Disusun Oleh:
Shofyanuddin Abdur Rosyid (21106030044)
Isyfi Asfiya (21106030053)
Teti Wulandari (21106030056)
Leviana Dewi (21106030063)
Sarah Nurul Fadhilah (21106030064)
Galuh Putri Kusumaningrum (21106030072)
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kita
kesempatan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Islam dan Sosial Humaniora ini.
Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa agama Islam yang sangat cinta damai dan mengajarkan penghargaan
kepada sesama manusia. Kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Najib Kailani S. Fil.I., M.A., Ph.D, selaku dosen pengampu matakuliah
Islam dan Ilmu Sosial Humaniora;
2. Bapak Gus Munir, MA., sebagai Pelaksana Bidang IV BAZNAS Kota
Yogyakarta;
Tulisan ini berisi laporan mini riset kepada salah satu lembaga filantropi di
Yogyakarta untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam dan Ilmu Sosial Humaniora.
Adapun jika terdapat kekeliruan dan kesalahan dalam menyelesaikan laporan ini, kami
mengharapkan koreksi dan kritik dari pembaca sekalian.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER ..................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ................................................................................................ 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................... 4
B. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 11
C. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 11
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Riset dan Penelitian...................................... 11
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 12
A. Deskripsi Data .............................................................................................. 12
KESIMPULAN ....................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 21
LAMPIRAN ............................................................................................................ 22
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang Ke-lima. Zakat berarti
“tumbuh dan bertambah”. Zakat juga bisa berarti “berkah, bersih, suci, subur dan
berkambang maju”. Sebagai seorang muslim diwajibkan oleh Allah SWT untuk
mengeluarkan zakat, sebagaimana firman Allah SWT : “Dan dirikanlah sholat dan
tunaikanlah zakat dan taatlah kepada Rasul, supaya kamu diberi rahmat”. (QS. An
Nur [24]: 56). Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu
unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu, hukum zakat adalah
wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat - syarat tertentu.
Zakat termasuk dalam kategori ibadah mahdhah (seperti shalat, puasa, dan haji)
yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan al-Qur’an, Sunnah, dan ijmak”.
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk mereka, sesungguhnya do’a kamu
itu menentramkan jiwa mereka. Dan Allah maha mendengar dan maha melihat
(Erlindawati, 2016).
Hak zakat di berikan kepada 8 Asnaf yang telah dijelaskan Allah SWT
dalam Al - Qur’an surat At- Taubah ayat 60 yang artinya “Sesungguhnya zakat itu
hanyalah untuk orang–orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan
hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan)
orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan untuk orang yang sedang dalam
perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha
Bijaksana. Sedangkan, menurut Baqi dalam Mus'ab (2011) mengatakan bahwa
"Zakat merupakan kewajiban yang dibebankan kepada setiap muslim setelah
memenuhi kriteria tertentu. Dalam Al - Qur'an terdapat 32 kata zakat, dan 82 kali
di ulang dengan menggunakan istilah dari kata zakat, yaitu sedekah dan infaq
(Mus’ab, 2011).
4
Pengelolaan zakat di Indonesia telah diatur dalam UU No. 38/1999 tentang
pengelolaan zakat yang didalamnya mengatur segala kegiatan yang berhubungan
dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap
pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan terhadap dana zakat.
Keberadaan zakat sangat penting seperti yang tertulis dalam pasal 5 Undang -
Undang Republik Indonesia No 38 Tahun 1999 yaitu pengelolaan zakat bertujuan
untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai
dengan tuntunan agama, meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan
dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilansosial, serta
meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat (Mus’ab, 2011).
5
pemahaman masyarakat tentang zakat khususnya tentang zakat maal dan zakat
profesi yang masih kurang. Saat ini masyarakat memahami zakat hanya sebatas
pada zakat fitrah, padahal masih banyak harta-harta lain yang merupakan obyek
zakat, namun belum dipahami oleh masyarakat. Ketiga; rendahnya
ketidakpercayaan masyarakat kepada lembaga pengelolaan zakat, yang
menyebabkan masyarakat enggan membayar zakat kelembaga sehingga data
pengumpulan zakat yang ada tidak menggambarkan kondisi pembayaran zakat
yang sebenarnya. Keempat; belum sempurnanya regulasi yang diatur pemerintah,
antara lain terlihat dari belum diaturnya kewajiban muslim untuk membayar
dalam peraturan perundang-undangan (Mus'ab, 2011).
6
Maret 2020, jumlah penduduk miskin meningkat jadi 26,42 juta jiwa dan tingkat
kemiskinan menjadi 9,78 persen. Hal ini berdasarkan data diagram berikut :
8
Gambar 2. Perkembangan Zakat Nasional (2011-2021)
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya mini riset ini adalah untuk mengetahui mengenai
Lembaga Filantropi, salah satunya BAZNAS Kota Yogyakarta, dan untuk
mengetahui pengelolaan dana zakat, infaq, dan shadaqoh dari BAZNAS, serta
peran BAZNAS dalam mengatasi kemiskinan.
C. Manfaat Penelitian
11
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Profil Narasumber :
Gus Munir, MA. Sebagai Pelaksana Bidang IV
2. Profil BAZNAS :
BAZNAS merupakan lembaga yang dibentuk oleh pemerintah,
BAZNAS memiliki kepanjangan yaitu Badan Amil Zakat Nasional. Fungsi
BAZNAS sebagai pengelola Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS) dan Dana Sosial
Keagamaan Lainya (DSKL) sesuai dengan tuntunan syar'i dan regulasi,
dengan prinsip-prinsip tata kelola yang amanah, profesional, transparan dan
akuntabel, Serta memenuhi dan mempertahankan kepuasan Muzakki dan
Mustahiq dengan mengimplementasikan sistem manajemen mutu ISO 9001
secara konsisten dan melakukan perbaikan terus menerus.
Program yang ada pada BAZNAS Kota Yogyakarta yaitu Jogja Taqwa,
Jogja Cerdas, Jogja Sejahtera, Jogja Sehat, Jogja Peduli dilaksanakan agar
visi dan misi lembaga dapat tercapai. Pada tahun 2022 terdapat program
unggulan yang dipublikasikan pada sosial media yaitu Program ZWCD
Kampung Sejahtera Sudagaran, Pengembangan Kampung Taqwa, dan masih
banyak lagi dapat di akses di web BAZNAS kota yogyakarta.
4. Target BAZNAS :
BAZNAS Kota Yogyakarta memiliki target di tahun 2023 yaitu
Penguatan, dengan uraiannya adalah Pertumbuhan ZIS mencapai 8,8 M, UPZ
di lingkungan pemerintah kota dan instansi vertikal telah terbentuk
12
seluruhnya, Memiliki dewan pengawas syariah, Program ZWCD di 3 titik,
Satu kelurahan satu penghafal quran, Program pemberdayaan ekonomi
berkelanjutan. Target BAZNAS juga sudah dirancang hingga tahun 2026
13
8. Pengelolaan zakat sudah efektif atau belum :
15
12. Apakah BAZNAS boleh membantu orang yang terlilit utang :
Salah satu mustahik zakat adalah gharim, yaitu orang yang terlilit utang.
Namun, sebelum membantu orang tersebut dari pihak BAZNAS melakukan
survey lapangan atau identifikasi mustahik, seperti pekerjaannya apa,
rumahnya dimana dan seperti apa, penghasilannya berapa, utang tersebut
dipakai untuk apa dan untuk keperluan apa, jika dia berutang untuk
melakukan hal yang tidak baik, maka dia tidak akan dibantu oleh BAZNAS.
Dan dibantu jika orang tersebut berutang karena untuk memenuhi kebutuhan
pokok hidupnya, bukan untuk memenuhi keinginannya. Karena selain
mereka yang berutang, masih banyak golongan mustahik zakat yang lain
yang masih membutuhkan bantuan BAZNAS.
b. Misi
16
1) Mengoptimalkan secara terukur pengumpulan zakat Kota
Yogyakarta;
2) Mengoptimalkan pendistribusian dan pendayagunaan zakat untuk
pengentasan kemiskinan, peningkatan kesejahteraan masyarakat,
dan pemoderasian pusat sosial;
3) Menerapkan sistem manajemen keuangan yang transparan dan
akuntabel berbasis teknologi informasi dan komunikasi terkini;
4) Menerapkan sistem pelayanan prima kepada seluruh pemangku
kepentingan zakat Kota Yogyakarta;
5) Menggerakkan dakwah islam untuk kebangkitan zakat Kota
Yogyakarta melalui sinergi ummat;
6) Terlibatan aktif dan memimpin gerakan zakat di Yogyakarta;
7) Mengutamakan zakat sebagai instrumen pembangunan menuju
masyarakat yang adil dan makmur, baldatun thayyibatun wa
rabbunghafuur;
8) Mewujudkan kompetensi amil zakat yang unggul dan menjadi
rujukan.
16. Sejauh ini kebijakan mutunya sudah tercapai atau belum :
BAZNAS Kota Yogyakarta sudah berusaha maksimal dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan regulasi yang ada. BAZNAS Kota
Yogyakarta bahkan mendapat beberapa penghargaan. Selain itu, berdasarkan
hasil audit dari pusat, kementerian agama, dan pemerintah tidak ditemukan
adanya masalah dan dianggap bagus dalam mengelola. Hal ini berarti, dalam
menjalankan tugasnya sudah sesuai dengan kebijakan mutu yang ada.
Meskipun, masih ada beberapa masukan tetapi secara manajemen sudah
sesuai dengan kebijakan mutu.
17. Uang yang digunakan untuk dana beasiswa diambil dari mana :
Uang yang digunakan untuk beasiswa diambil dari dana zakat dengan
asnafnya adalah fakir miskin. Beasiswa yang diberikan oleh BAZNAS Kota
17
Yogyakarta ini tidak ditujukan ke sembarang orang. Masyarakat penerima
beasiswa harus memenuhi beberapa syarat, yakni:
a. Harus memiliki KTP Kota Yogyakarta.
b. Termasuk masyarakat dhuafa atau kurang mampu yang dibutikan dengan
Kartu Menuju Sejahtera (KMS).
Terkait dengan syarat nomor 2, penggolongan masyarakat dhuafa atau
kurang mampu di Kota Yogayakarta mengikuti standar kemiskinan yang ada
di sini. Hal ini dikarenakan tiap daerah memiliki standar kemiskinan sendiri
sehingga tidak bisa disamakan antar daerah yang satu dengan yang lain.
Seperti contohnya, standar kemiskinan masyarakat Kota Jogja dengan
Gunung Kidul tentu saja akan sangat berbeda karena biaya hidup sehari-hari
mesyarakatnya juga berbeda. BAZNAS Kota Yogayakarta juga
menyelenggarakan beasiswa prestasi. Beasiswa prestasi ini dimaksudkan
untuk mengapresiasi prestasi dari masyarakat. Beasiswa ini ditujukan kepada
masyarakat yang memiliki prestasi di berbagai bidang tanpa
mempertimbangkan keadaan ekonominya. Adapun untuk beasiswa prestasi
ini, dana yang diambil bukan dari zakat melainkan infaq karena asnafnya
berbeda.
18. Apa upaya yang dilakukan baznas untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam berzakat :
Upaya yang dilakukan BAZNAS Kota Yogyakarta dalam meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk berzakat adalah dengan melakukan sosialisasi
edukasi mengenai zakat kepada masyarakat. Sosialisasi edukasi ini dilakukan
secara langsung bertemu dengan masyarakat dan juga secara online.
BAZNAS Kota Yogyakarta memanfaatkan berbagai platform sosial media
seperti Facebook, Instagram, YouTube, dan TikTok untuk melakukan edukasi
terkait zakat. Melalui platform-platform tersebut, sosialisasi edukasi dikemas
dengan konten-konten yang kreatif dan variatif sehingga dapat menarik
minat masyarakat. Selain itu, BAZNAS Kota Yogyakarta juga menggaet
18
anak muda yang memiliki followers banyak di sosial media. Edukasi yang
dilakukan secara online dimaksudkan agar dapat menjaring masyarakat lebih
banyak dan kalangan anak muda.
19. Diantara proker-proker baznas, mana yang paling banyak hambatan :
Masing—masing program kerja memiliki keunggulan dan kelemahan
tersendiri. Akan tetapi, terkait Jogja Taqwa terdapat sedikit hambatan. Hal ini
dikarenakan, BAZNAS merupakan Lembaga yang memiliki latar belakang
keagamaan. Oleh karena itu, dalam pemberian bantuan kepada masyarakat
diharapkan masyarakat yang diberi bantuan tidak hanya mendapat bantuan
secara finansial tetapi juga secara rohani. Misalnya, masyarakat turut
melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti sholat berjamaah di
masjid, mengikuti kajian, membantu kegiatan di masjid, dan sebagainya.
Akan tetapi pada kenyataannya, banyak masyarakat yang menerima bantuan
tidak melaksanakan hal tersebut. Oleh karena itu, ketika memberi bantuan
salah satu syaratnya adalah ada surat rekomendasi dari takmir masjid.
Tujuannya adalah agar memastikan bahwa orang tersebut setidaknya
ibadahnya bagus dan layak mendapat bantuan dari BAZNAS.
20. Bagaimana keterkaitan zakat dengan pertumbuhan perekonomian Negara :
BAZNAS sendiri ditugaskan oleh pemerinntah kurang lebih 1% untuk
membantu mengentaskan kemiskinan. Pada dasarnya, yang memiliki
kewajiban untuk memelihara orang miskin adalah pemerintah sedangkan
BAZNAS hanyalah lembaga di bawah pemerintah sehingga hanya memiliki
andil sedikit. Meskipun begitu, BAZNAS selalu berusaha semaksimal
mungkin untuk membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan.
19
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN
22