CABANG TIDORE
OLEH
PURNINGSIH RASID
CABANG TERNATE
2018
KATA PENGANTAR
Salawat serta salam patutlah kita curahkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW, sang kekasih Allah yang dalam dirinya terdapat Uswatun Hasanah, pemberi
contoh yang baik bagi seluruh umat manusia, kelahirannya merupakan kabar
gembira sebab beliau mampu mengeluarkan manusia dari zaman jahiliah yang
penuh dengan kebodohan dan kedzaliman menuju peradaban yang penuh dengan
ilmu dan pengetahuan. Beliau pula sebagai pembawa risalah dan Agama Allah
SWT.
Terima kasih yang sebesar besarnya penulis ucapkan kepada kedua orang
tua, mama dan papa sebab tiada mungkin penulis mampu hidup seorang diri
jikalau bukan karena kasih sayang dan cinta dari kedua orangtua. Tiada mungkin
dapat terhitung kebaikan dan pengorbanan kedua orang tua, terutama untuk mama
yang telah merelakan rahimnya sebagai tempat tinggal ku Sembilan bulan
lamanya, dengan bersusah payah melahirkan lalu membesarkan dengan tulus dan
ikhlas. Papa yang telah berkerja keras membanting tulang untuk member makan,
pakaian dan rumah tempat tinggal untuk kami sekeluarga. Ya Allah
perkenankanlah orangtua ku untuk menempati surge Mu kelak, semoga Engkau
ridha terhadap mereka dan menjadikan mereka sebagai hamba mu yang beriman
i
lagi bertaqwa, panjangkanlah umur mereka dan sayangilah mereka untuk
selamanya amin.
Tak lupa pula penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh
kanda dan yunda yang telah mengajari dan memberi motivasi kepada penulis
selama bergabung dalam HMI sejak tahun 2016 silam, tanpa kanda dan yunda
makan penulis takkan dapat berproses dengan maksimal, maka rasa hormat akan
selalu tertanam kepada kanda dan yunda, semoga Allah Azza wa Jalla meridohi
perjuangan kita serta memberikan kemajuan dan kejayaan pada himpunan
mahasiswa islam, serta memberikan syafaat kepada pendirinya bapak Prof.
Drs. Lafran Pane serta tokoh-tokoh lainnya yang telah aktif memperjuangkan
himpunan ini. Akhir kata semoga Allah meridohi dan memudahkan segala
aktifitas kita sehari hari, dan Insha Allah makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa
saja yang mau membacanya, apabila terdapat kekeliruan sekiranya dapat
diperbaiki kedepan. Sekian
Purningsih Rasid
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ..................................................................................... 21
B. Saran ............................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
perempuan bersaing dan mendapatkan tempat diranah publik? Apa saja
peran dan kegunaan perempuan dalam ranah publik, sebaliknya sebagai
umat yang beragama khususnya Islam itu sendiri apakah memperbolehkan
perempuan untuk bekerja diruang publik? Yang menjadi dasar pertanyaan
adalah apakah perempuan bekerja diruang publik atas kehendak dirinya
sendiri ataukah keterpaksaan karena tidak mampu memenuhi kebutuhan
hidup yang menunjukan bahwa laki-laki tidak mampu menghidupi kaum
perempun dan tidak dapat menafkahi atau dalam skala yang lebih besar
pemerintah tidak mampu memberikan kesejahteraan kepada masyarakat
sehingga tingkat kemiskinan meningkat dan perempuan hidup dalam
keterbatasan materi hingga harus keluar membanting tulang.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan perempun yang akan dibahas dalam makalah ini adalalah
mengenai:
1. Bagaimanakah perkembangan sejarah perempuan?
2. Bagaimana Keagungan Perempuan dalam Islam?
3. Bagaimana Peran Gender dalam pemberdayaan perempuan di
Ruang Publik?
4. Bagaimana peran Perempuan di Ruang publik?
2
C. Tujuan Penulisan
Tujuan ditulisnya makalah ini adalah untuk:
1. Memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai peran
perempuan dalam ranah publik
2. Memperbaiki konstruksi berpikir pembaca mengeni perempuan
agar sekiranya perempuan tidak dimarjinalkan
3. Sebagai kelengkapan dan syarat mengikuti LK-II
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan yang diharapkan dari makalah ini adalah dapat:
1. Menambah wawasan siapa saja yang ingin membacanya
2. Sebagai bahan bacaan bagi Korps HMI-Wati
3. Sebagai referensi tambahan dalam mempelajari “peran perempuan
dalam ranah publik”
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perempuan
Sejarah perempuan dalam Peradaban kuno dari masa ke masa
menunjukan bahwa status social perempuan selalu mengalami perubahan.
Walaupun perempuan sedikit dihormati, namun sering pula mendapat
perlakukan kasar. Sejarah menunjukan bahwa kedudukan perempuan
diberbagai belaham dunia memiliki kesamaan. Seperti halnya pada masa
jahiliyah perempuan dijadikan budak, warisan dan diperjual belikan.
Banyak orang yang tidak memiliki prikemanusiaan terhadap perempuan,
sering kali perempuan disusahkan dengan alasan tradisi dan adat istiadat.
Kedudukan perempuan dalam peradaban kuno diberbagai belahan dunia
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Peradaban Yunani
Kedudukana perempuan dalam peradaban Yunani sangat rendah
dan jauh dari laki-laki. Para penulis dan penyair yunani menuliskan
dengan penuh sindiran mengenai perempuan. Dalam pandangan yunani
seorang perempuan memiliki 2 tujuan utama dalam hidupnya yaitu
menjadi seorang ibu dan mengurusi rumah tangga. Tanpa adanya
keleluasaan dalam ranah publik. Walaupum bangsa yunani tekenal dengan
kepandaiannya namun hal ini tidak mempengaruhi cara pandang mereka
terhadap perempuan.
4
Para filsuf yunani seperti Plato yang bermazhab rasional
menyamakan derajat perempuan dengan para anak-anak dan budak. Dan
menyatakan bahwa kaum laki-laki lebih unggul dari pada perempuan. Hal
ini sejalan dengan pemikiran Aristoteles yang menyatakan “sifat keibuan
tidak menciptakan kemampuan intelektual pada kaum perempuan, oleh
karena itu pendidikannya harus dibatasi pada ranah rumah tangga, menjadi
seorang ibu, mengasuh anak dan tugas sejenisnya. Dari penjelasan diatas
dapat disimpulkan bahwa dalam peradaban yunani perempuan baru
bergerak dalam ranah domestic belum memasuki ranah publik dan
mengambil peranannya.
5
Nasib perempuan dalam kalangan jelata yang ingin menikah akan
dibawa ke pasar untuk dilelang kepada laki-laki mereka dianggap
sebagai mesin penghasil bayi dan dibebani banyak pekerjaan. dan setara
dengn budak. Herodotus melaporkan bahwa ketika bangsa Babilonia
diserang dalam pertumpuran mereka akan membunuh para istri untuk
menghemat persediaan makanan. sedangkan nasib perempuan dalam
kasta atas mereka hidup dalam kungkungan keluarga dan sangat
tertutup dengan kehidupan luar. Dan apabila hendak keluar rumah
mereka akan dikawal oleh para pelayan yang telah dikebiri untuk
menghilangkan nafsu birahinya. Walaupun demikian perempuan masih
diberikan kebebasan untuk keluar rumah kapan saja tanpa ijin suami
untuk keperluan rumah tangga.
3. Peradaban Romawi
6
Perempuan mendapat penolakan dalm setiap aspek kehidupan.
Seorang istri tidak mempunyai hak untuk menuntut kekayaan suaminya
setalah suaminya meninggal, dan suaminya pun dapat mencabut hak
waris atas dirinya. Bangsa Romawi mengganggap perempuan sebagai
orang yang pembawaanya tidak pandai. Seoarang perempun hanya akan
dihargai sebagai seoarang “ibu keluarga” apabila ia benar-benar patuh
dan mencurahkan seluruh hidupnya untuk keluarga.
4. Peradaban Mesir
Mesir sangat menghormati dan menjunjung tinggi perempuan,
mereka dianggap sebagai alasan keberlangsungan hidup laki-laki. Dan
memiliki kedudukan yang tinggi dalam keluarga dan masyarakat.
Mendapatkan status hukum yang sah dan diakui oleh Negara. Tuhfah
Ahmad as-Sa’id Handusan menyatakan bahwa risalah mengenai
peradaban Mesir yang dilihat dari berbagai lukisan maupun pahatan
menggambarkan kesan tentang hubungan keluarga yang kuat dan
harmmonis. Ada yg menggambarkan kehidupan didalam rumah,
diruang keluarga dan adapula yang sedang berjalan diladang bersama
suaminya. Perempuan Mesir sngat patuh dan berkhidmat pada sang
suami.
7
B. Keagungan Perempuan dalam Islam
Sebelum Islam datang seperti yang telah dipaparkan diatas bahwa
perempuan mengalami kondisi yang memprihatinkan baik di jazirah
Arab maupun daerah lainnya. Ketika para perempuan Amerika dan
Eropa menyuarakan. Persamaan hak mereka dengan laki-laki tanpa
disadari Islamlah yang terlebih dahulu mengakomodasi hak-hak itu.
Islam mengangkat derajat seorang wanita memberinya kebebasan,
kehormatan serta kepriadian yang independen. Islam mengajarkan
prinsip kesetaraan anatara laki-laki dan perempuan bahwasanya amal
perbuatan manusia baik laki-laki maupun perempuan adalah sama da
akan diterima oleh Allah SWT, sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an
surat An-Nahl (16) ayat 97
ً ص ِل ًحا ِمن ذَك ٍَر أَ ْو أُنث َ َٰى َوه َُو ُمؤْ ِم ٌن فَلَنُحْ ِي َينَّ ۥهُ َحيَ َٰوة ۟ ُس ِن َما كَان
َ َٰ وا َم ْن َع ِم َل َ ْهُم ِبأَح
َط ِي َبةً َولَنَجْ ِز َينَّ ُه ْم أَجْ َر َي ْع َملُون
َ
8
pada diri seorang perempuan Islam datang dan menetapkan kemuliaan
perempuan dan mempertegas jati diri kemanusiaannya, sehingga perempuan
mendapatkan takhlif, tanggung jawab, balasan dan berhak masuk surga.
َّ َ ج هَ ا َو ب
ث ِم ن ْ هُ َم ا َ ق ِم ن ْ هَ ا َز ْو ِ اس ا ت َّق ُ وا َر ب َّ ك ُ م ُ ا ل َّ ِذ ي َخ ل َ ق َ ك ُ مْ ِم ْن ن َ ف ْ ٍس َو
َ َ اح د َ ة ٍ َو َخ ل ُ َّ ي َ ا أ َي ُّ هَ ا ال ن
ت ِمنَ َي ْع َم ْل َو َم ْن َّ ُظلَ ُمونَ َو ًَل ْال َجنَّةَ َيدْ ُخلُونَ فَأُو َٰ َلئِكَ ُمؤْ ِم ٌن َوه َُو أ ُ ْنثَ َٰى أ َ ْو ذَك ٍَر ِم ْن ال
ِ صا ِل َحا ْ يرا ي
ً نَ ِق
9
Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki
maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke
dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.
10
laki-laki, ditanggung nafkahnya dicukupi segala kebutuhnya ketika
menikah dia akan dijaga oleh sang suami sehingga seorang
perempuan tidak perlu bersusah payah bertarung dalam dunia
ekonomi dan pekerjaan karena keterpaksaan untuk membiayai
hidupnya. Perempuan menikmati kehidupannya berbakti pada
kedua orang tua, memperoleh ilmu pengetahuaan dan menjadi istri
sholeha.
c. Islam menjaga Moral dan perasaan wanita, mensucikannya dan
melindunginya dari orang-orang yang ingin mengotori. Oleh
karena itu Islam mewajibkan wanita untuk menjaga pandangan dan
kemaluannya, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat An-
Nur ayat (24): 31.
َ ار هِ َّن َو ي َ ْح ف َ ظْ َن ف ُ ُر و
ج هُ َّن َو ًَل ي ُ ب ْ ِد ي َن ِز ي ن َ ت َهُ َّن ِ صَ ْ ض َن ِم ْن أ َب ِ َو ق ُ ْل ل ِ ل ْ ُم ْؤ ِم ن َا
ْ ُت ي َ غ ْ ض
إ ِ ًَّل
ت أ َي ْ َم ا ن ُ هُ َّن أ َ ِو ال ت َّ ا ب ِ ِع ي َن غَ ي ِْر أ ُو لِ ي
ْ َ أ َ ْو ب َ ن ِ ي أ َ َخ َو ا ت ِ ِه َّن أ َ ْو ن ِ س َ ا ئ ِ ِه َّن أ َ ْو َم ا َم ل َ ك
ْ
ِاْلِ ْر ب َ ة
11
menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka,
atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara
lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-
wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan
laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak
yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.
Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntung.
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu
bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya
dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga
puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh
tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau
yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku
dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku
12
dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat
kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".
13
Seorang perempuan dan muslimah yang baik tidak boleh menyia-
nyiakan hak suaminya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda
14
C. Peran Gender dalam pemberdayaan perempuan di Ruang Publik
Gender adalah suatu konsep yang menunjuk pada suatu system
peranan dan hubungannya antara perempuan dan laki-laki yang tidak
ditentukan oleh perbedaan biologis akan tetapi pada lingkungan social,
politik, dan ekonomi. Sedangkan prespektif gender adalah untuk
membedakan segala sesuatu yang normative dan biologis dan segala
sesuatu yang merupakan produk sosio-budaya dalam bentuk kesepakatan
normative dan fleksibilitas social yang dapat ditransformasikan.
Ketidakadilan gender yang menimpah kaum perempuan telah
berpengaruh terhadap kondisi bangsa Indonesia. Oleh karena itu
pemerintah mengupayakan adanya pengarusutamaan gender dan
pentingnya prespektif gender dalam setiap lini kehidupan. Pengintegrasian
gender sudah menjadi salah satu strategi pembangunan di Indonesia dalam
rencana pembangunan jangka menegah 2010-2014. Bahkan secara
eksplisit telah ada sejak tahun 2000 dalam Dokumen Program
Pembangunan Nasional (propenas). Hingga terbitnya Inpres No.9 tahun
2000 tentang PUG (Pengarusutamaan Gender) menunjukan bahwa
pemerintah mendukung secara penuh kebebasan perempuan dalam ranah
Publik. Serta mencegah kesenjangan gender dalam ketenagakerjaan,
bidang pendidikan, bidang kesehatan, dan lainnya.
15
Factor yang mempengaruhi pemberdayaan perempuan terbagi
menjadi dua yaitu factor internal dan factor eksternal. Factor internl
berbicara pada kesiapan seoarang perempuan mengadapi tantangan yang
mengharuskan dirinya memiliki pengetahuan (kognitif), keterampilan
(skill) dan mental (afektif). Sedangkan factor eksternal dapat berupa
lingkungan eksternal yang diharapkan kondusif bagi upaya pemberdayaan
perempuan. Pada akhirnya Gender telah merubah pola pikir masyarakat
awan yang awalnya menindas perempuan kemudian memberinya keluasan
dalam berkarya, walaupun pada awalnya jauh sebelum isu Gender
berkembang Islam telah memuliakan perempuan dan mempermudah
dalam segala aspek positif.
16
wanita atau perempuan itu sendiri merasa tidak memerlukan kehadiran
seorang pria.
17
Seorang suami diwajibkan untuk memenuhi sandang, pangan dan
tempat tinggal yang dibutuhkan isrinya Allah subhanahu wa Ta’ala
berfirman
18
“Dan wanita itu menjaga (penanggung jawab) rumah suaminya
dan dia akan dimintai pertanggung jawaban atas penjagaan itu”.
d. Tidak tabarruj dan tidak membuka aurat
Tabarruj yaitu sifat wanita yang suka menampakan perhiasannya
(tubuh/pakaian), bejalan berlenggok lenggok dan menmpakan
keelokan tubuhnya. Hal ini sangat dilarang.
19
yang baik dalam setiap profesinya karna pada dasarnya perempuan memiliki
kedudukan yang sama dimata Negara dan Hukum.Peran dan keharusan
keterlibatan perempuan dalam politik diatur pada pasal 27 UUD 1945 yang
menyatakan “segala warga Negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya.” Sejalan dengan hal itu Undang-Undang Pemilu dan Undang-
Undang Partai politik juga telah memberikan kesempatan kepada perempuan
untuk turut aktif dalam ranah publik.
UU No.2 tahun 2008 tentang partai politik, pasal 2 ayat (5) menegaskan
bahwa kepengurusan partai politik tingkat pusat disusun dengan menyertakan
paling rendah 30% keterwakilan perempuan. Hal ini juga sama untuk tingkat
provinsi dan kabupaten/kota.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
21
dan professional dalam menjalankan tugasnya, hukum yang berlaku di
Indonesia telah menjamin secara legal hak perempuan terutama dalam
ranah politik dengan keterwakilan 30% di parlemen dan dalam
pencalonan anggota DPR.
B. Saran
Saran yang ingin disampaikan penulis adalah mari menjadi perempuan
cerdas yang tanggung dalam menghadapi perkembangan zaman, mampu
beradaptasi dan bertahan, dengan mengembangkan potensi sesuai fitarh
perempuan, berbuat baik dimana saja dan tidak mengenal permusuhan.
(hidup perempuan merdeka).
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali al-Allawi, Muhammad. 2002. The Great Women. Jakarta: Pena Pundi Aksara.
Umar Nasif, Fatimah. 2001. Menggugat Sejarah Perempuan. Jakarta: Cendekia Sentra
Muslim.
Vitalaya S Hubeis, Aida. 2010. Pemberdayaan Perempuan dari Masa Ke Masa. Bogor : IPB
Press
Wadud, Aminah. 2001. Quran Menurut Perempuan. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta