Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

”PERAN GENERASI PENERUS DALAM MENERAPKAN NILAI-


NILAI PANCASILA PADA RETORIKA KEKINIAN”
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.,

Puji syukur kehadirat Allah yang maha esa. atas segala limpahan Rahmat, dan
Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang
berjudul “Peran Generasi Penerus Dalam Menerapkan Nilai-Nilai Pancasila Pada
Retorika Kekinian” dalam bentuk dan isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi kita
sebagai penerus generasi. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini
saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan dari makalah ini.

Demikian yang saya sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Makassar, 21 Desember 2017

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA PADA GENERASI


PENERUS BANGSA
2.2 PERAN DAN FUNGSI MAHASISWA SEBAGAI GENERASI PENERUS
DAN PEMIMPIN BANGSA
2.3 MAHASISWA BERPERAN SEBAGAI AGENT OF CHANGE
2.4 MAHASISWA BERPERAN SEBAGAI IRON STOCK
2.5 AKSI NYATA MAHASISWA DALAM MELESTARIKAN PANCASILA
2.6 PELESTARIAN DARI PANCASILA

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang panjang sejak
zaman kerajaan kutai, sriwijaya, majapahit sampai datangnya bangsa lain
menjelajah bangsa Indonesia. Beratus-ratus tahun bangsa Indonesia berada dalam
cengkraman penjajahan dan berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai
suatu bangsa yang merdeka, mendiri serta memiliki suatu prinsip yang tersumpal
dalam pandangan hidup serta filsafat hidup bangsa. Setelah itu, bangsa Indonesia
berhasil menemukan jati dirinya yang didalamnya tersimnpul cirri khas, sifat dan
karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain yang oleh para pendiri Negara
Indonesia disimpulkan dalam suatu rumusan sederhana namun mendalam yang
meliputi lima prinsip (lima sila) dasar yang diberi nama panscasila.
Dalam hidup berbangsa dan bernegara, terutama pada masa globalisasi dan
reformasi saat ini, bangsa Indonesia harus memiliki visi serta pandangan hidup
yang kuat agar tidak terombang-ambing ditengah-tengah masyarakat
Internasional. Bangsa Indonesia harus memiliki rasa nasionalisme dan rasa
kebangsaan yang kuat. Hal ini dapat terlaksana karena suatu kesadaran berbangsa
dan bernegara yang berakar pada sejarah bangsa yang telah melahirkan bangsa
Indonesia.
Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila pancasila sebelum dirumuskan
menjadi dasar Negara Indonesia, secara objektif historis telah dimiliki oleh
bangsa Indonesia. Nilai-nilai pancasila digali dari bangsa Indonesia sendiri
sebagai kausa matrealis pancasila. Oleh karena itu, kehidupan bangsa Indonesia
tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai pancasila.
Oleh karena itu, kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan
nilai-nilai pancasila. Atas dasar pengertian dan alasan historis tersebut generasi
muda penerus bangsa terutama kalangan intelektual kampus perlu mengkaji,
memahami, dan mengembangkannya berdasarkan pendekatan ilmiah. Generasi
muda Indonesia akan memiliki suatu kesadaran serta wawasan kebangsaan yang
kuat berdasarkan nilai-nilai pancasila tersebut. Konsekuensinya, secara historis
pancasila dalam kedudukannya sebagai dasar filsafat Negara, ideology bangsa,
dan Negara bukannya suatu ideology yang menguasai bangsa. Nilai-nilai dan
sila-sila pancasila itu melekat dan berasal dari bangsa Indonesia itu sendiri.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana penanaman nilai-nilai pancasila pada generasi penerus bangsa?
2. Bagaimana Peran dan Fungsi Mahasiswa Sebagai Generasi Penerus dan
Pemimpin Bangsa?
3. Bagaimana mahasiswa berperan sebagai agent of change?
4. Bagaimana mahasiswa berperan sebagai iron stock?
5. Bagaimana Aksi Nyata Mahasiswa dalam melestarikan Pancasila?
6. Bagaimana pelestarian dari pancasila itu?

1.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan penanaman nilai-nilai pancasila pada generasi penerus
bangsa
2. Untuk mengetahui Peran dan Fungsi Mahasiswa Sebagai Generasi Penerus
dan Pemimpin Bangsa
3. Untuk mengetahui peran mahasiswa sebagai agent of change
4. Untuk mengetahui peran mahasiswa sebagai iron stock
5. Mendeskripsikan Aksi Nyata Mahasiswa dalam melestarikan Pancasila
6. Untuk mengetahui pelestarian dari pancasila
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penanaman Nilai-Nilai Pancasila Pada Generasi Penerus Bangsa

Pancasila adalah ideologi bangsa dan Negara Indonesia yang sudah


dirumuskan oleh para pendiri bangsa (founding father). Pendiri bangsa yang
banyak memberikan sumbangsih terbesar adalah Soekarno dalam sidang
BPUPKI. Dengan diterimanya pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara
Indonesia membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nila pancasila dijadikan
landasanfundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi
lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental yaitu
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Secara etimologis,
istilah Pancasila telah dikenal sejak jaman Majapahit pada abad ke-14, yaitu
terdapat dalam bukuNegarakertagama karangan Empu Prapanca, dalam
buku Sutasoma karangan Empu Tantular. Dalam buku Sutasoma ini istilah
Pancasila disamping mempunyai arti “berbatu sendi yang lima/ consisting of 5
rocks” (berasal dari bahasa Sansekerta), juga berarti “pelaksanaan kesusilaan
yang lima” (Pancasila Krama).(Rozikin daman, 1995:1).

Pancasila terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila Pancasila yang setiap sila pada
hakikatnya merupakan suatu kesatuan yang bulat dan utuh. Susunan Pancasila
bersifat hierarkhis dan berbentuk piramidal yang artinya sila yang berada diatas
menjiwai sila dibawahnya, begitu pula sebaliknya sila dibawah dijiwai oleh sila
diatasnya. Maka Ketuhanan Yang Maha Esa yang berbasis kemanusiaan,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan, dan Keadilan. Sebaliknya, Ketuhanan Yang
Maha Esa adalh Ketuhanan yang berkemanusiaan, yang membangun,
memelihara, dan mengembangkan persatuan Indonesia yang berkerakyatan dan
berkeadilan sosial.
Hakikat dari sila Pancasila adalah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu
sendiri. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pansasila mempunyai tingkatan dan
bobot yang berbeda, namun nilai-nilai itu tidak saling bertentangan, akan tetapi
saling melengkapi. Hal ini dikarenakan sebagai suatu substansi, Pancasila
merupakan kesatuan yang bulat dan utuh, atau kesatuan organic (organic whole).
Dengan demikian berarti nilai-nilai yany terkandung dalam Pancasila merupakan
satu kesatuan yang bulat dan utuh pula. Nilai-nilai itu saling berhubungan secara
erat dan nilai-nilai yang satu tidak dapat dipisahkan dari nilai yang lain. Atau
nilai-nilai yang ada itu dimiliki bangsa Indonesia, yang akan memberikan pola
(patroon) bagi sikap, tingkah laku dan perbuatan bangsa Indonesia.

Dalam Kaelan (2002:48-50), Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala


merupakan bangsa yang religious dalam pengertian bangsa yang percaya
terhadap Tuhan penciptanya. Hal ini terbukti dengan adanya berbagai
kepercayaan dan agama yang ada di Indonesia. Dalam struktur kehidupan
sosialnya, eksistensi (keberadaan) setiap manusia sebagai makhluk pribadi dan
sekaligus sebagai makhluk social diakui, dihargai, dan dihormati. Dalam
kaitannya dengan hakikat sila “Kemanusiaan yang adil dan beradab” nilai-
nilainya tercermin dalam sikap tolong menolong, menghormati manusia lain,
bersikap adil, dan menjunjung tinggi kejujuran dan sebagainya. Cita-cita dan
kesatuan tercermin dalam berbagai ungkapan dalam bahasa-bahasa daerah di
seluruh nusantara sebagai budaya bangsa, seperti tanah air, tanah tumpah darah,
dan bhineka tunggal ika. Semangat gotong royong, siadapari, masohi, sambatan,
gugur gunung, dan sebagainya mengungkapkan cita-cita kerakyatan,
kebersamaan, dan solidaritas sosial. Struktur kejiwaan bangsa Indonesia
mengakui, menghormati serta menjunjung tinggi hak dan kewajiban tiap
manusia, tiap golongan dan tiap bagi masyarakat. Hubungan antara hak,
kewajiban serta kedudukan ynag seimbang itu merupakan cita-cita keadilan
sosial.
Sekarang ini, generasi penerus bangsa mulai kehilangan apa itu sebenarnya
makna dari Pancasila atau dengan kata lain lunturnya nilai-nilai Pancasila pada
generasi penerus bangsa. Kita bisa mengambil contoh dari wakil-wakil rakyat
yang sekarang ini banyak yang masuk penjara karena terlibat kasus korupsi. Oleh
karena Pancasila memiliki nilai-nilai yang begitu istimewa maka para penerus
bangsa harus dapat melaksanakan dan mengamalkan sila-sila Pancasila. Jika para
wakil rakyat telah memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan baik
maka tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang beradab
akan terwujud.

2.2 Peran dan Fungsi Mahasiswa Sebagai Generasi Penerus dan Pemimpin Bangsa
a. Pengertian Mahasiswa
Dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 mahasiswa adalah peserta
didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu.
Selanjutnya menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang
secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan
batas usia sekitar 18-30 tahun. Dari pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa
mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena
hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan menjadi calon-calon
intelektual.
Mahasiswa sebenarnya memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat. Sebagai kaum intelektual muda dan sebagai generasi
penerus bangsa mahasiswa memiliki peran penting yaitu sebagai “agent of
change” karena mahasiswa adalah orang yang seharusnya dapat membawa
perubahan-perubahan yang berdampak positif dan membangun dalam
kehidupan masyarakat serta mampu menanamkan nilai-nilai positif terhadap
masyarakat. Sehingga peran mahasiswa yang sebenarnya dapat dirasakan
oleh masyarakat.
b. Peran dan Fungsi Mahasiswa Sebagai generasi Penerus
Mahasiswa sebagai elemen utama penerus bangsa tentunya merupakan
kesatuan yang sangat penting untuk memajukan dan menjalankan
kehidupan bangsa di masa mendatang. Mahasiswa sangat dikenal dengan
pemikirannya yang sangat kritis, demokratis dan konstruktif. Suara suara
mahasiswa biasanya dianggap sebagai realita social yang ada dilingkungan
masyarakat sehingga sangat pantas jika mahasiswa dianggap sebagai roda
penggerak bangsa.
Berikut peran strategis dari mahasiswa :
1. Sebagai penyampai kebenaran (agent of social control)
Mahasiswa dapat menjadi kontrol bagi berjalannya pemerintahan.
Baik dalam pembuatan kebijakan maupun peraturan yang dilakukan oleh
pemerintah. Mahasiswa juga bisa sebagai penyalur aspirasi masyarakat
kepada pemerintah. Aspirasi ini bisa dilakukan oleh mahasiswa dengan
salah satunya dengan cara demonstrasi, tetapi demonstrasi yang
dilakukan harus sesuai dengan peraturan.
2.Sebagai agen perubahan (agent of change)
Sebagai kaum intelektual peranan mahasiswa sangat dibutuhkan dan
penting dalam perubahan bangsa. Mahasiswa dapat merealisasikan teori
yang di pelajarinya di kampus, terhadap masalah yang terjadi di
masyarakat. Mahasiswa juga harus berpikir kritis, serta memberikan
inovasi inovasi terhadap suatu masalah
3.Sebagai generasi penerus masa depan (iron stock)
Mahasiswa adalah penerus dan harapan bangsa untuk melakukan
perubahan. Sebagai golongan muda pasti pada waktunya akan
menggantikan golongan tua, baik pada orginasasi maupun pada
pemerintahan. Oleh karena itu sebagai mahasiswa sudah seharusnya kita
mempersiapkan diri sebagai garda penerus perubahan bangsa di masa
depan.
4.Moral Force
Mahasiswa sebagai generasi penerus diharapkan memiliki akhlak
terpuji dan moral yang baik dengan harapan ketika mereka menempati
posisi pemerintahan, hal yang tidak diinginkan seperti kasus korupsi dan
hal-hal yang menyimpang lainnya bisa dihapuskan. Mereka dituntut
untuk memberikan teladan yang baik demi perubahan bangsa. Moral
Foce inilah yang akan menumbuhkan jiwa leadership dalam benak
mahasiswa. Tentunya dengan jiwa leadership ini akan menjadikan
mahasiswa sebagai teladan yang bijak.
2.3 Mahasiswa Sebagai Agen of Change
Agent of change merupakan bentuk kesadaran, tanggung jawab,
kepedulian,kepekaan untuk memajukan, memperbaiki, meningkatkan kualitas,
memenuhiharapan dan sebagainya. Semuanya bertujuan untuk perbaikan dan
berbuat kebaikan. Jelas bukan mengekor, tetapi suatu ketulusan, keberanian
untuk mengajarkan dan mengajak berbuat untuk yang positif. Juga kerelaan
untuk berani berkorban dan dikorbankan. Agen perubahan bisa saja justru
dimusuhi, dianggapsok tahu, sok bersih, sok modern, melanggar aturan dan
ketentuan yang sudah ada.Bisa saja akan dabel buruk bahkan dikembangkan
menjadi kebencian.Pada masa sekarang ini perubahan begitu cepat dan dinamis.
Bagi yang tidakmampu mengikuti mungkin akan ditinggalkan. Kalau sejajar dan
seimbangdengan perubahan maka akan terengah-engah mengikuti perubahan.
Tetapi kalau mampu lebih maju dari perubahan maka akan mampu memimpin
perubahan.Melakukan perubahan bukan sekedar merubah tanpa tahu esensi
perubahan.Melakukan suatu perubahan itu berarti :

Mampu belajar memperbaiki dari masa lalu. Yang berarti mampu


menangkapdan memberdayakan potensi-potensi yang ada, menjadikan
tantangan dankelemahan menjadi suatu peluang atau harapan untuk dapat
hidup tumbuh dan siap menghadapi dan memenuhi harapan dan tuntutan masa
kini yang modern,dinamis, cepat, tepat, akurat, transparan, akuntabel dan
informatif.

Faktor-Faktor yang diperlukan untuk Melancarkan Proses Perubahan :

1. Motivasi memegang peranan yang penting dalam menjamin kelancaran


suatu perubahan. Tanpa motivasi yang kuat dapat dipastikan perubahan
yang akan dilakukan bakal menghadapi tantangan yang oleh orang tersebut
dirasakan sangat berat. Semakin besar tujuan perubahan yang ingin dicapai,
semakin besar pula modal motivasi yang harus disiapkan oleh organisasi
bisnis tersebut.
2. Tujuan yang ingin dicapai dengan melaksanakan perubahan harus
didefinisikan dengan jelas di awal.
3. Setelah tujuan perubahan yang ingin dicapai seseorang sudah terdefinisi
dengan jelas, langkah berikutnya yang perlu dilakukan adalah
mengidentifikasi peran dan tujuan dari masing-masing individu dalam
perubahan tersebut.
4. Buatlah rencana perubahan yang akan dilakukan untuk memastikan tujuan
yang sudah ditetapkan dapat tercapai.
Faktor keempat ini lah yang akan menentukan berhasil tidaknya
suatu perubahan karena sesuatu hanya akan terwujud karena adanya
tindakan.Semua faktor yang telah disebutkan sebelumnya harus dilaksanakan
dengan menggunakan pengetahuan. Motivasi dibangun dengan pengetahuan
mengenai membangun motivasi, tujuan ditentukan dengan pengetahuan
tentang menetapkan tujuan yang baik, rencana juga dibuat harus dengan
pengetahuan mengenai metode perencanaan yang efektif, dan tindakan harus
dilakukandengan pengetahuan yang diperlukan untuk bertindak. Karena itu
tidaklah berlebihan jika pengetahuan dikatakan sebagai faktor paling penting
dalam mengkatalis perubahan
2.4 Mahasiswa Sebagai Iron Stock
Mahasiswa dapat menjadi Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi
manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang
nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa
itu merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Tak dapat
dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir, yaitu
ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda, oleh
karena itu kaderisasi harus dilakukan terus-menerus. Dunia kampus dan
kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi yang sangat sayang bila
tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki kesempatan.
Dalam konsep Islam sendiri, peran pemuda sebagai generasi pengganti tersirat
dalam Al-Maidah:54, yaitu pemuda sebagai pengganti generasi yang sudah rusak
dan memiliki karakter mencintai dan dicintai, lemah lembut kepada orang yang
beriman, dan bersikap keras terhadap kaum kafir.
Sejarah telah membuktikan bahwa di tangan generasi mudalah perubahan-
perubahan besar terjadi, dari zaman nabi, kolonialisme, hingga reformasi,
pemudalah yang menjadi garda depan perubah kondisi bangsa.

2.5 Aksi nyata generasi muda dalam melestarikan pancasila


1. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran agama yang
dianut masing-masing.
2. Menjalankan perintah agama sesuai ajaran yang dianut masing-masing.
3. Saling menghormati antar umat beragama.
4. Tidak memaksakan suatu agama pada orang lain.
5. Tidak membeda bedakan manusia berdasarkan suku, agama, warna kulit,
tingkat ekonomi,maupun tingkat pendidikan.
6. Menyadari bahwa kita diciptakan sama oleh Tuhan.
7. Membela kebenaran dan keadilan.
8. Menyadari bahwa kita mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
9. Tidak melakukan diskriminatif.
10. Cinta pada tanah air dan bangsa.
11. Menjaga nama baik Bangsa dan Negara.
12. Tidak membangga-banggakan bangsa lain dan merendahkan bangsa sendiri.
13. Ikut serta dalam ketertiban dunia.
14. Menjunjung tinggi persatuan bangsa.
15. Mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi
dan golongan.
16. Selalu mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam
menyelesaikan masalah.
17. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain.
18. Mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa, dan Negara.
19. Menghormati hasil musyawarah.
20. Ikut serta dalam pemilihan umum.
21. Berusaha menolong orang lain sesuai kemampuan.
22. Menghargai hasil karya orang lain.
23. Tidak mengintimidasi orang dengan hak milik kita.
24. Menjunjung tinggi nilai kekeluargaan.
25. Menghormati hak dan kewajiban orang lain.

2.6 Pelestarian pancasila


Generasi penerus bangsa sekarang ini merupakan pelaksana cita-cita
pahlawan agar bentuk NKRI tetap utuh dibawah panji Pancasila, UUD 1945 dan
Bhineka Tunggal Ika. Nilai-nilai juang 45 harus memiliki tekad dan semangat
dalam diri generasi penerus bangsa, dan bukan gampang terbawa arus yang
sudah mulai memasuki sendi-sendi kehidupan generasi muda.
Perobahan pola sikap hidup menciptakan pribadi yang kuat tanpa menerima
kekalahan dalam bentuk apapun. Untuk itu, kepada generasi muda sebagai
penerus bangsa dan Negara yang mendapat titipan dari pahlawan yang sudah
gugur demi kemerdekaan, diminta agar mampu dan berani berbuat yang berguna
bagi sekelilingnya dan bukan melakukan penghasutan kepada sekitarnya
sehingga tidak tercipta suasana yang kondusif, kata Agus Bukka.
Ketua panitia pelaksana yang juga Kabid PLS dan Pemuda Olahraga Dinas
Pendidikan Kabupaten Dairi, Drs. Bonar Butar-butar dalam orasinya
mengatakan, setiap pemuda yang merasa dirinya sebagai generasi penerus bangsa
akan memiliki semangat nilai-nilai 45, tetapi bagi mereka yang tidak memiliki
nilai tersebut akan gampang dan mudah terbawa arus negative sehingga
merugikan dirinya sendiri.
Jauhkan tindakan yang merugikan diri sendiri, tetapi berbuat dan berpikirlah
apa yang terbaik bagi diri kita dan bagi sekeliling kita, karena kita hidup saling
berdampingan. Apabila dikaji lebih cermat tentang nilai-nilai juang 45 yang
sudah dipersembahkan para pahlawan yang gugur, generasi penerus bangsa tidak
akan mau atau tidak rela apabila harkat dan harga diri bangsanya tercemoh oleh
pihak lain, karena hal tersebut merupakan harga mati bagi pemuda dan pemudi
generasi bangsa kita.
1.apa yang di lestarikan oleh pansacila?
Bangsa Indonesia memiliki warga Negara yang bertoleransi tinggi, hidup
bergotong royong dan masih banyak nilai susila yang luhur yang berkembang
dalam warga kita, melalui pancasila para pendiri Negara ingin agar semua itu
tidak terkikis zaman suatu saat nanti oleh karena itu pancasila dimaksudkan
utama adalah melestarikan nilai-nilai luhur tersebut agar tidak hilang dari
identitas Negara ini sebagai penganut ideology pancasila, walaupun pada
perkembangannya semua ini kadang-kadang sulit kita temukan lagi tentunya
hal ini dilakukan oleh orang-orang yang tidak memiliki jiwa pancasila, tidak
menghargai pancasila, dan ketidakmampuan pemahahaman mereka tentang
arti luhur pancasila, ironisnya mereka yang mengaku memperjuangkan nilai
pancasila-lah yang kurang mengerti atau kurang pemahaman tentang nilai
luhur yang merela perjuangkan
2. Mengapa Pancasila Perlu Lestarikan ?
Pancasila perlu di lestarikan adalah karena agar nilai-nilai pancasila yang
terkandung dalam pancasila itu sendiri tidak berubah kebelakang atau dengan
kata lain mengalami kemunduran makna, sebaliknya melalui pelestarian
pancasila kita mengharapkan nilai-nilai pancasila menjadi lebih baik dalam
masa yang akan datang, dengan tidak meghilangkan atau mengurangi nilai-
nilai luhur yang pernah ada
3. Bagaimana Melestarikan Pancasila ?
Pancasila sesungguhnya ada didalam setiap warga Negara, oleh sebab itu
cara melestarikan yang paling baik adalah mulai dari kita sendiri dengan
bersikap dan berpedoman dari apa yang dianjurkan dan tertulis dalam
pancasila, hal lain adalah bagi para pemimpin Negara ini untuk memberikam
contoh kepada warga apa yang harus dan apa yang tidak boleh di perbuat oleh
kita yang berpegang pada pedoman pancasila
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara umum mahasiswa menyandang tiga fungsi strategis, yaitu sebagai
penyampai kebenaran (agent of social control), sebagai agen perubahan (agent of
change), dan sebagai generasi penerus masa depan (iron stock).
Faktor-Faktor yang diperlukan untuk Melancarkan Proses Perubahan :
1. Motivasi memegang peranan yang penting dalam menjamin kelancaran
suatu perubahan. Tanpa motivasi yang kuat dapat dipastikan perubahan yang
akan dilakukan bakal menghadapi tantangan yang oleh orang tersebut
dirasakan sangat berat. Semakin besar tujuan perubahan yang ingin dicapai,
semakin besar pula modal motivasi yang harus disiapkan oleh organisasi
bisnis tersebut.
2. Tujuan yang ingin dicapai dengan melaksanakan perubahan harus
didefinisikan dengan jelas di awal.
3. Setelah tujuan perubahan yang ingin dicapai seseorang sudah terdefinisi
dengan jelas, langkah berikutnya yang perlu dilakukan adalah
mengidentifikasi peran dan tujuan dari masing-masing individu dalam
perubahan tersebut.
4. Buatlah rencana perubahan yang akan dilakukan untuk memastikan tujuan
yang sudah ditetapkan dapat tercapai.

Selain itu, seorang mahasiswa sebagai generasi penerus dan pemimpin bangsa
harus mempunyai karakter dan jiwa pemimpin yang ideal, yang mana harus
memiliki nilai lebih dalam kehidupannya. Sejatinya, generasi penerus dan
pemimpin yang ideal harus tangguh, mandiri, tidak mudah putus asa, bertanggung
jawab, berani, tegas, bertindak yang berlandaskan pancasila serta peka terhadap
isu dan kejadian di sekitarnya.

3.2 Saran
Dalam mewujudkan peran mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa
mulailah dari hal kecil di kehidupan sehari hari . Seperti jujur dalam berkata kata,
melakukan sebuah inovasi untuk perubahan di dalam belajar, ataupun belajar
menjadi sebuah pemimpin di dalam sebuah regu . Ingatlah sesuatu yang besar
dimulai dari hal yang kecil .
DAFTAR PUSTAKA

Murdiyatmoko, Janu. ___. Sosiologi Memahami dan Mengkaji Masyarakat. Jakarta:


PT. Grafindo Media Pratama.

Widjono Hs. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di


Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grasindo.

http://www.academia.edu/9403367/MAHASISWA_SEBAGAI_GENERASI_PENER
US_PEMIMPIN_BANGSA

http://www.romadhon-byar.com/2012/01/sikap-positif-kita-terhadap-pancasila.html

Anda mungkin juga menyukai