Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan karunianya telah
memberikan kesehatan, kekuatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan makalah
ini yang berjudul FUNGSI UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN PEMERINTAH
PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPU). Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Perundang-undangan.
Dalam makalah ini kami sebagai penulis ingin membahas masalah FUNGSI
UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-
UNDANG (PERPU). Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
fungsi dari undang-undang dan peraturan pemerintah pengganti undang-undang.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada Bapak Dr.Marzuki,SH,M.Hum
selaku Dosen pembimbing yang telah mengarahkan penulis dalam penulisan makalah.
Semoga ALLAH SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Medan, 27 Oktober 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adanya berbagai jenis peraturan perundang-undangan di Negara Republik Indonesia yang
tersusun dalam suatu tata susunan yang hierarkis mengakibatkan pula adanya perbedaan
fungsi, maupun materi muatan dari berbagai jenis peraturan perundang-undangan tersebut.
Peraturan perundang-undangan diatur dalam UU NO 12 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan yang mana dalam Pasal 7 ada jenis peraturan
perundang-undangan salah satunya Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (PERPU)
Berdasakan tata susunan atau hierarki dari jenis-jenis peraturan perundang-undangan
tersebut, maka kita akan mengetahui fungsi dari Undang-undang dan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang yang akan kita bahas dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik masalah yaitu :
1. apa fungsi dari Undang-Undang (UU) dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang (PERPU)?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fungsi Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang


(Perpu)
Dalam pembahasan tentang jenis peraturan perundang-undangan telah diuraikan bahwa
undang-undang adalah peraturan perundang-undangan yang tertinggi di Indonesia. Undang-
undang adalah peraturan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat, serta disetujui
bersama oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden, dan disahkan oleh Presiden. Undang-
undang merupakan peraturan yang mengatur lebih lanjut ketentuan-ketentuan yang diatur
dalam UUD NRI 1945.
Selain itu, dalam pasal 22 UUD NRI 1945 (sebelum dan sesudah perubahan) dan
penjelasannya dinyatakan bahwa dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, presiden
dapat membentuk peraturan pemerintah pengganti undang-undang, yang merupakan
peraturan perundang-undangan yang mempunyai kedudukan setingkat dengan undang-
undang. Bedasarkan alasan tersebut, maka fungsi peraturan pemerintah pengganti undanng-
undang adalah sama dengan undang-undang yaitu sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pengaturan lebih lanjut dalam UUD NRI 1945 yang tegas-tegas
menyebutnya.
Fungsi yang pertama ini terlihat jelas dalam pasal-pasal UUD NRI 1945, oleh karena
pasal-pasal tersebut menyatakan secara tegas hal-hal yang harus diatur dengan undang-
undang. Berikut beberapa ketentuan yang dinyatakan secara tegas tersebut :
Pasal 2 (1) : tentang susunan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Pasal 6 (2) : tentang syarat-syarat untuk menjadi Presiden dan wakil presiden
Pasal 6A (5) : tentang tata cara pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden
Pasal 11 (3) : tentang Perjanjian Internasional
Pasal 12 : tentang syarat-syarat dan akibat keadaan bahaya
Pasal 15 : tentang pemberian gelar, tanda jasa dan lain lain tanda kehormatan
Pasal 16 : tentang pembentukan Dewan Pertimbangan yang bertugas
memberikan nasehat dan pertimbangan kepada presiden
Pasal 17 (4) : tentang pembentukan, pengubahan dan pembubaran kementerian
Negara
Pasal 18 (1) : tentang pembagian daerah Indonesia menjadi daerah provinsi,
kabupaten, kota.
Pasal 18 (7) : tentang susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah

2. Pengaturan Lebih Lanjut Secara Umum Aturan Dasar Lainnya dalam Batang Tubuh UUD
NRI 1945
Fungsi ini dirumuskan dalam Penjelasan Umum UUD NRI 1945 alinea ke-IV yang
menentukan:
maka telah cukup jikalau UUD NRI 1945B hanya memuat aturan-aturan pokok,
hanya memuat garis-garis besar sebagai instruksi kepada pemerintah pusat dan lain
lain penyelenggara negara untuk menyelenggarakan kehidupan negara dan
kesejahteraan sosial. Terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum
dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedangkan aturan-aturan
yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada Undang-Undang yang
lebih mudah caranya membuat, mengubah, dan mencabut,
Berdasarkan ketentuan tersebut, apabila suatu ketentuan dalam batang tubuh UUD NRI
1945 walaupun tidak menyatakan secara tegas ditetapkan untuk diatur dengan Undang-
Undang, namun pengaturannya harus dilakukan dengan Undang-Undang.
Oleh karena itu, Eksistensi penjelasan UUD NRI 1945 mempunyai manfaat yang besar
dalam pembentukan Undang-Undang, karena tanpa rumusan dalam penjelasan UUD NRI
1945 tersebut secara hukum tidak terlihat hubungan antara batang tubuh UUD NRI 1945 dan
Undang-undang yang merupakan peraturan pelaksanaannya.

3. Pengaturan Lebih Lanjut Ketentuan dalam Ketetapan MPR yang tegas menyebutnya
Fungsi Undang-Undang dalam hal ini sesuai dengan pasal 3 (3) ketetapan MPR NO.
III/MPR/2000 tentang sumber Hukum dan tata urutan Peraturan Perundang-Undangan.
Dalam pasal 3 (3) dirumuskan bawa Undang-Undang dibuat oleh DPR bersama Presiden
untuk melaksanakan UUD NRI 1945 serta ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia.
Dengan berlakunya perubahan UUD NRI 1945, maka untuk masa mendatang fungsi
udang-undang yang mengatur secara tegas ketentuan dalam ketetapan MPR ini akan hilang,
oleh karena MPR tidak lagi menetapkan garis-garis besar haluan Negara yang biasanya
ditetapkan dalam ketetapan MPR yang bersifat Peraturan.
Saat ini, berdasarkan ketetapan MPR NO.I/MPR/2003 tentang peninjauan terhadap Materi
dan status hukum ketetapan MPR sementara dan ketetapan MPR RI tahun 1960-2002, masih
terdapat sejumlah 14 ketetapan MPRS dan ketetapan MPR yang dinyatakan dalam pasal 2
dan pasal 4 masih berlaku degan persyaratan antara lain tetap berlaku sampai terbentuknya
Undang-Undang yang melaksanakannya.

4. Pengaturan dibidang Materi Konstitusi, seperti :


Organisasi, tugas, dan susunan lembaga (tinggi) Negara.
Tata hubungan antara Negara dan warga negara dan antara warga negara/penduduk
timbal balik.
Fungsi yang terakhir ini merupakan pendapat para ahli yang menyatakan bahwa
pengaturan dibidang materi konstitusi seperti peraturan mengenai organisasi dan susunan
lembaga-lembaga perlu diatur dengan undang-undang.
Contohnya : Undang-undang tentang Mahkamah Agung, Undang-Undang tentang susunan
dan kedudukan MPR, DPR, DPD, DPRD, Undang-undang tentang perpajakan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi peraturan pemerintah pengganti
undang-undang pada dasarnya sama dengan fungsi dari undang-undang. Perbedaan keduanya
terletak pada pembuatnya, Undang-undang dibuat oleh Presiden bersama sama dengan DPR
dalam keadaan normal sedangkan Perpu dibuat oleh Presiden. Perbedaan lainnya yaitu
Undang-undang dibuat dalam suasana (keadaan) normal, sedangkan Perpu dibuat dalam
keadaan kegentingan yang memaksa.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Farida Maria, 2007, Ilmu Per-Undang Undangan, Kanisius, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai