Anda di halaman 1dari 14

TEORI – TEORI BELAJAR KOGNITIF

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Psikologi Pendidikan

Disusun Oleh:
Indah Cahyani (210101145)

Dosen Pengampu:
Ani Nafisah, M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIYAH
INDRALAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia Nya kepada kami dapat menyelesaikan tugas ini
tepat pada waktunya. Semoga tugas ini dapat digunakan sebagai acuan, petunjuk
maupun bahan bacaan bagi para pembaca.
Adapun judul dari tugas ini adalah “Teori-Teori Belajar Kognitif”. Tugas
ini berisikan mengenai pengertian kognitif, teori-teori kognitif menurut para ahli
dan prinsip dari teori belajar kognitif.
Kami mengucapkan terimakasih, khususnya kepada Ibu Ani Nafisah,
M.Pd.I yang telah membimbing kami. Harapan kami dalam membuat tugas ini
semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkahi tugas ini dan dapat benar-benar
bermanfaat bagi kami dan pembaca.
Kami sebagai manusia sadar akan ketidaksempurnaan kami dalam
pembuatan tugas ini, tugas ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan, baik dari
isi, gaya bahasa, maupun ketidaksesuaian dalam pengunaan kalimatnya. Untuk
kami memohon maaf atas kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan tugas ini.

Indralaya, Oktober 2023


Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………… ii

BAB 1……………………………………………………………………………...1

PENDAHULUAN…………………………………………………………………1

A. Latar Belakang…………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………..... 2
C. Tujuan Masalah……………………………………………………………..2
BAB II…………………………………………………………………………….. 3

PEMBAHASAN………………………………………………………………….. 3

A. Pengertian Kognitif………………………………………………………... 3
B. Teori-Teori Belajar Kognitif Menurut Para Ahli………………………….. 5
C. Prinsip Teori Belajar Kognitif………………………………………………9
BAB III………………………………………………………………………….. 10
PENUTUP………………………………………………………………………. 10

A. Kesimpulan………………………………………………………………. 10
DAFTAR PUSTAKA…………...……………………………………………..11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan sumber daya manusia haruslah segera dibanggun di
Indonesia. Menciptakan manusia-manusia yang unggul harus diadakan sejak
dini melalui pendidikan formal mapun non formal. Dengan diberlakukannya
pandidikan sejak usia dini diharapkan akan mampu membentuk fondasi dasar
sebelum memperoleh ilmu pengetahuan umum, sehingga ilmu yang akan
diperoleh nantinya akan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya tanpa
adanya pihak lain yang dirugikan
Banyak Negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan
persoalan yang pelik. Negara sebagai lembaga yang menguayakan
kecerdaskan kehidupan bangsa merupakan tugas negara yang amat penting.
Namun, di negara-negara berkembang adopsi system pendidikan sering
mengalami kesulitan untuk berkembang. Cara dan system pendidikannya
sering menjadi kritik dan kecaman. Adanya perubahan sistem pendidikan
setiap adanya perubahan mentri pendidikan juga turut mempengaruhi kualitas
pendidikan yang ada di Indonesia.
Pada makalah ini akan dikaji tentang pandangan kognitif dalam
kegiatan pembelajaran. Teori Kognitif lebih menekankan bahwa belajar lebih
banyak ditentukan karena adanya usaha dari setiap individu dalam upaya
menggali ilmu pengetahuan melalui dunia pendidikan. Penataan kondisi
tersebut bukan sebagai penyebab terjadinnya proses belajar bagi anak didik,
tetapi melalui penggalian ilmu pengetahuan secara pribadi ini diarahkan
untuk memudahkan anak didik dalam proses belajar. Keaktifan siswa menjadi
unsur yang amat penting dalam menentukan kesuksesan belajar. Aktivitas
mandiri merupakan salah satu faktor untuk mencapai hasil yang maksimal
dalam proses belajar dan pembelajaran. Para pendidik (Guru) dan para
perancang pendidikan serta pengembang program-program pembelajaran
perlu menyadari akan pentingnya pemahaman terhadap hakikat belajar dan
pembelajaran. Teori belajar dan pembelajaran seperti teori kognitif penting
untuk dimengerti dan diterapkan sesuai dengan kondisi dan konteks
pembelajaran yang dihadapi.
Pada bagian ini dikaji tentang pandangan kognitif terhadap proses
belajar dan aplikasi teori kognitif dalam rangka meningkatkan prestasi anak
didik. Masing-masing teori pendidikan memilki kelemahan dan kelebihan.
Pendidik/pengajar yang professional akan dapat memilih teori mana yang
tepat untuk tujuan tertentu, karakteristik materi pelajaran tertentu, dengan
ciri-ciri siswa yang dihadapi, dan dengan kondisi lingkungan serta sarana dan
prasarana yang tersedia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan kognitif?
2. Apa saja teori-teori belajar menurut para ahli?
3. Apa saja prinsip teori belajar kognitif?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengetahui apa maksud dengan kognitif
2. Untuk mengetahui teori-teori belajar menurut para ahli
3. Untuk mengetahui prinsip dari teori belajar kognitif
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kognitif
Secara bahasa Kognitif berasal dari bahasa latin ”Cogitare” artinya
berfikir. Dalam pekembangan selanjutnya, kemudian istilah kognitif ini
menjadi populer sebagai salah satu wilayah psikologi manusia/satu konsep
umum yang mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap
perilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman,
memperhatikan, memberikan, menyangka, pertimbangan, pengolahan
informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, pertimbangan,
membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan.1
Sedangkan secara istilah dalam pendidikan Kognitif adalah salah
satu teori diantara teori-teori belajar dimana belajar adalah
pengorganisasian aspek-aspek kognitif dan persepsi untuk memperoleh
pemahaman.2 Dalam model ini, tingkah laku seseorang ditentukan oleh
persepsi dan pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan
tujuan, dan perubahan tingkah laku, sangat dipengaruhi oleh proses belajar
berfikir internal yang terjadi selama proses belajar.
Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari
beberapa tahapan, yaitu; pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa
(sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang
menyangkut kemampuan untuk mengembang kan kemampuan rasional
(akal).
Model belajar kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang
sering disebut sebagai model perceptual. Belajar merupakan perubahan
persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah

1
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2011), hlm. 05
2
Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, (Jakarta: Pustaka Bani
Quraisy, 2004), hlm. 14
laku yang tampak. Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu
proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi,
emosi dan aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktifitas yang
melibatkan proses berpikiryang sangat kompleks.3
Menurut pendekatan kognitif, dalam kaitan teori pemrosesan
informasi, unsur terpenting dalam proses belajar adalah pengetahuan yang
dimiliki setiap individu sesuai dengan situasi belajarnya.4 Apa yang telah
diketahui siswa akan menentukan apa yang akan diperhatikannya,
dipersepsi olehnya, dipelajari, diingat atau bahkan dilupakan. Perspektif
kognitif membagi jenis pengetahuan menjadi tiga yaitu sebagai berikut :
Pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan yang dapat dinyatakan dalam
bentu kata atau disebut pula pengetahuan yang konseptual. Pengetahuan
yang deklaratif rentangnya luas, dapat tentang fakta, konsep, generalisasi,
pengalaman pribadi atau tentang hukum dan aturan.
Pegetahuan procedural, yaitu pengetahuan tentang tahap-tahap atau
prosesproses yang harus dilakukan, atau pengetahuan tentang bagaimana
melakukan (how to do). Pengetahuan ini dicirikan oleh adanya praktik atau
implementasi dari suatu konsep.
Pengetahuan kondisional, yaitu pengetahuan tentang kapan dan
mengapa (when and why) suatu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
procedural digunakan. Pengetahuan ini terkait dengan bagaimana
mengimplementasikan baik pengetahuan deklaratif, maupun procedural.
Pengetahuan ini amat penting karena menentukan kapan penggunaan
konsep dan prosedur yang tepat dalam pemecahan masalah.
Dalam konteks kognivisme yang dianggap pengembanagan teori
pemrosesan Informasi yang justru Robert M. Gagne, yang kemudian
dikembangkan oleh Geoerge Miller. Menurut Gangne, dalam pembelajaran

3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pross Pendidikan,(Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2007), hlm. 104
4
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010), hlm. 122
terjadi proses peerimaan Informasi yang selanjutnya diolah sehingga
menghasilkan keluaran berupa hasil Belajar.
Dalam pengolahan informasi terjadi interaksi antara kondisi-kondisi
internal dengan kondisi eksternal individu. Kondisi internal adalah kondisi
dalam diri Individu yang diperlukan untuk mencapai hasil pembelajaran
yang optimal serta Proses kognitif yang terjadi dalam diri individu.
Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsanag dari luar yang
mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Model pengolahan informasi merupakan model dalam teori belajar
yang menjelaskan kerja motorik manusia yang meliputi Tiga macam system
penyimpanan ingatan, yaitu :
1. Memori sensori, suatu sistem mengingat stimuli secara cepat.
2. Memori kerja, yaitu memori jangka pendek.
3. Memori jangka panjang. Berfungsi menyimpan informasi yang sangat
besar dalam waktu yang lama.

B. Teori-Teori Belajar Kognitif Menurut Para Ahli


1. Teori Kogitif Gestalt, Pokok pandangan gestalt bahwa objek atau
peristiwa tertentu akan dipandang sebagai suatu keseluruhan yang
terorganisasi.5 Pandangan gestalt lebih menekankan kepada perilaku
molar. Implementasi teori Gestalt dalam pembelajaran, antara lain:
a. Pengalaman tilikan (insight), kemampuan tilikan adalah kemapuan
mengenali keterkaitan unsur-unsur dalam suatu peristiwa.
b. Pembelajaran bermakana (meaningful learning), kebermakaa
unsure-unsur yang terkait dalam proses pembelajaran akan semakin
efektif sesuatu yang dipelajari, hal ini akan sangat penting dalam
pemecahan masalah.
c. Perilaku bertujuan (purposive behavior), maknanya perilaku terarah
pada tujuan. Proses pembelajaran akan sangat efektif jika peserta

5
Muhammad Surya, Op.Cit, hlm. 15
didik mengenal tujuan yang ingin dicapai dari suatu proses
pembelajaran tersebut.
d. Prinsip ruang hidup (life space), bahwa perilaku individu memiliki
keterkaitan dengan lingkungan di mana ia berada. Materi
pembelajaran hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan
kondisi lingkungan ditempat siswa tinggal dan hidup. Konsep ini
dikembangkan oleh Lewin.
e. Transfer dalam belajar, transfer belajar akan terjadi apabila peserta
didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu maslah dan
menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam
pemecahan masalah.
2. Teori Kognitif Ausubel, Menurut Ausubel, siswa akan belajar dengan
baik jika “pengatur kemajuan (belajar)” atau advance organizer
didefinisikan dan dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa.
Pengatur kemajuan belajar adalah konsep atau informasi umum yang
mewadahi (mencakup) semua isi pelajaran yang akan diajarkan kepada
siswa.
David Ausubel merupakan salah satu tokoh ahli psikologi
kognitif yang berpendapat bahwa keberhasilan belajar siswa sangat
ditentukan oleh kebermaknaan bahan ajar yang dipelajari.Ausubel
menggunakan istilah “pengatur lanjut” (advance organizers) dalam
penyajian informasi yang dipelajari peserta didik agar belajar menjadi
bermakna.6
Selanjutnya dikatakan bahwa “pengatur lanjut” itu terdiri dari
bahan verbal di satu pihak, sebagian lagi merupakan sesuatu yang sudah
diketahui peserta didik di pihak lain. Dengan demikian kunci
keberhasilan belajar terletak pada kebermaknaan bahan ajar yang
diterima atau yang dipelajari oleh siswa..Ausubel tidak setuju dengan
pendapat bahwa kegiatan belajar penemuan lebih bermakna dari pada

6
Ibrahim, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 23
kegiatan belajar. Dengan ceramahpun asalkan informasinya bermakna
bagi peserta didik, apalagi penyajiannya sistimatis akan diperoleh hasil
belajar yang baik pula. Ausubel mengidentifikasikan empat
kemungkinan tipe belajar, yaitu: belajar dengan penemuan yang
bermakna, belajar dengan ceramah yang bermakna, Belajar dengan
penemuan yang tidak bermakna, dan belajar dengan ceramah yang tidak
bermakna.
Dia berpendapat bahwa menghafal berlawanan dengan
bermakna, karena belajar dengan menghafal, peserta didik tidak dapat
mengaitkan informasi yang diperoleh itu dengan pengetahuan yang telah
dimilikinya.Dengan demikian bahwa belajar itu akan lebih berhasil jika
materi yang dipelajari bermakna.7
3. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif disebut pula teori perkembangan
intelektual atau teori perkembangan mental. Menurut Piaget,
perkembangan kognitif adalah suatu proses genetik yaitu suatu proses
yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem saraf .8
Piaget cenderung menganut teori psikogenesis, artinya pengetahuan
sebagai hasil belajar berasal dari dalam individu. Proses berpikir anak
merupakan suatu aktivitas gradual, tahap demi tahap dari fungsi
intelektual, dari konkret menuju abstrak.
Piaget mengembangkan konsep adaptasi dengan dua varian yaitu
asimilasi dan akomodasi. Adaptasi yaitu struktur fungsional, sebuah
istilah yang digunakan Piaget untuk menunjukkan pentingnya pola
hubungan individu dengan lingkungannya dalam proses pengembangan
kognitif.9 Akomodasi yaitu menciptakan langkah baru atau
memperbaharui atau menggabungkan isitlah/konsep lama menghadapi
tantangan baru. Jadi, asimilasi terjadi perubahan pada objeknya,

7
Ibid,.
8
Wina Sanjaya, Op.Cit, hlm. 106
9
Djaali, Op.Cit, hlm. 06
sedangkan pada akomodasi perubahan pada subjeknya, sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan objek yang ada diluar dirinya.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut : Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan
orang dewasa, Anak-anak akan belajar lebih baik bila dapat menghadapi
lingkungan dengan baik, Bahan yang harus dipejarai anak hendaknya
dirasakan sebagai bahan baru tetapi tidak asing, Berikan peluang agar
anak belajar sesuai dengan tahap perkembangannya, Didalam kelas,
anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi
dengan teman-temannya.
4. Teori Discovery Learning dari Jerome S. Bruner
Dasar teori Bruner adalah ungkapan Piaget yang menyatakan
bahwa anak harus berperan secara aktif saat belajar di kelas. Konsepnya
dalah belajar dengan menemukan, siswa mengorganisasikan bahan
pelajaran yang dipelajarinya dengan suatu bentuk akhir yang sesuai
dengan tingkat kemajuan berpikir anak. Menurut Bruner seiring dengan
terjadinya pertumbuhan kognitif para pembelajar harus melalui tiga
tahapan perkembangan intelektual itu menurut Bruner meliputi : Enaktif,
seseorang belajar tentang dunia melalui respon atau aksi terhadap suatu
objek. Ikonik, pembelajarn terjadi melalui penggunaan model dan
gambar-gambar dan visualisasi verbal. Simbolik, siswa mampu
menggambarkan kapasitas berpikir dalam istilah yang abstrak.
Tujuan pokok pendidikan menurut Bruner adalah guru harus
memandu para siswa sehingga mereka dapat membangun basis
pengetahuannya sendiri dan bukan karena diajari melalui memorisasi
hafalan.Teori pembelajaran dari Jerome Bruner adalah teori
pembelajaran konsep atau pembelajaran kategori atau dikenal sebagai
pemerolehan konsep.
Jadi, pembelajaran konsep adalah strategi yang mempersyaratkan
seorang pembelajar untuk membandingkan dan mengontraskan seorang
pembelajar untuk membandingkan dan mengontraskan kelompok-
kelompok atau kategorikategori yang mengandung cirri-ciri konsep yang
relevan dengan kelompok atau kategori yang tidak mengandung cirri-ciri
konsep yang relevan.

C. Prinsip Teori Belajar Kognitif


Teori belajar kognitif menjelaskan belajar dengan memfokuskan
pada perubahan proses mental dan struktur yang terjadi sebagai hasil dari
upaya untuk memahami dunia. Teori belajar kognitif yang digunakan untuk
menjelaskan tugas-tugas yang sederhana seperti mengingat nomor telepon
dan kompleks seperti pemecahan masalah yang tidak jelas.10
Teori belajar kognitif didasarkan pada empat prinsip dasar:
1. Pembelajar aktif dalam upaya untuk memahami pengalaman.
2. Pemahaman bahwa pelajar mengembangkan tergantung pada apa yang
telah mereka ketahui.
3. Belajar membangun pemahaman dari pada catatan.
4. Belajar adalah perubahan dalam struktur mental seseorang.

10
Djaali, Op.Cit, hlm. 07
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara bahasa Kognitif berasal dari bahasa latin ”Cogitare” artinya
berfikir. Dalam pekembangan selanjutnya, kemudian istilah kognitif ini
menjadi populer sebagai salah satu wilayah psikologi manusia/satu konsep
umum yang mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap
perilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman,
memperhatikan, memberikan, menyangka, pertimbangan, pengolahan
informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, pertimbangan,
membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan.
Terdapat 4 Teori Kognitif Menurut Para Ahli teori yaitu: Teori
Kogitif Gestalt, Teori Kognitif Ausubel, Teori Perkembangan Kognitif Jean
Piaget, Teori Discovery Learning dari Jerome S. Bruner.
Teori belajar kognitif didasarkan pada empat prinsip dasar:
Pembelajar aktif dalam upaya untuk memahami pengalaman, Pemahaman
bahwa pelajar mengembangkan tergantung pada apa yang telah mereka
ketahui, Belajar membangun pemahaman dari pada catatan, Belajar adalah
perubahan dalam struktur mental seseorang.
DAFTAR PUSTAKA

Djaali, 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.


Ibrahim. 2010. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pross Pendidikan.
Jakarta, Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Surya, Muhammad. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Jakarta
: Pustaka Bani Quraisy.

Anda mungkin juga menyukai