Anda di halaman 1dari 13

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

TEORI KOGNITIF DARI JEAN PIAGET

Dosen:

Dra. Yasmin Faradiba, M.Pd

Disusun oleh:

1. Eril Eriawan (1513623064)


2. Nadya Fairuz Sholeha (1515623043)
3. Amirul Ikhsan (1513623002)
4. Ahmad Naufal Waliyyuddin (1513623068)
5. Naufal Alfarizi (1502623072)

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2024
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan ................................................................. 3

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 3

1.2 Masalah ........................................................................................................ 4

BAB II Pembahasan .................................................................. 5

2.1 Fungsi Kognitif ............................................................................................ 5

2.2 Dasar teori ................................................................................................... 6

2.3 Pendekatan Kognitif ................................................................................... 6

2.4 Tahapan Perkembangan Kognitif anak dalam teori piaget ................... 7

2.5 Level Kognitif .............................................................................................. 8

2.6 Ranah dan Aspek Kognitif ......................................................................... 9

BAB III Penutup ....................................................................... 10

3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 10

3.2 Saran .......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jean Piaget adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan psikolog perkembangan Swiss yang
terkenal karena hasil penelitiannya tentang anak-anak dan teori perkembangan
kognitifnya. Ia lahir pada tanggal 1989 di Neuhatel, Swiss. Ayahnya adalah seorang
profesor dengan spesialis ahli sejarah abad pertengahan, ibunya adalah seorang
yang dinamis, inteligen dan takwa.

Sejak muda, Piaget sangat tertarik pada alam, ia suka mengamati burung-burung,
ikan dan binatang-binatang di alam bebas. Pada waktu umur 10 tahun ia sudah
menerbitkan karangannya yang pertama tentang burung pipit albino dalam majalah
ilmu pengetahuan alam. Piaget juga mulai belajar tentang moluska dan menerbitkan
seri karangannya tentang moluska.

Piaget lebih menitik beratkan pembahasannya pada struktur kognitif. Ia meneliti


dan menulis subjek perkembangan kognitif ini dari tahun 1927 sampai 19802.
Menurut penelitiannya juga bahwa tahap-tahap perkembangan intelektual individu
serta perubahan umur sangat mempengaruhi kemampuan individu mengamati ilmu
pengetahuan.

Piaget mengemukakan penjelasan struktur kognitif tentang bagaimana anak


mengembangkan konsep dunia di sekitar mereka. Teori Piaget sering disebut
genetic epistimologi (epistimologi genetik) karena teori ini berusaha melacak
perkembangan kemampuan intelektual, bahwa genetic mengacu pada pertumbuhan
developmental bukan warisan biologis (keturunan).

Menurut Piaget, anak dilahirkan dengan beberapa skemata sensorimotor, yang


memberi kerangka bagi interaksi awal anak dengan lingkungannya. Melalui
pengalaman, skemata awal ini dimodifikasi. Dengan kata lain, hanya kejadian yang
dapat diasimilasikan ke skemata itulah yang dapat di respons oleh si anak, dan
karenanya kejadian itu akan menentukan batasan pengalaman anak. Piaget
mengajukan teori tentang perkembangan kognitif anak yang melibatkan proses-
proses penting yaitu skema, asimilasi, akomodasi, organisasi, dan ekuilibrasi.
Dalam teorinya, perkembangan kognitif terjadi dalam urutan empat tahap.

1.2 Masalah

Perkembangan kognitif adalah tahapan-tahapan perubahan yang terjadi dalam


rentang kehidupan manusia untuk memahami, mengolah informasi, memecahkan
masalah dan mengetahui sesuatu. Jean Piaget adalah salah satu tokoh yang meneliti
tentang perkembangan kognitif dan mengemukakan tahapan-tahapan
perkembangan kognitif. Jean Piaget yang juga ahli Biologi menghubungkan
tahapan perkembangan kematangan fisik dengan tahapan perkembangan kognitif.
Tahapan- tahapan tersebut adalah tahap sensory motorik (0≤2 tahun), pra-
operasional (2≤7 tahun), operasional konkret (7≤11 tahun) dan operasional formal
(11≤15 tahun). Dalam memahami dunia secara aktif, anak menggunakan skema,
asimilasi, akomodasi, organisasi dan equilibrasi. Pengetahuan anak terbentuk
secara berangsur sejalan dengan pengalaman tentang informasi-informasi yang
ditemui. Menurut Piaget, anak menjalani urutan yang sudah pasti dari tahap-tahap
perkembangan kognitif. Pada teori ini, anak diprediksi memiliki kematangan secara
kuantitas maupun kualitas berdasarkan tahapan-tahapan yang dilaluinya.
Perkembangan kognitif pada satu tahap merupakan lanjutan dari perkembangan
kognitif tahap sebelumnya. Problem kognitif yang muncul pada anak usia sekolah
dasar dilihat dari teori perkembangan kognitif ala Piaget diantaranya disleksia,
disgrafia dan diskalkulia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fungsi Kognitif

Fungsi kognitif dapat membuat seseorang lebih mudah berinteraksi dan bergaul.
Agar lebih jelas, berikut beberapa peran penting dari fungsi kognitif yang perlu
orang tua ketahui:

1. Perhatian
Perhatian berperan sebagai penyeleksi datangnya rangsangan yang
selanjutnya dapat menjadi perhatian utama dan secara bersama bisa
diabaikan. Rangsangan bisa berupa suara, bau, atau gambar.

2. Daya ingat atau memori


Fungsi ini berhubungan dengan tingkat konsentrasi dan fokus. Semakin
tinggi tingkat fokus, tentu semakin baik daya ingatnya. Ini menunjukkan
proses informasi akan masuk ke otak dan bagaimana otak menyimpannya.

3. Peran eksekutif
Selanjutnya, fungsi eksekutif yang mengarahkan seseorang untuk bisa
menjadi seorang perencana yang baik dan merealisasikannya. Mudahnya,
melalui fungsi ini orang tua bisa melihat bagaimana cara sang buah hati
menyelesaikan masalah.

4. Kemampuan untuk berbahasa


Aspek kemampuan berbahasa berhubungan dengan kemampuan seseorang
dalam merangkai kata ketika berbicara dengan orang lain. Setiap individu
mempunyai kapabilitas berbahasa yang pastinya tidak sama, bergantung
dari bagaimana fungsi kognitifnya.
5. Merasa dan mengamati-Adanya fungsi kognitif seharusnya bisa membuat
seseorang mengenali dan merasakan semua yang ada pada lingkungan
sekitar.

Contohnya, mereka bisa membedakan buah semangka dengan melon, buah


lemon dan jeruk, atau lainnya.

2.2 Dasar Teori Pendekatan Kognitif

Lalu, apa sebenarnya dasar dari teori pendekatan kognitif? Mudahnya, teori belajar
kognitif adalah suatu teori pembelajaran yang lebih berfokus pada bagaimana
proses belajar daripada hasil dari pembelajaran.

Teori ini menyebutkan, seseorang tidak hanya menunjukkan kaitan antara


rangsangan dan respons saat belajar, tetapi juga sikap untuk mencapai apa yang
menjadi tujuan belajarnya. Ada 5 prinsip dalam dasar teori belajar kognitif dalam
proses belajar, yaitu:

• Proses yang lebih penting daripada hasilnya.

• Sudut pandang dan cara memahami dalam mencapai semua tujuan juga
menunjukkan sikap.

• Pemisahan materi belajar jadi komponen yang lebih sederhana dan belajar
secara terpisah.

• Setiap murid harus menunjukkan keaktifan dalam belajar.

• Perlu proses berpikir yang kompleks saat belajar.

2.3 Pendekatan Kognitif


Pendekatan kognitif adalah istilah yang menyebutkan kalau tingkah laku menjadi
aspek penting yang membuat seseorang melalui proses mental. Hal ini selanjutnya
dapat membantu meningkatkan kapabilitas dalam memberi nilai, membandingkan,
maupun merespons rangsangan sebelum muncul reaksi

Secara sederhana, pendekatan ini berfokus pada isi pikiran manusia sehingga bisa
memperoleh pengalaman, lebih mudah memahami, dan lainnya.

2.4 Tahapan perkembangan kognitif anak dalam teori piaget

Teori perkembangan kognitif Jean Piaget atau teori Piaget menunjukkan bahwa
kecerdasan berubah seiring dengan pertumbuhan anak. Perkembangan kognitif
seorang anak bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan, anak juga harus
mengembangkan atau membangun mental.

1. Tahap Sensorimotor (Usia 18-24 bulan)


Tahap sensorimotor adalah yang pertama dari empat tahap dalam teori
Piaget mengenai perkembangan kognitif anak Piaget. Selama periode ini,
bayi mengembangkan pemahaman tentang dunia melalui koordinasi
pengalaman sensorik (melihat, mendengar) dengan tindakan motorik
(menggapai, menyentuh).

Perkembangan utama selama tahap sensorimotor adalah pemahaman bahwa


ada objek dan peristiwa terjadi di dunia secara alami dari tindakannya
sendiri.

Misalnya, jika ibu meletakkan mainan di bawah selimut, anak tahu bahwa
main yang biasanya ada (dia lihat) kini tidak terlihat (hilang), dan anak
secara aktif mencarinya. Pada awal tahapan ini, anak berperilaku seolah
mainan itu hilang begitu saja.

2. Tahap Praoperasional (Usia 2-7 Tahun)


Tahap ini dimulai sekitar 2 tahun dan berlangsung hingga kira-kira 7 tahun.
Selama periode ini, anak berpikir pada tingkat simbolik tapi belum
menggunakan operasi kognitif. Artinya, anak tidak bisa menggunakan
logika atau mengubah, menggabungkan, atau memisahkan ide atau pikiran.
Perkembangan anak terdiri dari membangun pengalaman tentang dunia
melalui adaptasi dan bekerja menuju tahap (konkret) ketika ia bisa
menggunakan pemikiran logis.
Selama akhir tahap ini, anak secara mental bisa merepresentasikan peristiwa
dan objek (fungsi semiotik atau tanda), dan terlibat dalam permainan
simbolik.

3. Tahap Operasional Konkret (Usia 7-11 Tahun)


Perkembangan kognitif anak di tahap ini berlangsung sekitar usia 7 hingga
11 tahun, dan ditandai dengan perkembangan pemikiran yang terorganisir
dan rasional. Piaget menganggap tahap konkret sebagai titik balik utama
dalam perkembangan kognitif anak, karena menandai awal pemikiran
logis.-Pada tahapan ini, Si Kecil cukup dewasa untuk menggunakan
pemikiran atau pemikiran logis, tapi hanya bisa menerapkan logika pada
objek fisik.

Anak mulai menunjukkan kemampuan konservasi (jumlah, luas, volume,


orientasi). Meskipun anak bisa memecahkan masalah dengan cara logis,
mereka belum bisa berpikir secara abstrak atau hipotesis.

4. Tahap Operasional Formal (Usia 12 tahun ke atas)


Perkembangan kognitif anak menurut tahap terakhir menurut Piaget dimulai
sekitar usia 12 tahun dan berlangsung hingga dewasa.

Saat remaja memasuki tahap ini, mereka memperoleh kemampuan untuk


berpikir secara abstrak dengan memanipulasi ide di kepalanya, tanpa
ketergantungan pada manipulasi konkret.
Seorang remaja bisa melakukan perhitungan matematis, berpikir kreatif,
menggunakan penalaran abstrak, dan membayangkan hasil dari tindakan
tertentu.

2.5 Level Kognitif

Membicarakan kognitif sebenarnya tidak lepas dari bagaimana siswa mengerjakan


soal ketika ujian. Inilah sebabnya, penting bagi para guru untuk mempertimbangkan
level kognitif sebelum membuat soal. Adapun tingkatan dalam level kognitif yaitu:

• Level 1
Level ini berarti tingkat kapabilitas yang paling rendah, sebab tingkatan ini
hanya menuntut daya pemahaman dan pengetahuan dari siswa. Apabila
mengarah pada taksonomi Bloom, soal untuk tingkat ini hanya berupa
mengingat atau C1 dan memahami dan C2.

• Level 2
Kemudian, tingkat 2 yang tentunya lebih tinggi daripada tingkat 1. Sebab,
level ini menuntut siswa untuk dapat menerapkan. Jika berfokus pada
taksonomi Bloom, soal untuk level ini juga termasuk aplikasi atau C3.

• Level 3
Terakhir, level 3 yang merupakan tingkatan paling tinggi dari dua tingkat
sebelumnya. Sebab, tingkatan ini menuntut siswa untuk dapat melakukan
analisis, sintesis, dan evaluasi. Pada taksonomi Bloom, soal untuk tingkatan
ini termasuk analisis atau C4, evaluasi atau C5, dan menciptakan atau C6.

2.6 Ranah dan Aspek Kognitif


Proses belajar pada ranah kognitif mengarah pada level kecerdasan seseorang,
seperti keterampilan berpikir dan ilmu pengetahuan. Inilah sebabnya, guru
memberikan ujian untuk mengukur bagaimana tingkat kecerdasan siswa pada
lingkungan sekolah. Pembuatan soal ini sesuai mengacu pada taksonomi Bloom.

Taksonomi Bloom sendiri adalah mengelompokkan soal sesuai dengan aspek


kognitif. Sang pencetus menyebutkan, soal pada ranah kognitif harusnya mencakup
enam aspek, antara lain:

• Pengetahuan (C1)

• Pemahaman (C2)

• Aplikasi (C3)

• Analisis (C4)

• Evaluasi (C5)

• Mencipta (C6)

Mudahnya, cakupan aspek kognitif mengarah pada materi pokok materi belajar dan
soal yang berasal dari materi tersebut. Mungkin, ini bukan menjadi hal yang mudah
bagi orang tua. Namun, tidak ada salahnya untuk meminta bantuan psikolog
anak untuk mendapatkan saran terbaik terkait dengan perkembangan kognitif sang
buah hati. Jangan ragu juga untuk konsultasi dengan dokter di Halodoc terkait
kendala maupun kondisi kesehatan mental anak dan ibu.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Teori Kognitif Jean Piaget adalah teori perkembangan kognitif yang berfokus pada
bagaimana individu memahami dan memproses informasi seiring berjalannya
waktu. Menurut Piaget, perkembangan kognitif melalui empat tahap utama, yaitu
Sensorimotor, Praoperasional, Operasional Konkret, dan Operasional Formal.
Setiap tahap mencerminkan perubahan kualitatif dalam cara berpikir anak. Piaget
menekankan bahwa perkembangan ini dipengaruhi oleh interaksi antara faktor
biologis dan lingkungan. Kesimpulannya, Teori Kognitif Piaget memberikan
kerangka kerja penting untuk memahami bagaimana anak-anak belajar dan
bagaimana pemahaman mereka tentang dunia berkembang seiring waktu.

3.2 Saran

Untuk memahami dan menerapkan teori kognitif Jean Piaget, pertimbangkan langkah-
langkah berikut:
Observasi Aktif:
Amati dengan saksama cara anak berinteraksi dengan lingkungan dan bagaimana mereka
memecahkan masalah kognitif pada berbagai tahap perkembangan.
Stimulasi Lingkungan:
Sediakan lingkungan yang kaya dan merangsang untuk mendukung eksplorasi anak,
memungkinkan mereka mengembangkan keterampilan kognitif dengan cara yang alami.
Kesesuaian Materi Pelajaran:
Sesuaikan metode pengajaran dan materi pelajaran dengan tahap perkembangan kognitif
anak, sehingga mereka dapat mengerti dan mengasimilasi informasi dengan lebih baik.
Diskusi dan Pemecahan Masalah:
Fasilitasi diskusi dan kegiatan pemecahan masalah untuk membantu anak mengembangkan
keterampilan berpikir kritis dan menyelesaikan tugas kognitif.
Berikan Waktu:
Hormati kecepatan perkembangan masing-masing anak. Berikan waktu bagi mereka untuk
mengeksplorasi dan memahami konsep-konsep baru secara mendalam.
Relevansi Kontekstual:
Hubungkan materi pembelajaran dengan pengalaman dunia nyata anak, membantu mereka
mengaitkan konsep abstrak dengan situasi yang dapat dipahami.
Evaluasi Formatif:
Gunakan evaluasi formatif untuk memantau perkembangan anak secara berkala dan
menyesuaikan pendekatan pembelajaran sesuai kebutuhan individu.
Kolaborasi dan Interaksi:
Dorong kolaborasi dan interaksi sosial antar anak, karena Piaget menekankan pentingnya
pengalaman sosial dalam pengembangan pemahaman kognitif.
Penerapan saran ini dapat membantu memaksimalkan potensi pembelajaran anak sesuai
dengan prinsip-prinsip teori kognitif Jean Piaget.
DAFTAR PUSTAKA
halodoc.com. (2023). 4 Tahapan Perkembangan Kognitif Si Kecil dalam Teori Piaget.
dinkes.sultengprov.go.id, https://dinkes.sultengprov.go.id/4-tahapan-
perkembangan-kognitif-si-kecil-dalam-teori-
piaget/#:~:text=Teori%20perkembangan%20kognitif%20Jean%20Piaget,harus%2
0mengembangkan%20atau%20membangun%20mental.

Ibda, F. (2015). PERKEMBANGAN KOGNITIF: TEORI JEAN PIAGET. INTELEKTUALITA -


Volume 3, 27-37.

Sidik, F. (2020). AKTUALISASI TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF JEAN PIAGET. Jurnal


PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran), 1106-1110.

Anda mungkin juga menyukai