(1) Prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan pengakuan atas kebebasan beragama, saling menghormati dan bersifat toleran,
serta menciptakan kondisi agar hak kebebasan beragama itu dapat dilaksanakan oleh masing-masing pemeluk agama.
(2) Prinsip Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengakui bahwa setiap orang memiliki martabat yang sama, setiap orang harus
diperlakukan adil sebagai manusia yang menjadi dasar bagi pelaksanaan Hak Asasi Manusia.
(3) Prinsip Persatuan mengandung konsep nasionalisme politik yang menyatakan bahwa perbedaan budaya, etnis, bahasa, dan
agama tidak menghambat atau mengurangi partsipasi perwujudannya sebagai warga negara kebangsaan. Wacana tentang
bangsa dan kebangsaan dengan berbagai cara pada akhirnya bertujuan menciptakan identitas diri bangsa Indonesia.
(4) Prinsip Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan mengandung makna
bahwa sistem demokrasi diusahakan ditempuh melalui proses musyawarah demi tercapainya mufakat untuk menghindari
dikotomi mayoritas dan minoritas.
(5) Prinsip Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia sebagaimana yang dikemukakan Soekarno, yaitu didasarkan pada
prinsip tidak adanya kemiskinan dalam negara Indonesia merdeka, hidup dalam kesejahteraan (welfare state).
Landasan
Epistemologi terkait dengan sarana dan sumber
Epistemolog pengetahuan (knowledge). Epistemologi adalah
i Filsafat cabang filsafat pengetahuan yang membahas
tentang sifat dasar pengetahuan, kemungkinan,
Pancasila lingkup, dan dasar umum pengetahuan.
(Bahm, 1995: 5)
02 04
Sila kemanusiaan Sila keempat
mengandung nilai mengandung nilai
martabat, harga diri, demokrasi, musyawarah,
kebebasan, dan tanggung mufakat, dan berjiwa
jawab. besar.
Sumber Historis Pancasila sebagai Sistem
Filsafat
Pada 12 Agustus 1928, Soekarno pernah menulis di
Suluh Indonesia yang menyebutkan bahwa
nasionalisme yang membuat manusia menjadi
perkakasnya Tuhan dan membuat manusia hidp
dalam roh. Pembahasan sila-sila Pancasila sebagai
system filsafat dapat ditelusuri dalam sejarah
masyarakat Indonesia
Sumber Sosiologis Pancasila
sebagai Sistem Filsafat
Kel. 1
Masyarakat awam yang memahami Pancasila sebagai system filsafat yang sudah dikenal Masyarakat
Indonesia dalam bentuk pandangan hidup, way of life yang terdapat dalam agama, adat istiadat, dan
budaya berbagai suku bangsa di Indonesia.
Kel. 2
Masyarakat ilmiah-akademis yang memahami pancasila sebagai sistem filsafat dengan teori-teori
yang bersifat akademis.
Kelompok pertama memahami sumber sosiologis pancasila sebagai sistem filsafat dalam pandangan
hidup atau kearifan lokal yang memperlihatkan unsur-unsur filosofis pancasila itu masih berbentuk
pedoman hidup yang bersifat praktis dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam konteks agama,
masyarakat indonesia dikenal sebagai masyarakat yang religius karena perkembangan kepercayaan
yang ada di masyarakat sejak animisme, dinamisme, politeistis, hingga monoteis.
Sumber Politis Pancasila Sebagai Sistem
Filsafat
Kelompok 1
7
Kelompok 2
Dinamika Pancasila sebagai
Sistem Filsafat
9
Tantangan Kapitalisme
Pancasila Aliran yang meyakini bahwa kebebasan individual pemilik modal
untuk mengembangkan usahanya dalam rangka meraih keutungan sebesar-
sebagai Sistem besarnya merupakan Upaya untuk menyejahterakan Masyarakat. Salah satu
bentuh tantangan kapitalisme terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat
Filsafat ialah meletakan kebebasan individual secara berlebihan sehingga dapat
menimbulkan berbagai dampak negative, seperti monopoli, gaya hidup,
konsumerisme, dan lain-lain.
Komunisme
Sebuah paham yang mucul sebagai reaksi atas perkembangan
kapitalisme sebagai produk Masyarakat liberal. Komunisme merupakan
aliran yang meyakini bawha kepemilikan modal dikuasai oleh negara
untuk kemakmuran rakyat secara merata. Salah satu bentuk tantangan
komunisme terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat ialah dominasi
negara yang berlebihan sehingga dapat menghilangkan peran rakyat
dalam kehidupan bernegara.
Esensi Pancasila sebagai
Sistem Filsafat
Ketiga, hakikat sila persatuan terkait
dengan semangat kebangsaan. Rasa
kebangsaan terwujud dalam bentuk cinta
tanah air, yang dibedakan ke dalam 3 jenis,
yaitu tanah air real, tanah air formal, dan
Pertama; hakikat sila ketuhanan
tanah air mental. Tanah air real adalah
terletak pada keyakinan bangsa
bumi tempat orang dilahirkan dan
Indonesia bahwa Tuhan sebagai
dibesarkan, bersuka, dan berduka, yang
prinsip utama dalam kehidupan
semua makhluk. Artinya, setiap dialami secara fisik sehari-hari. Tanah air
makhluk hidup, termasuk warga formal adalah negara bangsa yang
negara harus memiliki kesadaran berundang-undang dasar, yang Anda,
yang otonom (kebebasan, manusia Indonesia, menjadi salah seorang
Kedua; hakikat sila warganya, yang membuat undang-undang,
kemandirian) di satu pihak, dan
kemanusiaan adalah manusia menggariskan hukum dan peraturan,
berkesadaran sebagai makhluk Tuhan
monopluralis, yang terdiri atas menata, mengatur dan memberikan hak
Yang Maha Esa yang akan dimintai
pertanggungjawaban atas semua
3 monodualis, yaitu susunan serta kewajiban, mengesahkan atau
tindakan yang dilakukan. Artinya, kodrat (jiwa, raga), sifat kodrat membatalkan, memberikan perlindungan,
kebebasan selalu dihadapkan pada (makhluk individu, sosial), dan menghukum, memberikan paspor atau
tanggung jawab, dan tanggung jawab kedudukan kodrat (makhluk surat pengenal lainnya. Tanah air mental
tertinggi adalah kepada pribadi yang otonom dan bukan bersifat territorial karena tidak
Sang Pencipta. makhluk Tuhan) (Notonagoro). 11
dibatasi oleh ruang dan waktu, melainkan
imajinasi yang dibentuk dan dibina oleh
ideologi atau seperangkat gagasan vital
(Daoed Joesoef, 1987: 18-20)
Esensi Pancasila sebagai Sistem
Filsafat