingkungan belajar secara variatif (di kelas dengan
ceramah, diskusi, penugasa, praktik di laboratorium, belajar kelompok)
 Mengembangkan kebiasaan untuk berpikir positif
a. Meningkatkan rasa percaya diri (self-confidence) dan rasa harga diri
(self-esteem) dan
b. Mengidentifikasi tujuan belajar dan menikmati aktivitas belajar.
 Mengembangkan kebiasaan untuk berpikir secara hirarkhis
a. Membuat keputusan dan memecahkan masalah dan
b. Memadukan dan menciptakan hubungan-hubungan konsep-konsep
yang baru.
 Mengembangkan kebiasaan untuk bertanya
a. Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep utama dan bukti-bukti
pendukung;
b. Membangkitkan minat dan motivasi; dan
c. Memusatkan perhatian dan daya ingat.

E. Peranan Metakognisi dalam Pembelajaran


1. Keberhasilan Belajar

20
Sebagaimana dikemukakan pada uraian sebelumnya bahwa metakognisi
pada dasarnya adalah kemampuan belajar bagaimana seharusnya belajar
dilakukan yang didalamnya dipertimbangkan dan dilakukan aktivitas-aktivitas
sebagai berikut (Taccasu Project, 2008).

2. Mengembangkan suatu rencana kegiatan belajar


Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya berkenaan dengan
kegiatan belajar.Menyusun suatu program belajar untuk konsep, keterampilan,
dan ide-ide yang baru.Mengidentifkasi dan menggunakan pengalamannya
sehari-hari sebagai sumber belajar.

3. Memanfaatkan teknologi modern sebagai sumber belajar


Memimpin dan berperan serta dalam diskusi dan pemecahan masalah
kelompok.Belajar dari dan mengambil manfaat pengalaman orang-orang
tertentu yang telah berhasil dalam bidang tertentu.Belajar dari dan mengambil
manfaatkan pengalaman orang-orang tertentu yang telah berhasil dalam bidang
tertentu.

4. Memahami faktor-faktor pendukung keberhasilan belajarnya


Berdasarkan apa yang dipaparkan di atas dapat dinyatakan bahwa
keberhasilan seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh kemampuan
metakognisinya. Jika setiap kegiatan belajar dilakukan dengan mengacu pada
indikator dari learning how to learn maka hasil optimal akan mudah dicapai.

5. Pengembangan Metakognisi dalam Pembelajaran


Mengingat pentingnya peranan metakognisi dalam keberhasilan belajar,
maka upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dapat dilakukan
dengan meningkatkan metakognisi mereka. Mengembangkan metakognisi
pembelajar berarti membangun fondasi untuk belajar secara aktif. Guru
sebagai sebagai perancang kegiatan belajar dan pembelajaran, mempunyai
tanggung jawab dan banyak kesempatan untuk mengembangkan metakognisi
pembelajar.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Strategi kognitif dalam banyak tulisan mengenai pendidikan sering


diasosiasikan dengan “belajar untuk belajar” atau “belajar bagaimana berpikir”.
Strategi kognitif merupakan tujuan pendidikan yang prioritasnya tinggi karena
pengetahuan siswa tentang strategi kognitif dalam belajar dan berpikir merupakan
salah satu komponen penting pembangun metakognisi. Sejalan dengan itu, Winkel
(1996) menjelaskan bahwa siswa yang pandai menemukan sendiri siasat-siasat
belajar, seakan-akan belajarnya menjadi lebih baik karena memiliki intelegensi yang
lebih baik, padahal hasil yang lebih baik itu bersumber pada cara belajar yang penuh
kesadaran, sistematis, dan penuh refleksi diri. Oleh karena itu, cara atau siasat belajar
yang sebenarnya dapat juga diajarkan kepada siswa yang tidak begitu pandai,
sehingga siswa yang lemah pun dapat maju.

Metakognisi atau metakognitif merupakan suatu istilah yang diperkenalkan oleh


Flavell pada tahun 1976 dan menimbulkan banyak perdebatan pada pendefinisiannya.
Hal ini berakibat bahwa metakognisi tidak selalu sama didalam berbagai macam
bidang penelitian psikologi, dan juga tidak dapat diterapkan pada satu bidang
psikologi saja. Namun demikian, pengertian metakognisi yang dikemukakan oleh para
peneliti bidang psikologi, pada umumnya memberikan penekanan pada kesadaran
berpikir seseorang tentang proses berpikirnya sendiri. Gredler (2011).

Wellman (1985) menyatakan bahwa: Metakognisi adalah suatu bentuk kognisi,


proses berpikir urutan kedua atau lebih tinggi yang melibatkan kontrol aktif atas
proses kognitif.  
   
B. Saran
Strategi pembelajaran kognitif dan metakognitif harus dijadikan sebagai strategi
pembelajaran diindonesia agar siswa bukan hanya memahami teori namun ia
memahami konsep dan juga dia mampu menemukan sendiri jawaban dari soal serta
dari strategi ini terjadi interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa.

22
23
DAFTAR PUSTAKA

https://www.pelajaran.co.id/2020/16/pengertian-metakognisi.html
https://zultogalatp.wordpress.com/2013/06/15/metakognitif-dalam-pembelajaran/
https://www.rijal09.com/2016/04/strategi-kognitif.html
Artikel :Strategi Kognitif
https://mudarwan.wordpress.com/2017/01/06/strategi-kognitif-dan-keterampilan-
berpikir/
athayaismail.blogspot.com/2016/10/makalah-strategi-belajar-kognitif.html?m=1

iii

Anda mungkin juga menyukai