Anda di halaman 1dari 3

Filsafat Organisasi

23 Mei 2013   18:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:08  2546  0 0

Mengawali sebuah pembicaraan tentang berfilsafat organisasi, terlebih dahulu akan saya katakan
bahwa tulisan ini penuh dengan filsafat. Lalu, akan saya ulas sedikit tentang filsafat itu sendiri.
Memang sesuatu yang rumit jika di awali dan lebih rumit lagi jika mendalami dan
melakukannya. Lalu, kajian filsafat itu akan selesai jika tak ada pertanyaan lagi. Yang jadi
pertanyaan, apakah filsafat serumit itu? Itu hanyalah perspektif orang-orang pada umumnya
tentang filsafat lantaran mereka tak bisa memahami filsafat-filsafat yang telah ada karena
bahasanya yang membingungkan.

Ternyata berfilsafat itu bukanlah sesuatu yang susah dan rumit karena filsafat itu sendiri
merupakan sebuah spekulasi dari akal pikiran manusia atau juga bisa disebut ngarang dan
filsafat tak akan ada yang mampu mengatakan bahwa itu salah karena semua filsafat itu benar
dan sedikit tidak tepat saat tidak sepadan dengan keadaan pada faktanya. Dengan begitu,
manusia mana yang tak bisa mengarang. Tapi mengarang di sini tak sekedar mengarang. Perlu
pemikiran kritis yang mendalam dan tak cukup sekejap dan sekali namun berkali-kali. Hanya
saja, perlu sedikit usaha untuk menggali dan mengetahui tentang arti dan makna filsafat yang
telah diucapkan itu dengan meneliti dan mengoreksi lewat sejarahnya dan wacana-wacana yang
telah memberikan sedikit pencerahan tentang filsafat tersebut.

Berlanjut kepada organisasi. Dari pemikiran-pemikiran yang berasal dari spekulasi ini, terdapat
beberapa kesimpulan dari pemikirn saya yang sedikit mencengangkan mungkin bagi yang baru
saja mendengar namun tentunya tidak bagi saya sendiri tentang anggapan-anggapan atau
argumen manusia-manusia yang menganggap sebelah mata tentang organisasi.

Ketika orang berfikir bahwasanya organisasi itu merupakan sesuatu yang kosong, omdo, tak
bermanfaat apapun bahkan sesuatu yang bullshit, maka saya berfikir pula apakah mereka tak
menyadari bahwasanya mereka tak bisa hidup tanpa organisasi. Tak usah jauh-jauh, tubuh
manusia saja bergerak dengan sistem organisasi yang mana struktur dalam organisasi ini
merupakan bagian-bagian yang punya kinerja sendiri-sendiri tapi adakalanya mereka butuh
bantuan struktur atau organ yang lain.

Lalu, ketika orang-orang berfikir bahwasanya berorganisasi tak menjamin kesuksesan di masa
depan. Yang menjadi pertanyaan saya, apakah mereka mampu menyebutkan, siapakah gerangan
orang sukses yang mereka maksud sedangkan ia tak berorganisasi? Dan orang sukses seperti apa
yang mereka maksud?

Pertanyaan saya memang bukan timpalan yang memuaskan untuk ungkapan mereka. Untuk
memuaskannya, saya akan menjawab berdasarkan pemikiran saya, karena hal ini tentang filsafat
organisasi, orang sukses adalah orang yang telah mencapai apa yang ia cita-citakan. Mungkin,
yang dimaksud mereka-mereka yang berargumen bahwa mengikuti organisasi tak menjamin
kesuksesan seseorang adalah orang-orang yang sukses secara finansial dan hidupnya lebih
tentram dibandingkan dengan yang lain. Lalu, apakah terlewatkan dalam pikiran mereka
bahwasanya orang sukses itu butuh yang namanya organisasi. Seorang bos akan membentuk
organisasi di dalam perusahaannya agar kinerja lebih efektif dan efisien. Bahkan seorang penulis
pun, meskipun hanya seorang individu, namun ia butuh penerbit untuk menerbitkan bukunya
atau redaksi media massa untuk menampangkan tulisannya di media massa yang mana dalam
penerbit atau media massa itu terbentuklah organisasi.

Jadi, secara tidak langsung, manusia yang tak menganggap penting suatu organisasi adalah
munafik bagi saya karena pada hakikatnya, mereka tak bisa memungkiri keberadaan organisasi
dan tak bisa memungkiri pula bahwasanya kodrat manusia adalah butuh akan bantuan orang lain.
Terlepas dari argumen-argumen nyentrik tentang organisasi tersebut, terdapat beberapa hal
terkait organisasi itu sendiri. Organisasi merupakan jiwa dalam satu tubuh. Jika dikaitkan dengan
pemikiran bahwasanya organisasi bagaikan tubuh yang mempuunyai struktur, dengan jiwa itu
tubuh mampu bergerak dan dengan bergeraknya tubuh itu, bergeraklah sistem dan organisasi
dalam tubuh itu.

Terakhir, seberapa pentingkah organisasi itu sendiri dalam kehidupan manusia? Saya berfikir
bahwasanya itu sangat penting bahkan menjadi sesuatu yang sakral. Karena untuk menata
jalannya kehidupan, untuk melakukan berbagai aktivitas, perlu adanya organisasi yang mana
dengan organisasi itu, satu bagian atau satu struktur akan membutuhkan bantuan bagian atau
struktur lain untuk menuju satu tujuan, apapun keadaan dan bentuknya, manusiakah,
binatangkah, bahkan alam semesta.

FILSAFAT ORGANISASI

Filsafat adalah sebuah proses berpikir untuk mencari tahu tentang kebenaran suatu hal sampai
ke dalam-dalamnya, sampai ke akar-akarnya. Sebenarnya Filsafat secara etimologis berasal dari bahasa
Yunani philosophia. Philos berarti suka, cinta, atau kecenderungan pada sesuatu,
sedangkan Sophia artinya kebijaksanaan. Dengan demikian, secara sederhana, filsafat dapat diartikan
cinta atau kecenderungan pada kebijaksanaan. Nah kemudian definisi organisasi. Kita sering mendengar
kata organisasi, tetapi sebenarnya apa itu organisasi? organisasi bisa dipecah menjadi ‘organon’ yang
berarti alat, dan penambahan ‘isasi’ yang umumnya berarti proses. Jadi, organisasi adalah alat untuk
berproses dan memiliki tujuan atau visi dan misi yang sama. Dengan organisasi, kita bisa menjalin
hubungan antar individu atau relasi dengan orang lain. Saya sendiri mendefinisikan organisasi itu adalah
sebuah wadah untuk orang-orang yang memiliki tujuan, visi dan misi yang sama, untuk bekerja sama,
menjalin hubungan, saling membantu agar tujuan atau goal tersebut bisa tercapai.

Setelah mengetahu definisi dari masing-masing kata tersebut yaitu filsafat dan organisasi, lalu
apa yang dimaksud dengan filsafat organisasi? Filsafat organisasi sebenarnya melekat secara hakiki
dalam hidup manusia. Banyak filsuf yang sepakat mengatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Oleh karena itu, manusia hadir secara alami dalam organisasi. Struktur alam semesta ini merupakan
sebuah organisasi (atau organisme). Di dalamnya terdapat berbagai macam komponen atau elemen
yang saling terikat (dependen). Karena keterikatan itulah manusia sejak lahir sudah masuk dalam
struktur organisasi alam semesta. Posisi manusia dalam struktur alam semesta adalah yang paling tinggi
dan paling bijaksana sebagai pemelihara, pelestari, dan peneliti alam semesta.

Tidak usah sibuk-sibuk kita berpikir jauh tentang filsafat organisasi. Kita cukup mengerti saja
kalau alam semesta ini adalah sebuah organisasi dan kita adalah salah satu dari elemen organisasi alam
semesta. Itulah filsafat utama dari organisasi, jika ada yang mengatakan hal lain dari hal itu, maka itu
filsafat turunan saja, bukan filsafat utama dari organisasi. Hal ini saya dapatkan setelah membaca
beberapa buku tentang manajemen maupun organisasi. Intinya sama saja.

                                                                                     

Jadi, jika ada orang yang mengatakan "saya kurang berminat untuk berorganisasi" maka dia
menyangkal keberadaannya dalam alam semesta. Maka itu sebagai manusai yang bijaksana, kita harus
mengerti bahwa seluruh eksistensi kita di dunia ini bersifat kebergantungan (dependen) dan untuk terus
eksis di dunia, kita butuh wadah dan alat untuk mencapai tujuan, dan itulah organisasi.

Tujuan > Spirit > Orang > Organisasi > Konstitusi dan Arah Kerja

Jadi, pada awalnya, ada sebuah tujuan yang ingin dicapai, tujuan atau goal ini akan
menumbuhkan spirit orang-orang yang memiliki tujuan yang sama ini, dengan spririt dan semangat
untuk menggapai tujuan, maka orang-orang ini berkumpul dan membentuk sebuah organisasi.
Kemudian di organisasi ini untuk membatasai pergerakan anggota-anggotanya, maka dibentuklah
konstitusi dan arah kerja. Konstitusi disini memiliki pengertian luas, yaitu keseluruhan peraturan baik
tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat mengenai cara penyelenggaraan suatu
organisasi. Sedangkan dari segi bahasa istilah konstitusi berasal dari kata constituer (Prancis) yang disini
berarti membentuk. Maksudnya yaitu membentuk, menata, dan menyusun suatu lembaga atau
organisasi. Demikian pula dalam bahasa Inggris kata constitute dapat berarti mengangkat, mendirikan
atau menyusun. Dalam bahasa Belanda, istilah konstitusi dikenal dengan sebutan gronwet yang berarti
undang-undang dasar. Nah, konstitusi ini sangat penting karena jika tidak ada konstitusi maka para
anggota bisa bergerak seenaknya, Arah kerja juga sangat penting karena tanpa arah kerja, kegiatan yang
akan dilakukan tidak akan tersusun dengan baik, maka sebuah arah kerja harus jelas adanya.

Sebuah organisasi pada umumnya memiliki 7 komponen dasar, yaitu:

1.      Orang : Sebuah organisasi tentu harus memiliki orang didalamnya yang disebut anggota. Jika tidak ada
orang, siapa yang akan menjalankan organisasi?-_-

2.      Visi (tujuan) : Suatu organisasi pasti memiliki visi dan misi. Tidak jarang kita temui di suatu ruang kerja
terdapat pajangan visi dan misi yang di bingkai rapi. Di sekolah-sekolah juga biasa terpampang visi dan
misi di gerbang supaya mudah dibaca. Visi dan misi menunjukan gambaran kemana suatu organisasi
akan diarahkan dan hasil apa yang ingin dicapai. Visi (tujuan) merupakan suatu keharusan yang adala
dalam sebuah oganisasi, karena harus ada sesuatu yang ingin dicapai, jika tidak ada visi maka sebuah
organisasi will lead you nowhere.

3.      Aktivitas : Aktivitas disini berarti kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi, seperti diskusi,
berunding, dan muber atau bermusyawarah.

4.      Komunikasi : komunikasi antar anggota harus dijaga karena jika terjadi kesalahan komunikasi dalam
sebuah organisasi maka akan menghambat kerja dan akhirnya untuk mencapai tujuan pun akan
terhambat.

5.      Lokasi : sebuah organisasi harus memiliki lokasi untuk bediskusi, dll.

6.      Bentuk : Sistem dalam organisasi

7.      Perilaku budaya: perilaku yang menjad kebiasaan dan kultur dalam organisasi.

Anda mungkin juga menyukai