Anda di halaman 1dari 142

Pedoman Dasar KOHATI

Analisis Tujuan KOHATI

Tafir Status, Sifat, Fungsi


dan Peran KOHATI

Tata Kerja KOHATI

Lambang dan Mars


KOHATI

Bagan Struktur KOHATI

Pola Perkaderan KOHATI

Platform Gerakan KOHATI

Landasan Gerakan KOHATI

Program Kerja Nasional

PEDOMAN Rekomendasi MUNAS

DASAR KOHATI
KOHATI XXII

Kurikulum Perkaderan
KOHATI
Korps HMI-Wati
Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam
Periode 2016-2018
Konsideran Musyawarah
Nasional KOHATI Ke XXII
Jalan Sultan Agung No 25A Manggarai, Jakarta Selatan
Phone: 0813 4709 9868 / 0812 8036 3985
Web: www.kohati.or.id Email: kohatipbhmi1966@gmail.com
Pekanbaru, Riau
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................1
PEDOMAN DASAR KOHATI.............................................................................................2
ANALISIS TUJUAN KOHATI............................................................................................16
TAFSIR, STATUS KOHATI...............................................................................................18
TAFSIR SIFAT, FUNGSI DAN PERAN KOHATI.............................................................19
TATA KERJA KOHATI.......................................................................................................21
PENJELASAN LAMBANG KOHATI.................................................................................22
MARS KOHATI....................................................................................................................23
BAGIAN STRUKTUR..........................................................................................................25
POLA PERKADERAN KOHATI.........................................................................................26
PLATFORM GERAKAN KOHATI.....................................................................................32
LANDASAN GERAKAN KOHATI.....................................................................................35
PROGRAM KERJA NASIONAL.........................................................................................47
REKOMENDASI MUNAS KOHATI KE XXII HMI..........................................................53
KRITERIA FORMARUER/KETUM KOHATI PB HMI PERIODE 2013-2015................54
KURIKULUM LATIHAN KHUSUS KOHATI...................................................................55
KURIKULUM MATERI KOHATI PADA LATIHAN KADER HMI................................72
KURIKULUM TRAINING FOR TRAINER (TFT)............................................................79
MANUAL JADWAL KURIKULUM TFT KOHATI HMI..................................................88
KURIKULUM UPGRADING KOHATI..............................................................................89
KURIKULUM LATIHAN PRA NIKAH..............................................................................99
KURIKULUM KEWIRAUSAHAAN...................................................................................104
KURIKULUM LATIHAN SENSITIVE GENDER (LKSG)................................................110
KETETAPAN MUNAS KOHATI HMI KE XXII................................................................114

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018


PEDOMAN DASAR KOHATI

MUKADIMAH

Sesungguhnya agama Islam adalah ajaran yang hak dan sempurna yang diridhoi oleh
Allah SWT untuk mengatur kehidupan umat manusia sesuai fitrahnya sebagai khalifah di
muka bumi niscaya kewajiban mengabdikan diri semata-mata kehadirat-Nya.

Di sisi Allah SWT, manusia baik laki-laki maupun perempuan mempunyai derajat
yang sama, yang membedakan hanyalah ketakwaannya, yakni sejauhmana istiqamah
mengimani dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

“Perempuan adalah tiang negara, bila kaum perempuannya baik (berahlak karimah) maka
negaranya baik dan bila perempuannya rusak (amoral) maka rusaklah negara itu (Sya’ir
Arab)”.

Dalam rangka memaknai peran strategis tersebut, maka HMI-Wati dituntut untuk
menguasai ilmu agama, IPTEK serta keterampilan yang tinggi dengan senantiasa menyadari
fitrahnya.

Perempuan sebagai salah satu elemen masyarakat harus memainkan peran strategis
dalam mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Sebagai salah satu
strategi perjuangan dalam mewujudkan mission HMI, diperlukan sebuah wadah yang
menghimpun segenap potensi dalam wacana keperempuanan. Dalam rangka mencapai tujuan
tersebut, HMI membentuk Korps HMI-Wati (KOHATI) yang berpedoman pada Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HMI.

Untuk menjabarkan operasionalisasi KOHATI tersebut dibuat Pedoman Dasar


KOHATI sebagai berikut :

BAB I

KETENTUAN UMUM

1. Korps HMI-Wati selanjutnya disingkat KOHATI.

2. KOHATI PB HMI, selanjutnya disebut KOHATI PB adalah Kepengurusan KOHATI yang


berada di tingkat PB HMI.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018


3. KOHATI BADKO HMI, selanjutnya disebut KOHATI BADKO adalah kepengurusan
KOHATI yang berada di tingkat HMI BADKO.

4. KOHATI HMI Cabang, selanjutnya disebut KOHATI Cabang adalah kepengurusan


KOHATI yang berada di tingkat HMI Cabang .

5. KOHATI HMI KORKOM, selanjutnya disebut KOHATI KORKOM adalah kepengurusan


KOHATI yang berada di tingkat HMI KORKOM.

6. KOHATI HMI Komisariat, selanjutnya disebut KOHATI Komisariat adalah kepengurusan


KOHATI yang berada di tingkat HMI Komisariat.

7. Pedoman Dasar KOHATI, selanjutnya disingkat PDK adalah pedoman wajib yang
menjadi sumber referensi operasional KOHATI yang tidak boleh bertentangan dengan AD
dan ART HMI.

BAB II
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT
Pasal 1
Nama

KOHATI adalah singkatan dari Korps HMI-wati

Pasal 2

Waktu dan Tempat Kedudukan

KOHATI didirikan pada tanggal 2 Jumadil Akhir 1386 H bertepatan dengan tanggal 17
September 1966 M pada Konggres VIII di Solo, dan berkedudukan di tempat kedudukan
HMI.

BAB III

TUJUAN, STATUS DAN SIFAT

Pasal 3

Tujuan

Terbinanya Muslimah berkualitas insan cita

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018


Pasal 4

Status

1. KOHATI merupakan salah satu badan khusus HMI.

2. Secara struktural, Pengurus KOHATI berstatus ex-officio pimpinan HMI, diwakili oleh
Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris Umum dan Bendahara Umum.1

Pasal 5

Sifat

KOHATI bersifat semi-otonom

BAB IV
FUNGSI DAN PERAN
Pasal 6

Fungsi

1. KOHATI berfungsi sebagai Bidang Pemberdayaan Perempuan.

2. KOHATI berfungsi sebagai organisasi mahasiswi.

Pasal 7

Peran

KOHATI berperan sebagai Pembina dan Pendidik HMI-Wati untuk menegakkan dan
mengembangkan nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan.

BAB V

KEANGGOTAAN

Pasal 8

Anggota KOHATI adalah Mahasiswi yang telah lulus Latihan Kader I (LK I)

1
Di HMI Setingkat, Ketua umum menjadi Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan, Sekretaris Umum menjadi
wakil sekretaris umum, bendahara umum menjadi wakil bendahara umum, dan ketua bidang menjadi
departemen pemberdayaan perempuan.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018


BAB VI

STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 9

Kepemimpinan

1. Kepemimpinan organisasi di pegang oleh KOHATI PB, KOHATI Cabang dan KOHATI
Komisariat.
2. Untuk memudahkan tugas-tugas KOHATI PB, dibentuk KOHATI BADKO.
3. Untuk memudahkan tugas-tugas KOHATI Cabang di bentuk KOHATI KORKOM.

Pasal 10

Kekuasaan

1. Musyawarah KOHATI adalah instansi pengambilan keputusan tertinggi di KOHATI.

2. Musyawarah KOHATI merupakan forum laporan pertanggungjawaban pengurus,


evaluasi dan proyeksi, perumusan Program Kerja KOHATI dan pemilihan serta
penetapan Formatur/Ketua Umum dan dua (2) Mide Formatur.

a. Di tingkat Nasional diselenggarakan Musyawarah Nasional (MUNAS) KOHATI


yang merupakan rangkaian dari Kongres HMI.

b. Di tingkat Daerah diselenggarakan Musyawarah Daerah (MUSDA) KOHATI


BADKO yang merupakan rangkaian dari MUSDA HMI BADKO.

c. Di tingkat Cabang diselenggarakan Musyawarah KOHATI Cabang yang merupakan


rangkaian dari Konferensi HMI Cabang.

d. Di tingkat KORKOM diselenggarakan Musyawarah KOHATI KORKOM yang


merupakan rangkaian dari Musyawarah KORKOM.

e. Di tingkat Komisariat diselenggarakan Musyawarah KOHATI Komisariat yang


merupakan rangkaian dari Rapat Anggota Komisariat.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018


Pasal 11

Peserta Musyawarah

1. Peserta Musyawarah terdiri dari utusan dan peninjau.

a. Utusan adalah peserta musyawarah yang mempunyai hak suara dan hak bicara;

b. Peninjau adalah peserta musyawarah yang mempunyai hak bicara.

2. Peserta Munas KOHATI adalah :

a. Utusan, terdiri dari Pengurus KOHATI Cabang Penuh masing-masing 1 (satu) orang
peserta

b. Peninjau, yang terdiri dari :

(1) Seluruh Pengurus KOHATI PB ;

(2) 2 (dua) orang Pengurus KOHATI Badko;

(3) 1 (satu) orang Pengurus KOHATI Cabang Penuh;

(4) 1 (satu) orang Pengurus KOHATI Cabang Persiapan;

(5) 1 (satu) orang bidang pemberdayaan Perempuan HMI Cabang.

3. Peserta MUSDA KOHATI adalah :

a. Utusan, terdiri dari Pengurus KOHATI Cabang Penuh masing-masing 1 (satu) orang
peserta.

b. Peninjau, terdiri dari :

(1) Seluruh Pengurus KOHATI BADKO;

(2) 1 (satu) orang Pengurus KOHATI Cabang Penuh;

(3) 1 (satu) orang Pengurus KOHATI Cabang Persiapan;

(4) 1 (satu) orang bidang Pemberdayaan Perempuan HMI Cabang.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018


4. Peserta Musyawarah KOHATI Cabang terdiri dari :

a. Utusan, terdiri dari Pengurus KOHATI Komisariat Penuh masing-masing 1 (satu)


orang peserta.

b. Peninjau, yang terdiri dari:

(1) Seluruh Pengurus KOHATI Cabang;

(2) 1 (satu) orang Pengurus KOHATI Komisariat Penuh;

(3) 1 (satu) orang Pengurus KOHATI Komisariat Persiapan;

(4) 1 (satu) orang bidang Pemberdayaan Perempuan KOHATI Komisariat.

c. Kohati Cabang yang tidak memiliki Kohati Komisariat dapat meminta utusan dari
bidang pemberdayaan perempuan komisariat penuh masing-masing 1 (satu) peserta.

5. Peserta Musyawarah KOHATI KORKOM terdiri dari :

a. Utusan, terdiri dari Pengurus KOHATI Komisariat Penuh masing-masing 1 (satu)


orang peserta.

b. Peninjau, terdiri dari :

(1) Seluruh Pengurus KOHATI KORKOM ;

(2) 1 (satu) orang Pengurus KOHATI Komisariat Penuh;

(3) 1 (satu) orang Pengurus KOHATI Komisariat Persiapan;

(4) 1 (satu) orang bidang Pemberdayaan Perempuan KOHATI Komisariat.

6. Peserta Musyawarah KOHATI Komisariat seluruh anggota Kohati komisariat.

Pasal 12

Prosedur Pengambilan Keputusan

1. Setiap keputusan KOHATI dilakukan secara musyawarah mufakat, apabila tidak tercapai
hasil mufakat maka akan dilakukan voting.

2. Yang dimaksud dengan tingkatan pengambilan keputusan secara berjenjang terdiri atas:
Musyawarah KOHATI, Rapat Pleno, Rapat Presidium dan Rapat Harian.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018


3. Penyusunan rencana kerja operasional diputuskan dalam Rapat Bidang dan Rapat Kerja.

Pasal 13

Penetapan Ketua Umum KOHATI

1. Penetapan Ketua Umum KOHATI dilaksanakan dalam Musyawarah KOHATI.

2. Bila Ketua Umum KOHATI tidak dapat menjalankan tugasnya dan/atau melakukan
pelanggaran terhadap aturan-aturan organisasi, maka dapat dipilih Pejabat Ketua Umum
dalam Rapat Pleno KOHATI.

Pasal 14

Personalia Pengurus KOHATI

1. Formatur/Ketua Umum menyusun struktur kepengurusan KOHATI dan dibantu oleh 2


(dua) orang Mide Formatur.

2. Formasi Pengurus KOHATI PB, KOHATI BADKO, KOHATI Cabang, KOHATI


KORKOM dan KOHATI Komisariat terdiri dari Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris
Umum, Wakil Sekretaris Umum, Bendahara Umum, Wakil Bendahara Umum, dan
Departemen-Departemen.

3. Formasi Pengurus KOHATI sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan


Bendahara.

4. Struktur Pengurus KOHATI terdiri ;

a. KOHATI PB, yang memiliki garis instruksi dan garis koordinasi terhadap seluruh
tingkatan KOHATI di bawahnya.

b. KOHATI BADKO, yang memiliki garis koordinasi ke KOHATI PB dan seluruh


tingkatan KOHATI di bawahnya.

c. KOHATI Cabang, yang memiliki garis instruksi terhadap seluruh KOHATI


Komisariat dan garis koordinasi ke KOHATI BADKO dan KOHATI PB.

d. KOHATI KORKOM memiliki garis koordinasi terhadap KOHATI Komisariat dan


KOHATI Cabang.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018


e. KOHATI Komisariat memiliki garis intruksi terhadap seluruh anggota HMI-Wati di
Komisariat dan garis koordinasi kepada KOHATI Cabang.

Pasal 15

Kriteria Pengurus2

1. Yang dapat menjadi Ketua Umum/ Pengurus KOHATI PB adalah HMI-Wati yang
pernah menjadi Pengurus KOHATI Cabang dan/atau Pengurus KOHATI
BADKO/KOHATI PB, berprestasi dan telah lulus LKK dan LK III (Pasal 45,46, dan 47
ART HMI)

2. Yang dapat menjadi Ketua Umum/ Pengurus KOHATI BADKO adalah HMI-Wati yang
pernah menjadi Pengurus KOHATI Komisariat, Pengurus KOHATI Cabang dan/atau
KOHATI BADKO, berprestasi dan telah lulus LKK dan LK III.

3. Yang dapat menjadi Ketua Umum KOHATI/Pengurus KOHATI Cabang adalah HMI-
Wati yang pernah menjadi pengurus KOHATI Komisariat/Bidang Pemberdayaan
Perempuan HMI Komisariat, KOHATI Korokom dan/atau KOHATI Cabang, berprestasi
dan telah lulus LKK dan LK II.

4. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Pengurus KOHATI KORKOM adalah HMI-Wati


yang pernah menjadi pengurus KOHATI Komisariat/bidang pemberdayaan perempuan,
KOHATI KORKOM, berprestasi dan telah lulus LK I dan atau LKK.

5. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Pengurus KOHATI Komisariat adalah HMI-Wati


yang pernah menjadi pengurus KOHATI Komisariat, berprestasi dan telah lulus LK I
dan LKK.

2
Calon Ketua Umum Kohati dan Pengurus Kohati adalah HMI-Wati yang sudah melewati proses dan jenjang
perkaderan, dan pernah menjadi pengurus Kohati sebelumnya, Kecuali bagi Kohati Komisariat.
Jika para calon Ketua Umum Kohati Komisariat/Kohati Korkom tidak ada yang lulus LKK, maka yang
bersangkutan wajib mengikuti LKK maksimal 3 (tiga) bulan setelah terpilih menjadi formateur.
Jika para calon ketua Umum Kohati Cabang tidak ada yang lulus LK II dan LKK, aka yang bersangkutan
diwajibkan mengikuti LK II dan LKK maksimal 3 (tiga) bulan setelah terpilih menjadi formateur.
Jika para calon ketua umum Kohati Badko tidak ada yang lulus LK III, maka yang bersangkutan diwajibkan
mengikuti LK III maksimal 3 (tiga) bulan setelah terpilih menjadi formateur.
Jika ppengurus Kohati mulai tingkat Komisriat s/d Pengurus Besar ada yang belum menyelesakan jenjang
training seuai pasal 15 PDK, maka yang bersangkutan diwajibkan menyelesaikan jenjang training maksimal 3
(tiga) bulan setelah dilantik.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018


Pasal 16

Pengesahan dan Pelantikan Pengurus KOHATI

1. Di tingkat PB HMI, KOHATI PB disahkan dan dilantik oleh Ketua Umum PB HMI.

2. Di tingkat BADKO HMI, KOHATI BADKO disahkan dan dilantik oleh Ketua Umum
BADKO HMI.

3. Di tingkat HMI Cabang, KOHATI Cabang disahkan dan dilantik oleh Ketua Umum HMI
Cabang.

4. Di tingkat KOHATI KORKOM , KOHATI KORKOM disahkan dan dilantik oleh Ketua
Umum HMI KORKOM.

5. Di tingkat KOHATI Komisariat disahkan dan dilantik oleh Ketua Umum HMI
Komisariat.

BAB VII

WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB

Pasal 17

KOHATI PB

1. KOHATI PB adalah penanggung jawab masalah KOHATI di tingkat Nasional.

2. KOHATI PB bertanggung jawab dalam Musyawarah Nasional KOHATI dan


menyampaikan laporan kerja kepada Kongres HMI.

3. KOHATI PB berkewajiban memberikan laporan kerja dan tanggapan kepada Kohati


Badko dan Kohati Cabang.

Pasal 18

KOHATI BADKO

1. KOHATI BADKO adalah perpanjangan tangan Kohati PB ditingkatan regional yang


bertugas mengkoordinir kegiatan-kegiatan Kohati di wilayah koordinasinya.

2. KOHATI BADKO bertanggung jawab dalam Musyawarah daerah Kohati Badko dan
menyampaikan laporan kepada Musyawarah Daerah Badko serta wajib menyampaikan
tembusan laporan kepada Kohati PB.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018


3. KOHATI BADKO berkewajiban memberikan hasil Musyawarah Kohati Badko dan
struktur kepengurusan Kohati Badko kepada BadkoHMI dengan tembusan PB HMI dan
Kohati PB.

4. KOHATI BADKO berkewajiban memberikan laporan kerja dan tanggapan kepada


Kohati Cabang dalam forum Pleno Kohati Badko.

5. Apabila Kohati Badko tidak menyampaikan laporan kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat 3 (tiga) maka Kohati PB dapat memberikan teguran.

Pasal 19

KOHATI CABANG

1. KOHATI Cabang adalah penanggung jawab Kohati ditingkat HMI Cabang setingkat.

2. KOHATI Cabang bertanggung jawab dalam Musyawarah Kohati Cabang dan


memberikan laporan kerja kepada Konferensi HMI Cabang.

3. KOHATI Cabang berkewajiban memberikan hasil Musyaarah Kohati Cabang dan


struktur kepengurusan Kohati Cabang kepada HMI Cabang dengan tembusan PB HMI,
Kohati PB dan Kohati Badko.

4. KOHATI Cabang berkewajiban menyampaikan laporan kerja secara tertulis minimal 6


(enam) bulan sekali kepada Kohati Badko melalui forum pleno dengan tembusan Kohati
PB.

5. KOHATI Cabang berkewajiban menyampaikan laporan kerja dan tanggapan kepada


Kohati Komisariat/bidang Pemberdayaan Perempuan dalam forum Pleno.

6. Apabila Kohati Cabang tidak memberikan laporan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
5 (lima) maka Kohati PB dapat memberikan teguran.

7. KOHATI Cabang wajib memberikan tanggapan terhadap laporan kerja kepada KOHATI
BADKO.

8. KOHATI Cabang wajib menyampaikan laporan dan informasi kerja secara tertulis
minimal 6 bulan sekali kepada KOHATI PB dengan tembusan kepada KOHATI
BADKO.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018


9. Dalam hal KOHATI Cabang tidak menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) KOHATI PB dapat memberikan teguran.

Pasal 20

KOHATI KORKOM

1. KOHATI KORKOM adalah perpanjangan tangan Kohati Cabang di HMI Korkom


setingkat yang bertugas mengkoordinir kegiatan-kegiatan Kohati Komisariat di wilayah
koordinasinya.

2. KOHATI KORKOM bertanggung jawab dalam Musyawarah Kohati Korkom dan


memberikan laporan kerja kepada Musayawarah Korkom.

3. KOHATI KORKOM berkewajiban memberikan hasil Musyawarah Kohati Korkom dan


struktur kepengurusan Kohati Korkom kepada HMI Korkom dengan tembusan HMI
Cabang dan Kohati Cabang.

4. KOHATI KORKOM berkewajiban menyampaikan laporan kerja secara tertulis minimal 6


(enam) bulan sekali kepada Kohati Cabang melalui forum pleno.

5. Apabila Kohati Korkom tidak menyampaikan laporan kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat 4 (empat) maka Kohati Cabang dapat memberikan teguran.

Pasal 21

KOHATI KOMISARIAT

1. KOHATI Komisariat adalah penanggung jawab Kohati di HMI Komisariat setingkat.

2. KOHATI Komisariat bertanggung jawab dalam Musyawarah Kohati Komisariat dan


menyampaikan laporan kerja kepada Rapat Anggota Komisariat.

3. Kohati Komisariat berkewajiban memberikan hasil musyawarah Kohati komisariat dan


struktur kepengurusan Kohati Komisariat kepada HMI Komisariat dengan tembusan
HMI Cabang dan Kohati Cabang.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018


4. Kohati Komisariat berkewajiban menyampaikan laporan kerja secra tertulis minimal 6
(enam) bulan sekali kepada anggota komisariat dengan tembusan Kohati Korkom dan
Kohati Cabang.

5. Apabila Kohati Komisariat tidak Menyampaikan laporan kerja sebagaimana dimaksud


pada ayat 4 (empat) maka Kohati Cabang dapat memberikan teguran.

BAB VIII
ADMINISTRASI DAN KESEKRETARIATAN

Pasal 22
Pedoman Administrasi dan Surat Menyurat KOHATI

1. Administrasi dan surat menyurat KOHATI disesuaikan dengan Pedoman Administrasi


dan Kesekretariatan yang berlaku di HMI.

2. Untuk surat intern (dalam) dengan kode : Nomor surat/A/Sek/KHI/Bulan Hijriah/Tahun


Hijriah

3. Untuk surat ekstern (keluar) dengan kode : Nomor surat/B/Sek/KHI/Bulan Hijriah/Tahun


Hijriah.

4. Khusus surat keluar instansi HMI ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris
Umum KOHATI atau Ketua Umum dan Wakil Sekretaris Umum atau Ketua Bidang dan
Sekretaris Umum.

Pasal 23

Atribut KOHATI

1. Yang termasuk dalam atribut KOHATI adalah Mars, Badge, Gordon, dan Stempel.

2. Stempel KOHATI menggunakan lambang HMI dan hanya digunakan pada surat
menyurat KOHATI.

3. Mars KOHATI dinyanyikan di acara-acara Formal dan Non Formal KOHATI

4. Penggunaan Lambang KOHATI diatur sendiri dalam penjelasan tentang lambang.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018


BAB IX

KEUANGAN

Pasal 24

Keuangan

1. Sumber dana KOHATI diperoleh dari dana yang halal dan tidak mengikat.

2. Akuntabilitas dan Transparansi keuangan wajib disesuaikan dengan Pedoman Keuangan


dan Harta Benda yang berlaku di HMI.

BAB X

PEMBENTUKAN, PEMBEKUAN DAN PEMBUBARAN KOHATI

Pasal 25

Pembentukan KOHATI

1. Pembentukan KOHATI di tingkat PB HMI, BADKO HMI, HMI Cabang, KORKOM


HMI dan HMI Komisariat diputuskan pada forum pengambilan keputusan tertinggi HMI
setingkat.

2. Status KOHATI HMI disesuaikan dengan status HMI setingkat.

3. Pembentukan KOHATI Komisariat dilakukan minimal memiliki 10 orang HMI-Wati.

Pasal 26

Pembekuan KOHATI

1. Yang dimaksud dengan pembekuan KOHATI adalah penghentian kegiatan KOHATI


pada tingkatan tertentu di HMI.

2. KOHATI dapat dibekukan oleh HMI apabila tidak menyelenggarakan kegiatan-


kegiatannya.

3. KOHATI Cabang dapat dibekukan oleh HMI Cabang setingkat apabila tidak
menyelenggarakan LKK dua tahun berturut-turut.

4. Apabila KOHATI dibekukan, maka untuk mengisi masalah keperempuanan dapat


dikembalikan fungsinya kepada bidang Pemberdayaan Perempuan di HMI setingkat.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018


5. Pembekuan KOHATI BADKO dan KOHATI Cabang diputuskan pada putusan tertinggi
HMI setingkat.

Pasal 27

Pembubaran KOHATI

Pembubaran KOHATI secara nasional hanya dapat dilakukan dalam Kongres HMI atas
usulan Munas KOHATI.

BAB XI

KETENTUAN TAMBAHAN

Pasal 28

1. Bagan struktur kepengurusan organisasi, administrasi dan surat menyurat Kohati


dijelaskan tersendiri dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisah dalam PDK.

2. Penjabaran analisis tujuan, status, sifat, fungsi dan peran KOHATI dirumuskan
tersendiri yang merupakan lampiran bagian yang tidak terpisah dalam PDK ini.

3. PDK hanya dapat dirubah melalui forum Musyawarah Nasional Kohati.

4. Hal-hal yang belum di atur dan belum jelas akan di atur dalam aturan tambahan yang
tidak terpisah dalam PDK.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018


Lampiran 1

ANALISIS TUJUAN KOHATI

Suatu organisasi harus memiliki tujuan yang jelas, sehingga setiap usaha dan aktifitas yang
dilakukan organisasi dapat dilaksanakan dengan teratur dan terarah.

Tujuan organisasi kohati dipengaruhi oleh motivasi dasar berdiri, status dan fungsinya dalam
totalitas di manapun berada. Dalam totalitas perkaderan HMI, Kohati merupakan bagian
integral yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai tujuan HMI yaitu terbinanya insan
akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan islam dan bertanggungjawab atas
terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.

Pembentukan KOHATI dilandaskan pada kebutuhan pengembangan misi HMI secara luas
dan kebutuhan adanya pembinaan HMI-wati yang lebih intens. Awal berdirinya kohati
merumuskan tujuan yaitu meningkatkan kualitas dan peranan HMI-wati. Oleh karena itu,
kualitas dan peranan HMI-Wati perlu didorong dan ditingkatkan. Seiring perkembangan
zaman, tujuan Kohati mengalami perubahan yaitu “Terbinanya Muslimah Berkualitas Insan
Cita” berdasarkan rumusan tujuan tersebut, Kohati memposisikan dirinya sebagai bagian
integral dalam mencapai tujuan HMI (5 kualitas insan cita), yang berspesialisasi pada
pembinaan HMI-wati untuk menjadi muslimah berkualitas insan cita.

Eksistensi Kohati menjadi sangat penting, karena merupakan“laboratorium hidup” yang


mewujudkan HMI-wati berkualitas untuk menghadapi masa depan cemerlang. HMI-wati
dituntut untuk memiliki kualitas sebagai seorang putri bagi kedua orang tuanya, istri bagi
suaminya, ibu bagi anaknya kelak serta kualitas terbaik sebagai anggota masyarakat.

proses pembinaan di Kohati diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan peranannya sebagai
bagian integral HMI. Aktivitas HMI-wati tidak saja di Kohati dan HMI, tetapi juga dalam
dunia mahasiswa, masyarakat luas terutama dalam merespon dan mengantisipasi masalah
keperempuanan dan anak. Dengan demikian, maka jelas bahwa tugas Kohati adalah
melakukan akselerasi pencapaian tujuan HMI.

Dalam menjalankan peranannya dengan baik, Kohati harus membekali HMI-Wati dengan
meningkatkan kualitas dan peranannya, sehingga memiliki watak dan kepribadian yang
teguh, kemampuan intelektual, kemampuan profesional dan mandiri.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018


SKEMA ANALISIS TUJUAN KOHATI

Analisa Tujuan Kohati

Meningkatkan
dalam perjuangan untuk mencapai tujuan HMI pada umumnya
Kualitas, dan Peranan HMI

(1) PUTRI
Agama
dan bidang
keperempuana n khususnya
Keperempuanan (2) ISTRI

Pembinaan keluarga(3)
bahagia
IBU
Insan akademis, penciptamasyarakat
dan pengabdiadilyang
makmur
berna-
yang
faskan Islam
diredhoi Allah swt.
Kesehatan
(4) ANGGOTA MASYARA- KAT
Pendidikan

Analisa

Bagan analisa tujuan Kohati diatas bertujuan untuk menggambarkan hubungan tujuan Kohati
dan HMI secara menyeluruh, sehingga setiap perangkat organisasi dapat menjalankan
aktifitas dan mengembangkan kreatifitas HMI-Wati secara terarah dan berkesinambungan.

Peranan

HMI sebagai organisasi mahasiswa dan organisasi kader, melakukan Kegiatan pembinaan
anggotanya melalui upaya secara terus menerus dan terarah dengan tujuan terciptanya kader
sebagai insan akademis, pencipta dan pengabdi yang bernafaskan Islam, serta bertanggung
jawab dalam melaksanakan peranannya di masyarakat.

Dari bagan di atas dapat terbaca bahwa peran Kohati diarahkan pada pembinaan dan
peningkatan kualitas baik akhlak, intelektual, keterampilan, kepemimpinan, keorganisasian,
persiapan keluarga yang sejahtera, serta beberapa kualitas lain yang menjadi kebutuhan. Atas
dasar itu, Di lingkup kegiatan HMI dan lingkup kehidupan bermasyarakat peranan Kohati
diarahkan untuk mempersiapkan HMI-Wati agar mampu berperan secara optimal, baik dalam
peran sebagai puteri, istri, ibu dan anggota masyarakat yang bertanggung jawab dalam
memperjuangkan nilai-nilai ke-Islaman, ke-Indonesiaan, keperempuanan dan anak.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018


Lampiran 2

TAFSIR, STATUS KOHATI

Status adalah sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang atau institusi dalam
melakukan hak-hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya. Dalam organisasi status
merupakan pengakuan dan petunjuk terhadap eksistensi lembaga juga petunjuk dimana
sebuah organisasi berspesialisasi. Lahirnya sebuah status didasarkan pada kebutuhan
pengembangan organisasi dan mempermudah pencapaian tujuan organisasi.

Status Kohati adalah Badan Khusus HMI yang berspesialisasi membina HMI-Wati untuk
meningkatkan kualitas dan peranan Kohati dalam usaha mencapai tujuan HMI pada
umumnya dan Bidang Keperempuanan pada khususnya.

Perkembangan Permasalahan keperempuanan di masyarakat perlu di respon HMI melalui


Kohati.dalam hal ini, Kohati memposisikan diri sebagai ujung tombak untuk mengantisipasi
dan mempelopori terjawabnya persoalan-persoalan keperempuanan dan anak.

Secara internal, Kohati melakukan pembinaan Kohati melalui aktivitas maupun pelatihan.
Pembinaan tersebut tentunya tidak terlepas dari rangkaian aktivitas perkaderan HMI. Adapun
bentuk aktivitas dan pelatihan tersebut dijelaskan tersendiri dalam pedoman pembinaan
Kohati.

Dalam struktur kepengurusan HMI, Kohati berstatus Ex-officio, yang berarti Kohati juga
menjabat dalam struktur kepengurusan HMI setingkat, yang di wakili oleh Ketua Umum,
Sekretaris Umum, Bendahara Umum, dan Ketua Bidang. Masing-masing jabatan tersebut
menempati posisi Ketua Bidang, Wakil Sekretaris, Wakil Bendahara dan Departemen.
Jabatan ex-officio diharapkan dapat mendukung kegiatan Kohati dalam forum pengambilan
keputusan di HMI.

Secara eksternal, setiap aktivitas dan gerakan kohati senantiasa membawa misi HMI dalam
merespon persoalan keperempuanan dan anak serta mengawal kebijakan dan agenda yang
pro perempuan dan anak. Untuk merespon persoalan dan mengawal kebijakan tersebut,
kohati bekerjasama dan berjejaring dengan organisasi mahasiswa,organisasi perempuan dan
elemen lainnya

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018


Lampiran 3

TAFSIR SIFAT, FUNGSI DAN PERAN KOHATI

Sifat

Semi otonom merupakan sifat dari kohati, yang berarti bahwa kohati memiliki spesifikasi
khusus dalam aktifitas dan kegiatannya. Di internal HMI, Kohati merupakan sebuah bidang
pemberdayaan perempuan yang memiliki hak dan kewajiban serta posisinya sama dengan
bidang-bidang lain di HMI. Kohati sebagai bidang mempunyai kebijakan dan forum
pengambilan keputusan tersendiri yang diatur oleh pedoman dasar kohati yang merupakan
penjabaran dari konstitusi HMI. Sedangkan di eksternal HMI, Kohati adalah suatu organisasi
mahasiswi yang memiliki atribut organisasi yang digunakan dalam melaksanakan aktivitas di
luar hmi untuk memperjuangkan misi HMI.

Peran

Peran adalah suatu sikap atau perilaku yang diharapkan oleh banyak orang atau sekelompok
orang terhadap seseorang atau institusi yang memiliki aspek dinamis dari status atau
kedudukan tertentu.

Kohati sebagai institusi memiliki peran sebagai Pembina dan Pendidik HMI-Wati untuk
menegakkan dan mengembangkan nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan. Maka Kohati
mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai wadah peningkatan dan pengembangan
potensi HMI-wati di semua bidang untuk akselerasi tercapainya tujuan HMI.

Fungsi

Fungsi adalah suatu aspek khusus dari suatu tugas tertentu yang tergolong pada jenis yang
sama berdasarkan sifat, pelaksanaan atau pertimbangan yang lainnya.

Kohati sebagai badan khusus HMI secara internal berfungsi sebagai Bidang Pemberdayaan
Perempuan. Sedangkan secara eksternal Kohati berfungsi sebagai organisasi mahasiswi.
Adapun Operasionalisasi fungsi kohati diwujudkan melalui dua aspek kinerja, yakni:

a. Internal

Dalam hal ini Kohati menjadi wadah pendidikan dan pelatihan bagi para HMI-Wati untuk
membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi serta perannya dalam berbagai
bidang khususnya keperempuanan dan anak melalui pendidikan, pelatihan dan aktivitas-
aktivitas lain dalam kepengurusan HMI.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018


b. Eksternal

Dalam hal ini Kohati merupakan pembawa misi HMI di setiap forum-forum
keperempuanan dengan tujuan memperluas keberadaan HMI di semua aspek dan level
kehidupan. Secara khusus keterlibatan HMI-Wati pada wilayah eksternal merupakan
pengembangan dari kualitas pengabdian masyarakat yang dimilikinya.

Dengan kata lain fungsi Kohati adalah wadah aktualisasi dan pemacu seluruh potensi-
potensi HMI-Wati serta mendorong HMI-Wati untuk berinteraksi secara optimal dalam
setiap aktivitas HMI, juga menjadikan ruang gerak HMI dalam masyarakat menjadi lebih
luas.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018


Lampiran 4

TATA KERJA KOHATI

Pengurus KOHATI menjalankan tugasnya sebagai berikut :

1. Ketua Umum adalah penanggungjawab dan koordinator umum dalam menjalankan


tugas-tugas intern dan ekstern organisasi yang bersifat umum.
2. Sekretaris Umum adalah penanggungjawab dan koordinator kegiatan dalam bidang
administrasi dan kesekertariatan, data dan pustaka, serta hubungan dengan pihak
eksternal.
3. Wakil Sekretaris Umum adalah bertugas atas nama sekretaris umum untuk kegiatan
bidang dan membantu ketua bidang.
4. Bendahara Umum adalah penanggungjawab dan koordinator kegiatan di bidang
keuangan dan perlengkapan organisasi.
5. Wakil Bendahara Umum bertugas atas nama Bendahara Umum dalam pengadaan
peralatan administrasi, keuangan dan perlengkapan organisasi.
6. Bidang Pendidikan dan Latihan bertugas sebagai koordinator operasional program
kerja di bidang pendidikan dan pelatihan. (tingkat Kohati PB).3
7. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Organisasi bertugas sebagai koordinator
operasional program kerja di bidang pengembangan sumber daya organisasi.(tingkat
Kohati PB).
8. Bidang Hubungan Antar Lembaga bertugas sebagai koordinator operasional program
kerja di bidang hubungan antar lembaga. (tingkat Kohati PB).
9. Bidang Kajian dan Advokasi; Kemahasiswaan dan Keperempuan bertugas sebagai
koordinator operasional program kerja di bidang kajian keperempuanan (tingkat Kohati
PB).
10. Di tingkat Kohati Badko s/d Kohati Komisariat terdapat 2 (dua) bidang yaitu Bidang
Internal dan Bidang Eksternal.4
11. Departemen-Departemen:
a. Departemen Pendidikan dan Latihan
b. Departemen Pengembangan Sumber Daya Organisasi.
c. Departemen Hubungan Antar Lembaga
d. Departemen Kajian dan Advokasi
e. Departemen Administrasi dan Keskretariatan
f. Departemen Sumber Dana dan Logistik

3
Di tingkat Kohati PB terdapat 4 (empat) Bidang mengingat ruang lingkup kerjanya yang luas, sedangkan di
tingkat Kohati Badko s/d Kohati Komisariat hanya terdapat 2 (dua) bidang.
4
Untuk departemen di HMI setingkat termaktub dalam 2 (dua) bidang sebagai berikut :
Dept. Pendidikan dan pelatihan keperempuanan (Pendidikan dan latihan, pengelolaan sumber daya
organisasi)
Dept. Hubungan Antar Lembaga (Hubungan Antar Lembaga, Kajian kemahasiswaan dan perempuan).
Bagan struktur terlampir

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018


PENJELASAN LAMBANG KOHATI

Bentuk dan lambang KOHATI sebagai berikut :

B A
C
D
E

Makna lambang Kohati

A. Bulan bintang, warna hijau, warna hitam, keseimbangan warna hijau dan hitam,
warna putih, puncak tiga. Maknanya sebagaimana yang tercantum dalam lambang
HMI
B. Melati berarti lambang kasih sayang yang suci dan tulus.
C. Penyangga berarti lambang perempuan sebagai tiang Negara.
D. Tiga kelopak bunga berarti lambang tri darma perguruan tinggi.
E. Buku terbuka berarti lambang Al-Quran sebagai dasar utama.
F. Tulisan KOHATI berarti singkatan Korps HMI-Wati.

Penggunaan Lambang

A. Lambang Kohati digunakan untuk badge/lencana Kohati yang pemakaiannya di baju


dengan perbandingan 2:3.
B. Badge Kohati digunakan pada acara-acara seremonial Kohati dan acara resmi organisasi
di luar Kohati.
C. Lambang Kohati tidak dipergunakan sebagai lambang pada bendera, kop surat dan
stempel Kohati.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018


MARS KOHATI

MARS KOHATI

M. Syafei ATM Lirik: Ida Ismail


P.Rahardjo

2 ..55
1 1 1 2 3 . 1 3 3 4 3
12 12 21

Wahai H M I - wa – ti semu - a Sadar - lah kewa ji - ban mul -ya Pembi-

5 5 4 5 ..55
2 2 2 3 4 . 2 4
23 3 4

na pendidik tu - nas mu - da Tiang ne – ga - ra ja - ya Himpun-

2 ..55
1 1 1 2 3 . 1 3 3 4 3
12 12 21

kan keku - a – tan se – ge - ra Ji - wa - i semangat pahla -wan Tuntut

3 3 4 1 ..71
2 2 2 3 4 . 2 2
23 54

il – mu serta a - mal - kan Untuk ke - ma - nu - sia - an Ja

4 3 2 5 ..67
2 . 5 3 . 1 6
12 23

ya - lah Ko - ha - ti pe – ngawal pan - ji Is - lam Derap-

1 . 7 5 4 3 6 5 4 2 ..55
6 , 3

kan lang - kah per- juang – an Ku - at – kan I - man Maju-

3 . 1 3 3 4 6 ..66

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018


1 1 1 2 . 5
12

lah tabah H - M – I - wa - ti Ha - ra - pan bang – sa Membi-

2 1 7 5 3 1 6 6 1 .0
6 . 7 5

na ma-sya - ra - kat Is – lam In - do - ne - sia

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018


BAGAN STRUKTUR

KETUA UMUM

SEKRETARIS KETUA BIDANG KETUA BIDANG BENDAHARA


UMUM INTERNAL EKSTERNAL UMUM

WAKIL SEKRETARIS WAKIL SEKRETARIS WAKIL KETUA WAKIL KETUA WAKIL BENDAHARA
UMUM INTERNAL UMUM EKSTERNAL BIDANG INTERNAL BIDANG EKSTERNAL UMUM

DEPARTEMEN: DEPARTEMEN: DEPARTEMEN: DEPARTEMEN DEPARTEMEN DEPARTEMEN:


Administrasi dan Pendidikan dan Pengembangan Hubungan Antar Kajian dan Sumber Dana
Kesekretariatan Latihan Sumber Daya Lembaga Advokasi dan Logistik
Organisasi

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018


Pedoman Surat Menyurat Kohati disesuaikan dengan Pedoman Administrasi dan
Keekretariatan yang beraku di HMI.

POLA PERKADERAN KOHATI


A. Pendahuluan
Muslimah berkualitas insan cita merupakan tujuan organisasi kohati yang harus di tanamkan
dalam setiap sanubari kader HMI-Wati. muslimah bukanlah sekedar perspektif dari orang
yang beriman dan bertaqwa melaksanakan segala perintah-Nya serta menjauhi segala
larangan-Nya akan tetapi juga dilatih untuk selalu bersabar dan ridho terhadap ujian dalam
dunia fana. Sebagai salah satu ciri khas perempuan muslimah adalah identitas menutup aurat
yang di tanamkan dan di laksanakan oleh setiap kader bukan karena perintah agama saja
namun juga di sadari atas kesadaran yang dimiliki sebagai seorang muslimah yang
memegang teguh agama-Nya.

Intelektual menjadi salah satu target pembinaan kohati yang utama. karena intelektual
merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan
mengamalkannya dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul
(gunarsa,1991). Seorang kader HMI-Wati dituntut untuk unggul dalam segi intelektual
danmumpuni dalam segi penguasaan disiplin ilmu yang di gelutinya. Sebagai laboratorium
hidup yang selalu mengasah setiap potensi yang dimiliki kader HMI-Wati, kohati dalam
melakukan pembinaan tentunya berdasarkan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan
zaman dan mampu menjawab kebutuhan kader HMI-Wati.

Kohati sebagai bagian integral HMI merupakan kelompok intelektual muda perempuan yang
bertanggung jawab untuk membina dan mengembangkan potensi HMI-Wati agar memiliki
pola pikir integral dan utuh, khususnya di bidang kemahasiswaan dan keperempuanan.

Pola Pembinaan kader hmi wati dimaksudkan bukan hanya sekedar mencetak seorang
muslimah yang memiliki intelektual cerdas namun juga mencetak kader profesional dalam
bidang dan disiplin ilmu yang di gelutinya. Sikap Professional dalam hal ini berarti bahwa
kader HMI Wati memiliki kompetensi dalam suatu pekerjaan dan Mampu menguasai ilmu
pengetahuannya secara mendalam.kader hmi wati harus mampu melakukan kreatifitas dan
inovasi atas bidang yang di gelutinya serta harus berfikir positif dengan menjunjung tinggi
etika dan integritas profesi sehingga mampu menjawab tantangan zaman dan kebutuhan
dunia kerja. Peningkatan hard skill dan soft skill melalui berbagai pelatihan sehingga
diharapkan menghasilkan kader HMI Wati yang mampu bersaing dalam dunia kerja yang
semakin ketat persaingannya.

Tantangan zaman yang berbeda dalam kehidupan masa kini dengan kehidupan masa lampau
pada saat kohati di dirikan tentunya membutuhkan pola pembinaan yang berbeda pula.
Mandiri sebagai salah satu sikap yang di prioritaskan dalam pola pembinaan hmi wati

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


merupakan Sikap untuk tidak menggantungkan keputusan kepada orang lain. Dengan adanya
sikap mandiri tersebut di harapkan kader hmi wati mempunyai prinsip teguh dalam
memegang kebenaran sesuai dengan keyakinan prinsip keislaman yang menjadi prinsip
hidup.

Dengan demikian target pola pembinaan kohati adalah terbinanya muslimah yang memiliki
kapasitas intelektual yang mumpuni, profesional dalam bidang keilmuan yang di geluti dan
mandiri serta teguh memegang prinsip dalam menjawab tantangan zaman. Dalam
mewujudkan pola pembinaan kohati dibutuhkan pedoman pelatihan sebagai acuan dalam
pembinaan Kohati.

B. Arah Pembinaan KOHATI


Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernapaskan islam dan bertanggung
jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridhoi allah swt (termaktub dalam
pasal 4 AD HMI) merupakan Arah pola pembinaan kohati. Arah pembinaan Kohati
merupakan petunjuk hendak kemana pembinaan Kohati ditujukan. Kohati sebagai bagian
integral dari hmi tentunya turut melakukan proses perkaderan sebagai wujud terhadap kader
hmi wati. Wujud nyata pola pembinaan yang dilakukan sebagaimana termaktub pada pasal 4
AD HMI beserta tafsir penjelasannya, yaitu upaya meningkatkan kualitas dan peran HMI-
Wati sebagai anak, istri, ibu dan anggota masyarakat yang profesional adalah persiapan
mencapai tujuan HMI dalam jangka panjang seperti tertera pada analisis tujuan Kohati.

C. Pola Dasar Pembinaan KOHATI


Kohati sebagai bidang pemberdayaan perempuan fokus pada pembinaan HMI-Wati.
Pembinaan HMI-Wati harus senantiasa selaras dengan perkaderan HMI. Pola dasar
perkaderan HMI telah membahas rekruitmen kader, pembentukan kader dan pengabdian
kader. Dalam pola dasar tersebut Kohati ditempatkan sebagai salah satu wadah
pembentukan kader.

1. Kualifikasi HMI-Wati
a. Kemampuan Intelektual: HMI-Wati harus memiliki pengetahuan (knowledge)
kecerdasan (intelectuality) dan kebijaksanaan (wisdom) dan berupaya menyiapkan
diri untuk memiliki kemampuan profesional sesuai dengan bidang yang dipilihnya.
b. Kemampuan Kepemimpinan: HMI-wati mempunyai wawasan yang luas dalam
masalah keorganisasian meliputi kemampuan menjadi pemimpin yang “Uswatun
Hasanah”. HMI-Wati memiliki kemampuan komunikasi, public speaking, human
relations termasuk etiket dan tata sopan santun dalam pergaulan antar manusia.
c. Kemampuan Manajerial: HMI-wati memiliki wawasan yang luas dalam masalah
manajemen, khususnya manajemen organisasi, meliputi tata adminisrasi, tata
keuangan dan lain-lain, sesuai dengan dasar POAC.
d. Kemandirian: HMI-Wati memiliki kemampuan intelektual, emosional, spiritual
serta ketahanan mental dalam menjawab persoalan keorganisasian dan masyarakat.
(berkaitan dengan kemandirian pribadi dan ekonomi).

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


2. Perkaderan KOHATI
Perkaderan Kohati merupakan sekumpulan aktivitas pembinaan yang terintegrasi dalam
upaya mencapai tujuan HMI umumnya dan tujuan Kohati khususnya. HMI-Wati harus
mengikuti seluruh rangkaian perkaderan, baik yang bersifat formal yaitu LK I, LK II ,dan
LK III serta LKK dan TFT maupun yang bersifat non formal.

SKEMA POLA DASAR PEMBINAAN KOHATI

Internal HMI

Individu
Eksternal HMI (partisipatif)

Peningkatan
kualitas
Pembinaan
dan peranan.

Pelatihan

Kelompok
Forum kajian Tuj uan HMI

Bermitra dengan

 Bermitra dengan organisasi mahasiswa dan organisasi perempuan

Proses Kaderisasi HMI-Wati melalui kegiatan Kohati, baik untuk individu HMI-Wati
maupun kelompok.

1. Kaderisasi individu dilakukan melalui penugasan-penugasan untuk menjalankan roda


organisasi Kohati, baik internal maupun eksternal
- Internal: melakukan peningkatan kualitas dan peranan HMI-Wati.
- Eksternal: berpartisipasi diberbagai aktivitas eksternal dengan membawa misi
HMI.

2. Kaderisasi kelompok dilakukan melalui forum perkaderan formal dan non-formal


Kohati, yaitu:
a. Forum perkaderan formal :
1) LKK
2) TFT

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Nama Pelaksana Peserta Intensitas
LKK KOHATI HMI-Wati yang telah lulus 1 x per periode
Cabang LK I dan LK II
TFT KOHATI HMI-Wati yang telah lulus 1x per periode
BADKO LK I, LK II dan LKK

b. Perkaderan Non Formal


1) Latihan Pranikah
2) Latihan Kewirausahaan
3) Latihan Publik Speaking
4) Latihan Kader Sensitif Gender
5) Latihan Kesehatan Reproduksi
6) Latihan Advokasi
7) Up-Grading

c. Forum kajian

Forum Kajian sebagai salah satu cara pembinaan kader yang dilakukan secara berkelompok,Hal
di maksudkan untuk memberikan asupan nutrisi berupa wacana dan pemahaman tentang
keperempuanan, gender,keislaman dan keorganisasian serta hal-hal yang bersifat menjadi
kebutuhan kader hmi wati secara khusus dan kader hmi secara umum. Materi yang di sampaikan
dalam forum kajian ini bertujuan untuk meningkatkan hard skill dan soft skill kader hmi.

d. Bermitra organisasi dengan organisasi mahasiswa dan organisasi perempuan

Bermitra dengan organisasi mahasiswa dan organisasi perempuan mutlak di lakukan dalam
mengembangkan organisasi dalam hal ranah eksternal. Karena dengan berjejaring kohati bisa
menjadi alat pencapai tujuan hmi dalam menyikapi persoalan keperempuanan dan anak. Dewasa
ini jaringan dan komunikasi dengan mitra organisasi eksternal sangat berguna terutama dalam
persoalan teknis berkaitan dengan dukungan massa ketika mengadakan aksi solidaritas dan
mengadakan berbagai pelatihan.

D. Pelaksanaan
a. Manajemen Latihan
Perkaderan kelompok dilaksanakan dengan fungsi manajemen yang rapi, POAC
(Planning, Organizing, Actuating, Controlling)

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


b. Organisasi Latihan.
Ada dua komponen organisasi latihan yaitu

 Organizing Committee (OC)

1. OC adalah unsur organisasi yang berfungsi sebagai pelaksana operasional latihan


meliputi administrasi, keuangan dan teknis lapangan.

2. OC dibentuk oleh Pengurus Kohati.

 Steering Committee (SC)

1. SC sebagai unsur organisasi latihan berfungsi sebagai pengarah


2. SC bertugas merencanakan dan mempersiapkan substansi latihan meliputi
kurikulum, penceramah/narasumber, dll serta mengawasi dan mengarahkan jalannya
pelatihan.
3. SC ditunjuk dan ditetapkan oleh Pengurus Kohati.

 Tim Instruktur

Tim Instruktur terdiri dari :

1. Master of Training.
2. Wakil Master of Training.
3. Instruktur.

Tugas tim instruktur ini disesuaikan dengan Pedoman Pengelolaan Latihan yang ada di
HMI.

E. PENDEKATAN

Pendekatan yang digunakan selama latihan agar antara peserta dengan peserta dan peserta
dengan instruktur berlangsung proses.

a. Ta’aruf (saling mengenal)


Berkenalan dan memperkenalkan diri sedalam-dalamnya mengenai latar belakang
pendidikan, keluarga, sosial budaya dan lingkungan serta adat-istiadat masing-masing.
Sehingga dengan demikian diharapkan tumbuh rasa kasih sayang dengan memiliki rasa
ukhuwah antara sesama berdasarkan ke cintaan kepada Allah SWT.
b. Tafahum (saling bersepaham)
Memahami kelebihan dan kelemahan masing-masing dengan berusaha memulai dari diri
sendiri untuk bersikap introspektif akan kekurangan, kesalahan atau kekhilafan masing-
masing di samping upaya menumbuhkan suasana saling mengingatkan.
c. Ta’awun (saling menolong)
Sikap saling menolong dalam hal kebaikan dan kebenaran

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


d. Takaful (saling berkesinambungan)
Terjalin berkesinambungan antara rasa dan rasio/intuisi serta kesamaan ide pemikiran
kedalam hubungan yang dialogis dan harmonis di samping terciptanya suasana yang
kondusif antara peserta dengan instruktur.

F. SISTEM EVALUASI

Evaluasi dimaksudkan untuk melihat indikator keberhasilan pelatihan, yaitu melihat apakah
sumber daya organisasi telah dijalankan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan
pelatihan. Dengan demikian melalui evaluasi dapat dipastikan, apakah kegiatan pelatihan
berjalan sebagaimana yang telah direncanakan.

Evaluasi latihan dilakukan melalui tiga tahapan, antara satu dan yang lain saling berkaitan.
Tahapan awal evaluasi dilakukan terhadap input latihan dengan maksud untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman awal dan kesiapan peserta untuk mengikuti pelatihan (screening
dan pre test). Tahapan kedua, pelaksanaan evaluasi dilaksanakan pada saat training
berlangsung dan pada tahap ketiga evaluasi melalui post test.

G. PENUTUP

Kaderisasi Kohati merupakan bagian kaderisasi HMI, yang berarti setiap HMI-Wati harus
mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan kohati. Hal tersebut mengacu
kepada misi utama Kohati untuk meningkatkan kualitas HMI-Wati, oleh karena itu tujuan
pelatihan-pelatihan dalam Kohati adalah untuk memperkaya kemampuan soft skills HMI-
Wati.

Peningkatan soft skills HMI-wati bertujuan untuk menjadikan kader hmi wati sebagai sosok
anak muda yang siap menghadapi masa depan dengan seluruh multiperan yang harus
dihadapinya secara simultan, sosok yang “fulltime professional”, sekaligus “fulltime
leader”, “fulltime director”, “fulltime secretary”, “fulltime wife”, “fulltime mother” dan
lain-lain.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


PLATFORM GERAKAN KOHATI

A. PENDAHULUAN

Berbicara tentang platform gerakan Kohati adalah rencana kerja, pernyataan sekelompok
orang tentang prinsip atau kebijakan.dasar atau tempat dimana sistem operasi kerja berbicara
tentang landasan umum gerak eksternal kohati. Di samping platform gerakan juga berbicara
tentang suatu paradigma, yaitu mengarahkan sudut pandang masyarakat akademis.

platform dianggap penting bagi suatu gerakan organisasi untuk mempengaruhi aspek gerak
maupun aspek pemikiran HMI-Wati secara berkesinambungan sejalan dengan proses
terbentuknya sejarah HMI yang tidak terpisahkan dengan visi ke-Islaman, ke-Intelektualan
dan ke-Indonesian. Mengingat di era global ini, masalah keperempuanan menjadi isu sentral
dan diskursus yang intens dibicarakan. Dengan munculnya berbagai gerakan dari pemerhati
perempuan membuktikan bahwa kesenjangan antara laki-laki dan perempuan di bidang
IPOLEKSOSBUD masih terjadi.

Kohati sebagai bagian integral dari HMI yang mempunyai peran strategis untuk merespon
problem (Mahasiswi pada khususnya dan Perempuan pada umumnya), salah satunya adalah
problem sosial bernama ketidakadilan yang banyak menimpa kaum perempuan karena
ketimpangan pola relasi antar individu di masyarakat. Dengan demikian persoalan
keperempuanan yang merupakan masalah sosial, harus mendapatkan perhatian serius dari
HMI untuk merealisasikan cita-citanya yaitu “Mewujudkan masyarakat adil makmur yang
diridhoi Allah SWT”.

Dalam upaya menjawab tantangan tersebut, Kohati membentuk dasar kebijakan yang
terformulasi secara integral dan komprehensif, sehingga gerakan yang dilakukan dapat
mengenai sasaran dengan tepat.

Arahan yang jelas dalam pergerakan Kohati adalah menanamkan ideologi gerakan
perempuan (hegemoni ideologi) sebagai salah satu cara mewujudkan masyarakat adil,
demokratis, egaliter dan beradab sebagai prototipy masyarakat madani (civil society).
Konsekuensinya, kaum perempuan dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi serta keterampilan yang mendukung, artinya HMI-Wati harus memiliki
keseimbangan dalam kemandirian intelektual serta ketegasan dalam bersikap dengan
landasan berpijak yang jelas. Beberapa pemaparan di bawah ini merupakan sistematisasi
yang dibuat untuk memainkan peran strategisnya pada pergerakan Kohati.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


A. PENGERTIAN

Gerakan Kohati adalah tindakan kolektif secara sadar dan terorganisir sebagai
akselerasi pencapaian tujuan HMI dengan meningkatkan kapasitas, kualitas dan
peranan HMI-Wati.

B. TUJUAN

Tujuan gerakan Kohati adalah Terbinanya muslimah (HMI-Wati) berkualitas insan cita.

C. TARGET

Mencetak kader Responsif dan partisipatif serta proaktif dalam merespon permasalahan
mahasiswi, HMI-Wati pada khususnya dan Perempuan pada umumnya menuju terciptanya
masyarakat adil makmur.

Adapun sasaran dan target adalah sebagai berikut:


- Mahasiswi
- Kader HMI-Wati dan HMI-Wan.
- Civitas Akademika
- Cendikiawan Muslim
- Masyarakat umum
- Penentu Kebijakan baik legislatif, eksekutif maupun yudikatif.
- Stake holder lainnya

D. ISU UTAMA/MAIN ISSUE


Isu utama (Main Issue) yang hendak ditawarkan sebagai wacana gerakan Kohati adalah :
- Ke-Islaman.
- Ke-Intelektualan
- Ke-perempuanan
- Ke-Indonesiaan

Dengan turunan wacana dan spesifikasi gerak sebagai berikut:


1. KE-ISLAMAN
a. Mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits yang membahas tentang perempuan, terutama
melakukan kajian secara mendalam terhadap hadist –hadist misoginis.
b. Menyikapi adanya pemahaman (isu keperempuanan dalam perspektif islam)
keperempuanan yang mengatasnamakan Islam yang keluar dari jalur hukum Islam
untuk mengantisipasi pemahaman-pemahaman yang merusak aqidah umat islam.
c. Kajian mendalam tentang fiqih nisa melalui forum kajian yang dilakukan secara rutin.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


2. KE-INTELEKTUALAN
a. Kohati melakukan kegiatan akademis yang sesuai dengan Tri Darma Perguruan Tinggi.
b. HMI-Wati berfikir kritis, bersikap dan bertindak analitis, sistematis, kreatif, inovatif dan
bertanggung jawab.

3. KE-PEREMPUANAN
a. Menanggapi problem keperempuanan secara cerdas berdasarkan perspektif Islam (Socio
Cultural)
b. Meningkatkan life skill, bargaining position HMI-Wati dan perempuan secara
umumnya.
c. Membentuk karakter HMI-Wati

4. KE-INDONESIAAN
Gerakan KOHATI harus sesuai dengan nilai-nilai Nasionalisme.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


LANDASAN GERAKAN

A. LANDASAN FILOSOFIS

Secara epistemologi Perempuan berasal dari kata per-empu-an ”ahli/mampu”, jadi perempuan
merupakan seorang yang mampu melakukan sesuatu. Wanita berasal dari bahasa Jawa ”wani ditata”
yang artinya ”orang yang bisa diatur”. Selain itu, dalam bahasa Sanskerta kata wanita berasal dari
kata ”wan” dan ”ita” yang berarti ”yang dinafsui”.

Secara ontologi perempuan adalah makhluk ciptaan Allah yang secara alamiah memiliki organ
reproduksi yakni memiliki vagina, payudara, kelenjar susu dan rahim serta dapat mengalami
menstruasi, hamil (mengandung), melahirkan dan menyusui. Sedangkan laki-laki adalah makhluk
ciptaan Allah yang memiliki penis, jakun, testis dan sperma serta berpotensi untuk membuahi lawan
jenisnya. organ dan sistem reproduksi ini adalah kodrat dari Allah yang tidak bisa dipertukarkan satu
sama lain.

Secara aksiologi perempuan merupakan makhluk ciptaan Allah yang memiliki sifat memelihara bagi
penghuni alam semesta lainnya. Dan salah satu sifat yang menjadi fitrahnya adalah sifat ke-ibu-an
yang telah tertanam secara alamiah. Dalam sifat ke-ibu-an seorang perempuan memiliki sifat-sifat
Allah yakni Rahman dan Rahim. Inilah yang merupakan sifat ke-Ilahi-an pada perempuan.

Sesuai dengan makna filosofi diatas maka kata perempuan lebih tepat digunakan karena mengandung
konotasi yang positif (amelioratif). Sedangkan kata wanita tidak digunakan karena cenderung
berkonotasi negatif (pejoratif) dan lebih diposisikan sebagai objek.

B. LANDASAN TEOLOGIS
a. Hakikat Penciptaan Manusia
Q.S. Al-Mukminun:12-14;

               


       
      
  

                  


           
    

        


    
 

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


12. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
13. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang
paling baik.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Q.S. Al-Hajj :5

                


         
       

              


             
 
 

               


      
  
  

               


          
     
   

   

5. Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya
Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian
dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan
Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami
keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di
antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya
Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering,
kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai
macam tumbuh-tumbuhan yang indah.

b. Kedudukan Manusia
1) Penerima perjanjian primordial.
Laki-laki dan perempuan sama-sama mengemban amanah menerima perjanjian primordial
dengan Allah sebagaimana disebutkan dalam QS. Al- A’raf :172

          


     
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |
         
          

         


       
 

172. dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?"
mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian
itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-
orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

2) Jin dan Manusia diciptakan Allah untuk menyembah kepada-Nya.

      


    

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Al-Dzariyat: 56)

3) Manusia diciptakan oleh Allah di muka bumi sebagai khalifah-Nya :

             


           
   

              


         
   

30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui." (Al-Baqarah: 30)

Dalam Surat Al-An’am 165 dijelaskan bahwa kata khalifah tidak menunjuk kepada jenis
kelamin atau etnis tertentu. Laki-laki dan perempuan mempunyai fungsi yang sama untuk
mempertanggung jawabkan kekhalifahannya di muka bumi, sebagaimana halnya mereka
sama-sama harus bertanggung jawab sebagai hamba Tuhan.


               
       
  
  

          


   
 

165. dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas
sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.
Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


4) Manusia diciptakan dari substansi yang sama untuk berkembang biak dan saling tolong-menolong
serta menjaga hubungan silaturrahmi.


              
           
      

                


        
   


1. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari
padanya[263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain[264], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu. (Al-Nisa: 1)

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


[263] Maksud dari padanya menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s.
berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari
unsur yang serupa Yakni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan.
[264] Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain
mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan
nama Allah.

5) Kesetaraan kedudukan manusia baik perempuan maupun laki-laki sebagai manusia di hadapan Allah.

                   


           
   

        


  



13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al-Hujrat: 13)

6) Kesetaraan penilaian terhadap makna kerja (amal saleh) laki-laki dan perempuan.

           


         
   


    

124. Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang
beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun. (Al-Nisa: 124)

Q.S. An-Nahl : 97

  
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |
                 
         
     
   

     


 
 

97. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka
Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik[839] dan Sesungguhnya akan Kami beri
Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

[839] Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan
bahwa amal saleh harus disertai iman.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


QS; AL-Ahzab 35

             


         
     
 


              
        
     


              
      
   


         


    


35. Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin[1218], laki-laki
dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang
sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan
yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak
menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.

[1218] Yang dimaksud dengan Muslim di sini ialah orang-orang yang mengikuti perintah dan larangan pada
lahirnya, sedang yang dimaksud dengan orang-orang mukmin di sini ialah orang yang membenarkan apa yang
harus dibenarkan dengan hatinya.

QS; AL-Ahzab 36 :

               


     
  
  

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


          
  


36. dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah
dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.
dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata.

Q.S At-taubah 71 :

               


            
     
 

           


        
     


   

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


71. dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong
bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan
shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Q.S At-taubah 72 :

                 


          
      

           


    
   
 

72. Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang
dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di
surga 'Adn. dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.

e. Isu Regenerasi dan Penjagaan Moralitas


1) Laki-laki dan perempuan secara sunnahtullah diciptakan untuk hidup saling berpasangan (Ar-
Rum: 21)

               


         
      


     

21. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

2) Pembunuhan anak/aborsi merupakan suatu perbuatan yang secara prinsip tidak dikehendaki oleh
Allah.(al-an’am: 151)

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


                  
         
      
 

             


       
 

             


      
   


Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


151. Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu: janganlah kamu
mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu
membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan
janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang
tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan
sesuatu (sebab) yang benar[518]". demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).

[518] Maksudnya yang dibenarkan oleh syara' seperti qishash membunuh orang murtad, rajam dan sebagainya.

At-Takwir: 8-9

           


 

8. dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya,


9. karena dosa Apakah Dia dibunuh,

Al-Isra: 31

                 


     
   
 

31. dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. kamilah yang akan memberi rezki
kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.

3) Menguji keimanan dengan perbuatan baik dan penjagaan moralitas akan memberikan keuntungan
jangka panjang. (Al-Mu’minun: 1-8)

                


          
    
 

            


       
    

                  


             
           
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |
          
    
  

1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,


2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
4. dan orang-orang yang menunaikan zakat,
5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki[994]; Maka Sesungguhnya mereka
dalam hal ini tiada terceIa.
7. Barangsiapa mencari yang di balik itu[995] Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas.
8. dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


[994] Maksudnya: budak-budak belian yang didapat dalam peperangan dengan orang kafir, bukan budak
belian yang didapat di luar peperangan. dalam peperangan dengan orang-orang kafir itu, wanita-wanita yang
ditawan biasanya dibagi-bagikan kepada kaum muslimin yang ikut dalam peperangan itu, dan kebiasan ini
bukanlah suatu yang diwajibkan. imam boleh melarang kebiasaan ini. Maksudnya: budak-budak yang dimiliki
yang suaminya tidak ikut tertawan bersama-samanya.
[995] Maksudnya: zina, homoseksual, dan sebagainya.

4) Manusia memiliki potensi untuk menyucikan jiwa atau


mengotorinya. (Al-Syams: 7-10)


                
           
  


   

7. dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),


8. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
10. dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

f. Nilai Strategis Perempuan dalam Masyarakat

Al-Naml: 23

          


  
   



23. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita[1095] yang memerintah mereka, dan Dia dianugerahi
segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.

[1095] Yaitu ratu Balqis yang memerintah kerajaan Sabaiyah di zaman Nabi Sulaiman.

Al-Naml: 32

           


    
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |
          


32. berkata Dia (Balqis): "Hai Para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak
pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)".

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Al-Naml: 33

          


      
     
 

33. mereka menjawab: "Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian
yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada ditanganmu: Maka pertimbangkanlah apa yang
akan kamu perintahkan".

C. LANDASAN HISTORIS

Spirit gerakan perempuan pernah muncul pada konteks historis kehadiran Islam. Praktik-
praktik penguburan bayi perempuan pada masa Arab Jahiliyyah, keberadaan harem-harem
milik para penguasa yang mengeksploitasi seksualitas budak-budak perempuan, minimnya
pengetahuan perempuan terhadap berbagai masalah sosial budaya sehari-hari maupun
pemahaman keagamaan merupakan realitas ketimpangan keadilan yang dihapuskan oleh
Islam melalui misi kerasulan Muhammad SAW. Perintah untuk memberikan hak hidup,
jaminan sosial, ekonomi dan keamanan bagi perempuan, perintah untuk belajar bagi laki-
laki dan perempuan muslim sebagai realisasi hak mendapatkan pendidikan yang layak, serta
perintah iqra’ yang berarti membaca. Sejarah masa lalu yang dapat dijadikan pelajaran
hidup merupakan upaya-upaya nyata Islam untuk menghapuskan ketidakadilan pada masa
itu.

Perjuangan perempuan hari ini memiliki cerita yang panjang. Semua itu tidak bisa
dipisahkan dengan sejarah masa lalu, yakni sejarah islam masa Rasulullah, bahwa pada masa
itu umat muslim telah memiliki tokoh-tokoh perempuan penting dan luar biasa yang tidak
bisa dilupakan dalam sejarah gerakan perempuan Islam. Mereka adalah sosok perempuan
dan ibu yang sangat berkontribusi besar dalam perjuangan Rasulullah. Konteks Ummahat Al
Mukminin (ibu seluruh umat) merupakan ciri teladan perempuan masa lalu, mereka adalah
Siti Khadijah r.a., Siti Aisyah r.a., Fatimah Azzahra putri Rasulullah dan yang lainnya
dengan Sifat shiddiq (Jujur), thahiroh (Suci), amanah (dapat dipercaya), taat beragama,
dermawan, cerdas dan penyayang. Sifat rela berkorban, keinginan ingin berbagi dengan
sesama merupakan ciri Ummahat Al Mukminin.

Di Indonesia, pada zaman sebelum merdeka tonggak perjuangan perempuan dimulai dengan
munculnya tokoh gerakan perempuan pribumi seperti Raden Ajeng Kartini dari Pulau Jawa,
Laksamana Malahayati dari Aceh, Cut Nyak Dien dari Aceh, Christina Martha tiahahu dari
Maluku, Nyi Ageng Serang dari Banten, Cut Meutia dari aceh, Dewi Sartika dari jawa barat,
We Tenri Olle dari Sulawesi Selatan,siti maryam atau lebih dikenal dengan nama ina ka’u
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |
mari dari NTB, rohana kudus dan rahmah el yunussiyah dari sumatera barat, I Fatimah
Daeng Tukontu yang dikenal dengan julukan Garuda Betina dari timur (Sulawesi) dan masih
banyak yang lain, ini merupakan sebuah bukti akan suatu realitas bahwa pada masa

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


perjuangan kemerdekaan Indonesia kaum perempuan turut berjuang dalam mempertahankan
kemerdekaan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Inilah yang merupakan
cikal bakal gerakan perempuan Indonesia dalam menjawab dominasi patriarki akan realitas
kehidupan saat itu.

Kondisi patriarkhi inilah secara kolektif menjadi kecenderungan yang bersifat massif pada
tahun 1920-an ditandai dengan munculnya organisasi-organisasi gerakan perempuan seperti
Pikat, Putri Mardika, Aisyiyah dan sebagainya yang menjadi cikal bakal diselenggarakannya
Konggres Perempuan I tahun 1928 di Yogyakarta.

Fase gerakan perempuan saat ini sudah mulai massif dan tidak terlepas dari pengaruh
gerakan perempuan feminis Negara barat, pemahaman tentang kesetaraan gender dan
gerakan feminisme yang semua itu merupakan bias perlawanan dari ketidakadilan terhadap
perempuan.

Gerakan perempuan tersebut juga memiliki korelasi dengan dibentuknya Kohati oleh HMI,
karena akan lebih efektif bila HMI memiliki kelompok kepentingan (interest group) yang
dapat diperhitungkan sebagai bagian langsung landasan gerakan perempuan.

Ada dua alasan utama awal didirikan Kohati, yaitu;


1. Secara internal; Departemen Keputrian yang ada waktu itu tidak mampu lagi menampung
kuantitas para kader HMI-Wati, selain itu belum mampu menjawab basic needs anggota
tentang berbagai persoalan keperempuanan yang kurang bisa difasilitasi oleh HMI
melalui departemen keputrian. Departemen Keputrian yang hanya berjumlah dua orang
personil dalam kepengurusan hmi dianggap tidak mampu memformulasikan dan
mengimplementasikan suatu kegiatan. Dengan hadirnya sebuah institusi yang secara
spesifik menampung kepentingan mahasiswi Islam terutama HMI-Wati, diharapkan
secara internal, dapat memiliki keleluasaan untuk mengatur diri mereka sendiri dan lebih
memungkinkan untuk terjadinya pemenuhan kebutuhan organisasi yang muncul dari
basic needs anggotanya sendiri, yaitu HMI-Wati.
2. Secara eksternal, bahwa di masa awal berdirinya kohati organisasi-organisasi perempuan
yang ada pada masa itu dibuat semata-mata hanya sebagai alat revolusi. Sehingga
menurut ketua umum PB HMI pada saat itu (dr.sulastomo) memandang perlu dalam
rangka memperluas misi HMIdalam menyentuh dan menyikapi problem keperempuanan
sebagai bagian dari umat. Maka di bentuklah bidang pemberdayaan perempuan sebagai
wadah melakukan suatu aktivitas organisasi yang menampung basic needs sebagai
mahasiswi dan kader HMI-Wati.
Atas pertimbangan itulah, pada tanggal 17 September 1966 M bertepatan dengan tanggal
2 Jumadil Akhir 1386 H pada konggres ke VIII di Solo, Kohati didirikan. Yang
dipelopori oleh beberapa orang diantaranya Maesaroh Hilal, Siti Zainah, Siti Baroroh,
Tujimah, Tedjaningsih, Ida Ismail Nasution dan Anniswati Rochlan terpilih sebagai ketua
umum Kohati pertama pada waktu itu, (sekarang dikenal sebagai almh. Anniswati M.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Kamaluddin), dan para pengurus besar HMI pada saat itu juga ikut berpartisipasi untuk
mendirikan Kohati.

D. LANDASAN KONSTITUSIONAL

1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Himpunan Mahasiswa Islam (Pasal 4, 15
AD dan Pasal 45, 46, 47, ART HMI)
2. Pedoman Dasar KOHATI

E. LANDASAN OPERASIONAL

Ada beberapa prinsip-prinsip (kode etik) yang harus dipegang oleh HMI-Wati dalam
menjalankan aktivitas. Berbagai prinsip atau kode etik tersebut adalah:
1. Ta’aruf/Pengenalan (Introducing)
Pendekatan ini dimaksudkan agar terjadi suasana saling mengenal dan keakraban diantara
sesama anggota dengan pengurus, antara sesama pengurus dalam keseharian aktivitas
organisasi maupun antara sesama peserta dengan pemandu latihan (Master of Training)
maupun para pendidik (instruktur) ketika pelatihan dilangsungkan. Saling mengenal ini
adalah upaya membangun kepercayaan (trust building) diantara semua elemen kader,
dengan memperkenalkan diri dan berbagai informasi mengenai berbagai latar belakang
kader seperti pendidikan, keluarga, sosial budaya, adat istiadat, suku serta lingkungan
dimana kader tumbuh dan dibesarkan. Dengan menerapkan prinsip ini, diharapkan
muncul solidaritas (ukhuwah) diantara sesamanya berdasarkan kecintaan kepada Allah
SWT.

2. Tafahum/Saling bersepaham (Mutual Understanding)


Pendekatan ini dimaksudkan agar sesama anggota, antara sesama pengurus dalam
keseharian aktivitas organisasi maupun antara sesama peserta dengan pemandu latihan
(Master of Training) maupun para pendidik (instruktur) ketika pelatihan dilangsungkan,
dapat saling memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing dengan berusaha
memulai dari diri sendiri untuk bersikap introspektif dari kekurangan, kesalahan atau
kekhilafan masing-masing, disamping upaya menumbuhkan suasana saling
mengingatkan.

3. Ta’awun/Saling tolong menolong (mutual assistance)


Pendekatan ini dimaksudkan agar sesama anggota, antara sesama pengurus dalam
keseharian aktivitas organisasi maupun antara sesama peserta dengan pemandu latihan
(Master of Training) maupun para pendidik (instruktur) ketika pelatihan dilangsungkan,
dapat terjalin sikap saling tolong-menolong dalam kebaikan dan kebenaran.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


4. Takaful / Saling berkesinambungan (sustainable).
Pendekatan ini dimaksudkan agar sesama anggota, antara sesama pengurus dalam
keseharian aktivitas organisasi maupun antara sesama peserta dengan pemandu latihan
(Master of Training) maupun para pendidik (instruktur) ketika pelatihan dilangsungkan,
agar terjalin kesinambungan rasa dan rasio (intuisi) serta kesamaan ide atau pemikiran ke
dalam hubungan yang dialogis harmonis disamping terciptanya suasana yang kondusif.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


PROGRAM KERJA NASIONAL

A. PENDAHULUAN
Perempuan merupakan salah satu subjek kehidupan yang penting, maka dari itu diperlukan
upaya-upaya untuk meningkatkan peran dan fungsi perempuan dalam berbagai aspek
kehidupan guna terwujudnya suatu kondisi yang ideal menuju kemakmuran bangsa. Korps
HMI–wati merupakan wadah perempuan HMI untuk berproses dan berkiprah, berupaya
dengan segenap potensi dan asanya berjuang serta berikhtiar mewujudkan muslimah
berkualitas insan cita seperti yang termaktub dalam Pedoman Dasar KOHATI. perannya
paling utama adalah sebagai pencetak dan pembina muslimah sejati untuk menegakkan dan
mengembangkan nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan.

KOHATI dalam upaya memberikan kontribusi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara
sebagai pioneer penggerak kesetaraan gender dalam pandangan Islam terus melakukan
berbagai macam upaya yang pada akhirnya terwujud dalam terbinanya muslimah berkualitas
insan cita yang diridhoi Allah SWT. Karena sudah digariskan bahwa keberadaan Islam
merupakan cahaya bagi semua makhluk ciptaan-Nya tanpa terkecuali, Al-Qur’an dan Al
Hadits adalah solusi dari semua kebimbangan dan kerisauan bagi semua.

Perempuan memiliki andil peran besar dalam kehidupan bermasyarakat. Namun serignkali
mengalami pro kontra dari banyak kalangan mengenai peran domestik dan publik membuat
peran perempuan harus mampu menyeimbangkan antara peran publik dengan domestik, dan
hal ini menjadi tantangan sekaligus beban bagi perempuan, semestinya tidak ada lagi
diskriminasi terhadap perempuan. Islam pun memandang bahwa pada dasarnya perempuan
mempunyai peran yang sama dengan laki-laki, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-
Hujurat ayat: 13 yang artinya “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu adalah
orang-orang yang paling taqwa”.

Dari ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa antara laki-laki dan perempuan mempunyai
kesempatan yang sama untuk menjadi insan kamil di hadapan Sang Pencipta. Sesuai dengan
fungsinya, KOHATI merupakan pembawa misi HMI dalam menyentuh dan menyikapi
persoalan perempuan dan anak. Namun bukan itu saja, perempuan harus bisa berperan aktif
disegala bidang kehidupan masyarakat, baik dari bidang pendidikan, ekonomi, sosial,
politik, teknologi, swadaya masyarakat agar misi pengabdian dapat terealisasi.

Sebagai organisasi mahasiswa, KOHATI harus memberikan pengaruh untuk mewujudkan


muslimah yang berkualitas insane cita, tentunya hal itu dilakukan dengan memahami
konteks persoalan perempuan Indonesia hari ini. Masalah yang begitu kompleks diperlukan

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


upaya yang tekun dan terus menerus untuk melakukan usaha-usaha untuk mencari solusi
atas permasalahan yang ada, berkaca dari kondisi perempuan Indonesia hari ini sebagaimana
digambarkan :

1. Indonesia adalah Negara berkembang 237.556.363 juta terdiri dari 119.507.580 laki-laki
dan 118.048.783 perempuan (BPS 2010)
2. Jumlah penduduk miskin 30.02 juta jiwa/31.02 % (BPS 2011) turun 0.84 % dari data
2010 31.02 juta jiwa/13.33 % (233.740 rb/7 ribuan/hari).
3. Upah pekerja perempuan lebih rendah dari laki-laki di hampir semua sektor kehidupan,
dengan perbandingan 46 : 60 %.
4. Data BPS terakhir menunjukan 75.69 % perempuan Indonesia berumur 15 tahun ke atas
hanya hanya berpendidikan tamat SMP dan 30.70 hanya berpendidikan tingkat SD,
sementara angka partisipasi pendidikan perempuan juga sangat rendah, SMA (18.59%),
diploma (2,7 %) dan universitas (3,02%).
5. Data Komnas Perempuan, dalam 1 hari ada 12buruh migrant perempuan tewas di negeri
orang, 1600 perempuan di PHK, 20 perempuan dijual untuk komoditi seks dan tenaga
kerja, 100 juta ibu-ibu berhutang Rp.30.00, 48 ibu meninggal melahirkan, 4 hari = 1
perempuan bunuh diri. 32 perempuan Indonesia miskin (70 %)
6. Perempuan Buta Aksara sebesar 12,28 %, sedangkan laki-laki 5,48 %.
7. 248 per 100.00 kelahiran perempuan meninggal karena melahirkan
8. Data kemenkes di tahun 2010 kasus HIV/AIDS 22.726 /55 % adalah perempuan.
9. Perempuan terkena kanker serviks lebih dari 500.000 orang dan sebesar 270.000
meninggal.
10. Kuota 30 % perempuan dalam politik tidak tercapai.
11. Jumlah pengusaha wanita Indonesia hanya 0,1 dari jumlah penduduk Indonesia.

Kondisi di atas tidak seharusnya terjadi, karena hari ini, atas nama perjuangan perempuan
sebelumnya telah memiliki banyak hal, antara lain :

- Kebebasan yang luas dalam kesamaan untuk menuntut ilmu.


- Kebebasan untuk menentukan langkah dalam mencapai cita-cita.
- Bebas mengambil peran di masyarakat
- Bebas mengambil peran pembangunan di berbagai bidang.
- Kebebasan akses terhadap terhadap fasilitas kesehatan

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Atas dasar kondisi diatas, maka peran KOHATI harus senantiasa diwujudkan dalam karya
untuk menjadi solusi atas kondisi yang ada, sehingga di masa depan akan ada perempuan
Indonesia yang cerdas dan mandiri serta jauh dari tindakan diskriminasi. KOHATI memiliki
misi untuk bersinergi dengan misi HMI dalam mewujudkan masyarakat adil makmur yang
di ridhoi Allah SWT.

Untuk merealisasikan misi tersebut, KOHATI harus mampu membangun jaringan dan
bekerjasama dengan organisasi lain, baik Nasional maupun Internasional. Dengan demikian
semua program yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, perlu
kiranya dibuat program kerja nasional yang diharapkan mempu menjawab permasalahan-
permasalahan aktual yang terjadi di Masyarakat.

2. PERMASALAHAN
Permasalahan yang dihadapi dalam upaya pencapaian sasaran Program Kerja Nasional
KOHATI adalah:

a. Internal Organisasi
1) Substansi perangkat-perangkat organisasi (AD/ART dan Pedoman Dasar KOHATI)
tidak dipahami secara mendalam untuk dilaksanakan.
2) Kurangnya semangat pengabdian dan pengembangan HMI-Wati terhadap aktifitas
KOHATI
3) Menurunnya pemaknaan insan akademis.
4) Kurangnya koordinasi, konsolidasi dan sosialisasi program kohati pada setiap
tingkatan.
5) HMI dan KOHATI mulai kurang diminati oleh mahasiswa di perguruan tinggi,
apalagi di perguruan tinggi Besar.
6) Tidak terwujud sinergitas yang baik antara KOHATI dengan organisasi induknya
(HMI), sehingga menjadi sulit untuk aktualisasi aktivitas-aktivitas KOHATI karena
sering tidak mendapat dukungan dari HMI.
7) Terjadinya perubahan orientasi kader dari semangat belajar dan mengabdi ke wilayah
politis.
8) Bergesernya nilai identitas kader KOHATI yang berlandas Qur’an dan Hadist

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


b. Eksternal organisasi
1) Peran perempuan selalu menjadi persoalan diskriminasi dan disepelekan dalam
aktivitas di berbagai aspek kehidupan.
2) Minimnya apresiasi terhadap kerja-kerja kaum perempuan di masyarakat
3) Pemberian makna yang kurang dengan pengabdian dan peran perempuan dalam
kehidupan rumah tangga, keluarga, masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.
4) Kurangnya sosialisasi dan publikasi yang optimal dan efektif di setiap instansi
maupun ranah publik.

3. FUNGSI PROGRAM KERJA NASIONAL

Program kerja Nasional KOHATI berfungsi sebagai berikut:

a. Sebagai pedoman dan rujukan dalam penyelenggaraan program KOHATI secara


Nasional selama 1 (satu) periode kepengurusan. Yang dimaksudkan sebagai bagian dari
upaya kita secara bersama-sama memberikan pembinaan dan arahan KOHATI dalam
menjalankan tugas dan amanah yang diembannya agar tercipta sebuah sistem yang baik
dan terarah untuk menunjang kader KOHATI yang berkualitas dengan kapasitas yang
memang kemudian patut diperhitungkan.
b. Sebagai sarana memotivasi kader-kader KOHATI di seluruh Indonesia agar semakin aktif
terlibat dalam setiap proses perkaderan, baik LKK, LK I, LK II, LK III atau pelatihan-
pelatihan yang kiranya dapat menunjang kemajuan kualitas dari kader tersebut.
c. Program kerja Nasional KOHATI merupakan pedoman pokok dalam setiap tingkatan
KOHATI guna menyusun dan menjalankan program kerja.
d. Fungsi koordinasi dan kontrol terhadap penjabaran PKN kepada setiap Cabang menjadi
tanggung jawab KOHATI badko HMI.

4. SASARAN
Sasaran program kerja Nasional KOHATI PB HMI periode 2015-2017 pada dasarnya
merupakan usaha pencapain tujuan HMI dalam jangka waktu tertentu dengan memperhatikan
perkembangan kondisi obyektif intern dan ekstern. Adapun sasaran yang ingin dicapai
adalah:

a. Meningkatkan pemahaman, pengabdian dan pengalaman nilai-nilai ajaran Islam dalam


rangka membentuk kepribadian muslimah yang utuh.
b. Meningkatkan semangat pengabdian dan pengabdian dan pengorbanan dalam rangka
mewujudkan cita-cita perjuangan HMI.
c. Meningkatkan semangat pengembangan keintelektualan dan keprofesionalan.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


d. Menanamkan semangat belajar dan mengabdi bagi kader
e. Meningkatkan semangat perjuangan dan perubahan terhadap persoalan keperempuanan.

5. PROGRAM KERJA NASIONAL

a. Internal
Program Kerja Nasional (PKN) KOHATI dijabarkan dalam 2 (dua) bentuk, antara lain:

1) Mengadakan pembinaan terhadap karakter dan kepribadian para HMI-Wati,


peningkatan wawasan, pengetahuan dan keterampilan serta daya analisis kritis HMI-
Wati terhadap berbagai perkembangan permasalahan khususnya keperempuanan.
2) Melakukan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
perempuan.
3) Mengaktualisasikan potensi HMI-Wati dalam peningkatan kepedulian terhadap
perkembangan dan permasalahan keperempuanan, kerakyatan dan kebangsaan.
4) Meningkatkan pemahaman KOHATI (khususnya ditingkatan Cabang) mengenai
peran, tugas, dan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat.
5) Tertib administrasi melalui pemanfaatan media.
6) Memaksimalkan peran koordinasi, konsolidasi dan sosialisasi di internal KOHATI.
7) Melakukan pemanfaatan media dan pengelolaan sumber daya untuk memudahkan
kerja-kerja organisasi.
8) Mengembalikan khittah perjuangan KOHATI dengan subjek utamanya adalah
Mahasiswa.
b. Eksternal
1) Menjalin kerjasama dengan membangun jaringan informasi, kerja dan komunikasi
dengan Organisasi Mahasiswa Dan Organisasi Perempuan di tingkat Nasional dan
internasional dalam rangka pengembangan wawasan dan solidaritas kemanusiaan.
2) Menjaga dan memelihara komitmen sosial untuk tetap berusaha melakukan
perbaikan kondisi masyarakat sekitar.
3) Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak guna peningkatan kualitas masyarakat
berbangsa dan bernegara
4) Advokasi aktif terhadap kebijakan pemerintah yang diskriminatif terhadap
perempuan
5) Melaksanakan program yang lebih aplikatif dan riil guna peningkatan kualitas bagi
kader khususnya terkait dengan masalah kekerasan atau diskriminasi terhadap
perempuan.
6) Mengformat dan merumuskan gerakan perempuan yang bernafaskan Islam

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


7) Berupaya meningkatkan kreativitas kader dan masyarakat guna menunjang
kemandirian kader dan masyarakat dalam bidang ekonomi.
8) Mewujudkan perempuan Indonesia yang cerdas dan mandiri.
9) Penguatan eksistensi KOHATI melalui media
10) Melindungi perempuan dan anak dari bahaya pembakaran lahan yang terjadi di Riau
pada khususnya dan Indonesia pada umumnya dengan memberikan efek jera
terhadap pelaku pembakaran dan pihak-pihak lainnya.

6. PETUNJUK PENJABARAN PKN


Disamping sebagai rujukan kader KOHATI ditingkatan Nasional, penjabaran Program Kerja
Nasional (PKN) KOHATI juga harus mencerminkan sinergitas kesatuan yang utuh dengan
Program Kerja Nasional (PKN) HMI dan ketentuan-ketentuan lain.

7. EVALUASI PELAKSANAAN
Untuk mengetahui realisasi program dan hasil-hasil yang telah dicapai, penyimpangan-
penyimpangan, hambatan penetapan Program Kerja Nasional (PKN) selanjutnya diadakan
evaluasi. Kemudian hasil evaluasi tersebut menjadi bahan informasi baru dalam pembuatan
PKN selanjutnya sehingga PKN pada periode berikutnya dapat mengena terhadap sasaran
yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan kader yang ada.

8. PENUTUP
Demikian Program Kerja Nasional (PKN) KOHATI disusun sebagai pedoman atau rujukan
penyelenggaraan pembinaan KOHATI ditingkatan Nasional secara menyeluruh. PKN
KOHATI ini memberikan peluang bagi perbaikan lembaga kearah yang lebih baik sesuai
dengan tujuan didirikannya KOHATI bagi semua.

Akhir kata, semoga keberadaan PKN ini menjadikan KOHATI lebih terarah dan bermakna
keberadaannya bagi Negara dan bangsa yang diridhoi Allah SWT.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


REKOMENDASI
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

A. REKOMENDASI INTERNAL
1. Memaksimalkan Web Site yang sudah ada
2. Melengkapi data base Kohati persemester dan dipublikasikan secara online.
3. Merevisi Kurikulum Perkaderan Kohati baik training formal maupun Informal
4. Membangun sinergitas KOHATI dan HMI di pada setiap tingkatan
5. Menyusun ketetapan-ketetapan dan mekanisme penyelesaian KOHATI Cabang yang
bermasalah.
6. Menerbitkan dan mendistribuskian Jurnal Melati per semester dan mendistribusikan ke
setiap cabang seluruh Indonesia
7. Mengharuskan Ketua Umum Kohati dipilih melalui forum Musyawarah KOHATI
setingkat.
8. Melakukan pengawalan terhadap pembentukan KOHATI di tingkat Badko dan Cabang.

B. REKOMENDASI EKSTERNAL
1. Menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga eksternal dalam aktivitas-aktivitas untuk
mewujudkan HMI-wati yang cerdas dan mandiri serta sensitif merespon isu-isu
keperempuanan.
2. Mengawal Kebijakan-kebijakan pemerintah berkaitan dengan hak-hak perempuan dan
anak serta penanggulangan bencana alam.
3. Membuat kelompok binaan di Masyarakat.
4. Membangun sinergitas KOHATI dengan lintas perguruan tinggi sebagai upaya KOHATI
back to campus (seperti aktif di BEM, HMP, HMJ, HMPS dll).

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KRITERIA
FORMATEUR/KETUA UMUM KOHATI PB HMI
PERIODE 2013-2015

1. Dapat membaca Al-quran


2. Paham dengan Pedoman Dasar KOHATI dibuktikan dengan menjelaskan tujuan fungsi serta
mampu menyampaikan intisari NDP dan menyanyikan lagu hymne HMI dan Mars
KOHATI.
3. Tidak tergabung dalam partai politik.
4. Pernah menjadi Pengurus KOHATI HMI Cabang dan/atau KOHATI Badko HMI/KOHATI
PB HMI, Berprestasi, Telah lulus LKK dan LK III.
5. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi
6. Dapat berkomunikasi dalam bahasa inggris
7. Mendapat rekomendasi dari caabang asal
8. Tidak menjadi personalia PB HMI untuk ketiga (3) kali periode

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KURIKULUM
LATIHAN KHUSUS KOHATI (LKK)

Sebagai bagian integral HMI, KOHATI dalam mennjalankan aktivitas senantiasa selaras dengan
perkaderan HMI. Dalam pola perkaderan HMI secara khusus telah membahas rekrutmen kader,
pembentukan kader dan pengabdian kader. Dalam pola dasar tersbeut KOHATI ditempatkan
sebagai salah satu wadah pembentukan kader khususnya HMI-wati.

Namun demikian untuk memberikan arah yang lebih jelas bagi KOHATI seabagai badan khusus
dalam totalitas perkaderan HMI, diperlukan kesamaan dan keseragaman secara nasiona dalam
pengelolaan Latihan Khusus KOHATI (LKK). Secara legal LKK merupakan salah satu sarana
untuk mencapai tujuan HMI, khususnya dalam peningkatan peranan HMI-wati yang menjunjung
tinggi nilai-nilai Islam dan menerapkannya sebagai pola pikir, sikap dan perilaku, intelektualitas,
profesional dan mandiri.

LKK ini dimaksudkan sebagai lanjutan dari materi LK I dalam membangun kesadaran maupun
membuka wawasan HMI-wati untuk keluar dari jebakan persepsi masyarakat tentang adanya
realitas ketidakadilan gender, serta menemukan pemahaman akan jati diri kemanusiaan dalam
konteks idealisasi yang ingin dibangun HMI.

Maka dari itu, Pengurus KOHATI PB merumuskan kurikulm Latihan Khusus KOHATI sebagai
acuan dalam pengelolaan Latihan Khusus KOHATI yang diselenggarakan oleh KOHATI
Cabang se-Indonesia. Adapun penjabarannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

No Komponen Deskripsi

I KEISLAMAN

Standar Kompetensi: Memahami Peran Perempuan Dalam Perspektif Islam Serta


Tanggungjawabnya Dalam Struktur Komunitas Masyarakat

1 Perempuan dalam
perspektif Islam

Alokasi waktu 3 jam

Kompetensi Dasar Mendeskripsikan peran perempuan dalam dimensi keislaman

Indikator 1. Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan manusia dalam


islam

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


2. Peserta dapat menjelaskan kedudukan perempuan dalam Islam
3. Peserta dapat mewujudkan tanggungjawab sebagai muslimah
dalam struktur komunitas dan masyarakat
4. Peserta dapat menjelaskan tentang fiq-hunnisa’a

Tujuan Peserta dapat memahami eksistensi perempuan dalam perspektif


perempuan

Pokok Bahasan 1. Hakikat penciptaan perempuan


2. Kedudukan perempuan dalam islam
3. Ketauladanan tokoh perempuan islam
4. Tanggung jawab muslimah dalam struktur komunitas masyarakat
5. Urgensi Fiq-hunnisa’a dalam ajaran islam

Metode Ceramah, FGD, case study dan Brainstorming

Penilaian - Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan


- Kemampunan merevie materi dan Presentasi
- Test Obejektif dan penugasan
- Etika dan partisipasi diluar forum

Referensi - Annimarie Schimmel: Jiwaku adalah wanita, Mizan,Bandung,


1998
- Engineer, Asghar Ali: Hak-hak perempuan dalam islam,LSPA
dan Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta, 1997
- Hasyim, Syafiq: Hal-hal yang tak terpikirkan tentang isu-isu
kepermpuanan dalam islam, Mizan, Bandung, 2001
- Husein Muhammad, Islam Agama Ramah
Perempuan,Yogyakarta: LKIS, 2004
- Husein Muhammad: Fiqh Perempuan:Refleksi Kias atas wacana
agama dan gender, RAHIMA DAN LKIS,Yogyakarta,2001
- Komaruddin Hidayat, Gender Issues In Islamic Studies, UIN

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Syarif Hidayatullah, 2013
- Masdar F Mas’udi: Islam dan hak reproduksi perempuan, PPPM
dan Mizan, Bandung, 1999
- NDP
- Nasaruddin Umar: Argumentasi kesetaraan gender perspektif Al-
Qur’an
- Sachiko Murata, The Tao of Islam, Mizan, Bandung
- Zaitun Subhan, Menggagas Fiqih Pemberdayaan Perempuan,
Jakarta : el-KAHFI, 2000
- Yusuf Qardlawi,dkk, Ketika wanita menggugat Islam, Jakarta,
2004
- Buku-buku yang relevan dengan materi pokok

2 Keluarga Sakinah

Standar Kompetensi: Peserta memiliki wawasan dan pengetahuan mendalam tentang membina
Rumah Tangga Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah

1 Membina Keluarga
Sakinah Mawaddah
Warahmah

Alokasi Waktu 4 x 45 menit


Kompetensi Dasar Peserta dapat memahami tentang membangun dan membina
keluarga sakinah mawadah warahmah.

Indikator 1. Peserta memiliki pemahaman tentang hakikat pernikahan


2. Peserta memiliki pemahaman manajemen keluarga
3. Peserta memahami psikologi keluarga

Peserta memiliki pengetahuan dan pemahaman dalam membangun


Tujuan dan membina keluarga sakinah mawaddah warahmah.

Pokok Bahasan 1. Hakikat pernikahan


2. Manajemen keluarga
3. Psikologi Keluarga

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Metode Ceramah, FGD,demostrasi, case study dan tanya jawab

Penilaian - Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan


- Kemampun merevie materi dan Presentasi
- Test Obejektif dan penugasan
- Etika dan partisipasi diluar forum

Referensi Sumber yang relevan dengan materi pokok sesuai dengan kebutuhan
cabang/komisariat

II KEORGANISASIAN

Standar Kompetensi: Memahami kelembagaan KOHATI

1 Pedoman Dasar KOHATI

Alokasi Waktu 1 x 45 menit

Kompetensi Dasar Peserta dapat memahami Pedoman Dasar KOHATI, Pola Pembinaan
KOHATI dan Administrasi dan Kesekretariatan KOHATI.

Indikator 1. Peserta mampu menjelaskan batang tubuh Pedoman Dasar


KOHATI
2. Peserta mampu menjelaskan filosofi Atribut KOHATI,
Administrasi dan kesekretariatan KOHATI

Tujuan
Peserta dapat memahami kelembagaan KOHATI secara
komprehensif

Pokok Bahasan 1. Batang Tubuh PDK


2. Atribut, Administrasi dan Kesekretariatan KOHATI

Metode Ceramah, tanya jawab, demonstrasi


Penilaian - Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan
- Kemampun merevie materi dan Presentasi
- Test Obejektif dan penugasan

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Referensi - PDK
- AD dan ART HMI
- NDP
- M. Alfan Alfian, Sejarah HMI 1963-1966 ,Jakarta: Kompas,2013
- Hasil-hasil Lokakarya perkaderan KOHATI
2 Perspektif KOHATI
sebagai Kontributor
Pembaharuan

Alokasi Waktu 4 x 45 menit

Kompetensi Dasar Peserta dapat memahami dan menganalisis perspektif KOHATI


sebagai Kontributor Pembaharuan

Indikator
1. Peserta dapat menjelaskan eksistensi KOHATI dalam struktur
sosial
2. Peserta dapat menjelaskan eksistensi KOHATI dalam
perkembangan organisasi professional
3. Peserta dapat mengetahui arah pembinaan dan posisi strategis
KOHATI sebagai kontributor pembaharuan

Pokok Bahasan 1. Eksistensi KOHATI dalam struktur Sosial


2. KOHATI dan perkembangan Organisasi Profesional
3. Analisis kelembagaan KOHATI
4. Posisi strategis KOHATI sebagai pembaharuan

Metode Ceramah, FGD,demostrasi, case study dan tanya jawab

Penilaian - Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan


- Kemampun merevie materi dan Presentasi
- Test Obejektif dan penugasan

Referensi NDP HMI


AD dan ART HMI
PDK
Hasil-hasil Lokakarya perkaderan KOHATI
3 Revitalisasi analisis
KOHATI terhadap Isu

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Keperempuanan

Alokasi Waktu
4 x 45 menit
Kompetensi Dasar Peserta dapat mendeskripsikan revitalisasi analisis KOHATI
terhadap isu keperempuanan

Indikator 1. Peserta dapat menjelaskan peran KOHATI dalam dinamika


gerakan keperempuanan
2. Peserta dapat mengidentifikasi Isu-isu keperempuanan
kontemporer
3. Peserta dapat mengetahui format gerakan KOHATI dalam
menyikapi isu keperempuanan

Pokok Bahasan 1. Arah pembinaan KOHATI


2. Platform Gerakan KOHATI dan dinamika gerakan
keperempuanan
3. gerakan KOHATI dalam menyikapi isu keperempuanan

Metode Ceramah, FGD,demostrasi, case study dan tanya jawab

Penilaian - Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan


- Kemampun merevie materi dan Presentasi
- Test Obejektif dan penugasan

Referensi - NDP HMI


- AD dan ART HMI
- PDK
- Engineer, Asghar Ali: Hak-hak perempuan dalam islam,LSPA
dan Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta, 1997
- Farha Ciciek: Ikhtiar dalam mengatasi kekerasan dalam rumah
tangga, Proyek Kerjasama Solidaritas Perempuan dan lemabaga
Kajian Agama dan Gender (LKAJ), Jakarta 1999
- Nasaruddin Umar: Argumentasi kesetaraan gender perspektif Al-
Qur’an
- Tim Yayasan Jurnal Perempuan, Kekerasan Negara Terhadap
Perempuan, Yayasan jurnal perempuan dan The Ford Foundation,
Jakarta, 2001

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


4 Administrasi dan Keprotokoleran

Standar Kompetensi: Memahami pengelolaan dan tata tertib adimisnistrasi dan kesekretariatan
organisasi

1. Administrasi dan
Kesekretariatan

Alokasi Waktu 4 x 45 menit


Kompetensi Dasar Peserta dapat memahami pengelolaan dan tata tertib adimisnistrasi
dalam organisasI

Indikator
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian administrasi dan
kesekretariatan
2. Peserta dapat menjelaskan ruang lingkup administrasi
3. Peserta dapat memahami format surat menyurat dalam HMI dan
menyusunnya.

Tujuan Meningkatkan kemampuan dan pengelolaan administrasi organisasi

Pokok Bahasan A. Peran, fungsi administrasi dalam organisasi:


1. Pengertian administrasi
2. Fungsi administrasi
3. Ruang lingkup administrasi

B. Organisasi kesekretariatan HMI dan KOHATI


C. Ketatausahaan dan format surat menyurat HMI dan
KOHATI
D. Administrasi dan pengarsipan
E. Keanggotaan KOHATI
F. Inventarisasi, dokumentasi dan publikasi

Metode Ceramah, FGD, tanya jawab, simulasi dan case study

Penilaian - Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan


- Kemampun merevie materi dan Presentasi
- Test Obejektif dan penugasan

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


- Etika dan Partisipasi diluar forum

Referensi Konstitusi HMI


Referensi yang relevan
2 Keprotokoleran

Alokasi Waktu 4 x 45 menit

Kompetensi Dasar Memahami tentang tata letak keprotokoleran organisasi khususnya


KOHATI dan HMI

Peserta dapat menjelaskan maksud dan tujuan keprotokoleran


Indikator dandapat mempraktekkannya.

Tujuan Meningkatkan wawasan, pemahaman, dan kemampuan serta


keterampilan teknis tentang keprotokoleran

Pokok Bahasan Keprotokoleran:


- Master of Ceremony
- Etika dan tata cara Moderasi
- Dan pokok bahasan lain yang berkaitan dengan keprotokoleran.

Metode Ceramah, FGD, tanya jawab, peragaan dan case study

Penilaian - Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan


- Kemampun merevie materi dan Presentasi
- Test Obejektif dan penugasan
- Etika dan partisipasi diluar forum

Referensi Konstitusi HMI dan buku-buku yang relevan dengan materi pokok

3 Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi

Kompetensi Dasar: Memahami Kepemimpinan dan Manajemen dalam organisasi

1 Manajemen

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Alokasi Waktu 4 x 45 menit

Standar Kompetensi Peserta dapat menjelaskan memahami fungsi manajemen

Indikator 1. Peserta dapat menjelaskan maksud dan tujuan manajemen


2. Peserta dapat menyebutkan fungsi manajemen
3. Peserta dapat menerapkan fungsi manajemen dalam berorganisasi

Tujuan Meningkatkan wawasan, pemahaman dan keterampilan tentang


manajemen

Pokok Bahasan
A. Hakekat peran dan fungsi manajemen:
1. Pengertian Manajamen
2. Fungsi Manajemen (Perencanaan, Pengorganisasian,
penggerakkan, evaluasi)
3. Unsur-Unsur Manajemen
4. Macam-macam manajemen

B. Sistem informasi manajamen:


1. Pengertian perencanaan
2. Teknik dan prosedur Perencanaan

C. Sistem dan metode pengorganisasian:


1. Pengertian pengorganisasian
2. Tujuan, fungsi dan unsur pengorganisasian
3. Teknik dan prosedur pengorganisasian

D. Sistem dan metode evaluasi:


1. Pengertian evaluasi
2. Tujuan dan sifat evaluasi
3. Macam-macam evaluasi
4. Teknik dan prosedur evaluasi

E. Sistem dan metode penggerakan:


1. Pengertian penggerakan

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


2. Tujuan dan fungsi penggerakan
3. Azas-azas penggerakan
4. Macam-macam penggerakan
5. Teknik dan prosedur penggerakan
6. Perilaku manusia
7. Teori-teori motivasi penggerakan

F. Analisis SWOT:
1. Pengertian, fungsi dan tujuan SWOT
2. Penerapan analisis SWOT dalam organisasi

Ceramah, FGD, case study dan Brainstorming


Metode

- Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan


Penilaian - Kemampun merevie materi dan Presentasi
- Test Obejektif dan penugasan

Konstitusi HMI
Pengantar manajemen
Referensi
Referensi yang relevan

2 Kepemimpinan

Alokasi Waktu 4 x 45 menit

Kompetensi Dasar Peserta memahami tentang kepemimpinan yang ideal

Indikator 1. Peserta dapat menjelaskan pengertian kepemimpinan


2. Peserta dapat menyebutkan peran dan fungsi kepemimpinan
3. Peserta dapat menyebutkan gaya kepemimpinan
4. Peserta dapat menyebutkan ciri-ciri kepemimpinan Rasulullah

Tujuan Meningkatkan pemahaman tentang karakteristik kepemimpinan dan


tanggungjawab pemimpin

Pokok Bahasan A. Hakekat, peran dan fungsi kepemimpinan:


1. Pengertian kepemimpinan
2. Teori dan konsepsi kepemimpinan
3. Fungsi dan peran kepemimpinan

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


4. Syarat-syarat kepemimpinan
5. Model-model kepemimpinan
6. Gaya kepemimpinan

B. Metode dan teknik pengambilan keputusan:


1. Pengertian keputusan
2. Model-model keputusan
3. Prosedur pengambilan keputusan
4. Analisis masalah dan pengambilan keputusan

C. Psikologi kepemimpinan
1. Pengertian psikologi kepemimpinan
2. Interaksi dan komunikasi atasan-bawahan
3. Kepemimpinan sebagai komunikator yang efektif
4. Etika kepemimpinan

D. Peran kepemimpinan dan konflik organisasi:


1. Konflik organisasi
- Pengertian konflik
- Proses terjadinya konflik
- Ciri-ciri konflik
- Sumber-sumber konflik
- Macam-macam metode penyelesaian konflik
2. Peranan kepemimpinan dalam konflik
3. Strategi pemecahan konflik dalam organisasi

E. Hakekat kepemimpinan dalam islam:


1. Konsep amanah
2. Konsep fathonah
3. Konsep siddiq
4. Konsep tabliq

Metode
Ceramah, FGD, tanya jawab, case study dan Brainstorming
Penelitian - Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan
- Kemampun merevie materi dan Presentasi
- Test Obejektif dan penugasan
Referensi
Al-Qur’an dan terjemahannya

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Konstitusi HMI
Referensin yang relevan
3 Organisasi

Alokasi Waktu 4 x 45 menit

Kompetensi Dasar Peserta memahami maksud dan tujuan organisasi

Indikator 1. Peserta dapat menjelaskan maksud dan tujuan organisasi


2. Peserta dapat menyebutkan fungsi organisasi
3. Peserta dapat menjadikan organisasi sebagai wadah untuk
berproses

Tujuan Meningkatkan wawasan, pemahaman, dan kemampuan serta


keterampilan teknis dalam mengelola organisasi.

Pokok Bahasan A. Hakekat dan fungsi organisasi:


1. Pengertian dan fungsi organisasi
2. Ciri-ciri organisasi
3. Prinsip-prinsip organisasi
4. Asas-asas organisasi
5. Model-model organisasi

B. Sistem organisasi modern


1. Syarat-syarat organisasi modern
2. Struktur organisasi modern
3. Prosedur dan meanisme kerja organisasi modern

C. Peran komunikasi dan organisasi modern


1. Arti penting komunikasi
2. Unsur-unsur komunikasi
3. Proses komunikasi
4. Etika berkomunikasi
5. Komunikasi keorganisasian yang efektif dan efisien

Metode Ceramah, FGD, tanya jawab, case study dan Brainstorming

Penilaian - Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan


- Kemampun merevie materi dan Presentasi
Referensi - Test Obejektif dan
penugasan Konstitusi HMI

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Manajemen organisasi
Referensi yang relevan
3 Public Speaking

Alokasi Waktu 4 x 45 menit

Kompetensi Dasar Peserta memahami konsep komunikasi fektif

Indikator 1. Peserta dapat menjelaskan pengertian public speaking


2. Peserta dapat menjelaskan konsep public speaking dan
komunikasi efektif
3. Peserta dapat menerapkan teknik public speaking

Pokok Bahasan 1. Pengertia public speaking dan komunikasi efektif


2. Konsep public speaking dan komunikasi efektif
3. Teknik publik speaking dan komunikasi efektif

Metode Ceramah, demostrasi dan tanya jawab


Penilaian - Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan
- Kemampun merevie materi dan Presentasi
- Test Obejektif dan penugasan

Referensi Buku-buku yang relevan dengan materi pokok

III KEPEREMPUANAN

Standar Kompetensi: Memahami kepribadian perempuan dan eksistensi perempuan

1 Psikologi Perempuan

Alokasi waktu 4 x 45 menit

Kompetensi Dasar Mendiskripsikan Makna Psikologi Perempuan dan kepribadian


perempuan

1. Peserta dapat menjelaskan psikologi perempuan


Indikator 2. Peserta dapat menyebutkan dan menjelaskan fase-fase
perkembangan jiwa dan karakteristik perempuan
3. Membandingkan nilai-nilai sosial budaya terhadap kepribadian
kaum perempuan
4. Menguraikan problem solving atas permasalahan kaum

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


perempuan

Tujuan
Peserta dapat memahami psikologi perempuan dan karakteristik
perempuan

Materi
1. Pengertian psikologi perempuan
2. Fase-fase Perkembangan jiwa dan karakteristik perempuan
3. Pengaruh nilai-nilai sosial budaya terhadap kepribadian kaum
perempuan
4. Problem solving atas permasalahan perempuan

Metode
Ceramah, FGD, case study dan tanya jawab

Penilaian
- Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan
- Kemampuan mereview materi dan Presentasi
- Test Obejektif dan penugasan
- Etika dan partisipasi diluar forum

Referensi - Annimarie Schimmel: Jiwaku adalah wanita, Mizan,Bandung,


1998
- Achmanto Mendatu, Psikologi Nama, Jalasutra, 2010
- Jess Feist, Gregory J. Feist, Teori kepribadian, Salemba
- Kartini Kartono: Psikologi Wanita, Rajawali Pers, Jakarta
- Ratna Megawangi, Jangan Biarkan Berbeda,1998
- Rosalind Horton, Sally Simmons, Wanita-Wanita Yang
Mengubah Dunia: Kumpulan Kisah Penuh Inspirasi dari Wanita-
Wanita Pengukir Sejarah, Erlangga, 2009
- Sachiko Murata, The Tao of Islam, Mizan, Bandung
- Sarinah Sadli, Berbeda tetapi Setara; Pemikiran tentang kajian
Perempuan, Jakarta: Kompas, 2010
- Save M Dagun: Maskulin dan feminim,Mandar Maju, Bandung,
1984.
- Buku-buku yang relevan dengan materi pokok

2 Kesehatan Reproduksi
Perempuan

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Alokasi Waktu
4 x 45 menit
Kompetensi Dasar
Meganalisis kesehatan perempuan

Indikator
1. Peserta dapat menganalisis tentang kesehatan perempuan
2. Peserta dapat menjelaskan pengertian kesehatan reproduksi
3. Peserta dapat menguraikan kesehatan perempuan dalam tinjauan
medis dan etika moral
4. Peserta dapat menyebutkan analisa dan pemenuhan kebutuhan
gizi
5. Peserta dapat menguraikan jenis –jenis penyakit menular seksual
(PMS)

Tujuan
Peserta dapat memahami pentingnya menjaga kesehatan reproduksi
perempuan
Materi
1. Pengertian kesehatan perempuan
2. Kesehatan perempuan dalam tinjauan medis dan etika moral
3. Analisa dan pemenuhan kebutuhan gizi
4. Mengenal jenis-jenis penyakit menular seksual (PMS)

Metode
Ceramah, FGD,demostrasi, case study dan tanya jawab
Penilaian
- Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan
- Kemampun merevie materi dan Presentasi
- Test Obejektif dan penugasan
- Etika dan partisipasi diluar forum

Referensi - Anna Glasier, Ailsa Gebbie , Keluarga Berencana dan Kesehatan


Reproduksi, EGC, 2005
- Anonymous: Buku Pintas Kesehatan Wanita
- Dr. A Firman Lubis dkk: Kesehatan Perempuan, YLKI, Jakarta.
- Marmi: Kesehatan Reproduksi, Pustaka belajar 2013
- Munawar Ahmad Anees: Islam dan revolusi sexual kaum
perempuan, Mizan, Bandung
- Buku-buku yang relevan dengan materi pokok

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


3 Kekerasan Terhadap
Perempuan

Alokasi Waktu 4 x 45 menit

Kompetensi Dasar Peserta dapat memahami dan menganalisis bentuk-bentuk kekerasan


terhadap perempuan

Indikator 1. Peserta dapat menjelaskan bentuk- bentuk kekerasan terhadap


perempuan dalam perspektif hukum dan Islam
2. Peserta dapa mengemukakan konsep dalam menanggulangi
kekerasan perempuan dalam perspektif islam dan hukum

Peserta dapat memahami bentuk-bentuk kekerasan terhadap


Tujuan perempuan dan mengemukakan konsep dalam menanggulangi
kekerasan terhadap perempuan

1. Bentuk-bentuk kekerasan perempuan baik fisik mapun psikis


Pokok Bahasan
2. Konsep dalam untuk menanggulangi kekerasan terhadap
perempuan

Metode Ceramah, FGD,demostrasi, case study dan tanya jawab

- Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan


Penilaian - Kemampun merevie materi dan Presentasi
- Test Obejektif dan penugasan
- Etika dan partisipasi diluar forum

- Farha Ciciek: Ikhtiar dalam mengatasi kekerasan dalam rumah


Referensi
tangga, Proyek Kerjasama Solidaritas Perempuan dan lemabaga
Kajian Agama dan Gender (LKAJ), Jakarta 1999
- Mansour Fakih: Analisis Gender dan Transformasi Sosial, 1996
- Moch. Sa’dun m,et,all. Mengangkat Martabat Perempuan, 2000
- Ratna Megawangi: Jangan Biarkan Berbeda
- Tim Yayasan Jurnal Perempuan, Kekerasan Negara Terhadap
Perempuan, Yayasan jurnal perempuan dan The Ford
Foundation, Jakarta, 2001

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


- Yusuf Qardlawi,dkk, Ketika wanita menggugat Islam, Jakarta,
2004
- Zaitunah Subhan: Kekerasan terhadap Perempuan, 2014
- Buku-buku yang relevan dengan materi pokok
4 Kecerdasan Intelektual
(KI), Kecerdasan
Emosional (KE) dan
Kecerdasan Spiritual (KS)

Alokasi Waktu 4 x 45 menit

Kompetensi Dasar Peserta dapat memahami KI, KE dan KS

Indikator 1. Peserta dapat menjelaskan KI, KE dan KS


2. Peserta dapat mengetahui pentingnya keseimbangan KI,KE dan
KS
3. Peserta dapat menginternalisasikan KE dan KS dalam dirinya.
4. Peserta dapat mengerti manajemen diri melalui KI, KE dan KS

Tujuan Peserta diharapkan memiliki kesadaran akan pentinganya KI, KE dan


KS dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari

Pokok Bahasan 1. Kecerdasan Intelektual


2. Kecerdasan Emosional
3. Kecerdasan Spiritual
4. Manajemen Diri

Metode Ceramah, demostrasi dan tanya jawab

Penilaian - Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan


- Kemampun merevie materi dan Presentasi
- Test Obejektif dan penugasan
- Etika dan partisipasi diluar forum

Referensi Buku-buku yang relevan dengan materi pokok

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KURIKULUM MATERI KOHATI PADA LATIHAN KADER HMI

Latihan kader merupakan perkaderan HMI yang dilakukan secara sadar, terrencana, sistematis
dan kontinu serta memiliki pedoman dan aturan yang baku secara rasional dalam rangka
mencapai tujuan HMI, latihan ini berfungsi memberikan kemampuan kepada peserta sesuai
dengan tujuan dan target pada masing-masing jenjang latihan. Latihan kader merupakan media
formal HMI yang dilaksanakan secara berjenjang. Pada masing-masing jenjang latihan
menitikberatkan pada pembentukan watak dan karakter kader HMI melalui transformasi nilai,
wawasan dan keterampilan serta motivasi untuk mengaktualisasikan kemampuannya. Latihan
kader dalam HMI terdiri dari tiga jenjang yaitu Latihan Kader I (Basic Training), Latihan Kader
II (Intermediate Training) dan Latihan Kader III (Advance Training). Setiap jenjang perkaderan
memiliki tujuan dan target yang berbeda-beda.
1. Tujuan
a. Latihan Kader I; Terbinanya kepribadian muslim yang berkualitas akademis, sadar akan
fungsi dan peranannya dalam berorganisasi serta hak dan kewajibannya sebagai kader
umat dan kader bangsa.
b. Latihan Kader II; Terbinanya kader yang mempunyai kemampuan intelektual dan mampu
mengelola organisasi serta berjuang untuk meneruskan dan mengemban misi HMI.
c. Latihan Kader III; Terbinannya kader pemimpin yang mampu menterjemahkan dan
mentransformasikan pemikiran konsepsional secara profesional dalam perubahan sosial.

2. Target
a. Latihan Kader I:
- Memiliki kesadaran menjalankan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari
- Meningkatkan kemampuan akademis
- Memiliki kesadaran berorganisasi
- Memiliki tanggungjawab keumatan dan kebangsaan
b. Latihan Kader II:
- Memiliki kesadaran intelektual yang kritis, dinamis, progresif, inovatif dalam
memperjuangkan misi HMI.
- Memiliki kemampuan manajerial dalam berorganisasi

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


c. Latihan Kader III:
- Memiliki kemampuan kepemimpinan yang amanah, fathonah, shidiq dan tabligh
serta mampu menterjemahkan dan mentransformasikan pemikiran konsepsional
dalam dinamika perubahan sosial.
- Memiliki kemampuan untuk mengorganisir masyarakat dan mentransformasikan
nilai-nilai perubahan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridhoi
Allah SWT.

KOHATI yang merupakan bagian integral HMI yang berspesialisasi membina dan meningkatkan
kualitas HMI-wati dalam merespon isu-isu keperempuanan. Oleh karena itu, pembentukan
karakter dan paradigma keperempuanan (muslimah) dan ke-KOHATI-an kader harus dibentuk
sejak pertama seorang mahasiswi Islam bergabung dengan organisasi ini, dimana ruang
kaderisasi formalnya adalah Basic Training (Latihan Kader I) HMI. Hal ini karena Latihan
Khusus KOHATI (LKK) yang merupakan jenjang training internal KOHATI pasca Basic
Training HMI cukup terlambat dalam membentengi karakter dan paradigma keperempuanan
(Muslimah) serta ke-KOHATI-an para HMI-Wati, ini disebabkan oleh gejolak intelektual kader
yang diperoleh saat mengikuti Basic Training HMI telah “memaksa” para kader untuk
berinteraksi dengan dinamika intelektual yang lebih luas, dimana dinamika intelektual tersebut
mengharuskan para kader bersentuhan dengan wacana-wacana keperempuanan yang beragam.

Basic Training HMI adalah ruang yang tepat untuk membentengi HMI-wati dengan memberikan
gambaran awal tentang konsep perempuan dalam perspektif Islam dan ke-KOHATI-an. Hal ini
juga penting untuk membentuk paradigma HMI-wan terhadap perempuan yang sesuai dengan
perspektif Islam, sehingga HMI-wan dapat memposisikan perempuan (HMI-wati) secara adil
dalam ruang organisasi dan ruang sosial yang digelutinya. Pilihan langkah ini tentu saja
meniscayakan dua hal, pertama, dibutuhkan niat baik kita bersama untuk menjadikan konsep
perempuan dalam perspektif Islam dan ke-KOHATI-an sebagai salah satu materi wajib dalam
Basic Training HMI, dan kedua, dibutuhkan kurikulum materi ke-KOHATI-an dan
keperempuanan yang akan di diterapkan secara seragam dan merata dalam setiap jenjang
perkaderan HMI.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Maka dari itu, Pengurus KOHATI PB HMI periode 2013-2015 berkewajiban merumuskan
kurikulum materi ke-KOHATI-an dan keperempuanan untuk dicantumkan dalam setiap jenjang
perkaderan HMI. Adapun penjabaran kurikulumnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Silabus Materi KOHATI dan Keperempuanan pada Training HMI

Jenjang LK 1 LK 2 LK 3
Training

Materi Ke-KOHATI-an dan KOHATI dan isu-isu Pemantapan dan


Perempuan dalam Keperempuanan Analisis Kebijakan
Perspektif Islam berbasis Gerakan
Keperempuanan

Alokasi waktu 3 jam 3 jam 3 jam

Standar Peserta memahami ke- Peserta memahami Peserta memahami dan


Kompetensi KOHATI-an dan peran KOHATI dalam menerapkan pola
Perempuan dalam dinamika gerakan analisis isu-isu gerakan
Perspektif Islam perempuan keperempuanan

Kompetensi 1. Peserta dapat 1. Peserta dapat 1. Peserta dapat


Dasar mengetahui sejarah memahami peran memahami dan
KOHATI, tujuan, KOHATI dalam menganalisis isu
status, sifat, peran dinamika gerakan keperempuanan
dan fungsi KOHATI perempuan secara global dan
komprehensif
baik di internal 2. Peserta dapat
2. Peserta dapat
maupun di eksternal memahami peran
menganalisis gender
2. Peserta dapat KOHATI dalam
dan gender
memahami sinergitas merespon isu-isu
mainstreaming
KOHATI dan HMI perempuan kekinian
dalam perspektif
3. Peserta dapat 3. Peserta dapat
Islam
mengetahui perangkat memahami arah dan
3. Peserta dapat
dan atribut KOHATI bentuk-bentuk
memahami
4. Peserta dapat pembinaan KOHATI
keseimbangan peran
memahami
perempuan di ranah
Perempuan dalam
domestik dan ranah
Perspektif Islam
publik dalam
perspektif Islam
Indikator 1. Peserta dapat 1. Peserta dapat 1. Peserta dapat
menjelaskan latar menjelaskan peran menjelaskan dan
menganalisis pada

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


belakang berdirinya KOHATI dalam persoalan kebijakan
KOHATI dinamika gerakan pada isu-isu
2. Peserta dapat perempuan keperempuanan
secara global dan
menjelaskan tujuan, 2. Peserta dapat
komprehensif
status, fungsi, sifat, menjelaskan peran 2. Peserta dapat
peran dan KOHATI KOHATI dalam menjelaskan
3. Peserta dapat merespon issu-issu menganalisis gender
menjelaskan keperempuanan dan gender
sinergitas KOHATI kekinian mainstreaming
dengan HMI 3. Peserta dapat dalam perspektif
Islam
4. Peserta dapat menjelaskan arah
3. Peserta dapat
mengetahui dan bentuk-bentuk menjelaskan
perangkat dan pembinaan keseimbangan peran
atribut KOHATI KOHATI perempuan di ranah
5. Peserta dapat domestik dan ranah
menjelaskan publik dalam
dinamika dan peran perspektif Islam
mahasiswa di
internal kampus
maupun di eksternal
6. Peserta dapat
menjelaskan
Hakikat Penciptaan
Perempuan dalam
tinjauan Islam
7. Peserta dapat
Menjelaskan
Kedudukan
Perempuan dalam
Perspektif Islam
8. Peserta dapat
menjelaskan Peran
Perempuan dalam
Perspektif Islam
Tujuan Menumbuhkan Meningkatkan Menumbuhkan
kesadaran kader akan pemahaman akan peran kesadaran kader HMI-
manfaat eksistensi dan fungsi serta arah Wan dan HMI-Wati
KOHATI dalam HMI pembinaan KOHATI dalam menyikapi
maupun di eksternal dalam merespon isu-isu persoalan perempuan
dalam merespon isu-isu keperempuanan dan analisa
kemahasiswaan dan keseimbangan peran
kesadaran kader dalam perempuan dan laki-

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


membangun relasi laki di ranah domestik
bersama antara laki-laki dan ranah publik
dan perempuan dalam
perspektif Islam

Deskripsi - Memberikan Memberikan Memberikan


kesadaran kepada pemahaman kepada pemahaman kepada
kader HMI-wan dan peserta terkait peran dan peserta tentang peran
HMI-wati terkait fungsi serta arah perempuan dan
keberadaan pembinaanKOHATI kesimbangan peran di
KOHATI, sejarah
dalam merespon isu-isu ranah domestik dan
KOHATI, peran dan
keperempuanan ranah publik dalam
fungsi KOHATI
serta perangkat merespon isu-isu
organisasi. kekinian
- Memberikan
kesadaran kepada
peserta tentang
dinamika dan peran
KOHATI dalam
dinamika
kemahasiswaan
- Memberikan
kesadaran paradigm
berpikir tentang
Perempuan dalam
Perspektif Islam
Pokok Bahasan 1. Sejarah berdirinya 1. Peran dan fungsi 1. Analisis isu-isu dan
KOHATI KOHATI di gerakan
2. Tafsir Tujuan, sifat, Eksternal keperempuanan
status, fungsi dan 2. Arah pembinaan 2. Peran perempuan
peran KOHATI KOHATI dalam ranah publik
3. Perangkat dan 3. Peran KOHATI
atribut KOHATI dalam merespon isu-
4. Sinergitas KOHATI isu keperempuanan
dan HMI kekinian
5. Dinamika gerakan
Mahasiswa
6. Perempuan dalam
Perspektif Islam
Metode Ceramah, diskusi/FGD, Ceramah, diskusi/case Ceramah, diskusi/case
tanya jawab study tanya jawab study, tanya jawab

Penilaian - Keaktifan dan - Keaktifan dan - Keaktifan dan


kualitas kualitas kualitas

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


tanggapan/sanggaha tanggapan/sanggaha tanggapan/sanggaha
n n n
- Kemampun - Kemampun - Kemampun
mereview materi dan mereview materi dan mereview materi
Presentasi Presentasi dan Presentasi
- Test Obejektif dan - Test Obejektif dan - Test Obejektif dan
penugasan penugasan penugasan
Sumber/referensi  AD & ART HMI,  AD & ART HMI,  AD & ART HMI,
 PDK,  PDK,  PDK,
 Sejarah KOHATI  Sejarah KOHATI  Sejarah KOHATI
 Annimarie Schimmel:  Annimarie Schimmel:  Husein Muhammad:
Jiwaku adalah Jiwaku adalah Fiqh
wanita, wanita, Perempuan:Refleksi
Mizan,Bandung, 1998 Mizan,Bandung, 1998 Kias atas wacana
 Engineer, Asghar Ali:  Engineer, Asghar Ali: agama dan gender,
Hak-hak perempuan Hak-hak perempuan RAHIMA DAN
dalam islam,LSPA dalam islam,LSPA LKIS,Yogyakarta,20
dan Yayasan Bentang dan Yayasan Bentang 01
Budaya, Yogyakarta, Budaya, Yogyakarta, 
1997 1997  M. Alfan Alfian,
 Hasyim, Syafiq: Hal-  Hasyim, Syafiq: Hal- Sejarah HMI 1963-
hal yang tak hal yang tak 1966 , Jakarta
terpikirkan tentang terpikirkan tentang  Sarinah Sadli,
isu-isu kepermpuanan isu-isu kepermpuanan Berbeda tetapi
dalam islam, Mizan, dalam islam, Mizan, Setara; Pemikiran
Bandung, 2001 Bandung, 2001 tentang kajian
 Husein Muhammad:  Husein Muhammad: Perempuan, Jakarta:
Fiqh Fiqh Kompas, 2010
Perempuan:Refleksi Perempuan:Refleksi  Muhammad Salman
Kias atas wacana Kias atas wacana Ghanim, Kritik
agama dan gender, agama dan gender, Ortodoksi; tafsir ayat
RAHIMA DAN RAHIMA DAN ibadah, Politik, dan
LKIS,Yogyakarta,200 LKIS,Yogyakarta,200 Feminisme,Yogyakar
1 1 ta: LKis
 Husein Muhammad,  Husein Muhammad,  Komaruddin Hidayat,
Islam Agama Ramah Islam Agama Ramah Gender
Perempuan,Yogyakar Perempuan,Yogyakar Issues In Islamic
ta: LKis, 2004 ta: LKis, 2004 Studies, UIN Syarif
 Komaruddin Hidayat,  Komaruddin Hidayat, Hidayatullah, 2013
Gender Issues In Gender Issues In  Nasaruddin Umar:
Islamic Studies, UIN Islamic Studies, UIN Argumentasi
Syarif Hidayatullah, Syarif Hidayatullah, kesetaraan gender
2013 2013 perspektif Al-Qur’an
 M. Alfan Alfian,  M. Alfan Alfian,  Sachiko Murata, The
Sejarah HMI 1963- Sejarah HMI 1963- Tao of Islam, Mizan,

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


1966 ,Jakarta: 1966 , Jakarta: Bandung
Kompas,2013 Kompas, 2013  Zaitun Subhan,
 Masdar F Mas’udi:  Sarinah Sadli, Menggagas Fiqih
Islam dan hak Berbeda tetapi Pemberdayaan
reproduksi Setara; Pemikiran Perempuan, Jakarta :
perempuan, PPPM tentang kajian el-KAHFI, 2008
dan Mizan, Bandung, Perempuan, Jakarta:  Yusuf Qardlawi,dkk,
1999 Kompas, 2010 Ketika wanita
 NDP  Dan buku-buku yang menggugat
 Nasaruddin Umar: relevan dengan materi Islam,Jakarta, 2004
Argumentasi pokok  Dan buku-buku yang
kesetaraan gender  Masdar F Mas’udi: relevan dengan
perspektif Al-Qur’an Islam dan hak materi pokok
 Sachiko Murata, The reproduksi
Tao of Islam, Mizan, perempuan, PPPM
Bandung dan Mizan, Bandung,
 Zaitun Subhan, 1999
Menggagas Fiqih  Nasaruddin Umar:
Pemberdayaan Argumentasi
Perempuan, Jakarta : kesetaraan gender
el-KAHFI, 2008 perspektif Al-Qur’an
 Yusuf Qardlawi,dkk,  Sachiko Murata, The
Ketika wanita Tao of Islam, Mizan,
menggugat Islam, Bandung
Jakarta, 2004  Zaitun Subhan,
 Dan buku-buku yang Menggagas Fiqih
relevan dengan materi Pemberdayaan
pokok Perempuan, Jakarta :
el-KAHFI, 2008
 Yusuf Qardlawi,dkk,
Ketika wanita
menggugat Islam,
Jakarta, 2004

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KURIKULUM
TFT (TRAINING FOR TRAINER)

Sejak awal berdirinya, KOHATI telah menampakkan kualitas kader yang dapat diandalkan. Ini
dibuktikan dengan tampilnya alumni KOHATI dan HMI-wati di berbagai wilayah/daerah dalam
memberikan konstribusi bagi terlaksananya agenda-agenda pembaharuan, dimana KOHATI
tidak sekedar mengisi kekosongan atau mewarnai proses-proses yang terjadi namun lebih dari itu
HMI-wati telah mampu menjadi pelaku utama dalam menggerakkan perubahan kearah yang
lebih baik.
Namun jika dicermati dengan kritis sebaran kader berkualitas tersebut seakan menjadi alasan
untuk merasa besar semata, tidak menjadi pemicu bagi perbaikan kelembagaan dan perbaikan
sistem perkaderan KOHATI sebagai upaya peningkatan kualitas kader dan lembaga agar sinergis
dengan zaman yang terus bergerak maju. Prestasi tersebut tak lebih dari alasan untuk merasa
cukup dengan apa yang telah diperbuat dan dihasilkan. Akibatnya upaya perbaikan kelembagaan
dan perbaikan sistem perkaderan menjadi terabaikan yang berimplikasi pada kondisi
kelembagaan dan perkaderan tersebut mengalami degradasi yang cukup mengkhawatirkan.
Akhirnya kematangan intelektualitas dan spritualitas selaku muslimah berkualitas insan cita yang
seyogyanya menjadi ciri khas lembaga ini juga tidak tergambar jelas dalam diri setiap kader.

Hasil Assesment dari semua masalah dan kebutuhan lembaga baik ditingkatan komisariat sampai
pada level Pengurus Besar pada dasarnya tidaklah jauh berbeda. Walaupun memiliki model dan
kualitas persoalannya masing-masing sesuai dengan konteks pada setiap daerah dan tingkatan
struktur, sehingga dibutuhkan kecerdasan teoritis dan kecerdasan metodologi dalam mencermati
dan mengatasi problem tersebut yang tentu saja membutuhkan tenaga dan kesadaran ekstra untuk
mengembalikan dan mengawal titah kelembagaan ini kepada tujuan yang melandasi dibentuknya
lembaga KOHATI yang kita cintai.

Secara internal, KOHATI menghadapi kekurangan tenaga pelatih (trainers) dalam menjawab
kebutuhan rutinitas pelaksanaan Latihan Khusus KOHATI (LKK) dan kegiatan-kegiatan
informal KOHATI di berbagai wilayah. Kuantitas dan kualitas trainers KOHATI terasa tak
mampu mengimbangi jumlah kader dan kebutuhan pelaksanaan Latihan Khusus KOHATI
(LKK) dan kegiatan informal yang terus berkembang. Pada titik lain, pelaksanaan Training For
Trainers (TFT) belum memiliki bentuk yang baku atau selalu berubah-ubah dalam setiap

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


pelaksanaannya dan hal ini berakibat pada tidak seragamnya kapasitas trainers yang dihasilkan
dari setiap pelaksanaan program Training For Trainers (TFT).

Hal ini mewajibkan Pengurus Besar KOHATI periode 2013-2015 menginisiasi pelaksanaan
Training For Trainers yang diharapkan dapat menjawab kebutuhan ketersediaan trainers pada
setiap pelaksanaan Latihan Khusus KOHATI (LKK) dan kegiatan informal lainnya sekaligus
dapat dijadikan contoh dalam pelaksanaan Training For Trainers (TFT) untuk mengawali proses
penyeragaman pelaksanaan Training For Trainers (TFT) yang dilaksankan oleh lembaga
KOHATI pada setiap jenjangnya. Sementara itu, kurangnya pemahaman tentang tema-tema ke
Islaman, keperempuanan, bahkan ke-KOHATI-an serta dominasi budaya asing dalam
pembentukan paradigma kader telah menjadi faktor utama yang menjadi pemicu terkikisnya
karakter kemuslimahan KOHATI yang terus menurun.

Dari asumsi ini, Pengurus Besar KOHATI berkesimpulan bahwa pembentukan karakter dan
paradigma keperempuanan (muslimah) dan ke-KOHATI-an kader harus dibentuk sejak pertama
seorang mahasiswi Islam bergabung dengan organisasi ini, dimana ruang kaderisasi formalnya
adalah Basic Training (Latihan Kader I) HMI. Hal ini karena Latihan Khusus KOHATI (LKK)
yang merupakan jenjang training internal KOHATI pasca Basic Training HMI cukup terlambat
dalam membentengi karakter dan paradigma keperempuanan (Muslimah) serta ke-KOHATI-an
para HMI-wati, ini disebabkan oleh gejolak intelektual kader yang diperoleh saat mengikuti
Basic Training HMI telah “memaksa” para kader untuk berinteraksi dengan dinamika intelektual
yang lebih luas, dimana dinamika intelektual tersebut mengharuskan para kader bersentuhan
dengan wacana-wacana keperempuanan yang beragam.

Karena itu, Basic Training HMI adalah ruang yang tepat untuk membentengi kader KOHATI
dengan memberikan gambaran awal tentang konsep perempuan dalam perspektif Islam dan ke-
KOHATI-an. Hal ini juga penting untuk membentuk cara pandang kader HMI (HMI-wan)
terhadap perempuan yang sesuai dengan perspektif Islam, sehingga kader HMI-wan dapat
memposisikan perempuan (HMI-wati) secara adil dalam ruang organisasi dan ruang sosial yang
digelutinya. Pilihan langkah ini tentu saja meniscayakan dua hal, pertama, dibutuhkan niat baik
kita bersama untuk menjadikan konsep perempuan dalam perspektif Islam dan ke-KOHATI-an
sebagai salah satu materi wajib dalam Basic Training HMI, dan kedua, dibutuhkan kurikulum

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


materi ke-KOHATI-an dan keperempuanan yang akan di diterapkan secara seragam dan merata
dalam setiap jenjang perkaderan HMI.

Fakta kelembagaan dan kader serta gagasan-gagasan inilah yang mendasari lahirnya perencanaan
program TFT yang merupakan training formal KOHATI dengan tujuan (1) Meningkatkan
pemahaman dan kemampuan tekhnis (skill) peserta dalam mengelola latihan sehingga dapat
menjadi trainer (pelatih) yang berkualitas dalam training-training KOHATI dan HMI, (2)
Meningkatkan pemahaman dan kemampuan peserta tentang materi-materi dan tekhnis
penyampaian materi pada training KOHATI dan HMI. TFT dilaksanakan oleh KOHATI
ditingkat Badko yang diikuti oleh HMI-Wati Cabang yang telah memenuhi syarat dan ketentuan.

Sebagai acuan dalam pelaksanaan TFT, KOHATI PB periode 2013-2015 merumuskan


kurikulum Training For Trainer. Adapun penjabarannya dapat dilihat pada silabus materi TFT
dalam tabel berikut ini:

NO Komponen Deskripsi
1 Dekonstruksi Paradigma
Pendidikan dan Filsafat
Pendidikan Islam
Alokasi waktu 4 x 45 Menit

Standar Kompetensi Memahami Paradigma Pendidikan dan Filsafat Pendidikan Islam

Kompetensi Dasar - Peserta memahami paradigma pendidikan


- Peserta memahami hakikat pendidikan
- Peserta memahami filsafat pendidikan
- Peserta memahami filsafat pendidikan islam
- Peserta memahami tujuan dan fungsi dekonstruksi paradigma
pendidikan

Indikator - Peserta dapat menjelaskan paradigma pendidikan


- Peserta dapat menjelaskan hakikat pendidikan
- Peserta dapat menjelaskan filsafat pendidikan
- Peserta dapat menjelaskan filsafat pendidikan islam
- Peserta dapat menjelaskan tujuan dan fungsi dekonstruksi
paradigma pendidikan

Tujuan - Peserta dapat memahami peranan paradigma pendidikan dan


filsafat pendidikan islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi ditengah kehidupan modern.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


- Paradigma Pendidikan
Pokok Bahasan - Hakikat pendidikan
- Filsafat pendidikan islam
- Peranan peradigma pendidikan dan filsafat pendidikan islam
dalam perkembangan IPTEK
- Tujuan dekonstruksi paradigma pendidikan

- Ceramah, FGD, case study dan Brainstorming


Metode
- Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan
Penilaian - Kemampun merevie materi dan Presentasi
- Test Obejektif dan penugasan

- NDP HMI
- Dasar – dasar Filsafat Ilmu:
Referensi - Kajian terhadap Metode, Epistemologi dan sistem Pendidikan:
Fazlur Rahman
- Filsafat Pendidikan Islam : Abd. Rachman Assegaf
- Filsafat Pendidikan : Anas Salahudin
- Buku-buku yang relevan dengan materi pokok
2 Andragogi dan Pedagogi

Alokasi waktu 3 x 45 menit

Standar Kompetensi Memahami metode Andragogi dan Pedagogi dalam training

Kompetensi Dasar - Peserta memahami tentang Andragogi dan Pedagogi .


- Peserta mengetahui perbedaan Andragogi dan Pedagogi
- Peserta memahami pentinganya menerapkan Pedidikan Andragogi
dan Pedagogi.

Indikator - Peserta dapat menjelaskan pengertian Andragogi dan Pedagogi


- Peserta dapat menjelaskan perbedaan Andragogi dan Pedagogi
- Peserta dapat menerapkan andragogi dan pedagogi dalam
pendidikan dan pelatihan

Tujuan - Peserta dapat memahami dan mampu menerapkan metode


Andragogi dan Pedagogi.

Pokok Bahasan - Perbedaan Andragogi dan Pedagogi


- Teknik pelaksanaan Metode Andragogi dan Pedagogi
- Prinsip-prinsip Andragogi dan Pedagogi

Metode Ceramah, simulasi, FGD dan tanya jawab

Penilaian - Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan


- Kemampun mereview materi dan presentasi
- Test objektif dan penugasan

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


- Etika dan partisipasi diluar forum

Referensi Mansour Faqih, Pendidikan Popular: Membangun Kesadaran Kritis


Buku-buku yang relevan dengan materi pokok
3 Pola Umum dan Pola Dasar
Training
Alokasi waktu 3 x 45 menit

Standar Kompetensi - Memahami pola dasar pembinaan training

Kompetensi Dasar - Peserta memahami tujuan training


- Peserta memahami pola dasar training
- Peserta memahami pola pembinaan KOHATI
- Peserta memahami penerapan pola dasar training

Indikator - Peserta dapat menjelaskan tujuan training


- Peserta dapat menjelaskan pola dasar training
- Peserta dapat menjelaskan pola pembinaan KOHATI
- Peserta dapat menerapkan pola dasar training

- Peserta dapat memahami pola pembinaan dan teknik training


Tujuan KOHATI

- Pengertian pola dasar training dan pola pembinaan KOHATI


Pokok Bahasan - Hakikat dan tujuan training KOHATI

Metode Ceramah, simulasi, FGD dan tanya jawab

Penilaian - Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan


- Kemampun merevie materi dan presentasi
- Test objketif dan penugasan

Referensi - Konstitusi HMI


- PDK (Pola Pembinaan KOHATI)
- Buku-buku yang relevan dengan materi pokok
4 Teknik Ice Breaking
Alokasi Waktu 3 x 45 menit

Standar Kompetensi Memahami teknik ice breaking

Kompetensi Dasar - Peserta memahami hakikat dan tujuan ice breaking


- Peserta memahami teknik ice breaking
- Peserta memahami pemilihan ice breaking yang sesuai dengan
materi training

Indikator - Peserta dapat menjelaskan hakikat ice breaking


- Peserta dapat menjelaskan tujuan dan manfaat ice breaking
- Peserta dapat menjelaskan teknik ice breaking

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


- Peserta dapat memilih dan menerapkan ice breaking yang sesuai
dengan materi training

- Peserta dapat memahami maksud dan tujuan serta teknik ice


Tujuan breaking dalam training

Pokok Bahasan - Pengertian ice breaking


- Tujuan dan manfaat ice breaking
- Teknik ice breaking
- Jenis-jenis ice breaking

Metode Ceramah, simulasi, FGD dan tanya jawab

Penilaian - Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan


- Kemampun merevie materi dan presentasi
- Test objektif dan penugasan

Referensi Buku-buku yang relevan dengan materi pokok


5 Simulasi penyampaian
Kepemimpinan dan
Manajemen Organisasi
Alokasi Waktu 4 x 45 menit

Standar Kompetensi Memahami Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi (KMO) dan


simulasi penyampaiannya

Kompetensi Dasar - Peserta memahami tentang karakteristik kepemimpinan


- Peserta memahami manajemen organisasi
- Peserta memahami analisis SWOT dalam KMO
- Peserta memahami simulasi penyampaian KMO

- Peserta dapat menjelaskan karakteristik kepemimpinan


Indikator - Peserta dapat menjelaskan manajemen organisasi
- Peserta dapat menjelaskan analisis SWOT dalam KMO
- Peserta dapat melakukan/mempraktekkan simulasi penyampaian
KMO
- Peserta dapat membuat matriks analisis SWOT dalam KMO

Tujuan Peserta dapat memahami karakteristik kepemimpinan dan manajemen


organisasi dan dapat menerapkan analisis SWOT dalam KMO

Pokok Bahasan - Pengertian dan Karakteristik Kepemimpinan


- Pengertian manajemen dan organisasi
- Analisis SWOT
- Teknik membuat matriks analisis SWOT dalam KMO

Metode Ceramah, simulasi, FGD/case study dan tanya jawab

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Penilaian - Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan
- Kemampun merevie materi dan presentasi
- Test objektif dan penugasan

Referensi Konstitusi HMI, buku-buku yang relevan dengan materi pokok

6 Teknik Fasilitasi
Alokasi waktu 3 x 45 menit

Standar Kompetensi Memahami teknik fasilitasi dalam training

Kompetensi Dasar - Peserta dapat memahami teknik-teknik fasilitasi training


- Peserta dapat memahami perangkat-perangkat training atau
kebutuhan dalam training
- Peserta dapat memahami pendekatan dalam fasilitasi training

Indikator - Peserta dapat menjelaskan teknik fasilitasi dalam training


- Peserta dapat mengidentifikasi perangkat atau kebutuhan dalam
training
- Peserta dapat memilih dan menerapkan pendekatan yang sesuai
dalam menfasilitasi training

Tujuan Peserta dapat memahami dan menerapkan teknik fasilitasi dalam


training baik training formal maupun training informal.

Pokok Bahasan - Pengertian teknik fasilitasi


- Pendekatan dalam fasilitasi
- Perangkat dalam fasilitasi

Metode Ceramah, simulasi dan tanya jawab

Penilaian - Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan


- Kemampun merevie materi dan presentasi
- Test objektif dan penugasan

Referensi Buku-buku yang relevan dengan materi pokok


7 Didaktik Metodik
Alokasi waktu 3 x 45 menit

Standar Kompetensi Memahami metode didaktik dan metodik dalam


pembelajaran/training

Kompetensi Dasar - Peserta dapat mengetahui dan memahami metode didaktik


metodik dalam pembelajaran/training
- Peserta dapat mengetahui prinsip-prinsip didaktik metodik dalam
pembelajaran
- Peserta dapat memahami tujuan didaktik dan metodik dalam
pembelajaran

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Indikator - Peserta dapat menjelaskan metode didaktik metodik dalam
pembelajaran/training
- Peserta dapat menyebutkan prinsip-prinsip didaktik metodik
dalam pembelajaran
- Peserta dapat menjelaskan tujuan didaktik dan metodik dalam
pembelajaran
- Peserta dapat menerapkan metode didaktik metodik yang tepat
dalam pembelajaran/training

Tujuan Peserta dapat memilih dan menerapkan metode didaktik metodik


yang relevan dengan materi dalam pembelajaran dan pelatihan

Pokok Bahasan - Pengertian didaktik dan metodik


- Hubungan didaktik dan metodik
- Prinsip-prinsip didaktik dan metodik
- Tujuan didaktik metodik

Metode Ceramah, simulasi dan tanya jawab

Penilaian - Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan


- Kemampun merevie materi dan presentasi
- Test objektif dan penugasan

Referensi Buku-buku yang relevan dengan materi pokok

8 Simulasi Penyampaian PDK


Alokasi waktu 4 x 45 menit

Standar Kompetensi Memahami dan menyampaikan PDK secara sistematika dan


komprehensif

Kompetensi Dasar - Peserta dapat memahami PDK secara komprehensif


- Peserta dapat menyampaikan PDK secara sistematika

Indikator - Peserta dapat menjelaskan isi PDK


- Peserta dapat menyampaikan PDK pada training dan kajian
KOHATI dan HMI secara sistematis dan komprehensif
- Peserta dapat menjelaskan hubungan PDK dengan Konstitusi HMI
(Sinergitas KOHATI dengan HMI)
- Peserta dapat menjelaskan perangkat yang ada dalam PDK (PDK,
Pola Pembinaan, Platform, Tafsir Tujuan, sifat, fungsi, status,
administrasi dan kesekretariatan KOHATI).

Tujuan Peserta dapat memahami dan menyampaikan PDK secara sistematika


dan komprehensif dalam training HMI dan KOHATI

Pokok Bahasan - Tahap-tahap atau teknik menyampaikan PDK

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


- Perangkat dan isi PDK
- Administrasi dan kesekretariatan KOHATI

Metode Ceramah, simulasi, FGD dan tanya jawab

Penilaian - Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan


- Kemampun merevie materi dan presentasi

Referensi PDK dan Buku-buku yang relevan dengan materi pokok


9 Sistem Evaluasi dan
Penilaian Training

Alokasi waktu 3 x 45 menit

Standar Kompetensi Memahami dan menentukan sistem evaluasi dan penilaian yang
sesuai dengan materi training

Kompetensi Dasar - Peserta dapat memahami sistem evaluasi dan penilaian


- Peserta dapat memahami jenis-jenis sistem evaluasi dan penilaian
- Peserta dapat menentukan sistem evaluasi dan penilaian yang
tepat

Indikator - Peserta dapat menjelaskan sistem evaluasi dan penilaian


- Peserta dapat membedakan evaluasi dan penilaian
- Peserta dapat menyebutkan jenis-jenis sistem evaluasi dan
penilaian
- Peserta dapat memilih sistem evaluasi dan penilaian yang tepat

Tujuan Peserta dapat memahami dan memilih sistem evaluasi dan penilaian
yang tepat dalam mengelola training

Materi - Pengertian evaluasi dan penilaian


- Perbedaan evaluasi dan penilaian
- Jenis-jenis evaluasi dan penilaian
- Teknik evaluasi dan penilaian

Metode Ceramah, simulasi, FGD dan tanya jawab

Penilaian - Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan


- Kemampun merevie materi dan presentasi
- Tes Objektif dan penugasan

Referensi Konstitusi dan buku-buku yang relevan dengan

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


MANUAL JADWAL KURIKULUM
TRAINING FOR TRAINERS (TFT)
KORPS HMI-WATI (KOHATI)
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Alokasi Materi Pelaksana Keterangan


Waktu
3 jam MateriI: Pembongkaran Paradigma
Pendidikan MOT
1 jam Kontrak Belajar MOT
MateriII:Bedah Pedoman Perkaderan Ketua Umum
3 Jam
HMI BPL PB HMI
MateriIII:“Optimalisasi Perkaderan Ketua Umum
4 Jam KOHATI; Menuju Muslimah Kohati PB HMI
berkualitas Insan Cita” PA PB HMI
MateriIV: Pengantar ke instrukturan
4 Jam Fasilitator
dan Kepemanduan
4 Jam Materi V:Teknik Fasilitasi Fasilitator
4 Jam Materi VI:Session Design Fasilitator
Materi VII:AMT, Games, Teknik Ice
Breaking
3 Jam Materi VII:Sistem Evaluasi Fasilitator
4 Jam Simulasi Penyampaian Sejarah Fasilitator
KOHATI
4 Jam Simulasi Penyampaian PDK Fasilitator
4 Jam Simulasi Penyampaian Perempuan Fasilitator
dalam Perspektif Islam.
4 Jam Simulasi Penyampaian Fasilitator
PsykologiPerempuan
4 Jam Simulasi Penyampaian Kesehatan Fasilitator
Reproduksi Perempuan
4 Jam Simulasi Penyampaian Fasilitator
Kepemimpinan&Managemen
Training
4 Jam Aplikasi Sistem Evaluasi dan Fasilitator
Penilaian Training
4 Jam Rencana Tindak Lanjut (RTL) MOT & Peserta

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KURIKULUM UP-GRADING KOHATI

No Komponen Deskripsi

I Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi

Standar Kompetensi: Memahami Kepemimpinan dan Manajemen dalam organisasi

1 Kepemimpinan

Alokasi Waktu 3 jam

Kompetensi Dasar Peserta memahami tentang kepemimpinan yang ideal

Indikator 1. Peserta dapat menjelaskan pengertian kepemimpinan


2. Peserta dapat menyebutkan peran dan fungsi kepemimpinan
3. Peserta dapat menyebutkan gaya kepemimpinan
4. Peserta dapat menyebutkan ciri-ciri kepemimpinan
Rasulullah

Meningkatkan pemahaman tentang karakteristik kepemimpinan


Tujuan
dan tanggungjawab pemimpin

Pokok Bahasan
A. Hakekat, peran dan fungsi kepemimpinan:
1. Pengertian kepemimpinan
2. Teori dan konsepsi kepemimpinan
3. Fungsi dan peran kepemimpinan
4. Syarat-syarat kepemimpinan
5. Model-model kepemimpinan
6. Gaya kepemimpinan

B. Metode dan teknik pengambilan keputusan:


1. Pengertian keputusan
2. Model-model keputusan
3. Prosedur pengambilan keputusan

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


4. Analisis masalah dan pengambilan keputusan

C. Psikologi kepemimpinan
1. Pengertian psikologi kepemimpinan
2. Interaksi dan komunikasi atasan-bawahan
3. Kepemimpinan sebagai komunikator yang efektif
4. Etika kepemimpinan

D. Peran kepemimpinan dan konflik organisasi:


1. Konflik organisasi
Pengertian konflik
Proses terjadinya konflik
Ciri-ciri konflik
Sumber-sumber konflik
Macam-macam metode penyelesaian konflik
2. Peranan kepemimpinan dalam konflik
3. Strategi pemecahan konflik dalam organisasi

E. Hakekat kepemimpinan dalam islam:


1. Konsep amanah
2. Konsep fathonah
3. Konsep siddiq
4. Konsep tabliq

Metode Ceramah, FGD, tanya jawab, case study dan Brainstorming

Penelitian - Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan

- Kemampun merevie materi dan Presentasi

- Test Obejektif dan penugasan

Referensi Al-Qur’an dan terjemahannya

Konstitusi HMI

Referensi yang relevan

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


2 Manajemen

Alokasi Waktu 5x 45 menit

Standar Kompetensi Peserta memahami fungsi manajemen

Peserta dapat menjelaskan maksud dan tujuan manajemen


Indikator Peserta dapat menyebutkan fungsi manajemen
Peserta dapat menerapkan fungsi manajemen dalam berorganisasi

Tujuan Meningkatkan wawasan, pemahaman dan keterampilan tentang


manajemen

Pokok Bahasan A. Hakekat peran dan fungsi manajemen:


1. Pengertian Manajamen
2. Fungsi Manajemen (Perencanaan, Pengorganisasian,
penggerakkan, evaluasi)
3. Unsur-Unsur Manajemen
4. Macam-macam manajemen

B. Sistem informasi manajamen:


1. Pengertian perencanaan
2. Teknik dan prosedur Perencanaan

C. Sistem dan metode pengorganisasian:


1. Pengertian pengorganisasian
2. Tujuan, fungsi dan unsur pengorganisasian
3. Teknik dan prosedur pengorganisasian

D. Sistem dan metode evaluasi:


1. Pengertian evaluasi
2. Tujuan dan sifat evaluasi
3. Macam-macam evaluasi
4. Teknik dan prosedur evaluasi

E. Sistem dan metode penggerakan:


1. Pengertian penggerakan
2. Tujuan dan fungsi penggerakan
3. Azas-azas penggerakan
4. Macam-macam penggerakan

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


5. Teknik dan prosedur penggerakan
6. Perilaku manusia
7. Teori-teori motivasi penggerakan

F. Analisis SWOT:
1. Pengertian, fungsi dan tujuan SWOT
2. Penerapan analisis SWOT dalam organisasi

Ceramah, FGD, case study dan Brainstorming


Metode

Penilaian - Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan


- Kemampun merevie materi dan Presentasi
- Test Obejektif dan penugasan

Referensi Konstitusi HMI

Pengantar manajemen

Referensi yang relevan

3 Organisasi

Alokasi Waktu 4 x 45 menit

Kompetensi Dasar Peserta memahami maksud dan tujuan organisasi

Indikator 1. Peserta dapat menjelaskan maksud dan tujuan organisasi


2. Peserta dapat menyebutkan fungsi organisasi
3. Peserta dapat menjadikan organisasi sebagai wadah untuk
berproses

Tujuan Meningkatkan wawasan, pemahaman, dan kemampuan serta


keterampilan teknis dalam mengelola organisasi.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Pokok Bahasan A. Hakekat dan fungsi organisasi:
1. Pengertian dan fungsi organisasi
2. Ciri-ciri organisasi
3. Prinsip-prinsip organisasi
4. Asas-asas organisasi
5. Model-model organisasi

B. Sistem organisasi modern


1. Syarat-syarat organisasi modern
2. Struktur organisasi modern
3. Prosedur dan meanisme kerja organisasi modern

C. Peran komunikasi dan organisasi modern


1. Arti penting komunikasi
2. Unsur-unsur komunikasi
3. Proses komunikasi
4. Etika berkomunikasi
5. Komunikasi keorganisasian yang efektif dan efisien

Metode Ceramah, FGD, tanya jawab, case study dan Brainstorming

Penilaian - Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan


- Kemampun merevie materi dan Presentasi
- Test Obejektif dan penugasan

Konstitusi HMI
Referensi
Manajemen organisasi

Referensi yang relevan

II Administrasi dan kesekretariatan

Standar Kompetensi: Memahami pengelolaan dan tata tertib adimisnistrasi dan


kesekretariatan organisasi

1 Administrasi dan
kesekretariatan

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Alokasi Waktu 4 x 45 menit

Kompetensi Dasar Peserta dapat memahami pengelolaan dan tata tertib


adimisnistrasi dalam organisasi

1. Peserta dapat menjelaskan pengertian administrasi dan


Indikator kesekretariatan
2. Peserta dapat menjelaskan ruang lingkup administrasi
3. Peserta dapat memahami format surat menyurat dalam HMI
dan menyusunnya.

Meningkatkan kemampuan dan pengelolaan administrasi


Tujuan organisasi

Pokok Bahasan A. Peran, fungsi administrasi dalam organisasi:


1. Pengertian administrasi
2. Fungsi administrasi
3. Ruang lingkup administrasi

B. Organisasi kesekretariatan HMI dan KOHATI


C. Ketatausahaan dan format surat menyurat HMI dan
KOHATI
D. Administrasi dan pengarsipan
E. Keanggotaan KOHATI
F. Inventarisasi, dokumentasi dan publikasi

Metode Ceramah, FGD, tanya jawab, simulasi dan case study

- Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan


Penilaian - Kemampun merevie materi dan Presentasi
- Test Obejektif dan penugasan

Konstitusi HMI
Referensi

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Referensi yang relevan

2 Keprotokoleran

Alokasi Waktu 4 x 45 menit

Kompetensi Dasar Memahami keprotokoleran organisasi khususnya KOHATI dan


HMI

Peserta dapat menjelaskan maksud dan tujuan keprotokoleran


Indikator
dan dapat

dapat mempraktekkannya.

Meningkatkan wawasan, pemahaman, dan kemampuan serta


Tujuan keterampilan teknis tentang keprotokoleran

Pokok Bahasan Keprotekoleran dan atribut organisasi

Metode Ceramah, FGD, tanya jawab, peragaan dan case study

Penilaian - Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan


- Kemampun merevie materi dan Presentasi
- Test Obejektif dan penugasan

Konstitusi HMI dan buku-buku yang relevan dengan materi


Referensi
pokok
III Personalia/Kepengurusan

Standar Kompetensi: Meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam mengelola


organisasi

1 Struktur organisasi
dan kepemimpinan

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Alokasi Waktu 30 jam

Kompetensi Dasar Peserta dapat memahami peran dan fungsinya sesuai dengan
tupoksinya.

1. Peserta dapat menjelaskan tugas dan tanggungjawabnya sesuai


Indikator
dengan tupoksi atau bidangnya.
2. Peserta dapat melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya.

Meningkatkan kualitas pemahaman dan kemampuan teknis dalam


Tujuan pengelolaan organisasi.

1. Pengantar manajemen organisasi


Pokok Bahasan
2. Tata kerja dan mekanisme organisasi
a. Struktur kekuasaan

1). Musyawarah Nasional KOHATI

2). Musyawarah KOHATI Cabang

3). Musyawarah KOHATI Komisariat

b. struktur pimpinan

1). KOHATI pengurus besar

 status
 tugas dan wewenang
 struktur organisasi
 komposisi personalia
 wewenang dan tanggung jawab bidang kerja
 mekanisme dan instansi pengambilan keputusan
2). KOHATI Badan Koordinasi

 status
 tugas dan wewenang
 struktur organisasi
 komposisi personalia
 wewenang dan tanggung jawab bidang kerja
 mekanisme dan instansi pengambilan keputusan
3). KOHATI Cabang

 status
 tugas dan wewenang

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


 struktur organisasi
 komposisi personalia
 wewenang dan tanggung jawab bidang kerja
 mekanisme dan instansi pengambilan keputusan
4). KOHATI Koordinator Komisariat

 status
 tugas dan wewenang
 struktur organisasi
 komposisi personalia
 wewenang dan tanggung jawab bidang kerja
 mekanisme dan instansi pengambilan keputusan
5) KOHATI Komisariat

 status
 tugas dan wewenang
 struktur organisasi
 komposisi personalia
 wewenang dan tanggung jawab bidang kerja
 mekanisme dan instansi pengambilan keputusan

3. Islam dan etos kerja


4. Strategi perencanaan,meliputi :
a) Analisis SWOT
b) Publik Relation
c) Net work
5. Psikologi organisasi
6. Teknik pengambilan keputusan
7. Manajemen sumber daya manusia
8. System informasi manajemen

Ceramah, FGD, tanya jawab, peragaan dan case study


Metode
- Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan
Penilaian - Kemampun merevie materi dan Presentasi
- Test Obejektif dan penugasan

Konstitusi HMI dan PDK


Referensi Referensi yang relevan

IV Keuangan dan Harta Benda

Standar Kompetensi: Memahami Penganggaraan dan pengelolaan keuangan organisasi

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


yang akuntabel dan transparan.

1 Sistem Penganggaraan
dan pengelolaan
keuangan

Alokasi Waktu 4 x 45 menit

Kompetensi Dasar
Peserta dapat memahami Penganggaraan dan penyusunan laporan
keuangan organisasi yang akuntabel dan transparan.

Indikator
Peserta dapat menyusun penganggaraan dana kegiatan organisasi
Peserta dapat mengelola keuangan organisasi sesuai kebutuhan
organisasi
Peserta dapat menyusun laporan keungan organisasi

Tujuan Dapat memprioritaskan tercapainya efektivitas dan efisiensi serta


sinkronisasi antara anggaran dengan pelaksanaan aktvitas organisasi

Pokok Bahasan Fungsi penganggaraan


Syarat penganggaraan
Tahap-tahap penyusunan penganggaraan
Mekanisme persetujuan
Tahap pelaksanaan

Metode Ceramah, latihan menyusun laporan keungan

Penilaian Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan


Kemampun merevie materi dan Presentasi
Test Obejektif dan penugasan

Referensi Konstitusi HMI


Referensi yang relevan

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KURIKULUM LATIHAN PRA NIKAH

I. Deskripsi : Pendidikan Pra nikah merupakan salah stau training


informal di KOHATI yang merupakan training untuk
mempersiapkan kader menghadapi pernikahan, sehingga
mampu mengelola perannya dengan baik sebagai istri
dan ibu bagi anak-anak serta mampu membina keluarga
sakinah, mawadah warahmah.

II. Sasaran : HMI-Wati dan HMI-Wan

III. Standar kompetensi : Setelah mengikuti training ini peserta memiliki wawasan
dan pengetahuan mendalam terkait pernikahan dan
Rumah Tangga Keluarga.

IV. Kompetensi dasar : 1. Peserta memiliki pemahaman pernikahan


2. Peserta mengetahui manajemen keluarga
3. Peserta memahami psikologi pernikahan
V. Materi inti : 1. Pemahaman pernikahan
2. Manajemen keluarga
3. Psikologi pernikahan
VI. Materi penunjang : Materi berkaitan dengan kearifan lokal

VII. Metode dan proses : Proses pelatihan dan pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan metode pembelajaran active learning,
dengan berpedoman pada teori belajar kontruktivisme,
maka metode-metode pembelajaran yang digunakan
adalah metode yang mengaktifikan peserta (peran peserta
lebih dominan) dan dilengkapi dengan praktik untuk
penguatan kemampuan psikomotorik peserta.

VIII. Penyelenggara : KOHATI HMI Cabang dan KOHATI Badko

IX. Alokasi waktu : 18 jam

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


X. Evaluasi : 1. Sebelum training berlangsung dilakukan pre test
(screening test) dan penilaian
2. Post test dilakukan setelah materi selesai
3. Test skala sikap dilakukan untuk menilai sikap
peserta selama kegiatan
4. Tes akhir adalah test berkaitan dengan keseluruhan
materi pelatihan
XI. Referensi dan : 1. Referensi: peserta dan narasumber serta pengelola
narasumber dapat menggunakan referensi terbaru yang berkaitan
dengan materi-materi
2. Narasumber: bagi penyelenggara kegiatan
narasumber yang diundang adalah narasumber yang
memiliki kompetensi dan spesifikasi di bidangnya
dan diutamakan dari keluarga besar HMI

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Materi Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indicator Alokasi waktu

I. Pemahaman Pernikahan 10 x 45 menit

Peserta dapat memahami hal- Hukum pernikahan 1. Mengetahui Kedudukan pernikahan 3 x 45 menit
hal yang berkaitan dengan 2. Mengetahui Status hukum nikah
pernikahan 3. Mengetahui Prinsip pernikahan
4. Menjelaskan definisi sakinah,
mawadah warahmah
Etika pernikahan 1. Menjelaskan Hakikat, visi, misi, 2 x 45 menit
tujuan dan fungsi nikah
2. Mengetahui Nikah Sirri dan
Nikah Gantung
3. Mengetahui Aqiqah dan
Pendidikan Anak
Pemahaman awal 1. Mengetahui kiat-kiat Menemukan 3 x 45 menit
pernikahan jodoh ideal
2. Mengetahui Motivasi dan Visi
pernikahan
3. Menganalisas persiapan diri menuju
pernikahan
4. Memahami kiat menjadikan
pernikahan agar berkah
Persiapan pernikahan 1. Mengetahui medis pranikah bagi 2 x 45 menit
perempuan dan laki-laki
2. Memahami urgensi medis pra nikah
bagi pasangan

II. Manajemen Rumah Tangga 8 x 45 menit

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Peserta dapat memahami Hak dan kewajiban 1. Menjelaskan hak-hak suami istri 2 x 45 menit
Manajemen Rumah Tangga Rumah Tangga 2. Menjelaskan kewajiban-kewajiban
suami istri
3. Kiat bernegosiasi antara hak dan
kewajiban bersama
Finansial 1. Memahami kebebasan finansial 2 x 45 menit
keluarga
2. Mampu mengelola finansial
keluarga
3. Mampu mengendalikan kebutuhan
rumah tangga dengan baik
Komunikasi 1. Mengetahui prinsi-prinsip 2 x 45 menit
komunikasi
2. Menjelaskan kiat-kiat
mengkomunikasikan kebutuhan dan
keinginan
3. Memahami kmomunikasi efektif
dalam keluarga
Problematika rumah 1. Strategi penyelesaian problematika 2 x 45 menit
tangga rumah tangga
2. Menjadikan masalah rumah tangga
menjadi masalah bersama dan
menemukan solusi bersama
3. Memahami kiat menjaga
romantisme dan keharmonisan
rumah tangga
III.Psikologi pernikahan dan Rumah Tangga 6 x 45 menit

Peserta dapat memahami Psikologi pasangan 1. Mengetahui psikologi pasangan 2 x 45 menit

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Psikologi Rumah Tangga 2. Memahami perbedaan dan
ketidaksempurnaan pasangan
Kesehatan reproduksi 1. Mengetahui kesehatan reproduksi 2 x 45 menit
2. Mengetahui tanda-tanda kehamilan
3. Memahami kiat menjaga kesehatan
ibu dan anak selama kehamilan
Seks dan kebahagiaan 1. Mengetahui esensi seks dan 2 x 45 menit
kebahagiaan
2. Memahami persoalan-persoalan
terkait seks dan kebahagiaan

IV. Materi kearifan lokal (materi-materi yang berkaitan dengan keaderahan, misalnya materi-materi tentang adat dan kultur
pernikahan di daerah penyelenggara kegiatan, ini bisa menjadi ajang sharing kultur kedaerahan

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KURIKULUM LATIHAN KEWIRAUSAHAAN

I. Deskripsi : Pelatihan kewirausahaan (Entreprenuer Training) merupakan salah satu training informal di
KOHATI yang merupakan salah satu sarana mengembangkan potensi jiwa wirausaha kader
serta mampu mewujudkan kemandirian kader sesuai dengan main isu KOHATI yakni
“kemandirian”.

II. Sasaran : Kader HMI-wati yang telah enam bulan lulus LK-1

III. Standar Kompetensi : Setelah mengikuti training ini peserta memiliki keterampilan khusus tentang kewirausahaan
dan dapat menerapkannya dalam kehidupan.

IV. Kompetensi dasar : 1. Peserta memiliki dan menumbuhkan jiwa wirausaha


2. Peserta memiliki kemampuan managerial usaha
3. Memiliki keterampilan berwirausaha
4. Peserta memiliki kemampuan berfikir logic
V. Materi inti : 1. Jiwa Wirausaha
2. Managerial Usaha
3. Keterampilan Berwirausaha
4. Berfikir Logic
VI. Materi penunjang : Materi berkaitan dengan kearifan local

VII. Metode dan proses : Proses pelatihan dan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran
aktive learning, dengan berpedoman pada teori belajar kontruktivisme, maka metode-metode
pembelajaran yang digunakan adalah metode yang mengaktifikan peserta (peran peserta lebih

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


dominan).

III. Penyelenggara : KOHATI HMI Cabang

IX. Alokasi waktu : 28 x 45 menit

X. Evaluasi : 1. Sebelum training berlangsung dilakukan pre test (screening test) dan penilaian bussines
plan
2. Post test dilakukan setelah materi selesai
3. Test skala sikap dilakukan untuk menilai sikap peserta selama kegiatan
4. Tes akhir adalah test berkaitan dengan keseluruhan materi pelatihan
XI. Referensi dan narasumber : 3. Referensi: peserta dan narasumber serta pengelola dapat menggunakan referensi terbaru
yang berkaitan dengan materi-materi
4. Narasumber: bagi penyelenggara kegiatan narasumber yang diundang adalah narasumber
yang memiliki kompetensi dan spesifikasi di bidangnya dan diutamakan dari keluarga
besar HMI

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Materi Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Alokasi Waktu

I. Jiwa Wirausaha 8 x 45 Menit

Peserta Memiliki dan Memiliki etika dan jiwa 1. Memahami makna etika dan Jiwa 2 x 45 menit
menumbuhkan jiwa kewirausahaan yang kewirausahaan
wirausaha meliputi: sikap sopan 2. Mampu berperilaku yang didasari oleh etika
santun, jujur, disiplin, dan jiwa kewirausahaan
3. Memiliki semangat Berwirausaha
tekun, semangat kerja,
4. Mampu menunjukkan watak/karakteristik
tahu diri, tenggangrasa, sebagai wirausaha
ulet

dan kesederhanaan
sebagai wirausaha

Mampu 1. Mampu menyampaikan pesan secara efektif 2 x 45 menit


melalui komunikasi lisan dalam pergaulan
berkomunikasi sosial usaha
2. Mampu menyampaikan pesan secara efektif
secara efektif melalui komunikasi tulisan dalam pergaulan
usaha
sebagai seorang
3. Mampu menjadi pendengar yang baik dan kritis
wirausaha dalam komunikasi sosial

Mampu 1. Mampu mengidentifikasi mitra usaha 2 x 45 menit


(pemasok, distributor, perbankan/finance, dan
membangun pelanggan)

2. Mampu menjalin relasi dengan mitra usaha

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


jaringan usaha dengan prinsip win-win
3. Mampu
menjaga/merawat
pelanggan lama
menambah
4. Mampu mengembangkan
p/elanggan baru

Mampu 1. Mampu bekerja dalam tim (tim work) dalam 2x 45 menit


menjalankan Wirausaha
membangun 2. Mampu bernegosiasi dalam membangun kerja
sama
kerjasama dalam 3. Mampu menyusun nota kerjasama dengan mitra
kerja
berwirausaha

II. Kemampuan Manajerial Usaha Kecil 4 x 45 Menit

Peserta Memiliki Menguasai 1. Memahami pembukuan sederhana usaha 2 x 45 menit


kemampuan manajerial 2. Mampu mengelola keuangan secara efektif dan
administrasi usaha efisien,
usaha kecil
3. Mampu mencari sumber dana dan
kecil menggunakannnya secara tepat, dan
mengendalikannya
Menguasai 1. Menguasai pengetahuan produk barang/jasa 2 x 45 menit
yang dipasarkan
Pemasaran 2. Mampu mengemas barang/jasa yang dipasarkan
sehingga menarik konsumen
3. Mampu menetapkan harga produk atau jasa
berdasarkan analisa biaya produksi dan biaya
pemasaran
4. Mampu melakukan kegiatan promosi yang
efektif dan efisien untuk menguasai pasar

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


III.Keterampilan Berwirausaha 8 x 45 menit

Memiliki keterampilan Mampu membaca 1. Menganalisis peluang usaha 1 x 45 Menit


berwirausaha peluang usaha 2. Mengidentifikasi sumber daya, produk dan jasa
yang dapat dikembangkan
Mampu memilih jenis 1. Mampu melakukan studi kelayakan usaha 1 x 45 menit
usaha yang akan 2. Dapat membaca pangsa pasar
dijalankan 3. Mampu memilih produk dan jasa yang akan
ditawarkan
Mampu merencanakan 1. Mengetahui komponen-komponen rencana 2 x 45 menit
usaha usaha
2. Mampu memetakan lokasi usaha yang strategis
3. Menjelaskan syarat-syarat pendirian usaha
4. Membuat rencana usaha
Mampu menjalankan 1. Mampu memetakan sumber daya untuk modal 1 x 45 menit
usaha 2. Mengetahui pengelolaan dan mengendalikan
modal secara baik dan akurat
3. Dapat melakukan transaksi jual beli
4. Mampu memisahkan uang pribadi dan usaha
Mampu 1. Mengetahui perilaku konsumen 1 x 45 menit
mempertahankan usaha 2. Menerapkan teknik-teknik pemasaran
3. Analisa teknik kepuasan pelanggan
4. Mampu merancang strategi persaingan usaha
Mampu memahami 1. Mampu menganalisis kemajuan usaha 2 x 45 menit
strategi pengembangan 2. Mengetahui cara-cara pengembangan usaha
usaha

IV. Kemampuan berfikir logis 8 x 45 menit

Peserta memiliki Mampu 1. Mampu membaca kondisi lingkungan usaha 1 x 45 menit


kemampuan berfikir logic dan pasar
2. Mampu memprediksi pengaruh kondisi

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


menganalisis kondisi lingkungan usaha dan pasar terhadap
perkembangan usaha
lingkungan dan

pasar

Mampu 1. Mampu menghitung aliran kas (cash flow) 2 x 45 menit


usaha
menganalisis kondisi 2. Mampu menghitung rugi laba Perusahaan
3. Mampu menghitung Break Event Point (BEP)
usaha 4. Mampu menentukan kondisi usaha apakah
dalam keadaan maju (positif) atau mundur
(negative)
Mampu mengambil 1. Mampu menginventarisir alternatif keputusan 1 x 45 menit
dalam menjalankan dan mengembangkan usaha
keputusan dan 2. Mampu mempertimbangkan berbagai resiko
untuk setiap alternative keputusan
mengambil resiko 3. Mampu menentukan alternatif keputusan
terbaik dengan resiko terkecil

Mampu 1. Memiliki kepekaan terhadap setiap peluang 2 x 45 menit


usaha yang ada
memanfaatkan 2. Mampu melakukan analisis SWOT untuk
menganalisa fisibilitas peluang usaha
peluang 3. Mampu memanfaatkan peluang menjadi bidang
usaha
Menguasai inovasi 1. Mampu melakukan inovasi dalam menjalankan 1 x 45 menit
usaha sesuai perubahan pasar
Usaha 2. Mampu membaca kecenderungan perubahan
pasar
V. Materi kearifan lokal (materi ini dikondisikan sesuai dengan kebutuhan daerah pelaksana kegiatan) dengan tetap memperhatian
efektivitas dan manfaat dari materi yang disajikan

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KURIKULUM LATIHAN KADER SENSITIVE GENDER (LKSG)
(Peserta Seluruh Kader HMI)

Materi : Filsafat Manusia


Alokasi Waktu : 2 jam
Tujuan : Untuk memahami hakikat manusia serta memahami diri sendiri sehingga
kader mampu meningkatkan kualitas pemahaman dan kesadaran akan sisi kemanusiaan dalam
diri individu dan sosial.

Pokok Pembahasan / Sub Pokok Bahasan:

1. Filsafat manusia (sebuah pendahuluan)


2. Esensi manusia menurut sejumlah aliran dalam filsafat
3. Kedudukan manusia dalam filsafat Humanistik dan ilmu-ilmu sosial humanistik
4. Pertarungan jiwa dan tubuh: Filsafat Rene Descartes
5. Kehendak buta: Filsafat Arthur Schopenhouer
6. Kehendak untuk berkuasa dan manusia unggul: filsafat Friedrich Nietzsche
7. Perkembangan akal budi manusia dan zaman positif: filsafat Auguste Comte
8. Eksistensi manusia sebagai individu: Edmund Husseri
9. Struktur Kesadaran manusia dalam cahaya fenomenologi Edmund Husseri
10. Eksistensi yang otentik menurut Martin Heidegger
11. Konflik eksistensi manusia menurut Jean Paul Sartre
12. Manusia dalam kungkungan struktur: pemahaman awal soal strukturalisme
13. Rasio manusia dalam narasi postmodernisme
14. Teori kosmologi gender menurut Sachiko Murata (buku The Tao of Islam)

Metode: Ceramah, Diskusi, Dialog.


Evaluasi: Test objektif/subjektif dan analisa kasus

Materi : Relavansi Keadilan Gender dalam Perspektif Islam


Alokasi Waktu : 2 jam
Tujuan : Memberikan Pemahaman dasar soal seks dan gender, dan relevansinya
didalam al-Quran dan Hadits.

Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan:

1. Teori dasar Seks dan Gender


2. Aliran feminisme (pemahaman dasar)
3. Al-Quran dan Hadits yang berkaitan dengan keadilan gender
4. Jenis-jenis ketidakadilan gender (pemahaman secara mendetail, diharapkan dari peserta
mampu menganalisa kasus dari beberapa jenis ketidakadilan gender)
5. Perempuan dalam perspektif Islam (wacana umum dari beberapa persoalan agama dan
perempuan)

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


6. Rekonstruksi metodologi wacana gender dalam Islam.

Metode: Ceramah, Diskusi, Dialog, studi kasus


Evaluasi: Test objektif/subjektif dan analisa kasus

Materi : Sejarah Gerakan Perempuan


Alokasi Waktu : 2 jam
Tujuan : Mampu memahami secara Historis tentang pergerakan perempuan baik
di Indonesia maupun di dunia Internasional serta hal-hal yang menjadi tujuan perjuangan
gerakan perempuan.

Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan:

1. Gender sebagai konsep yang diperjuangkan


2. Gerakan dan organisasi perempuan pra dan pasca kemerdekaan
3. Kohati sebagai bagian dari sejarah gerakan perempuan

Metode: Ceramah, Diskusi, Dialog.


Evaluasi: Test objektif/subjektif dan analisa kasus

Materi : Sejarah Perjuangan Ummahatul Mu’minin Sebagai Teladan


Alokasi Waktu : 2 jam
Tujuan : Mengetahui sejarah perjuangan Ummahatul Mu’minin dan mampu di
implementasikan pada nilai-nilai kehidupan.

Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan:

1. Definisi Ummahatul Mu’minin


2. Biografi singkat Ummahatul Mu’minin
3. Kemuliaan dan keutamaan dari masing-masing Ummahatul Mu’minin

Metode: Ceramah, Diskusi, Dialog.


Evaluasi: Test objektif/subjektif dan analisa kasus

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Materi : KOHATI Sebagai Organisasi Perempuan
Alokasi Waktu : 2 jam
Tujuan : meningkatkan kualitas pemahaman landasan gera dan arah perjuangan
KOHATI sebagai organisasi perempuan.

Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan:

1. Pengantar manajemen organisasi


2. Struktur kekuasaan di lembaga KOHATI
3. Sifat KOHATI dan kaitannya dengan HMI
4. Strategi perencanaan, meliputi: analisis SWOT, Public Relation, Networking.
5. Platform gerakan
6. Tafsir tujuan KOHATI
7. Pedoman Pembinaan KOHATI.

Metode: Ceramah, Diskusi, Dialog, mind mapping, peragaan dan Studi Kasus.
Evaluasi: Test objektif/subjektif dan analisa kasus

Materi : Analisis Gender Sebagai Alat Transformasi Sosial


Alokasi Waktu : 2 jam
Tujuan : meningkatkan kualitas pemahaman dan kemampuan teknis dalam
menganalisis kondisi sosial dengan menggunakan metode analisis gender.

Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan:

1. Definisi dan konsep analisis gender


2. Model teknik analisis gender
3. Negara, media dan eksploitasi tubuh terhadap perempuan

Metode: Ceramah, Diskusi, Dialog, mind mapping, peragaan dan Studi Kasus.
Evaluasi: Test objektif/subjektif dan analisa kasus

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Materi : Strategi Advokasi dan Kebijakan Hukum Persoalan Perempuan
Alokasi Waktu : 2 jam
Tujuan :

Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan:

1. Pemahaman dasar soal advokasi


2. Isu perempuan dan anak dengan framing dan reframing
3. Advokasi dan bantuan hukum
4. Advokasi media
5. Strategi hearing
6. Strategi healing

Metode: Ceramah, Diskusi, Dialog, mind mapping, peragaan dan Studi Kasus.
Evaluasi: Test objektif/subjektif dan analisa kasus

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII
Nomor : 01/MUNAS XXII/1/1437 H

Tentang

AGENDA ACARA
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati ke-
XXII, setelah:
MENIMBANG : Bahwa untuk menjaga kelancaran pelaksanaan Musyawarah Nasional Korps HMI-
Wati ke-XXII, maka dipandang perlu untuk mengesahkan Agenda Acara
Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati ke-XXII.

MENGINGAT : 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI


2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI
3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil pembahasan Sidang Pleno I MUNAS KOHATI ke-XXII pada tanggal 13
Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 25 November 2015 M di Gedung
Juang 45, Pekanbaru.
2. Saran dan pendapat yang berkembang pada MUNAS KOHATI ke-XXII.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Agenda Acara Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati ke-XXII sebagaimana


terlampir.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali apabila
terdapat kekeliruan dalam penetapannya.

Billahitaufiq Wal Hidayah.

Ditetapkan di: Gedung Juang 45 Pekanbaru


Pada Tanggal : 13 Shafar 1437 H
25 November 2015 M
Waktu : 15.15 WIB

PIMPINAN SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL


KORPS HMI-WATI KE-XXII

Tyas Wulansih Damrah Noer Hayati Yeni Patrizia


Koordinator SC SC SC

Isyana Kurniasari Lilik Mutafida Rusyanti Naila Fitria


SC SC SC SC

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATIKE-XXII
Nomor : 02/MUNAS XXII/1/1437 H

Tentang

TATA TERTIB
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati ke-
XXII, setelah:

MENIMBANG : Bahwa untuk menjaga kelancaran pelaksanaan Musyawarah Nasional Korps HMI-
Wati ke-XXII, maka dipandang perlu untuk mengesahkan Tata Tertib Musyawarah
Nasional ke-Korps HMI-Wati Ke-XXII Himpunan Mahasiswa Islam.

MENGINGAT : 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI


2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI
3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil pembahasan Sidang Pleno I MUNAS KOHATI ke-XXII pada tanggal
.....Muharram 1437 H bertepatan dengan tanggal ..... November 2015 M di
Gedung Juang 45, Pekanbaru.
2. Saran dan pendapat yang berkembang pada MUNAS KOHATI ke-XXII.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Tata Tertib Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII sebagaimana


terlampir.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila terdapat
kekeliruan dalam penetapannya.

Billahitaufiq Wal Hidayah.

Ditetapkan di: Gedung Juang 45, Pekanbaru


Pada Tanggal : .....Muharram 1437 H
......November 2015 M
Waktu :...................WIB

PIMPINAN SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL


KORPS HMI-WATI KE-XXII

Tyas Wulansih Damrah Noer Hayati Yeni Patrizia


Koordinator SC SC SC

Isyana Kurniasari Lilik Mutafida Rusyanti Naila Fitria Maghfirah Rafiah


SC SC SC SC SC

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Nomor : 03/MUNAS XXII/1/1437 H

Tentang

TATA TERTIB PEMILAHAN PRESIDIUM SIDANG


MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXII, setelah:

MENIMBANG : Bahwa untuk menjaga kelancaran pelaksanaan Musyawarah Nasional Korps HMI-
Wati Ke-XXII, maka dipandang perlu untuk mengesahkan tata tertib pemilihan
presídium sidang Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII.

MENGINGAT : 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI


2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI
3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil pembahasan Sidang Pleno I MUNAS KOHATI ke-XXII pada


……Muharram 1437 H bertepatan dengan tanggal ……November 2015 M di
Gedung Juang 45, Pekanbaru.
2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional Korps HMI-
Wati Ke-XXII.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Tata tertib pemilihan presídium sidang Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati
Ke-XXII.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila terdapat
kekeliruan dalam penetapannya

Billahitaufiq Wal Hidayah.

Ditetapkan di : Gedung Juang 45, Pekanbaru


Pada Tanggal : …Muharram 1437 H
…November 2015 M
Waktu :...................WIB

PIMPINAN SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL


KORPS HMI-WATI KE-XXII

Tyas Wulansih Damrah Noer Hayati Yeni Patrizia


Koordinator SC SC SC

Isyana Kurniasari Lilik Mutafida Rusyanti Naila Fitria Maghfirah Rafiah


SC SC SC SC SC

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Nomor : 04/MUNAS XXII/1/1437 H

Tentang

PRESIDIUM SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXII, setelah:

MENIMBANG : Bahwa untuk menjaga kelancaran pelaksanaan Musyawarah Nasional Korps HMI-
Wati Ke-XXI, maka dipandang perlu untuk mengesahkan presídium sidang
Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII.

MENGINGAT : 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI


2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI
3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil pembahasan Sidang Pleno I MUNAS KOHATI ke-XXII pada tanggal 15
Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 27 November 2015 M di Gedung
Juang 45, Pekanbaru.
2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional Korps HMI-
Wati Ke-XXII.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Mengesahkan Presídium sidang Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-


XXII sebagai berikut:
- MUSYAROFAH
- RIYANTI PULUHULAWA
- IMANAH
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila terdapat
kekeliruan dalam penetapannya

Billahitaufiq Wal Hidayah.

Ditetapkan di : Gedung Juang 45, Pekanbaru


Pada Tanggal : 15 Shafar 1437 H
27 November 2015 M
Waktu :...................WIB

PIMPINAN SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL


KORPS HMI-WATI KE-XXII

Tyas Wulansih Damrah Noer Hayati Yeni Patrizia


Koordinator SC SC SC

Isyana Kurniasari Lilik Mutafida Rusyanti Naila Fitria Maghfirah Rafiah


SC SC SC SC SC

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Nomor : 05/MUNAS XXII/1/1437 H

Tentang

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN


MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXII, setelah:

MENIMBANG : Bahwa untuk menjaga kelancaran pelaksanaan Musyawarah Nasional Korps HMI-
Wati Ke-XXII, maka dipandang perlu untuk mengesahkan Laporan Pertanggung
Jawaban Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII.

MENGINGAT : 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI


2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI
3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK

MEMPERHATIKAN : 3. Hasil pembahasan Sidang Pleno II MUNAS KOHATI ke-XXII pada tanggal 15
Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 27 November 2015 M di Gelanggang
Takraw Pekanbaru.
4. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional Korps HMI-
Wati Ke-XXII.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Mengesahkan Laporan Pertanggung Jawaban Musyawarah Nasional Korps


HMI-Wati Ke-XXII.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila terdapat
kekeliruan dalam penetapannya.

Billahitaufiq Wal Hidayah.

Ditetapkan di : Gedung Juang 45, Pekanbaru


Pada Tanggal : 15 Shafar 1437 H
27 November 2015 M
Waktu : WIB

PRESIDIUM SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII

Musyarofah Riyanti Imanah


Presdium I Presidium II Presidium III

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Nomor : 06/MUNAS XXII/1/1437 H

Tentang

PERNYATAAN DEMISIONER PENGURUS KOHATI PB HMI


MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXII, setelah:

MENIMBANG : Bahwa untuk menjaga kelancaran pelaksanaan Musyawarah Nasional Korps HMI-
Wati Ke-XXII, maka dipandang perlu untuk mengesahkan pernyataan demisioner
pengurus KOHATI PB HMI Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII.

MENGINGAT : 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI


2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI
3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil pembahasan Sidang Pleno II MUNAS KOHATI ke-XXII pada tanggal
……Muharram 1437 H bertepatan dengan tanggal ….. November 2015 M di
Gelanggang Takraw Pekanbaru.
2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional Korps HMI-
Wati Ke-XXII.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : Mengesahkan Pernyataan Demisioner Pengurus KOHATI PB HMI Musyawarah


Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII.

Billahitaufiq Wal Hidayah.

Ditetapkan di: Museum Nila Utama, Pekanbaru


Pada Tanggal : 18 Shafar 1437 H
30 November 2015 M
Waktu : 00.42 WIB

PRESIDIUM SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII

Musyarofah Riyanti Imanah


Presdium I Presidium II Presidium III

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Nomor : 07/MUNAS XXII/1/1437 H

Tentang

PDK, Platform dan Pedoman Pembinaan Kohati


MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXII, setelah:

MENIMBANG : Bahwa untuk menjaga kelancaran mekanisme organisasi, maka dipandang perlu
untuk mengesahkan Pedoman Dasar KOHATI.

MENGINGAT : 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI


2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI
3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil pembahasan Sidang Pleno III MUNAS KOHATI ke-XXII pada tanggal 19
Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 01 Desember 2015 M di Museum Nila
Utama, Pekanbaru.
2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional Korps HMI-
Wati Ke-XXII.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Pedoman Dasar Kohati sebagaimana terlampir.


2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila terdapat
kekeliruan dalam penetapannya

Billahitaufiq Wal Hidayah.

Ditetapkan di: Museum Nila Utama, Pekanbaru


Pada Tanggal : 19 Shafar 1437 H
01 Desember 2015 M
Waktu : 05.23 WIB

PRESIDIUM SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII

Musyarofah Riyanti Imanah


Presdium I Presidium II Presidium III

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Nomor : 09/MUNAS XXII/1/1437 H

Tentang

REKOMENDASI
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXII, setelah:

MENIMBANG : Bahwa untuk menjaga kelancaran mekanisme organisasi, maka dipandang perlu
untuk mengesahkan Rekomendasi Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXII.

MENGINGAT : 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI


2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI
3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil pembahasan Sidang Pleno III MUNAS KOHATI ke-XXII pada tanggal 19
Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 01 Desember 2015 M di Museum Nila
Utama, Pekanbaru.
2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional Korps HMI-
Wati Ke-XXII.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Rekomendasi Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII sebagaimana


terlampir.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila terdapat
kekeliruan dalam penetapannya.

Billahitaufiq Wal Hidayah.

Ditetapkan di: Museum Nila Utama, Pekanbaru


Pada Tanggal : 19 Shafar 1437 H
01 Desember 2015 M
Waktu : 05.28 WIB

PRESIDIUM SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII

Musyarofah Riyanti Imanah


Presdium I Presidium II Presidium III

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Nomor : 08/MUNAS XXII/1/1437 H

Tentang

PROGRAM KERJA NASIONAL


MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXII, setelah:

MENIMBANG : Bahwa untuk menjaga kelancaran mekanisme organisasi, maka dipandang


perlu untuk mengesahkan Program Kerja Nasional KOHATI Periode 2015-
2017.

MENGINGAT : 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI


2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI
3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil pembahasan Sidang Pleno III MUNAS KOHATI ke-XXII pada
tanggal 19 Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 01 Desember
2015 M di Museum Nila Utama, Pekanbaru.
2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional
Korps HMI-Wati Ke-XXII.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Program Kerja Nasional KOHATI PB periode 2015-2017 sebagaimana


terlampir.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila
terdapat kekeliruan dalam penetapannya.

Billahitaufiq Wal Hidayah.

Ditetapkan di: Museum Nila Utama, Pekanbaru


Pada Tanggal : 19 Shafar 1437 H
01 Desember 2015 M
Waktu : 05.26 WIB

PRESIDIUM SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII

Musyarofah Riyanti Imanah


Presdium I Presidium II Presidium III

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Nomor : 10/MUNAS XXII/1/1437 H

Tentang

KURIKULUM TRAINING FORMAL KOHATI


MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXII, setelah:

MENIMBANG : Bahwa untuk menyeragamkankan materi dan metodologi training Formal


Kohati, maka dipandang perlu untuk mengesahkan Kurikulum Training
Formal Kohati sebagai acuan dalam proses perkaderan Kohati.

MENGINGAT : 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI


2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI
3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK
4. Pedoman Perkaderan HMI

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil pembahasan Sidang Pleno III MUNAS KOHATI ke-XXII pada
tanggal 19 Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 01 Desember 2015
M di Museum, Nila Utama, Pekanbaru.
2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional Korps
HMI-Wati Ke-XXII.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Kurikulum Training Formal Kohati sebagaimana terlampir.


2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila
terdapat kekeliruan dalam penetapannya.

Billahitaufiq Wal Hidayah.

Ditetapkan di : Museum Nila Utama, Pekanbaru


Pada Tanggal : 19 Shafar 1437 H
01 Desember 2015 M
Waktu : 05.31WIB

PRESIDIUM SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII

Musyarofah Riyanti Imanah


Presdium I Presidium II Presidium III

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Nomor : 11/MUNAS XXII/1/1437 H

Tentang

KURIKULUM TRAINING NON FORMAL KOHATI


MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXII, setelah:

MENIMBANG : Bahwa untuk menyeragamkankan materi dan metodologi training Non


Formal Kohati, maka dipandang perlu untuk mengesahkan Kurikulum
Training Non Formal Kohati sebagai acuan dalam proses perkaderan Kohati.

MENGINGAT : 5. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI


6. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI
7. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK
8. Pedoman Perkaderan HMI

MEMPERHATIKAN : 3. Hasil pembahasan Sidang Pleno III MUNAS KOHATI ke-XXII pada
tanggal 19 Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 01 Desember 2015
M di Museum Nila Utama Pekanbaru.
4. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional
Korps HMI-Wati Ke-XXII.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 3. Kurikulum Training Non Formal Kohati sebagaimana terlampir.


4. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila
terdapat kekeliruan dalam penetapannya.

Billahitaufiq Wal Hidayah.

Ditetapkan di: Museum Nila Utama, Pekanbaru


Pada Tanggal : 19 Shafar 1437 H
01 Desember 2015 M
Waktu : 05.34 WIB

PRESIDIUM SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII

Musyarofah Riyanti Imanah


Presdium I Presidium II Presidium III

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Nomor : 12/MUNAS XXII/1/1437 H

Tentang

KRITERIA FORMATEUR/KETUA UMUM KOHATI PB HMI


MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXII, setelah:

MENIMBANG : Bahwa untuk menjaga kelancaran mekanisme organisasi, maka dipandang


perlu untuk mengesahkan Kriteria Formateur/Ketua Umum KOHATI PB
periode 2015-2017.

MENGINGAT : 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI


2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI
3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil pembahasan Sidang Pleno IV MUNAS KOHATI ke-XXII pada


tanggal 19 Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 01 Desember
2015 M di Museum, Nila Utama, Pekanbaru.
2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional
Korps HMI-Wati Ke-XXII.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Kriteria Formateur/Ketua Umum KOHATI PB Periode 2015-2016


sebagaimana terlampir.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila
terdapat kekeliruan dalam penetapannya.

Billahitaufiq Wal Hidayah.

Ditetapkan di: Gelanggang Takraw Pekanbaru


Pada Tanggal : ……Muharram 1437 H
……November 2015 M
Waktu : ……WIB

PRESIDIUM SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII

Musyarofah Riyanti Imanah


Presdium I Presidium II Presidium III

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Nomor : 13/MUNAS XXII/1/1437 H

Tentang

TATA TERTIB PEMILIHAN FORMATEUR/KETUA UMUM KOHATI PB HMI


MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXII, setelah:

MENIMBANG : Bahwa untuk menjaga kelancaran pemilihan Formateur pada Musyawarah


Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXI, maka dipandang perlu untuk
mengesahkan Tata Tertib Pemilihan Formateur/KOHATI PB periode 2015-
2017.

MENGINGAT : 1. Pasal 3, 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI


2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI
3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil pembahasan Sidang Pleno IV MUNAS KOHATI ke-XXII pada


tanggal 20 Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 20 Desember 2015
M di Museum Nila Utama, Pekanbaru.
2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional
Korps HMI-Wati Ke-XXII.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Tata Tertib Pemilihan Formateur/Ketua Umum KOHATI PB Periode


2015-2017 sebagaimana terlampir.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila
terdapat kekeliruan dalam penetapannya.

Billahitaufiq Wal Hidayah.

Ditetapkan di: Museum Nila Utama, Pekanbaru


Pada Tanggal : 19 Shafar 1437 H
01 Desember 2015 M
Waktu :...................WIB

PRESIDIUM SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII

Musyarofah Riyanti Imanah


Presdium I Presidium II Presidium II

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Nomor : 11/MUNAS XXII/1/1437 H

Tentang

KRITERIA MIDE FORMATEUR


MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXII, setelah:

MENIMBANG : Bahwa untuk menjaga kelancaran mekanisme organisasi, maka dipandang


perlu untuk mengesahkan Kriteria Mide Formateur pada Musyawarah
Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII.

MENGINGAT : 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI


2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI
3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil pembahasan Sidang Pleno IV MUNAS KOHATI ke-XXII pada


tanggal 19 Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 01 Desember 2015
M di Museum Nila Utama, Pekanbaru
2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional
Korps HMI-Wati Ke-XXII.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Kriteria Mide Formateur Periode 2015-2017 sebagaimana terlampir.


2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila
terdapat kekeliruan dalam penetapannya.

Billahitaufiq Wal Hidayah.

Ditetapkan di : Museum Nila Utama, Pekanbaru


Pada Tanggal : 19 Shafar 1437 H
01 Desember 2015 M
Waktu :...................WIB

PRESIDIUM SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII

Musyarofah Riyanti Imanah


Presdium I Presidium II Presidium III

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Nomor : 15/MUNAS XXII/1/1437 H

Tentang

TATA TERTIB PEMILIHAN MIDE FORMATEUR


MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXII, setelah:

MENIMBANG : Bahwa untuk menjaga kelancaran pemilihan Mide Formateur pada


Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII, maka dipandang perlu
untuk mengesahkan Tata Tertib Permilihan Mide Formateur Periode 2015-
2017.

MENGINGAT : 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI


2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI
3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil pembahasan Sidang Pleno IV MUNAS KOHATI ke-XXII pada


tanggal tanggal 19 Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 01 Desember
2015 M di Museum Nila Utama, Pekanbaru.
2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional Korps
HMI-Wati Ke-XXII.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Tata Tertib Pemilihan Mide Fomateur periode 2015-2017 sebagaimana


terlampir.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila
terdapat kekeliruan dalam penetapannya.

Billahitaufiq Wal Hidayah.

Ditetapkan di : Museum Nila Utama, Pekanbaru


Pada Tanggal : 19 Shafar 1437 H
01 Desember 2015 M
Waktu : WIB

PRESIDIUM SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII

Musyarofah Riyanti Imanah


Presdium I Presidium II Presidium III

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Nomor : 16/MUNAS XXII/1/1437 H

Tentang

PENETAPAN NAMA-NAMA KANDIDAT KETUA UMUM KOHATI PB HMI


PERIODE 2015-2017
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXII, setelah:

MENIMBANG : 1. Bahwa untuk menjaga kelancaran pelaksanaan roda organisasi


selanjutnya, maka dipandang perlu untuk membentuk dan menyusun
kepengurusan Pengurus KOHATI PB HMI Periode 2015-2017.
2. Bahwa untuk membentuk menjaga kelancaran Munas dan Roda
Organisasi selanjutnya, maka dipandang perlu untuk menetapkan Nama-
Nama Kandidat Ketua Umum Kohati PB HMI Periode 2015-2017.

MENGINGAT : 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI


2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI
3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil seleksi calon Kandidat yang dilaksanakan oleh Timsel dan SC
melalui tahap verifikasi pada tanggal 06 Shafar 1437 H bertepatan
dengan tanggal 17 November 2015 di Jakarta.
2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional
Korps HMI-Wati Ke-XXII.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Nama-Nama Kandidat Ketua Umum Kohati PB HMI periode 2015-


2017, sebagai berikut:

Vidya Vici Fitri Naila Fitria


Andi Nurqolbi Siti Amanah Amahoru
Farihatin Isyana Kurniasari Konoras
Maria Fifi Yanti Noerhayati MT
Damrah Yenni Patrizia

2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali


apabila terdapat kekeliruan dalam penetapannya.

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


Billahitaufiq Wal Hidayah.

Ditetapkan di: Museum Nila Utama, Pekanbaru


Pada Tanggal : 20 Shafar 1437 H
02 Desember 2015 M
Waktu :...................WIB

PRESIDIUM SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII

Musyarofah Riyanti Imanah


Presdium I Presidium II Presidium III

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Nomor : 17/MUNAS XXII/1/1437 H

Tentang

FORMATEUR/KETUA UMUM KOHATI PB HMI PERIODE 2015-2017


MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXII, setelah:

MENIMBANG : 1. Bahwa untuk menjaga kelancaran pelaksanaan roda organisasi


selanjutnya, maka dipandang perlu untuk membentuk dan menyusun
kepengurusan Pengurus KOHATI PB HMI Periode 2015-2017.
2. Bahwa untuk membentuk dan menyusun Kepengurusan Pengurus
KOHATI PB HMI Periode 2015-2017, maka dipandang perlu untuk
memilih Formateur/Ketua Umum KOHATI PB HMI periode 2015-2017.

MENGINGAT : 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI


2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI
3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pemilihan Formateur/Ketua Umum KOHATI PB HMI pada Sidang


Pleno IV MUNAS KOHATI ke-XXII pada tanggal pada tanggal 20
Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 02 Desember 2015 M di
Museum, Nila Utama, Pekanbaru.
2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional Korps
HMI-Wati Ke-XXII.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Saudari FARIHATIN sebagai Formateur/Ketua Umum KOHATI PB


HMI periode 2015-2017.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan akan ditinjau kembali apabila
terdapat kekeliruan dalam penetapannya.

Billahitaufiq Wal Hidayah.

Ditetapkan di : Museum Nila Utama, Pekanbaru


Pada Tanggal : 20 Muharram 1437 H
02 Desember 2015 M
Waktu : …. WIB

PRESIDIUM SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII

Musyarofah Riyanti Imanah


Presdium I Presidium II Presidium III

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |


KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Nomor : 18/MUNAS XXII/1/1437 H

Tentang

MIDE FORMATEUR
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-
XXII, setelah:

MENIMBANG : 1. Bahwa untuk menjaga kelancaran pelaksanaan roda organisasi


selanjutnya, maka dipandang perlu untuk membentuk dan menyusun
kepengurusan Pengurus KOHATI PB HMI Periode 2015-2017.
2. Bahwa untuk membantu tugas-tugas formateur maka dipandang perlu
untuk memilih Mide Formateur

MENGINGAT : 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI


2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI
3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pemilihan Mide Formateur pada Sidang Pleno IV MUNAS


KOHATI ke-XXII 20 Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 02
Desember 2015 M di Museum, Nila Utama, Pekanbaru
2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional
Korps HMI-Wati Ke-XXII.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Saudari NAILA FITRIA dan SITI AMANAH AMAHORU masing-


masing sebagai Mide Formateur 1 dan Mide Formateur 2.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan akan ditinjau kembali
apabila terdapat kekeliruan dalam penetapannya.

Billahitaufiq Wal Hidayah.

Ditetapkan di: Museum Nila Utama, Pekanbaru


Pada Tanggal : 20 Shafar 1437 H
02 Desember 2015 M
Waktu : WIB

PRESIDIUM SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII

Musyarofah Riyanti Imanah


Presdium I Presidium II Presidium III

Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 |

Anda mungkin juga menyukai