KEPEMIMPINAN
AHMAD SALAM
orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Ada tiga teori yang menonjol dalam penjelasan kemunculan seorang pemimpin
yaitu :
Kebalikan dari teori genetis, teori ini mengatakan bahwa setiap orang bisa jadi
pemimpin melalui usaha, dibentuk dan ditempa, serta tidak terlahirkan begitu saja
Seorang akan sukses menjadi seorang pemimpin bila sejak lahir telah memiliki
bakat kepemimpinan, dan bakat itu dikembangkan melalui pendidikan yang
Otokrat berasal dari kata Autos artinya sendiri, dan Kratos berarti kekuasaan jadi
Kepemimpinan ini mendasarkan diri pada kekuasaan mutlak yang harus dipatuhi
oleh anggotanya.
Pada tipe kepemimpinan ini seorang pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan
sekali tidak terpimpin, tidak terkontrol, dan masing-masing orang bekerja sendiri-
sendiri.
1. Wasis (pintar) : Dalam artian punya kemampuan memimpin, memiliki ilmu
dan seni memimpin, tegar (tidak mudah terpengaruh oleh orang lain).
3. Waspodo (waspada) : Sehat jasmani juga rohani serta hati-hati terhadap
keadaan.
4. Kejujuran,
5. Objektif,
Sebagai umat Islam sebenarnya kita telah memiliki sosok pemimpin ideal yaitu
Nabi Muhammad SAW. Dimana beliau adalah seorang Rosul yang memiliki sifat
bahkan orang diluar islam pun mengakui kepemimpinan Nabi Muhammad SAW
KE-IPNU-IPPNU-AN
AHMAD SALAM
Organisasi ini bernama Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama disingkat IPNU dan
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama disingkat IPPNU sebagai kelanjutan dari
Ikatan Putra Nahdlatul Ulama dan Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama yang
sebelumnya juga Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama yang didirikan pada tanggal 24
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama yang didirikan pada tanggal 2 Maret 1955
islamiyah.
kader bangsa.
kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia, dan berwawasan kebangsaan serta
bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syariat islam menurut faham
usaha-usaha :
1. Menghimpun dan membina Pelajar Nahdlatul Ulama dalam satu wadah
organisasi IPNU-IPPNU.
KE-IPNU-AN
AHMAD SALAM
1. MUKADIMAH
Niat yang luhur untuk memelihara, mengatur, dan memakmurkan bumi sebagai
aktivitas suci merupakan tugas kehormatan yang diberikan Allah SWT kepada
Pokok pikiran Citra Diri IPNU adalah pelaksanaan misi khalifah didasari,
keluharan misi ini merupan amanah dari Allah SWT yang wajib ditunaikan oleh
Makna dan fungsi manusia sebagai khalifah memiliki dimensi sosial (horisontal)
yaitu mengenal alam (Q.S. 2:32), memikirkannya (Q.S. 2:164) dan memanfaatkan
alam dan isinya demi kebaikan dan ketinggian derajat manusia sendiri (Q.S.
nilai social, dan nilai keilmuan. Ketiga nilai ini yang akan membedakan derajat
Sebagai sebuah organisasi, IPNU memiliki visi yakni gambaran terhadap apa
yang ingin dicapai. Visi Adalah adalah terwujudnya pelajar-pelajar bangsa yang
pembinaan dan pemberdayaan para pelajar (siswa dan santri), serta mempengaruhi
2. LANDASAN HISTORIS
IPNU lahir pada tanggal 24 Februari 1954 M (20 Jumadil akhir 1373 H) dan
IPPNU lahir pada tanggal 2 Maret 1955 (8 Rojab 1374 H) yang mempunyai
kepanjangan Ikatan Pelajar Nahdlatul ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul
menjadi pemuda dan dari pelajar putri menjadi putri-putri dan kembali menjadi
Ikatan pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama pada
tahun 2003.
3. LANDASAN BERSIKAP
1. Tauhid (At-Tauhid)
anggota, yang senantiasa mengamalkan kerja nyata demi tegaknya ajaran islam
Ahlussunnah wal Jama’ah dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang
a. Wadah berhimpun pelajar NU untuk melanjutkan semangat, jiwa dan nilai-
nilai nahdliyah.
islam.
“Belajar, Berjuang, dan Bertaqwa” (IPNU) dan “Belajar, Berjuang, dan Berdo’a”
(Tawasuth dan I’tidal, Tasamuh, Tawazun, Amar ma’ruf nahi munkar), Wawasan
IPNU adalah bagian dari generasi muda Indonesia yang memiliki tanggung
jawab terhadap kelangsungan hidup bangsa dan Negara Republik Indonesia dan
merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya dan cita-cita perjuangan NU serta
penguatan basis idelogis yang kokoh. IPNU yang diharapkan menjadi organ
melakukan hal itu. Sebagaimana NU yang telah memiliki pengakuan dan reputasi
Penguatan basis idelogis ini akan membuat kerja-kerja IPNU baik dalam ranah
lain, akan mungkin dilakukan. Setelah basis idelogis ini dikuatkan, tugas
semacam kemandirian, kesahajaan dan kesatuan persepsi. Jadi arah yang paling
Ke depan, IPNU tidak lagi bersusah payah mengadakan acara seremonial yang
hanya berupa seminar atau semiloka, tetapi dengan SDM pendidikan yang kuat,
Nilai-Nilai
5 (lima) prinsip dasar berupa nilai-nilai strategis dari ajaran Islam. Kelima prinsip
1. Al-Shidqu
dalam hal ini berarti tidak plin-plan dan tidak dengan sengaja memutarbalikkan
fakta atau memberikan informasi yang menyesatkan. Dan tentu saja jujur pada diri
sendiri.
Butir ini memuat dua istilah yang saling kait, yakni al-amanah dan al-wafa bi
al’ahdi. Yang pertama secara lebih umum meliputi semua beban yang harus
dilaksanakan, baik ada perjanjian maupun tidak. Sedang yang disebut belakangan
memperoleh satu kesatuan pengertian yang meliputi: dapat dipercaya, setia dan
tepat janji. Dapat dipercaya adalah sifat yang dilekatkan pada seseorang yang
maupun ijtima’iyyah.
3. Al-’Adalah
asas. Butir ini mengharuskan orang berpegang pada kebenaran obyektif dan
4. Al-Ta’awun
Al-ta’awun merupakan sendi utama dalam tata kehidupan masyarakat: manusia
tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan pihak lain. Pengertian ta’awun meliputi
tolong menolong, setia kawan dan gotong royong dalam kebaikan dan taqwa.
5. Istiqomah
pengertian tetap dan tidak bergeser dari jalur dan ketentuan Allah SWT dan
rasulNya, tuntunan yang diberikan oleh salafus shaleh, dan aturan main serta
antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain dan antara satu periode dengan
periode yang lain, sehingga semuanya merupakan satu kesatuan yang tak
C. Azas-Azas
a. Asas Keterpaduan
b. Asas Kebersamaan
c. Asas Manfaat
d. Asas Kesinambungan
e. Asas Kepeloporan
f. Asas Keseimbangan.
Sebagai sebuah organisasi, IPNU memiliki visi yakni gambaran terhadap apa
yang ingin dicapai. Visi Adalah adalah terwujudnya pelajar-pelajar bangsa yang
pembinaan dan pemberdayaan para pelajar (siswa dan santri), serta mempengaruhi
KE-IPNU-AN
AHMAD SALAM
1. MUKADIMAH
Niat yang luhur untuk memelihara, mengatur, dan memakmurkan bumi sebagai
aktivitas suci merupakan tugas kehormatan yang diberikan Allah SWT kepada
Makna dan fungsi manusia sebagai khalifah memiliki dimensi sosial (horisontal)
yaitu mengenal alam, memikirkannya dan memanfaatkan alam dan isinya demi
Sebagai sebuah organisasi, IPNU memiliki visi yakni gambaran terhadap apa
tatanan masyarakat yang berkeadilan dan demokratis atas dasar ajaran Islam
pembinaan dan pemberdayaan para pelajar (siswa dan santri), serta mempengaruhi
2. LANDASAN HISTORIS
IPNU lahir pada tanggal 24 Februari 1954 M (20 Jumadil akhir 1373 H) yang
lengsernya rezim orde baru maka IPNU kembali menjadi Ikatan pelajar Nahdlatul
3. LANDASAN BERPRINSIP
5 (lima) prinsip dasar berupa nilai-nilai strategis dari ajaran Islam. Kelima prinsip
1. Al-Shidqu (kejujuran/kebenaran)
sumber daya anggota, yang senantiasa mengamalkan kerja nyata demi tegaknya
terhadap nasib bangsa dan negara berlandaskan prinsip keadilan, persatuan dan
demokrasi)
sumber dalam pembangunan manusia. Oleh karena itu IPNU harus bersikap
IPNU adalah bagian dari generasi muda Indonesia yang memiliki tanggung
jawab terhadap kelangsungan hidup bangsa dan Negara Republik Indonesia dan
merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya dan cita-cita perjuangan NU serta
semacam kemandirian, kesahajaan dan kesatuan persepsi. Jadi arah yang paling
karena dengan SDM pendidikan yang kuat, IPNU mampu menawarkan gagasan
Ikhtiar membangun masa depan IPNU yang visioner, harus diawali dengan
penguatan basis yang kokoh. IPNU yang diharapkan menjadi organ pelajar yang
penting dalam gerakan pelajar di Indonesia sangat mungkin melakukan hal itu.
Penguatan basis ini akan membuat kerja-kerja IPNU baik dalam ranah
lain, akan mungkin dilakukan. Setelah basis ini dikuatkan, tugas selanjutnya
Kongres XV IPNU di Jakarta (9-12 Juli 2006) merupakan momen yang sangat
penting bagi organisasi ini untuk menata ulang organisasi dan merumuskan
kembali formula dan paradigma gerakan yang hendak dilakukannya. IPNU adalah
kaderisasi Nahdlatul Ulama (NU). Karena itulah agenda kaderisasi menjadi "titik
tempur" utama, melahirkan kader yang tidak hanya tangguh secara intelektual dan
memiliki keunggulan akhlak serta terampil berorganisasi, melainkan juga siap
Aswaja itu sebenarnya bukan madzhab, tapi hanyalah manhaj al-fikr atau
faham saja yang didalamnya masih memuat banyak aliran dan madzhab. Faham
tersebut sangat lentur, fleksibel, tawassuth, tasamuh, tawazun dan selalu mencari
jalan tengah (moderat) yang diterima oleh sebagian besar golongan (sawad al-
a`zham).jika berpegang pada paradigma ini, maka keberagaman madzhab dalam
fiqih akan mudah terwadahi.
Apabila ditinjau dari segi manhaj aqwal, semua doktrin Aswaja
mencerminkan perpaduan sisi akal dan naql dengan tekanan-tekanan yang
berbeda. Formulasi faham ahlussunnah wal jamaah merupakan akumulasi
pemikiran beberapa tokoh lintas madzhab. Sehingga melakukan kategorisasi
ahlussunnah wal jamaah sebagai sebuah madzhab yang kehilangan
momentum.disamping isunya telah lewat juga tidak mungkin sebuah madzhab
terdapat beberapa madzhab. Dengan demikian, ahlussunnah waljamaah
membutuhkan kreasi-kreasi sebagai konsekuensi dari tuntutan masyarakat.
Beberapa pokok ajaran dari firqoh-firqoh dalam Islam telah banyak pengaruhnya
terhadap perkembangan pemikiran dan pengamalan ajaran Islam di berbagai
Negara. Perbedaan faham ini dapat dijadikan fitnah, tetapi juga dapat mendorong
pada pengembangan kreatifitas berpikir yang akan mendorong kemajuan umat
islam. Disinilah posisi faham ahlussunnah wal jamaah sebagai penengah dari
beberapa faham yang ada dan dengan metode berpikir yang menggunakan akal
dan wahyu, akan mudah diterima oleh berbagai tingkatan pemikiran umat islam.
II. Pandangan Aswaja terhadap masalah social, ekonomi, politik dan budaya
serta penerapannya
a. Sosial
Salah satu motivasi kelahiran NU adalah karena buruknya pelayanan
masyarakat. Kemiskinan, buruknya gizi dan kesehatan, rendahnya pendidikan
disandang oleh warga NU. Maka, warga NU harus memprioritaskan program dan
usahanya untuk mengentaskan kemiskinan, perbaikan kesehatan, dan
pendidikan .Tiap warga NU harus berusaha menjadi pelayan bagi pengentasan
penderitaan masyarakat
b. Ekonomi
c. Politik
Di bidang politik, Sunni berpijak pada substansi dengan tidak mengebiri realitas.
Sunni lebih memilih gagasan-persuasif disbanding gagasan-radikal. Sunni lebih
memilih masuk ke dalam “system” daripada di luar “system”.pada dasarnya Sunni
tidak mempunyai konsep bernegara, tetapi Sunni memandang perlunya komunitas
Islam mendirikan suatu Negara. Keharusan ini berlaku di tengah pemahaman
persoalan imamah yang bukan termasuk pilar keimanan Sunni.
Prinsip Sunni yang cukup longgar tentang relasi agama dan negara
memungkinkan umat islam bebas menentukan bentuk pemerintahannya,
demokrasi, teokrasi, kerajaan atau yang lain. Sunni hanya memberikan criteria-
kriteria yang berorientasi pada terwujudnya kepentingan masyarakat umum.
Kriteria tersebut meliputi : syura (konsultasi), al-`adalah (keadilan), al-hurriyah
(independensi), dan musawamah (egalitarian).namun dalam tataran relalitas, sikap
politik Sunni sering berpihak kepada realitas daripada substansi.
d. Budaya
Menghadapi budaya atau tradisi, ajaran Aswaja mengacu kepada salah satu kaidah
Fiqh (mempertahankan kebaikan warisan masa lalu dan mengkreasi hal baru yang
lebih baik). Kaidah ini menuntun untuk memperlakukan fenomena kehidupan
yang seimbang dan proporsional. Seseorang harus bias mengapresiasi hasil-hasil
kebaikan yang dibuat orang-orang pendahulu (tradisi yang ada), dan bersikap
kreatif mencari berbagai terobosan baru untuk menyempurnakan tradisi tersebut
atau mencipta tradisi baru yang lebih baik.
Oleh karena itu, kaum Sunni tidak apriori terhadap tradisi yang memungkinkan
kaum Sunni bertindak selektif terhadap tradisi. Sikap selektif ini mengacu pada
salah satu kaidah fiqh “ma la yudraku kulluhu la yutraku kulluh” (jika tidak dapat
dicapai kebaikan semuanya, tidak harus ditinggal semuanya). Bahkan fiqh Sunni
menjadikan tradisi sebagai salah satu yang harus dipertimbangkan dalam
menetapkan sebuah hukum.hal ini tercermin dalam salah satu kaidah Fiqh ‘al-
`Adah muhakkamah” (adat menjadi pertimbangan dalam penetapan hukum).
TUJUAN
Firqoh (aliran) dalam islam muncul akibat dari persoalan politik yang
berakibat terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan. Persoalan tersebut mencapai
klimaks pada masa pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib dan terjadi perang
saudara yang menyebabkan umat islam terpecah belah. Perpecahan politik ini
berakibat munculnya berbagai pemikiran dalam masalh aqidah, sehingga
bekembang perdebatan panjangdan menimbulkan firqoh-firqoh.
Ada dua factor yang menyebabkan timbulnya firqoh-firqoh dalam islam :
a. Ijtihad
Kata “ijtihad” berasal dari kata “aljahdu” dan “aljuhdu” yang artinya
“daya upaya” atau “usaha keras” .ijtihad berarti berusaha keras untuk mencapai
atau memperoleh sesuatu.Dalam fiqih, ijtihad berarti berusaha keras untuk
mengetahui hukum sesuatu melalui dalil-dalil agama yaitu Al-Qur`an dan Hadits
dengan jalan istinbath. Orang yang mampu menetapkan hukum perbuatan dengan
jalan ini disebut “mujtahid”.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi mujtahid adalah :
d. Istinbath
Istinbath identik dengan ijtihad. Istinbath berasal dari kata “nabth” (air yang mula-
mula memancar keluar dari sumur yang digali). Menurut bahasa berarti
mengeluarkan sesuatu dari persembunyiannya. Secara istilah adalah menggali
hukum syara` yang belum ditegaskan oleh nash Al-qur`an atau sunnah, dengan
tetap berada diatas kendali Al-Quran dan Al-Hadits itu sendiri.
Pada hakikatnya istinbath itu tergolong ijtihad. Hanya masih berada pada tingkat
relatif rendah. Di kalangan kaum bermadzhab, istilah ijtihad mendapat tempat
yang sangat luhur.