Anda di halaman 1dari 15

TEORI BELAJAR KOGNITIF

PIAGET DAN GAGNE

NAMA KELOMPOK

ANNE TRASIA SONA(083210012)

KRISTINA NIKAH(083210020)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGRURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA NIPA INDONESIA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan penyertaaanya kami dapat
menyelesaikan tugas Belajar dan Pembelajaran yang berjudul Teori Belajar Kognitif, Piaget dan
Gagne tepat pada waktunya.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehnggah makalah ini dapat terselesaikan.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki.oleh karena itu,kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.akhirnya
saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
Pendidikan.

Maumere,16 September 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI
Halaman Judul

Kata Pengantar………………………………………………………………………i

Daftar Isi…………………………………………………………………………….ii

Bab 1 Pendahuluan…………………………………………………….....................3

1. Latar belakang……………………………………………………………….3
2. Rumusan masalah……………………………………………………………4
3. Tujuan………………………………………………………………………..5
Bab 2 Pembahasan…………………………………………………………………...6

2.1 Pengertian perkembangan Kognitif……………………………………… …7


2.2 Proses Perkembangan Kognitif………………………………………..…….9
2.3 ImplementasiTeori Perkembangan Piaget dalam Pembelajaran…..................11
2.4 Teori Pandangan Menurut Gagne…………..…………………………………13
2.5 Implikasi dan Aplikasi Teori Gagne………………………………………...13
Bab 3 Penutup……………………………………………………………………..…14

1. Kesimpulan…………………………………………………………………..15
2. saran………………………………………………………………………….15
Daftar Pustaka

2
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
A. Teori Kognitif
Perkembangan intelektual pada dasarnya berhubungan dengan konsep-konsep yang
dimiliki dan tindakan kognitif seseorang, oleh karenanya perkembangan kognitif
seringkali menjadi sinonim dengan perkembangan intelektual. Dalam proses
pembelajaran sering kali anak dihadapkan dengan persoalan-persoalan yang menuntut
adanya pemecahan. Kegiatan itu mungkin dilakukan anak secara fisik, seperti mengamati
penampilan objek yang berupa wujud atau karateristik dari objek tersebut. Tetapi lebih
lanjut anak dituntut untuk menangapinya secara mental melalu kemampuan berfikir,
khususnya mengenai konsep, kaidah atau prinsip atas obyek masalah dan pemecahannya.
Ini berarti aktivitas dalam belajar tidak hanya menyangkut masalah fisik semata, tetapi
yang lebih penting adalah keterlibatannya secara mental yaitu aspek kognitif yang
berhubungan dengan fungsi intelektual..
Perkembangan menjadi sangat penting manakala anak anak akan dihadapkan kepada
persoalan-persoalan yang menuntut kemampuan berfikir. Masalah ini sering menjadi
pertimbangan mendasar di dalam pembelajaran mereka, khususnya yang menyangkut isi
atau kurikulum yang dipelajarinya.

B. Teori Piaget
Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif memberi batasan kembali tentang
kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingkunganya. Kecerdasan
merupakan proses yang berkesinambungan yang membentuk struktur yang diperlukan
dalam interraksi terus menerus dengan lingkungan.
Perkembangan cara berpikir yang berlainan dari masa bayi sampai usia dewasa
meliputi tindakan dari bayi, pra operasi, operasi kongkrit dan opersai formal. Proses

3
dibentuknya setiap struktur yang lebih kompleks ini adalah asimilasi dan akomodasi
yang diatur oleh ekuilibrasi.
Piaget juga memberikan proses pembentukan pengetahuan dari pandangan yang lain,
ian menguraikan pengalaman fisik atau pengetahuan eksogen yang merupakan
abstraksi dari ciri-ciri obyek, pengalaman logis matematis atau pengetahuan endogen
disusun melalui reorganisasi proses pemikiran anak didik.
Struktur tindakan operasi konkrit dan operasi formal dibangun dengan jalan logis-
matematis. Sumbangan bagi praktek Pendidikan untuk karya-karya Piaget mengenali
pengetahuan yang disosialisasikan dari sudut pandangan anak implementasi
kurikulum menjadi hubungan antara berfikir logis dan pembelajaran-pembelajaran
pokok seperti membaca dan menulis.

C. Teori Gagne
Dalam mempelajari ilmu Pendidikan sering kemukakan pertanyaan berupa “mengapa
seorang perlu belajar” untuk menjawab pertanyaan ini, sepertinya kita sependapat
bahwa di dunia ini tak ada mahluk hidup yang ketika baru dilahirkan dapat
melakukan segala sesuatu dengan sendirinya, begitu juga dengan manusia. Sejak ia
bayi, bahkan ketika dewasa pun, ia pasti membutuhkan bantuan orang lain.
Jika bayi manusia yang dilahirkan tidak mendapat bantuan dari manusia dewasa
lainnya, tentu ia akan binasa. Ia tidak mampu hidup sebagai manusia jika ia tidak
dididik oleh manusia. Oleh karena itu, manusia disebut sebagai mahluk sosial. Selain
itu, manusia juga mahluk budaya, sehingga belajar merupakan kebutuhan yang vital
sejak manusia di lahirkan. Manusia selalu memerlukan dan melakukan perbuatan
belajar kapan saja dan dimana saja ia berada.

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perkembangan Kognitif?
2. Bagaimana proses perkembangan Kognitif?

4
3. Bagaimana implementasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam
pembelajaran.
4. Bagaimana belajar menurut pandangan Gagne?
5. Bagaimana implikasi dan aplikasi teori Gagne dalam pembelajaran.

3. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian perkembangan kognitif peserta didik.
2. Mengetahui proses perkembangan kognitif peserta didik.
3. Menjelaskan implementasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam
pembelajaran.
4. Untuk mengetahui dan memahami belajar menurut pandangan Gagne.
5. Untuk mengetahui dan memahami implikasi dan aplikasi teori Gagne dalam
pembelajaran.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Kognitif

Kognitif adalah semua aktivitas mental yang membuat suatu individu mampu menghubungkan,
menilai, dan mempertimbangkan suatu peristiwa, sehingga individu tersebut mendapatkan
pengetahuan setelahnya. 
Kognitif ini erat sekali dengan tingkat kecerdasan seseorang. Contoh kognitif bisa ditunjukkan
ketika seseorang sedang belajar, membangun sebuah ide, dan memecahkan masalah.
Adapun pengertiannya menurut para ahli adalah sebagai berikut.
1. Menurut Williams dan Susanto, yaitu cara individu bertingkah laku, bertindak, dan
cepat lambatnya individu saat memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
2. Menurut Neisser, yaitu perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan.
3. Menurut Gagne, yaitu proses internal yang terjadi di dalam pusat susunan saraf ketika
manusia sedang berpikir.
4. Menurut Drever, yaitu istilah umum yang melingkupi metode pemahaman, yakni
persepsi, penilaian, penalaran, imajinasi, dan penangkapan makna.
5. Menurut Piaget, yaitu bagaimana anak beradaptasi dan menginterpretasikan objek dan
kejadian-kejadian di sekitarnya.

 Adanya fungsi kognitif ini membuat seseorang bisa dengan mudah bergaul satu sama
lain.
1. Perhatian
Perhatian merupakan penyeleksi rangsangan yang nantinya menjadi fokus perhatian dan bisa
diabaikan secara bersamaan. Rangsangan yang dimaksud bisa berupa bau, suara, maupun
gambar.
2. Memori atau Daya Ingat
Memori atau daya ingat berkaitan dengan tingkat kefokusan seseorang. Semakin fokus,
semakin baik memori atau daya ingat. Hal ini menunjukkan bagaimana suatu informasi akan
ditransfer dan disimpan di dalam otak.
3. Fungsi eksekutif

6
Fungsi eksekutif merupakan fungsi yang mengarahkan manusia untuk menjadi perencana dan
melaksanakan sesuatu yang telah ia rencanakan. Nah, dari sinilah seseorang terlihat
bagaimana cara menyelesaikan setiap permasalahan.
4. Kemampuan berbahasa
Kemampuan bahasa berkaitan dengan bagaimana seseorang mampu menyusun kata-kata saat
berkomunikasi dengan orang lain. Setiap orang memiliki kemampuan bahasa yang berbeda-
beda, bergantung dari fungsi kognitifnya.
5. Merasakan dan mengenali
Kehadiran fungsi kognitif membuat seseorang bisa merasakan dan mengenali segala sesuatu
di sekitarnya. Misalnya membedakan antara jeruk dan lemon, semangka dan melon, dan
seterusnya.
Teori belajar kognitif adalah teori belajar yang mementingkan proses belajar daripada
hasilnya. Teori ini menyatakan bahwa pada proses belajar, seseorang tidak hanya cenderung
pada hubungan antara stimulus dan respon, melainkan juga bagaimana perilaku seseorang
dalam mencapai tujuan belajarnya. 
 Prinsip teori belajar kognitif dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Proses belajar lebih penting daripada hasil.
2. Persepsi dan pemahaman dalam mencapai tujuan belajar menunjukkan tingkah laku
seorang individu.
3. Materi belajar dipisahkan menjadi komponen kecil, lalu dipelajari secara terpisah.
4. Keaktifan peserta didik saat pembelajaran merupakan suatu keharusan.
5. Pada kegiatan belajar, dibutuhkan proses berpikir yang kompleks.
 Pendekatan Kognitif
Pendekatan kognitif merupakan suatu istilah yang menyatakan bahwa melalui tingkah
lakulah seorang individu akan mengalami proses mental yang nantinya bisa meningkatkan
kemampuan menilai, membandingkan, atau menanggapi stimulus sebelum terjadinya reaksi. 
Pendekatan ini memberikan penekanan terhadap isi pikiran manusia agar manusia tersebut
mendapatkan pengalaman, pemahaman, standar moral, dan sebagainya.
B. Proses Perkembangan Kognitif

Seorang individu dalam hidupnya selalu berinteraksi dengan lingkungan. Dengan berinteraksi
tersebut, seseorang akan memperoleh skema. Skema berupa kategori pengetahuan yang

7
membantu dalam menginterpretasi dan memahami dunia. Skema juga menggambarkan
tindakan baik secara mental maupun fisik yang terlibat dalam memahami atau mengetahui
sesuatu. Sehingga dalam pandangan Piaget, skema mencakup baik kategori pengetahuan
maupun proses perolehan pengetahuan tersebut. Seiring dengan pengalamannya
mengeksplorasi lingkungan, informasi yang baru didapatnya digunakan untuk memodifikasi,
menambah, atau mengganti skema yang sebelumnya ada. Sebagai contoh, seorang anak
mungkin memiliki skema tentang sejenis binatang, misalnya dengan burung. Bila pengalaman
awal anak berkaitan dengan burung kenari, anak kemungkinan beranggapan bahwa semua
burung adalah kecil, berwarna kuning, dan mencicit. Suatu saat, mungkin anak melihat
seekor burung unta. Anak akan perlu memodifikasi skema yang ia miliki sebelumnya tentang
burung untuk memasukkan jenis burung yang baru ini.

Asimilasi adalah proses menambahkan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada.
Proses ini bersifat subjektif, karena seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman atau
informasi yang diperolehnya agar bisa masuk ke dalam skema yang sudah ada sebelumnya.
Dalam contoh di atas, melihat burung kenari dan memberinya label "burung" adalah contoh
mengasimilasi binatang itu pada skema burung si anak.

Akomodasi adalah bentuk penyesuaian lain yang melibatkan pengubahan atau penggantian


skema akibat adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang sudah ada. Dalam
proses ini dapat pula terjadi pemunculan skema yang baru sama sekali. Dalam contoh di atas,
melihat burung unta dan mengubah skemanya tentang burung sebelum memberinya label
"burung" adalah contoh mengakomodasi binatang itu pada skema burung si anak.

Melalui kedua proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi seseorang berubah dan
berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap di atasnya. Proses penyesuaian
tersebut dilakukan seorang individu karena ia ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu
berupa keadaan seimbang antara struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan.
Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan
menggunakan kedua proses penyesuaian di atas.

Dengan demikian, kognisi seseorang berkembang bukan karena menerima pengetahuan dari
luar secara pasif tapi orang tersebut secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya.

8
C. Implementasi Teori Perkembangan Kognitif Piaget

Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar
dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak

Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan

dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-
baiknya.

Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.

4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.

Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi
dengan teman-temanya.

Inti dari implementasi teori Piaget dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut :

1.   Memfokuskan pada proses berfikir atau proses mental anak tidak sekedar pada
produknya. Di samping kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses yang
digunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut.

2.   Pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting sekali dalam inisiatif
diri dan keterlibatan aktif dalam kegaiatan pembelajaran. Dalam kelas Piaget penyajian materi
jadi (ready made) tidak diberi penekanan, dan anak-anak didorong untuk menemukan untuk
dirinya sendiri melalui interaksi spontan dengan lingkungan.

3.   Tidak menekankan pada praktek – praktek yang diarahkan untuk menjadikan anak-anak
seperti orang dewasa dalam pemikirannya.

 Penerimaan terhadap perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan, teori Piaget


mengasumsikan bahwa seluruh anak berkembang melalui urutan perkembangan yang sama
namun mereka memperolehnya dengan kecepatan yang berbeda.

D. Teori Pandangan Gagne

9
Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan lingkungan, namun yang
paling besar pengaruhnya adalah lingkungan individu seseorang. Lingkungan individu
seseorang meliputi lingkungan rumah, geografis, sekolah, dan berbagai lingkungan sosial.
Berbagai lingkungan itulah yang akan menentukan apa yang akan dipelajari oleh seseorang dan
selanjutnya akan menentukan akan menjadi apa ia nantinya.

Bagi Gagne, belajar tidak dapat didefinisikan dengan mudah karena belajar itu bersifat
kompleks. Dalam pernyataan tersebut, dinyatakan bahwa hasil belajar akan mengakibatkan
perubahan pada seseorang yang berupa perubahan kemampuan, perubahan sikap, perubahan
minat atau nilai pada seseorang. Perubahan tersebut bersifat menetap meskipun hanya
sementara.

Kematangan menurut Gagne, bukanlah belajar sebab perubahan tingkah laku yang terjadi
dihasilkan dari pertumbuhan struktur dan diri manusia itu sendiri. Dengan demikian belajar
terjadi bila individu merespon terhadap stimulus yang datangnya dari luar sedangkan
kematangan datangnya memang dari dalam diri orang itu. Perubahan tingkah laku yang tetap
sebagai hasil belajar harus terjadi bila orang tersebut berinteraksi dengan lingkungannya.

Komponen-komponen dalam proses belajar menurut Gagne dapat digambarkan sebagai S-R. S
adalah situasi yang memberi stimulus, R adalah respons atas stimulus itu, dan garis di
antaranya adalah hubungan diantara stimulus dan respon yang terjadi dalam diri seseorang
yang tidak dapat kita amati yang berkaitan dengan sistem alat saraf dimana terjadi transformasi
perangsang yang diterima melalui alat indera. Stimulus ini merupakan input yang berada di
luar individu dan respon adalah outputnya yang juga berada di luar individu sebagai hasil
belajar yang dapat diamati.

Gagne memiliki pandangan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang
kegiatannya mengikuti suatu hirarki kemampuan yang dapat diobservasi atau diukur. Oleh
karena itu, teori belajar yang dikemukakan Gagne dikenal sebagai Teori Hirarki Belajar. Teori
hirarki belajar ditemukan oleh Robert M. Gagne  yang didasarkan atas hasil riset tentang
faktor-faktor yang kompleks pada proses  belajar manusia. Penelitiannya dimaksudkan untuk
menemukan teori pembelajaran yang efektif.

10
Analisanya dimulai dari identifikasi konsep hirarki belajar, yaitu urut-urutan kemampuan yang
harus dikuasai oleh pembelajar (peserta didik) agar dapat mempelajari  hal-hal yang lebih sulit
atau lebih kompleks. Hirarki belajar  menurut Gagne harus disusun dari atas ke bawah atau top
down. Dimulai dengan menempatkan kemampuan, pengetahuan, ataupun keterampilan yang
menjadi salah satu tujuan dalam proses pembelajaran dipuncak hirarki belajar tersebut, diikuti
kemampuan, keterampilan atau pengetahuan prasyarat yang harus mereka kuasai lebih dahulu
agar mereka berhasil mempelajari keterampilan atau pengetahuan diatasnya. Hirarki ini juga
memungkinkan prasyarat yang berbeda untuk kemampuan yang berbeda pula.

Menurut Gagne, ada tiga elemen belajar, yaitu individu yang belajar, situasi stimulus, dan
responden yang melaksanakan aksi sebagai akibat dari stimulasi. Selanjutnya, Gagne juga
mengemukakan tentang sistematika delapan tipe belajar, sistematika lima jenis belajar, fase-
fase belajar, implikasi dalam pembelajaran, serta aplikasi dalam pembelajaran.

E. Implikasi dan Aplikasi Gagne dalam Pembelajaran

 Implikasi Teori Gagne


1. Mengontrol perhatian siswa.
2. Memberikan informasi kepada siswa mengenai hasil belajar yang diharapkan guru.
3. Merangsang dan mengingatkan kembali  kemampuan-kemampuan siswa.
4.  Penyajian stimuli yang tak bisa dipisah-pisahkan dari tugas belajar.
5. Memberikan bimbingan belajar.
6.  Memberikan umpan balik.
7. Memberikan kesempatan pada siswa untuk memeriksa hasil belajar yang telah
dicapainya.
8.  Memberikan kesempatan untuk berlangsungnya transfer of learning.
9.  Memberikan kesempatan untuk melakukahn praktek dan penggunaan kemampuan
yang baru diberikan.
 Aplikasi Teori Gagne
Karakteristik materi matematika yang berjenjang atau (hirarkis) memerlukan cara
belajar yang berjenjang. Untuk memahami suatu konsep atau rumus matematika yang

11
lebih tinggi diperlukan pemahaman yang memadai terhadap konsep dan atau rumus
yang ada dibawahnya.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada dasarnya teori belajar dan pembelajaran dari Kognitif,Piaget dan Gagne merupakan
suatu usaha sadar yang dilakukan dengan proses mendidik, yakni proses dalam rangka
mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dalam
lingkungannya sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya, yang dilakukan
dalam bentuk pembimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan.
B. Saran
Teori belajar dan pembelajaran dari Kognitif,Piaget, dan Gagne hedanknya digunakan
sebagai landasan atau dasar yang harus dipahami oleh guru atapun calon guru pada
khusunya dan pada masyrakat umumnya agar apa yang dipelajari dapat digunakan dalam
kegiatan belajar dan pembelajaran.

13
Daftar Pustaka
Mukhlis, Hirmaningsi, 2010, Teori PsikologiPerkembangan, Pekanbaru. Penerbit: Psikologi
Press http;//edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/teori-perkembangan-kognitif-jean-piaget-
dan-implementasinya-dalam-pendidikan-346946.htm 01Maret 2013 9:04:04
http://www.psikologizone.com/favicon.icon/Teori KognitifPsikologo Perkembangan Jean
Piaget/01 Maret 2013 9:05:32

14

Anda mungkin juga menyukai