Anda di halaman 1dari 3

Unsur-unsur Pancasila sabagai Sistem Filsafat

1. Unsur Ketuhanan
Pada sila pertama pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa, hakiatnya
Tuhan telah ditempatkan pada urutan pertama dan sekaligus dijadikan sebagai sebab pertama
bagi keberadaan sila-sila berikutnya. Dengan hukum sebab akibat, maka Tuhan menjadi
penyebab utama dari keberadaan alam dengan segala isinya termasuk manusia. Alam semesta
dan isinya ini adalah ciptaan Tuhan. Jadi, keberadaan manusia tentu setelah Tuhan.
Dalam unsur ketuhanan ini tentu berkaitan dengan agama dan kepercayaan yang
dianut oleh manusia terhadap Tuhannya. Berdasarkan sejarah sebelum datangnya agama
Hindu, Budha, Islam dan Kristen. Bangsa Indonesia telah mempunyai kepercayaan. Karena
keadaan alam sedemikian itu maka bangsa Indonesia berusaha mempertahankan dan
mengembangkan hidupnya untuk bisa mengatasi tantangan alam tersebut. Salah satu jawaban
yang diberikan berupa pandangan hidup atau kepercayaan bahwa alam ini ada yang
menciptakan. Karena pengalaman hidup mereka sehari-hari dan karena kemampuan yang
mereka miliki, maka bentuk kepercayaan yang menguasai alam, adanya kekuatan gaib yang
terdapat pada alam ini dan lain sebagainya, seperti kepercayaan Animisme dan Dinamisme.
Kenyataan di atas menunjukkan bahwa bangsa Indonesia pada waktu itupun sudah
percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setelah agama Hindu dan Budha datang di Indonesia,
bangsa Indonesia banyak memeluk agama-agama tersebut. Demikian pula agama islam yang
telah dipeluk oleh sebagian besar bangsa Indonesia dengan penuh keyakinan. Pada masa itu
pengaruh agama dalam kehidupan sehari-hari terbukti adanya peninggalan, tulisan dan adat
istiadat.
Contoh bukti peninggalan yang ada di Indonesia dengan adanya pengaruh agama-
agama tersebut diantaranya:
-Peninggalan berupa candi, patung, diantaranya Candi Prambanan, Candi Borobudur, Candi
Mendut, Candi Tikus, Candi Brahu, patung Roro Jonggrang, patung Ken Arok, patung
Gajahmada, dsb.
-Peninggalan berupa prasasti, diantaranya Prasasti Ciareteun, Prasasti Tugu, Prasasti Muara
Kaman, dll.
-Peninggalan berupa tulisan, misalnya berupa kitab. Contoh Kitab Sutasoma, Kitab
Negarakertagama, dll.
-Peninggalan berupa adat istiadat, contonya masih berlakunya memberi sesajen pada pohon
besar yang dianggap keramat oleh penduduk daerah tertentu, adanya upacara penyambutan
tamu di suatu daerah tertentu, dll.

2. Unsur Kemanusiaan
Sila ke-dua berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Sebagai bangsa yang ber-
Ketuhanan Yang Maha Esa maka bangsa kita mempunyai rasa kemanusiaan yang luhur,
yaitu:
a.Pada hakikatnya kemanusiaan adalah bawaan kodrat manusia ( yaitu makhluk individu dan
makhluk sosial).
b.Perikemanusiaan adalah nilai khusus yang bersumber pada nilai kemanusiaan.
c.Perikemanusiaan adalah yang bersumber pada kemanusiaan, jiwa yang membedakan
manusia dengan makhluk lain.
Semua bangsa harus mempunyai kemanusiaan, begitu pula bangsa Indonesia bahkan
kemanusiaannya adalah adil dan beradab. Adil berarti memberikan kepada orang lain apa
yang menjadi haknya dan tahu apa haknya sendiri. Dalam kaitannya dengan kemanusiaan
yaitu adil terhadap dirinya sendiri, terhadap sesama manusia dan terhadap Tuhannya.
Beradab artinya mempunyai adab, mempunyai sopan santun, mempunyai susila, artinya ada
kesediaan menghormati bangsa lain, menghormati pandangan pendirian dan sikap bangsa
lain.
Makna dari sila ini dimaksudkan agar dapat mendorong seseorang untuk senantiasa
menghormati harkat dan martabat orang lain sebagai pribadi dan anggota masyarakat.
Dengan sikap ini dimaksudkan dapat menyadarkan bahwa dirinya merupakan makhluk sosial
yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Atas dasar sikap perikemanusiaan ini, maka
bangsa Indonesia menghormati hak hidup bangsa lain menurut aspirasinya masing-masing.
Dan menolak segala bentuk penjajahan di muka bumi ini. Hal itu dikarenakan berlawanan
dengan nilai perikemanusiaan.

3. Unsur Persatuan
Sesuai kodratnya, manusia adalah makhluk sosial yaitu manusia tidak bisa hidup
sendiri, mereka membutuhkan kehadiran dan hidup bersama dengan orang lain. Dengan itu
munculah kebutuhan akan persatuan.
Bangsa Indonesia adalah sebuah negara yang mempunyai ciri-ciri diantaranya rukun,
bersatu dan kekeluargaan, bertindak bukan semata-mata atas pamrih serta kepentingan
pribadi. Oleh karena itu unsur persatuan sudah terdapat di dalam kehidupan masyarakat
Indonesia bahkan sudah dilaksanakan sejak dahulu.
Semenjak dahulu masyarakat Indonesia telah memiliki sikap persatuan, hal ini dapat
dibuktikan dengan bukti-bukti diantaranya:
Bukti-bukti berupa bangunan misalnya Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
Kedua candi ini adalah lambang agama Budha dan Hindu. Keduanya terletak di daerah yang
jaraknya tidak terlalu jauh. Keduanya dapat hidup berdampingan secara damai. Keduanya
merupakan bukti bahwa umat Budha dan umat Hindu dapat hidup rukun, saling menenggang
satu sama lain. Padahal pada waktu itu di India tempat asal kedua agama itu, umat Budha dan
umat Hindu hidupnya tidak rukun dan saling bermusuhan. Demikian pula setelah agama
Islam datang dan di peluk oleh sebagian terbesar rakyat Indonesia, maka kehidupan agama
berjalan tertib dan damai serta rukun terbukti adanya bangunan-bangunan Masjid yang tidak
jauh dari bangunan rumah peribadatan lain. Bukti-bukti berupa tulisan berisi karangan, cerita-
cerita dan sejarah, misalnya pembagian Negara Kahuripan menjadi Daha dan Jenggala,
Negara Nasional Sriwijaya, Negara Nasional Majapahit.

4. Unsur Kerakyatan
Setelah ada persatuan diantara berbagai individu, maka munculah keluarga atau
masyarakat. Di dalam suatu keluarga aatu masyarakat selain kebutuhan pribadi tentu ada
kebutuhan bersama. Untuk memenuhi kebutuhan bersama tersebut perlu dilakukan
musyawarah dalam menjaga dan memenuhi keadilan.
Istilah kerakyatan berarti bahwa yang berdaulat atau yang berkuasa adalah rakyat.
Dalam bahasa lain kerakyatan disebut Demokrasi berasal dari kata Yunani Demos yang
berarti rakyat dan Kratos yang berarti berdaulat. Jadi menurut bahasa Demokrasi adalah
rakyat yang berdaulat. Menurut Abraham Lincoln, “Demokrasi adalah Kekuasaan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.”
Demokrasi bukan hal yang baru bagi bangsa Indonesia. Meskipun sebelum tanggal 17
Agustus 1945 di Indonesia belum pernah ada pemerintahan yang bersifat Demokratik seperti
sekarang ini namun sebenarnya unsur-unsurnya sudah ada. Bukti-bukti sikap musyawarah
yang sejak dahulu sudah dilakukan manusia berupa bangunan misalnya di Bali ada Desa
Kuno yang syarat-syaratnya antara lain adanya Balai Agung dan Dewan Orang-Orang Tua.
Balai menunjukkan adanya suatu tempat untuk mengadakan musyawarah. Demikian pula
dewan menunjukkan adanya suatu kumpulan orang-orang yang mempunyai tugas tertentu
dengan cara mengadakan musyawarah. Bukti lain bahwa sudah dari dahulu penerapan dari
sikap kerakyatan adalah adanya musyawarah dalam penyusunan Dasar Negara Indonesia
maupun UUD 1945, dll.

5. Unsur Keadilan Sosial


Istilah adil yaitu menunjukkan bahwa orang harus memberi kepada orang lain apa
yang menjadi haknya dan tahu mana haknya sendiri serta tahu apa kewajibannya kepada
orang lain dan dirinya. Sosial berarti tidak mementingkan diri sendiri saja, tetapi
mengutamakan kepentingan umum, tidak individualistik dan egoistik, tetapi berbuat untuk
kepentingan bersama. Sebenarnya istilah gotong royong yang berarti bekerja sama dan
membagi hasil karya bersama tepat sekali untuk menerangkan apa arti Keadilan Sosial.
Nilai yang terkandung dalam sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia didasari dan
dijiwai oleh sila Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusian yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia, serta Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan. Dalam sila kelima tersebut terkandung nilai-nilai yang
merupakan tujuan Negara sebagai tujuan dalam hidup bersama. Maka di dalam sila kelima
tersebut terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama (
kehidupan sosial). Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan
yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia
lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan manusia dengan
Tuhannya.

Anda mungkin juga menyukai