Anda di halaman 1dari 18

DAKWAH SEBAGAI STRATEGI PERJUANGAN DALAM ORGANISASI

HMI ( HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM )

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Intermediate Training


(LK2) Tingkat Nasional Cabang Sarolangun

Disusun Oleh:

WAHYU GEOFANNY

Asal: HMI Cabang Medan

INTERMEDITE TRAINING

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

CABANG SARULANGON 18 – 25 DESEMBER 2017

i
KATA PENGANTAR
Segala pujibagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasamemberikan
nikmat taufik dan hidayah Nya kepada kita sekalian sehingga kita dapat menjalankan
aktivitas sehari-hari. Shalawat serta salam selalu kepada nabi besar Muhammad SAW
serta keluarga dan sahabat Beliau yang telah membawa kita dari jurang kegelapan
menuju kehidupan yang penuh kebahagiaan dan kedamaian.

Kemudian penulis mengucapkan rasa syukur atas ramat yang diberiolehAllah


SWT karena atas kehendakNya pulalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini guna persyaratan untuk mengikuti Intermediate training (LK II) yang
dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HmI) Cabang Sarolangun. Adapun
judul makalah ini adalah “ Dakwah Sebagai Strategi Perjuangan Dalam Organisasi
Hmi” Melalui makalah ini penulis mencoba memaparkan permasalahan-
permasalahan pergerakan keumatan HMI serta upaya-upaya konstruktif bentuk
implementasi mission demi mencapai insan yang memiliki karakter keislaman.

Akhirnya kepada Allah-lah kita memohon.Semoga makalah inibermanfaat


bagi kita sebagai penambah wawasan dan cakrawala pengetahuan.Dan dengan doa
dan harapan semoga apa yang kita lakukan in menjadi amal dan mendapat ridho dan
balasan serta ganjaran yang berlipat ganda dari Alah SWT yang Maha Pegasih dan
Maha Penyayang.

Medan, 10 Desember 2017

Penulis
Wahyu geofanny

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... .......iii
BAB 1................................................................................................................. ....................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................................. .... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 4
D. Manfaat Penulisan ............................................................................................................ 4
BAB II...................................................................................................................................... . 5
PEMBAHASAN.......................................................................................................... ............. 5
2.1. Pengertian Kader ............................................................................................................ 5
2.2 Peran Dan Fungsi Seorang Kader HMI Dalam Penerapan Dakwah Sebagai Strategi
Perjuangan Organisasi. ......................................................................................................... 7
2.3. Apa Saja Gerakan HMI Dalam Penerapan Dakwah Sebagai Strategi Perjuangan
Organisasi. ............................................................................................................................ 9
BAB III........................................................................................................................ ............ 12
PENUTUP.................................................................................................................... ........... 12
A. KESIMPULAN ........................................................................................................... 12
B. SARAN ....................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... ........ 15

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Himpunan mahasiswa Islam ( HMI ) adalah organisasi mahasiswa yang
diprakarsai oleh tokoh mahasiswa sekolah tinggi islam ( STI ) yang
bernamaLafran Pane beserta keempat belas kawan- kawan mahasiswa lain ya pada
tanggal 14 Rabiul Awal bertepatan tanggal 5 Februari 1947 M ini merupakanhari
yang sangat bersejarah bagi HMI dan juga bagi dunia mahasiswa danbangsa
Indonesia pada umumnya. HMI di dirikan berkat keberanian dancita –cita luhur
putra bangsa guna memperjuangkan, mempertahan akan dan mengisikemerdekaan
dari kalangan nmahasiswa muslim yang memiliki komitmen ataukeislaman dan
keindonesiaan.
Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil
orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan
akhlak Islam.Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a
yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan. Dalam perjuangan islam dari
masa ke masa adalah melalui jalur dakwah, dimana dakwah juga termaksud
strategi yang di lakukan untuk melakukan perjuangan di dalam organisasi.
HMI sebagai organisasi berbasis mahasiswa yang merupakan kaum
intelektual, generasi kritis, dan memiliki profesionalisme harus mampu menjadi
agen pembaharu ditengah masyarakat dan kehidupan bangsa.Karena mahasiswa
memiliki kekuatan yangluar biasa dalam tatanan kehidupan bangsa dan negara,
maka seluruh gerak perubahanyang terjadi di bangsa ini dimotori oleh kelompok
mahasiswa dan pemuda, mulai dariproklamasi, revolusi, hingga reformasi, selalu
ada andil mahasiswa.Namun demikian semuanya di lakukan dengan perjuangan
dan dakwah agararah perubahan sesuai dengan usaha untuk mewujudkan
masyarakat adil makmuryang diridhoi Allah SWT sebagaimana termaksuk dalam
penggalan tujuan HMI.

1
Strategi dakwah adalah metode siasat, taktik atau manuver yang
dipergunakan dalam aktivitas dakwah. Asmuni menambahkan, strategi dakwah
yang dipergunakan dalam usaha dakwah harus memperhatikan beberapa hal,
antara lain: 1) Azas filosofi, yaitu azas yang membicarakan tentang hal-hal yang
erat hubungannya dengan tujuan yang hendak dicapai dalam proses dakwah; 2)
Azas psikologi, yaitu azas yang membahas tentang masalah yang erat
hubungannya dengan kejiwaan manusia. Seorang da’i adalah manusia, begitu juga
sasaran atau objek dakwah yang memiliki karakter kejiwaan yang unik, sehingga
ketika terdapat hal-hal yang masih asing pada diri mad’u tidak diasumsikan
sebagai pemberontakan atau distorsi terhadap ajakan; 3) Azas sosiologi, yaitu azas
yang membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi
sasaran dakwah, misalnya politik masyarakat setempat, mayoritas agama di daerah
setempat, filosofi sasaran dakwah, sosio-kultur dan lain sebagainya, yang
sepenuhnya diarahkan pada persaudaraan yang kokoh, sehingga tidak ada sekat
diantara elemen dakwah, baik kepada objek (mad’u) maupun kepada sesama
subjek (pelaku dakwah).
Dalam mencoba memahami keberagamaan masyarakat, antara konsepsi
psikologi, sosiologi dan religiusitas hendaknya tidak dipisahkan secara ketat,
sebab jika terjadi akan menghasilkan kesimpulan yang fatal. 4) Azas kemampuan
dan keahlian (achievement and profesional), yaitu azas yang lebih menekankan
pada kemampuan dan profesionalisme subjek dakwah dalam menjalankan
misinya. Latar belakang subjek dakwah akan dijadikan ukuran kepercayaan
mad’u; 5) Azas efektifitas dan efisiensi, yaitu azas yang menekankan usaha
melaksanakan kegiatan dengan semaksimal mungkin sesuai dengan planning yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Seluruh azas yang dijelaskan di atas termuat dalam metode dakwah yang
harus dipahami oleh pelaku dakwah. Dimana Istilah metode atau methodos
(Yunani) diartikan sebagai rangkaian, sistematisasi dan rujukan tata cara yang
sudah dibina berdasarkan rencana yang matang, pasti dan logis.

2
Menurut Prof. Dr. H. Agussalim Sitompul di dalam bukunya yangberjudul
44 indikator kemunduran HMI Penurunan kualitas HMI dikarenakanminimnya
kader – kader HMI yang mampu mengikuti jejak para pendahulunya,menurunnya
jumlah mahasiswa baru masuk HMI, HMI semakin jauh darimahasiswa, karena
tidak dapat mengembangkan student need dan studentinterest secara profesional,
pola perkaderan HMI yang dirancang pertengahanabad XX sudah ketinggalan
zaman dan tidak sesuai lagi dengan tuntutankontemporer, lemahnya manajemen
organisasi karena sudah ketinggalan zaman,kurangnya pengetahuan, pemahaman,
penghayatan dan pengamalan ajaranagama islam di kalangan anggota dan
pengurus, belum optimalnya pengetahuan,pemahaman, penghayatan anggota dan
pengurrus HMI di hampir semuatingkatan kepengurusan tentang ke–HMI-an dan
keorganisasian, follow upperkaderan tidak berjalan sebagai mana mestinya, HMI
jarang melakukanevaluasi terhadap perjalanan organisasi dengan segala akticitas
sehingga tidakdiketahui secara pasti sampai sejauh mana keberhasilan HMI
dalammelaksanakan perjuangannya dan tidak diketahui secara pasti faktor – factor
penghambatnya.2

1 Asmuni Syukir, op. cit., halaman 32-33.


2 Agussallim Sitompul , 44 Indikator Kemunduran HMI

3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan , maka permasalahanyang dapat
dirumuskan adalah:
1. Apa saja peran dan fungsi seorang kader HMI didalam penerapan dakwah
sebagai strategi perjuangan organisasi.
2. Apa saja gerakan HMI dalam penerapandakwah sebagai strategi perjuangan
organisasi.

C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk menggambarkan apa saja peran dan fungsi seorang kader HMI didalam
penerapan dakwah sebagai strategi perjuangan organisasi.
2.Menggambarkan apa saja hal yang dapat dilakukan HMI dalam mengotimalkan
peran dakwah sebagai strategi perjuangan organisasi.

D. Manfaat Penulisan
Beberapa manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Sebagai bahan bacaan dan informasi di kalangan HMI
2. Sebagai bahan perbandingan bagi kader HMI yang sedang menaruh
perhatian pada kondisi HMI hari ini
3. Menambah wawasan penulis dalam menuangkan gagasan, ide
kedalam karya tulis

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kader


Dalam organisasi, kader berfungsi sebagai tenaga penggerak organisasi, calon
pemimpin dan benteng organisasi.Secara kualitatif, kader memiliki mutu,
kesanggupan kerja dan berkorban lebih besar dari anggota biasa. Kader itu anggota
inti organisasi yang akan menjadi benteng jika ada “serangan” dari luar dan penahan
penyelewengan dari dalam. Dalam sebuah organisasi, kader merupan seseorang yang sedang
dalam pembinaan yang tidak selalu akan memegang tongkat estafet tampuk pemimpin,
tetapi yang pasti akan dipercaya memegang amanat organisasi.1Terkait dengan
fungsinya itu, untuk menjadi kader organisasi yang berkualitas, setiap anggota harus
menjalani pendidikan, latihan, dan proses perkaderan lainnya yang tertera pada
pedoman perkaderan HMI.
Anggaran Dasar, Pasal 8 dikatakan bahwa “HMI berfungsi sebagai organisasi
kader ”. Dalam pedoman perkaderan dikatakan bahwa, Kader adalah sekelompok
orang yang terorganisir secara terus menerus dan akan menjadi tulang punggung bagi
kelompok yang lebih besar. Hal ini dijelaskan dalam ciri-ciri komulatif seorang kader
HMI, yaitu: Pertama, seorang kader bergerak dan terbentuk dalam organisasi,
mengenal aturan-aturan main organisasi dan tidak bermain sendiri sesuai dengan
selera pribadi. Dari segi nilai, aturan itu adalah NDP, sedang dari segi
operasionalisasi organisasi adalah AD/ART HMI, pedoman perkaderan, dan pedoman
serta ketentuan organisasi lainnya.Kedua, seorang kader memiliki komitmen yang terus
menerus (permanen), tidak mengenal semangat musiman, tapi utuh dan istiqomah
(konsisten) dalam memperjuangkan dan melaksanakan kebenaran.Ketiga, seorang
kader memiliki bobot dan kualitas sebagai tulang punggung atau kerangka yang
mampu menyangga kesatuan komunitas manusia yang lebih besar.Jadi fokus
penekanan kaderisasi adalah pada aspek kualitas.Keempat , seorang kader memiliki
visi dan perhatian yang serius dalam merespon dinamika sosial lingkungannya.
Konstitusi HMI (Hasil-hasil Ketetapan Kongres HMI XXVIII di Jakarta).

5
Keberadaan HMI ditengah –tengah masyarakat Indonesia sangat
dirasakanmanfaatnya.Sejak berdirinya pada tahun 1947 hingga kini selalu
berpartisispasidalam pembangunanbangsa dan negara, mengikuti dinamika kehidupan
masyarakat dan berusaha melakukan pembaharuan agar negara Indonesia semakin
maju dan sejahtera. Khususnya di kalangan Perguruan Tinggi, dunia kemahasiswaan
dan kaum cendekiawan nama HMI tidak asing lagi. Karena selain basis HMI berada
di perguruan tinggi, terlebih-lebih karena kegiatan danaktivitas HMI dalam
kehidupan kampus, membawa citra organisasi ini semakinpopuler.Keikutsertaannya
membina kehidupan kampus, sebagai organisasi mahasiswa extra universiter, telah
memberi warna dan corak bagi kehidupan intelektual Indonesia.Tidak mengherankan
jika alumni HMI banyak. HMI telahikut andil membantu mengantarkannya menjadi
seorang sarjana yang berwawasan ke-Islaman, ke-Indonesiaan, dan Kepemudaan.2]
Alumni HMI sangat potensial, Terbukti dari kedudukannya dalam lembaga
pemerintahan, kemasyarakatan.HMI” oleh Agussalim Sitompul bahwa HMI ikut serta
berpartisipasi dalam perjuangan bangsa Indonesia mencapai tujuannya secara
kongkrit. KeikutsertaanHMI berpartisipasi menunjang pembangunan nasional sejak
berdiri hingga sekarang meliputi 3 bentuk:
1. Partisipasi pembentukan situasi iklim, dan pembinaan sumber daya manusia.
2. Partisipasi dalam bentuk pemberian konsep-konsep dalam berbagai bidang
kehidupan.
3. Partisipasi dalam betuk pelaksanaan 3]
Masih banyak lagi peranan yang dimainkan HMI. Semuanya telah direkam
oleh sejarah sebagai bagian dari kehidupannya yang panjang, hampir sama dengan
usiaRepublik Indonesia. Namun itu semua hanya romantisme masa lalu. HMI hari ini
telahterbuai dengan keindahan –keindahan sejarah yang pernah terukir, sedingga
HMI itutertedir lelap dan luput akan perannya sebagai organisasi perjuangan, seperti
yangtercantum pada pasal 9 anggaran dasar HMI.

2Solichin. 2010. HMI CANDRADIMUKA MAHASISWA.Penerbit Persadatama Foundation:Jakarta(172)


3Sitompul.Agus. 1995. Historiografi Himpunan Mahasiswa Islam Tahun 1947-1993. Penerbit
Intermasa Jakarta. (hal 1)

6
2.2 Peran Dan Fungsi Seorang Kader HMI Dalam Penerapan Dakwah Sebagai
Strategi Perjuangan Organisasi.
Dalam organisasi HMI banyak cara yang dilakukan untuk bisa berjuang, selain
dengan cara mengkritisi kebijakan pemrintah, melakukan prekrutan kader maka dapat
juga dilakukan dengan menyampaikan kebenaran walau cuma satu ayat atau
melakukan perjuangan dengan cara dakwah.
Dalam melakaukan dakwah maka kader hmi juga harus mempunyai beberapa
kemampuan yaitu kader HMI idealnya harus memilki tiga hal ini secara fundamental
ini. Dalam buku seven kinds of smart 4], setiap orang memilki tujuh kecerdasan

1. Kecerdasan linguistik, ini merupakan kecerdasan dalam mengolah kata.


2. Kecerdasan logis-matematis, ciri-ciri dari kecerdasan ini mencangkup
kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab akibat,
menciptakan hipotesis, mencari keteraturan koseptual dan pandangan hidup
yang bersifat rasional.
3. Kecerdasan musical, adalah kemampuan untuk menyerap, menghargai, dan
menciptakan irama dan melodi.
4. Kecerdasan kinestetik-jasmani, mencakup bakat dalam mengendalikan gerak
tubuh dan keterampilan dalam menangani benda
5. Picture smart, adalah kemampuan dalam menyerap, mengubah, dan menciptakan
kembali berbagai macam aspek dunia visual-parsial.
6. Kecerdasan antarpribadi, adalah kecerdasan dalam menyerap dan tanggap terhadap
suasana hati, perangai,niat dan hasrat orang lain serta dapat bekerja sama
dengan orang lain.
7. Kecerdasan intrapribadi, adalah pandai dan peka dalam mengali emosi diri.

Dari ketujuh kecerdasan di atas seharusnya kader HMI seharusnya memilki


kecerdasan linguistik, kecerdasan logis-matematis, picture smart, kecerdasan
antarpribadi dan intrapribadi.

4seven kinds of smart, tujuh kecerdasan yang dimiliki manusia, halaman 107.

7
Dalam perjalannya kader HMI memiliki tanggung jawab atas keberlanjutan
organisasi HMI, salain itu kader HMI juga memiliki tanggung jawab atas terbinanya
keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, kader HMI juga bertanggung jawab atas
penyampaian kebenaran islam ke seuruh penjuru negri bauk itu mealui dakwah
ataupun perjuangan serta kegiatan-kegiatan program kerja HMI.
Dimasa sekarang ini dimana masa semua mudah di dapat, sperti untuk
informasi sudah sangat dengan mudah kita dapat di internet, perkembangan-
perkembangan terkini juga dengan sangat mudah kita dapatkan di internet, maka dari
itu untuk meningkatkan kembali eksistensi HMI maka kita harus melakukan strategi-
strategi baru untuk meningkatkan eksistensi HMI, salah satu strategi yang dilakukan
adlah melalu cara dahwah, dimana keika kita berdakwah kita bisa menyampaikan
pergerakan-pergerakan yang dilakukan HMI dan kader-kadernya sehingga para
pemuda, mahasiswa mengetahui apa visi dan misi HMI serta tujuan dari HMI
sehingga diharapkan mampu menarik minar mereka untuk melirik HMI sebagai
organisasi mahasiswa pilihan mereka sehingga HMI bisa kembali eksis sperti.

Selama ini sering muncul pertanyaan mengapa HMI mampu eksis hingga saat
ini?HMI dapat eksis menghadapi pergolakan politik yang ganas menjelang G30S/PKI
? Sdr. Solichin, setidaknya telah mencoba untuk menawab pertanyan yang selama ini
menjadi teka-teki sejarah. Mungkin tidak diperkirakan oleh pendiri HMI sendiri,
bahwa apa yang diniatkan mereka ketika mendirikan HMI ditahin 1947, bahwa HMI
dapat memberi sumbangan yang besar pada tanah airnya, berupa kader – kader umat
dan bangsa yang bertebaran di berbagai lembaga Negara, partai politik dan organisasi
kemasyarakatan. Meskipun masih harus terus – menerus memelihara identitasnya,
harapan Jendral sudirman bahwa HMI adalah “(H)arapan (M)asyarakat (I)ndonesia”
sedikit banyak telah terpenuhi dan masih sangat relevan di masa mendatang 5].Hal ini
membuktikan, bahwa pemikiran atau idea atau gagassan atau konsep yang melandasi
pendirian HMI merupakan jawaban terhadap harapan Masyarakat Indonesia.

5 HMI, CANDRADIMUKA MAHASISWA Hal 179

8
HMI hadir, dengan demikian hadir sesuai kebutuhan masyarakat
Indonesia.Eksistensinya dijamin oleh masyarakat itu sendiri.Hal inilah yang
selayaknya harus disadari oleh setiap anggota dan kader HMI, di tengah warna- warni
perbedaan yang ada di tengah masyarakat. HMI, akan menjadi perekat yang
mendekatkan berbagai warna –warni perbedaan itu. Selama HMI memegang teguh
landasan pemikiran seperti itu, HMI Insya Allah akan tetap eksis dan berkembang.

2.3. Apa Saja Gerakan HMI Dalam Penerapan Dakwah Sebagai Strategi
Perjuangan Organisasi.
Adapun gerakan – gerakan yang dilakaukan HMI dalam penerapan dahwah
sebagai strategi perjuangan oragnisasi yaitu :

1. HMI berusaha menegakan dan mengembangkan agama Islam yang bersumber


pada Al-Qur’andan Al-SunnahHal itu dilakukan untuk tegakny keyakinan Tauhid dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang majemuk di Indonesia,
dengan melakukan dakwah amar ma‘ruf dan nahi munkar (Depag RI, 1982/1983;
Nasution, 1985; Shihab, 2000; dan al-Habsyi, 2002) 6].
2. HMI berperan dan berpartisipasi aktif, konstruktif, pro-aktif, inklusif, dan integratif,
bersama-sama dengan pemerintah Republik Indonesia serta seluruh kekuatan
bangsa, guna meningkatkan harkat dan martabat serta peradaban bangsa Indonesia
dalam bidang kehidupan beragama, pendidikan, ekonomi, kebudayaan, sosial,
politik, kemasyarakatan, dan dimensi kehidupan lainnya; serta berusaha agar
mampu hidup berdampingan dengan bangsa-bangsa lain di dunia untuk mencapai
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD (Undang-Undang Dasar) 1945,
yang diridhoi Allah SWT, menuju Indonesia baru di masa depan (PB HMI, 2002; dan
Azis, 2016).
3. HMI berusaha menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam rangka membangun masa depan bangsa Indonesia.

Depag RI, 1982/1983; Nasution, 1985; Shihab, 2000; dan al-Habsyi, 2002) 6].
(PB HMI, 2002; dan Azis, 2016).7

9
Sebagai insan akademik, pencipta, dan pengabdi, HMI sejak awal berdirinya
sudah bertekad dan melekatkan fungsinya sebagai manusia yang harus berpikir
rasional, jernih, objektif, visioner, dan berwawasan luas, yang ditunjang oleh iman
dan takwa yang kuat, kreativitas dan sikap inovasi yang tinggi, serta berdedikasi
secara ikhlas dan yakin tentang perlunya “ilmu yang amaliah” dan “amal yang ilmiah”
bagi kemajuan, kesejahteraan, keadilan, kemerdekaan, dan keberadaban bangsa
Indonesia (Sitompul, 1986; Habibie, 1991; dan Madjid, 1997b).

Fungsi HMI, sebagai organisasi kader, menempatkan para anggotanya dalam satu
lapisan organisasi sebagai orang-orang yang paling sadar akan tanggung jawabnya
terhadap masyarakat. Lewat kehadiran itu terpikul suatu tugas dan tanggung jawab
untuk melahirkan pemikiran-pemikiran yang berhasil dan berfungsi, baik bagi
individu maupun masyarakat.Karena kualitas-kualitas yang dimilikinya senantiasa
mengambil inisiatif dan prakarsa, dalam kerangka usaha-usaha yang bersifat
kemanusiaan, serta mencegah terjadinya sesuatu yang berlawanan dengan nilai-nilai
kemanusiaan (Madjid, 1993; Kawiyan, 1995; dan PB HMI, 2013).

Akhirnya, memimpin adalah merupakan bahagian dari dakwah, yaitu


menegakan keadilan dan menjaga agar setiap orang memperoleh hak asasinya. Dalam
waktu yang sama, memimpin juga harus menghormati kemerdekaan orang lain
sebagai perwujudan kesadaran dan tanggung jawab sosial. Memimpin adalah satu
amanah, yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, dengan tetap
memperhatikan dan memperjuangkan kepentingan orang banyak, untuk mencapai
tujuan yang dicita-citakan bersama (Siradj, 1992; Mubarok, 2001; Locke et al ., 2002;
Sitompul, 2002; Susanto, 2014; dan Kartakusumah, 2016).

Memimpin adalah juga mengabdi dengan ikhlas, semata-mata


hanya mengharapridho Allah SWT .Adapun peranan HMI, sebagai organisasi
perjuangan, mengisyaratkan agar dengan pemikiran-pemikirannya HMI dapat
mendatangkan suatu perubahan ke arah perbaikan dan kesejahteraan umat manusia
umumnya, dan bangsa Indonesia khususnya. Hal ini sesuai dengan hakikat

10
perjuangan itu sendiri, yakni ingimelakukan perubahan, perombakan, perbaikan, dan
penyempurnaan terhadap segala sesuatu yang tidak sesuai lagi dengan tuntuan zaman.
Perubahan yang diperjuangkan juga harus lebih baik dari masa-masa sebelumnya (Ali,
1997; PB HMI, 1998:75; Madjid, 1999; Boestam et al ., 2000; dan Sitompul, 2010).

Madjid, M. Nurcholish. (1993). Islam, Kerakyatan, dan Keindonesiaan Bandung: Penerbit Mizan.Madjid, M.
Nurchohish. (1997a). “HMI: Sebuah Gejala Keislaman dan Keindonesiaan” dalam Agussalim Sitompul [ed].
Pemikiran HMI dan Relevansinya dengan Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Yogyakarta: Aditya Media.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari berbagai penjelasan diatas, diakhir pembahasan makalah ini
penulisingin menyimpulkan beberapa hal yang dianggap penting. Adapun
kesimpulannya adalah :
1. Hari ini banyaknya persaingan organisasi menjadi alat pemicu kepada
kader-kader HMI untuk lebih mampu bersaing, selain menunjukkan
kualitasnya melalui tulisan-tulisan, kritikan-kritikan, aksi nyata maka
kader hmi juga harus mampu melakukan trategi perjuangan yang lain
sperti membuka forum diskusi, menampung minat dan bakat, selain itu
yang sangat vital adalah melakukan kegiatan dakwah sebgai strategi
perjuangan organisasi dikarenakan hmi adalah organisasi mahasiswa islam
yang harus juga memiliki focus dakwah dan bukan hanya membahas
situasi politik saja.
2. Kader HMI harus mampu melakukan perjuangan melalui dakwah, dalam
melakukan dakwah setiap kader HMI harus memiliki tujuh keerdasan
yaitu :
1. Kecerdasan linguistik, ini merupakan kecerdasan dalam mengolah
kata.
2. Kecerdasan logis-matematis, ciri-ciri dari kecerdasan ini
mencangkup kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir
dalam pola sebab akibat, menciptakan hipotesis, mencari
keteraturan koseptual dan pandangan hidup yang bersifat rasional.
3. Kecerdasan musical, adalah kemampuan untuk menyerap,
menghargai, dan menciptakan irama dan melodi.
4. Kecerdasan kinestetik-jasmani, mencakup bakat dalam
mengendalikan gerak tubuh dan keterampilan dalam menangani
benda

12
5. Picture smart, adalah kemampuan dalam menyerap, mengubah, dan
menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia visual-parsial.
6. Kecerdasan antarpribadi, adalah kecerdasan dalam menyerap dan tanggap
terhadap suasana hati, perangai,niat dan hasrat orang lain serta dapat
bekerja sama dengan orang lain.
7. Kecerdasan intrapribadi, adalah pandai dan peka dalam mengali
emosi diri.
3. HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) tidak hanya memiliki gerakan pemikiran
dalam konteks Indonesia, tetapi juga yang tidak kalah pentingnya adalah
dakwah Islam. Harapannya adalah perlu dikembangkan strategi dan
metode dakwah Islam Islam yang tepat dalam konteks negara Indonesia yang
pluralis dan modern, HMI adalah suatu gejala Islam di Indonesia yang
unik, dengan perjalanan dinamika kesejarahan yang panjang, sejak masa
revolusi Indonesia, tahun 1947, hingga sekarang, maka dari itu untuk
menjaga keseimbangan hmi maka perlu dilakukan strategi-strategi unuk
mempertahankan hmi salah satunya adalah dengan strategi dakwah
perjuangan.

B. SARAN
Melihat kondisi yang terjadi pada HMI saat ini, sudah sewajarnyalah
kader HMI sebagai pelaku oganisasi bertanggungjawab untuk
menyelesaikanpermasalahan ini dengan mencari jalan keluarnya.Untuk
menyikapipermasalahan tersebut, penulis menyarankan agar setiap program-
program kerja HMI yang berorientasi keumatan, harus dilaksanakan dengan
penuh kesadaran dan keikhlasan tanpa ada kepentingan yang macam-macam
dibaliknya.Kemudian, lembaga-lembaga HMI yang berorientasi pada
permasalahan keumatan agar benar-benar menjalankan fungsi yang
sebenarnya.Terlepas dari itu semua, kader HMI harus sadar bahwa mereka
berasal dari umat dan harus kembali ke umat. Hal ini dilakukan agar HMI

13
mengetahui secara langsung permasalahan-permasalahan apa saja yang di
alami oleh umat.
Perbaikan karakter kader HMI itu sendiri juga menjadi hal yang sangat
penting karena awal dari semua permasalahan tersebut adalah keburukan
karakter kader-kader HMI yang selalu berfikiran prakmatis.Pembentukan
karakter yang baik sangat dituntut demi menyelesaikan masalah tersebut dan
Latihan-latihan kader di HMI.seperti LK1 LK2.
Kader – kader HMI sebagai insan akademis harus mengukir beribu
prestasi dengan menggali terus kecerdasan kreatif yang telah diberi Allah
SWT sebagai karunia kepada manusia sebagai ‘khalifah fil ardh’, kader –
kader HMIharus berfikir dan bertindak secara intelektual dalam dalam proses
pencapaianmisi HMI yang ideal dalam kehidupan beragama, berbangsa, serta
bernegara.Dan sudah barang tentu masih banyak lagi upaya-upaya yang dapat
dilakukandemi perbaikan HMI agar citranya sebagai organisasi perjuangan
kembalibersinar.

14
DAFTAR PUSTAKA

Asmuni Syukir, op. cit., halaman 32-33.


Depag RI, 1982/1983; Nasution, 1985; Shihab, 2000; dan al-Habsyi, 2002).
Konstitusi HMI (Hasil-hasil Ketetapan Kongres HMI XXVIII di Jakarta).
Madjid, M. Nurcholish. (1993). Islam, Kerakyatan, dan Keindonesiaan Bandung:
Penerbit Mizan.Madjid, M. Nurchohish.
Pemikiran HMI dan Relevansinya dengan Sejarah Perjuangan Bangsa
Indonesia. Yogyakarta: Aditya Media.
Sitompul.Agus. 1995. Historiografi Himpunan Mahasiswa Islam Tahun 1947-1993.
Penerbit Intermasa Jakarta.
Sitompul, Agus. 2005. 44 Indikator Kemunduran HMI, Jakarta: Misaka Galiza
Solichin. 2010. HMI CANDRADIMUKA MAHASISWA.Penerbit Persadatama
Foundation:Jakarta.
seven kinds of smart, tujuh kecerdasan yang dimiliki manusia.

15

Anda mungkin juga menyukai